Anda di halaman 1dari 36

Latar Belakang

Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari peritonoitis? ditambahin kyk di bab 2 kack
2. Jelaskan tentang Etiologi terjadinya Peritonoitis
3. Bagaimana proses patofisiologi dari Peritonoitis
4. Sebutkan tanda dan gejala Peritonoitis?
5. Bagaimana penatalaksanaan terjadinya Peritonoitis ?

Tujuan
1. Dapat menjelaskan pengertian dari peritonoitis
2. Dapat menjelaskan tentang etiologi terjadinya proses peritonoitis
3. Menjelaskan proses patofisiologi dari peritonoitis
4. Dapat menjelaskan tanda dan gejala peritonoitis
5. Dapat menjelaskan penatalaksanaan terjadinya Peritonoitis

BAB 2
A. KONSEP MEDIS
● Definisi Peritonitis
Menurut Price & Wilson, 2006, Peritonitis adalah peradangan peritoneum
(membrane serosa yang melapisi rongga abdomen) yang merupakan penyulit
berbahaya yang terjadi dalam bentuk akut maupun kronis. Keadaan ini
biasanya terjadi akibat penyebaran infeksi dari organ abdomen (misalnya,
apendisitis, salpingitis), perforasi saluran cerna atau dari luka tembus
abdomen.
● ANATOMI
Peritoneum adalah lapisan serosa yang paling besar dan paling komleks yang
terdapat dalam tubuh. Membran serosa tersebut membentuk suatu kantung
tertutup (coelom) dengan batas-batas:
- anterior dan lateral : permukaan bagian dalam dinding abdomen
- posterior : retroperitoneum
- inferior : struktur ekstraperitoneal di pelvis
- superior : bagian bawah dari diafragma
● Peritoneum dibagi atas :
- peritoneum parietal
- peritoneum viseral
- peritoneum penghubung yaitu mesenterium, mesogastrin, mesocolon,
mesosigmidem, dan mesosalphinx.
● Klasifikasi
- Peritonitis Primer
Peritonitis terjadi tanpa adanya sumber infeksi dirongga peritoneum,
kuman masuk kedalam rongga peritoneum
melalui aliran darah / pada pasien perempuan melalui
genital
- Peritonitis Sekunder.
Terjadi bila kuman kedalam rongga peritoneum dalam
jumlah yang cukup banyak
- Peritonitis karena pemasangan benda asing kerongga
peritoneum misalnya pemasangan kateter. Kateter ventrikula –
peritoneal Kateter peritoneal – jugular (Padila, 2012).
● Etiologi
Infeksi bakteri, seperti:
- Ulkus perforasi: Mikroorganisme berasal dari penyakit saluran gastro-
intestinal
- Appendicitis perforasi: Komplikasi utama dari appendiks
- Diverkulitis: suatu kondisi di mana divertikuli di usus pecah
- Perforasi usus
- Luka tembak
- Luka tusuk
● Patofisiologi
Peritonitis disebabkan oleh kebocoran isi dari organ abdomen kedalam rongga
abdomen abdomen biasanya akibat dari inflamasi, infeksi, iskemia, trauma,
perforasi tumor. Terjadi proliferasi bacterial. Terjadi edema jaringan, dan
dalam waktu singkat terjadi eksudasi cairan. Cairan dalam rongga peritoneal
menjadi keruh dengan peningkatan jumlah protein, sel darah putih, debris
seluler, dan darah. Respon segera dari saluran usus adalah hipermotilitas,
diikuti oleh ileus paralitik, disertai akumulasi udara dan cairan dalam usus
(Smeltzer Bare, 2002: 1103).
Reaksi awal peritoneum terhadap invasi bakteri adalah keluarnya eksudat
fibrinosa. Terbentuk kantong-kantong nanah (abses) diantara perlekatan
fibrinosa, yang menempel menjadi satu dengan permukaan sekitarnya
sehingga membatasi infeksi. Perlekatan biasanya menghilang bila infeksi
menghilang, tetapi tetap menetap sebagai pita-pita fibrinosa, yang kelak dapat
menyebabkan terjadinya obstruksi usus (Price &
Wilson, 2005: 449).
Bila bahan yang menginfeksi tersebar luas pada permukaan peritoneum atau
bila infeksi menyebar akan menyebabkan timbulnya peritonitis generalisata.
Dengan timbulnya peritonitis generalisata, aktifitas peristaltic berkurang
sampai timbul ileus paralitik; usus kemudian menjadi atoni dan meregang.
Cairan dan elektrolit hilang kedalam lumen usus, menyebabkan terjadinya
dehidrasi, gangguan sirkulasi, oliguria, mungkin syok. Perlekatan dapat
terbentuk antara lengkung-lengkung usus yang meregang dan dapat
menggganggu pulihnya motilitas usus dan menyebabkan terjadinya obstruksi
usus (Price
& Wilson, 2005: 449).
● GEJALA KLINIS
Gejala klinis peritonitis yang terutama adalah nyeri abdomen. Nyeri dapat
dirasakan terus-menerus selama beberapa jam, dapat hanya di satu tempat
ataupun tersebar di seluruh abdomen. Dan makin hebat nyerinya dirasakan
saat penderita bbergerak.
● Gejala lainnya meliputi:
- Demam : Temperatur lebih dari 380C, pada kondisi sepsis
berat dapat hipotermia
- Mual dan muntah : Timbul akibat adanya kelainan patologis
organ visera atau akibat iritasi peritoneum
- Adanya cairan dalam abdomen, yang dapat mendorong
diafragma mengakibatkan kesulitan bernafas.
● Komplikasi
Komplikasi yang dapat terjadi dari peritonitis adalah : gangguan
keseimbangan cairan dan elektrolit, sesak napas akibat desakan distensi
abdomen ke paru, pembentukan luka dan pembentukan abses (Rudi, 2012).
● Pemeriksaan Penunjang
- Pemeriksaan Laboratorium
- Radiografi abdomen
- USG Pelvis
- Parasintesis abdomen
- 5 CT Scan, scintigrafhy, MRI
● Penatalaksanaan
Pada penatalaksanaan pasien peritonitis penggantian cairan, koloid dan
elektrolit adalah focus utama. Analgetik diberikan untuk mengatasi nyeri
antiemetic dapat diberikan sebagai terapi untuk mual dan muntah. Terapi
oksigen dengan kanul nasal atau masker akan meningkatkan oksigenasi secara
adekuat, tetapi kadang-kadang intubasi jalan napas dan bentuk ventilasi
diperlukan. Terapi medikamentosa nonoperatif dengan terapi antibiotic, terapi
hemodinamik untuk paru dan ginjal, terapi nutrisi dan metabolic danterapi
modulasi responperadangan.

Penatalaksanaan pasien trauma tembus dengan hemodinamik stabil di dada


bagian bawah atau abdomen berbeda-beda namun semua ahli bedah sepakat
pasien dengan tanda peritonitis atau hipovolemia harus menjalani eksplorasi
bedah, tetapi hal ini tidak pasti bagi pasien tanpa tanda-tanda sepsis dengan
hemodinamik stabil.Semua luka tusuk di dada bawah dan abdomen harus di
eksplorasi terlebih dahulu. Bila luka menembus peritoneum maka tindakan
laparatomi diperlukan. Prolapse visera, tanda-tanda peritonitis, syok,
hilangnya bising usus, terdapat darah dalam lambung, buli-buli dan rectum,
adanya udara bebas intraperitoneal dan lavase peritoneal yang positif juga
merupakan indikasi melakukan laparatomi. Bila tidak ada, pasien harus di
observasi selama 24 – 48 jam. Sedangkan pada pasien luka tembak dianjurkan
agar dilakukan laparatomi (Rudi, 2012)
B. KONSEP ASKEP
Pengkajian
1. Pengkajian Primer
A. Usia
B. Jenis kelamin
C. Pekerjaan
D. Alamat
2. Pengkajian Sekunder
Pemeriksaan Fisik
A. Tanda Tanda Vital
Pemeriksaan Penunjang
a) Pemeriksaan Laboratorium.
1) Complete Blood Count (CBC), umumnya pasien dengan infeksi intra
abdomen menunjukan adanya luokositosis.
2) Cairan peritoneal.
3) Urinalisis untuk mengetahui adanya penyakit pada saluran kemih
b) Pemeriksaan Radiologi
1) Foto polos abdomen memperlihatkan distensi disertai edema dan
pembentukan gas dalam usus
2) USG
3) Foto rontgen abdomen memperlihatkan distensi disertai edema dan
pembentukan gas dalam usus halus dan usus besar atau pada kasus
perforasi organ viceral. Foto tersebut menunjukan udara bebas di
bawah diafragma.
4) Foto rontgen toraks dapat memperlihatkan diafragma
B. Riwayat penyakit utama
Keluhan utama adalah keluhan atau gejala apa yang
menyebabkan pasien berobat atau keluhan saat awal dilakukan
pengkajian pertama kali masuk rumah sakit. Pada klien dengan
peritonitis biasanya mengeluh nyeri di bagian perut sebelah kanan
C. Riwayat penyakit Sekarang
Riwayat kesehatan sekarang adalah menggambarkan riwayat
kesehatan saat ini. Pada klien dengan peritonitis umumnya mengalami
nyeri tekan di bagian perut sebelah kanan dan menjalar ke pinggang,
d.;[emam, mual, muntah, bising usus menurun bahkan hilang, takikardi,
takipnea

D. Riwayat penyakit Dahulu


Riwayat kesehatan dahulu adalah riwayat penyakit yang merupakan
predisposisi terjadinya penyakit saat ini. Pada klien dengan peritonitis
mempunayai riwayat ruptur saluran cerna, komplikasi pasca operasi,
operasi yang tidak steril dan akibat pembedahan, trauma pada
kecelakaan seperti ruptur limpa dan ruptur hati.
E. Riwayat Penyakit Keluarga

Diagnosa keperawatan
Diagnosa keperawatan yang bisa muncul pada klien dengan pasca operasi Laparatomy
adalah (Herdman 2012) :
a) Ketidakseimbangan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh. Definisi : asupan nutrisi tidak
cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolik. Batasan katakteristik :
1) Kram abdomen dan nyeri abdomen.
2) Menghindari makanan.
3) Berat badan 20% atau lebih di bawah berat badan ideal atau penurunan berat
badan dengan asupan makanan adekuat.
4) Kerapuhan kapiler.
5) Diare.
6) Kehilangan rambut berlebih.
7) Bising usus hiperaktif.
8) Kurang makanan dan kurang informasi.
9) Kurang minat terhadap makanan.
10) Tonus otot menurun.
11) Mengeluh gangguan sensasi rasa.
12) Mengeluh asupan makanan kurang dari RDA (Recommended Daily Allowance).
13) Sariawan rongga mulut.
14) Steatore.
15) Kelemahan otot mengunyah dan otot untuk menelan. Faktor yang berhubungan :
a. Ketidakmampuan untuk mengabsorbsi nutrien.
b. Ketidakmampuan untuk mencerna makanan.
c. Ketidakmampuan menelan makanan.
d. Faktor psikologis.
b) Nyeri akut.
Definisi : pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenagkan yang muncul akibat
kerusakan jaringan yang aktual atau potensial atau digambarkan dalam hal kerusakan
sedemikian rupa, awitannya yang tiba-tiba atau lambat dari intensitas ringan hingga berat
dengan akhir yang dapat diantisipasi atau diprediksi dan berlangsung selama < 6 bulan.
Batasan karakteristik :
1) Perubahan selera makan.
2) Perubahan tekanan darah
3) Perubahan frekuensi jantung.
4) Perubahan frekuensi pernafasan.
5) Laporan isyarat.
6) Diaforesis.
7) Perilaku distraksi.
8) Mengekspresikan perilaku (merengek, menangis,gelisah).
9) Sikap melindungi area nyeri.
10) Melaporkan nyeri secara verbal.
11) Perubahan posisi untuk melindungi nyeri.
12) Gangguan tidur. Faktor yang berhubungan :
1) Agens cidera (misalnya, biologi, fisik, zat kimia, psikologis) c) Hambatan
mobilitas fisik. Definisi : keterbatasan pada pergerakan fisik tubuh atau satu atau
lebih ekstremitas secara mandiri dan terarah.
Batasan karakteristik :
1) Penurunan waktu reaksi.
2) Kesulitan membolak-balik posisi.
3) Dispnea setelah beraktivitas.
4) Perubahan cara berjalan.
5) Keterbatasan kemampuan melakukan keterampilan motorik kasar
6) Keterbatasan rentang pergerakan sendi.
7) Pergerakan lambat.
8) Pergerakan tidak terkoordinasi.

Faktor yang berhubungan :


1) Intoleransi aktivitas
2) Ansietas.
3) Kontraktur.
4) Penurunan kekuatan otot.
5) Ketidaknyamanan.
6) Nyeri.
7) Progam pembatasan gerak. d) Resiko infeksi. Definisi : mengalami peningkatan
resiko terserang organisme patogenik.

Faktor risiko :
1) Penyakit kronis (DM/Obesitas)
2) Pengetahuan yang tidak cukup untuk menghindari pemajanan patogen.
3) Pertahanan tubuh primer yang tidak adekuat
a. Gangguan peristaltik.
b. Kerusakan integritas kulit.
c. Trauma jaringan
d. Penurunan hemoglobin
Intervensi

BAB 3
TINJAUAN KASUS SEMU

3.1 Kasus Semu


Klien bernama Tn. S, umur 26 tahun, laki-laki, menikah, pekerjaan wiraswasta, agama Islam,
pendidikan terakhir SLTA, suku Jawa, alamat Jl Iskandar Muda RT 15, Nunukan. Klien
masuk RSUD Tarakan tanggal 26 Juni 2012, pada pukul 10.00 Wita, dengan diagnosa medis
Peritonitis Post Op Laparatomy, nomor register 177XXX.

3.2 Asuhan Keperawatan


A. Pengkajian
1) Identitas klien
Klien masuk RSUD Tarakan tanggal 26 Juni 2012, pada pukul 10.00 WITA, dengan
diagnosa medis Peritonitis Post Op Laparatomy, nomor register 177XXX.
Klien bernama Tn. S, usia 26 tahun, laki-laki, menikah, pekerjaan wiraswasta, agama
Islam, pendidikan terakhir SLTA, suku Jawa, alamat Jl Iskandar Muda RT 15,
Nunukan.
2) Riwayat kesehatan
a. Keluhan utama
Saat masuk rumah sakit tanggal 26 Juni 2012, pukul 10.00 WITA, klien
mengatakan nyeri pada daerah perut.
b. Riwayat penyakit sekarang
Sebelum masuk rumah sakit klien merasakan nyeri pada perut pertama kali
pada tanggal 24 juni 2012, dengan skala nyeri 6 (sedang), klien mengatakan
penyebabnya karena sering terlambat makan. Klien mengatakan saat itu
tiba-tiba perutnya terasa sakit seperti tertusuk pisau. Klien mengatakan
nyerinya terletak di semua bagian perut, klien mengatakan sakit yang
dirasakan terus-menerus dan menyebar tembus ke belakang. Klien
mengatakan perut sakit disertai mual dan muntah sebanyak 5 kali. Melihat
kondisi klien, isteri klien berinisiatif membawa klien ke Rumah Sakit Umum
Daerah Nunukan. Selama dirumah sakit Nunukan, nyeri perut klien sedikit
teratasi dengan bantuan terapi obat suntik. Pada tanggal 26 Juni 2012 klien di
rujuk di Rumah Sakit Umum Daerah Tarakan, pada tanggal 27 Juni 2012, pada
pukul 01.00 Wita - 02.00 Wita klien dilakukan tindakan operasi “Laparatomy
Eksplorasi”. Setelah itu klien dipindahkan ke ruang ICU. Klien mengatakan
pindah dari ruang ICU pada tanggal 04 Juli. Pada saat pengkajian klien
mengatakan perutnya masih terasa sakit, sakitnya terletak di bagian “Lumbal
Dextra”. sakit yang dirasakan seperti tertusuk-tusuk jarum, klien mengatakan
skala nyeri 2, lamanya sakit pada perut sekitar 10 menit. Klien mengatakan
mengalami penurunan berat badan sejak 1 bulan yang lalu, klien mengatakan
selera makan berkurang. Pada saat pengkajian tiba-tiba nyeri pada perut
timbul, klien terlihat sedikit meringis. Klien mengatakan nyeri luka
dikarenakan terpasang drain.
c. Riwayat kesehatan dahulu
Klien mengatakan penyakit dahulu seperti maag, demam, flu, batuk.
d. Riwayat penyakit keluarga
Klien mengatakan terdapat beberapa keluarga mangalami gastritis. Klien
mengatakan tidak memiliki penyakit keturunan dalam keluarga.
e. Riwayat alergi
Klien mengatakan tidak memiliki alergi obat maupun makanan.
f. Riwayat imunisasi
Klien mengatakan imunisasinya lengkap pada waktu masih anak-anak. Klien
memperoleh informasi ini dari orang tuanya.
3) Data psiko-sosial-ekonomi
Klien mengatakan hubungan dengan keluarga dan masyarakat rukun, Selama di
rumah sakit, klien didampingi oleh kakak dan istrinya. Klien mengatakan teman
terdekatnya adalah istri dan anak-anaknya. Pada saat pengkajian klien mengatakan
tidak mengetahui mengenai penyakit yang menyebkan klien di operasi. Klien
mengatakan penyebabnya dikarenakan sering terlambat makan.
4) Pengkajian frungsional gordon
a. Data spiritual
Klien mengatakan beragama islam. Klien mengatakan sebelum sakit sering
sholat dan selama sakit klien mengatakan tidak sholat. Klien mengatakan ikut
serta jika ada kegiatan di masjid
b. Pola makan
Sebelum sakit: klien mengatakan jadwal makan 3 kali sehari (pagi, siang,
malam). Tetapi sejak satu bulan yang lalu porsinya lebih kecil dibandingkan
sebelumnya. Klien mengatakan makan yang dimakan bervariasi. Klien
mengatakan makanan yang disukai adalah semua makanan yang dimasak oleh
istrinya, apapun jenisnya. Pada saat pengkajian klien mengatakan makan 3 kali
sehari, tetapi mengkonsumsi setengah dari porsi makanan yang diberikan oleh
rumah sakit. Klien mengatakan mengalami penurunan selera makan, di
karenakan cepat kenyang, klien mendapat diet tinggi karbohidrat dan tinggi
protein.
c. Pola minum
Sebelum sakit klien mengatakan dalam sehari menghabiskan air minum 7
gelas/hari. Saat mengkaji klien mengatakan dalam sehari menghabiskan air
minum sekitar 1500 ml/hari. Klien juga terpasang infuse pada tangan kiri,
dengan cairan Ringer Lactat 20 tpm. Dihabiskan dalam waktu 8 jam
d. Pola istirahat tidur
Sebelum sakit klien mengatakan istirahat dan tidur 6 jam dalam sehari, klien
mengatakan sering terbangun malam kalau ada masalah pekerjaan yang belum
selesai. Pada saat mengkaji klien mengatakan kemarin malam pada tanggal 21
Juli 2012 klien nyenyak tidur, dan pada tanggal 22 Juli 2012 klien mengatakan
tidurnya sekitar 5 jam. Pada saat pengkajian terdapat lingkaran hitam dibawah
mata. Klien terlihat menguap pada saat di wawancara.
e. Pola eliminasi urin
Sebelum sakit klien mengatakan BAK 5 kali sehari, warna BAK kuning dan
kadang-kadang jernih baunya seperti bau amoniak. Pada saat pengkajian klien
mengatakan BAK 7 kali sehari sebanyak 200 cc, warna BAK berwarna kuning
keemasan (seperti warna bensin) dan baunya khas bau amoniak.
f. Pola eliminasi ALVI (BAB)
Sebelum sakit klien mengatakan BAB sebanyak 1 kali sehari, klien
mengatakan tidak memiliki kesulitan waktu BAB, konsistensi BAB lunak.
Saat mengkaji klien mengatakan BAB sebanyak 1 kali sehari, klien
mengatakan tidak memiliki kesulitan waktu BAB, konsistensi BAB lunak.
g. Personal hygiene
1. Mandi
Sebelum sakit klien mengatakan mandi 2 kali sehari, menggunakan
sabun, tidak bau, kebersihan tubuh bersih, dan klien menyikat gigi tiga
kali sehari. Saat mengkaji klien mengatakan mandi 1 kali sehari,
menggunakan sabun, kebersihan tubuh bersih, dan menyikat gigi 2 kali
sehari.
2. Rambut
Sebelum sakit klien mengatakan keramas rambut 2 kali sehari, dengan
menggunakan sampo. Saat mengkaji klien mengatakan keramas 1 kali
sehari, dengan menggunakan sampo.
3. Kuku
Sebelum sakit klien mengatakan memotong kuku 1 kali seminggu. Saat
pengkajian klien mengatakan memotong kuku 1 kali seminggu, pada
saat mengkaji kuku klien terlihat bersih.
h. Pola aktivitas motorik
Sebelum sakit klien mengatakan mandi secara mandiri, makan dan minum
secara mandiri, berpindah secara mandiri, mobilitas di tempat tidur secara
mandiri. Saat pengkajian klien mengatakan mandi secara mandiri, makan dan
minum secara mandiri, mobilitas di tempat tidur secara mandiri.
i.

5) Pemeriksaan fisik
a. TTV
- Kesadaran = Composmentis
- GCS = E = 4, V = 5, M = 6
- Tekanan Darah = 110/ 70 mmHg
- Nadi = 76 x/i
- Pernapasan = 20 x/i
b. Antropometri
- Sebelum sakit: TB = 168 cm BB = 58 Kg
- Saat mengkaji: Tinggi Badan = 168 cm Berat Badan = 58 Kg
c. Kepala
Bentuk kepala bulat, tidak ada lesi, tidak ada massa, tidak ada benjolan, tidak
ada tumor, warna rambut hitam, penyebaran rambut merata.
d. Mata
Bola mata lengkap dan simetris, konjungtiva berwarna merah muda, sklera
tidak ikterus, kornea dan iris jernih dan tidak ada kelainan, lapang pandang
dapat dilakukan klien, ketajaman penglihatan dapat membaca koran dan
majalah dalam jarak 30 cm, di bawah mata terdapat lingkaran hitam.
e. Hidung
Posisi septum nasi ditengah, tidak terdapat nyeri tekan, tidak ada edema, tidak
ada benjolan, tidak ada deviasi septum, tidak ada polip, patensi jalan nafas
sama.
f. Telinga
Bentuk telinga kiri dan kanan simetris, daun telinga elastic bersih, lubang
telinga tidak ditemukan serumen dan peradangan, membrane timpani terdapat
sedikit serumen, tidak terdapat nyeri tekan dan edema pada telinga kiri dan
kanan
g. Mulut dan faring
Mukosa mulut lembab, tidak pucat, terdapat stomatitis pada bibir klien, pada
palatum tidak terdapat palato skiziz, gusi warnanya kemerahan, lidah bersih,
tonsil normal.
h. Leher
Posisi trakea tegak lurus ditengah, (tidak ada terdapat deviasi), tiroid tidak
tampak adanya pembesaran, tidak ada edema, massa, perdarahan, suara vokal
jelas dan tidak parau, kelenjar limfe tidak ada peradangan, denyut nadi karotis
teraba jelas dan stabil
i. Kulit
Kulit klien teraba hangat, turgor kulit elastis
j. Dada
- Inspeksi : bentuk thoraks kanan dan kiri simetris, pernafasan vesikuler
20 x/i irama nafas teratur, tidak ada edema, pengembangan dada
simetris, retraksi dinding dada simetris
- Palpasi : tidak ada nyeri tekan dan massa, vocal premitus teraba sama,
batas paru-hepar ICS 5
- Perkusi : bunyi hepar pekak, bunyi paru sonor
- Auskultasi : terdapat bunyi bronchial diatas sternum, bunyi bronco
vesikuler di ics 2, dan bunyi vesikuler disemua lapang paru serta tidak
ada bunyi jantung tambahan.
k. Jantung
- Inspeksi : tidak ada kemerahan, tidak ada edema, tidak ada massa, nadi
teraba 76 x/ i, batas jantung atas ICS 2, batas jantung bawah ICS 5.
- Palpasi : tidak ada nyeri tekan
- Perkusi : bunyi jantung S1 (loop-loop), bunyi jantung S2 (lup-lup), S1
terdengar pada mid clavikula, S2 pada ICS 2
- Auskultasi : tidak terdapat bunyi jantung tambahan.
l. Abdomen
- Inspeksi : tidak ada kemerahan, bentuk perut buncit, terdapat bekas
jahitan Post Op Laparatomy dengan panjang 23 cm, luka laparatomy
terlihat kering, terdapat pada selang drain di lumbal dextra, cairan
drain 90 cc, warna cairan drain hijau kecoklatan. tidak ada pembesaran
dan pelebaran pembuluh darah.
- Auskultasi : bising usus terdengar 18 x/i
- Palpasi : terdapat nyeri tekan pada lumbal dextra, hepar tidak teraba,
dan tidak ada tanda-tanda asites.
- Perkusi : terdengar bunyi timpani pada abdomen
m. Muskuloskeletal
Kedua tungkai tampak simetris, tidak tampak edema, tidak ada kelainan pada
ekstermitas dan klien dapat bergerak dengan bebas.
n. Genetalia dan perineal
Klien tidak terpasang kateter, dan tidak ada kelainan pada perianal.
o. Columna vertebralis
Tidak ada kelainan bentuk tulang belakang, tidak ada nyeri tekan.
6) Pemeriksaan penunjang
● pemeriksaan laboratorium 26-06-2012

KETERANGAN HASIL NILAI NORMAL


PEMERIKSAAN

WBC 14.2 x10³/ µL (4-10 x 10³/µL)

RBC 5.07 x 10^6/µL (Lk: 4,5-6/ Pr: 4,0-5,5)

HGB 15.4 g/dl (14-18/ Pr: 12-16)

HCT 48.1 % (Lk:40-48%/ Pr: 37-43%)

MCV 94,9 fl (82-92 fl)

MCH 30,4 pg (27-31 pg)

MCHC 32,0 g/dl (32-37 g/dl)


PLT 129 x 10³/ µL (150-450/ µL)

● faal ginjal

KETERANGAN HASIL NILAI NORMAL


PEMERIKSAAN

ureum 39 mg/dl (10-50 mg)

kreatinin serum 1 mg/dl (Lk: 0,6-1.3/ Pr:


0,5-1,0)

● faal hati

KETERANGAN HASIL NILAI NORMAL


PEMERIKSAAN

SGOT/AST 79 UI (Lk: < 40/ Pr: < 33)

SPGT/ALT 72 UI (Lk: < 41/ Pr: < 32)

● eletrolit

KETERANGAN HASIL NILAI NORMAL


PEMERIKSAAN

kalium 3.99 mmol/L (3.48-5.50 mmol/L)

natrium 135.5 mmol/L (135-145 mmol/L)

klorida 97.9 mmol/L (96-106 mmol/L)

● pemeriksaan laboratorium 27-06-2012

KETERANGAN HASIL NILAI NORMAL


PEMERIKSAAN

WBC 11.0 x10³/ µL (4-10 x 10³/µL)

RBC 3.70 x 10^6/µL (Lk: 4,5-6/ Pr: 4,0-5,5)

HGB 11.2 g/dl (14-18/ Pr: 12-16)


HCT 35.7 % (Lk:40-48%/ Pr: 37-43%)

MCV 96.5 fl (82-92 fl)

MCH 30,3 pg (27-31 pg)

MCHC 31,4 g/dl (32-37 g/dl)

PLT 149 x 10³/ µL (150-450/ µL)

● faal hati

KETERANGAN HASIL NILAI NORMAL


PEMERIKSAAN

Alkali fosfatase 99 U/I (64-306 U/I)

protein total 4.3 g/dl (6.6-8.7 g/dl)

albumin 2.9 g/dl (3.5-5.5 g/dl)

● eletrolit

KETERANGAN HASIL NILAI NORMAL


PEMERIKSAAN

kalium 3.64 mmol/L (3.48-5.50 mmol/L)

natrium 136.5 mmol/L (135-145 mmol/L)

klorida 101.4 mmol/L (96-106 mmol/L)

● faal hati 28-06-2012

KETERANGAN HASIL NILAI NORMAL


PEMERIKSAAN

albumin 3.09 g/dl (3.5-5.5 g/dl)

● pemeriksaan laboratorium 30-06-2012

KETERANGAN HASIL NILAI NORMAL


PEMERIKSAAN

WBC 16.3 x10³/ µL (4-10 x 10³/µL)

RBC 3.65 x 10^6/µL (Lk: 4,5-6/ Pr: 4,0-5,5)

HGB 11.1 g/dl (14-18/ Pr: 12-16)

HCT 34.9 % (Lk:40-48%/ Pr: 37-43%)

MCV 95,6 fl (82-92 fl)

MCH 30,4 pg (27-31 pg)

MCHC 31,8 g/dl (32-37 g/dl)

PLT 239 x 10³/ µL (150-450/ µL)

● pemeriksaan laboratorium 03-07-2012

KETERANGAN HASIL NILAI NORMAL


PEMERIKSAAN

WBC 8,3 x10³/ µL (4-10 x 10³/µL)

RBC 4.11 x 10^6/µL (Lk: 4,5-6/ Pr: 4,0-5,5)

HGB 11.3 g/dl (14-18/ Pr: 12-16)

HCT 34,7 % (Lk:40-48%/ Pr: 37-43%)

MCV 94,6 fl (82-92 fl)

MCH 30,8 pg (27-31 pg)

MCHC 32,6 g/dl (32-37 g/dl)

PLT 369 x 10³/ µL (150-450/ µL)

● faal ginjal

KETERANGAN HASIL NILAI NORMAL


PEMERIKSAAN

ureum 31 mg/dl (10-50 mg)


kreatinin serum 0,6 mg/dl (Lk: 0,6-1.3/ Pr:
0,5-1,0)

B. Diagnosa
Analisis data

Data Etiologi Masalah

DS : Insisi bedah Nyeri akut


- Klien mengatakan sakit pada
daerah perut
- Klien mengatakan sakit yang
dirasakan seperti
tertusuk-tusuk jarum
- Klien mengatakan skala nyeri
2
- Klien mengatakan durasi
nyeri 10 menit
DO :
- Klien sedikit terlihat
meringis.

DS : - Tindakan invasif Resiko tinggi infeksi


DO : Terdapat selang drain dilumbal
dextra dengan cairan drain 90 cc
- Warna cairan drain hijau
kecoklatan
- WBC : 8,3 x10³/ µL
- HGB : 11.3 g/dl
- HCT : 34,7 %
- PLT : 369 x 10³/ µL

DS : Krisis situasi Gangguan pola tidur


- Klien mengatakan tidur 5 jam
(22 Juli 2012)
DO :
- Tampak lingkaran hitam
dibawah mata

DS : Asupan nutrisi tidak Nutrisi kurang dari


- Klien mengatakan selera adekuat kebutuhan tubuh
makannya menurun
- Klien mengatakan makanan
yang dimakan ½ porsi
- Klien mengatakan kondisi
fisiknya lemah
- Klien mendapat diet tinggi
karbohidrat dan tinggi
protein.
DO :
- Albumin 2.9 g/dl (27 Juni
2012)
- Hb 369 x 10³/ µL (3 Juli
2012)
- HCT 34.7 % (3 Juli 2012)
- Antropometri : BB 58 kg TB
168 cm

C. Intervensi

Tanggal Diagnosa Tujuan dan Kriteria hasil Intervensi keperawatan


keperawatan

Senin, Nyeri akut Setelah dilakukan Observasi :


23/07/201 berhubungan tindakan keperawatan - Catat
2, pukul dengan insisi selama 2 x 24 jam lokasi,lamanya,
11.00 bedah. dengan kriteria hasil : intensitas skala
WITA - Nyeri berkurang (0-10)
atau terkontrol - Berikan posisi
- Klien tampak semi fowler dan
tenang dan rileks supinasi
- Menstabilkan - Berikan tindakan
tekanan darah kenyamanan
120/80 mmHg seperti relaksasi
- Klien mampu nafas dalam,
berdaptasi distraksi,
dengan nyer imajinasi, dan
kompres
Kolaborasi :
- Berikan Obat
sesuai indikasi:
antrain 3 x 1
ampul

Resiko tinggi Setelah dilakukan Observasi :


infeksi tindakan keperawatan 3 - Catat faktor resiko
berhubungan x 24 jam dengan kriteria individu
dengan hasil : - Ukur tanda-tanda
tindakan - Klien tidak ada vital dengan
invasif. tanda-tanda sering
infeksi - Catat warna kulit,
- Klien suhu kelembapan
mengatakan tidak - Lakukan tindakan
demam invasive
- Tidak tedapat (perawatan luka
peningkatan drain)
leukosit, Kolaborasi:
hemoglobin dan - Berikan obat
hematokrit sesuai indikasi:
rendah Meropenem 2 x 1
gr, Levofloxaxine
2 x 500 g

Gangguan Setalah dilakukan observasi :


pola tidur tindakan keperawatan - identifikasi pola
berhubungan 2x24 jam dengan kriteria aktivitas dan tidur
dengan hasil : - identifikasi faktor
interupsi - keluhan sulit pengganggu tidur
lingkungan. tidur pasien (fisik dan atau
menurun psikologis)
- keluhan pasien - identifikasi
sering terjaga makanan dan
menurun minuman yang
- keluhan pasien mengganggu tidur
tidak puas tidur (mis. kopi, teh,
menurun alkohol, makan
- keluhan pasien mendekati waktu
pola tidur tidur, minum
berubah menurun banyak air
- keluhan pasien sebelum tidur)
istirahat tidak - identifikasi obat
cukup menurun tidur yang
- kemampuan dikonsumsi.
beraktivitas terapeutik :
pasien - modifikasi
meningkat. lingkungan (mis.
pencahayaan,
kebisingan, suhu,
matras, dan
tempat tidur)
- fasilitasi
menghilangkan
stres sebelum tidur
(mis.
manganjurkan
untuk melakukan
aktvitas ringan)
- tetapkan jadwal
tidur rutin (6-8
jam)
- lakukan prosedur
untuk
meningkatkan
kenyamanan (mis.
pijat, pengaturan
posisi, terapi
akupresur)
edukasi :
- jelaskan
pentingnya tidur
cukup selama
sakit
- anjurkan menepati
kebiasaan waktu
tidur
- anjurkan
menghindari
makanan atau
minuman yang
mengganggu tidur
- anjurkan
penggunaan obat
tidur yang tidak
mengandung
supresor terhadap
tidur REM
- anjurkan
faktor-faktor yang
berkontibusi
terhdap gangguan
pola tidur (mis.
psikologis, gaya
hidup, sering
berubah shift
bekerja)
- ajarkan relaksasi
otot autogenik
atau cara
nonfarmakologi
lainnya.

Defisit Nutrisi setelah dilakukan observasi


berhubungan tindakan 3x24 jam - identifikasi status
dengan dengan kriteria hasil : nutrisi
asupan nutrisi - porsi makan yang - identifikasi alergi
tak adekuat. dihabiskan pasien dan intoteransi
meningkat makanan
- perasaan cepat - identifikasi
kenyang pasien makanan yang
menurun disukai
- berat badan IMT - identifikasi
pasein membaik kebutuhan kalori
dan jenis nutrien
- identifikasi
perlunya
penggunaan
selang nasogatrik
- monitor asupan
makan
- monitor berat
badan
- monitor hasil
pemeriksaan
badan
- monitor hasil
pemeriksaan
laboratorium
terapeutik
- catata adanya
muntah/diare
- auskultasi bising
usus
- timbang berat
badan dengan
teratur
- pantau abdomen
dengan sering,
penampilan bising
usus normal.
edukasi
- anjurkan posisi
duduk, jika
mampu
- anjurkan diet yang
diprogramkan
kolaborasi
- kolaborasi
pemberian
medikasi sebelum
makan (mis.
pereda nyeri,
antlemetik), jika
perlu
- kolaborasi dengan
ahli gizi untuk
menentukan
jumlah kalori dan
jenis nutrien yang
dibutuhkan, jika
perlu.

D. Implementasi

NO. DIAGNOSA TGL/JAM IMPLEMENTASI RESPON TTD


KEPERAWATA PASIEN
N

1. Nyeri Akut 26-06-2012 1.2 - pasien


10.00 Mencatat lokasi mengatakan
nyeri, lamanya, dan skala nyeri 2
intensitas skala. - pasien
mengatakan
lama nyeri 5
menit
- klien terlihat
sedikit
meringis

26-06-2012 1.3 - pasien


10.02 memposisikan pasien meminta
semi fowler bantuan
untuk
memposisik
an setengah
baring
- pasien
terlihat
tenang dan
rileks

26-06-2012 1.4 - pasien


10.05 Memberikan mengatakan
tindakan kenyamanan senang
Seperti distraksi membaca
(membaca Koran dan koran dan
majalah). majalah
- Ketajaman
penglihatan
klien baik
- Klien
terlihat tidak
menggunaka
n kaca mata
baca
26-06-2012 1.5 - klien terlihat
10.40 memberikan obat tenang dan
injeksi antrain 3x1 rileks
ampul

26-06-2012 1.6 - pasien


15.30 mencatat lokasi, mengatakan
lama, dan intensita tidak merasa
skala nyeri
- klien
tampak
tenang dan
rileks

26-06-2012 1.7 - pasien


16.30 memberikan posisi terlihat
supinasi tenang dan
rileks

26-06-2012 1.8 - pasien


20.00 memberikan obat tampak
injeksi : antrain 1x1 tenang dan
ampul rileks’
- Antrain: rute
pemberian
di drip
(diinjeksi
dibotol).

27-06-2012 1.2 - pasien


07.00 mencatat lokais nyeri, mangatakan
lama, dan intensitas skala nyeri 0
skala - paisen
mengatakan
tidak
merasakan
nyeri
- pasien
terlihat
tenang dan
rileks

27-06-2012 1.3 - pasien


11.10 memberikan posisi mengatakan
semi fowler pada terima kasih
pasien

27-06-2012 1.4 - pasien tidak


11.15 mengajurkan pasien menggunaka
untuk membaca n kata mata
koran baca
- pasien
membaca
koran
dengan jarak
30 cm

27-06-2012 1.5 - pasien


15.00 memberikan obat terlihat
injeksi : antrain 3x1 tenang dan
rileks

27-06-2012 1.6 - pasien


19.00 mencatat lokasi nyeri, mengatakan
lama, dan intesitas tidak
skala nyeri merasakan
nyeri
- pasien
terlihat
tenang dan
relaks

27-06-2012 1.7 - klien terlihat


23.00 memberikan obat tenang dan
injeksi : antrain 1x1 rileks
ampul - tidak ada
respon
negatif
- Antrain: rute
pemberian
di drip
(diinjeksi
dibotol infus

2. Resiko Infeksi 26-06-2012 1.2 - hasil TTV :


11.30 mengukur TD : 100/80
tanda-tanda vital mmHg
dengan sering P : 20 x/i
N : 80 x/i
ST : 36 ºc
- akral pasien
terasa
hangat

26-06-2012 1.3 - hasil TTV:


16.40 mengukur tanda TD : 110/80
tanda-tanda vital mmHg
P : 20 x/i
N : 72 x/i
ST : 36 ºc
26-06-2012 1.4 - klien
18.00 memberikan obat tampak
injeksi lafloxaxine : tenang dan
1x1 botol, rileks
Neropenem 1x1 gr - tidak ada res
- Lefloxaxine
: 1 botol
(didahuluka
n sebelum
mengganti
cairan Rl
yang
tercampur
oleh
cernevit
sementara.
- Neropenem:
rute
pemberian
bolus
(intravena
melalui
selang
infuse
langsung).

27-06-2012 1.2 - hasil TTV :


05.00 mengukur TD : 100/60
tanda-tanda vital mmHg
P : 20 x/i
N : 82 x/i
ST : 36,5 ºc
- akral paisen
terasa
hangat

27-06-2012 1.3 - pasien


11.00 melakukan tindakan mengatakan
invasif (perawatan masih terasa
selang drain) sakit pada
selang drain
- pasien
mengatakan
skala nyeri 1
- pasien
mengatakan
durasi nyeri
3 menit
- Tidak ada
kemerahan
pada selang
drain dan
luka jahitan
- Benang
jahitan drain
sudah
terpotong
sebelumnya
- Jumlah
cairan drain
5 cc
- Warna
cairan drain
kecoklatan

27-06-2012 1.4 - hasil TTV :


12.00 mengukur TD : 120/80
tanda-tanda vital mmHg
P : 20 x/i
N : 80 x/i
ST : 36,1 ºc
- Akral klien
terasa
Hangat

27-06-2012 1.5 - hasil TTV :


17.00 mengukur TD : 120/70
tanda-tanda vital mmHg
P : 20 x/i
N : 80 x/i
ST : 36 ºc
- Akral klien
terasa
hangat

27-06-2012 1.6 - Lefloxaxine


18.00 memberikan obat : 1 botol
injeksi : lefloxaxine (didahuluka
1x1 botol, n sebelum
nerope-nem 1x1 gr mengganti
cairan Rl
yang
tercampur
oleh
cernevit
sementara)
- Neropenem:
rute
pemberian
bolus (
intravena
melalui
selang
infuse
- langsung)

28-06-2012 1.2 - hasil TTV :


04.55 mengukur TD : 120/80
tanda-tanda vital mmHg
P : 20 x/i
N : 72 x/i
ST : 36 ºc
- Akral pasien
terasa
hangat

28-06-2012 1.3 - pasien


10.00 melakukan tindakan mengatakan
invasive (perawatan senang
& pengangkatan - jumlah
selang drain, serta cairan tubuh
pemasangan sekitar 100
kolostomi beg) cc
- Tidak ada
kemerahan
pada area
luka
- Warna
cairan tubuh
kecoklatan
- Kolostomi
beg sudah
terpasang
- Klien
tampak
tenang dan
rileks.

28-06-2012 1.4 - Klien


18.00 memberikan obat tampak
injeksi 1x1 botol, tenang dan
neropenem 1x1 gr rileks
- Lefloxaxine
: 1 botol
(didahuluka
n sebelum
mengganti
cairan Rl
yang
tercampur
oleh
cernevit
sementara)
- Neropenem:
rute
pemberian
bolus
(intravena
melalui
selang
infuse
- langsung)

3. Gangguan pola 26-06-2012 1.2 - klien


tidur 12.40 menaikkan tempat mengatakan
tidur pasien mengantuk
- klien terlihat
menguap

26-06-2012 1.3 - klien


17.00 menganjurkan klien mengatakan
beraktivitas ringan akan
seperti berjalan-jalan melakukan
disekitar ruangan - ikut
mendampin
gi klien

26-06-2012 1.4 - klien terlihat


18.35 mengajurkan pasien mandiri
mandi

26-06-2012 1.5 - klien terlihat


23.05 memberi tempat yang mengatntuk
nyaman pada pasien
seperti memberikan
bantal

26-06-2012 1.6 - pasien


23.07 menaikkan pagar mengucapka
tempat tidur pasien n terima
kasih

27-06-2012 1.2 - pasien


06.20 mengajurkan pasien mengatakan
untuk mandi akan mandi

27-06-2012 1.3 - pasien


07.30 mengatakan pasien mengatakan
jalan-jalan sekitar tidur selama
ruangan 6 jam
- klien
mengatakan
berjalan
sendiri

27-06-2012 1.4 - pasien


18.30 menganjurkan klien mengatakan
untuk mandi mandi pukul
17.30

27-06-2012 1.5 - pasien


23.05 memberikan bantal mengatakan
kepada pasien mengantuk

27-06-2012 1.6 - mengucapka


23.10 menaikkan pagar n selamat
tempat tidur pasien tidur pada
pasien

28-06-2012 1.2 - pasien


06.30 menganjurkan pasien mengatakan
untuk mandi akan mandi
- pasien
terlihat
mandiri

4. defisit nutrisi 26-06-2012 1.2 - pasien


11.45 mencatat mengatakan
diare/muntah tidak
mengalami
muntah
- pasien
tampak
tenang dan
rileks
- pasien tidak
terlihat
pucat

26-06-2012 1.3 - klien


17.00 memantau abdomen mengatakan
pasien tidak
memegang
area luka
- tidak
terdapat
kemerahan
disekitar
area luka

26-06-2012 1.4 - klien terlihat


18.00 memeberikan obat tenang dan
injeksi renitidine : rileks
1x1 ampul, cernevit
1x1 vial

27-06-2012 1.2 - Klien


06.00 memberikan obat mengatakan
injeksi : ranitidine terasa sakit
1x1 ampul, cernevit pada perut
1x1 vial - Klien
mengatakan
sakit yang
dirasakan
seperti
digigit
semua
- Klien
mengatakan
durasi nyeri
5 menit
- Klien
terlihat
sedikit
meringis
- Ranitidine:
rute
pemberian
bolus
(diinjeksi di
selang
infuse
langsung)
- Cernevit:
Rute
pemberian
di drip
(dinjeksi di
dalam botol
RI)

27-06-2012 1.3 - Bising usus


17.00 melakukan tindakan pasien 14 x/i
dengan menggunakan - Perut pasien
stetoskop untuk tidak terlihat
mengetahui bising kemerahan
usus - Verban drain
terlihat
bersih, tidak
terlihat
terkena
cairan drain

27-06-2012 1.4 - pasien


17.10 menimbang berat mengatakan
badan pasien berat
badannya 58
kg

27-06-2012 1.5 - pasien


18.00 memberikan injeksi : terlihat
ranitidine 1x1 ampul, tenang dan
cernevit 1x1 vial rileks
- Ranitidine:
rute
pemberian
Bolus
(intravena
melalui
selang
infuse
- langsung)

28-06-2012 1.2 - klien


08.00 menimbang berat mengatakan
badan pasien menghabisk
an 1 piring
makanan
- total berat
badan
pasien 58 kg
- selera
makan
pasien
bertambah
- BB tidak
bertambah

28-06-2012 1.3 - pasien


18.00 memberikan obat terlihat
injeksi : ranitidine tenang dan
1x1 ampul, cernevit rileks
1x1 vial - Ranitidine:
rute
pemberian
bolus
(intravena
melalui
selang
infuse
langsung)
- Cernevit:
rute
pemberian
di drip
(diinjeksi
dibotol
infuse Rl).

E. Evaluasi

NO. DIAGNOSA TGL/JAM EVALUASI TTD


KEPERAWATAN

1, Nyeri akut b.d 26-06-2012 S :


insisi bedah 20.10 - pasien mengatakan skala nyeri 2
(D.077) - pasien mengatakan senang
membaca koran
O:
- pasien terlihat meringis
- pasien terlihat tenang dan rileks
- ketajaman penglihatan pasien baik
A : Masalah teratasi sebagian
P : lanjutkan intervensi
- mencatat lokasi nyeri, lama, dan
intensitas skala nyeri
- memberikan obat injeksi : antrain
3x1
- memberikan obat injeksi : antrain
1x1 ampul

27-06-2012 S :
23.05 - pasien mengatakan skala nyeri 0
- pasien mengatakan tidak
merasakan nyeri
O:
- pasien tidak menggunakan
kacamata baca
- pasien terlihat tenang dan rileks
- tidak ada respon negatif obat
injeksi

A : Masalah teratasi
P : hentikan intervensi

2. Resiko infeksi b.d 26-06-2012 S :-


tindakan invasif 18.10 O:
(D.0142) - hasil TTV :
TD : 100/80 mmHg
P : 20 x/i
N : 80 x/i
ST : 36 ºc
- hasil TTV :
TD : 110/80 mmHg
P : 20 x/i
N : 72 x/i
ST : 36 ºc
- tidak ada respon negatif terhadap
injeksi
A : masalah tidak terjadi
P : pertahankan intervensi
- mengukur tanda-tanda vital dengan
sering
- memberikan obat injeksi
lafloxaxine : 1x1 botol,
Neropenem 1x1 gr

27-06-2012 S :
18.10 - pasien mengatakan masih terasa
sakit pada selang drain
- pasien mengatakan skala nyeri 1
O:
- tidak ada kemerahan pada selang
drain dan luka jagitan
- jumlah cairan drian 5 cc
- warna cairan drain kecoklatan
- hasil TTV : TD : 120/80 mmHg; P
: 20 x/i; N : 80 x/i; ST : 36,1 º
A : Masalah teratasi sebagian
P : lanjutkan intervensi
- mengukur tanda-tanda vital dengan
sering
- melakukan tindakan invasive
(perawatan & pengangkatan selang
drain, serta pemasangan kolostomi
beg)
- memberikan obat injeksi 1x1
botol, neropenem 1x1 gr

28-06-2012 S :
18.10 - pasien mengatakan senang
-
O:
- hasil TTV : TD : 120/80 mmHg; P
: 20 x/i; N : 72 x/i; ST : 36 ºc
- Akral pasien terasa hangat
- jumlah cairan tubuh sekitar 100 cc
- Tidak ada kemerahan pada area
luka
- Warna cairan tubuh kecoklatan
- Kolostomi beg sudah terpasang
- tidak ada tanda negatif dari injeksi
A : masalah teratasi
P : hentikan intervensi

3. Gangguan pola 26-06-2012 S :


tidur b.d interupsi 23.15 - klien mengatakan mengantuk
lingkungan O:
(D.0055) - klien terlihat menguap
- klien terlihat mandiri
A : masalah tidak terjadi
P : pertahankan intervensi
- mengajarkan pasien melakukan
personal hygiene
- mengatakan pasien untuk
berjalan-jalan
- memberikan bantal kepada pasien

27-06-2012 S :
23.15 - pasien mengatakan tidur selama 6
jam
- pasien mengatakan mandi
O:-
A : masalah tidak terjadi
P : pertahankan intervensi
- menganjurkan pasien untuk
melakukan personal hygiene

28-06-2012 S : pasien mengatakan mandi


23.15 O : pasien terlihat mandiri
A : masalah tidak terjadi
P : pertahankan intervensi
- mengajurkan pasien melakukan
personal hygiene
- memberikan kenyamanan pada
pasien
4. defisit nutrisi b.d 26-06-2012 S :
asupan nutrisi tidak 18.10 - pasien mengatakan tidak
adekuat (D. 0019) mengalami muntah
- pasien mengatakan tidak
memegang area luka
O:
- pasien tidak terlihat pucat
- tidak terdapat kemerahan disekitar
area luka
- pasien terlihat tenang dan rileks
- tidak ada tanda negatif pada
pemberian injeksi
A : masalah tidak terjadi
P : pertahankan intervensi
- memberikan obat injeksi :
ranitidine 1x1 ampul, cernevit 1x1
vial
- melakukan pemeriksaan abdomen
dan melakukan auskultasi

27-06-2012 S : pasien mengatakan berat badan 58 kg


18.10 O:
- bising usus pasien 14 x/i
- Perut pasien tidak terlihat
kemerahan
- Verban drain terlihat bersih, tidak
terlihat terkena cairan drain
- pasien terlihat tenang dan rileks
A : masalah tidak terjadi
P : pertahankan intervensi
- menimbang berat badan pasien
- memberikan obat injeksi :
ranitidine 1x1 ampul, cernevit 1x1
vial

28-06-2012 S : pasien mengatakan menghabiskan 1


18.10 piring makanan
O:
- berat badan pasien 58 kg
- selera makan pasien meningkat
- pasien terlihat tenang dan rileks
A : masalah tidak terjadi
P : pertahankan intervensi
- memantau berat badan pasien

Anda mungkin juga menyukai