Dosen Pembimbing :
Erni Buston, SST., M. Kes
Disusun Oleh :
Ahmad Asrullah (P05120220046)
Bambang S (P05120220051)
Dewa Ayu Sri Widyawaty (P05120220054)
Eda Setia Ningsih (P05120220066)
Mirani Dwi A (P05120220066)
Revi Handayani (P05120220033)
Septha Dwi O (P05120220035)
Serli Febriani Simamora (P05120220079)
Mengetahui,
Dosen Pembimbing Akademik,
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala limpahan rahmat dan hidayah-Nya
sehinga kami dapat menyelesaikan penyususnan makalah ini dalam waktu yang telah
ditentukan. Kami berharap makalah ini dapat berguna bagi para pembaca.
Dalam penulisan makalah ini, kami menyadari masih banyak kekurangan baik dari segi
penulisan ataupun materi. Untuk itu kami mengharapkan kritik serta saran dari pembaca
sekalian demi penyempurnaan makalah ini.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................................................................3
DAFTAR ISI............................................................................................................................................................4
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................................................................5
1.1. LATAR BELAKANG..................................................................................................................................5
1.2. RUMUSAN MASALAH..............................................................................................................................5
BAB II KONSEP TEORI.......................................................................................................................................6
2.1 DEFINISI..................................................................................................................................................6
2.1.1 Pengertian...............................................................................................................................................6
2.1.2 Klasifikasi Nyeri......................................................................................................................................6
2.2 ETIOLOGI NYERI....................................................................................................................................6
2.3 MANIFESTASI KLINIK.............................................................................................................................7
2.4 PATOFISIOLOGI.......................................................................................................................................8
2.5 PATHWAY................................................................................................................................................8
2.6 KOMPLIKASI...........................................................................................................................................9
2.7 PEMERIKSAAN PENUNJANG...................................................................................................................9
2.8 PENATALAKSANAAN....................................................................................................................................10
BAB III LAPORAN KASUS................................................................................................................................10
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Kebutuhan rasa nyaman adalah suatu keadaan yang membuat seseorang
merasa nyaman, terlindung dari ancaman psikologis, bebas dari rasa sakit terutama
nyeri (Purwanto dalam Karendehi, 2015). Nyeri adalah suatu sensori subyektif dan
pengalaman emosional yang tidak menyenangkan terkait kerusakan jaringan yang
aktual maupun potensial, atau yang di gambarkan dalam bentuk kerusakan tersebut
(Meliala & Suryamiharja, 2007). Menurut Potter & Perry (2006), nyeri merupakan
pengalaman pribadi yang diperlihatkan dengan cara berbeda pada setiap individu.
Setiap individu memiliki pengalaman nyeri dengan skala tertentu. Nyeri bersifat
subyektif dan dipersepsikan individu berdasarkan pengalamannya. Nyeri menjadi
alasan paling umum seseorang mencari perawatan kesehatan karena merasakan
terganggu dan menyulitkan mereka. Nyeri secara serius jika tidak ditangani dapat
menyebabkan ketidakmampuan dan imobilisasi pada individu, sehingga kondisi
tersebut akan merusak kemampuan individu untuk melakukan aktifitas perawatan diri,
menyebabkan isolasi sosial, depresi serta perubahan konsep diri (Potter & Perry,
2006).
KONSEP TEORI
2.1 Definisi
2.1.1 Pengertian
Nyeri merupakan kondisi berupa perasaan tidak menyenangkan bersifat
sangat subyektif karena perasaan nyeri berbeda pada setiap orang dalam hal
skala atau tingkatannya, dan hanya orang tersebutlah yang dapat menjelaskan
atau mengevaluasi rasa nyeri yang dialaminya.
Nyeri didefinisikan sebagai suatu keadaan yang mempengaruhi
seseorang dan ekstensinya diketahui bila seseorang pernah mengalaminya .
Sensori yang tidak menyenangkan dan pengalaman emosional yang muncul
secara aktual atau potensial kerusakan jaringan atau menggambarkan adanya
kerusakan. Serangan mendadak atau pelan intensitasnya dari ringan sampai
berat yang dapat diantisipasi dengan akhir yang dapat diprediksi dan dengan
durasi kurang dari 6 bulan (Asosiasi Studi Nyeri Internasional); awitan yang
tiba-tiba atau lambat dari intensitas ringan hingga berat hingga akhir yang
dapat diantisipasi atau di prediksi. (NANDA, 2015). Nyeri kronis serangan
yang tiba-tiba atau lambat dari intesitas ringan hingga berat dengan akhir yang
dapat diantisipasi atau diprediksi dan berlangsung > 3 bulan (NANDA, 2012).
a Nyeri Akut
Melaporkan nyeri secara verbal dan non verbal
Menunjukkan kerusakan
Posisi untuk mengurangi nyeri
Muka dengan ekspresi nyeri
Gangguan tidur
Respon otonom (penurunan tekanan darah, suhu, nadi)
Tingkah laku ekspresif (gelisah, merintih, nafas panjang, mengeluh)
b. Nyeri Kronis
2. Faktor Predisposisi
a Trauma
b Peradangan
c Trauma psikologis
3. Faktor Presipitasi
a. Lingkungan
b. Suhu ekstrim
c. Kegiatan
d. Emosi
a. Gangguan tidur
b. Posisi menghindari nyeri
c. Gerakan menghindari nyeri
d. Raut wajah kesakitan (menangis, merintih)
e. Perubahan nafsu makan
f. Tekanan darah meningkat
g. Depresi
a. Arti Nyeri. Nyeri bagi seseorang memiliki banyak perbedaan dan hampir
sebagian arti nyeri merupakan arti yang negatif, seperti membahayakan,
merusak, dan lain-lain. Keadaan ini di pengaruhi lingkungan dan pengalaman.
b. Persepsi Nyeri. Persepsi nyeri merupakan penilaian yang sangat subjektif dari
seseorang yang merasakan nyeri. Dikarenakan perawat tidak mampu
merasakan nyeri yang dialami oleh pasien.
c. Toleransi Nyeri. Toleransi ini erat hubungannya dengan intensitas nyeri yang
dapat mempengaruhi kemampuan seseorang menahan nyeri. Faktor yang dapat
mempengaruhi peningkatan toleransi nyeri antara lain alcohol, obat-obatan,
hipnotis, gerakan atau garakan, pengalihan perhatian, kepercayaan yang kuat
dan sebagainya. Sedangkan faktor yang menurunkan toleransi antara lain
kelelahan, rasa marah, bosan, cemas, nyeri yang kunjung tidak hilang, sakit,
dan lain-lain.
d. Reaksi terhadap Nyeri. Reaksi terhadap nyeri merupakan bentuk respon
seseorang terhadap nyeri, seperti ketakutan, gelisah, cemas, menangis, dan
menjerit. Semua ini merupakan bentuk respon nyeri yang dapat di pengaruhi
oleh beberapa faktor, seperi arti nyeri, tingkat perspepsi nyeri, pengalaman
masa lalu, nilai budaya, harapan sosial, kesehatan fisik dan mental, rasa takut,
cemas, usia, dan lain-lain.
2.4 Patofisiologi
Pada saat sel saraf rusak akibat trauma jaringan, maka terbentuklah zat-zat
kimia seperti Bradikinin, serotonin dan enzim proteotik. Kemudian zat-zat tersebut
merangsang dan merusak ujung saraf reseptor nyeri dan rangsangan tersebut akan
dihantarkan ke hypothalamus melalui saraf asenden. Sedangkan di korteks nyeri akan
dipersiapkan sehingga individu mengalami nyeri. Selain dihantarkan ke hypothalamus
nyeri dapat menurunkan stimulasi terhadap reseptor mekanin sensitif pada
termosensitif sehingga dapat juga menyebabkan atau mengalami.
2.5 Pathway
Kontak dengan
jaringan sekitar
Terangsang ujung
saraf
Sensasi nyeri
Hipersensitifitas
terhadap sinyal nyeri
Nyeri kronis
2.6 Komplikasi
a. Oedema Pulmonal
b. Kejang
c. Masalah Mobilisasi
d. Hipertensi
e. Hipertermi
f. Gangguan pola istirahat dan tidur
a. Monitor TTV
b. Kaji adanya infeksi atau peradangan nyeri
c. Distraksi (mengalihkan perhatian terhadap nyeri, efektif untuk nyeri ringan
sampai sedang)
d. Kompres hangat
e. Mengajarkan teknik relaksasi
2. Penatalaksaan Medis
a. pemberian analgesik
Analgesik akan lebih efektif diberikan sebelum pasien merasakan nyeri yang
berat dibandingkan setelah mengeluh nyeri.
b. Plasebo
Plasebo merupakan obat yang mengandung komponen obat analgesik seperti
gula, larutan garam/normal saline, atau air. Terapi ini dapat menurunkan rasa
nyeri, hal ini karena faktor persepsi kepercayaan pasien.
BAB III
LAPORAN KASUS
FORMAT PENGKAJIAN
A. IDENTITAS KLIEN
Nama Klien : Ny. N
Agama : Islam
Pendidikan : SLTA
Pekerjaan : IRT
1. Keluhan utama MRS : Pasien datang dari poli kebidanan dengan keluhan ingin melahirkan
2. Kronologis keluhan utama
Faktor pencetus keluhan : pasien mengatakan nyeri perut karena ingin melahirkan
Timbulnya keluhan : karena kehamilan
Lamanya keluhan : kurang lebih 3 hari sebelum masuk ke RS
Upaya mengatasi :tidak ada
2. Genogram
Pola kebiasaan
POLA KEBUTUHAN DASAR MANUSIA
Sebelum sakit Di rumah sakit
1. KEBUTUHAN OKSIGENISASI
b. Minum
Frekuensi minum/hari 8x sehari 5x sehari
Baik baik
Kemampuan menelan
Tidak ada
tidak Ada
Masalah pemenuhan kebutuhan cairan
3. KEBUTUHAN ELIMINASI
a. ELIMINASI B.A.K
Khas Khas
Bau urine
Jumlah Urine 250 ml / hari 150 ml / hari
b. Eliminasi B.A.B
Frekuensi BAB 2x / hari 1x / hari
Warna Feces Normal Normal
Bau Feces Khas Khas
Konsistensi Feces Lunak Lunak
Keluhan/Gangguan BAB Tidak ada Tidak ada
Penggunaan Laxatif Tidak ada Tidak ada
5. KEBUTUHAN AKTIVITAS/MOBILISASI
Baik Baik
(Q) Bagimana kualitas nyeri yang dirasakan Tidak ada Nyeri akut
2X Sehari 1x sehari
Frekuensi Mandi
Basah Di Lap
Kebiasaan mandi (basah/dilap)
Pagi dan Sore Pagi
Waktu mandi pagi/sore/malam
2x Sehari 1x sehari
Frekuensi oral hygiene Tidak ada Tidak ada
Kebiasaan cara oral hygiene Pagi dan sore Pagi
b. Pemeriksaan Rambut
1) Inspeksi dan Palpasi :
Penyebaran (merata), Bau …. rontok ( – ), warna HITAM Alopesia ( – ), Hirsutisme ( – )
c. Pemeriksaan Mata
1). Inspeksi
Kelengkapan dan kesimetrisan mata ( + )
Ekssoftalmus ( – ), Endofthalmus ( – )
Kelopak mata / palpebra : oedem ( – ), ptosis ( – ), peradangan ( – ) luka ( – ), benjolan
( –)
Bulu mata : tidak rontok
Konjunctiva dan sclera : perubahan warna ( Tidak ada)
Warna iris ( coklat )
reaksi pupil terhadap cahaya
(miosis / midriasis) isokor ( + )
Kornea : warna ( Bening )
Nigtasmus ( – )
Strabismus ( – )
d. Pemeriksaan Visus
Dengan Snelen Card : OD …………. OS …………………….
Tanpa Snelen Card : Ketajaman Penglihatan ( Baik )
g. Pemeriksaan Telinga
1) Inspeksi dan palpasi
Amati bagian telinga luar: bentuk (Normal )Ukuran(Simetris) Warna Sama dengan warna
kulit lesi ( – ), nyeri tekan ( – ), peradangan ( – ), penumpukan serumen ( – ). Dengan otoskop
periksa membran tympany,perdarahan ( – ), perforasi ( – )
2Uji kemampuan kepekaan telinga
Tes bisik ( Bisa mendengar dengan baik )
Dengan arloji ( Mampu mendengar )
Uji weber : seimbang
Uji rinne : hantaran tulang lebih keras
Uji swabach : memanjang
h. Pemeriksaan Hidung
a. Inspeksi dan palpasi
Amati bentuk tulang hidung dan posis septum nasi ( tidak )
Amati meatus : perdarahan ( – ), Kotoran ( – ) ,Pembengkakan ( – ), pembesaran / polip ( – )
j. Pemeriksaan Wajah
a. Inspeksi : Perhatikan
ekspresi wajah klien : tegang / rileks, Warna dan kondisi wajah klien(warna kulit
merata/tidak) , Struktur wajah klien : (simetris/tidak) Kelumpuhan otot-otot fasialis ( – )
k. Pemeriksaan Leher
Insp
eksi
Bentuk leher (simetris), peradangan ( – ), jaringan parut ( – ), perubahan warna ( – ),
Kelenjar tiroid, pembesaran ( – )
Vena jugularis, pembesaran ( – )
b. Palpasi
Pembesaran kelenjar limfe ( – ),
Kelenjar tiroid ( – )
c. Keluhan yang dirasakan
klien terkait dengan Px. Kepala, wajah,leher
Tidak ada
1. Pemeriksaan Thoraks/dada
Inspeksi
Bentuk torak (Normal chest), susunan ruas tulang belakang (Kyposis / Scoliosis /
Lordosis), bentuk dada (simetris),
Keadaan kulit ( Merata ).
Retrasksi otot bantu pernafasan : Retraksi intercosta (– ), pernafasan cuping hidung
(-).
Pola nafas :
(Eupnea / Takipneu / Bradipnea / Apnea / Chene Stokes / Biot’s / Kusmaul)
Amati : cianosis ( – ), batuk (produktif / kering / darah ).
Palpasi
Pemeriksaan taktil / vocal fremitus : getaran antara kanan dan kiri teraba (sama / tidak
sama). Lebih bergetar sisi ……………………….
Perkusi
Area paru : ( sonor / Hipersonor / Dullnes )
Auskultasi
Inspeksi
Ictus cordis ( – ),
Palpasi
Palpasi pada dinding torak teraba : ( Lemah )
Perkusi
Batas-batas jantung normal adalah :
Batas atas : Normal ( N = ICS II )
Batas bawah: Normal ( N = ICS V)
Batas Kiri : Normal ( N = ICS V Mid Clavikula Sinistra)
Batas Kanan : Normal ( N = ICS IV Mid Sternalis Dextra)
Auskultasi
BJ I terdengar (tunggal , ( keras ), ( reguler)
BJ II terdengar (tunggal ), (keras ), ( reguler )
Bunyi jantung tambahan : BJ III ( – ), Gallop Rhythm (-), Murmur ( – )
3.Pemeriksaan Payudara
Inspeksi
Bentuk (simetris), pembengkakan ( - ), lesi ( – ), Areola : perubahan warna ( – ),Putting :
cairan yang keluar ( – ), ulkus ( – ), pembengkakan ( – )
Palpasi
Nyeri tekan ( – ), dan kekenyalan (kenyal), benjolan massa ( – )
D.PEMERIKSAAN ABDOMEN
Inspeksi
Auskultasi
Frekuensi Peristaltic usus 15 x/menit ( N = 5 – 35 x/menit)
Palpasi
1). Hepar/hati : Nyeri tekan (– ), pembesaran ( – ), perabaan (lunak),permukaan (halus),
tepi hepar (tumpul )
2). Appendik : Nyeri tekan ( – ), nyeri lepas ( – ), nyeri menjalar kontralateral ( – ).
3). Acites/Pembengkaka
4). n :Shiffing Dullnes ( + / – ),Undulasi ( + / – )Normalnya hasil perkusi pada abdomen
adalah tympani.
5). Ginjal : Nyeri tekan( + / – ), pembesaran ( + / – )
1) Genetalia Pria
Inspeksi :
Rambut pubis (bersih / tidak bersih ), lesi ( + / – ), benjolan ( + / – ) ,Lubang uretra :
penyumbatan ( + / – ),
Palpasi
Penis : nyeri tekan ( + / – ), benjolan ( + / – ), Scrotum dan testis : beniolan ( + / – ), nyeri
tekan ( + / – ),
2) Genetalia Wanita
Inspeksi
Kebersihan rambut pubis (bersih ), lesi ( – ),eritema ( – ), keputihan ( – ), peradangan
(-).Lubang uretra : stenosis /sumbatan ( – )
3) Anus
Inspeksi
tumor ( – ), haemorroid ( – ), perdarahan ( – ),Perineum : jahitan ( - ), benjolan ( – )
Palpasi
Nyeri tekan pada daerah anus ( – )
4) Sistem Ektremitas
Inspeksi
Otot antar sisi kanan dan kiri (simetris ), deformitas (-), fraktur (-) terpasang Gib ( – ), Traksi (
–)
Palpasi
Oedem :
Memeriksa refleks kedalaman tendon
Refleks fisiologis
1. Reflek bisep ( + )
2. Reflek trisep ( + )
3. Reflek patella ( + )
Refleks Pathologis
Refleks babinski ( -)
1) Status Nyeri :
Menurut Skala Intensitas Numerik
Keterangan Angka :
Orientasi terhadap
□ Tdk
Orang,
1 tempat,waktu □ Baik □ Menurun □ Salah ada reaksi
□Mampu □Kurang
berkonsentrasi mampu □Tidak mampu
dan mengingat mengingat dan mengingat dan □Alur fikiran
4 Proses Berfikir dengan baik berkonsentrasi berkonsentrasi kacau
c. Dampak penyakit pasien terhadap keluarga : Keluarga tampak cemas dengan keadaan
pasien
d. Masalah yang mempengaruhi pasien : Pasien tampak tegang dan cemas karena nyeri
pasca SC
I. DATA PENUNJANG
1. PEMERIKSAAN LABORATORIUM
KIMIA DARAH
SGPT : 5 U/dl……………….. ( N : 3 – 19 )
BUN : ……………………….. ( N : 20 – 40 / 10 – 20 mg / dl )
DLL...
ANALISA ELEKTROLIT :
PEMERIKSAAN PENUNJANG :Jika ada jelaskan gambaran hasil foto Rongent, USG, EEG, EKG,
CT-Scan, MRI, Endoscopy dll.
1.Pemeriksaan EKG
J. PENATALAKSANAAN (Therapi/pengobatan termasuk diet)
Therapy Ceftrixone,
ANALISA DATA
1. DS:
DO:
DS:
Pengeluaran janin
Pasien mengatakan nyeri Nyeri melahirkan
2.
DO:
Diaphoresis
DIAGNOSA KEPERAWATAN
09 Desember 2021
Nyeri melahirkan b.d pengeluaran janin
2.
INTERVENSI KEPERAWATAN
INTERVENSI KEPERAWATAN
( SLKI ) ( SIKI )
(SLKI) ( SIKI )
2. Nyeri melahirkan b.d pengeluaran janin Setelah dilakukan intervensi keperawatan SIKI : Manajemen nyeri
selama ... x ... jam, diharapkan pasien: Aktivitas Keperawatan - Untuk mengetahui lokasi
Gejala dan tanda mayor Observasi ,karakteristik,durasi,frekuensi,kualitas
DS: SLKI : tingkat nyeri menurun dan intensitas nyeri
- Identifikasi - Untuk mengeyahui berapa skala nyeri
1. Mengeluh nyeri Dipertahankan pada level 4
yang dirasakan pasien
2. Perineum terasa tertekan lokasi,karakteristik,durasi,frekuensi,kualitas,
Ditingkatkan pada level 5 - Untuk mengetaui apa saja faktor
intensitas nyeri memperberat nyeri dan memperingan
DO: nyeri
1. Ekspresi wajah meringis Dengan Kriteria Hasil : - Identifikasi skala nyeri - Untuk mengetahui apakah terapi
2. Berposisi meringankan nyeri - Identifikasi faktor yang memperberat dan komplenter telah berhasil atau tidak
1. Keluhan nyeri menurun
- Untuk mengetahui bagaimana efek yang
Gejala dan tanda minor 2. Meringis menurun memperingan nyeri ditimbulkan dari penggunaan analgetik
DS: 3. Gelisah menurun - Monitor keberhasilan terapi komplementer yang - Untuk menciptakan lingkungan yang
nyaman untuk meredakan nyeri pada
4. Kesulitan tidur menurun sudah diberikan pasien
1. Nafsu makan menurun/meningkat
DO: 5. Diaforesis menurun - Monitor efek samping penggunaan analgetik - Agar pasien bisa beristirahat tidur
dengan nyaman
2. Tekanan darah meningkat Terapeutik
6. Frekuensi nadi membaik - Agar pasien mengetahui penyebab
3. Frekuensi nadi meningkat
7. Pola napas membaik - Kontrol lingkungan yang memperberat rasa ,periode dan pemicu nyeri yang
4. Pola tidur berubah
dirasakan
5. Fungsi berkemih berubah nyeri
8. Tekanan darah membaik - Agar pasien mengerti strategi apaa
6. Diaforesis
9. Fungsi berkemih membaik - Fasilitasi istirahat dan tidur yang ingin kita terapkan untuk
meredakaan nyeri pasien
10. Nafsu makan membaik - Agar pasien menggunakan analgetik
11. Pola tidur membaik Edukasi yang tepat
- Agar pasien bisa melakukan teknik
- Jelaskan penyebab, periode dan pemicu
nonfarmakologis untuk meredakan nyeri
nyeri - Untuk mengetahui TNPS Ibu
- Untuk melihat kondisi luka dan balutan
- Jelaskan strategi meredakan nyeri
- Untuk mempertahankan fungsi
- Anjurkan menggunakan analgetik secara tubuh.memperlancar peredaran
darah,membantu pernapasan menjadi
tepat
lebih baik,mempertahankan kekuatan
- Ajarkan teknik nonfarmakologis untuk otot,memperlancar BAB dan
BAK,mencegah hipotensi,dan konstipasi
mengurangi rasa nyeri
- Untuk meningkatkan keberhasilan
Kalaborasi menyusui
- Agar ibu dan keluarga mengetahii
- Kalaborasi pemberian analgetik,jika perlu
kondisi ibu dan bayi
- Agar tidak terjadi penurunan fungsi otot
pada ibu serta mengurangi stress fisik
Intervensi pendukung:perawatan pasca seksio sesaria
maupun emosional dan menurunkan
Aktivitas keperawatan intansitas nyeri
- Agar ibu bisa cara menyusui dengan
Observasi
benar
1. Monitor tanda-tanda vital ibu - Agar nutrisi TKTP pada ibu terpenuhi
2. Monitor kondisi luka dan balutan
Terapeutik
1. Motivasi mobilisasi dini 6 jam
2. Berikan dukungan menyusui yang
memadai,jika memungkinkan
Edukasi
1. Informasikan pada ibu dan keluarga tentang
kondisi ibu dan bayi
2. Ajarkan latihan ekstremitas ,perubahan
posisi,batuk dan napas dalam
3. Ajarkan ibu cara menyusui,jika
memungkinkan
4. Anjurkan ibu mengonsumsi nutrisi TKTP
INTERVENSI KEPERAWATAN
( (SLKI) ( SIKI )
NAMA PASIEN : Ny. N Diagnosa Keperawatan: Ketidak nyamanan pasca operasi b.d involusi uterus ,proses pengembalian ukuran Rahim ke ukuran semula
RUANGAN : Seruni
PENGKAJIAN-DIAGNOSIS-INTERVENSI EVALUASI
IMPLEMENTASI & RESPON HASIL
(S-O-A-P) (S-O-A-P)
S:
N: 96 x/ menit 17.50
18.20
A:Ketidak nyamanan pasca operasi - Kontrol lingkungan yang memperberat rasa nyeri P:Intervensi dilanjutkan
- Fasilitasi istirahat dan tidur
1. Manajenem Nyeril
Respon hasil
NAMA PASIEN : Ny. N Diagnosa Keperawatan: Ketidak nyamanan pasca operasi b.d involusi uterus ,proses pengembalian ukuran Rahim ke ukuran semula
RUANGAN : seruni
PENGKAJIAN-DIAGNOSIS-INTERVENSI EVALUASI
IMPLEMENTASI & RESPON HASIL
(S-O-A-P) (S-O-A-P)
S: Pemeriksaan TTV: S:
- Pasien mengatakan masih tidak nyaman T: 140/80 mmhg - Pasien mengatakan masih sedikit tidak nyaman
- Pasien mengatakan nyeri pada bagian luka - Pasien mengatakan nyeri pada bagian luka bekas
bekas SC masih terasa N: 92 x/ menit SC masih terasa
O:
P: 22 x/ menit
O: - Pasien sudah tidak tampak meringis
S:36,7 C - Tekanan darah pasien sudah berangsur menurun
- Pasien sudah tidak tampak meringis - Frekuensi nadi sudah mulai menurun
- Tekanan darah pasien masih tinggi - Pasien tampak sydah tidak berkeringat lebih
- Frekuensi nadi masih meningkat
- Pasien masih tampak berkeringat 15.30
T: 130/80 mmhg
- Identifikasi lokasi,karakteristik,durasi,frekuensi,kualitas,
T: 140/80 mmhg intensitas nyeri N: 92 x/ menit
S:36,7 C 15.55
- Monitor keberhasilan terapi komplementer yang sudah diberikan A:Ketidak nyamanan pasca operasi belum teratasi
- Monitor efek samping penggunaan analgetik
A:Ketidak nyamanan pasca operasi belum teratasi
P:Intervensi dilanjutkan - Kontrol lingkungan yang memperberat rasa nyeri 1. Manajenem nyeri
- Fasilitasi istirahat dan tidur
- Manajenem Nyeri 2. edukasi teknik napas
- Edukasi teknik napas
19.00
Respon hasil
Diagnosa Keperawatan: Ketidak nyamanan pasca operasi b.d involusi uterus ,proses pengembalian ukuran Rahim ke ukuran semula
RUANGAN : Seruni
PENGKAJIAN-DIAGNOSIS-INTERVENSI
(S-O-A-P)
EVALUASI
(S-O-A-P)
Pukul:09.00
S:
- Pasien mengatakan sudah sedikit merasa nyaman
- Pasien mengatakan nyeri pada bagian luka bekas SC sudah tidak terasa,tetapi terasa pada saat bergerak
O:
T: 130/80 mmhg
N: 92 x/ menit
P: 22 x/ menit
S:36,7 C
A:
1. Manajenem Nyeri
2. Edukasi teknik napas
Pemeriksaan TTV:
T: 1130/80 mmhg
N: 92 x/ menit
P: 22 x/ menit
S:36,7 C
09.45
- Identifikasi lokasi,karakteristik,durasi,frekuensi,kualitas,
intensitas nyeri
10.00
12.00
Respon hasil
- Lokasi nyeri terdapat pada bagian perut bawah bekas opeasi SC,karateristik nyeri nekas luka,lebih dari 1-5 menit,frekuensinya jarang -jarang,sedang
- Pasien mengatakan skala nyeri berada pada angka 4
- Pasien mengatakan faktor pemberat nyeri pada saat bergerak seperti merubah posisi dan faktor memperingan nyeri yaitu tidak banyak bergerak
- Keberhasilan terapi komplementer yang di berikan sudah cukup berhasil
- Tidak terdapat efek samping pengunaan analgetik
- Lingkungan yang bising,suhu ruangan yang panas
- Mengkaji pola tidur pasien selama di rumah sakit
- Pasien mau mengikuti anjuran perawat tentang penggunaan analgetik secara tepat
- Pasien mampu melakukan teknik nonfarmakologis yang diajarkan perawat
- Pasien mampu melakukan teknik napas dalam dengan baik yang telah diajarkan
S:
T: 130/80 mmhg
N: 86 x/ menit
P: 20 x/ menit
S:36,2 C
A:
RUANGAN : Seruni
PENGKAJIAN-DIAGNOSIS-INTERVENSI
(S-O-A-P)
EVALUASI
(S-O-A-P)
Pukul:16.30
S:
O:
T: 140/100 mmhg
N: 96 x/ menit
P: 24 x/ menit
S:37,3 C
A:nyeri melahirkan
P:
Lanjutkan intervensi
- Manajmen nyeri
- Perawatan pasca seksio sesaria
Pukul:17.00
Pemeriksaan TTV:
T: 140/100 mmhg
N: 78 x/ menit
P: 21 x/ menit
S:36,2 C
17.30
- Identifikasi lokasi,karakteristik,durasi,frekuensi,kualitas,
intensitas nyeri
17.50
18.20
19.00
- Informasikan pada ibu dan keluarga tentang kondisi ibu dan bayi
- Jelaskan penyebab, periode dan pemicu nyeri
- Jelaskan strategi meredakan nyeri
- Anjurkan menggunakan analgetik secara tepat
- Ajarkan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa nyeri
19.30
Respon hasil
- Lokasi nyeri terdapat pada bagian perut bawah bekas opeasi SC,karateristik nyeri nekas luka,lebih dari 30 menit,frekuensinya sering,sedang
- Pasien mengatakan skala nyeri berada pada angka 5
- Pasien mengatakan faktor pemberat nyeri pada saat bergerak seperti merubah posisi dan faktor memperingan nyeri yaitu tidak banyak bergerak
- Kepatenan jalan napas ibu normal dan lokia masih terdapat darah yang keluar dari rahim
- Luka dan balutan dalam kondisi baik
- Ibu bisa lebih percaya diri untuk menyusui
- Keberhasilan terapi komplementer yang di berikan sudah cukup berhasil
- Tidak terdapat efek samping pengunaan analgetik
- Ibu belum mampu meakukan mobilisasi dini 6 jam
- Lingkungan yang bising,suhu ruangan yang panas
- Mengkaji pola tidur pasien selama di rumah sakit
- Pasien mau menerima penjelasan dari perawat tentang penyebab,periode dan pemicu nyeri
- Ibu dan keluarga mamu memahami informasi tentang kondisi ibu dan bayi
- Pasien mau menerima penjelasan tentang strategi untuk meredakan nyeri
- Pasien mau mengikuti anjuran perawat tentang penggunaan analgetik secara tepat
- Pasien mampu melakukan teknik nonfarmakologis yang diajarkan perawat
- Ibu bisa memahami latihan ekstremitas,perubahan posisi,batuk dan napas dalam
- Ibu bisa sudah mengetahui cara menyusui dengan baik
- Ibu memahami tentang konsumsi nutrisi TKTP
S:
O:
T: 140/100 mmhg
N: 96 x/ menit
P: 24 x/ menit
S:37,3 C
A:nyeri melahirkan
P:
Lanjutkan intervensi
- Manajmen nyeri
- Perawatan pasca seksio sesaria
NAMA PASIEN : Ny. N Diagnosa Keperawatan: Nyeri melahirkan b.d pengeluaran rahim
RUANGAN : Seruni
HARI/TANGGAL : Kamis,
09 Des 2021
PENGKAJIAN-
EVALUASI
DIAGNOSIS-INTERVENSI IMPLEMENTASI & RESPON HASIL
(S-O-A-P)
(S-O-A-P)
S: Pemeriksaan TTV: S:
O: S:36,7 C O:
19.30
Respon hasil
NAMA PASIEN : Ny. N Diagnosa Keperawatan: Nyeri melahirkan b.d pengeluaran rahim
RUANGAN : Seruni
HARI/TANGGAL : Jum’at,
10 Des 2021
PENGKAJIAN-
EVALUASI
DIAGNOSIS-INTERVENSI IMPLEMENTASI & RESPON HASIL
(S-O-A-P)
(S-O-A-P)
S: Pemeriksaan TTV: S:
P: 22 x/ menit
O: O:
S:36,7 C
- Tekanan darah - Tekanan darah
mulai normal normal
- Frekuensin nadi - Frekuensin nadi
mulai normal 09.45 normal
- Pola tidur sudah - Pola tidur sudah
teratur - Identifikasi teratur
- Fungsi berkemih lokasi,karakteristik,durasi,frekuensi,kualitas, - Fungsi berkemih
sudah membaik intensitas nyeri sudah membaik
- Diaphoresis - Diaphoresis
sudah tidak ada - Identifikasi skala nyeri sudah tidak ada
- Identifikasi faktor yang memperberat dan
memperingan nyeri
T: 130/80 mmhg T: 130/80 mmhg
10.30
A:nyeri melahirkan A:nyeri melahirkan
- Motivasi mobilisasi dini 6 jam
- Kontrol lingkungan yang memperberat rasa
nyeri
P:Lanjutkan intervensi - Fasilitasi istirahat dan tidur P:Lanjutkan dihentikan
12.00 pasien pulang
- Manajmen nyeri
- Perawatan pasca - Informasikan pada ibu dan keluarga tentang
seksio sesaria kondisi ibu dan bayi
- Jelaskan penyebab, periode dan pemicu
nyeri
- Anjurkan menggunakan analgetik secara
tepat
- Ajarkan teknik nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri
19.30
Respon hasil