Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR MANUSIA

KONSEP DAN PRINSIP KEBUTUHAN RASA NYAMAN DAN AMAN

Pengampu: Ns. Doni Hendra, M. Kep

Disusun Oleh

KELOMPOK 2 :

1. DESRI YUWALDI(21301151)
2. DINO MARTIN DELIANO(21301152)
3. ERNI SUKMAWATI(21301153)
4. FAISAL AKBAR(21301154)
5. FATHIA MANDA AIZA PUTRI(21301155)
6. FINA DESFITRI(21301227)
7. GRENSIA WILDAYANI SIMANJUNTAK(21301156)
8. IKE YUNI AZIZAH(21301157)
9. ISHABEL BIELQIS KHANDISYA(21301158)

KELAS I D

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


STIKES PAYUNG NEGERI PEKANBARU
T.A 2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas kehendak-Nya kami
dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Konsep dan prinsip kebutuhan rasa nyaman
dan aman”. Makalah ini dibuat dalam rangka memperdalam pengetahuan tentang prinsip-
prinsip biokimia dan gizi sebagai suatu pendekatan dalam masalah keperawatan dan sekaligus
melakukan apa yang menjadi tugas mahasiswa yang mengikuti mata kuliah “Pemenuhan
kebutuhan dasar manusia” makalah ini disusun pada tanggal 30 oktober 2021.
Tim penulis menyadari bahwa dalam penulisan, maupun isi materi makalah ini masih
banyak kekurangan. Sehingga kami sebagai tim penulis mengharapkan bagi setiap pembaca
umtuk menyampaikan kritik dan saran yang bersifat membangun guna penyempurnakan makalah
kedepannya. Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah terlibat dalam
penulisan makalah ini.

Pekanbaru, 30 oktober 2021

Kelompok Dua
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................................................2

DAFTAR ISI..................................................................................................................3

BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................4

1.1 Latar Belakang.........................................................................................................4

1.2 Rumusan Masalah....................................................................................................4

1.3 Tujuan ......................................................................................................................4

BAB II PEMBAHASAN..............................................................................................5

2.1.Menjelaskan pengertian nyeri..................................................................................5

2.2 Menjelaskan pengertian fisiologi nyeri...................................................................5

2.3.Menjelaskan macam-macam reseptor nyeri............................................................6

2.4.Menjelaskan jenis nyeri..........................................................................................7

2.5.Macam-macam nyeri berdasarkan kecepatannya...................................................8

2.6.Klasifikasi nyeri......................................................................................................8

2.7.Faktor yang mempengaruhi nyeri...........................................................................8

BAB III PENUTUP .....................................................................................................

3.1 Kesimpulan ..............................................................................................................

3.2 Saran .......................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................


BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Nyeri adalah perasaan tidak nyaman yang umumnya disebabkan oleh rangsangan yang
kuat atau merusak. Nyeri mendorong individu untuk menghindar dari situasi yang merusak,
untuk melindungi tubuh yang dalam masa penyembuhan, dan untuk menghindari
pengalaman-pengalaman serupa di masa depan.
Nyeri merupakan alasan yang paling umum untuk konsultasi dokter di sebagian besar
negara-negara maju. Ini adalah gejala utama pada banyak kondisi medis, dan dapat
mengganggu kualitas hidup dan kegiatan sehari-hari. Obat sakit sederhana berguna dalam
20% sampai 70% kasus. Faktor-faktor psikologis seperti dukungan sosial, sugesti hipnotis,
kegembiraan, atau pengalihan perhatian secara signifikan dapat mempengaruhi intensitas
atau ketidaknyamanan nyeri seseorang.

1.2 Rumusan masalah

1. Apa yang dimaksud dengan nyeri?


2. Bagaimana konsep fisiologi nyeri?
3. Apa saja macam-macam reseptor nyeri?
4. Apa saja jenis nyeri?
5. Apa saja macam-macam nyeri berdasarkan kecepatannya?
6. Bagiamana klasifikasi nyeri?
7. Apa saja faktor yang mempengaruhi nyeri?

1.3.Tujuan penulisan

1. Untuk mengetahui pengertian nyeri.


2. Mengetahui konsep fisiologi nyeri.
3. Untuk mengetahui macam-macam reseptor nyeri.
4. Untuk mengetahui jenis nyeri.
5. Mengetahui macam-macam nyeri berdasarkan kecepatannya.
6. Dapat mengetahui klasifikasi nyeri.
7. Untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi nyeri
BAB 2

PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Nyeri

Nyeri adalah perasaan tidak nyaman yang umumnya disebabkan oleh rangsangan yang
kuat atau merusak. The International Association for the Study of Pain's secara luas
mendefinisikan nyeri sebagai "suatu sensori yang tidak menyenangkan dan pengalaman
emosional yang berhubungan dengan kerusakan jaringan aktual atau potensial, atau digambarkan
sebagai kerusakan tersebut" namun, karena menjadi kompleks, fenomena subjektif,
mendefinisikan nyeri telah menjadi tantangan. Dalam diagnosis medis, nyeri dianggap
sebagai gejala dari kondisi yang lain.

Nyeri mendorong individu untuk menghindar dari situasi yang merusak, untuk
melindungi tubuh yang dalam masa penyembuhan, dan untuk menghindari pengalaman-
pengalaman serupa di masa depan. Sebagian besar nyeri dapat reda setelah stimulus berbahaya
dihilangkan dan tubuh telah sembuh, tetapi dapat bertahan setelah penghapusan stimulus dan
sembuhnya bagian tubuh. Kadang-kadang nyeri muncul meski tidak terdeteksi adanya stimulus,
kerusakan atau penyakit.

Nyeri merupakan alasan yang paling umum untuk konsultasi dokter di sebagian besar
negara-negara maju. Ini adalah gejala utama pada banyak kondisi medis, dan dapat mengganggu
kualitas hidup dan kegiatan sehari-hari. Obat sakit sederhana berguna dalam 20% sampai 70%
kasus. Faktor-faktor psikologis seperti dukungan sosial, sugesti hipnotis, kegembiraan, atau
pengalihan perhatian secara signifikan dapat mempengaruhi intensitas atau ketidaknyamanan
nyeri seseorang. Dalam beberapa perdebatan mengenai bantuan bunuh diri atau euthanasia, nyeri
telah digunakan sebagai argumen untuk mengizinkan orang yang sakit parah untuk mengakhiri
hidup mereka.

2.2 Fisiologi Nyeri

Fisiologi nyeri termasuk suatu rangkaian proses neurofisiologis kompleks yang disebut
sebagai noiseptif yang merefleksikan empat proses komponen yang nyata yaitu
tranduksi,tranmisi,modulasi,dan persepsi.Dimana terjadinya stimuli yang kuat diperifer sampai
dirasakannya nyeri disusunan saraf pusat(cortex cerebri).

Nyeri adalah fenomena kopleks yang mencakup baik komponen sensoris-diskriminatif


dan motivasional-afektif. Komponen sensoris-diskriminatif nyeri bergantung pada proyeksi
traktus ke atas (termasuk traktus spinotalamikus dan trigeminotalamikus) menuju korteks
serebral. Pemrosesan sensoris pada tingkatan-tingkatan yang lebih tinggi ini menghasilkan
persepsi kualitas nyeri (tusukan, terbakar, sakit), lokasi rangsangan nyeri, dan intensitas nyeri.
Respon motivasional-afektif terhadap rangsangan nyeri mencakup perhatian dan bangkitan,
refleks somatik dan otonom, respon endokrin, dan perubahan emosional. Hal ini menjelaskan
secara kolektif untuk sifat tidak menyenangkan dari rangsangan yang menyakitkan.

Definisi nyeri seperti yang diajukan oleh Perhimpunan Internasional dalam mempelajari
nyeri menekankan sifat kompleks nyeri sebagai suatu keadaan fisik, emosional, dan psikologis.
Hal ini dikenali bahwa nyeri tidak harus berkorelasi dengan derajat kerusakan jaringan yang
hadir. Kegagalan untuk menghargai faktor-faktor kompleks yang mempengaruhi pengalaman
nyeri maupun ketergantungan sepenuhnya pada temuan pemeriksaan fisik dan uji laboratorium
mungkin mengarahkan pada kesalahpahaman maupun pengobatan yang tidak adekuat terhadap
nyeri. Konsep anatomis yang terlalu disederhanakan merupakan predisposisi terhadap intervensi
terapeutik sederhana, seperti neurektomi atau rhizotomi, yang mungkin mengintensifkan nyeri
atau membuat nyeri baru dan kerap kali sangat mengganggu. Sistem nosiseptif sangatlah
kompleks dan mudah beradaptasi. Sensitivitas sebagian besar komponennya dapat diatur ulang
oleh sejumlah keadaan fisiologis dan patologis. Berbagai pengobatan inovatif sedang
dikembangkan yang menargetkan penyebab nyeri melalui aksi pada transduksi, transmisi,
interpretasi, dan modulasi nyeri baik pada sistem saraf perifer (PNS) maupun sistem saraf pusat
(CNS).

2.3 Macam-macam reseptor nyeri

Nosiseptor atau yang biasa disebut dengan reseptor nyeri adalah reseptor yang bertugas
untuk menyalurkan sinyal nyeri dari tubuh agar bisa sampai ke otak.Fungsi saraf sensorik ini
sangat penting untuk melindungi diri kita.

Nyeri nosiseptif terbagi atas dua macam,yaitu:

a.Nyeri Viseral,adalah cedera pada organ tubuh bagian dalam akan menyebabkan

nyeri.Nyeri ini dapat terasa di sekujur tubuh,termasuk dada,perut,dan panggul.

Nyeri viseral ini biasanya menimbulkan tekanan,rasa sakit,dan kram

b.Nyeri Somatik,adalah nyeri yang tajam dan umumnya dapat dilokalisasi.

2.4 Jenis Nyeri

Ada banyak pembagian jenis nyeri, umumnya berdasarkan waktu berlangsungnya, bagian
tubuh yang terlibat, dan proses terjadinya. Berdasarkan waktu, nyeri dibedakan menjadi nyeri
akut, subakut, dan kronik. Nyeri akut terjadi selama kurang dari 2 minggu, nyeri subakut antara 2
minggu hingga 3 bulan, dan nyeri kronik lebih dari 3 bulan (>12 minggu).
Berdasarkan bagian tubuh yang terlibat. Nyeri dibedakan berdasarkan organ tubuh yang
terlibat atau yang mengalami nyeri. Misalnya : nyeri dada, nyeri perut, nyeri gigi, nyeri tungkai,
atau nyeri otot. Berdasarkan proses terjadinya, nyeri dibedakan menjadi nyeri nosiseptif, nyeri
neuropatik, dan nyeri psikogenik.

Nyeri nosiseptif terjadi bila ada kerusakan jaringan tubuh. Seseorang dengan nyeri nosiseptif
akan mengalami nyeri yang bersifat tajam, kadang terasa seperti ditusuk, dapat dirasakan
sepanjang waktu ( konstan ) atau hilang timbul. Contohnya adalah nyeri saat cedera otot akibat
olahraga dan nyeri pada radang sendi. Nyeri neuropatik bila ada kerusakan saraf. Penderi
umumnya mengeluhkan sensasi kesemutan, ditusuk-tusuk jarum, rasa terbakar, hingga rasa
seperti disentrum. Contohnya adalah nyeri tungkai pada penderita diabetes, nyeri nyeri
psikogenik disebabkan karena kondisi psikologis pasiaen dan menyebabkan kecemasan, stres,
hingga depresi.

Bedanya jenis nyeri, berbeda pula penanganannya. Bila nyeri yang dirasakan ringan, Anda
dapat mengomsumsi antinyeri. Pada kondisi nyeri otot ringan, misalnya, Anda dapat
menggunakan antinyeri topikal (oles) dengan kandungan methyl salycilate terlebih dahulu
sebagai penanganan awal nyeri. Namun, bila nyeri menetap atau sangat mengganggu aktivitas
sehari-hari, segera konsultasi dengan dokter agar diketahui penyebab nyeri dan penanganan yang
tepat untuk Anda.

2.5 Macam-macam nyeri berdasarkan kecepatannya

Ada banyak pembagian jenis nyeri, umumnya berdasarkan waktu berlangsungnya,


bagian tubuh yang terlibat, dan proses terjadinya.

1.Berdasarkan waktu, nyeri dibedakan menjadi nyeri akut, subakut, dan kronik. Nyeri akut
terjadi selama kurang dari 2 minggu, nyeri subakut antara 2 minggu hingga 3 bulan, dan nyeri
kronik lebih dari 3 bulan (>12 minggu).

2.Berdasarkan bagian tubuh yang terlibat. Nyeri dibedakan berdasarkan organ tubuh yang
terlibat atau yang mengalami nyeri. Misalnya: nyeri dada, nyeri perut, nyeri gigi, nyeri tungkai,
atau nyeri otot.

Berdasarkan proses terjadinya, nyeri dibedakan menjadi nyeri nosiseptif, nyeri neuropatik,
dan nyeri psikogenik.

1.Nyeri nosiseptif terjadi bila ada kerusakan jaringan tubuh. Seseorang dengan nyeri nosiseptif
akan mengalami nyeri yang bersifat tajam, kadang terasa seperti ditusuk, dapat dirasakan
sepanjang waktu (konstan) atau hilang timbul. Contohnya adalah nyeri saat cedera otot akibat
olahraga dan nyeri pada radang sendi.
2.Nyeri neuropatik bila ada kerusakan saraf. Penderita umumnya mengeluhkan sensasi
kesemutan, ditusuk-tusuk jarum, rasa terbakar, hingga rasa seperti disetrum. Contohnya adalah
nyeri tungkai pada penderita diabetes, nyeri

3.Nyeri psikogenik disebabkan karena kondisi psikologis pasien dan menyebabkan kecemasan,
stress, hingga depresi.

2.6. Klasifikasi nyeri

1.Klasifikasi menurut tempatnya

a. Pheriperal pain: nyeri yang terasa pada permukaan saja,termasuk nyeri pada

kulit baik oleh rangsangan mekanis,suhu,kimiawi,maupun listrik.

b. Deep pain: nyeri yang terasa pada permukaan tubuhyang lebih dalam (nyeri

somatik)atau pada organ tubuh visceral (nyeri visceral)yang berasal dari otot,

tendon,ligamentum,tulang,sendi,dan arteri.Nyeri ini meliputi nyeri apndiksitis

akut,gagal ginjal,kolelitiasis.

c. Referred Pain: nyeri dalam yang disebabkan karena penyakit organ/struktur

dalam tubuh yang ditransmisikan ke bagian tubuh di daerah yang berbeda.

d. Central Pain: nyeri yang terjadi karena perangsangan pada sistem saraf

pusat,spinal cord,talamus,dan lain-lain

2.Nyeri berdasarkan ringan beratnya

a.Nyeri ringan: nyeri yang timbul dengan intensitas yang ringan.Secara objektif
klien dapat berkomunikasi dengan baik (skala1-3).
b. Nyeri sedang: nyeri yang timbul dengan intensitas yang sedang.Secara objektif
pasien tampak menyeringai,mendesis,menunjukkan lokasi nyeri dan dapat men-
deskripsikan dan dapat mengikuti perintah (skala 4-6).
c. Nyeri berat: nyeri yang timbul dengan intensitas berat.Pasien tidak dapat me-
ngikuti perintah tapi masih respon pada tindakan,tidak mampu mendeskripsikan
nyerinya,tidak bisa diatasi dengan posisi dan tarik napas dalam (7-10.)
3.Nyeri berdasarkan waktunya

a.Nyeri akut: nyeri yang mereda setelah intervensi dan penyembuhan.Nyeri ini

biasanya mendadak.Nyeri berlangsung singkat (<6 bulan) dan menghulang jika

faktor internal dan eksternal yang merangsang reseptor nyeri dihilangkan.

b. Nyeri kronis: nyeri yang berlangsung terus menerus selama 6 bulan atau lebih.

Nyeri berlangsung diluar waktu penyembuhan.

2.7. Faktor yang mempengaruhi nyeri

Nyeri dapat dipengaruhi oleh faktor-faktor dibawah ini:

● Arti nyeri terhadap individu

Presepsi adalah interpretasi pengalaman nyeri dimulai saat pertama pasien sadara adanya nyeri.
Arti nyeri terhadap individu berbeda bisa dianggap repons positif atau negative.

● Toleransi individu terhadap nyeri

Toleransi nyeri adalah toleransi seseorang yang berhubungan dengan intensitas nyeri dimana
individu dapat merespons nyeri lebih baik atau sebaliknya.

● Ambang nyeri

Ambang nyeri adalah intensitas rangsang terkecil yang akan menimbulkan rangsang nyeri, suatu
batas kemampuan seseorang untuk mau beradaptasi serta berespons terhadap nyeri

Nociceptive pain disebabkan oleh kerusakan pada tubuh dan memfungsikan fungsi perlindungan.
Misalnya termasuk somatic pain seperti sendi, osteoarthritis, nyeri punggung atau cidera dan
nyeri sehabis operasi.

Inflammatory pain adalah nyeri yang disebabkan oleh kerusakan pada jaringan musculoskeletal.
Nyeri ini sering disebut Dull atau Aching. Hal ini paling sering terjadi pada bagian bahu, pinggul
dan tangan tapi juga bisa terjadi pada punggung.

Neuropathic pain disebabkan oleh cedera atau malfungsi pada system somatosensory nerveous.
Nyeri ini disebabkan oleh kerusakan atau penyakit yang mempengaruhi bagian system saraf.
Jenis sakit ini cenderung terjadi beberapa hari atau minggu cedera dan dengan frekuensi dan
intensitas yang naik turun.

BAB 3
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Nyeri adalah perasaan tidak nyaman yang umumnya disebabkan oleh rangsangan yang
kuat atau merusak. The International Association for the Study of Pain's secara luas
mendefinisikan nyeri sebagai "suatu sensori yang tidak menyenangkan dan pengalaman
emosional yang berhubungan dengan kerusakan jaringan aktual atau potensial, atau digambarkan
sebagai kerusakan tersebut" namun, karena menjadi kompleks, fenomena subjektif,
mendefinisikan nyeri telah menjadi tantangan. Dalam diagnosis medis, nyeri dianggap
sebagai gejala dari kondisi yang lain.

Nyeri adalah fenomena kopleks yang mencakup baik komponen sensoris-diskriminatif


dan motivasional-afektif. Komponen sensoris-diskriminatif nyeri bergantung pada proyeksi
traktus ke atas (termasuk traktus spinotalamikus dan trigeminotalamikus) menuju korteks
serebral. Pemrosesan sensoris pada tingkatan-tingkatan yang lebih tinggi ini menghasilkan
persepsi kualitas nyeri (tusukan, terbakar, sakit), lokasi rangsangan nyeri, dan intensitas nyeri.
Respon motivasional-afektif terhadap rangsangan nyeri mencakup perhatian dan bangkitan,
refleks somatik dan otonom, respon endokrin, dan perubahan emosional. Hal ini menjelaskan
secara kolektif untuk sifat tidak menyenangkan dari rangsangan yang menyakitkan.

3.2 Saran

Penulis menyadari, dalam penyusunan makalah ini belum sepenuhnya sempurna. Untuk
itu dibutuhkan kritik dan saran yang bersifat membangun untuk kebaikan makalah ini.
Walaupun demikian, kami berharap semoga makalah ini bermanfaat bagi para pembaca.
DAFAR PUSTAKA

PRATIWI, F. R. (2020). ASUHAN KEPERAWATAN GANGGUAN PEMENUHAN


KEBUTUHAN RASA NYAMAN NYERI PADA KELUARGA DENGAN HIPERTENSIDI
PUSKESMAS NATAR LAMPUNG SELATAN TAHUN 2020 (Doctoral dissertation, Poltekkes
Tanjungkarang).

Andarmoyo, S. (2013). Konsep & proses keperawatan nyeri.

http://juke.kedokteran.unila.ac.id/index.php/majority/article/view/495/496

http://journals.sagepub.com/doi/pdf/10.1177/03331024111430856

https://books.google.co.id/books?
id=cq_iCAAAQBAJ&pg=PA180&dq=pengertian+nyeri&hl=id&sa=X&ved=0ahUKEwjf3pa0vf
rXAhVML48KHebCAxoQ6AEIRTAH#v=onepage&q=pengertian%20nyeri&f=false

http://onlinelibrary.wiley.com/doi/10.1002/acr.20543/pdf

Anda mungkin juga menyukai