Anda di halaman 1dari 72

AKUT

ABDOMEN
Pembimbing: dr. Efhata S.D. Pohan, Sp.B-KBD

KEPANITERAAN KLINIK ILMU BEDAH


PERIODE 7 SEPTEMBER - 3 OKTOBER 2020
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA
JAKARTA
AKUT ABDOMEN
Nyeri akut abdomen adalah suatu kegawatan
abdomen yang dapat terjadi karena masalah
bedah maupun non bedah, secara definisi pasien
dengan akut abdomen datang dengan keluhan
nyeri abdomen yang terjadi tiba-tiba dan
berlangsung kurang dari 24 jam.
Anatom
i
Anatom
i
Anatom
i
Anatom
i
01
PERITONITIS
PERITONITIS

DEFINISI DAN
EPIDEMIOLOG
I
Definisi Peritonitis

Peritonitis adalah peradangan yang disebabkan oleh infeksi Peritonitis merupakan suatu kegawatdaruratan yang
atau kondisi aseptik pada selaput organ perut biasanya disertai dengan bakteremia atau sepsis.
(peritoneum).Peritoneum adalah selaput tipis dan jernih yang
membungkus organ perut dan dinding perut bagian dalam.
Lokasi peritonitis bisa terlokalisir atau difus dan riwayat akut
atau kronik.
Peritonitis; Epidemiologi

Menurut survei World Health Organization(WHO), kasus peritonitis di dunia


adalah 5,9 juta kasus. Di Republik Demokrasi Kongo, antara 1 Oktober dan 10
Desember 2004,telah terjadi 615 kasus peritonitis berat (dengan atau tanpa
perforasi), termasuk 134 kematian (tingkat fatalitas kasus, 21,8%), yang
merupakan komplikasi dari demam tifoid.

Kejadian peritonitis primer kurang dari 5% kasus bedah. Peritonitis sekunder


merupakan jenis peritonitis yang paling umum, lebih dari 90% kasus bedah.
Peritonitis tersier dapat terjadi akibat peritonitis sekunder yang telah dilakukan
interfensi pembedahan ataupun medikamentosa. Kejadian peritonitis tersier kurang
dari 1% kasus bedah.
PERITONITIS

ETIOLOGI
Peritonitis;
Etiologi
Peritonitis Primer

● Disebabkan invasi hematogen dari organ peritoneal yang


langsung ke rongga peritoneum.
● Penyebab paling sering adalah SBP (Spontaneous
Bacterial Peritonitis) karena hepar kronis, pasien sirosis
hepatis dengan asites akan berkembang menjadi
peritonitis bakterial.
Peritonitis Sekunder

● Peritonitis yang mengikuti suatu in#eksi akut atau


perforasi traktus gastrointestinal atau traktus urinarius
● Disebabkan paling sering adalah perforasi appendicitis,
perforasi gaster dan penyakit ulkus duodenale, perforasi
kolon karena divertikulus, volvulus, serta strangulasi
usus halus.
Peritonitis Sekunder

● Peritonitis yang disebabkan karena terapi tidak adekuat,


superinfeksi kuman dan tindakan operasi sebelumnya.
PERITONITIS

PATOFISIOLOGI
Peritonitis;
Patofisiologi
Respon Imun
Peritoneum
PERITONITIS

DIAGNOSA
Peritonitis; Diagnosa

Anamnesis
❖ KU : nyeri abdomen
❖ Lokasi : satu tempat atau di seluruh
❖ Onset abdomen
❖ Kualitas : beberapa jam
❖ Kuantitas : terus-menerus
❖ Kronologi : ditusuk-tusuk
❖ Memperberat : makin hebat saat bergerak
❖ Memperingan
❖ Keluhan tambahan :
➢ Demam >38c ➢ Takikardi
➢ Hipotermia ➢ Sulit BAB/buang angin
➢ Mual dan muntah ➢ BAK berkurang
➢ Sesak napas
Peritonitis; Diagnosa

Pemeriksaan Fisik
❖ Inspeksi :
➢ Tampak Kesakitan
➢ Tulang pipi menonjol, pipi dan mata cekung
➢ Lidah tampak kotor (tertutup kerak)
➢ Pernafasan kostal (cepat dan dangkal)
➢ Distensi perut

❖ Auskultasi :
➢ suara bising usus (BU) berkurang sampai hilang
Peritonitis; Diagnosa

Pemeriksaan Fisik
❖ Perkusi :
➢ nyeri ketok (+)
■ Hipertimpani = kembung
■ Redup = hepar hilang

❖ palpasi :
➢ Nyeri tekan (+)
➢ Nyeri lepas (+)
➢ Defense muskuler (+)
Peritonitis;
Diagnosa
Peritonitis; Diagnosa

Pemeriksaan Penunjang
❖ Laboratorium :
➢ lekositosis ( lebih dari 11.000 sel/...L ), pergeseran ke kiri pada hitung
jenis
➢ Asidosis metabolik dengan alkalosis respiratorik

❖ Foto polos abdomen :


➢ Bayangan peritoneal fat kabur
➢ Udara usus merata
➢ Penebalan dinding usus
➢ Tampak gambaran udara bebas
➢ Adanya eksudasi cairan ke rongga peritoneum

❖ Rectal touche: nyeri di semua arah, tonus muskulus sfingter ani menurun dan
ampula recti berisi udara.
Peritonitis;
Diagnosa
Peritonitis; Diagnosa

Pemeriksaan Penunjang
❖ Diagnosis Peritoneal Lavage (DPL)
➢ Untuk mengevaluasi pasien dengan cedera intra abdomen setelah trauma tumpul yang
disertai dengan: Hilangnya kesadaran, intoksikasi alkohol, perubahan sensori, misalnya
pada cedera medula spinalis, cedera pada costae atau processus transversus vertebra.
➢ Pada DPL hal yang dianalisis:
■ Kadar pH ■ Hitung sel
■ Glukosa ■ Gram stain
■ Protein ■ Kultur kuman aerob dan
■ LDH anaerob.

➢ Peritonitis bakterialis : pH ≤ 7 dan glukosa <50 mg/dL, protein dan LDH meningkat.

➢ Kontraindikasi: kehamilan, obesitas, koagulopati dan hematom yang signifikan


dengan dinding abdomen.
PERITONITIS

TATALAKSANA
Peritonitis;
Tatalaksana
Observasi Pemasanga
Hemodinami n
k Kateter

Pemasanga Pemberian
n NGT
Antibiotik

Rehidras Operas
i i
Peritonitis; Tatalaksana

Surgical Interventions
Peritonitis
Management
Non-Surgical Interventions

1. Control the infectious source


2. Eliminate bacteria and toxins
3. Maintenance organ system function
4. Control the inflammatory process
Peritonitis; Tatalaksana - Antibiotics &
Antifungal
Peritonitis; Tatalaksana - Antibiotics

● Pemberian awal antibiotik harus diberikan sedini


mungkin.
● Antibiotik yang direkomendasikan pada kondisi
pasien yang berat yaitu antibiotik spektrum luas.
● Antibiotik digunakan dalam 5-7 hari. Setelah
kontrol sumber infeksi dilakukan antibiotik dapat
dihentikan.
● Penggunaan yang harus dipertimbangkan yaitu
antibiotik carbapenemases
pada Enterobacteriaceae yang dapat
meningkatkan ESBL.
A Picture Is Worth
a Thousand
Words
Peritonitis; Tatalaksana -
Antifungal
Peritonitis; Tatalaksana - Supportive and Perioperative Care

Optimatization
Pain Sedatio of
Management n ventilation
Multimoda analgesia;
non opoid, opioid
(titrasi)

Haemodynamic Fluid Improvement of renal


function, nutrition
Observasi Monitoring and anti-coagulation
hemodinamik pasien Kristaloid untuk Protein intake 1.2-
resusitasi awal 3.0 g/kg/day
Peritonitis; Tatalaksana - Surgical Interventions

● Manajemen operatif membutuhkan kontrol


sumber infeksi dan menyingkirkan bakteri dan
toksin.
● Intervensi definitif berfungsi untuk
mengembalikan fungsi normal dan memperbaiki
secara anatomi dan menghilangkan sumber
infeksi.
● Intervensi definitif ini ditunda sampai kondisi
pasien membaik dan perbaikan jaringan sudah
adekuat.
Peritonitis; Tatalaksana - Surgical
Interventions
Peritonitis; Tatalaksana - Surgical
Interventions
02
ILEUS
ILEUS OBSTRUKTIF

DEFINISI DAN
EPIDEMIOLOG
I
Ileus Obstruktif; Definisi dan Epidemiologi

Ileus obstruktif merupakan suatu keadaan yang menyebabkan isi usus tidak
bisa melewati lumen usus sebagai akibat adanya sumbatan atau hambatan
mekanik. Hal ini dapat terjadi dikarenakan :
- kelainan di dalam lumen usus, dinding usus
- benda asing di luar usus yang menekan,
- kelainan vaskularisasi pada suatu segmen usus yang dapat
menyebabkan nekrosis segmen usus
Ileus Obstruktif

Letak sumbatan :

- Ileus obstruktif letak Tinggi : mengenai


usus halus ( gaster - ileum terminal )

- Ileus obstruktif letak Rendah :


mengenai usus besar ( ileum terminal -
rectum )
Ileus Obstruktif

Sifat Sumbatan

- Parsial : Obstruksi terjadi sebagian (makanan masih dapat lewat dan masih
bisa flatus /defekasi)

- Simple : Terjadi obstruksi tanpa disertai gangguan


vaskularisasi

- Strangulasi : Terjadi obstruksi disertai gangguan vaskularisasi sehingga


timbul nekrosis, gangren dan perforasi
Ileus Obstruktif; Epidemiologi

WHO 2008 , penyakit saluran cerna tergolong 10 besar penyakit penyebab


kematian di dunia

Indonesia menempati urutan 107 dalam jumlah kematian yang disebabkan


oleh penyakit saluran cerna di dunia tahun 2004 yaitu 39,3 jiwa per 100.000
jiwa
ILEUS OBSTRUKTIF

ETIOLOGI
Ileus Obstruktif; ETIOLOGI

PENYEBAB CONTOH

Radang Apendisitis akut, perforasi gaster, perforasi


usus halus, pankreatitis akut, kolesistitis
akut

Ileus Obstruktif Hernia inkarserata, volvulus invaginasi

Iskemia Hernia strangulata, volvulus

Perdarahan Kehamilan ektopik, aneurisma pecah

Trauma Perdarahan organ padat, perforasi organ


viscus
ILEUS OBSTRUKTIF

PATOFISIOLOGI
Ileus Obstruktif ; Patofisiologi

ILEUS OBSTRUKSI

Obstruksi Mekanis Obstruksi Non Mekanis


(Dinamik) (Adinamik)

Adhesi
● Spinal cord injury, fraktur vertebrae
Tumor ● Pembedahan abdomen
● Peritonitis
Intusussepsi ● Wound dehiscence
● Pembedahan traktus gastrointestinal
Hernia ● Trombosis, embolisme
Volvulus

Obstruksi Mekanis Functional Adynamic Neurogenic Paralytic Ileus


Tumor Hernia Volvulus
Adhesion Within the instestine , Intussusception Protrusion of intestine Bowel twists and
Loop of intestine extends into the One part of the through a weakened turns on itself ;
become adherent to instestinal lumen ; instestine slips area in the abdominal intestinal lumen
areas that heal slowly outside the instestine, into another part muscle or wall; becomes
or scar after pressure on the wall located below it Instestinal flow may obstructed. Gas
abdominal surgery; of the instestine ; ;intestinal lumen be completely and fluid
becomes narro obstructed, blood accumulate in the
produce kinking of an intestinal lumen
-wed flow to the area may traped bowel
intestinal loop becomes partially or
be obstructedl
completely obstructed
Obstruksi Functional Adynamic
Mekanis Neurogenic Paralytic
Ileus
Berhentinya gerak peristaltik

Gas dan cairan menumpuk


Borborygmi Aktivitas bakteri
di area tersebut

Kontraksi pada
Intestinal distensi
proksimal intestinal ↑

Tekanan intralumen ↑ Muntah persisten


Severe
colicky
abdominal
pain Sekresi dalam Hilangnya ion Alkalosis
intestinal ↑ hidrogen, kalium
metabolik
Aktivitas bakteri
Sekresi dalam intestinal ↑

Kompresi pada vena

Tekanan vena ↑

Absorpsi ↓

Edema intestinal

Suplai darah arteri ↓ Kompresi pada cabang


terminal dari arteri
mesenterika
Iskemia, Anoxia

Nekrosis
Nekrosis Aktivitas bakteri

Bakteri atau
Gangren pada dinding Perforasi pada
toksin bocor ke
intestinal segmen nekrotik
dalam :

Berhentinya gerak peristaltik


Rongga Pembuluh
Peritoneum darah
Bising usus ↓

Peritonitis Bacteremia

Septicemia
Komplikasi
● Dehidrasi karena kehilangan cairan, natrium dan klorida
● Peritonitis
● Syok karena kehilangan elektrolit dan dehidrasi
● Kematian karena syok
ILEUS OBSTRUKTIF

DIAGNOSIS
Ileus Obstruktif; Diagnosa

Anamnesis
Pada ileus obstruksi, biasanya dapat ditemukan
penyebabnya
→ adhesi karena sebelumnya pernah dioperasi
Pada ileus obstruksi kolik → disekitar suprapubik
Ileus obstruksi usus halus → muntah berwarna
kehijauan Ileus obstruksi usus besar → muntah
Pemeriksaan Fisik
Status Generalis

Keadaan Umum: Tampak sakit Kepala: konjungtiva anemis (-/-),


sedang ikterik (-/-)

Kesadaran: komposmentis Leher: KGB tidak membesar

TTV: dbn Thorax: dbn

Abdomen → status lokalis


Abdomen

Inspeksi : Palpasi
- Distensi - Bertujuan untuk mencari adanya
- Parut abdomen iritasi pada peritoneum / nyeri tekan
- Hernia yang mencakup → “defense
- Massa muscular”
- Pada penderita yang kurus-sedang Perkusi
→ “darm contour” / “darm steifung”
→ terlihat jelas saat serangan nyeri - Hipertimpani (menandakan adanya
kolik disertai mual muntah
obstruksi)
Auskultasi :

- BU melemah /
hilang
- “Metalic sound”
Rectal Toucher

- Tonus spingter ani menjepit, ampula recti kolaps (setelah perforasi


karena obstruksi)
- Mukosa rectum : licin / berbenjol (apabila penyebab
obstruksi massa/tumor)
- Bila teraba benjolan pada anorectum → nilai ukuran, jumlah,
permukaan, konsistensi, jarak dari anus dan perkiraan diameter lumen
yang dilewati oleh jari
- Nyeri tekan + → lokal maupun general pada keadaan peritonitis
Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan Laboratorium
- Darah lengkap
- Elektrolit
- Blood urea nitrogen
- Kreatinin
- Serum amylase

Pemeriksaan elektrolit dan tes fungsi ginjal dapat mendeteksi


adanya hipokalemia, hipokhloremia, dan azotemia pada 50% kasus
Pemeriksaan Radiologi
- Foto Polos Abdomen 3 posisi
(tegak, LLD, ½ erect ), dengan ditemukan gambaran:

- Distensi usus bagian proksimal obstruksi


- Kolaps pada usus bagian distal obstruksi
- Posisi ½ erect / LLD : air fluid level, air step ledder
- String of pearls sign → gambaran kantung gas kecil berderet
- Coffee-bean sign → gambaran gelung usus yang distensi dan terisi udara
dan gelung usus berbentuk U yang dibedakan dari dinding usus yang
oedem
-
USG
Dapat memberikan gambaran dan penyebab dari obstruksi dengan melihat pergerakan
dari usus halus.

Pada pasien dengan ileus obstruksi → usus distensi

USG dapat dengan akurat menunjukkan lokasi dari usus yang distensi, yang
memperlihatkan gerakan peristaltik yang dapat membedakan obstruksi mekanik dari ileus
paralitik.

- Enteroclysis
Mendeteksi adanya obstruksi dan membedakan obstruksi parsial dan total

Dapat membedakan adhesi karena metastase, tumor rekuren dan kerusakan akibat radiasi
- CT
Scan
Menentukan diagsona dini atau obstruksi strangulata, serta menyingkirkan penyebab
akut absomen lain, apabila klinis tidak jelas.

Membedakan penyebab obstruksi intestinal seperti adhesi, hernia dengan etiologi


ektrinsik dari neoplasma dan penyakit Chron karena intrisik.

- CT Enterography
Menggantikan enteroclysis pada penggunaan klinis

Pemeriksaan pilihan pada ileus obstruksi intermitten. Pasien dengan riwayat


komplikasi pembedahan (seperti tumor/laparotomi)

Pemeriksaan ini memperlihatkan seluruh dinding usus, dilakukan evaluasi pada


mesenterium dan lemak perinefron.
-
MRI
Keakuratan MRI hampir sama dengan CT-Scan dalam mendeteksi
adanya obstruksi

Efektif juga untuk menentukan lokasi dan etiologi dari obstruksi

MRI mempunyai keterbatasan yaitu kurang terjangkau dalam hal


transport pasien dan kurang dapat menggambarkan massa dan
inflamasi
ILEUS OBSTRUKTIF

TATALAKSANA
Ileus Obstruktif; Tatalaksana

Algoritma:
1. Anamnesis Dan Pemeriksaan Fisik
2. Penanganan:
a. Resusitasi
i. Dalam Resusitasi yang pelu diperhatikan adalah mengawasi tanda-tanda vital,
dehidrasi dan syok
b. Farmakologis
i. >> Antibiotik, Antiemetik
c. Dekompresi (NGT + Kateter)

3. Lakukan beberapa pemeriksaan


a. Radiologi (Foto polos abdomen, ST-Scan)
b. Labolatorium (Darah rutin, Uream Creatinin)

4. Tindakan pembedahan (Operatif)


a. Laparotomi
Ileus Obstruktif; Tatalaksana

Terapi Operatif
❖ Koreksi sederhana – untuk membebaskan usus dari jepitan, misalkan pada hernia incarserata
non strangulasi, jepitan oleh streng/adhesi atau pada volvulus ringan.
❖ By-pass – Membuat saluran usus baru yang melewati bagian usus yang tersumbat, misalnya
pada tumor intraluminal.
❖ Membuat fistula entero – cutaneous – pada bagian proksimal dari tempat obstruksi, misalnya
pada Ca stadium lanjut.
❖ Melakukan reseksi usus yang tersumbat dan membuat anastomosis ujung – ujung usus untuk
mempertahankan kontinuitas lumen usus, misalnya pada Ca colon dan invaginasi strangulate.
Ileus Obstruktif; Tatalaksana

Dekompresi
❖ Pemasangan NGT bertujuan untuk mengosongkan lambung, mengurangi resiko terjadinya
aspirasi pulmonl karena muntah dan meminimalkan terjadinya adistensi abdomen.
❖ Pasien dengan obstruksi parsial dapat diterapi secara konservatif dengan resusitasi dan
dekompresi.

Anda mungkin juga menyukai