◦ Sumber : Menaldi S, Bramono K, Indriatmi W. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. 7th ed. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia; 2019.
EPIDEMIOLOGI
◦ Limfogranuloma Venereum terutama terdapat di negara tropik dan subtropik, dan masih merupakan infeksi endemik di
beberapa lokasi, sampai tahun 2005 seperti Afrika, Asia Tenggara, tengah, dan Amerika Selatan serta Karibia.
◦ Insiden puncak terjadi pada orang yang aktif secara seksual pada usia 15 hingga 40 tahun, di daerah perkotaan, dan pada
individu dengan status sosial ekonomi yang lebih rendah.
◦ Jumlah kasus laki-laki dengan sindrom inguinal lebih banyak daripada perempuan.
◦ Sejak 2003, wabah LGV telah muncul di Eropa, Australia, dan Amerika Utara, khususnya dalam bentuk proktitis, di antara
laki-laki HIV-positif yang berhubungan seks dengan laki-laki.
Wolff K, Goldsmith LA, Freedberg IM, Kazt SI, Gilchrest BA, Paller AS, Leffell DJ, editor. Fitzpatrick’s
Dematology in general medicine. 9th edition. New York: McGraw-Hill; 2018.h.3193-3201
Menaldi S, Bramono K, Indriatmi W. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. 7th ed. Jakarta: Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia; 2019.
ETIOPATOGENESIS
◦ Clamydia trachomatis (L1,L2,L3)
◦ Outbreak lebih sering disebabkan oleh strain L2 (L2b)
◦ Chlamydiae adalah bakteri obligat intrasel yang berkarakteristik
◦ .Organisme ini memiliki 2 fase siklus hidup. Fase 1 (fase non infeksius)
atau badan retikuler dan fase 2 (fase penularan) atau badan elementer.
MANIFESTASI KLINIS TAHAP PRIMER
Tahap primer
◦ 3-10 hari setelah infeksi
◦ (papul eritem yang tidak nyeri atau ulkus herpetiform yang kecil.
◦ Pria: Sulkus koronarius, frenulum, preputium, penis, glans penis.
◦ Wanita: Dinding vagina posterior, fourchette, serviks posterior dan vulva.
Tahap Sekunder
◦ Mulai keikutsertaan KGB dan hematogen
◦ Demam, myalgia, turun nafsu makan, dan muntah
◦ Terjadi pembentukan Bubo Terjadi keikutsertaan KGB sekitar. Kulit dibawahnya
eritematous dan terindurasi
◦ Dapat terjadi meningoensefalitis, hepatosplenomegaly, arthralgia, iritis
◦ Limfadenitis sembuh pada 8-12 minggu
◦ 2 mayor sindrom yang sering terlihat : Inguinal sindrom dan akut anorectal
sindrom
◦ Paling sering terkena : KGB medial ◦ Limfadenitis -> lunak dan membentuk abses ->
abses pecah -> fistel
◦ Terdapat 5 tanda radang
◦ Muara fistel menjadi ulkus -> sembuh -> sikatrik
◦ Terdapat Stigma of Groove
MANIFESTASI KLINIS TAHAP TERSIER
Tahap Tersier
◦ Terjadi lebih sering pada perempuan dengan sindrom
anorectal yang tidak diobati
◦ Terbentuk striktur uretra (paling sering), abses, sinis
perineal, fistula rectovaginal
◦ Frozen pelvis
◦ Gejala sisa yang lambat termasuk striktur uretra dan
elephantiasis genital
Wolff K, Goldsmith LA, Freedberg IM, Kazt SI, Gilchrest BA, Paller AS, Leffell DJ, editor. Fitzpatrick’s Dematology in general medicine. 9th edition.
New York: McGraw-Hill; 2018.h.3193-3201
TATALAKSANA EDUKASI
◦ Wanita hamil dan menyusui dapat diobati ◦ Pasien harus ditindak lanjuti sampai gejala dan
dengan azitromisin atau eritromisin. keluhan sembuh. Melakukan insisi dan aspirasi
Doksisiklin harus dihindari pada trimester diindikasikan pada bubo dengan fluktuasi yang
kedua dan ketiga kehamilan karena risiko jelas.
perubahan warna gigi dan tulang; ◦ Pengobatan topical berupa kompres terbuka jika
abses telah memecah, misalnya dengan larutan
permanganas kalikus 1/5.000.
◦ Insisi dan aspirasi dapat dilakukan pada
pengobatan L.G.V, mitra seksual juga harus
Wolff K, Goldsmith LA, Freedberg IM, Kazt SI, Gilchrest BA, Paller AS, Leffell
diobati.
Menaldi S, Bramono K, Indriatmi W. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. 7th ed.
DJ, editor. Fitzpatrick’s Dematology in general medicine. 9th edition. New York: Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia; 2019.
McGraw-Hill; 2018.h.3193-3201
◦ Penatalaksanaan LGV tidak hanya terbatas
pada pasien saja, namun juga pasangan
seksualnya.
◦ Pada pasien yang terdiagnosis LGV, maka
pasangan seksual selama 30 hari terakhir juga
harus dievaluasi.
Wolff K, Goldsmith LA, Freedberg IM, Kazt SI, Gilchrest BA, Paller AS, Leffell DJ, editor.
Fitzpatrick’s Dematology in general medicine. 9th edition. New York: McGraw-Hill;
2018.h.3193-3201
PENCEGAHAN
◦ Pencegahan LGV berfokus pada identifikasi dan terapi pada pasien yang terinfeksi LGV atau terduga LGV.
◦ Penggunaan kondom dan tidak berganti-ganti pasangan merupakan pencegahan yang paling utama. Penggunaan kondom
dapat mengurangi risiko penularan LGV tetapi tidak mencegah penularan dari area ulserasi yang tidak tercakup oleh kondom.
◦ Kontrol yang efektif harus mencakup evaluasi berkala terhadap individu berisiko tinggi.
◦ Pengenalan dan konseling dini, meningkatkan kesadaran masyarakat dan dokter akan LGV, dan meningkatkan ketersediaan tes
diagnostik khusus.
Wolff K, Goldsmith LA, Freedberg IM, Kazt SI, Gilchrest BA, Paller AS, Leffell DJ, editor. Fitzpatrick’s
Dematology in general medicine. 9th edition. New York: McGraw-Hill; 2018.h.3193-3201
◦ Semua kontak seksual harus dilacak dan dirawat. Orang yang telah melakukan kontak seksual dengan pasien yang memiliki
LGV dalam 60 hari sebelum timbulnya gejala pasien, harus diperiksa dan diuji untuk infeksi Chlamydia uretra, serviks, atau
dubur, tergantung pada lokasi pemaparan.
◦ Tes HIV, sifilis, dan hepatitis C (tes tindak lanjut 3 bulan setelah diagnosis LGV).
◦ Pasien harus dikonseling tentang praktik seks aman, termasuk penggunaan kondom.
◦ Anjurkan pasien untuk tidak melakukan hubungan intim dengan individu berisiko tinggi. Beri tahu pasien bahwa pemulihan
dari infeksi tidak memberikan kekebalan terhadap infeksi di masa depan.
https://emedicine.medscape.com/article/220869-treatment#d4
KOMPLIKASI DAN PROGNOSIS
KOMPLIKASI PROGNOSIS
◦ LGV lebih seirng menyebabkan kompplikasi Jika diberikan antibiotic secara dini dapat
jika sudah tahap tersier bersifat kuratif
◦ Transmisi bloodborne pathogen seperti HIV Ad vitam : bonam
dan Hepatitis C
Ad sanationam : bonam
Ad fungtionam : bonam
Ad kosmetikum : bonam
TERIMA KASIH
DONOVANOSIS
Menaldi S, Bramono K, Indriatmi W. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. 7th ed. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia; 2019.
Menaldi S, Bramono K, Indriatmi W. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. 7th ed. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia; 2019.
Menaldi S, Bramono K, Indriatmi W. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. 7th ed. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia;
2019.
Fitzpatrick’s Dermatology Flashcards Mc Graw Hill Education. 2019
VARIAN KLINIS
VARIAN KLINIS
Menaldi S, Bramono K, Indriatmi W. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. 7th ed. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia; 2019.
Menaldi S, Bramono K, Indriatmi W. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. 7th ed. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia; 2019.
Fitzpatrick’s Dermatology Flashcards Mc Graw Hill Education. 2019
Menaldi S, Bramono K, Indriatmi W. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. 7th ed. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia; 2019.
Kondiloma Akuminata
◦ Menaldi S, Bramono K, Indriatmi W. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. 7th ed. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia; 2019.
REKOMENDASI PENGOBATAN
Menaldi S, Bramono K, Indriatmi W. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. 7th ed. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia; 2019.
Fitzpatrick’s Dermatology Flashcards Mc Graw Hill Education. 2019
PROGNOSIS
Menaldi S, Bramono K, Indriatmi W. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. 7th ed. Jakarta: Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia; 2019.
Fitzpatrick’s Dermatology Flashcards Mc Graw Hill Education. 2019