MAKALAH
“Manajemen Nyeri”
Dosen Pengampu:
Dwi Novitasari, S.Kep., Ns., M.Sc
Di Susun Oleh :
VAGNESSA VAGINLEIRA
220106248
2E
FAKULTAS KESEHATAN
PROGRAM PENDIDIKAN D4 KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI
UNIVERSITAS HARAPAN BANGSA
TAHUN 2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha kuasa karena telah memberikan
kesempatan pada kelompok kami untuk menyelesaikan makalah ini. Atas rahmat
dan hidayah-Nya lah kami dapat menyelesaikan makalah berjudul Manajemen
Nyeri dengan tepat waktu.
Tujuan dari penyusuan makalah ini guna untuk memenuhi tugas mata
kuliah Pemenuhan Kebutuhan Dasar manusia 2. Selain itu, kami selaku penulis
berharap agar makalah ini dapat menambah wawasan bagi pembaca tentang
pembahasan yang akan kami tulis pada makalah ini.
Saya menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena
itu, kritik dan saran yang membangun akan kami terima demi kesempurnaan
makalah ini.
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................................i
BAB I.................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.............................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.......................................................................................................1
1.2. Rumusan Masalah.................................................................................................2
1.3. Tujuan Penulisan Makalah..................................................................................2
BAB II...............................................................................................................................2
TINJAUAN TEORI.........................................................................................................2
BAB III.............................................................................................................................8
PENUTUP.........................................................................................................................8
3.1 Kesimpulan.............................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................9
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Nyeri atau rasa sakit merupakan respon yang paling dipahami oleh
individu ketika mengalami cidera. Hal ini juga merupakan pengalaman pribadi
yang diekspresikan secara berbeda oleh masing-masing individu dan nyeri
termasuk sensasi ketidaknyaman yang bersifat individual. Rasa sakit melekat pada
sistem syaraf manusia dan merupakan pengalaman individual yang berlangsung
lama. The International Associaton for The Study of Pain (2010) memberikan
definisi yang paling banyak dijadikan acuan yaitu berdasarkan faktor yang
berkaitan dengan waktu dan kesesuaian dengan penyakit. Nyeri merupakan
sensasi yang rumit, unik, dan universal. Dalam banyak literatur menyebutkan
bahwa adanya definisi nyeri yang berbeda-beda dan hal ini merefleksikan bahwa
sifat nyeri yang subjektif sehingga ada keragaman dalam cara memahami dan
mengkategorikan pengalaman manusia yang kompleks ini. Nyeri memiliki
konstruk multidimensional yaitu hubungan antara penyakit (sebagai pengalaman
biologis) dan rasa sakit (sebagai pengalaman ketidaknyamanan dan disfungsi)
sehingga sangat sulit untuk menguraikannya dengan jelas (Ospina dan Harstall,
2002).
Keluhan adanya rasa nyeri atau sakit sering kali merupakan alasan
individu untuk mendapatkan perawatan medis.Berdasarkan American Pain
Society (APS) 50 juta warga Amerika lumpuh sebagian atau total karena
nyeri,dan 45% dari warga Amerika membutuhkan perawatan nyeri yang persisten
seumur hidup mereka. Kira-kira 50-80% pasien di rumah sakit mengalami nyeri
disamping keluhan lain yang menyebabkan pasien masuk rumah sakit (Ivan,
2013). Nyeri lebih merupakan pengalaman psikologis dan bentuk dari distress
1
manusia yang paling umum, menetap dan seringkali berkontribusi terhadap
penurunan kualitas hidup (Hadjistravopoulos and Craigh, 2004).
Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penulisan makalah ini yaitu :
2
BAB II
TINJAUAN TEORI
Manajemen nyeri atau pain management adalah salah satu bagian dari
disiplin ilmu medis yang berkaitan dengan upaya-upaya menghilangkan nyeri atau
pain relief.
3
c. Ketakutan Memberikan informasi yang tepat dapat membantu
mengurangi ketakutan pasien dengan menganjurkan pasien untuk
mengekspresikan bagaimana mereka menangani nyeri.
4
sangat membantu. Metode ini pun tidak mahal dan mudah dilakukan secara
mandiri oleh perawat (Wente & Richfield, 2013). Sama halnya dengan Khan dan
Weismann (2007), yang menyatakan bahwa metode non-farmakologi merupakan
bagian protokol standar instalasi gawat darurat. Sebab, metode non-farmakologi
sangat efektif meminimalisir nyeri dan ketakutan pada anak di ruang instalasi
gawat darurat.
5
menepuk-nepukkan jari-jari atau kaki, atau membayangkan hal-hal yang
indah sambil menutup mata.
2. Relaksasi. Teknik mengurangi nyeri yang kedua adalah relaksasi.
Relaksasi adalah metode paling efektif untuk mengurangi nyeri kronis.
Ada 3 hal yang perlu diperhatikan dalam teknik relaksasi
yaitu : posisiyang tepat, pikiran beristirahat, serta lingungan yang tenang.
Posisi klien diatur senyaman mungkin dengan semua bagian tubuh
disokong ( misalkan bantal menyokong leher ) persendian diluruskan, serta
otot-otot tidak tertarik. Untuk menenangkan pikiran klien, klien dianjurkan
pelan-pelan memandang sekitarnya misalnya memandang atap turun ke
dinding dll. Steward ( 1979:959 ) menjelaskan teknik relaksasi sebagai
berikut : Pasien menarik nafs dalam dan mengisi paru-paru dengan udara.
Perlahan-lahan udara dihembuskan sambil membiarkan tubuh menjadi
kendor dan merasakan betapa nyamannya hal itu. Pasien bernafas
beberapa kali dengan irama normal. Pasien menarik nafas dalam lagi dan
menghembuskan pelan-pelan serta membiarkan hanya kaki dan telapak
kaki yang kendor. Perawat menganjurkan pasien untuk
mengkonsentrasikan pikiran pasien pada kakiya yang terasa ringan dan
hangat. Pasien mengulang langkah 4 dan mengkonsentrasikan pikiran pada
lengan, perut, punggung dan kelompok otot-otot yang lain.
3. Stimulasi kulit. Stimulasi kulit dapat dilakukan dengan cara pemberian
kompres dingin, balsem analgetika dan stimulasi kontrateral. Kompres
dingin dapat memperlambat impuls-impuls motorik menuju otot-otot pada
area yang terasa nyeri. Balsem analgetika yang berisi menthol dapat
membebaskan nyeri. Balsem ini dapat menyebabkan rasa hangat pada kulit
yang berlangsung beberapa jam.
4. Placebo. Teknik mengurangi nyeri yang terakhir adalah placebo. Placebo
merupakan suatu bentuk tindakan misalnya tindakan pengobatan atau
tindakan keperawatan yang mempunyai efek pada klien akibat sugesti
daripada kandungan fisik atau kimianya. Obat yang diberikan tidak berisi
analgetika tetapi berisi gula, air atau saline dinamakan placebo.
Terapi Musik
Terapi musik terdiri dari 2 kata, yaitu kata “terapi” dan “musik”.
Terapi (therapi) adalah penanganan penyakit (Brooker, 2001). Terapi juga
diartikan sebagai pengobatan (Laksman, 2000). Sedangkan musik adalah suara
atau nada yang mengandung irama. Terapi musik adalah keahlian
menggunakan musik atau elemen musik oleh seseorang terapis untuk
meningkatkan, mempertahankan dan mengembalikan kesehatan mental, fisik,
emosional dan spiritual.
Dalam kedokteran, terapi musik disebut sebagai terapi pelengkap
(Complementary Medicine), Potter juga mendefinisikan terapi musik sebagai
teknik yang digunakan untuk penyembuhan suatu penyakit dengan
menggunakan bunyi atau irama tertentu. Jenis musik yang digunakan dalam
terapi musik dapat disesuaikan dengan keinginan, seperti musik
klasik, instrumentalia, dan slow musik.
6
Menurut Willougnby (1996), musik adalah bunyi atau nada yang
menyenangkan untuk didengar. Musik dapat keras, ribut, dan lembut yang
membuat orang senang mendengarnya. Orang cenderung untuk mengatakan
indah terhadap musik yang disukainya. Musik ialah bunyi yang diterima oleh
individu dan berbeda bergantung kepada sejarah, lokasi, budaya dan selera
seseorang.
7
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Manajemen nyeri atau pain management adalah salah satu bagian dari
disiplin ilmu medis yang berkaitan dengan upaya-upaya menghilangkan
nyeri atau pain relief.
Secara umum nyeri didefinisikan sebagai apapun yang menyakitkan tubuh,
yang dikatakan individu yang mengalaminya, dan yang ada kapanpun
individu mengatakannya.
Sifat nyeri yaitu: melelahkan dan membutuhkan banyak energi, bersifat
subyektif dan individual, tak dapat dinilai secara objektif, bidan hanya
dapat mengkaji nyeri pasien dengan melihat perubahan fisiologis
tingkah laku dan dari pernyataan klien.
Untuk memudahkan memahami fisiologi nyeri, maka perlu mempelajari 3
(tiga) komponen fisiologis yaitu: resepsi, persepsi, reaksi .
Klasifikasi nyeri dibedakan berdasarkan : sumber, penyebab, lama
(durasi), dan lokasi (letak).
Faktor yang mempengaruhi nyeri yaitu : usia, jenis kelamin, kultur, makna
nyeri, perhatian, ansietas, pengalaman masa lalu, pola koping, support
keluarga dan sosial.
Metode yang digunakan untuk menghilangkan nyeri ialah distraksi,
relaksasi, imagery, stimulasi kutan, anestesi dan terapi musik.
8
DAFTAR PUSTAKA