OLEH :
KELOMPOK 2
KEMENTERIAN KESEHATAN RI
POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR
JURUSAN KEPERAWATAN
2020/2021
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Ida Sang Hyang Widhi Wasa, karena
berkat limpahan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga makalah ini dapat tersusun hingga
selesai, serta tepat pada waktunya. Tidak lupa kami juga mengucapkan banyak terimakasih
atas bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini sehingga
terealisasikan makalah ini. Dalam makalah ini membahas mengenai “Aspek Legal
Keperaatan Kegaatdaruratan”.
Kami sangat berharap makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman
bagi para pembaca. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat
kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kami berharap adanya saran
ataupun kritik demi perbaikan makalah yang kami akan buat selanjutnya.
Penulis,
KATA PENGANTAR.........................................................................................................i
DAFTAR ISI.......................................................................................................................ii
3.1 Kesimpulan.................................................................................................29
3.2 Saran...........................................................................................................29
DAFTAR PUSRAKA............................................................................................................. 30
BAB I
PENDAHULUAN
PEMBAHASAN
8. Penyuluh
Sebagai penyuluh perawat menjelaskan kepada klien konsep dan data-data tentang
kesehatan, mendemonstrasikan prosedur seperti aktivitas perawatan diri, menilai
apakah klien memahami hal-hal yang dijelaskan dan mengevaluasi kemajuan dalam
pembelajaran. Perawat menggunakan metode pengajaran yang sesuai dengan
kemampuan dan kebutuhan klien serta melibatkan sumber-sumber yang lain misalnya
keluarga dalam pengajaran yang direncanakannya.
9. Kolaborator
Peran perawat disini dilakukan karena perawat bekerja melalui tim kesehatan yang
terdiri dari dokter, fisioterapi, ahli gizi dan lain-lain dengan berupaya
mengidentifikasi pelayanan keperawatan yang diperlukan termasuk diskusi atau tukar
pendapat dalam penentuan bentuk pelayanan selanjutnya.
10. Edukator
Peran ini dilakukan dengan membantu klien dalam meningkatkan tingkat pengetahuan
kesehatan, gejala penyakit bahkan tindakan yang diberikan, sehingga terjadi
perubahab perilaku dari klien setelah dilakukan pendidikan kesehatan.
11. Konsultan
Peran disini adalah sebagai tempat konsultasi terhadap masalah atau tindakan
keperawatan yang tepat untuk diberikan. Peran ini dilakukan atas permintaan klien
tehadap informasi tentang tujuan pelayanan keperawatan yang diberikan.
12. Pembaharu
Peran sebagai pembaharu dapat dilakukan dengan mengadakan perencanaan,
kerjasama, perubahan yang sistematis dan terarah sesuai dengan metode pemberian
pelayanan keperawatan.
2.2. Aspek Legal Dalam Keperawatan
1. Pasal 23 UU No.36 Ayat 1) 2) 3) 4) 5) Tahun 2009 tentang kesehatan berwenang
2. Pasal 24 UU No.36 Ayat 1) 2) 3) Tahun 2009
3. Pasal 27 UU No.36 Ayat 1) 2) 3) Tahun 2009
4. Peraturan Pemerintah RI Nomor 32 tahun 1996 Tentang Tenaga Kesehatan
Menimbang : Bahwa sebagai pelakssanaan ketentuan Undang-Undang Nomor 23
tahun 1992 tentang Kesehatan, dipandang perlu menetapkan Peraturan Pemerintah
tentang Tenaga Kesehatan;
Mengingat :
1. Pasal 5 ayat (2) Undang-Undang Dasar 1945;
2. Undang-undang Nomor 23 Tahun 1992 tentang kesehatan
(lembaga Negara Tahun 1992 Nomor 100, Tambahan Lembaga Negara Nomor
3495);
MEMUTUSKAN :
Menetapkan : PERATURAN PEMERINTAH TENTANG
TENAGA KESEHATAN
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam peraturan Pemerintah ini yang dimaksud dengan:
1. Tenaga Kesehatan adalah setiap orang yang mengabdikan diri dalam bidang
kesehatan serta memiliki pengetahuan dan/atau keterampilan melalui
pendidikan di bidang kesehatan yang untuk jenis tertentu memerlukan
kewenangan untuk melakukan upaya kesehatan;
2. Sarana kesehatan adalah tempat yang digunakan untuk menyelenggarakan
upaya kesehatan;
3. Upaya kesehatan adalah setiap kegiatan untuk memlihara dan meningkatkan
kesehatan yang dilakukan oleh Pemerintah dan/atau masyarakat;
4. Menteri adalah Menteri yang bertanggung jawab di bidang kesehatan.
BAB II
JENIS TENAGA KESEHATAN
Pasal 2 Ayat (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
BAB III
PERSYARATAN
Pasal 3
Tenaga kesehatan wajib memiliki pengetahuan dan keterampilan di bidang
kesehatan yang dinyatakan dengan ijazah dari lembaga pendidikan.
BAB IV
BAB VI
PENGHARGAAN
Pasal 25 Ayat (1) (2) (3)
BAB VII
IKATAN PROFESI
Pasal 26 Ayat (1) (2)
BAB VIII
TENAGA KESEHATAN WARGA NEGARA ASING
Pasal 27 Ayat (1) (2)
BAB IX
PEMBINAAN DAN PENGAWASAN
Bagian Kesatu Pembinaan
Pasal 28 Ayat (1) (2)
Pasal 29 Ayat (1) (2)
Pasal 30 Ayat (1) (2)
Pasal 31 Ayat (1) (2)
Bagian Kedua Pengawasan
Pasal 32
Menteri melakukan pengawasan terhadap tenaga kesehatan dalam melaksanakan
tugas profesinya.
Pasal 33 Ayat (1) (2) (3)
BAB X
KETENTUAN PIDANA
Pasal 34
Barang siapa dengan sengaja menyelenggarakan pelatihan di bidang kesehatan
tanpa ijin sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12 ayat (2), dipidana sesuai dengan
ketentuan Pasal 84 Undang-undangan Nomor 23 tahun 1992 tantang kesehatan.
Pasal 35
Berdasarkan ketentuan Pasal 86 Undang-undang Nomor 23 Tahun 1992 tentang
Kesehatan, barang siapa dengan sengaja:
a. Melakukan upaya kesehatan tanpa ijin sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4
ayat (1);
b. Melakukan upaya kesehatan tanpa melakukan adaptasi sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 5 ayat (1);
c. Melakukan upaya kesehatan tidak sesuai dengan standar profesi tenaga
kesehatan yang bersangkutan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21 ayat (1);
d. Tidak melaksanakan kewajiban sebagaimana dimaksud dalam Pasal 22 ayat
(1); dipidana denda paling banyak Rp. 10.000.000,00 (sepuluh juta rupiah).
BAB XI
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 36
Dengan berlakunya Peraturan Pemerintah ini, maka semua ketentuan peraturan
perundang-undangan yang berhubungan dengan tenaga kesehatan yang telah ada
masih tetap berlaku sepanjang tidak bertentangan dan/atau belum diganti
berdasarkan Peraturan Pemerintah ini.
Pasal 37
Peraturan Pemerintah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap
orang mengetahinya, memerintahkan perundangan Peraturan Pemerintah ini
dengan penempatannya dalam Lembaga Negara Republik Indonesia.
2.3. Perawat Menurut Permenkes No. 148 Tahun 2010
Permenkes No.148 tahun 2001 tentang izin dan Penyelenggaran Praktik Perawat,
menetapkan Peraturan Menteri Kesehatan tentang Izin dan Penyelenggaraan Praktik
Keperawatan dalam Bab I Ketentuan Umum, Pasal 1, yang dimaksud dengan Perawat
adalah Seseorang yang telah lulus pendidikan perawat baik di dalam maupun di luar
negeri sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
2.4. Aspek Hukum Kegawatdaruratan
1. Hubungan Hukum dalam Pelayanan Gawat Darurat
Di USA dikenal penerapan doktrin Good Samaritan dalam peraturan perundang-
undangan pada hampir seluruh negara bagian. Doktrin tersebut terutama diberlakukan
dalam fase pra-rumah sakit untuk melindungi pihak yang secara sukarela beritikad
baik menolong seseorang dalam keadaan gawat darurat. Dengan demikian seorang
pasien dilarang menggugat dokter atau tenaga kesehatan lain untuk kecederaan yang
dialaminya. Dua syarat utama doktrin Good Samaritan yang harus dipenuhi adalah:
a. Kesukarelaan pihak penolong.
Kesukarelaan dibuktikan dengan tidak ada harapan atau keinginan pihak penolong
untuk memperoleh kompensasi dalam bentuk apapun. Bila pihak penolong
menarik biaya pada akhir pertolongannya, maka doktrin tersebut tidak berlaku.
b. Itikad baik pihak penolong.
Itikad baik tersebut dapat dinilai dari tindakan yang dilakukan penolong. Hal
yang bertentangan dengan itikad baik misalnya melakukan trakeostomi yang tidak
perlu untuk menambah keterampilan penolong.
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Keperawatan merupakan sebuah ilmu dan profesi yang memberikan pelayanan
keseahatan guna untuk meningkatkan keseahatan bagi masyarakat. Perawat dalam
menjalankan tugasnya, ia dilindungi dan diatur oleh beberapa aspek legal dalam
kesehatan seperti yang tercantum dalam Undang-undang No. 36 Tahun 2009 dan
Peraturan Pemerintah RI NO. 32 Tahun 1996. Rumah Sakit adalah institusi pelayanan
kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna
yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat. Standar
Pelayanan Rumah Sakit adalah semua standar pelayanan yang berlaku di Rumah Sakit
antara lain standar prosedur operasional, standar pelayanan medis, dan standar asuhan
keperawatan.
3.2 Saran
Dalam melakukan asuhan keperawatan, hendaknya kita sebagai perawat selalu memegang
teguh kode etik dan bertanggung jawab di setiap tindakan yang dilakukan kepada klien.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim.2016.Makalah Asuhan Keperawatan Gawat Darurat dan Aspek Legal dan Etik
Kegawatdaruratan Kelompok 2. dan Etik Kegawatdaruratan Kelompok 2. (Online)
Avai (Online) Available : lable : http://karyatulisilmiah.com/makalah-asuhan-
keperawatan-gawat-darurataspek-legal-dan-etik-kegawat-daruratan-kelompok-2/
aspek-legal-dan-etik-kegawat-daruratan-kelompok-2/ (Diakses pada Diakses pada
tanggal 01 Agustus 2021, pukul 14.00 Wita)
Smeltzer dan Suzanne C. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner dan
Suddarth. Jakarta:EGC.