Anda di halaman 1dari 63

Blok 5.

1 Sistem Gastrointestinal

TUTORIAL
KASUS 2
Kelompok 1
07

ANGGOTA
Cinta Hikari Andini (10921004)
Dhiya Adilah Junka Fitri (10921019)
Muhammad Alif Istiklal (10921024)
Novian Firmansyah Wijaya (10920017)
Wanda Nurfadilah (10920024)
Wahyuni Hulfhatul Prima (10921031)
SKEMA
KASUS
07
07

SKEMA
PATOFISIOLOGI
DIAGNOSIS
KERJA
01

APPENDISITIS
Appendicitis adalah inflamasi pada apendiks vermiformis yang berada di ujung
caecum. Perkembangan proses inflamasi dapat menyebabkan abses, obstruksi,
peritonitis dan sepsis jika tidak diobati.

Etiologi:
1. Obstruksi lumen oleh fekalit atau hipertrofi jaringan limfoid yang menyebabkan
inflamasi
2. Tumor di appendis seperti tumor karsinoma, appendiceal adenokarsinoma,
parasit intestinal, dan pembesaran limfatik.
3. E. colli dan Bacteroides spp.
01

APPENDISITIS
Epidemiologi:
1. Usia 4-45 tahun.
2. Rata-rata 28 tahun.
3. Insidensi 233/100. 000 orang
4. Pria > wanita
Anamnesis PF

1. Mual Nyeri tekan


2. Muntah Nyeri pindah
3. Nyeri kanan bawah Psoas sign (+)
4. Anoreksia McBurney (+)
5. Demam Suhu >38 derajat
PP TATALAKSANA

1. LEUKOSIT >15.000 Ceftriaxone 2 g IV/hari


2. USG: diameter appendix lebih dari Metronidazole 500 mg IV/ 8 jam
6 mm
3. CT scan: Appendix lebih dari 6
mm.
01

APPENDISITIS
Komplikasi:
1. Abses posoperatif
2. Hematoma
3. Jika tidak dilakukan penatalaksaan, dapat terjadi:
a. Fistula enterocutaneus
b. Difus peritonitis
c. Sepsis
4. Respiratory distress syndrome
5. Sepsis
01

PERITONITIS
Peritonitis didefinisikan sebagai proses peradangan pada peritoneum yang
disebabkan oleh zat iritan seperti bakteri, jamur, virus, talk, obat-obatan, granuloma,
dan benda asing.

Etiologi:
1. Helicobacter pylori
2. Duodenal perforation
3. Ruptur appendix
4. TB perforation
5. Tumor perforation
6. Pankreatitis akut
7. Diverkulitis akut
8. Pelvic Inflammatory disease.
01
KLASIFIKASI PERITONITIS
EPIDEMIOLOGI ANAMNESIS

1. Pria > Wanita Anoreksia


2. 19-70 tahun Mual
Muntah
Nyeri pindah
PF PP

1. Suhu diatas 38 derajat Leukosit meningkat lebih 11.000/mL


2. Takikardia Kultur
3. Nyeri pada perabaan
4. Bunyi usus mungkin ada atau
tidak ada
5. Nyeri batuk
6. Nyeri gerak
7. Nyeri lepas
KOMPLIKASI TATALAKSANA

1. Dehidrasi Ceftriaxone 2 g IV/hari


2. Septic Metronidazole 500 mg IV/ 8 jam
3. Gagal organ Sebelum operasi:
4. Paralitik ileus Ondansetron 4 mg
5. Burst abdomen tramadol 70 mg
6. Surgical site infection
7. Fistula enterocutaneus
8. Hepatorenal syndrome
DIAGNOSIS
BANDING
DIVERTIKULITIS
DEFINISI
Divertikulitis merupakan peradangan pada
diverticula yang terletak di usus besar dan dapat
mengakibatkan benjolan atau luka.
Diverikula merupakan kantung kecil yang
menonjol di dinding bagian dalam usus.
Pembentukan divertikula dipengaruhi berbagai
faktor seperti gangguan motilitas kolon, disbiosis
bakteri usus, faktor genetik, dan inflamasi.
EPIDEMIOLOGI
Divertikulitis terjadi pada sekitar 4% hingga 15% pasien dengan
divertikula, dan insidennya meningkat seiring bertambahnya
usia. Rata-rata, pasien yang dirawat karena divertikulitis
berusia sekitar 63 tahun.
Etiologi Faktor Resiko

Dapat terjadi karena kelainan Usia


peristaltic seperti, diskenesia usus, Faktor genetik
tekanan intraluminal segmental yang Penggunaan obat-obatan : aspirin &
tinggi. Meski penyebab pasti belum OAINS
diketahui, tetapi hal itu dikaitkan Obesitas
dengan faktor lingkungan dan gaya Diet rendah serat
hidup Merokok
Kurang olahraga
GEJALA KLINIS
Nyeri pada perut yang bertambah parah
sesaat setelah makan atau ketika bergerak
Sembelit, diare, atau keduanya
Perut kembung atau perut terasa dipenuhi gas
Demam
Nyeri perut yang semakin parah dan
berkelanjutan
Mual dan muntah
Tinja mengandung darah dan lendir
Perdarahan pada dubur
TATALAKSANA
Penanganan yang diberikan disesuaikan dengan tingkat
keparahan divertikulitis yang dialami pasien. Jika pasien
mengalami gejala ringan dan tidak ada tanda komplikasi,
maka pengobatan yang diberikan dapat berupa:
Obat-obatan : Paracetamol bila demam, antibiotik
untuk infeksi.
Diet tinggi cairan dan hindari makanan padat.
Jika gejala semakin parah atau divertikulitis telah
menimbulkan komplikasi, maka diperlukan perawatan
lebih lanjut rumah sakit.
PENCEGAHAN

Belum diketahui dengan pasti cara untuk mencegah


diverkulitis sepenuhnya. Tetapi, ada beberapa cara yang
dapat dilakukan untuk mengurangi risiko terkena kondisi
ini, yaitu:
Konsumsi makanan tinggi serat
Perbanyak minum air
Lakukan olahraga secara rutin
Hindari rokok.
KOMPLIKASI

Kumpulan nanah di diverticula


Terbentuk saluran tidak normal antara usus besar
dengan kandung kemih, vagina, atau usus kecil
Penyempitan yang terjadi pada usus besar
Infeksi di dalam rongga perut (peritonitis)
Perdarahan pada dubur berkelanjutan
INFLAMMATORY BOWEL DISEASE (IBD)
DEFINISI
Inflamasi kronis dan berulang pada
usus halus dan kolon yang belum
diketahui penyebabnya dengan gejala
sakit perut dan diare.
Dapat dibedakan menjadi;
Chron Diesease (CD)
Ulcerative Colitis (UC)
05

PERBEDAAN CD DAN UC
05

PERBEDAAN CD DAN UC
Epidemiologi Etiologi
IBD sering terjadi pada orang dengan IBD secara pasti belum diketahui,
sosial ekonomi baik, tidak merokok, diduga IBD merupakan hasil dari
penguna kontrasepsi oral dan orang interaksi kompleks antara:
dengan diet rendah serat. Data IBD di Genetik
Indonesia, berdasarkan Peran microbiota usus
laporan rumah sakit, Simadibrata Sistem imunitas
(Jakarta) terdapat 5.2% kasus CD dan Faktor lingkungan yang spesifik
UC dari Jumlah kolonoskopi di RSCM.
PATOGENESIS
GEJALA KLINIS

Gejala Intestinal Gejala ekstraintestinal


Diare kronik (dengan Arthritis
atau tanpa darah) Uveitis
Nyeri perut Pyoderma gangrenosum
Mual muntah Eritema nodosum
Kolangitis

Gejala sistemik
Anemia
Demam
Gangguan nutrisi
GAMBARAN HISTOPATOLOGI
UC = infiltrasi sel inflamasi pada submukosa,
basal plasmacytosis, cryptitis, abses kripta,
mukosa rata, mukosa erosi, mukosa ulserasi,
penipisan musin, sel goblet menghilang, kripta
distorsi atau menghilang, permukaan irregular
atau viliformis, dan penebalan muskularis
mukosa.
CD = infiltrasi sel inflamasi pada transmural,
abses kripta, ulkus, fistula, sel goblet meningkat,
vili tumpul, submucosa fibrosis, udem, radang
pembuluh darah dan limfatik, hiperplasia neuron,
agregasi limfoid, granuloma.
TATALAKSANA
Farmakoterapi
Asam amino salisat, kortikosteroid, imunomodulator,
antibiotik, probiotik dan terapi biologi, pemberian
farmakoterapi tergantung pada derajat keparahan penyakit.
Nutrisi
Pemberian nutrisi pada CD merupakan terapi primer atau
tambahan dan pada UC merupakan terapi tambahan.
Operatif
Operasi dilakukan pada perdarahan gastrointestinal yang
tidak terkontrol, perofrasi usus, obstruksi, efek samping obat,
dan yang tidak respon dengan farmakoterapi.
PELVIC
INFLAMMATORY
DISEASE
DEFINISI

Disebut juga penyakit Radang Panggul


merupakan infeksi pada alat genital atas.
Proses penyakitnya dapat meliputi
endometrium, tuba falopi, ovarium,
miometrium, parametria, dan peritonium
panggul.
PID sering terjadi pada akhir periode
menstruasi
FAKTOR RESIKO
ETIOLOGI · Multi partner
Bakteri penyebab tersering adalah · Usia muda
Neisseria Gonorrhoeae dan Chlamydia · Riwayat infeksi menular seksual (ims)
trachomatis yang menyebabkan · Abortus
· Fertilisasi in vitro
peradangan dan kerusakan jaringan
· Penggunaan KB IUD
sehingga menyebabkan berbagai
· Aktinomikosis (infeksi bakteri)
bakteri dari leher rahim maupun
· Skistosomiasis (infeksi parasit)
vagina.
· Tuberculosis
JENIS PID
Salpingitis
Mikroorganisme yang menyebabkan salpingitis adalah Neisseria
Gonorrhoeae dan Chlamydia trachomatis. Salpingitis timbul pada remaja
yang memiliki pasangan seksual yang multiple dan tidak menggunakan
kontrasepsi.

Abses tuba ovarium


Abses ini sering muncul setelah salpingitis namun lebih sering karena
infeksi adnexa yang berulang. Pasien dalam keadaan asimtomatik atau
dalam keadaan septic syok, ditemukan 2 minggu setelah menstruasi dengan
nyeri pelvis dan abdomen, mual, muntah, demam dan takikardi. Seluruh
abdomen tegang dan nyeri
MANIFESTASI KLINIS
Keluar cairan dari vagina dengan warna, konsistensi dan bau yang
abnormal
Perdarahan menstruasi yang tidak teratur atau spotting (bercak-bercak
kemerahan di celana dalam
Kram karena menstruasi
Nyeri ketika melakukan hubungan seksual
Perdarahan setelah melakukan hubungan seksual
Nyeri punggung bagian bawah
Rasa lelah yang berlebihan
Nafsu makan berkurang
Sering berkemih
Nyeri ketika berkemih
TATALAKSANA

Pemberian antiobiotik spesifik dan analgesik


Diikuti terapi oral selama 10-14 hari
Rendam duduk dan kompres panas pada abdomen bag. Bawah dan punggung
Tirah baring dg posisi semi fowler 
Laparoskopi
KOMPLIKASI
· Infertilitas
· Kehamilan ektopik
· Nyeri panggul kronis
· Perihepatitis
· Abses tuba ovarium
· Reiter's syndrome
· Persalinan prematur
HERNIA INGUINALIS
02
DEFINISI

Merupakan penyakit protusi


(penonjolan) organ intestinal masuk
ke rongga melalui defek atau bagian
dinding yang tipis atau lemah dari
cincin inguinalis.
ETIOLOGI
Kongenital
Kanalis inguinalis adalah kanal yang normal pada fetus. Pada bulan ke 8
kehamilan terjadi desensus testis melalui kanalis inguinalis. Penurunan
testis tersebut akan menarik peritoneum ke daerah skrotum sehingga
terjadi penonjolan.

Akuisial (Didapat)
1. Peninggian tekanan intra abdomen kronik
2. Anulus inguinalis internus
3. Kelemahan otot dinding perut
4. Konstitusi tubuh
5. Banyaknya preperitoneal fat pada orang gemuk
JENIS HERNIA INGUINALIS

Hernia Inguinalis Direk (Medialis)

Hernia ini merupakan jenis hernia yang didapat (akuisita) disebabkan


oleh faktor peninggian tekanan intra abdomen kronik dan kelemahan
otot dinding di trigonum Hesselbach. Jalannya langsung (direct) ke
ventral melalui annulus inguinalis subcutaneous. Hernia ini sama sekali
tidak berhubungan dengan pembungkus tali mani, umumnya terjadi
bilateral, khususnya pada laki-laki tua. Hernia jenis ini jarang, bahkan
hampir tidak pernah, mengalami inkarserasi dan strangulasi.
Hernia Inguinalis Indirek (Lateralis)

Hernia ini disebut lateralis karena menonjol dari perut di lateral pembuluh
epigastrika inferior. Dikenal sebagai indirek karena keluar melalui dua pintu
dan saluran, yaitu anulus dan kanalis inguinalis. Pada pemeriksaan hernia
lateralis akan tampak tonjolan berbentuk lonjong.

Hernia Pantalon

Merupakan kombinasi hernia inguinalis lateralis dan medialis pada satu sisi.
Kedua kantung hernia dipisah oleh vasa epigastrika inferior sehingga berbentuk
seperti celana. Keadaan ini ditemukan kira-kira 15% dari kasus hernia
inguinalis. Diagnosis umumnya sukar untuk ditegakkan dengan pemeriksaan
klinis, dan biasanya baru ditemukan sewaktu operasi.
GEJALA KLINIS
Tanda pasti dari sebuah hernia adalah munculnya benjolan saat tekanan perut
meningkat, benjolan akan hilang saat berbaring & rileks. Tanda ini sudah ada
sejak awal terbentuknya hernia walaupun belum memberikan gejala lain.
Seiring dengan waktu benjolan ini terus membesar & turun melalui celah
sampai ke kantung buah zakar, saat ini mulai muncul gejala rasa yang tidak
enak di perut atau mulas karena isi perut tertarik keluar terlalu jauh & sangat
teregang.
Gejala yang harus diwaspadai adalah saat isi hernia terjepit, saat ini akan terasa
nyeri hebat di sekitar benjolan, perut kembung, tidak bisa buang angin, diikuti
dengan muntah, gejala ini adalah kondisi emergency yang memerlukan operasi
segera.
DIAGNOSIS
Penderita diminta untuk mengejan, bila saat mengejan muncul benjolan maka
diagnosa sudah pasti hernia. Bila dengan dilihat belum jelas atau masih
meragukan adanya hernia maka melakukan pemeriksaan jari dengan teknik
tertentu:

Finger Test
Menggunakan jari ke 2 atau jari ke 5. Dimasukkan lewat skrotum melalui anulus
eksternus ke kanal inguinalis. Penderita diminta batuk bila impuls di ujung jari
berarti hernia inguinalis, jika impuls di samping jari hernial inguinalis medialis.
DIAGNOSIS
Ziemen Test
Penderita dalam posisi berbaring. Bila ada benjolan masukkan dulu, hernia akan
diperiksa dengan tangan kanan. Penderita diminta batuk bila rangsangan atau
dorongan diberikan.

thumb Test
Annulus ditekan dengan ibu jari dan penderita diminta mengejan bila keluar
benjolan berarti Hernia Inguinalis Medialis, bila tidak ada benjolan berarti
Hernia Inguinalis Lateralis.
TATALAKSANA
Konservatif
1. Reposisi
2. Bantuan Penyangga

Operatif
Herniotomy : yaitu dilakukannya pembebasan kantung hernia sampai ke
lehernya, kantung dibuka dan isi hernia dibebaskan kalau ada perlekatan,
kemudian direposisi. Kantong hernia dijahit-ikat setinggi mungkin lalu
dipotong.
Hernioplasty : yaitu dilakukannya tindakan memperkecil annulus inguinalis
internus dan memperkuat dinding belakang kanalis inguinalis.
BASIC SCIENCE
REGIO ABDOMEN
ANATOMI APENDIX
APENDIKS VERMIFORMIS MELEKAT PADA BAGIAN DORSOMEDIAL KE UJUNG
SEKUM, TEMPAT KETIGA TAENIAE BERTEMU. PANJANGNYA 2 SAMPAI 15 CM
DAN SERING TERLETAK INTRAPERITONEAL RETROCECAL (65%) ATAU DI
PANGGUL KECIL (30%). APENDIKS MELEKAT PADA DINDING POSTERIOR
ABDOMEN MELALUI MESOAPENDIKS. DI SINI TAENIAE, HAUSTRA, LIPATAN
SEMILUNAR DAN LAMPIRAN EPIPLOICAE SEMUANYA TIDAK ADA.
ANATOMI APENDIX
APENDIKS DIPERDARAHI OLEH ARTERI APENDIKULAR (SEMUA CABANG
ARTERI ILEOKOLIK DARI ARTERI MESENTERIKA SUPERIOR).
USUS BUNTU DIPERSARAFI OLEH PLEKSUS MESENTERIKA SUPERIOR,
SEDANGKAN SERABUT PARASIMPATIS BERASAL DARI SARAF VAGUS (SARAF
KRANIAL X).
HISTOLOGI APENDIX
APENDIKS TERSUSUN ATAS EMPAT LAPISAN, YAITU LAPISAN MUKOSA,
SUBMUKOSA,
GAMBARAN HISTOLOGI APENDIKS SERUPA DENGAN GAMBARAN HISTOLOGI
KOLON.
MUSKULARIS EKSTERNA DAN SEROSA
HISTOLOGI APENDIX
APENDIKS TERSUSUN ATAS EMPAT LAPISAN, YAITU LAPISAN MUKOSA,
SUBMUKOSA,
GAMBARAN HISTOLOGI APENDIKS SERUPA DENGAN GAMBARAN HISTOLOGI
KOLON.
MUSKULARIS EKSTERNA DAN SEROSA
ANATOMI
PERITONEUM
PERITONEUM TERDIRI ATAS MEMBRAN SEROSA YANG MELAPISI RONGGA
PERUT. PERITONEUM TERDAPAT SEL-SEL MESOTHELIAL YANG DIDUKUNG
OLEH LAPISAN TIPIS JARINGAN FIBROSA DAN SECARA EMBRIOLOGIS
BERASAL DARI MESODERM. PERITONEUM BERFUNGSI UNTUK MENOPANG
ORGAN PERUT DAN BERPERAN SEBAGAI SALURAN JALANNYA SARAF,
PEMBULUH DARAH, DAN SALURAN LIMFATIK. PERITONEUM TERDIRI DARI 2
LAPISAN DENGAN RUANG POTENSIAL DI ANTARA KEDUANYA. RUANG
POTENSIAL ANTARA KEDUA LAPISAN TERSEBUT MENGANDUNG SEKITAR 50
HINGGA 100 ML CAIRAN SEROSA UNTUK MENCEGAH GESEKAN.
ANATOMI
PERITONEUM
PERITONEUM PARIETAL MENERIMA DARAH DARI PEMBULUH DARAH DINDING PERUT,
TERMASUK ARTERI ILIAKA, LUMBAL, EPIGASTRIK, DAN INTERKOSTAL. PERITONEUM
VISCERAL MENERIMA SUPLAI DARI ARTERI MESENTERIKA SUPERIOR DAN INFERIOR.
KEDUA BAGIAN PERITONEUM JUGA BERBEDA DALAM DRAINASE VENANYA: PERITONEUM
PARIETAL BERMUARA KE VENA CAVA INFERIOR SEDANGKAN PERITONEUM VISCERAL
BERMUARA KE VENA PORTAL.
PERITONEUM MEMILIKI PERSARAFAN SOMATIK DAN OTONOM YANG MEMBANTU
MENJELASKAN MENGAPA BERBAGAI PATOLOGI PERUT, SEPERTI PERITONITIS ATAU
RADANG USUS BUNTU MUNCUL SEPERTI ITU. PERITONEUM PARIETAL MENERIMA
PERSARAFAN DARI SARAF TULANG BELAKANG T10 HINGGA L1. PERSARAFAN INI
BERSIFAT SOMATIK DAN MEMUNGKINKAN TERJADINYA SENSASI NYERI DAN SUHU YANG
DAPAT DILOKALISASI. PERITONEUM VISCERAL MENERIMA PERSARAFAN OTONOM DARI
SARAF VAGUS DAN PERSARAFAN SIMPATIS YANG MENGAKIBATKAN SULITNYA
MELOKALISASI SENSASI PERUT YANG DIPICU OLEH DISTENSI ORGAN.
HISTOLOGI
PERITONEUM
PERITONEUM DIBAGI MENJADI DUA BAGIAN SECARA HISTOLOGI YAITU
JARINGAN IKAT DAN MESOTHEL. JARINGAN IKAT ATAU JARINGAN SUB
MESOTHEL TERDIRI DARI MATRIKS EKSTRA SELULER YANG TERDIRI DARI
GLIKOPROTEIN, GLIKOSAMINOGLIKAN, PROTEOGLIKAN, KOLAGEN,
FIBROBLAST, MAKROFAG DAN SEL MAST, SERTA JARINGAN LEMAK. DI SUB
SEROSA TERDAPAT PEMBULUH DARAH, SARAF DAN LIMFATIK. LAPISAN
MESOTHEL TERDIRI DARI JARINGAN MESENKIM LONGGAR YANG DIBATASI
OLEH MEMBRANE BASEMENT.
FARMAKOLOGI
RANITIDINE KETOROLAC:
INDIKASI: ranitidine merupakan salah satu jenis obat yang Ketorolac diindikasikan untuk penatalaksanaan jangka pendek
biasanya digunakan untuk mengobati atau mencegah sakit terhadap nyeri akut sedang sampai berat setelah prosedur bedah.
maag, rasa panas diperut, dan sakit pada perut yang Durasi total Ketorolac tidak boleh lebih dari lima hari.
dikarenakan oleh tukak lambung. CARA KERJA:
CARA KERJA: Ranitidine HCI adalah suatu histamin antagonis Bekerja sebagai antiinflamasi, analgesik melalui penghambatan
reseptor H2 yang menghambat kerja histamin secara kompetitif prostaglandin dengan menghambat enzim cyclooxygenase
pada reseptor H2 dan mengurangi sekresi asam lambung. Efek Samping:
Efek Samping: - Saluran cerna : diare, dispepsia, nyeri gastrointestinal, nausea.
• Paling sering: sakit kepala, konstipasi, diare, mual, muntah, - Susunan Saraf Pusat : sakit kepala, pusing, mengantuk, berkeringat.
nyeri perut.
FARMAKOLOGI
PARACETAMOL CEFTRIAXONE
Indikasi:
INDIKASI: infeksi saluran napas, infeksi THT, infeksi saluran kemih, sepsis, meningitis,
Terapi jangka pendek untuk demam dan nyeri derajat ringan- infeksi tulang, sendi dan jaringan lunak, infeksi intra abdominal dll.
sedang. CARA KERJA:
Menghambat sintesis dinding sel bakteri sehingga terjadi kebocoran sel bakteri
CARA KERJA: dan bakteri lisis.
Parasetamol (asetaminofen) merupakan obat analgetik non Kontraindikasi:
narkotik dengan cara kerja menghambat sintesis prostaglandin - Hipersensitif terhadap antibiotik cephalosporin.
terutama di Sistem Syaraf Pusat (SSP). - Neonatus.
Efek Samping:
Efek Samping: - Gastrointestinal : faeces encer / diare, mual, muntah, stomatitis dan glositis.
Malaise, kenaikan kadar transaminase, ruam, reaksi - Kulit : pruritus, urtikaria, dermatitis alergi, udema, eksantem, eritema
hipersensitif, hepatotoksik (overdosis). multiforma.
FARMAKOLOGI
Generasi I : Antibiotik yang efektif terhadap Gram
positif dan memiliki aktivitas sedang terhadap
Gram-negatif.
Generasi II : Aktivitas antibiotik Gram-negatif
yang lebih tinggi daripada generasi-I.
Generasi III : Aktivitas kurang aktif terhadap
kokus Gram-postif dibanding generasi-I, tapi
lebih aktif terhadap Enterobacteriaceae, termasuk
strain yang memproduksi beta-laktamase.
Generasi IV : Aktivitas lebih luas dibanding
generasiIII dan tahan terhadap beta-laktamase.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai