Anda di halaman 1dari 37

PERITONITIS

KEPANITERAAN KLINIK ILMU BEDAH


PERIODE 9 AGUSTUS – 16 OKTOBER 2021
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA
JAKARTA
01
PERITONITIS
PERITONITIS

DEFINISI DAN
EPIDEMIOLOG
I
Definisi Peritonitis

Peritonitis adalah peradangan yang disebabkan oleh infeksi Peritonitis merupakan suatu kegawatdaruratan yang
atau kondisi aseptik pada selaput organ perut biasanya disertai dengan bakteremia atau sepsis.
(peritoneum).Peritoneum adalah selaput tipis dan jernih yang
membungkus organ perut dan dinding perut bagian dalam.
Lokasi peritonitis bisa terlokalisir atau difus dan riwayat akut
atau kronik.
Peritonitis; Epidemiologi

Menurut survei World Health Organization(WHO), kasus peritonitis di dunia


adalah 5,9 juta kasus. Di Republik Demokrasi Kongo, antara 1 Oktober dan 10
Desember 2004,telah terjadi 615 kasus peritonitis berat (dengan atau tanpa
perforasi), termasuk 134 kematian (tingkat fatalitas kasus, 21,8%), yang
merupakan komplikasi dari demam tifoid.

Kejadian peritonitis primer kurang dari 5% kasus bedah. Peritonitis sekunder


merupakan jenis peritonitis yang paling umum, lebih dari 90% kasus bedah.
Peritonitis tersier dapat terjadi akibat peritonitis sekunder yang telah dilakukan
interfensi pembedahan ataupun medikamentosa. Kejadian peritonitis tersier kurang
dari 1% kasus bedah.
PERITONITIS

ETIOLOGI
Peritonitis;
Etiologi
Peritonitis Primer

● Disebabkan invasi hematogen dari organ peritoneal yang


langsung ke rongga peritoneum.
● Penyebab paling sering adalah SBP (Spontaneous
Bacterial Peritonitis) karena hepar kronis, pasien sirosis
hepatis dengan asites akan berkembang menjadi
peritonitis bakterial.
Peritonitis Sekunder

● Peritonitis yang mengikuti suatu in#eksi akut atau


perforasi traktus gastrointestinal atau traktus urinarius
● Disebabkan paling sering adalah perforasi appendicitis,
perforasi gaster dan penyakit ulkus duodenale, perforasi
kolon karena divertikulus, volvulus, serta strangulasi
usus halus.
Peritonitis Sekunder

● Peritonitis yang disebabkan karena terapi tidak adekuat,


superinfeksi kuman dan tindakan operasi sebelumnya.
PERITONITIS

PATOFISIOLOGI
Peritonitis;
Patofisiologi
Respon Imun
Peritoneum
PERITONITIS

DIAGNOSA
Peritonitis; Diagnosa

Anamnesis
❖ KU : nyeri abdomen
❖ Lokasi : satu tempat atau di seluruh
❖ Onset abdomen
❖ Kualitas : beberapa jam
❖ Kuantitas : terus-menerus
❖ Kronologi : ditusuk-tusuk
❖ Memperberat : makin hebat saat bergerak
❖ Memperingan
❖ Keluhan tambahan :
➢ Demam >38c ➢ Takikardi
➢ Hipotermia ➢ Sulit BAB/buang angin
➢ Mual dan muntah ➢ BAK berkurang
➢ Sesak napas
Peritonitis; Diagnosa

Pemeriksaan Fisik
❖ Inspeksi :
➢ Tampak Kesakitan
➢ Tulang pipi menonjol, pipi dan mata cekung
➢ Lidah tampak kotor (tertutup kerak)
➢ Pernafasan kostal (cepat dan dangkal)
➢ Distensi perut

❖ Auskultasi :
➢ suara bising usus (BU) berkurang sampai hilang
Peritonitis; Diagnosa

Pemeriksaan Fisik
❖ Perkusi :
➢ nyeri ketok (+)
■ Hipertimpani = kembung
■ Redup = hepar hilang

❖ palpasi :
➢ Nyeri tekan (+)
➢ Nyeri lepas (+)
➢ Defense muskuler (+)
Peritonitis;
Diagnosa
Peritonitis; Diagnosa

Pemeriksaan Penunjang
❖ Laboratorium :
➢ lekositosis ( lebih dari 11.000 sel/...L ), pergeseran ke kiri pada hitung
jenis
➢ Asidosis metabolik dengan alkalosis respiratorik

❖ Foto polos abdomen :


➢ Bayangan peritoneal fat kabur
➢ Udara usus merata
➢ Penebalan dinding usus
➢ Tampak gambaran udara bebas
➢ Adanya eksudasi cairan ke rongga peritoneum

❖ Rectal touche: nyeri di semua arah, tonus muskulus sfingter ani menurun dan
ampula recti berisi udara.
Peritonitis;
Diagnosa
Peritonitis; Diagnosa

Pemeriksaan Penunjang
❖ Diagnosis Peritoneal Lavage (DPL)
➢ Untuk mengevaluasi pasien dengan cedera intra abdomen setelah trauma tumpul yang
disertai dengan: Hilangnya kesadaran, intoksikasi alkohol, perubahan sensori, misalnya
pada cedera medula spinalis, cedera pada costae atau processus transversus vertebra.
➢ Pada DPL hal yang dianalisis:
■ Kadar pH ■ Hitung sel
■ Glukosa ■ Gram stain
■ Protein ■ Kultur kuman aerob dan
■ LDH anaerob.

➢ Peritonitis bakterialis : pH ≤ 7 dan glukosa <50 mg/dL, protein dan LDH meningkat.

➢ Kontraindikasi: kehamilan, obesitas, koagulopati dan hematom yang signifikan


dengan dinding abdomen.
PERITONITIS

TATALAKSANA
Peritonitis;
Tatalaksana
Observasi Pemasanga
Hemodinami n
k Kateter

Pemasanga Pemberian
n NGT
Antibiotik

Rehidras Operas
i i
Peritonitis; Tatalaksana

Surgical Interventions
Peritonitis
Management
Non-Surgical Interventions

1. Control the infectious source


2. Eliminate bacteria and toxins
3. Maintenance organ system function
4. Control the inflammatory process
Peritonitis; Tatalaksana - Antibiotics &
Antifungal
Peritonitis; Tatalaksana - Antibiotics

● Pemberian awal antibiotik harus diberikan sedini


mungkin.
● Antibiotik yang direkomendasikan pada kondisi
pasien yang berat yaitu antibiotik spektrum luas.
● Antibiotik digunakan dalam 5-7 hari. Setelah
kontrol sumber infeksi dilakukan antibiotik dapat
dihentikan.
● Penggunaan yang harus dipertimbangkan yaitu
antibiotik carbapenemases
pada Enterobacteriaceae yang dapat
meningkatkan ESBL.
A Picture Is Worth
a Thousand
Words
Peritonitis; Tatalaksana -
Antifungal
Peritonitis; Tatalaksana - Supportive and Perioperative Care

Optimatization
Pain Sedatio of
Management n ventilation
Multimoda analgesia;
non opoid, opioid
(titrasi)

Haemodynamic Fluid Improvement of renal


function, nutrition
Observasi Monitoring and anti-coagulation
hemodinamik pasien Kristaloid untuk Protein intake 1.2-
resusitasi awal 3.0 g/kg/day
Peritonitis; Tatalaksana - Surgical Interventions

● Manajemen operatif membutuhkan kontrol


sumber infeksi dan menyingkirkan bakteri dan
toksin.
● Intervensi definitif berfungsi untuk
mengembalikan fungsi normal dan memperbaiki
secara anatomi dan menghilangkan sumber
infeksi.
● Intervensi definitif ini ditunda sampai kondisi
pasien membaik dan perbaikan jaringan sudah
adekuat.
Peritonitis; Tatalaksana - Surgical
Interventions
Peritonitis; Tatalaksana - Surgical
Interventions

Anda mungkin juga menyukai