PAYUDARA
Vena
•Cabang-cabang perforantes v. mammaria interna
•Cabang-cabang v. aksillaris, yang terdiri dari v. thorako-
akromialis. v. thorakalis lateralis dan v. thorako-dorsalis.
•Vena-vena kecil bermuara pada v. Interkostalis
X Y
DEFINISI DAN
EPIDEMIOLOGI
Z X
DEFINISI
Tumor adalah kondisi dimana pertumbuhan sel tidak normal sehingga membentuk suatu
benjolan di dalam tubuh
Tumor payudara adalah benjolan pada payudara akibat pertumbuhan sel yang terjadi secara terus
menerus yang berasal dari jaringan ikat atau epitel yang dapat berkembang menjadi neoplasma
Fibroadenoma merupakan salah satu jenis tumor jinak payudara yang paling sering
dialami oleh wanita berusia antara 15–35 tahun. Tumor ini berukuran kecil dengan tekstur
yang padat dan mudah digerakkan
Epidemiologi
1. Di Amerika Serikat, fibroadenoma mammae merupakan tumor jinak payudara yang paling sering
terjadi pada wanita berusia kurang dari 25 tahun. Pada populasi negara barat, fibroadenoma mammae
ditemukan pada 7-13% pasien yang menjalani pemeriksaan payudara, sedangkan di Shanghai kurang
lebih 1 dari 350 wanita didiagnosis menderita fibroadenoma mammae sebelum usia 60 tahun. Insiden
fibroadenoma mammae pada wanita menurun sesuai dengan peningkatan usia, dan sebagian menurun
saat menopause
2. Berdasarkan laporan dari NSW Breast Cancer Institute, FAM umumnya terjadi pada wanita dengan
usia 21 -25 tahun dan kurang dari 5% terjadi pada usia di atas 50 tahun. Dalam suatu studi disebutkan
bahwa angka kejadian FAM pada wanita yang menjalani pemeriksaan di klinik payudara sekitar 7-13%
3. Di Indonesia data tentang fibroadenoma mammae masih belum lengkap, namun diperkirakan setiap
tahun mengalami peningkatan. Data dari Jakarta Breast Center menunjukkan bahwa dari 2.495 pasien
yang datang pada tahun 2001 sampai 2002, ternyata 79% menderita tumor jinak payudara dan 14%
menderita kanker
Greenberg R, Skornick Y, Kaplan O. Management of Breast Fibroadenomas. In: J Gen Intern Med.
1998;13(9):640-5. Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC1497021/
X KLASIFIKASI Y
Z TUMOR PAYUDARA
X
TUMOR
BENIGN
MALIGNANT
Z TUMOR PAYUDARA
X
FAKTOR RISIKO (KANKER
PAYUDARA)
2
Reaksi antara karsinogen dengan DNA membetuk
dua tipe produk tambahan yaitu stabil dan DEPURINATING
ESTROGEN-DNA
depurinasi.
Patofisiologi
Manifestasi
Klinis
Manifestasi Klinis Manifestasi Klinis
Tumor Payudara Kanker Payudara
● Masa padat dengan ukuran dan bentuk yang ● Terdapat benjolan baru pada payudara atau
bervariasi dibawah ketiak
● Masa yang mobile atau tidak bergerak ● Pembesaran atau pembengkakan payudara
● 50% massa terdapat pada bagian kuadran atas luar ● Iritasi dan kulit yang cekung ke dalam
● Nyeri tekan bisa +/- ● Kulit kemerahan atau bersisik pada puting
● Keluarnya cairan dari puting payudara, puting ataupun payudaranya
payudara, masuk ke dalam, ada perubahan dan terjadi ● Keluarnya cairan dari puting payudara
asimetri selain ASI
● Axillary lymphadenopathy ● Adanya perubahan bentuk maupun ukuran
● Tanda-Tanda radang pada kulit payudara
● Kemerahan pada areola mamae ● Nyeri pada payudara
Diagnosis
Tumor
Payudara
Pemeriksaan Fisik
Teknik CNB :
1. Penyuntikan anestesi lokal lidokain ke area 4. Apabila sample jaringan sudah terambil, akan
sekitar tumor terdengar bunyi “klik” pada jarum
2. Insisi pada bagian tumor dengan menggunakan 5. Setelah jarum tercabut, dilakukan penekanan pada
scalpel blade nomor 11 untuk memudahkan daerah biopsi selama 5 menit kemudian balut pada
ujung jarum daerah tersebut
3. Jarum kemudian ditusukkan diatas tumor dan 6. Sample diambil dari jarum dengan cara
operator menuntun jarum dengan menggunakan melepaskan outer canula dan kemudia disimpan
palpasi atau dengan menggunakan dalam larutan formalin 10% lalu dikirim ke
mamografi/ultrasound laboratorium
Core Needle Biopsy
Open Biopsy
- Biopsi terbuka dapat dilakukan dengan menggunakan 2 teknik
yaitu biopsi insisi (mengambil sebagian spesimen pada daerah
yang paling representatif) dan biopsi eksisi (pengambilan
spesimen lesi patologis secara komplit).
- Biopsi ini dilakukan dengan menggunakan scalpel dan dengan
menggunakan anestetik baik lokal maupun umum
2. Mammografi
- Mammografi adalah suatu teknik pemeriksaan
massa pada payudara dengan menggunakan sinar-X
untuk melakukan pemeriksaan pada jaringan
payudara. Abnormalitas yang dapat ditampilkan
pada mammogram antara lain adalah massa dan
mikrokalsifikasi
- Dalam proses pemeriksaan mammografi, payudara
dikompres menggunakan unit mammography
selama 20-30 detik untuk setiap bagian payudara
yang bertujuan untuk membuat payudara
mengembang dan rata, hal ini akan memudahkan
proses pengambilan citra dalam jaringan payudara
3. Ultrasonografi Mammae
Fibroadenoma Mammae
Ca Mammae
(FAM)
Hiperplasia Kistik Kelenjar
Mammae
Tatalaksana Tumor
Payudara
Tatalaksana Kanker Payudara (Pembedahan)
A. PEMBEDAHAN
Pembedahan merupakan terapi yang paling awal dikenal untuk pengobatan kanker payudara.
● Mastektomi
○ Mastektomi Radikal Modifikasi (MRM) : Tindakan pengangkatan tumor payudara dan seluruh payudara termasuk
kompleks puting-areola, disertai diseksi kelenjar getah bening aksilaris level I sampai II secara en bloc. Indikasi:
Kanker payudara stadium I, II, IIIA dan IIIB. Bila diperlukan pada stadium IIIb, dapat dilakukan setelah terapi
neoadjuvan untuk pengecilan tumor.
○ Mastektomi Radikal Klasik (Classic Radical Mastectomy) :Tindakan pengangkatan payudara, kompleks puting-
areola, otot pektoralis mayor dan minor, serta kelenjar getah bening aksilaris level I, II, III secara en bloc. Jenis
tindakan ini merupakan tindakan operasi yang pertama kali dikenal oleh Halsted untuk kanker payudara, namun
dengan makin meningkatnya pengetahuan biologis dan makin kecilnya tumor yang ditemukan maka makin
berkembang operasi operasi yang lebih minimal. Indikasi: Tumor dengan infiltrasi ke muskulus pectoralis major,
kanker stadium IIIb yang masih operable.
Mastektomi Radikal Modifikasi (MRM)
Mastektomi Radikal
Klasik (Classic
Radical
Mastectomy)
Tatalaksana Kanker Payudara (Pembedahan)
○ Mastektomi dengan teknik onkoplasti : Rekonstruksi bedah dapat dipertimbangkan pada institusi yang mampu
ataupun ahli bedah yang kompeten dalam hal rekonstruksi payudara tanpa meninggalkan prinsip bedah onkologi.
Rekonstruksi dapat dilakukan dengan menggunakan jaringan autolog seperti latissimus dorsi (LD) flap atau
transverse rectus abdominis myocutaneous (TRAM) flap; atau dengan prosthesis seperti silikon. Rekonstruksi dapat
dikerjakan satu tahap ataupun dua tahap, misal dengan menggunakan tissue expander sebelumnya.
○ Mastektomi Simpel : Pengangkatan seluruh payudara beserta kompleks puting-areolar, tanpa diseksi kelenjar getah
bening aksila.Indikasi : tumor phyllodes besar, keganasan payudara stadium lanjut dengan tujuan paliatif
menghilangkan tumor.
○ Mastektomi Subkutan (Nipple-skin-sparing Mastectomy) : Pengangkatan seluruh jaringan payudara, dengan
preservasi kulit dan kompleks puting-areola, dengan atau tanpa diseksi kelenjar getah bening aksila. Indikasi:
mastektomi profilaktik, prosedur onkoplasti.
Tatalaksana Kanker Payudara (Pembedahan)
● Breast Conserving Therapy (BCT)
BCT merupakan kombinasi dari BCS (Breast Conserving Surgery), dan Radioterapi (whole breast dan tumor sit).
BCS atau Lumpektomi adalah pembedahan atas tumor payudara dengan mempertahankan bentuk (cosmetic) payudara, dibarengi atau
tanpa dibarengi dengan rekonstruksi. Tindakan yang dilakukan adalah lumpektomi atau kuadrantektomi disertai diseksi kelenjar getah
bening aksila level 1 dan level 2.
Tujuan utama dari BCT adalah eradikasi tumor secara onkologis dengan mempertahankan bentuk payudara dan fungsi sensasi.
BCT merupakan salah satu pilihan terapi lokal kanker payudara stadium awal. Beberapa penelitian RCT menunjukkan DFS dan OS
yang sama antara BCT dan mastektomi. Namun pada follow up 20 tahun rekurensi lokal pada BCT lebih tinggi dibandingkan
mastektomi tanpa ada perbedaan dalam OS. Sehingga pilihan BCT harus didiskusikan terutama pada pasien kanker payudara usia
muda. Secara umum, BCT merupakan pilihan pembedahan yang aman pada pasien kanker payudara stadium awal dengan syarat
tertentu. Tambahan radioterapi pada BCS dikatakan memberikan hasil yang lebih baik
Tatalaksana Kanker Payudara (Pembedahan)
Rekomendasi
Indikasi BCT : Kanker payudara stadium I dan II, kanker payudara stadium
III dengan respon parsial setelah terapi neoadjuvan. 1. Mastektomi dikerjakan pada stadium I,II dan III bisa
berbentuk mastektomi radikal modifikasi ataupun yang klasik,
Kontraindikasi BCT : Kanker payudara yang multisentris, terutama ( Rekomendasi B )
multisentris yang lebih dari 1 kwadran dari payudara, kanker payudara
dengan kehamilan. 2. BCT sebaiknya dikerjakan oleh ahli bedah konsultan yang
berpengalaman dan mempunyai tim yang berpengalaman juga
Syarat dilakukannya BCT : Terjangkaunya sarana mamografi, potong beku,
dan yang memiliki fasilitas pemeriksaan potong beku dan fasilita
dan radioterapi, proporsi antara ukuran tumor dan ukuran payudara yang
mamografi dan radiasi (yang memenuhi syarat BCT).
memadai, pilihan pasien dan sudah dilakukan diskusi yang mendalam, dan
( Rekomendasi B )
dilakukan oleh dokter bedah yang kompeten dan mempunyai timyang
berpengalaman (spesialis bedah konsultan onkologi).
3. Rekonstruksi payudara dapat dilakukan bersamaan dengan
mastektomi (immediate) atau tertunda ( delayed ).
● Metastasektomi
Metastasektomi adalah pengangkatan tumor metastasis pada kanker payudara. Tindakan ini memang masih terjadi
kontroversi diantara para ahli, namun dikatakan metastasektomi mempunyai angka harapan hidup yang lebih
panjang bila memenuhi indikasi dan syarat tertentu. Tindakan ini dilakukan pada kanker payudara dengan
metastasis kulit, paru, hati, dan payudara kontralateral. Pada metastasis otak, metastatektomi memiliki manfaat
klinis yang masih kontroversi.
Indikasi: Tumor metastasis tunggal pada satu organ, dan terdapat gejala dan tanda akibat desakan tumor terhadap
organ sekitar
Syarat: Keadaan umum cukup baik, estimasi kesintasan lebih dari 6 bulan, dan terdapat masa bebas penyakit > 36
bulan
Tatalaksana Kanker Payudara (Radioterapi)
B. Radioterapi
Radioterapi adalah pengobatan dengan sinar berenergi tinggi (seperti sinar-X) untuk membunuh sel-sel kanker ataupun menyusutkan
ukuran tumornya. Radioterapi dalam tatalaksana kanker payudara dapat diberikan sebagai terapi kuratif adjuvan dan paliatif.
Jenis-jenis radioterapi:
→ Radioterapi regional
Kemoterapi adalah terapi dengan menggunakan obat-obatan pembunuh sel kanker. Obat ini bisa dimasukkan melalui infus
vena, suntikan, dalam bentuk pil atau cairan. Kemoterapi yang diberikan dapat berupa obat tunggal atau berupa gabungan
beberapa kombinasi obat kemoterapi. Kemoterapi diberikan secara bertahap, biasanya sebanyak 6 – 8 siklus agar
mendapatkan efek yang diharapkan dengan efek samping yang masih dapat diterima. Hasil pemeriksaan imunohistokimia
memberikan beberapa pertimbangan penentuan regimen kemoterapi yang akan diberikan.
Kombinasi kemoterapi yang sering digunakan untuk pasien kanker payudara (First Line)
1. AC (Andriamicin + Cyclophospamide)
2. TA (Taxane + Doxorubicin atau Doxetacel)
Pilihan kemoterapi kelompok HER2 (human epidermal growth factor receptor 2) negatif
3. Dose Dence AC + Paclitaxel
4. Docetaxel cyclophospamide
Pilihan kemoterapi HER2 positif
5. AC + TH
6. TCH (Taxotere + Carboplatin + Herceptin)
Tatalaksana Kanker Payudara (Terapi Hormonal)
D. Terapi Hormonal
Akhir-akhir ini berkembang biomarker baru seperti TIL (Tumor Infiltrating Lymphocyte) atau Akt,
PTEN, atau PDL-1 dan profil genotip PIK3CA mutation atau PAM50 atau NF1 mutation
(endocrine resistance) juga sangat menentukan keberhasilan pengobatan serta prognosis kanker
payudara, tetapi di Indonesia masih belum tersedia fasilitas untuk mendeteksi biomarker tersebut.
Faktor Prognostik Tumor
Payudara (American Cancer
Society)
Faktor Prognostik Tumor Payudara berdasarkan Ukuran Tumor
(American Cancer Society)
TUMOR
LEHER
Z X
ANATOMI LEHER- Batas Atas dan Batas Bawah
ANATOMI LEHER -
KARTILAGO
LEHER-
TRIGONUM
COLLI
M. sternocleidomastoid membagi daerah leher
menjadi segitiga besar, yaitu
1. Trigonum colli anterior, yang terdiri dari:
● Tigonum sub mental
● Trigonum digastrikus
● Trigonum Carotis
● Trigonum Muskulari
Rangkaian vertikal
Rangkaian vertikal menerima aliran limfe dari rangkaian
sirkuler kecuali dari submental dan facial sebelumnya menuju
ke limfonodi submandibular dahulu. Saluran eferen dari sisi
kiri menuju ke ductus Thoracicus sedangkan sisi sebelah
kanan bermuara dipertemuan antara V. jugularis interna
dengan V. subclavia.
X Y
DEFINISI DAN
EPIDEMIOLOGI
Z X
DEFINISI
Lateral Medial
Klasifikasi Berdasarkan Penyebab
American
Joint
Committee on
Cancer
Staging
Etiologi
Kongenital Inflamasi
Metastasis
Terbentuk massa
tumor pada lymph
node
Patofisiologi Struma
Pembentukan hormon tiroid membutuhkan unsur yodium
dan stimulasi dari TSH. Salah satu penyebab paling
sering terjadi penyakit gondok karena kekurangan
Positive feedback
Kadar TSH yodium. Aktivitas utama dari kelenjar tiroid adalah untuk
naik pengambilan yodium dari darah untuk membuat hormon
tiroid. Kelenjar tersebut tidak cukup membuat hormon
tiroid jika tidak memiliki cukup yodium. Oleh karena itu,
dengan defisiensi yodium individu akan menjadi
hipotiroid. Kekurangan hormon tiroid (hipotiroid) tubuh
akan berkompensasi dengan cara meningkatkan kadar
Hipertrofi dan TSH, sehingga menyebabkan terjadinya hipertrofi dan
Yodium Hiperplasia Kelenjar hiperplasia dari sel thyroid, yang akhirnya pembesaran
kurang Thyroid tersebut dapat dilihat oleh mata telanjang.
Manifestasi Klinis
Tumor Leher
Manifestasi Klinis
Benjolan pada leher dapat menjadi pertanda
adanya :
● pembesaran kelenjar getah
bening(limfadenopati). Pembengkakan pada
satu atau lebih kelenjar getah bening adalah
gejala yang cukup sering terjadi dari tumor
leher seperti lymphoma
● pembesaran kelenjar tiroid → Thyroid
Neoplasia, struma/gondokan
1. Adenoma
a. Nodul yang painless
b. Massa yang lebih besar
memberikan sensasi kesulitan
menelan
c. Orang dengan toxic adenoma akan
memiliki gejala thyrotoxicosis
Manifestasi Klinis
Thyroid Neoplasia
2. Carcinoma Thyroid
a. Massa painless pada leher
(dapat berada dalam
thyroid itu sendiri ataupun
pada KGB di cervical)
b. Perubahan besar nodul yang
terjadi cukup drastis dan
cepat
c. Hoarseness (menjadi serak)
X DIAGNOSIS Y
Z X
Pemeriksaan Fisik
Regio Colli
a. Inspeksi : melihat adanya asimetri, denyutan abnormal,
tumor, keterbatasan gerakan dalam range of motion (ROM)
maupun pembesaran kelenjar limfe dan tiroid.
b. Pemeriksaan palpasi leher dilakukan pada tulang hioid,
tulang rawan tiroid, kelenjar tiroid, muskulus
sternokleidomastoideus, pembuluh karotis dan kelenjar limfe.
(bilateral)
Diagnosis Banding
Diagnosis banding
Tumor ganas Tumor Ganas Tumor Ganas
nasofaring Orofaring Laring
-Terdapat keluhan disfagia, merasa benda Tanda awal tumor ganas
oklusi Tuba, Rasa asing, odinofagia, nyeri glottis laring adalah suara
penuh, gangguan alih telinga, trismus bila serak karena lesi pada pita
pendengaran, tinnitus terjadi perluasan ke suara
-Pembesaran leher di rongga faring. Pada disfagia, hemoptisis, teraba
lateral atas tonsil tampak massa di leher, nyeri
pembesaran yang tenggorok, otalgia,
unilateral, permukaan gangguan jalan nafas, dan
tidak rata dan ulserasi aspirasi
Tatalaksana Tumor
Leher
TERAPI
UTAMA
PEMBEDA
HAN
RADIOTER
API
KHEMOTE
RAPI
A.PEMBEDAHAN
Ferlito A, Robbins KT, Shah JP, et al Proposal for a rational classification of neck dissections. Head Neck.2011 Mar;33(3):445-50
Robbins KT, Shaha AR, Medina JE, et al.Consensusstatement on the classification and terminology of neckdissection. Arch Otolaryngol Head
Neck Surg2008;134:536–8
Robbins KT, Shaha AR, Medina JE, et al.Consensusstatement on the classification and terminology of neckdissection. Arch Otolaryngol Head
Neck Surg2008;134:536–8
Robbins KT, Shaha AR, Medina JE, et al.Consensusstatement on the classification and terminology of neckdissection. Arch Otolaryngol Head
Neck Surg2008;134:536–8
B. RADIOTERAPI
Radioterapi adalah metode pengobatan penyakit benign & maligna dengan
menggunakan sinar pengion, bertujuan untuk mematikan sel-sel tumor
sebanyak mungkin dan memelihara jaringan sehat di sekitar tumor agar tidak
menderita kerusakan terlalu berat.
Baik sel-sel normal maupun sel-sel tumor bisa dipengaruhi oleh radiasi ini.
Radiasi akan merusak sel-sel tumor sehingga proses multiplikasi ataupun
pembelahan sel-sel tumor akan terhambat.
Jika hasil pemeriksaan untuk leher secara menyeluruh telah dilakukan namun
lokasi lesi primer masih belum jelas, terapi biopsi eksisi harus dilakukan bahkan
diseksi leher.
Pasien degan tumor leher yang lesi primer tidak diketahui, harus di lakukan
pemeriksaan yang berulang. Lesi primer yang paling sering adalah nasofaring
karena merupakan bagian yang paling sulit untuk diperiksa.
Manajemen pada tumor leher primer yang secara klinis
negatif metastasis pada kelenjar getah bening
Pada stadium N0 leher secara klinis yang memiliki resiko lebih dar 20%
metatastasis samar di leher, harus di lakukan terapi profilaksi leher, baik
dengan diseksi leher atau radioterapi.
Manajemen pada tumor leher primer yang secara klinis
positif metastasis pada kelenjar getah bening
Pasien metastasis N1 harus dilakukan diseksi leher yang sesuai atau radioterapi
(dengan atau tanpa kemoterapi). Setelah dilakukan diseksi leher untuk
metastasis leher N1, radioterapi adjuvant pasca operasi harus
dipertimbangkan.
Prognosis pasien berusia < 40 dan usia tahun memiliki angka harapan hidup yang lebih baik
dibandingkan pasien berusia tua (>65 tahun). Pasien dengan usia lebih tua memiliki angka
komorbiditas dan status kondisi pasien yang lebih buruk jika dikaitkan dengan rendahnya
toleransi terhadap intensitas terapi (kemoterapi dan radioterapi). Pasien laki-laki memiliki
prognosis yang lebih buruk daripada perempuan jika dilihat dari beberapa faktor resiko dan
stadium klinis.
Dengan demikian, diharapkan untuk melakukan deteksi dini penyakit, sehingga pasien bisa
mendapatkan pengobatan dini yang tepat, pembatasan kecacatan dan pencegahan lainnya.
Biasanya pasien datang dengan stadium lanjut, di samping pilihan pengobatan, perawatan
paliatif juga diperlukan untuk meningkatkan kualitas hidup.
Thank You