Dosen Pengampu
Iqramullah (P07220118086)
TINGKAT I / SEMESTER II
2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas karunianya sehingga
penyelesaian tugas makalah ini dapat terselesaikan dengan sebaik-
baiknya.
Terima kasih.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
A. Kesimpulan ............................................................................................... 23
B. Saran ......................................................................................................... 23
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian nyeri?
2. Apa penyebab nyeri?
3. Bagaimana fisiologi nyeri?
4. Bagaimana klasifikasi nyeri?
5. Bagaimana mekanisme nyeri?
6. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi nyeri?
7. Bagaimana keletihan dapat terjadi?
8. Bagaimana upaya mengatasi nyeri?
9. Bagaimana pengelolaan nyeri pada klien?
C. Tujuan
1. Mengetahui pengertian nyeri
2. Mengetahui penyebab nyeri
3. Mengetahui bagaimana fisiologi nyeri
4. Mengetahui bagaimana klasifikasi nyeri
5. Mengetahui bagaimana mekanisme nyeri
6. Mengetahui apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi nyeri
7. Mengetahui bagaimana keletihan dapat terjadi
8. Mengetahui bagaimana upaya mengatasi nyeri
9. Mengetahui bagaimana pengelolaan nyeri pada klien
2
BAB II
ISI
A. Pengertian Nyeri
B. Penyebab Nyeri
3
persepsi samar-samar, rasa pegal dan perasaan tidak enak.Pusat nyeri
terletak di talamus, kedua jenis serabut nyeri berakhir pada neuron
traktus spinotalamus lateral dan impuls nyeri berjalan ke atas melalui
traktus ini ke nukleus posteromidal ventral dan posterolateral dari
talamus. Dari sini impuls diteruskan ke gyrus post sentral dari korteks
otak.
C. Fisiologi Nyeri
1. Resepsi
Adanya stimulus yang mengenai tubuh (mekanik, termal,
kimia) akan menyebabkan pelepasan substansi kimia seperti
histamin, bradikinin, kalium. Substansi tersebut menyebabkan
nosiseptor bereaksi, apabila nosiseptor mencapai ambang nyeri,
maka akan timbul impuls syaraf yang akan dibawa oleh serabut
saraf perifer. Serabut syaraf perifer yang akan membawa impuls
syaraf ada dua jenis, yaitu serabut A-delta dan serabut C. impuls
syaraf akan di bawa sepanjang serabut syaraf sampai ke kornu
dorsalis medulla spinalis. Impuls syaraf tersebut akan
menyebabkan kornu dorsalis melepaskan neurotrasmiter
(substansi P). Substansi P ini menyebabkan transmisi sinapis dari
saraf perifer ke saraf traktus spinotalamus. Hal ini memungkinkan
4
impuls syaraf ditransmisikan lebih jauh ke dalam system saraf
pusat. Setelah impuls syaraf sampai di otak, otak mengolah
impuls syaraf kemudian akan timbul respon reflek protektif.
Contoh:
Apabila tangan terkena setrika, maka akan merasakan
sensasi terbakar, tangan juga melakukan reflek dengan
menarik tangan dari permukaan setrika.
Proses ini akan berjalan jika system saraf perifer dan
medulla spinalis utuh atau berfungsi normal. Ada beberapa factor
yang menggangu proses resepsi nyeri, diantaranya sebagai
berikut:
- Trauma
- Obat-obatan
- Pertumbuhan tumor
- Gangguan metabolic (penyakit diabetes mellitus)
2. Persepsi
Fase ini merupakan titik kesadaran seseorang terhadap
nyeri, pada saat individu menjadi sadar akan nyeri, maka akan
terjadi reaksi yang komplek.
Persepsi menyadarkan individu dan mengartikan nyeri itu
sehingga kemudian individu dapat bereaksi.
Proses persepsi secara ringkas adalah sebagai berikut:
Stimulus nyeri ditransmisikan ke medula spinalis, naik ke talamus,
selanjutnya serabut mentrasmisikan nyeri ke seluruh bagian otak,
termasuk area limbik. Area ini mengandung sel-sel yang yang bisa
mengontrol emosi (khususnya ansietas). Area limbik yang akan
berperan dalam memproses reaksi emosi terhadap nyeri. Setelah
transmisi syaraf berakhir di pusat otak, maka individu akan
mempersepsikan nyeri.
5
3. Reaksi
Reaksi terhadap nyeri merupakan respon fisioligis dan
perilaku yang terjadi setelah mempersepsikan nyeri.
Nyeri dengan intensitas ringan hingga sedang dan nyeri
yang superfisial menimbulkan reaksi ”flight atau fight”, yang
merupakan sindrom adaptasi umum.
Stimulasi pada cabang simpatis pada saraf otonom
menghasilkan respon fisiologis, apabila nyeri berlangsung terus
menerus, maka sistem parasimpatis akan bereaksi
Secara ringkas proses reaksi adalah sebagai berikut:
Impuls nyeri medula spinalis batang otak dan talamus Sistem
syaraf otonom.
Respon fisiologis dan perilaku. Impuls nyeri ditransmisikan
ke medula spinalis menutju ke batang otak dan talamus. Sistem
saraf otonom menjadi terstimulasi, saraf simpatis dan
parasimpatis bereaksi, maka akan timbul respon fisiologis dan
akan muncul perilaku.
6
terjadinya sensitisasi sentral yaitu hipereksitabilitas neuron pada spinalis,
terpengaruhnya neuron simpatis dan perubahan intraseluler yang
menyebabkan nyeri dirasakan lebih lama.Rangsangan nyeri diubah.
D. Klasifikasi Nyeri
1. Klasifikasi Nyeri Berdasarkan Waktu
a. Nyeri Akut adalah nyeri yang terjadi secara tiba-tiba dan
terjadinya singkat contoh nyeri trauma
7
2. Klasifikasi Nyeri Berdasarkan Tempat Terjadinya Nyeri
E. Mekanisme Nyeri
1. Mekanisme Nyeri Teori spesifik
(Teori Pemisahan) Teori yang mengemukakan bahwa reseptor
dikhususkan untuk menerima suatu stimulus yang spesifik, yang
selanjutnya dihantarkan melalui serabut A delta dan serabut C di
perifer dan traktus spinothalamikus di medullaspinalis menuju ke
pusat nyeri di thalamus. Teori ini tidak mengemukakan komponen
psikologis.. Menurut teori ini rangsangan sakit masuk ke medula
spinalis (spinal cord) melalui kornu dorsalis yang bersinaps di
daerah posterior. Kemudian naik ke tractus lissur dan menyilang di
garis median ke sisi lainnya dan berakhir di korteks sensoris tempat
rangsangan nyeri tersebut diteruskan.
8
2. Mekanisme Teori Intensitas
Teori intensitas mengemukakan bahwa nyeri berasal dari stimulasi
reseptor nyeri yang berlebihan. Nyeri terjadi jika rangsangan
diterapkan dengan intensitas yang cukup. Stimulasi yang
berlebihan terhadap reseptor atau kondisi patologis yang
meningkatkan penyajian terakhir impuls yang dihasilkan oleh
rangsangan nonnoksius dapat menyebabkan nyeri. Teori ini tidak
menerangkan rangsangan yang kuat dari beberapa tempat yang
tidak menghasilkan nyeri.
9
disebut "hypnosis" atau "hypnotism" yang berasal kata "hypnos",
nama dewa tidur dalam mitologi Yunani Kuno. Dulu ilmu hipnotis
tidak ada namanya, sampai pada tahun 1940-an seorang dokter
inggris, James Braid, memberi nama "hypnotism" karena ia mengira
kondisi trance itu sama dengan tidur. Namun akhirnya James Braid
menyadari bahwa kondisi trance tidak sama dengan tidur. Seorang
yang mengalami trance masih sadar dan masih mendengar seperti
biasa yang mana hal itu tidak terjadi ketika seseorang tidur. Untuk
itu, James Braid mencoba mengganti nama hypnotism menjadi
monoideaism yang artinya suatu kondisi dimana seseorang sangat
fokus pada suatu ide sehingga mengabaikan sekitarnya. Namun
karena nama hypnotism terlanjur populer, maka istilah
monoideaism menjadi tidak terkenal. Jadi, sebenarnya hypnosis
atau hypnotism adalah nama yang kurang tepat untuk ilmu ini.
4. Analgesik
Analgesik ialah istilah yang digunakan untuk mewakili
sekelompok obat yang digunakan sebagai pereda nyeri. Analgesik
termasuk obat anti-inflamasi nonsteroid (OAINS) seperti salisilat,
obat narkotika seperti morfin, dan obat sintesis bersifat narkotik
seperti tramadol.
OAINS seperti aspirin, naproksen, dan ibuprofen tidak hanya
meredakan nyeri, obat-obat ini juga bias
menurunkan demam dan panas. Analgesik bersifat narkotik
seperti opioid dan opidium bisa menekan sistem saraf pusat dan
mengubah persepsi terhadap nyeri (noisepsi). Obat jenis ini lebih
kuat dalam mengurangi nyeri dibandingkan OAINS.
Analgesik seringkali digunakan dalam bentuk kombinasi
misalnya parasetamol dan kodein dijumpai di dalam obat penahan
sakit (tanpa resep). Contoh analgesik yaitu aspirin, asetaminofen,
dan kodein
10
G. Keletihan atau Kelelahan
11
H. Upaya Mengatasi Nyeri
1. Tetap tenang
Merasakan nyeri itu membuat stres, terutama jika penyebab nyeri
tidak diketahui. Merasa cemas, panik, dan takut sebenarnya bisa
membuat nyeri semakin parah. Bernapas dengan pendek dan
cepat bisa memicu hiperventilasi, mengganggu kemampuan
menarik oksigen ke darah, dan menyebabkan nyeri berkelanjutan,
seperti nyeri dada dan otot.
2. Usahakan untuk tidak berfokus pada nyeri
Memfokuskan pemikiran dan energi pada nyeri yang Anda
rasakan bisa membuatnya semakin parah. Berusahalah untuk
bersantai dan berfokus pada hal lain. Contohnya, pikirkan langkah
selanjutnya yang harus Anda ambil untuk menemukan penyebab
nyeri.
3. Kendalikan pernapasan
Bernapaslah dengan pelan dan dalam dari perut atau
diafragma, alih-alih bernapas dengan cepat dan pendek dari dada.
Ini membantu meningkatkan peredaran oksigen dalam darah dan
menurunkan intensitas nyeri.
Teknik pernapasan terkendali terbukti efektif mengelola nyeri
parah. Teknik pernapasan telah digunakan selama bertahun-tahun
untuk membantu mengendalikan rasa sakit saat melahirkan.
Ambil posisi yang nyaman dan berusahalah untuk
bersantai. Nyeri mungkin mereda jika Anda duduk dengan tegak
dan lurus atau mungkin berbaring. Cari posisi yang bisa
mengurangi nyeri agar Anda bisa berfokus mencari penyebab
nyeri
4. Identifikasi sumber nyeri.
Nyeri yang datang tiba-tiba, yang dikenal sebagai nyeri akut,
lazimnya merupakan tanda peringatan. Nyeri menyuruh Anda
untuk memerhatikan. Beberapa penyebab umum nyeri akut di
12
antaranya patah tulang, keseleo atau terkilir, goresan dan luka
kecil atau robek yang lebih dalam, kram otot, kulit terbakar, atau
patah gigi.
Nyeri akut termasuk ke golongan nyeri nosiseptif. Nyeri akibat
menginjak paku atau menyentuh panci panas termasuk ke
golongan nyeri nosiseptif.
Jangan mengabaikan nyeri yang menyiksa dan tiba-tiba. Pada
beberapa kasus, timbulnya nyeri parah secara tiba-tiba mungkin
menjadi satu-satunya pertanda yang Anda dapat bahwa ada yang
tidak beres. Contohnya, nyeri perut yang datang tiba-tiba mungkin
mengindikasikan pecahnya usus buntu, peritonitis, atau pecahnya
kista indung telur. Mengabaikan nyeri yang datang tiba-tiba bisa
memicu dampak serius, dan bahkan terkadang mengancam jiwa
jika kebutuhan perawatan medis dengan segera juga diabaikan
5. Bertindaklah untuk mengendalikan masalahnya.
Setelah mengidentifikasi penyebab nyeri, bertindaklah untuk
mengatasi masalahnya jika memungkinkan. Nyeri akut bisa
membaik dan pulih selamanya setelah penyebabnya ditangani.
Bertindak untuk mengatasi penyebab nyeri bisa mencakup
mencari pengobatan medis. Untuk cedera serius atau nyeri
berkepanjangan yang tidak diketahui penyebabnya, dokter bisa
membantu mengidentifikasi masalahnya dan memberikan pilihan
perawatan.
Situasi yang melibatkan nyeri akut bisa bertahan selama
beberapa menit atau bahkan beberapa bulan. Nyeri akut yang
tidak ditangani bisa menjadi berlarut-larut atau berubah menjadi
nyeri kronis.
13
dikehendaki. Yang bertujuan untuk: Menghindari bagian tubuh agar
tidak bergeser dari tempatnya, Mencegah terjadinya pembengkakan,
Menyokong bagian badan yang cidera dan mencegah agar bagian itu
tidak bergeser, Menutup agar tidak kena cahaya, debu dan kotoran.
Pembalutan adalah, suatu usaha pertolongan terhadap luka
dengan menggukan sehelai kain atau pembalut. - Pembalut adalah,
bahan dari kain yang tidak berkapur (mori) kelihatannya tipis dan
kelihatannya lemas serta keadaannya kuat.
1. Tujuan pembalutan
- Mengurangi kerusakan jaringan yang luka.
- Mengurangi rasa sakit dan nyeri pada luka.
- Mencegah dari bahaya cacat dan infeksi.
- Menghindari bahaya maut.
2. Manfaat pembalutan
- Menutupi luka dari cahaya dan kotoran.
- Sebagai penekan, penarik, penahan, pengunci, dan
imobilisasi (anggota tidak bergerak). - Menunjang
pembidaian.
3. Yang harus diperhatikan dalam pembalutan
- Awasi muka korban
- Balutan tidak boleh kendor, karena dapat bergeser. Dan
tidak boleh terlalu kencang karena dapat menghalangi
peredaran darah.
- Sedapat mungkin pembalutan dilakukan dengan pasien tidur
atau duduk.
- Jangan memegang luka.
4. Macam-macam pembalut
- Pembalutan segitiga: mitela, platenga, dan punda.
- Pembalutan gulung.
- Pembalutan cepat.
14
5. Macam-macam pembalutan
a. Pembalutan bagian kepala: pembalutan kapitem dan post
paket.
I. Pengelolaan Nyeri
1. Pengertian
Cara meringankan nyeri atau mengurangi nyeri sampai tingkat
kenyamanan yang dapat diterima klien
15
2. Metode
a. Distraksi
Suatu metode untuk menghilangkan nyeri dengan cara
mengalihkan perhatian klien pada hal-hal lain sehingga klien
akan lupa terhadap nyeri yang dialami.
Tipe distraksi:
1) Distraksi Visual
- Membaca/ menonton TV
- Menonton pertandingan
- Imajinasi terbimbing
2) Distraksi Auditori
- Humor
- Mendengar musik
3) Distraksi Taktil
- Bernapas perlahan & berirama
- Masase
- Memegang mainan
4) Distraksi Intelektual
- Teka teki silang
- Permainan kartu
- Hobi (menulis cerita)
b. Relaksasi
Relaksasi merupakan metode efektif untuk mengurangi rasa
nyeri pada klien yang mengalami nyeri kronis. Rileks sempurna
yang dapat mengurangi ketegangan otot, rasa jenuh,
kecemasan sehingga mencegah menghebatnya stimulus nyeri.
Tiga hal utama yang dibutuhkan dalam teknik relaksasi:
- Posisi klien yang tepat
- Pikiran istirahat
- Lingkungan yang tenang
16
Prosedur pelaksanaan:
17
2. Pelaksanaan Prosedur
a. Beritahu klien bagaimana cara kerja relaksasi progresif
b. Jelaskan tujuan dan prosedur
c. Demonstrasikan metode menegangkan dan relaksasi
otot
d. Cuci tangan
e. Berikan privasi klien
f. Bantu klien ke posisi yang nyaman (pastikan bagian
tubuh disangga dan sendi agak fleksi tanpa ada
tegangan atau tarikan otot)
g. Anjurkan klien untuk mengistirahatkan pikiran (meminta
klien untuk memandang sekeliling ruangan secara
perlahan)
h. Minta klien untuk menegangkan dan merelaksasi setiap
kelompok otot
i. Lakukan pada setiap kelompok otot, dimulai dari sisi
yang dominan:
1) Tangan dan lengan bawah
2) Lengan atas
3) Dahi
4) Wajah
5) Leher
6) Dada, bahu dan punggung
7) Abdomen
8) Paha
9) Otot betis
10) Kaki
j. Dorong klien untuk bernapas perlahan dan dalam.
k. Bicara dengan suara tenang yang mendorong relaksasi
dan pimpin klien untuk berfokus pada setiap kelompok
otot (misal “buat kepalan tangan yang kuat, genggam
18
kepalannya dengan sangat kuat, tahan tegangan 5-7
detik, lepaskan seluruh tegangan dan nikmati perasaan
saat ototmu menjadi relaks dan mengendur)
l. Kerutkan dahi keatas pada saat yang sama, tekan
kepala sejauh mungkin ke belakang, putar searah
jarum jam dan kebalikannya, kemudian anjurkan klien
untuk mengerutkan otot muka : cemberut, mata dikedip-
kedipkan, bibir dimonyongkan kedepan, lidah ditekan
ke langit-langit dan bahu dibungkukkan 5-7 detik.
Bimbing klien ke arah otot yang tegang, anjurkan klien
untuk memikirkan rasanya, dan tegangkan otot
sepenuhnya kemudian rileks 12-30 detik.
m. Lengkungkan punggung ke belakang sambil menarik
nafas dalam, tekan keluar lambung, tahan lalu rileks.
Tarik nafas dalam, tekan keluar perut, tahan, rileks.
n. Tarik jari dan ibu jari ke belakang mengarah ke muka,
tahan, rileks. Lipat ibu jari secara serentak, kencangkan
betis paha dan pantat selama 5-7 detik, bimbing klien
ke arah otot yang tegang, anjurkan klien untuk
merasakannya, dan tegangkan otot sepenuhnya,
kemudian rileks selama 12-30 detik
o. Ulangi prosedur untuk kelompok otot yang tidak rileks
p. Akhiri latihan relaksasi. Minta klien untuk
menggerakkan badan secara perlahan dari tangan,
kaki, lengan, tungkai, dan terakhir kepala, leher.
q. Dokumentasikan
c. Imajinasi Terbimbing
Persiapan : Sediakan lingkungan yang nyaman dan tenang
Pelaksanaan :
1) Jelaskan tujuan prosedur
2) Cuci tangan
19
3) Berikan privasi klien
4) Bantu klien ke posisi yang nyaman
- Posisi bersandar dan minta klien untuk menutup matanya
- Gunakan sentuhan jika klien terasa nyaman
5) Implementasikan tindakan untuk menimbulkan relaksasi
- Minta klien untuk memikirkan hal-hal yang menyenangkan
atau pengalaman yang membantu penggunaan semua
indra dengan suara yang lembut.
- Ketika klien rileks, klien berfokus pada bayangannya dan
saat itu perawat tidak perlu bicara lagi
- Jika klien menunjukkan tanda-tanda agitasi, gelisah atau
tidak nyaman, hetikan latihan dan memulainya lagi ketika
klien telah siap.
- Relaksasi akan mengenai seluruh tubuh. Setelah 15
menit, klien harus memperhatikan tubuhnya. Biasanya
klien rileks setelah menutup mata atau mendengarkan
musik yang lembut sebagai bagroud yang membantu
- Catat hal-hal yang digambarkan klien dalam pikiran untuk
digunakan pada latihan selanjutnya dengan menggunakan
informasi spesifik yang diberikan klien dan tidak membuat
perubahan pernyataan klien.
d. Pemijatan (Masase)
1) Pengertian
Pengurutan dan pemijatan yang menstimulasi sirkulasi
darah serta metabolisme dalam jaringan.
2) Tujuan
- Mengurangi ketegangan otot
- Meningkatkan relaksasi fisik dan psikologis
- Mengkaji kondisi kulit
- Meningkatkan sirkulasi/peredaran darah pada area
yang dimasase.
20
3) Persiapan Alat
- Pelumas (minyak hangat/lotion)
- Handuk
4) Prosedur pelaksanaan
a) Siapkan alat-alat yang dibutuhkan
b) Identifikasi klien
c) Jelaskan tujuan dan prosedur
d) Cuci tangan
e) Atur klien dalam posisi telungkup. Jika tidak bisa, dapat
diatur dengan posisi miring.
f) Letakkan Sebuah bantal kecil di bawah perut klien
untuk menjaga posisi yang tepat
g) Tuangkan sedikit lotion ke tangan. Usap kedua tangan
sehingga lotion rata pada permukaan tangan.
h) Lakukan masase pada punggung. Masase dilakuka
dengan menggunakan jari-jari dan telapak tangan, dan
tekanan yang halus.
i) Metode masase : selang-seling tangan. Masase
punggung dengan tekanan pendek, cepat, bergantian
tangan
3. Evaluasi
21
Perawat mempunyai tiga alternatif dalam menentukan sejauh mana
tujuan tercapai:
Kriteria Evaluasi
22
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
23
DAFTAR PUSTAKA
demuro, j. (n.d.). Cara Mengatasi Nyeri. Retrieved januari 24, 2019, from
wikiHow logo: https://id.wikihow.com/Mengatasi-Nyeri-yang-
Menyiksa
24
MUDA, N. (2011, MARET 27). DISTRAKSI. Retrieved JANUARI 24, 2019,
from NURSE MUDA: http://firman-
nursemuda.blogspot.com/2011/03/distraksi.html
25