Anda di halaman 1dari 51

LIMFOGRANULOMA VENEREUM

PEMBIMBING : DR. DARTRI CAHYAWARI, SP.DV


OLEH : THERESIA O. KASANG
1965050145

K E PAN IT E RA AN K L INIK IL M U P E NYAKIT K UL IT KE LA MI N


P E R IOD E 2 7 J UL I – 08 A G UST U S 20 2 0
UN IV ER SITA S K R IST E N I ND ON E SIA
J AKA RTA
DEFINISI
◦ Infeksi menular seksual sistemik yang disebabkan oleh Clamydia trachomatis serovar L1, L2, dan L3. Bentuk tersering ialah
sindroma inguinal, berupa limfadenitis dan periadenitis beberapa kelenjar getah bening inguinal medial dengan lima tanda
radang akut dan disertai gejala konstitusi, yang akan mengalami perlunakan serentak.
◦ Disebut juga limfopatia venerium yang dilaporkan pertama kali oleh Nicolas, Durand, dan Favre pada tahun 1913

◦ Sumber : Menaldi S, Bramono K, Indriatmi W. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. 7th ed. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia; 2019.
EPIDEMIOLOGI
◦ Limfogranuloma Venereum terutama terdapat di negara tropik dan subtropik, dan masih merupakan infeksi endemik di
beberapa lokasi, sampai tahun 2005 seperti Afrika, Asia Tenggara, tengah, dan Amerika Selatan serta Karibia.
◦ Insiden puncak terjadi pada orang yang aktif secara seksual pada usia 15 hingga 40 tahun, di daerah perkotaan, dan pada
individu dengan status sosial ekonomi yang lebih rendah.
◦ Jumlah kasus laki-laki dengan sindrom inguinal lebih banyak daripada perempuan.
◦ Sejak 2003, wabah LGV telah muncul di Eropa, Australia, dan Amerika Utara, khususnya dalam bentuk proktitis, di antara
laki-laki HIV-positif yang berhubungan seks dengan laki-laki.

Wolff K, Goldsmith LA, Freedberg IM, Kazt SI, Gilchrest BA, Paller AS, Leffell DJ, editor. Fitzpatrick’s
Dematology in general medicine. 9th edition. New York: McGraw-Hill; 2018.h.3193-3201
Menaldi S, Bramono K, Indriatmi W. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. 7th ed. Jakarta: Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia; 2019.
ETIOPATOGENESIS
◦ Clamydia trachomatis (L1,L2,L3)
◦ Outbreak lebih sering disebabkan oleh strain L2 (L2b)
◦ Chlamydiae adalah bakteri obligat intrasel yang berkarakteristik
◦ .Organisme ini memiliki 2 fase siklus hidup. Fase 1 (fase non infeksius)
atau badan retikuler dan fase 2 (fase penularan) atau badan elementer.
MANIFESTASI KLINIS TAHAP PRIMER
Tahap primer
◦ 3-10 hari setelah infeksi
◦ (papul eritem yang tidak nyeri atau ulkus herpetiform yang kecil.
◦ Pria: Sulkus koronarius, frenulum, preputium, penis, glans penis.
◦ Wanita: Dinding vagina posterior, fourchette, serviks posterior dan vulva.

Lesi erosi di preputium yang tidak nyeri


MANIFESTASI KLINIS TAHAP SEKUNDER

Tahap Sekunder
◦ Mulai keikutsertaan KGB dan hematogen
◦ Demam, myalgia, turun nafsu makan, dan muntah
◦ Terjadi pembentukan Bubo Terjadi keikutsertaan KGB sekitar. Kulit dibawahnya
eritematous dan terindurasi
◦ Dapat terjadi meningoensefalitis, hepatosplenomegaly, arthralgia, iritis
◦ Limfadenitis sembuh pada 8-12 minggu
◦ 2 mayor sindrom yang sering terlihat : Inguinal sindrom dan akut anorectal
sindrom

Lymphogranuloma venereum: massa


Selama 1-2 minggu berikutnya -> bilateral, tegas, tidak bergerak di atas
terbentuk bubo ligamentum Poupart.
Sindroma Inguinal Sindroma Anorektal Akut
◦ Tersering dijumpai ◦ Terjadi pada laki-laki yang hubungan seks
dengan sesama jenis
◦ Laki-laki : afek primernya 80% di genitalia
eksterna, unilateral ◦ Pada perempuan terjadi saat : seks anogenital dab
infeksi pada 2/3 dalam vagina
◦ Perempuan : sindrom ini hanya terjadi jika afek
primer ada di genitalia eksterna dan 1/3 bawah ◦ Perbesaran kelenjar diketahui dari palpasi
(lebih sering di 2/3 dalam) bimanual

◦ Paling sering terkena : KGB medial ◦ Limfadenitis -> lunak dan membentuk abses ->
abses pecah -> fistel
◦ Terdapat 5 tanda radang
◦ Muara fistel menjadi ulkus -> sembuh -> sikatrik
◦ Terdapat Stigma of Groove
MANIFESTASI KLINIS TAHAP TERSIER
Tahap Tersier
◦ Terjadi lebih sering pada perempuan dengan sindrom
anorectal yang tidak diobati
◦ Terbentuk striktur uretra (paling sering), abses, sinis
perineal, fistula rectovaginal
◦ Frozen pelvis
◦ Gejala sisa yang lambat termasuk striktur uretra dan
elephantiasis genital

Elefantiasis vulva dengan ulserasi genital kronik


◦ Buboadenitis inguinal : terletak diatas
ligamentum inguinale pouparti
◦ Buboadenitis femoral : dibawah ligamentum
inguinale yang memanjang dari medial ke
lateral
◦ Buboadenitis iliakal : kelenjar limfe iliaka
profundus/perirektal
PEMERIKSAAN PENUNJANG
◦ Pemeriksaan Lab (LED) -> tidak spesifik
◦ Pemeriksaan dengan NAAT untuk Chlamydia trachomatis
◦ test Serologis -> titer 1/64 berarti sedang sakit, lebih rendah berarti pernah sakit
◦ Tes Frei -> mngambil pus dari penderita LGV -> dilarutkan dalam garam faal -> pasteurisasi
DIAGNOSIS BANDING
DIAGNOSIS BANDING
Diagnosis Banding Limfogranuloma Ulkus Mole (Chancroid)
Vereneum (Primer)
Kuman penyebab Chlamidya trachomatis Haemophillus ducreyi
serovar L1, L2, dan L3
Predileksi • Pria: genitalia eksterna • Pria: preputium,
(sulkus koronarius, frenulum, sulkus
batang penis, uretra, koronarius.
anus, rektum). • Wanita: introitus,
• Wanita: vagina bagian vestibulum, labia minora
dalam dan serviks
TATALAKSANA

Wolff K, Goldsmith LA, Freedberg IM, Kazt SI, Gilchrest BA, Paller AS, Leffell DJ, editor. Fitzpatrick’s Dematology in general medicine. 9th edition.
New York: McGraw-Hill; 2018.h.3193-3201
TATALAKSANA EDUKASI

◦ Doksisiklin 2x100 mg/PO selama 3 minggu ◦ Menggunakan kondom saat berhubungan


◦ Azitromisin 1x500 mg/PO selama 3 minggu seksual untuk mencegah penularan
◦ Tidak berhubungan seks saat dalam amsa
◦ Erytromisin base 4x500 mg/PO selama 3
pengobatan
minggu
◦ Pasangan seks dalam kurun waktu 60 hari
sebelum terjadi onset penyakit harus diobati
juga
TATALAKSANA

◦ Wanita hamil dan menyusui dapat diobati ◦ Pasien harus ditindak lanjuti sampai gejala dan
dengan azitromisin atau eritromisin. keluhan sembuh. Melakukan insisi dan aspirasi
Doksisiklin harus dihindari pada trimester diindikasikan pada bubo dengan fluktuasi yang
kedua dan ketiga kehamilan karena risiko jelas.
perubahan warna gigi dan tulang; ◦ Pengobatan topical berupa kompres terbuka jika
abses telah memecah, misalnya dengan larutan
permanganas kalikus 1/5.000.
◦ Insisi dan aspirasi dapat dilakukan pada
pengobatan L.G.V, mitra seksual juga harus
Wolff K, Goldsmith LA, Freedberg IM, Kazt SI, Gilchrest BA, Paller AS, Leffell
diobati.
Menaldi S, Bramono K, Indriatmi W. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. 7th ed.
DJ, editor. Fitzpatrick’s Dematology in general medicine. 9th edition. New York: Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia; 2019.
McGraw-Hill; 2018.h.3193-3201
◦ Penatalaksanaan LGV tidak hanya terbatas
pada pasien saja, namun juga pasangan
seksualnya.
◦ Pada pasien yang terdiagnosis LGV, maka
pasangan seksual selama 30 hari terakhir juga
harus dievaluasi.

Wolff K, Goldsmith LA, Freedberg IM, Kazt SI, Gilchrest BA, Paller AS, Leffell DJ, editor.
Fitzpatrick’s Dematology in general medicine. 9th edition. New York: McGraw-Hill;
2018.h.3193-3201
PENCEGAHAN
◦ Pencegahan LGV berfokus pada identifikasi dan terapi pada pasien yang terinfeksi LGV atau terduga LGV.
◦ Penggunaan kondom dan tidak berganti-ganti pasangan merupakan pencegahan yang paling utama. Penggunaan kondom
dapat mengurangi risiko penularan LGV tetapi tidak mencegah penularan dari area ulserasi yang tidak tercakup oleh kondom.
◦ Kontrol yang efektif harus mencakup evaluasi berkala terhadap individu berisiko tinggi.
◦ Pengenalan dan konseling dini, meningkatkan kesadaran masyarakat dan dokter akan LGV, dan meningkatkan ketersediaan tes
diagnostik khusus.

Wolff K, Goldsmith LA, Freedberg IM, Kazt SI, Gilchrest BA, Paller AS, Leffell DJ, editor. Fitzpatrick’s
Dematology in general medicine. 9th edition. New York: McGraw-Hill; 2018.h.3193-3201
◦ Semua kontak seksual harus dilacak dan dirawat. Orang yang telah melakukan kontak seksual dengan pasien yang memiliki
LGV dalam 60 hari sebelum timbulnya gejala pasien, harus diperiksa dan diuji untuk infeksi Chlamydia uretra, serviks, atau
dubur, tergantung pada lokasi pemaparan.
◦ Tes HIV, sifilis, dan hepatitis C (tes tindak lanjut 3 bulan setelah diagnosis LGV).
◦ Pasien harus dikonseling tentang praktik seks aman, termasuk penggunaan kondom.
◦ Anjurkan pasien untuk tidak melakukan hubungan intim dengan individu berisiko tinggi. Beri tahu pasien bahwa pemulihan
dari infeksi tidak memberikan kekebalan terhadap infeksi di masa depan.

https://emedicine.medscape.com/article/220869-treatment#d4
KOMPLIKASI DAN PROGNOSIS
KOMPLIKASI PROGNOSIS
◦ LGV lebih seirng menyebabkan kompplikasi Jika diberikan antibiotic secara dini dapat
jika sudah tahap tersier bersifat kuratif
◦ Transmisi bloodborne pathogen seperti HIV Ad vitam : bonam
dan Hepatitis C
Ad sanationam : bonam
Ad fungtionam : bonam
Ad kosmetikum : bonam
TERIMA KASIH
DONOVANOSIS

Pembimbing : dr. Dartri Cahyawari, Sp.DV


Oleh : Theresia O. Kasang
1965050145

KEPANITERAAN KLINIK ILMU PENYAKIT KULIT KELAMIN


PERIODE 27 JULI – 08 AGUSTUS 2020
UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA
JAKARTA
DEFINISI
◦ Donovanosis merupakan infeksi yang mengenai daerah genitalia, perianal, dan inguinal dengan gambaran klinis berupa ulkus
yang granulomatosa, progresif, tidak nyeri, disebabkan oleh Callymmatobacterium granulomatis.
◦ Disebut juga granuloma inguinal, dan granuloma tropikum

Menaldi S, Bramono K, Indriatmi W. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. 7th ed. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia; 2019.

Fitzpatrick’s Dermatology Flashcards Mc Graw Hill Education. 2019


EPIDEMIOLOGI
◦ Termasuk salah satu dari 5 penyakit kelamin klasik (sifilis, gonorea, limfogranuloma venereum, dan ulkus mole)
◦ Jarang ditemukan, termasuk beberapa di daerah endemis pada Papua New Guinea, Afrika Selatan, India dan Brazil
◦ Pada sosioekonomi rendah

Menaldi S, Bramono K, Indriatmi W. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. 7th ed. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia; 2019.

Fitzpatrick’s Dermatology Flashcards Mc Graw Hill Education. 2019


ETIOPATOGENESIS
• Organisme penyebab granuloma inguinale
yaitu Clammymatobacterium
granulomatis atau Klebsiella
granulomatis
• Bentuk basil Gram (-), kadang berupa
kokobasil
Bakteri
Infeksi bakteri bereplikasi dan
matang

Menaldi S, Bramono K, Indriatmi W. Ilmu Penyakit


Destruksi jaringan Kulit dan Kelamin. 7th ed. Jakarta: Fakultas Kedokteran
Memicu respon Universitas Indonesia; 2019.
sekitar dan
inflamasi
ulserasi kutan Fitzpatrick’s Dermatology Flashcards Mc Graw Hill
Education. 2019
GAMBARAN KLINIS
◦ Tidak ada gejala sistemik

Masa inkubasi 2 minggu s/d 3


bulan

Menaldi S, Bramono K, Indriatmi W. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. 7th ed. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia;
2019.
Fitzpatrick’s Dermatology Flashcards Mc Graw Hill Education. 2019
VARIAN KLINIS
VARIAN KLINIS

Fitzpatrick’s Dermatology Flashcards Mc Graw Hill Education. 2019.


GAMBARAN KLINIS

Fitzpatrick’s Dermatology Flashcards Mc Graw Hill Education. 2019.


DIAGNOSIS
Pemeriksaan :
Pada apusan jaringan dan biopsi
terdapat badan inklusi Donovan
(+)

Figure 174-5 Granuloma inguinale. A, Large, mononuclear cell demonstrating


multiple Donovan bodies. B, Donovan bodies (arrows) readily stained with Giemsa
stain.

Fitzpatrick’s Dermatology Flashcards Mc Graw Hill Education. 2019.


DIAGNOSIS BANDING

Menaldi S, Bramono K, Indriatmi W. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. 7th ed. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia; 2019.
Menaldi S, Bramono K, Indriatmi W. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. 7th ed. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia; 2019.
Fitzpatrick’s Dermatology Flashcards Mc Graw Hill Education. 2019
Menaldi S, Bramono K, Indriatmi W. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. 7th ed. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia; 2019.
Kondiloma Akuminata

Fitzpatrick’s Dermatology Flashcards Mc Graw Hill Education. 2019


Menaldi S, Bramono K, Indriatmi W. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. 7th ed. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia; 2019.
Limfogranuloma Venereum

Fitzpatrick’s Dermatology Flashcards Mc Graw Hill Education. 2019


MEDIKAMENTOSA
Prinsip pengobatan : Pengobatan spesifik berupa :
- Lama pengobatan : 3 minggu – 3 - Doksisiklin 2 x 100 mg/hari PO
bulan, hingga sembuh - Azitromisin 1 g PO tiap minggu
- Jika terdapat koinfeksi HIV -> - Eritromisin base 4x500mg/hari
memerlukan waktu lebih panjang PO

◦ Menaldi S, Bramono K, Indriatmi W. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. 7th ed. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia; 2019.
REKOMENDASI PENGOBATAN

Fitzpatrick’s Dermatology Flashcards Mc Graw Hill Education. 2019


NON MEDIKAMENTOSA

• Komplikasi donovanosis yang tidak diterapi dengan baik


• Risiko koinfeksi dengan HIV
• Tidak berhubungan seksual selama pengobatan
• Menggunakan kondom saat berhubungan seksual
• Lakukan pemeriksaan pada pasangan seks jika melakukan hubungan
seksual dengan pasien dalam jangka waktu minimal 60 hari sebelum
onset gejala pasien muncul

Fitzpatrick’s Dermatology Flashcards Mc Graw Hill Education. 2019


KOMPLIKASI

Menaldi S, Bramono K, Indriatmi W. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. 7th ed. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia; 2019.
Fitzpatrick’s Dermatology Flashcards Mc Graw Hill Education. 2019
PROGNOSIS

Menaldi S, Bramono K, Indriatmi W. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. 7th ed. Jakarta: Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia; 2019.
Fitzpatrick’s Dermatology Flashcards Mc Graw Hill Education. 2019

Anda mungkin juga menyukai