Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PENDAHULUAN

PADA NY.D DENGAN NYERI AKUT DI RUANGAN PERAWATAN BEDAH DAHLIA


RUMAH SAKIT ISLAM DARUS SYIFA’ SURABAYA

Diajukan guna memenuhi salah satu tugas Praktik Kerja Lapangan

Keperawatan Dasar yang diampu oleh :

Lailatul Fadliyah,. SST,. M.Kes

Disusun Oleh :

AZIZ NUGRAHA

NIM. 15211191308

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN

FAKULTAS VOKASI

UNIVERSITAS AIRLANGGA

2022
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan pendahuluan dan asuhan keperawatan pada” PADA NY.D DENGAN NYERI
AKUT DI RUANGAN PERAWATAN BEDAH DAHLIA RUMAH SAKIT ISLAM DARUS
SYIFA’ SURABAYA”

Telah disetujui dan ditetapkan pada :

Hari : Jumat

Tanggal : 25 November 2022

Surabaya, 25 November 2022

Mahasiswa

Aziz Nugraha

NIM. 152111913133

Mengetahui,

Kepala CI/CE Dosen Pembimbing

Nur Fitriati, S. Kep., Ns. Lailatul Fadliyah, SST., M. Kes.

NIP. 03.238.09.11 NIP. 1973011992002122001

Kepala Ruang Bedah

Lilik Sugiarti, S. Kep., Ns.


NIP. 03.075.05.01

ii
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat,
kasih dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan portofolio Laporan Pendahuluan
pada “NY.D DENGAN NYERI AKUT DI RUANGAN PERAWATAN BEDAH DAHLIA RUMAH
SAKIT ISLAM DARUS SYIFA’ SURABAYA”. Laporan ini dibuat untuk memenuhi tugas
Keperawatan Dasar (Praktikum Klinik).

Dalam pembuatan lapon kasus ini penulis menyadari bahwa Laporan Pendahuluan ini
jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik saran yang
membangun dari para pembaca sangat di harapkan demi kesempurnaan Laporan Pendahuluan ini
dan untuk memenuhi kebutuhan dalam bidang keperawatan.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
memberikan bantuan dan bimbingan dalam penyusunan Laporan Pendahuluan ini. Kiranya
segala bantuan dan bimbingan yang telah diberikan oleh semua pihak selama penyusunan
Laporan Pendahuluan ini dapat diterima bagi kita sekalian. Akhir kata penulis mengharapkan
semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.

Gresik, 22 November 2022

Penulis

iii
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN.............................................................................................................ii
KATA PENGANTAR....................................................................................................................iii
BAB I...............................................................................................................................................1
LAPORAN PENDAHULUAN.......................................................................................................1
Konsep Nyeri...................................................................................................................................1
1.1 Definisi Nyeri.........................................................................................................................1
1.2 Macam dan Penyebab Nyeri..................................................................................................1
1.3 Tanda dan Gejala...................................................................................................................2
1.4 Patofisiologi Nyeri.................................................................................................................4
1.5 Pemeriksaan Diagnostik.........................................................................................................5
1.6 Penatalaksanaan Medis..........................................................................................................6
Konsep asuhan keperawatan pada nyeri akut..................................................................................7
2.1 Pengkajian Keperawatan........................................................................................................7
2.2 Diagnosa Keperawatan..........................................................................................................7
2.3 Intervensi Keperawatan..........................................................................................................7
2.4 Implementasi Keperawatan....................................................................................................9
2.5 Evaluasi Keperawatan............................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................10

iv
BAB I

LAPORAN PENDAHULUAN

Konsep Nyeri
1.1 Definisi Nyeri
Kenyamanan berupa terbebas dari perasaan tidak menyenangkan merupakan
kebutuhan individu. Nyeri adalah perasaan tidak menyenangkan yang terkadang dialami
individu. Kebutuhan akan bebas dari rasa sakit merupakan salah satu kebutuhan dasar
yang menjadi tujuan dalam memberikan asuhan keperawatan pada pasien di rumah sakit
(Prasetyo, 2010). McCaffery (1980), menyatakan bahwa rasa sakit adalah segala sesuatu
yang dikatakan seseorang tentang rasa sakit dan terjadi setiap kali seseorang mengatakan
bahwa mereka merasakan sakit. Definisi ini menempatkan seseorang sebagai ahli dalam
bidang nyeri, karena hanya pasien yang tahu tentang nyeri yang dirasakannya. Bahkan
nyeri adalah sesuatu yang sangat subjektif, tidak ada ukuran yang objektif, sehingga
hanya orang yang merasakannya yang paling akurat dan tepat dalam mendefinisikan
nyeri (Prasetyo, 2010).

Nyeri adalah perasaan tidak nyaman yang sangat subjektif dan hanya orang yang
mengalaminya yang dapat menjelaskan dan mengevaluasi perasaan tersebut (Long,
1996). Secara umum, nyeri dapat didefinisikan sebagai suatu kondisi di mana seorang
individu mengalami dan mengeluhkan ketidaknyamanan yang parah atau sensasi
ketidaknyamanan (Tucker, 1998).

1.2 Macam dan Penyebab Nyeri


Penyebab nyeri dapat diklasifikasikan menjadi dua kelompok, yaitu penyebab
yang berhubungan dengan fisik dan yang berhubungan dengan psikis. Secara fisik,
misalnya, penyebab nyeri adalah trauma (baik trauma mekanik, termal, kimia, atau
listrik), neoplasma, peradangan, gangguan sirkulasi darah, dan lain-lain. Secara
psikologis, penyebab nyeri dapat terjadi karena trauma psikologis (Asmadi, 2008).

1
Neoplasma menyebabkan rasa sakit karena tekanan atau kerusakan jaringan yang
mengandung reseptor rasa sakit serta dari menarik, mencubit, atau metastasis. Nyeri pada
peradangan terjadi karena kerusakan ujung saraf reseptor akibat peradangan atau terjepit
oleh pembengkakan.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa nyeri yang disebabkan oleh faktor
fisik berhubungan dengan ketergantungan serabut saraf reseptor nyeri. Serabut saraf ini
terletak dan tersebar di lapisan kulit dan pada jaringan tertentu yang lebih dalam
(Asmadi, 2008). Nyeri yang disebabkan oleh faktor psikologis adalah nyeri yang
dirasakan bukan karena penyebab organik, tetapi karena trauma psikologis dan efek
fisiknya. Kasus ini dapat ditemukan pada kasus-kasus yang termasuk dalam kategori
psikosomatis. Nyeri akibat faktor ini disebut juga nyeri psikogenik (Asmadi, 2008).

1.3 Tanda dan Gejala


1. Respon Simpatik

2. Tekanan darah meningkat

3. Kenaikan suhu

4. Pernafasan meningkat

5. Respon otot

6. Grogi

7. Respon Emosional

8. Perubahan perilaku

9. Marah, merintih dan menangis

10. Ekspresi wajah : nyengir

2
Klasifikasi Nyeri

Penting bagi perawat untuk mengetahui tentang berbagai jenis nyeri. Mengetahui
berbagai jenis nyeri diharapkan dapat menambah pengetahuan dan membantu perawat
dalam memberikan asuhan keperawatan pada klien dengan nyeri. Ada banyak cara untuk
memulai membahas jenis nyeri, antara lain dengan melihat nyeri dari segi durasi nyeri,
keparahan dan intensitas, model penularan, lokasi nyeri, dan penyebab dari penyebab
nyeri itu sendiri (Prasetyo, 2010).

Nyeri dapat diklasifikasikan menjadi beberapa kelompok berdasarkan lokasi, sifat,


keparahan nyeri, dan durasi serangan.

Nyeri berdasarkan durasi serangan:

1. Nyeri akut dapat digambarkan sebagai pengalaman sensorik, persepsi, dan


emosional yang tidak nyaman yang berlangsung dari beberapa detik
hingga enam bulan, yang disebabkan oleh kerusakan jaringan akibat
penyakit seperti cedera yang disebabkan oleh kecelakaan, pembedahan,
atau prosedur terapeutik (Lewis, 2003). ). 1983). Nyeri akut umumnya
berlangsung kurang dari enam bulan dan biasanya kurang dari satu bulan.
Cedera atau penyakit yang menyebabkan nyeri akut dapat sembuh secara
spontan atau memerlukan pengobatan (Brunner dan Suddarth, 2002).

2. Nyeri kronis adalah nyeri berulang yang persisten dan persisten yang
berlangsung selama enam bulan atau lebih. Nyeri kronis mungkin tidak
memiliki onset yang jelas dan seringkali sulit diobati karena biasanya
tidak merespon pengobatan yang diarahkan pada penyebabnya (Brunner
dan Suddarth, 2002).

3
1.4 Patofisiologi Nyeri

4
Rangsangan nyeri diterima oleh nociceptors pada kulit bisa intesitas tinggi
maupun rendah seperti perennggangan dan suhu serta oleh lesi jaringan. Sel yang
mengalami nekrotik akan merilis K + dan protein intraseluler . Peningkatan kadar K +
ekstraseluler akan menyebabkan depolarisasi nociceptor, sedangkan protein pada
beberapa keadaan akan menginfiltrasi mikroorganisme sehingga menyebabkan
peradangan / inflamasi. Akibatnya, mediator nyeri dilepaskan seperti leukotrien,
prostaglandin E2, dan histamin yang akan merangasng nosiseptor sehingga rangsangan
berbahaya dan tidak berbahaya dapat menyebabkan nyeri (hiperalgesia atau allodynia).
Selain itu lesi juga mengaktifkan faktor pembekuan darah sehingga bradikinin dan
serotonin akan terstimulasi dan merangsang nosiseptor. Jika terjadi oklusi pembuluh
darah maka akan terjadi iskemia yang akan menyebabkan akumulasi K + ekstraseluler
dan H + yang selanjutnya mengaktifkan nosiseptor.

Histamin, bradikinin, dan prostaglandin E2 memiliki efek vasodilator dan


meningkatkan permeabilitas pembuluh darah. Hal ini menyebabkan edema lokal, tekanan
jaringan meningkat dan juga terjadi Perangsangan nosisepto. Bila nosiseptor terangsang
maka mereka melepaskan substansi peptida P (SP) dan kalsitonin gen terkait peptida
(CGRP), yang akan merangsang proses inflamasi dan juga menghasilkan vasodilatasi dan
meningkatkan permeabilitas pembuluh darah. Vasokonstriksi (oleh serotonin), diikuti
oleh vasodilatasi, mungkin juga bertanggung jawab untuk serangan migrain .
Peransangan nosiseptor inilah yang menyebabkan nyeri. (Silbernagl & Lang, 2000)

1.5 Pemeriksaan Diagnostik


1. Pemantauan janin terhadap kesehatan janin
2. Pemantauan EKG
3. Elektrolit
4. Hemoglobin
5. Golongan darah
6. Urinalisis
7. Amniosentesis terhadap maturasi paru janin sesuai indikasi
8. Ultrasound sesuai pesanan

5
1.6 Penatalaksanaan Medis
Penatalaksanaan medis Menurut (Prawirohardjo, 2010), Penatalaksanaan medis dan
perawatan setelah dilakukan sectio caesarea yaitu:

a) Perdarahan dari vagina harus dipantau dengan cermat.

b) Fundus uteri harus sering dipalpasi untuk memastikan bahwa uterus tetap berkontraksi
dengan kuat.

c) Pemberian analgetik dan antibiotik.

d) Periksa aliran darah uterus paling sedikit 30 ml/jam

e) Pemberian cairan intra vaskuler, 3 liter cairan biasanya memadai untuk 24 jam pertama
setalah pembedahan.

f) Ambulasi satu hari setelah pembedahan klien dapat turun sebentar dari tempat tidur
dengan bantuan orang lain.

g) Perawatan luka: Insisi diperiksa setiap hari, jahitan kulit (klip) diangkat pada hari ke
empat setelah pembedahan.

h) Pemeriksaan laboratorium: Hematokrit diukur pagi hari setelah pembedahan untuk


memastikan perdarahan pasca operasi atau mengisyarakatkan hipovolemia.

6
Konsep asuhan keperawatan pada nyeri akut

2.1 Pengkajian Keperawatan


Menurut (Lyndon, 2013), pengkajian keperawatan pada masalah nyeri secara umum
mencakup lima hal, yaitu pemicu nyeri, kualitas nyeri, lokasi nyeri, intensitas nyeri, dan
waktu serangan. Cara mudah untuk mengingatnya adalah dengan PQRST.

1. P = Provoking atau pemicu, yaitu faktor yang menimbulkan nyeri dan


memengaruhi gawat atau ringannya nyeri.

2. Q = Qualityatau kualitas nyeri, misalnya rasa tajam atau tumpul.

3. R = Region atau daerah/lokasi, yaitu, perjalanan ke daerah lain.

4. S = Severity atau keparahan, yaitu intensitas nyeri.

5. T = Time atau waktu, yaitu jangka waktu serangan dan frekuensi nyeri.

2.2 Diagnosa Keperawatan


Menurut (Alimul & Musrifatul,2013) diagnosa keperawatan yang biasa muncul pada
klien dengan gangguan kenyamanan nyeri,yaitu:

1. Nyeri akut berhubungan denganiritasi mukosa lambung.

2. Nyeri kronis berhubungan dengan fraktur, cedera otot, gangguan iskemik.

3. Gangguan mobilitas berhubungan dengan nyeri pada ekstremitas.

2.3 Intervensi Keperawatan


Berikut ini adalah intervensi secara teori untuk mengatasi masalah keperawatan pada
klien dengan gangguan kenyamanan nyeri, yaitu:

1. Diagnosa keperawatan pertama Nyeri akut berhubungan dengan iritasi mukosa


lambung. Goal: pasien akan bebas dari nyeri selama dalam perawatan. Objektif:
Setelah diberikan tindakan keperawatan selama 1x30 menit,diharapkan pasien
akan menunjukan outcomes: kontrol nyeri, tingkat nyeri berkurang, nyeri efek
yang menganggudan nyeri: respon psiokologis tambahan.Intervensi: 1) Lakukan

7
pengkajian nyeri komprehensif yang meliputi lokasi, karakteristik, onset/ durasi,
frekuensi, kualitas, intensitas atau beratnya nyeri dan faktor pencetus, 2) Dorong
pasien untuk memonitor nyeri dan menangani nyeri dengan tepat, 3) Ajarkan
penggunaan teknik non farmakologi (seperti relaksasi, terapi musik, aplikasi
panas/ dingin dan pijatan), 4) Berikan individu penurun nyeri yang optimal
dengan peresepan analgetik, 5) Dukung istirahat/ tidur yang adekuat untuk
membantu penurunan nyeri.

2. Diagnosa keperawatan kedua Nyeri kronis berhubungan dengan fraktur, cedera


otot, gangguan iskemik. Goal: pasien akan bebas dari nyeri selama dalam
perawatan. Objektif: Setelah diberikan tindakan keperawatan selama 1x30
menit,diharapkan pasien akan menunjukan outcomes: kontrol nyeri, tingkat nyeri
berkurang, nyeri efek yang menganggudan nyeri: respon psiokologis
tambahan.Intervensi : 1) Lakukan pengkajian nyeri komprehensif yang meliputi
lokasi, karakteristik, onset/ durasi, frekuensi, kualitas, intensitas atau beratnya
nyeri dan faktor pencetus, 2) Dorong pasien untuk memonitor nyeri dan
menangani nyeri dengan tepat, 3) Ajarkan penggunaan teknik non farmakologi
(seperti relaksasi, terapi musik, aplikasi panas/ dingin dan pijatan), 4) Berikan
individu penurun nyeri yang optimal dengan peresepan analgetik, 5) Dukung
istirahat/ tidur yang adekuat untuk membantu penurunan nyeri.

3. Diagnosa keperawatan ketigaGangguan mobilitas berhubungan dengan nyeri pada


ekstremitas. Goal: pasien akan meningkatkan mobilitas fisik selama dalam
perawatan. Objektif: Setelah diberikan tindakan keperawatan selama 1x24jam,
diharapkan pasien akan menunjukkan outcomes : pergelangan tangan,
pergelangan kaki. Intervensi : 1) Posisikan pasien sesuai dengan kesejajaran tubuh
yang tepat, 2) Dorong pasien untuk untuk terlibat dalam perubahan posisi, 3)
Dorong latihan ROM aktif dan pasif, 4) Jangan menempatkan pasien pada posisi
yang bisa meningkatkan nyeri.

2.4 Implementasi Keperawatan


Tindakan keperawatan adalah pengelolaan dan perwujudan dari rencana
keperawatan yang telah disusun pada tahap perencanaan. Pada tahap ini, perawat yang

8
akan memberikan perawatan kepada pasien dan sebaiknya tidak bekerja sendiri tetapi
juga melibatkan tenaga medis yang lain untuk memenuhi kebutuhan pasien (Ida, 2016).

2.5 Evaluasi Keperawatan


Tahap penilaian atau evaluasi adalah perbandingan yang sistematis dan terencana
tentang kesehatan pasien dengan tujuan/kriteria hasil yang telah ditetapkan, dilakukan
dengan cara berkesinambungan dengan melibatkan tenaga medis yang lain agar mencapai
tujuan/kriteria hasil yang telah ditetapkan (Ida, 2016). Menurut Wong, dkk (2009: 1202)
mengatakan bahwa keefektifan keperawatan ditentukan oleh pengkajian ulang dan
evaluasi asuhan secara kontinu berdasarkan pedoman observasi yaitu :

1. Observasi dan wawancara pasien dan keluarga mengenai kepatuhan


mereka pada program medis dan diet.

2. Pantau tanda vital, pengukuran pertumbuhan, laporan laboratorium,


perilaku, penampilan.

9
DAFTAR PUSTAKA

Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2017. Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia Defnisi
dan Indikator Diagnosa Edisi 1 Jakarta: Dewan Pengurus Pusat PPNI.

Tim Pokja SIKI DPP PPNI. 2017. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia Defnisi
dan Tindakan Keperawatan Edisi 1. Jakarta: Dewan Pengurus Pusat PPNI.

Tim Pokja SLKI DPP PPNI. 2017. Standar Luaran Keperawatan Indonesia Defnisi dan
Kriteria Hasil Keperawatan Edisi 1. Jakarta: Dewan Pengurus Pusat PPNI

10

Anda mungkin juga menyukai