ABDOMEN
Pembimbing: dr. Efhata S.D. Pohan, Sp.B-KBD
DEFINISI DAN
EPIDEMIOLOG
I
Definisi Peritonitis
Peritonitis adalah peradangan yang disebabkan oleh infeksi Peritonitis merupakan suatu kegawatdaruratan yang
atau kondisi aseptik pada selaput organ perut biasanya disertai dengan bakteremia atau sepsis.
(peritoneum).Peritoneum adalah selaput tipis dan jernih yang
membungkus organ perut dan dinding perut bagian dalam.
Lokasi peritonitis bisa terlokalisir atau difus dan riwayat akut
atau kronik.
Peritonitis; Epidemiologi
ETIOLOGI
Peritonitis;
Etiologi
Peritonitis Primer
PATOFISIOLOGI
Peritonitis;
Patofisiologi
Respon Imun
Peritoneum
PERITONITIS
DIAGNOSA
Peritonitis; Diagnosa
Anamnesis
❖ KU : nyeri abdomen
❖ Lokasi : satu tempat atau di seluruh
❖ Onset abdomen
❖ Kualitas : beberapa jam
❖ Kuantitas : terus-menerus
❖ Kronologi : ditusuk-tusuk
❖ Memperberat : makin hebat saat bergerak
❖ Memperingan
❖ Keluhan tambahan :
➢ Demam >38c ➢ Takikardi
➢ Hipotermia ➢ Sulit BAB/buang angin
➢ Mual dan muntah ➢ BAK berkurang
➢ Sesak napas
Peritonitis; Diagnosa
Pemeriksaan Fisik
❖ Inspeksi :
➢ Tampak Kesakitan
➢ Tulang pipi menonjol, pipi dan mata cekung
➢ Lidah tampak kotor (tertutup kerak)
➢ Pernafasan kostal (cepat dan dangkal)
➢ Distensi perut
❖ Auskultasi :
➢ suara bising usus (BU) berkurang sampai hilang
Peritonitis; Diagnosa
Pemeriksaan Fisik
❖ Perkusi :
➢ nyeri ketok (+)
■ Hipertimpani = kembung
■ Redup = hepar hilang
❖ palpasi :
➢ Nyeri tekan (+)
➢ Nyeri lepas (+)
➢ Defense muskuler (+)
Peritonitis;
Diagnosa
Peritonitis; Diagnosa
Pemeriksaan Penunjang
❖ Laboratorium :
➢ lekositosis ( lebih dari 11.000 sel/...L ), pergeseran ke kiri pada hitung
jenis
➢ Asidosis metabolik dengan alkalosis respiratorik
❖ Rectal touche: nyeri di semua arah, tonus muskulus sfingter ani menurun dan
ampula recti berisi udara.
Peritonitis;
Diagnosa
Peritonitis; Diagnosa
Pemeriksaan Penunjang
❖ Diagnosis Peritoneal Lavage (DPL)
➢ Untuk mengevaluasi pasien dengan cedera intra abdomen setelah trauma tumpul yang
disertai dengan: Hilangnya kesadaran, intoksikasi alkohol, perubahan sensori, misalnya
pada cedera medula spinalis, cedera pada costae atau processus transversus vertebra.
➢ Pada DPL hal yang dianalisis:
■ Kadar pH ■ Hitung sel
■ Glukosa ■ Gram stain
■ Protein ■ Kultur kuman aerob dan
■ LDH anaerob.
➢ Peritonitis bakterialis : pH ≤ 7 dan glukosa <50 mg/dL, protein dan LDH meningkat.
TATALAKSANA
Peritonitis;
Tatalaksana
Observasi Pemasanga
Hemodinami n
k Kateter
Pemasanga Pemberian
n NGT
Antibiotik
Rehidras Operas
i i
Peritonitis; Tatalaksana
Surgical Interventions
Peritonitis
Management
Non-Surgical Interventions
Optimatization
Pain Sedatio of
Management n ventilation
Multimoda analgesia;
non opoid, opioid
(titrasi)
DEFINISI DAN
EPIDEMIOLOG
I
Ileus Obstruktif; Definisi dan Epidemiologi
Ileus obstruktif merupakan suatu keadaan yang menyebabkan isi usus tidak
bisa melewati lumen usus sebagai akibat adanya sumbatan atau hambatan
mekanik. Hal ini dapat terjadi dikarenakan :
- kelainan di dalam lumen usus, dinding usus
- benda asing di luar usus yang menekan,
- kelainan vaskularisasi pada suatu segmen usus yang dapat
menyebabkan nekrosis segmen usus
Ileus Obstruktif
Letak sumbatan :
Sifat Sumbatan
- Parsial : Obstruksi terjadi sebagian (makanan masih dapat lewat dan masih
bisa flatus /defekasi)
ETIOLOGI
Ileus Obstruktif; ETIOLOGI
PENYEBAB CONTOH
PATOFISIOLOGI
Ileus Obstruktif ; Patofisiologi
ILEUS OBSTRUKSI
Adhesi
● Spinal cord injury, fraktur vertebrae
Tumor ● Pembedahan abdomen
● Peritonitis
Intusussepsi ● Wound dehiscence
● Pembedahan traktus gastrointestinal
Hernia ● Trombosis, embolisme
Volvulus
Kontraksi pada
Intestinal distensi
proksimal intestinal ↑
Tekanan vena ↑
Absorpsi ↓
Edema intestinal
Nekrosis
Nekrosis Aktivitas bakteri
Bakteri atau
Gangren pada dinding Perforasi pada
toksin bocor ke
intestinal segmen nekrotik
dalam :
Peritonitis Bacteremia
Septicemia
Komplikasi
● Dehidrasi karena kehilangan cairan, natrium dan klorida
● Peritonitis
● Syok karena kehilangan elektrolit dan dehidrasi
● Kematian karena syok
ILEUS OBSTRUKTIF
DIAGNOSIS
Ileus Obstruktif; Diagnosa
Anamnesis
Pada ileus obstruksi, biasanya dapat ditemukan
penyebabnya
→ adhesi karena sebelumnya pernah dioperasi
Pada ileus obstruksi kolik → disekitar suprapubik
Ileus obstruksi usus halus → muntah berwarna
kehijauan Ileus obstruksi usus besar → muntah
Pemeriksaan Fisik
Status Generalis
Inspeksi : Palpasi
- Distensi - Bertujuan untuk mencari adanya
- Parut abdomen iritasi pada peritoneum / nyeri tekan
- Hernia yang mencakup → “defense
- Massa muscular”
- Pada penderita yang kurus-sedang Perkusi
→ “darm contour” / “darm steifung”
→ terlihat jelas saat serangan nyeri - Hipertimpani (menandakan adanya
kolik disertai mual muntah
obstruksi)
Auskultasi :
- BU melemah /
hilang
- “Metalic sound”
Rectal Toucher
Pemeriksaan Laboratorium
- Darah lengkap
- Elektrolit
- Blood urea nitrogen
- Kreatinin
- Serum amylase
USG dapat dengan akurat menunjukkan lokasi dari usus yang distensi, yang
memperlihatkan gerakan peristaltik yang dapat membedakan obstruksi mekanik dari ileus
paralitik.
- Enteroclysis
Mendeteksi adanya obstruksi dan membedakan obstruksi parsial dan total
Dapat membedakan adhesi karena metastase, tumor rekuren dan kerusakan akibat radiasi
- CT
Scan
Menentukan diagsona dini atau obstruksi strangulata, serta menyingkirkan penyebab
akut absomen lain, apabila klinis tidak jelas.
- CT Enterography
Menggantikan enteroclysis pada penggunaan klinis
TATALAKSANA
Ileus Obstruktif; Tatalaksana
Algoritma:
1. Anamnesis Dan Pemeriksaan Fisik
2. Penanganan:
a. Resusitasi
i. Dalam Resusitasi yang pelu diperhatikan adalah mengawasi tanda-tanda vital,
dehidrasi dan syok
b. Farmakologis
i. >> Antibiotik, Antiemetik
c. Dekompresi (NGT + Kateter)
Terapi Operatif
❖ Koreksi sederhana – untuk membebaskan usus dari jepitan, misalkan pada hernia incarserata
non strangulasi, jepitan oleh streng/adhesi atau pada volvulus ringan.
❖ By-pass – Membuat saluran usus baru yang melewati bagian usus yang tersumbat, misalnya
pada tumor intraluminal.
❖ Membuat fistula entero – cutaneous – pada bagian proksimal dari tempat obstruksi, misalnya
pada Ca stadium lanjut.
❖ Melakukan reseksi usus yang tersumbat dan membuat anastomosis ujung – ujung usus untuk
mempertahankan kontinuitas lumen usus, misalnya pada Ca colon dan invaginasi strangulate.
Ileus Obstruktif; Tatalaksana
Dekompresi
❖ Pemasangan NGT bertujuan untuk mengosongkan lambung, mengurangi resiko terjadinya
aspirasi pulmonl karena muntah dan meminimalkan terjadinya adistensi abdomen.
❖ Pasien dengan obstruksi parsial dapat diterapi secara konservatif dengan resusitasi dan
dekompresi.