Malformation (AVM)
Pembimbing :
dr. Ramzi Asrial, Sp.B(K)V
• Pada saat terjadi proses embriogenesis, terjadi kelainan sistem vena, seperti oklusi vena, stenosis atau agenesis. Jika
keadaan ini terjadi mengakibatkan hipertensi vena dan berpotensi timbulnya AVM. Hipertensi vena kronis
mengakibatkan tekanan intraluminal yang meningkat, pengurangan perfusi jaringan dan terjadi iskemik jaringan
sehingga terjadi proses angiogenesis yang melibatkan mediator-mediator inflamasi, mengaktifkan VEGF (vascular
endothelial growth factor).
• Patofisiologi AVM terkait dengan sistem resistensi rendah oleh jaringan arteri-vena yang abberant, yang secara
radiografi disebut "nidus". Maturasi lebih lanjut dengan peningkatan aliran darah menyebabkan pembuluh darah
semakin melebar dan menebal dengan kompresi iskemik dan destruksi jaringan normal di sekitarnya. Dengan
demikian, gangguan kosmetik dan fungsional yang parah, terutama di kepala dan leher, sering kali merupakan akibat
dari lesi lanjut.
• Kecepatan dan progresivitas dapat timbul akibat pengaruh hormon, trauma lokal, dan terapi yang tidak adekuat
DIAGNOSIS
Anamnesis :
• AVM biasanya teridentifikasi saat lahir sebagai kemerahan atau bengkak pada kulit, namun presentasi ini dapat
bervariasi dan diagnosis sering terlambat hingga pasien dewasa.
• Perdarahan spontan
Prinsip Umum :
• Sebagian AVM dapat dideteksi pada anak usia dini yang mengalami adanya pembengkakan dan kelainan yang
tidak normal.
• AVM dapat muncul dimana saja baik lesi dominan atau sebagai anomali campuran.
DIAGNOSIS (2)
Pemeriksaan Fisik :
• Inspeksi dan palpasi pada semua kulit termasuk genitalia
• Auskultasi untuk mendengarkan adanya bruit. Palpasi untuk thrills dan nadi sehingga dapat menilai lokasi dan
luasnya AVM.
• Evaluasi AVM tidak hanya dampak hemodinamik tetapi juga pada efek kardiovaskuler
Pemeriksaan Penunjang :
• Studi minimal invasif (non invasif): MRI,Ultrasonografi dupleks
• Studi Invasif : standar emas terutama pada AVM. Berupa selektif arteriografi untuk diagnosis AVM dan
tatalaksananya,.
• Angiografi : Untuk menentukan lokasi supplying arteri, nidus, AV shunt, dan drainase vena pada pasien
• Histologi: Flat endothelial cell, hiperplasia intima, dan fibrosis adventisia disertai dengan arteri yang berkelok-
kelok dan vena yang melebar dengan peningkatan tekanan perfusi dan turbulensi.
TATALAKSANA
Perawatan Operatif
• Embolisasi atau kombinasi dengan eksisi bedah
• Embolisasi nidus praoperasi diikuti dengan reseksi bedah dalam 2-3 hari
• Arteri yag memberikan feeding tidak boleh di embolisasi atau diligasi karena memberikan satu-satunya jalan
untuk mencapai nidus AVM untuk embolisasi berikutnya
• Tujuan operasi : eksisi lengkap dengan pengangkatan kedua nidus AVM dan kulit yang terlibat.
• AVM pada rongga dada dan perut dapat dilakukan kombinasi skleroterapi dan reseksi terbuka. Sebagian AVM
dada intrapulmoner dan dapat dikaitkan dengan telangiektasia hemoragik herediter dapat ditatalaksana dengan
reseksi paru parsial.
TATALAKSANA (2)
Perawatan Operatif
• AVM pada saluran GI. Perdarahan sementara dilakukan embolisasi, perdarahan berulang diperlukan reseksi
formal. Hilus limpa atau lesi oarenkim dapat ditatalaksana dengan splenektomi (jarang terjadi)
• AVM pankreas dapat menyebabkan hipertensi portal sehingga dapat menyebabkan perdarahan GI sehingga
dapat dikontrol dengan embolisasi untuk kontrol permanen memerlukan reseksi lengkap seperti
pankreatikoduodenektomi.
• AVM saluran kemih dapat menyebabkan hematuri, hipertensi, dan nyeri pinggang. Lesi lokal dapat direseksi
Harus dipantau jangka Panjang
1. karena lesi dapat kambuh
OPERASI
Tanda Kekambuhan : Eriema,
telangiektasis superfisial,
3. pembengkakan, berdenyut,
perdarahan atau tanda suen
(rebound jaringan lunak yang cepat
pada palpasi)
LAPORAN
KASUS
Identitas Pasien
Nama : Tn. JS
Umur : 29 tahun
No MR : 01035846
Jenis Kelamin : Laki- laki
Pekerjaan : Karyawan swasta
Tanggal MRS : 4 Oktober 2023
Keluhan Utama
Benjolan pada paha kanan sejak 3 tahun yang lalu. Memberat sejak 1 minggu SMRS
disertai nyeri dan rasa kebas.
Riwayat Penyakit Sekarang
• Pasien datang via poli dengan keluhan pasien saat ini adalah benjolan pada paha kanan yang
semakin besar. Keluhan tersebut membuat rasa tidak nyaman terutama saat pasien sedang
berjalan.
• Keluhan disertai nyeri dan kebas.
• Demam, batuk dan pilek disangkal.
• Pasien memiliki riwayat operasi di RS. Efarina pada tahun 2018, namun benjolan muncul
kembali.
Riwayat Penyakit Dahulu
1. Riwayat operasi (+)
2. Hipertensi (-)
3. DM (-)
4. Keganasan (-)
5. Penyakit Jantung (-)
6. Alergi (-)
7. Asma (-)
Riwayat Penyakit Keluarga
1. Riwayat keluhan yang sama (-)
2. Riwayat penyakit kronis (-)
Riwayat Sosial Ekonomi
1. Pekerjaan : Pelajar
2. Alkohol (-)
3. Merokok (-)
Pemeriksaan Fisik
Kesadaran Umum: Composmentis
Tanda vital
BP: 110/70 mmHg
HR: 80x/menit
RR: 18x/menit
T: 36°C
Status gizi
Berat Badan : 60 kg
Tinggi Badan : 170 cm
IMT : 20,8 (Normal)
Pemeriksaan Fisik