Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

PENERAPAN PANCASILA DALAM PEMENUHAN HAK DAN


KEWAJIBAN PENATA ANESTESI SESUAI UU, PERMENKES, DAN
UNSUR HUKUM YANG BERLAKU
Disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah pancasila yang diampu
oleh dosen DRS. Taufik., M.H.Kes

Disusun oleh :
Kelompok B1 Pancasila
Faika Kum : 210106054
Febby Febrian Denni : 210106059
Febriyanti : 210106062
Futuh El Halawah : 210106067
Habibie Aulia : 210106070
Hilda Nesa Dwiningrum : 210106075
Indriani : 210106078
Ita Oktaviana : 210106083
Jihan Ade Purwanti : 210106086
Kholifatul Bay Umayyah : 210106091
Lucky Viviana : 210106099
M.Rizki Diaz Alfarizi : 210106102
Namila Wati : 210106212
Kelas : 1B

PRODI D4 KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI


FAKULTAS KESEHATAN
UNIVERSITAS HARAPAN BANGSA PURWOKERTO
2021
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah Swt karena
berkat rahmat dan hidayah-Nya sehingga penyusunan makalah ini sebagai tugas
dari mata kuliah Pancasila dapat terselesaikan. Shalawat serta salam tak lupa saya
panjatkan kepada Habbibana Wanabiana Muhammad SAW.
Makalah ini selesai dengan bantuan banyak pihak. Oleh karena itu
penyusun mengucapkan banyak terima kasih kepada teman-teman serta dosen
mata kuliah yang telah memberikan banyak masukan dan saran yang berguna bagi
kami.
Dengan segala kerendahan hati, kami menerima saran dan kritikan dari
semua pihak yang sifatnya membangun demi kesempurnaan penyusunan makalah
selanjutnya. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua. Aamiin.

Purwokerto, Oktober 2021

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................. ii

DAFTAR ISI ............................................................................................................ iii

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................ 1

1.1. Latar belakang ....................................................................................... 1

1.2. Rumusan masalah .................................................................................. 2

1.3. Tujuan makalah...................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN ......................................................................................... 3

2.1. Hak Penata Anestesi...................................................................... 3


2.2. Kewajiban Penata Anestesi............................................................ 4
2.3.Standar Profesi Penata Anestesi Menurut Permenkes.................... 5
BAB III PENUTUP......................................................................................... 6
3.1. Kesimpulan................................................................................... 6
3.2. Saran............................................................................................. 7
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... 8

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Kesehatan merupakan hak dasar yang mempengaruhi semua aspek
kehidupan, kesehatan juga merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur
kesejahteraan yang harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia
sebagaimana dimaksud dalam Pancasila Undang-Undang Dasar 1945, bahwa
setiap kegiatan dalam upaya memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat yang setinggi-tingginya dilaksanakan berdasarkan prinsip
nondiskriminasi, partisipatif dan berkelanjutan dalam rangka pembentukkan
sumber daya manusia Indonesia, serta peningkatan ketahanan dan daya saing
pelayanan kesehatan di rumah sakit.
Hak atas pelayanan kesehatan merupakan hak setiap orang dalam
kaitannya dengan hubungan hukum kedokteran. Pelayanan kesehatan sebagai
kegiatan utama rumah sakit menempatkan dokter, perawat dan tenaga kesehatan
paling dekat hubungannya dengan pasien dalam penanganan penyakit.
Pelayanan anestesi adalah tindakan medis yang beresiko tinggi yang
membutuhkan keahlian, keterampilan, serta kewaspadaan khusus dalam rangka
memfasilitasi tindakan operasi serta menjamin keselamatan, keamanan, dan
kenyamanan pasien. Dalam hal ini penerapan nilai-nilai pancasila sangat penting
dalam pemenuhan hak dan kewajiban penata anestesi, karena pancasila
merupakan sendi, asas dan aturan hukum tertinggi. Namun, pada saat sekarang ini
penerapan nilai-nilai pancasila tidak tertanam pada jati diri bangsa indonesia,
kesetian warga Negara Indonesia terhadap negaranya terlihat sangat kurang
terutama dalam tingkah laku dalam melakukan pelanggaran hukum, dan rasa
nasionalisme yang mulai memudar. Dengan demikian penerapan pancasila
sebagai ideologi bangsa diharapkan mampu untuk memenuhi hak dan kewajiban
penata anestesi sesuai undang-undang, permenkes, dan unsur hukum yang
berlaku.

iv
1.2. Rumusan Masalah
1) Apa yang dimaksud dengan hak penata anestesi?
2) Apa yang dimaksud dengan kewajiban penata anestesi?
3) Bagaimana standar profesi penata anestesi menurut permenkes?

1.3. Tujuan
1) Untuk mengetahui hak penata anestesi.
2) Untuk mengetahui kewajiban penata anestesi.
3) Untuk mengetahui bagaimana standar profesi penata anestesi menurut
permenkes.
4) Untuk memenuhi tugas mata kuliah pancasila.

v
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Hak Penata Anestesi


Pasal 19 PMK No.18 tahun 2016
Dalam melaksanakan praktiknya penata anestesi mempunyai hak,
diantaranya :
a. Memperoleh perlindungan hukum dalam melaksanakan praktik
keprofesiannya sesuai dengan standar profesi, standar pelayanan, dan
standar operasional prosedur.
Seorang tenaga kesehatan memiliki hak untuk mendapatkan perlindungan
hukum dalam melaksanakan praktik keprofesiannya.
b. Memperoleh informasi yang lengkap dan jujur dari pasien dan/atau
keluarga.
Seorang penata anestesi memiliki hak memperoleh data mengenai kondisi
pasien secara pasti atau terbukti kebenarannya agar selama prosedur medis
tidak terjadi sesuatu yang merugikan pasien maupun tenaga medis.

c. Melaksanakan pelayanan sesuai dengan kompetensi.


Seorang penata anestesi memiliki hak untuk melaksanan praktik
keprofesiannya sesuai dengan kemampuan atau standar kompetensi di
bidangnya.
d. Menerima imbalan jasa profesi.
Seorang penata anestesi berhak mendapatkan imbalan atas kinerja yang
telah dilakukan sesuai dengan kode etik keprofesiannya.

e. Memperoleh jaminan pelindungan terhadap resiko kerja yang berkaitan


dengan tugasnya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Seorang penata anestesi berhak mendapat perlindungan secara hukum,
seperti dalam kasus ketika seorang pasien meninggal dan keluarga pasien
menuntut tenaga kesehatan untuk bertanggungjawab, seorang penata
anestesi berhak mendapat advokasi atau pembelaan sesuai dengan
kebijakan yang berlaku.

vi
2.2 Kewajiban Penata Anestesi
Pasal 23 (1)
Dalam melaksanakan praktik keprofesiannya penata anestesi memiliki
kewajiban, diantaranya :
a. Menghormati hak pasien.
Seorang tenaga kesehatan harus menghormati hak pasien atas pelayanan
seperti memperoleh pelayanan yang efektif dan efisien sehigga pasien
terhindar dari kerugian fisik dan materi, memberikan persetuajan atau
menolak atas tindakan yang akan dilakukan oleh tenaga kesehatan.
b. Menyimpan rahasia pasien sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Seorang tenaga kesehatan harus mampu menyimpan asas kerahasian yang
dimiliki oleh pasien sesuai dengan hak yang dimiliki oleh yaitu
mendapatkan privasi dan kerahasiaan penyakit yang diderita termasuk data
medisnya.
c. Memberikan informasi tentang masalah kesehatan dan pelayanan yang
dibutuhkan.
Seorang penata anestesi mampu memberikan informasi mengenai
penyuluhan, persetujuan, hasil pemeriksaan fisik dan hal-hal yang
berkaitan dengan pasien kepada pasien maupun keluarga pasien.

d. Meminta persetujuan tindakan yang akan dilaksanakan kepada pasien.

Seorang tenaga kesehatan harus memperoleh izin dari pasien atau keluarga
pasien dalam melakukan tindakan pelayanan kesehatan yaitu salah satunya
tindakan operasi, jika melakukan tindakan tanpa adanya izin dari pasien
atau walinya (malapraktik) maka akan dikenakan sanksi.

e. Mematuhi standar profesi, standar pelayanan, dan standar operasional


prosedur.

vii
Selama melakukan tugasnya seorang penata anestesi wajib mematuhi
standar profesinya, seperti pada kasus ketika dokter sp.An tidak ada maka
penata anestesi berhak melakukan praktiknya sendiri dengan seizin dokter.

2.3 Standar Profesi Penata Anestesi Menurut Permenkes


Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
HK.01.07/MENKES/722/2020 Tentang Standar Profesi Penata Anestesi.
Penata Anestesi memiliki tugas pokok dalam Pelayanan Asuhan
Kepenataan Anestesi yang mencakup pra anestesi, intraanestesi, dan pascaanestesi
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Keterampilan Penata Anestesi perlu dilatih sejak awal hingga akhir
Pendidikan. Daftar keterampilan ini dibagi dalam 4 tingkat kemampuan
menggunakan Piramid Miller (knows, knows how, shows, does).
Tingkat kemampuan 1 (Knows) : Mengetahui dan menjelaskan.
Penata Anestesi harus mampu menguasai pengetahuan teoritis termasuk aspek
biomedik dan ilmu pengetahuan dasar yang terkait dengan fisiologi dan
patofisiologi manusia.
Tingkat kemampuan 2 (Knows How) Pernah melihat atau
didemonstrasikan.
Penata Anestesi menguasai pengetahuan teoritis dan keterampilan ini dengan pada
aspek Asuhan Kepenataan Anestesi dan problem solving (mampu memecahkan
dan memberikan solusi terhadap masalah Asuhan Kepenataan Anestesi secara
komperhensif)
Tingkat kemampuan 3 (Shows) Terampil melakukan atau terampil
menerapkan di bawah supervisi. Penata Anestesi menguasai pengetahuan teori
dan praktik/keterampilan termasuk latar belakang biomedik dan ilmu pengetahuan
dasar yang terkait dengan fisiologi dan patofisiologi manusia serta mampu
mengambil keputusan yang tepat dalam pengelolaan Pelayanan Asuhan
Kepenataan Anestesi.
Tingkat kemampuan 4 (Does) Terampil melakukan secara mandiri Asuhan
Kepenataan Anestesi. Penata Anestesi mampu bekerja secara mandiri dalam
menganalisis dan memberikan solusi dalam pemecahan masalah fisiologi dan

viii
patofisiologi manusia, serta bertanggung jawab dan bersikap kritis atas hasil
Pelayanan Asuhan Kepenataan Anestesi.

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Dari pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa :
1. Hak penata anestesi terdapat dalam pasal 19 PMK No.18 tahun 2016
a. Memperoleh perlindungan hukum dalam melaksanakan pelayanan
anestesi dengan standar profesi Perawat Anestesi.
b. Memperoleh informasi yang lengkap dan jujur dari pasien dan/atau
keluarga.
c. Melaksanakan pelayanan sesuai dengan kompetensi.
d. Menerima imbalan profesi.
e. Memperoleh jaminan pelindungan terhadap resiko kerja yang
berkaitan dengan tugasnya sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
2. Kewajiban Penata Anestesi terdapat dalam pasal 23 ayat (1)
Permenkes RI Nomor 31 Tahun 2013 :
a. Menghormati hak pasien.
b. Menyimpan rahasia pasien sesuai dengan peraturan perundang-
undangan.
c. Memberikan informasi tentang masalah kesehatan dan pelayanan
yang dibutuhkan.
d. Meminta persetujuan tindakan yang akan dilaksanakan kepada
pasien.
e. Mematuhi standar profesi, standar pelayanan, dan standar
operasional prosedur.

ix
f. Mematuhi standar profesi, standar pelayanan, dan standar
operasional prosedur.
3. Standar Profesi Penata Anestesi Menurut Permenkes.
Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
HK.01.07/MENKES/722/2020 Tentang Standar Profesi Penata
Anestesi. Daftar keterampilan ini dibagi dalam 4 tingkat kemampuan
menggunakan Piramid Miller (knows, knows how, shows, does).

3.2 Saran
Sebagai mahasiswa calon Penata Anestesi hendaknya kita terus belajar dan
memahami benar materi baik secara teori maupun praktik karena menjadi seorang
penata anestesi memiliki tugas dan tanggungjawab yang tidaklah ringan.

x
DAFTAR PUSTAKA

Dra.Dorce Tandung, M. (2018). Aspek Legal Penyelenggaraan Praktik Keprofesian


Penata Anestesi di Rumah Sakit. Bali: Kementrian Kesehatan Republik Indonesia.

Moeloek, N. F. (2019). Berita Negara Republik Indonesia. -: KEMENKES.

Putranto, T. A. (2020). KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR


HK.01.07/MENKES/722/2020. -: MENTERI KESEHATAN INDONESIA.

Sedyaningsih, E. R. (2011). Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor


519/MENKES/PER/III/2011. -: MENTERI KESEHATAN INDONESIA.

Setiono, M. I. (2017). PENDELEGASIAN KEWENANGAN DARI DOKTER SPESIALIS ANESTESI


KEPADA PERAWAT BIDANG ANESTESI DAN ASAS KEPROFESIONALITAS. -: UNIKA
SOEGIJAPRANATA.

xi

Anda mungkin juga menyukai