Anda di halaman 1dari 11

Mata Kuliah: Konsep Dasar Keperawatan Anestesiologi

Dosen Pengampu: Tarkijo, S.Kep, Ns

MAKALAH
ASPEK LEGAL DAN PROFESIONAL PENATA ANESTESI
KEPMENKES NOMOR HK.01.07/MENKES/722/2020

DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 3
KELAS 1 E
VAGNESSA VAGINLEIRA (220106248)
YUHDA ROFIQ ANWAR (220106257)
ZAFHIRA ARAZA (220106260)

PRODI D4 KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI


FAKULTAS KESEHATAN
UNIVERSITAS HARAPAN BANGSA
2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan rahmat dan
hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dalam bentuk maupun
isinya yang sangat sederhana. Semoga Makalah berjudul “ASPEK LEGAL DAN
PROFESIONAL PENATA ANESTESI KEPMENKES NOMOR
HK.01.07/MENKES/722/2020” dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan petunjuk maupun
pedoman bagi pembaca dalam mata kuliah “Konsep Dasar Keperawatan Anestesiologi”.
Harapan kami semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan pengalaman
bagi pembaca, sehingga kami dapat memperbaiki bentuk maupun isi makalah ini sehingga
kedepannya lebih baik.
Makalah ini kami akui masih banyak kekurangan karena pengetahuan yang kami miliki
sangat kurang. Oleh karena itu, kami harapkan kepada para pembaca untuk memberikan
masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.
Tujuan dari penyusunan makalah ini adalah untuk pemenuhan tugas Mata Kuliah
Konsep Dasar Keperawatan Anestesiologi oleh dosen pengampu yaitu Bapak Tarkijo,
S.Kep, Ns.

Purwokerto ,11 Desember 2022

PENYUSUN

1
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI..................................................................................................................................ii
BAB I...............................................................................................................................................1
PENDAHULUAN..........................................................................................................................1
1.1 LATAR BELAKANG.....................................................................................................1
1.2 RUMUSAN MASALAH.................................................................................................1
1.3 TUJUAN..........................................................................................................................2
BAB II.............................................................................................................................................3
PEMBAHASAN.............................................................................................................................3
2.1 Penata Anestesi Berdasarkan KEPMENKES...................................................................3
2.2 Aspek Legal dan Profesional Keperawatan Anestesi.......................................................3
2.3 Aspek Legal dan Profesional Penata Anestesi berdasarkan Kepmenkes Nomor
HK.01.07/MENKES/722/2020...................................................................................................4
BAB III...........................................................................................................................................7
PENUTUP......................................................................................................................................7
3.1 KESIMPULAN.....................................................................................................................7
3.2 SARAN..................................................................................................................................7
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................................8

2
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Keputusan Menteri Kesehatan yang selanjutnya disebut Kepmenkes adalah keputusan


yang bersifat menetapkan dan mengikat secara individual dan/atau dalam lingkup terbatas
yang ditetapkan oleh menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang
kesehatan untuk menjalankan Peraturan Perundang- undangan atau dibentuk berdasarkan
kewenangan.
Perawat adalah seseorang yang telah lulus pendidikan tinggi Keperawatan, baik di dalam
maupun di luar negeri yang diakui oleh Pemerintah sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

Keperawatan adalah kegiatan pemberian asuhan kepada individu, keluarga, kelompok,


atau masyarakat, baik dalam keadaan sakit maupun sehat. Praktik Keperawatan adalah
pelayanan yang diselenggarakan oleh Perawat dalam bentuk Asuhan Keperawatan. Asuhan
Keperawatan adalah rangkaian interaksi Perawat dengan Klien dan lingkungannya untuk
mencapai tujuan pemenuhan kebutuhan dan kemandirian Klien dalam merawat dirinya.
Pelayanan Keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan profesional yang merupakan bagian
integral dari pelayanan kesehatan yang didasarkan pada ilmu dan kiat Keperawatan ditujukan
kepada individu, keluarga, kelompok, atau masyarakat, baik sehat maupun sakit.

Pelayanan Anestesi adalah tindakan medis yang dapat dilakukan secara tim oleh tenaga
kesehatan yang memenuhi keahlian dan kewenangan di bidang Pelayanan Anestesi. Menteri
adalah menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang kesehatan. Organisasi
Profesi Penata Anestesi yang selanjutnya disebut Organisasi Profesi adalah wadah untuk
berhimpunnya para Penata Anestesi.

1.2 RUMUSAN MASALAH


Adapun rumusan masalah dari makalah kami adalah sebagai berikut:
1. Apa pengertian dari perawat Anestesi berdasarkan KEPMENKES?
2. Apa pengertian dari aspek legal dan keperawatan anestesi?
3. Apa saja aspek legal dan professional penata anestesi berdasarkan Kepmenkes
Nomor.HK.01.07/MENKES/722/2020?

3
1.3 TUJUAN
Adapun tujuan dari makalah kami adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui pengertian dari perawat Anestesi berdasarkan KEPMENKES.
2. Untuk mengetahui pengertian dari aspek legal dan keperawatan anestesi.
3. Untuk mengetahui aspek legal dan professional penata anestesi berdasarkan Kepmenkes
Nomor.HK.01.07/MENKES/722/2020.

4
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Penata Anestesi Berdasarkan KEPMENKES


Penata Anestesi adalah setiap orang yang telah lulus pendidikan bidang keperawatan
anestesi atau Penata Anestesi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Asuhan Kepenataan Anestesi adalah suatu rangkaian kegiatan secara komprehensif kepada
pasien yang tidak mampu menolong dirinya sendiri dalam tindakan Pelayanan Anestesi pada
pra, intra, pasca anestesi dengan pendekatan metode kepenataan anestesi meliputi
pengkajian, analisa dan penetapan masalah, rencana intervensi, implementasi dan evaluasi.
Fasilitas Pelayanan Kesehatan adalah alat dan/atau tempat yang digunakan untuk
menyelenggarakan upaya pelayanan kesehatan, baik promotif, preventif, kuratif, maupun
rehabilitatif yang dilakukan oleh Pemerintah, pemerintah daerah, dan/atau masyarakat.
Pelayanan Anestesi adalah tindakan medis yang dapat dilakukan secara tim oleh tenaga
kesehatan yang memenuhi keahlian dan kewenangan di bidang Pelayanan Anestesi.

2.2 Aspek Legal dan Profesional Keperawatan Anestesi


Aspek legal keperawatan adalah aspek aturan Keperawatan dalam memberikan Asuhan
Keperawatan sesuai lingkup wewenang dan tanggung jawabnya pada berbagai tatanan
pelayanan termasuk hak dan kewajibannya. Keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan
professional yang merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan, didasarkan pada
ilmu dan kiat keperawatan ditunjukkan kepada individu keluarga, kelompok dan masyarakat
baik sehat maupun sakit yang mencakup seluruh proses kehidupan manusia Perawat sebagai
profesi dan bagian integral dari pelayanan kesehatan tidak saja membutuhkan kesabaran.
Kemampuannya untuk ikut mengatasi masalah-masalah kesehatan yang tentu juga harus
bisa diandalkan.
Hubungan etika dengan profesi khususnya profesi hukum, bahwa etika profesi
merupakan sebagai sikap hidup, berupa kesiapan agar dapat memberikan pelayanan
professional di bidang hukum terhadap masyarakat dengan keterlibatan penuh dan sebagai
keahlian pelayanan dalam rangka melaksanakan tugas dengan berupa kewajiban terhadap
masyarakat yang membutuhkan pelayanan hukum dengan disertai refleksi seksama.
Profesionalisme penata adalah bidang pekerjaan seorang yang telah lulus pendidikan
tinggi keperawatan yang dilandasi dengan pendidikan, keahlian/ketrampilan, dan etika. Nilai
nilai kepenataan profesional mencakup martabat dan menghormati, menjaga privasi,
tanggung jawab, keselamatan pasien, akuntabilitas, kompetensi, kerja sama/ kolaborasi,

5
perilaku profesional, komitmen kepada pasien, tanggung jawab dalam praktek, sabar,
bertugas untuk diri mereka sendiri dan berperan dalam memajukan profesinya dalam
megubah masyarakat.
2.3 Aspek Legal dan Profesional Penata Anestesi berdasarkan Kepmenkes Nomor
HK.01.07/MENKES/722/2020
2.3.1 Aspek Legal
Etik Legal dan Keselamatan Pasien
a. Memiliki perilaku professional yang luhur
b. Mampu mematuhi aspek etik-legal dalam pekerjaan Pelayanan Asuhan Kepenataan
Anestesi
c. Mampu menghargai hak-hak pasien dan keluarganya
d. Mampu mengutamakan keselamatan pasien dalam pekerjaan
e. Pelayanan Asuhan Kepenataan Anestesi

PENJABARAN KOMPETENSI
Etik Legal dan Keselamatan Pasien
a. Kompetensi Inti.
Berperilaku profesional, bermoral, dan memiliki etika dan tanggap menyikapiissue
etik maupun aspek legal dalam pekerjaan Penata Anestesi yang berorientasi pada
keselamatan pasien dan masyarakat.

b. Lulusan Penata Anestesi mampu:


1) Memiliki perilaku professional yang luhur.
a. Bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
b. Memiliki moral, etika dan kepribadian yang baik didalam menyelesaikan
tugasnya.
c. Menunjukkan sikap profesional sesuai dengan kode etik Penata Anestesi.
d. Mengembangkan pekerjaan pelayanan Asuhan Kepenataan Anestesi dengan
berpedoman pada standar profesi.
e. Menghargai pasien dan keluarganya tanpa membedakan status sosial, budaya,
dan tradisi yang diyakininya.
f. Mengakui kelebihan orang lain tanpa memandang status sosial.
g. Menyadari keterbatasan diri, baik sebagai manusia maupun sebagai
penyandang profesi Penata Anestesi.
h. Berperilaku sebagai agen pembaharu bagi pasien dan masyarakat, terutama
dalam lingkup pekerjaan Pelayanan Asuhan Kepenataan Anestesi.

6
i. Menjalin kerjasama sebagai tim kesehatan dalam meningkatkan derajat
kesehatan pasien dan masyarakat, khususnya Pelayanan Asuhan Kepenataan
Anestesi.
j. Menghargai budaya multikultural terkait kesehatan pasien.

2) Mematuhi aspek etik-legal dalam pekerjaan Pelayanan Asuhan Kepenataan


Anestesi.
a. Menghargai hak azasi manusia khususnya hak pasien dalam kesehatan.
b. Mematuhi Peraturan yang berlaku dalam menjalankan pekerjaan Pelayanan
Asuhan Kepenataan Anestesi.
c. Bertanggung jawab dan dapat mempertanggung jawabkan Pelayanan Asuhan
Kepenataan Anestesi yang dilakukannya.

3) Menghargai hak-hak pasien dan keluarganya.


a. Menghargai keputusan pasien terkait dengan kesehatan.
b. Menjaga kerahasiaan pasien terkait dengan kehidupan dan kesehatan.
c. Menghormati martabat pasien dan keluarganya.
d. Menjalin kemitraan dengan pasien dan keluarganya dalam pengambilan
keputusan terhadap kepentingan kesehatan.

4) Mengutamakan keselamatan pasien dalam pekerjaan Pelayanan Asuhan


Kepenataan Anestesi.
a. Memberi Pelayanan Asuhan Kepenataan Anestesi yang aman berpusat pada
kebutuhan kesehatan pasien.
b. Membantu pasien dalam mengambil keputusan mengenai kesehatan.
c. Memberdayakan keluarga dan masyarakat dalam mendukung kesehatan
pasien.
d. Melakukan deteksi dini dan cepat tanggap terhadap kondisi yang mengancam
kehidupan pasien dan keluarganya.

2.3.3 PROFESIONAL
Pengembangan Diri dan Profesionalisme
a. Kesediaan mawas diri
b. Kesediaan belajar sepanjang hayat
c. Mengembangkan pengetahuan dan keterampilan Penata Anestesi sesuai dengan
kemajuan ilmu pengetahuan dengan teknologi terkini
d. Berkomitmen mengembangkan profesi Penata Anestesi

PENJABARAN KOMPETENSI

Profesionalisme dan Pengembangan diri.

7
a. Kompetensi Inti
Mampu mengembangkan diri dengan mengikuti perkembangan ilmu dan
teknologi terkini, serta menyadari keterbatasan diri berkaitan dengan pekerjaan
Penata Anestesi serta menjunjung tinggi komitmen terhadap profesi Penata
Anestesi.

b. Lulusan Penata Anestesi mampu:


1) Kesediaan mawas diri
a. Mengakui keterbatasan kemampuan yang berkaitan dengan pekerjaan
Penata Anestesi.
b. Membekali diri dengan kecerdasan spiritual dan emosional.
c. Melakukan refleksi terhadap Pelayanan Asuhan Kepenataan Anestesi yang
telah dilakukan secara ilmiah.
d. Menerima dan menanggapi secara wajar terhadap kritik yang membangun
pekerjaan Pelayanan Asuhan Kepenataan Anestesi.
e. Membina hubungan interpersonal dalam lingkungan pekerjaan Penata
Anestesi.

2) Kesediaan belajar sepanjang hayat


a. Mengidentifikasi kebutuhan belajar dirinya.
b. Mengikuti perkembangan keilmuan terkini yang menunjang pekerjaan
Penata Anestesi.
c. Berpikir kritis terhadap literatur dan relevansinya dengan pekerjaan Penata
Anestesi berdasarkan evidence based.
d. Mencari informasi dari berbagai sumber untuk pengembangan profesi
Penata Anestesi.

3) Mengembangkan pengetahuan dan keterampilan Penata Anestesi sesuai


dengan kemajuan ilmu pengetahuan dengan teknologi terkini
a. Mencermati kesenjangan terhadap penerapan Asuhan Kepenataan
Anestesi.
b. Mencari jawaban terhadap kesenjangan penerapan Asuhan Kepenataan
Anestesi.

4) Berkomitmen mengembangkan profesi Penata Anestesi


a. Berpartisipasi dalam organisasi Ikatan Penata Anestesi Indonesia.
b. Memberi kontribusi keilmuan yang menunjang pengembangan organisasi
Ikatan Penata Anestesi Indonesia.
c. Melakukan musyawarah terhadap segala bentuk perubahan terkait profesi
yang bertujuan untuk meningkatkan kinerja organisasi Ikatan Penata
Anestesi Indonesia.
d. Menghargai dan melaksanakan kesepakatan yang telah diputuskan
organisasi Ikatan Penata Anestesi Indonesia.

8
BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Aspek Legal Etik Kepanataan adalah Aspek aturan Kepenataan dalam


memberikan asuhan Kepenataan sesuai lingkup wewenang dan tanggung jawabnya
pada berbagai tatanan pelayanan, termasuk hak dan kewajibannya yang diatur dalam
undang-undang Kepenataan Anestesiologi.

Praktik Kepenataan yang aman memerlukan pemahaman tentang batasan legal


yang ada dalam praktik penata. Sama dengan semua aspek Kepenataan, pemahaman
tentang implikasi hukum dapat mendukung pemikiran kristis penata. Peanata perlu
memahami hukum untuk melindungi hak kliennya dan dirinya sendiri dari masalah.
Penata tidak perlu takut hukum, tetapi lebih melihat hukum sebagai dasar
pemahaman terhadap apa yang masyarakat harapkan dari penyelenggara
pelayanan Kepenataan yang professional.

3.2 SARAN

Perlunya kehatian-hatian seseorang tentunya keperawatan dalam melakukan suatu


Tindakan agar tidak terjadi sesuatu yang dapat menyababkan kejadian yang fatal
akibatnya. Lalu adanya berbagai pendekatan yang bersifat persuasif, konsultatif dan
partisipatif semua pihak yang terkait dalam penyelenggaran Praktik Kepenataan
berorientasi kepada pelayanan yang bermutu.

Perlu adanya peraturan perundang-undangan dibidang Kepenataan yang


diselenggarakan oleh tenaga Kepenataan dapat mengayomi dan bersikap mendidik
sekaligus bersifat menghukum yang mudah dipahami dan dilaksanakan, karena
penyelenggaraan praktik Kepenataan menyangkut berbagai pihak sehingga yang terkait
hendaknya bersifat proaktif dalam melaksanakan peraturan perundang-undangan
tersebut.

9
Setelah mengatahui perkembangan UU yang mengatur tentang praktek
Kepenataan, sebagai calon penata anestesi atau mahasiswa kepenataan anestesiologi
harus meningkatkan mutu belajar agar memiliki kemampuan berpikir rasional dalam
menyalankan tugas sebagai penata profesional

DAFTAR PUSTAKA
https://ktki.kemkes.go.id/info/sites/default/files/KMK%20No.%20HK.01.07-MENKES-722-
2020%20ttg%20Standar%20Profesi%20Penata%20Anestesi.pdf
https://eperizinan.humbanghasundutankab.go.id/upload/files/
lO33tO2WaK2s6fVJTniTpBN4RI1p4Al2.pdf
https://fahum.umsu.ac.id/pentingnya-etika-dalam-profesi-pada-bidang-hukum/
https://www.pa-probolinggo.go.id/article/Profesionalisme-Hukum

10

Anda mungkin juga menyukai