Anda di halaman 1dari 27

MAKALAH

ETIKA HUKUM KEPERAWATAN DI INDONESIA DAN


UNDANG-UNDANG KEPERAWATAN NO 38 TAHUN
2014 BAB 7 DAN BAB 8

DISUSUN OLEH KELOMPOK 5 :

1. FATASHYA Z. MAHATHER
2. AKNES MALAK
3. YUNICE SALAMALA
4. FATMAWATI
5. KORNELIA SANADI
6. YUSAK REFALDO MAYOR

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN POLTEKKES


KEMENKES SORONG TAHUN 2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT atas segala Rahmat-nya
sehingga makalah ini dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa kami
ucapkan terimakasih terhadap bantuan dari pihak yang telah berkontribusi
dengan memberikan sumbangan baik pikiran maupun materi. Kami berharap
Semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan bagi pembaca, juga agar
makalah ini bisa pembaca praktekan dalam kehidupan sehari-hari. Kami
sebagai penyusun masi banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini,
karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman kami. Untuk itu kami
sangat mengharapkan kritik dan sarat yg membangun dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini.

Sorong, 28 September 2023


DAFTAR ISI

Kata Pengantar...................................................................................................i
Daftar Isi.............................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
A. Latar Belakang……………………………………………..........................………….....1
B. Rumusan Masalah…………………………………………………...............................2
C. Tujuan Masalah …………………………………………………..................................3
D. Manfaat…………………………………...............................................................4

BAB II PEMBAHASAN .........................................................................................2


A. Definisi Etika Hukum Keperawatan..........................................................1
B. Landasan Hukum Keperawatan di Indonesia...........................................2
C. Hubungan antara Etika dan Hukum dalam Praktik
Keperawatan............................................................................................3
D. Tantangan dan Kontroversi dalam Praktik Etika dan Hukum
Keperawatan............................................................................................4
E. Peran Pemerintah dalam Mendorong Etika Hukum
Keperawatan............................................................................................5
F. Definisi dan Ruang Lingkup Undang- Undang Keperawatan No 38 Tahun
2014 Bab 7 dan Bab 8..............................................................................6
G. Kewajiban dan Tanggung Jawab Perawat Undang- Undang Keperawatan
No 38 Tahun 2014 Bab 7 dan Bab 8........................................................7
H. Dampak dan Tantangan Implementasi Undang- Undang Keperawatan
Bab 7 dan Bab 8.......................................................................................8
I. Evaluasi terhadap Pelaksanaan Undang-Undang Keperawatan No. 38
Tahun 2014 Bab 7 dan Bab 8...................................................................9

BAB III PENUTUP................................................................................................3


A. Kesimpulan.................................................................................................1
B. Saran ..........................................................................................................2
Daftar pustaka ..................................................................................................3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Latar belakang etika hukum keperawatan di Indonesia mencakup sejarah,
perkembangan, dan nilai-nilai yang mendasari pembentukan prinsip-prinsip
etika yang mengatur perilaku keperawatan di Indonesia. Berikut adalah latar
belakang tersebut:

1. Sejarah Keperawatan di Indonesia: Keperawatan di Indonesia memiliki


sejarah panjang yang dimulai pada zaman penjajahan kolonial, di mana
perawatan kesehatan awalnya dijalankan oleh para bidan tradisional
atau dukun bayi. Namun, pada awal abad ke-20, keperawatan modern
mulai berkembang dengan pendirian sekolah keperawatan di beberapa
kota besar.

2. Pengakuan Profesi Keperawatan: Dalam perkembangannya,


keperawatan di Indonesia mulai diakui sebagai profesi tersendiri dengan
pendirian lembaga-lembaga pendidikan keperawatan yang terakreditasi
dan diawasi oleh pemerintah. Pengakuan ini membawa konsekuensi
hukum yang mengatur praktek keperawatan dan etika yang harus diikuti
oleh para perawat.

3. Kode Etik Profesi Keperawatan: Pengembangan Kode Etik Profesi


Keperawatan di Indonesia dilakukan oleh organisasi profesi
keperawatan, seperti Ikatan Perawat Indonesia (IPI). Kode Etik ini
menyusun prinsip-prinsip etika yang mengatur perilaku perawat dalam
memberikan pelayanan kesehatan kepada pasien.

4. Regulasi Kesehatan Nasional dan Internasional: Indonesia telah


mengadopsi standar dan regulasi internasional terkait keperawatan,
seperti Kode Etik Keperawatan Internasional dari International Council of
Nurses (ICN). Selain itu, Indonesia juga memiliki regulasi kesehatan
nasional yang mengatur praktik keperawatan secara lebih spesifik.

5. Meningkatnya Kualitas Pelayanan Kesehatan: Etika hukum


keperawatan di Indonesia bertujuan untuk meningkatkan kualitas
pelayanan kesehatan dengan memastikan bahwa perawat memberikan
asuhan keperawatan yang bermutu, aman, dan sesuai dengan standar
profesi. Etika ini juga memastikan hak-hak dan kewajiban pasien
dihormati dan dilindungi.

6. Pentingnya Profesionalisme dan Integritas: Etika hukum keperawatan


menekankan pentingnya profesionalisme, integritas, dan kepercayaan
publik terhadap profesi keperawatan. Para perawat diharapkan untuk
bertindak secara etis, mematuhi standar profesi, dan menjunjung tinggi
integritas dalam praktik sehari-hari.

7. Perkembangan Teknologi dan Penelitian Kesehatan: Perkembangan


teknologi dan penelitian kesehatan mengharuskan adopsi etika yang
sesuai dalam praktik keperawatan. Etika hukum keperawatan juga
mencakup penggunaan teknologi yang etis dan memastikan bahwa
penelitian kesehatan dilakukan dengan mematuhi standar etika dan
keamanan.

Latar Belakang Bab 7: Keanggotaan dan Peran Perhimpunan


Keperawatan

Bab 7 dalam Undang-Undang Kepersatuan Republik Indonesia Nomor 38


Tahun 2014 membahas keanggotaan dan peran dari Perhimpunan
Keperawatan. Latar belakang pembuatan bab ini adalah untuk memastikan
terbentuknya wadah organisasi yang kuat dan berperan aktif dalam
meningkatkan kualitas keperawatan di Indonesia.

BAB 7:
Bab 7 mengatur tentang berbagai aspek terkait keanggotaan dan peran
Perhimpunan Keperawatan dalam mengembangkan dan mengawasi profesi
keperawatan di Indonesia. Beberapa poin utama dalam bab ini meliputi:

1. Keanggotaan Perhimpunan Keperawatan: Bab ini menjelaskan


persyaratan dan prosedur untuk menjadi anggota Perhimpunan
Keperawatan, termasuk hak, kewajiban, dan keuntungan yang dimiliki
oleh anggota.

2. Pengembangan Profesi: Bab ini membahas peran Perhimpunan


Keperawatan dalam mengembangkan profesi keperawatan, termasuk
upaya untuk meningkatkan kompetensi, etika, dan standar praktik
keperawatan.

3. Pengawasan Profesi: Bab ini menguraikan peran Perhimpunan


Keperawatan dalam melakukan pengawasan terhadap praktik
keperawatan untuk memastikan bahwa standar etika dan
profesionalisme diikuti.

4. Advokasi Profesi: Bab ini menjelaskan peran Perhimpunan Keperawatan


dalam melindungi kepentingan profesi keperawatan, memperjuangkan
hak-hak anggota, dan mempromosikan peran strategis keperawatan
dalam sistem kesehatan.

5. Pendidikan dan Pelatihan: Bab ini membahas peran Perhimpunan


Keperawatan dalam mengembangkan kurikulum pendidikan dan
pelatihan keperawatan yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan
mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan.
Latar Belakang Bab 8: Profesi Kesehatan - Perawat

Undang-Undang Kesehatan No. 38 Tahun 2014 adalah undang-undang yang


mengatur tentang upaya kesehatan. Bab 8 dari undang-undang ini membahas
tentang "Profesi Kesehatan" dan mengatur mengenai profesi perawat.
BAB 8:

Bab 8 Undang-Undang Kesehatan No. 38 Tahun 2014 mengatur mengenai


profesi perawat. Beberapa poin penting dalam bab ini meliputi:

1. Definisi Perawat: Bab ini memberikan definisi perawat sebagai individu


yang telah memperoleh pendidikan formal di bidang keperawatan dan
terdaftar sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

2. Pendidikan Perawat: Bab ini menetapkan persyaratan pendidikan


formal untuk menjadi perawat, termasuk akreditasi program pendidikan
keperawatan dan penyelenggaraannya.

3. Registrasi dan Izin Praktik: Bab ini mengatur tentang registrasi perawat
dan proses pemberian izin praktik yang harus sesuai dengan ketentuan
yang telah diatur.

4. Tugas dan Tanggung Jawab Perawat: Bab ini menjelaskan tugas,


tanggung jawab, dan kewenangan perawat dalam memberikan asuhan
keperawatan kepada individu, keluarga, dan masyarakat.

5. Pengawasan dan Sanksi: Bab ini mengatur tentang pengawasan dan


sanksi terhadap perawat yang melanggar ketentuan yang diatur dalam
undang-undang ini.

6. Asosiasi Profesi Perawat: Bab ini mendorong pembentukan dan


pengembangan asosiasi profesi perawat sebagai wadah untuk
meningkatkan kompetensi, etika, dan pengembangan profesi perawat di
Indonesia.

B. Rumusan Masalah Etika dan Hukum Di Indonesia:

1. Bagaimana standar praktik profesional dan kode etik keperawatan


diterapkan dan diikuti oleh perawat di Indonesia?
2. Apakah terdapat kesenjangan antara teori dan praktik etika
keperawatan?
3. Bagaimana perawat di Indonesia menghadapi situasi di mana terdapat
konflik etika dalam pengambilan keputusan terkait perawatan pasien?
4. Apakah terdapat pedoman yang jelas mengenai pengambilan keputusan
etis di tingkat institusi?
5. Bagaimana perawat memastikan privasi dan kerahasiaan pasien dalam
praktik keperawatan sehari-hari?
6. Apakah ada tantangan khusus terkait privasi dan kerahasiaan pasien
dalam konteks kebudayaan Indonesia?

Rumusan Masalah Undang-Undang Keperawatan no 38 Tahun 2014


Bab 7 DAN Bab 8 :

BAB 7:

1. Bagaimana efektivitas proses registrasi keperawatan dalam memastikan


bahwa praktisi keperawatan memenuhi standar yang ditetapkan?
2. Bagaimana registrasi keperawatan membantu pengawasan terhadap
praktik keperawatan dan meningkatkan kualitas layanan kesehatan?
3. Apa saja tantangan yang dihadapi dalam penerapan proses registrasi
keperawatan dan bagaimana mengatasi kendala tersebut?

BAB 8:

1. Sejauh mana kode etik keperawatan diintegrasikan dalam praktik sehari-


hari keperawatan? Apa manfaat dan hambatannya?
2. Bagaimana kode etik keperawatan diterapkan dalam penanganan kasus
kontroversial, seperti etika dalam perawatan pasien yang menolak
pengobatan?
3. Bagaimana penegakan kode etik keperawatan dilakukan dan apa
konsekuensi dari pelanggaran kode etik?

C. Tujuan Etika dan Hukum Di Indonesia:

1. Hukum bertujuan untuk menjaga ketertiban sosial dengan mengatur


perilaku warga negara dan mencegah tindakan yang dapat mengganggu
perdamaian dan keamanan di masyarakat.
2. Hukum dan etika bertujuan untuk melindungi hak asasi manusia,
termasuk hak atas kebebasan, keadilan, dan martabat manusia.
3. Etika dan hukum mengatur hubungan antara individu dan masyarakat,
serta memberikan kerangka kerja bagi tata cara berinteraksi secara adil
dan beradab.
4. Hukum harus adil dan berlaku untuk semua orang tanpa pandang bulu.
Tujuannya adalah memastikan bahwa setiap orang memiliki akses yang
sama terhadap keadilan dan perlindungan hukum.
5. Hukum dan etika bertujuan untuk mendorong masyarakat untuk patuh
terhadap aturan yang ada, sehingga masyarakat dapat hidup dalam
harmoni dan saling menghormati.

Tujuan Undang-Undang Keperawatan no 38 Tahun 2014 Bab 7 DAN


Bab 8 :

BAB 7:

1. Menjelaskan peran perawat dalam pelayanan kesehatan primer.


2. Menetapkan standar praktik keperawatan dalam konteks pelayanan
kesehatan primer.
3. Mengatur kerja sama antara perawat dan profesional kesehatan lainnya
dalam memberikan pelayanan kesehatan primer.

4. Mendorong peningkatan kualitas pelayanan kesehatan primer di


berbagai tingkat pelayanan kesehatan, seperti puskesmas, klinik, dan
sejenisnya.  Memberdayakan profesi keperawatan dengan
menetapkan etika dan kode etik keperawatan yang mengikat bagi para
tenaga keperawatan, serta mendorong profesionalisme dan kualitas
pelayanan keperawatan.
5. Mendorong peran keperawatan dalam pelayanan kesehatan dengan
memastikan bahwa lulusan keperawatan memiliki keterampilan dan
pengetahuan yang diperlukan untuk memberikan pelayanan kesehatan
yang berkualitas.

BAB 8:

1. Menentukan Kewenangan Keperawatan


2. Mengatur Wewenang Penyelenggara Pendidikan Keperawatan
3. Mengatur Praktik Keperawatan oleh Perawat Asing
4. Mengatur Tanggung Jawab Etik
5. Berkontribusi dalam peningkatan kualitas pelayanan kesehatan secara
keseluruhan melalui penyediaan pelayanan keperawatan yang
komprehensif, holistik, dan terkoordinasi.
6. Meningkatkan peran dan kontribusi keperawatan dalam tim kesehatan
multi-disiplin untuk mencapai pelayanan kesehatan yang terintegrasi
dan efektif.

D. Manfaat Etika dan Hukum Di Indonesia:

1. Mempertahankan Keadilan dan Keseimbangan Sosial


2. Mendorong Ketaatan Hukum
3. Melindungi Hak Asasi Manusia
4. Menjaga Keamanan dan Ketertiban
5. Mendukung Pembangunan Ekonomi dan Sosial
6. Memfasilitasi Kehidupan Bersama yang Harmonis

Manfaat Undang-Undang Keperawatan no 38 Tahun 2014 Bab 7


DAN Bab 8 :

BAB 7:

1. Bab 7 mengatur tentang sistem pendidikan keperawatan, termasuk


kurikulum, standar pendidikan, akreditasi institusi pendidikan
keperawatan, dan lain sebagainya. Hal ini membantu memastikan
bahwa pendidikan keperawatan dilaksanakan sesuai dengan standar
yang ditetapkan.
2. Dengan adanya pengaturan sistem pendidikan, diharapkan kualitas
pendidikan keperawatan dapat ditingkatkan. Standar pendidikan yang
jelas dan terukur akan membantu menghasilkan tenaga keperawatan
yang kompeten dan berkualitas.
3. Bab 7 mendorong kesetaraan akses terhadap pendidikan keperawatan
bagi semua individu tanpa diskriminasi. Hal ini mencakup akses yang
sama bagi perempuan, laki-laki, orang dengan disabilitas, dan kelompok-
kelompok lainnya.
4. Dengan adanya pengaturan ini, diharapkan dapat tercipta sistem yang
mendukung pembinaan dan pengembangan sumber daya manusia
keperawatan, baik dari segi pendidikan maupun pelatihan lanjutan.
5. Bab 7 juga memiliki manfaat untuk menyelaraskan sistem pendidikan
keperawatan di Indonesia dengan standar internasional, sehingga
lulusan keperawatan Indonesia dapat diakui dan berdaya saing secara
global.

BAB 8:

1. Bab 8 memberikan kerangka kerja yang jelas untuk memastikan bahwa


pelayanan keperawatan yang diberikan kepada pasien atau klien
memenuhi standar mutu yang tinggi. Hal ini mengarah pada peningkatan
kualitas perawatan dan keamanan pasien.
2. Bab 8 memastikan pengakuan dan penghormatan terhadap hak-hak
pasien atau klien, termasuk hak untuk mendapatkan informasi,
persetujuan atas perawatan, privasi, dan pengambilan keputusan terkait
dengan perawatan mereka. Hal ini menciptakan hubungan yang etis
antara tenaga keperawatan dan pasien atau klien.
3. Bab 8 menetapkan standar praktik keperawatan yang harus diikuti oleh
tenaga keperawatan. Standar ini membantu memastikan bahwa praktik
keperawatan yang dilakukan sesuai dengan pedoman yang telah
ditetapkan dan menghasilkan hasil terbaik untuk pasien atau klien.
4. Bab 8 mendorong pengembangan kompetensi tenaga keperawatan
melalui pendidikan lanjutan, pelatihan, dan pengakuan atas keahlian
dalam bidang keperawatan. Hal ini berkontribusi pada peningkatan
pengetahuan dan keterampilan tenaga keperawatan.
BAB 2

PEMBAHASAN

A. Definisi Etika Hukum Keperawatan

Definisi Etika Hukum Keperawatan adalah pemahaman dan penerapan prinsip-


prinsip etika serta aspek hukum yang berkaitan dengan praktik keperawatan.
Hal ini melibatkan penilaian moral dalam tindakan keperawatan, memastikan
kepatuhan terhadap peraturan hukum yang berlaku, dan menjaga integritas
serta profesionalisme dalam memberikan pelayanan perawatan kesehatan
kepada pasien. Dalam konteks ini, etika hukum keperawatan mencakup:

1. Etika Keperawatan: Ini melibatkan prinsip-prinsip moral dan nilai-nilai


yang harus dipegang oleh perawat dalam memberikan asuhan kepada
pasien. Prinsip-prinsip ini termasuk menghormati otonomi pasien,
menjaga kerahasiaan informasi medis, menghindari konflik kepentingan,
dan memberikan perawatan yang bermutu.

2. Hukum Keperawatan: Ini mencakup semua peraturan hukum dan


regulasi yang mengatur praktik keperawatan, termasuk izin praktik
keperawatan, standar perawatan, serta kewajiban dan hak perawat. Hal
ini juga mencakup kewajiban untuk melaporkan insiden yang melanggar
hukum dan peraturan kepada pihak berwenang.

3. Integritas dan Profesionalisme: Etika hukum keperawatan memerlukan


perawat untuk menjaga integritas dan etika profesional dalam setiap
aspek praktik mereka. Ini mencakup perilaku jujur, penghindaran konflik
kepentingan, dan upaya untuk meningkatkan praktik keperawatan
mereka sesuai dengan standar etika dan hukum yang berlaku.

4. Perlindungan Pasien: Salah satu aspek kunci dari etika hukum


keperawatan adalah perlindungan hak-hak dan kepentingan pasien. Ini
mencakup memberikan informasi yang jelas dan memadai kepada
pasien, mendukung keputusan medis pasien, dan melindungi pasien dari
segala bentuk perlakuan yang merugikan atau diskriminatif.

5. Pematuhan Terhadap Hukum: Etika hukum keperawatan juga


mengharuskan perawat untuk mematuhi semua hukum dan peraturan
yang berlaku dalam praktik keperawatan mereka. Ini termasuk
memastikan izin praktik keperawatan yang sah, mengikuti pedoman
praktik yang relevan, dan menghindari tindakan yang melanggar hukum.

B. Landasan Hukum Keperawatan di Indonesia

Landasan hukum keperawatan di Indonesia mencakup serangkaian peraturan


dan undang-undang yang mengatur praktik keperawatan, izin praktik,
kewajiban perawat, dan aspek legal lainnya terkait dengan profesi
keperawatan. Di Indonesia, landasan hukum keperawatan utama termasuk
beberapa undang-undang dan regulasi, di antaranya adalah:

1. Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2014 tentang Keperawatan: Undang-


Undang ini merupakan landasan utama yang mengatur profesi
keperawatan di Indonesia. Regulasi ini mencakup izin praktik, standar
praktik keperawatan, peran perawat, dan sanksi bagi pelanggaran etika
dan hukum.

2. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2013


tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2014 tentang
Keperawatan: Peraturan ini merinci lebih lanjut implementasi dari
Undang-Undang Keperawatan No. 38 Tahun 2014, termasuk tata cara
izin praktik, pembentukan organisasi profesi keperawatan, dan
pengaturan disiplin profesi.

3. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 810/Menkes/SK/VIII/2007


tentang Standar Pelayanan Keperawatan: Standar Pelayanan
Keperawatan ini menguraikan tata cara pelayanan keperawatan yang
harus diberikan oleh tenaga keperawatan di berbagai tingkatan fasilitas
kesehatan.

4. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 73 Tahun


2013 tentang Penerapan Standar Akreditasi Rumah Sakit: Peraturan ini
menetapkan standar akreditasi rumah sakit yang juga mencakup standar
pelayanan keperawatan yang harus dipenuhi oleh rumah sakit.

5. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 82 Tahun


2015 tentang Izin Praktik Keperawatan: Peraturan ini mengatur izin
praktik keperawatan yang harus dimiliki oleh setiap perawat yang akan
menjalankan praktik keperawatan.

C. Hubungan antara Etika dan Hukum dalam Praktik Keperawatan

Hubungan antara etika dan hukum dalam praktik keperawatan sangat erat dan
saling melengkapi. Keduanya memiliki peran penting dalam mengatur perilaku
perawat dan menjaga kepentingan pasien. Berikut adalah penjelasan lebih
lanjut tentang hubungan antara etika dan hukum dalam praktik keperawatan:

1. Pedoman Praktik: Etika dan hukum memberikan pedoman tentang


bagaimana perawat seharusnya bertindak dalam memberikan
perawatan kepada pasien. Etika memberikan pedoman moral dan nilai-
nilai yang harus dipegang oleh perawat, sementara hukum memberikan
pedoman legal yang harus diikuti.

2. Perlindungan Pasien: Etika dan hukum bertujuan untuk melindungi hak


dan kepentingan pasien. Etika mendorong perawat untuk menghormati
otonomi pasien, menjaga kerahasiaan, dan memberikan perawatan yang
bermutu. Hukum juga mengatur hak-hak pasien dan memberikan
landasan legal untuk perlindungan pasien.
3. Standar Praktik: Etika dan hukum mengatur standar praktik
keperawatan yang harus diikuti oleh perawat. Standar etika mencakup
aspek moral dalam pelayanan keperawatan, sedangkan hukum
mengatur standar legal yang harus dipatuhi oleh perawat.

4. Sanksi dan Konsekuensi: Hukum mengatur sanksi dan konsekuensi jika


perawat melanggar peraturan hukum yang berlaku. Sanksi ini bisa
berupa teguran, denda, atau bahkan pencabutan izin praktik. Etika,
sementara itu, dapat berkontribusi pada proses pengambilan keputusan
hukum dengan mengidentifikasi pelanggaran etika yang mungkin telah
terjadi.

5. Informed Consent: Etika dan hukum memiliki peran penting dalam


proses informed consent. Etika menekankan pentingnya memberikan
informasi yang jujur kepada pasien dan menghormati keputusan
mereka. Hukum mengharuskan perawat untuk memastikan bahwa
pasien memberikan informed consent secara sah sebelum tindakan
medis atau pemeriksaan dilakukan.

6. Kewajiban Profesional: Etika dan hukum juga mengatur kewajiban


profesional perawat. Keduanya menuntut perawat untuk menjaga
integritas, kejujuran, dan etika dalam praktik keperawatan.

D. Tantangan dan Kontroversi dalam Praktik Etika dan Hukum


Keperawatan

1. Konflik Nilai dan Etika:

 Contoh: Ketika nilai atau keyakinan pribadi perawat bertentangan


dengan keputusan medis yang diinginkan oleh pasien atau
keluarganya.
 Tantangan: Mengelola konflik nilai dengan menghormati otonomi
pasien sambil mempertimbangkan nilai-nilai etika profesi
keperawatan.
2. Privasi dan Kerahasiaan Pasien:

 Contoh: Akses atau pengungkapan informasi medis pasien tanpa


persetujuan yang sesuai atau tanpa alasan hukum yang valid.
 Tantangan: Menjaga kerahasiaan informasi pasien sekaligus
mematuhi regulasi hukum yang mengatur akses dan
pengungkapan informasi medis.

3. Informed Consent:

 Contoh: Kesulitan mendapatkan informed consent dari pasien


yang tidak mampu memberikan persetujuan atau memiliki
kapasitas keputusan yang terbatas.
 Tantangan: Memastikan bahwa pasien atau wali yang sah
memberikan informed consent secara sah dan
mempertimbangkan kesejahteraan dan kepentingan pasien.

4. Konflik Antara Kepentingan Pasien dan Instansi Kesehatan:

 Contoh: Tekanan untuk mengurangi biaya perawatan atau


memenuhi target waktu tertentu yang dapat mempengaruhi
kualitas perawatan pasien.
 Tantangan: Memastikan prioritas utama adalah kesejahteraan
dan kepentingan pasien di atas segala hal lainnya, sekaligus
memenuhi kebutuhan institusional.

5. Perawatan pada Akhir Hidup dan Eutanasia:

 Contoh: Keputusan perawat dan tim kesehatan terkait perawatan


akhir hidup, penghentian perawatan, atau pertimbangan untuk
eutanasia.
 Tantangan: Menangani keputusan yang sulit seputar perawatan
akhir hidup dengan mempertimbangkan nilai-nilai etika, hukum,
dan keinginan pasien.

6. Penyusunan dan Pelaksanaan Peraturan Hukum yang Tepat:

 Contoh: Kesenjangan atau ketidakjelasan dalam peraturan hukum


yang mengatur praktik keperawatan.
 Tantangan: Berpartisipasi dalam penyusunan dan penyempurnaan
peraturan hukum yang jelas, adil, dan mencerminkan etika
keperawatan yang benar.

E. Peran Pemerintah dalam Mendorong Etika hukum Keperawatan

1. Membuat dan Mengimplementasikan Undang-Undang dan Regulasi:


Pemerintah memiliki tanggung jawab untuk merumuskan dan
mengesahkan undang-undang dan regulasi yang mengatur praktik
keperawatan. Undang-undang ini mencakup aspek etika dan hukum,
termasuk etika profesi keperawatan, izin praktik, standar pelayanan, dan
sanksi bagi pelanggaran etika dan hukum.

2. Mengawasi dan Mengontrol Praktik Keperawatan: Pemerintah


bertanggung jawab untuk mengawasi dan mengontrol praktik
keperawatan untuk memastikan bahwa perawat mematuhi etika dan
hukum yang berlaku. Hal ini dapat melibatkan audit, inspeksi, dan
pemantauan terhadap fasilitas kesehatan dan praktik keperawatan.

3. Memberikan Pedoman Etika: Pemerintah dapat memberikan pedoman


etika yang jelas bagi perawat melalui kode etik keperawatan. Kode etik
ini memberikan arahan moral dan prinsip-prinsip yang harus dipegang
oleh perawat dalam praktik keperawatan sehari-hari.

4. Memberikan Pelatihan dan Pendidikan Etika: Pemerintah dapat


memastikan bahwa pendidikan keperawatan mencakup aspek etika yang
cukup. Pelatihan dan pendidikan etika yang kuat membekali perawat
dengan pengetahuan dan keterampilan untuk mengatasi tantangan etika
dalam praktik mereka.

5. Mempromosikan Standar Pelayanan Kesehatan yang Tinggi:


Pemerintah dapat mempromosikan standar pelayanan kesehatan yang
tinggi melalui regulasi dan kebijakan. Standar ini mencakup prinsip etika
dan hukum yang harus diikuti oleh perawat dalam memberikan
pelayanan kesehatan yang berkualitas.

6. Menanggapi Keluhan dan Pelanggaran: Pemerintah harus menanggapi


keluhan dan pelanggaran terkait praktik keperawatan dengan cepat dan
tepat. Tindakan hukum atau administratif harus diambil terhadap
perawat yang melanggar etika dan hukum keperawatan.

F. Definisi dan Ruang Lingkup Undang Undang Keperawatan No 38


Tahun 2014 Bab 7 dan Bab 8

Definisi Bab 7:

Bab 7 mengatur tentang peran, fungsi, tanggung jawab, dan kewajiban


perawat dalam memberikan asuhan keperawatan kepada individu, keluarga,
dan masyarakat. Bab ini juga memuat informasi tentang prinsip etika
keperawatan yang harus dipegang oleh perawat selama melaksanakan
tugasnya.

Ruang Lingkup:

1. Fungsi dan Peran Perawat: Mendefinisikan peran, tanggung jawab, dan


kewajiban perawat dalam memberikan asuhan keperawatan yang
bermutu kepada pasien sesuai dengan standar profesi keperawatan.
2. Kolaborasi dan Tim Kerja: Memuat ketentuan tentang kolaborasi
perawat dengan profesi kesehatan lainnya untuk memberikan pelayanan
kesehatan yang terintegrasi dan efektif.
3. Pendidikan dan Pelatihan: Menekankan pentingnya pendidikan dan
pelatihan kontinu bagi perawat untuk meningkatkan kompetensi dan
mutu pelayanan keperawatan.
4. Prinsip Etika dan Profesionalisme: Menetapkan prinsip etika dan
norma-norma profesional yang harus dipegang oleh perawat selama
memberikan pelayanan keperawatan.

Definisi Definisi Bab 8:

Bab 8 mengatur tentang praktik keperawatan, termasuk izin praktik


keperawatan, standar praktik keperawatan, dan kode etik keperawatan. Bab
ini menegaskan pentingnya pemberian asuhan keperawatan yang berkualitas,
aman, dan sesuai dengan standar etika profesi keperawatan.

Ruang Lingkup:

1. Izin Praktik Keperawatan: Mendefinisikan persyaratan, prosedur, dan


tata cara untuk memperoleh izin praktik keperawatan, termasuk
pembaruan izin.
2. Standar Praktik Keperawatan: Menetapkan standar praktik
keperawatan yang harus dipatuhi oleh setiap perawat dalam
memberikan pelayanan keperawatan.
3. Kode Etik Keperawatan: Menjelaskan kode etik keperawatan yang harus
diikuti oleh perawat dalam melaksanakan praktik keperawatan dan
berinteraksi dengan pasien dan profesi kesehatan lainnya.
4. Sanksi dan Pelanggaran: Menetapkan sanksi bagi perawat yang
melanggar ketentuan etika dan standar praktik keperawatan, termasuk
tata cara pelaporan dan penanganan pelanggaran.

G. Kewajiban dan Tanggung Jawab Perawat Undang Undang


Keperawatan No 38 Tahun 2014 Bab 7 dan Bab 8

Bab 7: Peran Perawat Dalam Praktik Keperawatan


Kewajiban dan Tanggung Jawab Perawat:

1. Memberikan Asuhan Keperawatan yang Berkualitas: Perawat memiliki


kewajiban untuk memberikan asuhan keperawatan yang bermutu,
sesuai dengan standar dan pedoman yang berlaku.
2. Melaksanakan Peran Profesional: Melaksanakan tugas dan peran
keperawatan secara profesional, etis, dan akuntabel sesuai dengan
kompetensi yang dimiliki.
3. Bekerjasama dengan Tim Kesehatan: Berkolaborasi dengan anggota tim
kesehatan lainnya untuk meningkatkan pelayanan kesehatan secara
komprehensif.
4. Memberikan Edukasi kepada Pasien: Memberikan edukasi kepada
pasien dan keluarga mengenai kondisi kesehatan, tindakan yang akan
dilakukan, serta tata cara perawatan selama di rumah.
5. Melindungi Hak Pasien: Menghormati hak-hak dan martabat pasien,
termasuk hak untuk mendapatkan informasi yang benar dan memahami
prosedur perawatan yang akan dilakukan.
6. Mematuhi Standar Keamanan: Mematuhi standar keamanan pasien dan
lingkungan kerja untuk mencegah kecelakaan dan penyebaran infeksi.
7. Mengidentifikasi dan Mengatasi Masalah Kesehatan: Mengidentifikasi
masalah kesehatan dan berkontribusi dalam merencanakan dan
melaksanakan tindakan intervensi yang sesuai.

Bab 8: Praktik Keperawatan


Kewajiban dan Tanggung Jawab Perawat:

1. Memiliki Izin Praktik: Memastikan bahwa perawat memiliki izin praktik


keperawatan yang sah sesuai dengan peraturan yang berlaku.
2. Mematuhi Standar Praktik Keperawatan: Mematuhi dan mengikuti
standar praktik keperawatan yang telah ditetapkan oleh otoritas
kesehatan.
3. Menjaga Kode Etik: Mematuhi dan menjalankan praktik keperawatan
sesuai dengan kode etik profesi keperawatan.
4. Menerapkan Asas Kerahasiaan: Menjaga kerahasiaan informasi pasien
dan menjaga privasi pasien sesuai dengan etika dan hukum yang
berlaku.
5. Memberikan Pelayanan yang Aman dan Bermutu: Memastikan
pelayanan keperawatan yang aman, berkualitas, dan sesuai dengan
kebutuhan pasien.
6. Melakukan Pencatatan dan Pelaporan: Melakukan pencatatan yang
akurat dan tepat waktu serta melaporkan tindakan keperawatan yang
telah dilakukan.
7. Berkomunikasi dengan Jelas dan Efektif: Berkomunikasi dengan pasien,
keluarga, dan anggota tim kesehatan secara jelas, efektif, dan memadai.
8. Pengembangan Diri: Terus meningkatkan pengetahuan, keterampilan,
dan kompetensi melalui pendidikan dan pelatihan yang relevan dengan
praktik keperawatan.

H. Dampak dan Tantangan Implementasi Undang Undang


Keperawatan No 38 Tahun 2014 Bab 7 dan Bab 8

Dampak Implementasi:

1. Peningkatan Kualitas Asuhan Keperawatan: Implementasi undang-


undang ini telah memaksa perawat untuk mematuhi standar praktik
yang lebih ketat, yang pada gilirannya telah meningkatkan kualitas
asuhan keperawatan yang diberikan kepada pasien.
2. Perlindungan Hak Pasien: Undang-undang ini mendorong perlindungan
hak dan kepentingan pasien, termasuk hak atas informasi yang jelas,
informed consent, dan kerahasiaan informasi medis.
3. Penguatan Profesionalisme Perawat: Bab 7 dan Bab 8 memperkuat
profesionalisme perawat dengan menetapkan standar etika, kode etik,
dan kewajiban profesional yang harus diikuti oleh perawat dalam praktik
mereka.
4. Pengaturan Izin Praktik: Implementasi Bab 8 telah mengatur dengan
lebih tegas persyaratan dan tata cara izin praktik keperawatan, yang
memastikan bahwa perawat yang bekerja adalah mereka yang memiliki
kompetensi yang memadai.
5. Penanganan Pelanggaran: Undang-undang ini memberikan kerangka
kerja untuk menangani pelanggaran etika dan hukum dalam praktik
keperawatan, termasuk sanksi yang dapat diberikan kepada perawat
yang melanggar aturan.

Tantangan Implementasi:

1. Kekurangan Sumber Daya: Salah satu tantangan utama adalah


kurangnya sumber daya, termasuk personel dan fasilitas, yang dapat
memengaruhi kemampuan rumah sakit dan fasilitas kesehatan untuk
mematuhi undang-undang ini.
2. Pemahaman dan Kepatuhan: Pemahaman yang kurang baik tentang
undang-undang ini di kalangan perawat dan pihak terkait dapat
menghambat tingkat kepatuhan yang memadai.
3. Pemantauan dan Penegakan: Tantangan dalam pemantauan dan
penegakan undang-undang ini dapat menyebabkan pelaksanaan yang
tidak konsisten atau kurang efektif.
4. Kepatuhan Terhadap Kode Etik: Memastikan bahwa perawat mematuhi
kode etik keperawatan secara konsisten dapat menjadi tantangan,
terutama dalam situasi yang kompleks dan penuh tekanan.
5. Peningkatan Pelatihan: Peningkatan kompetensi perawat sesuai dengan
undang-undang ini memerlukan pelatihan berkelanjutan yang dapat
menjadi tantangan bagi beberapa fasilitas kesehatan.
6. Peningkatan Beban Kerja: Meningkatnya perhatian terhadap kualitas
asuhan keperawatan dan pemantauan dapat meningkatkan beban kerja
perawat.
I. Evaluasi terhadap Pelaksanaan Undang-Undang Keperawatan No.
38 Tahun 2014 Bab 7 dan Bab 8

1. Efektivitas Regulasi

 Sejauh mana Bab 7 dan Bab 8 telah efektif dalam mengatur


praktik keperawatan di Indonesia?
 Apakah regulasi ini berhasil menjaga standar praktik keperawatan
yang tinggi?

2. Kepatuhan dan Penerapan Izin Praktik

 Apakah perawat di Indonesia secara luas mematuhi persyaratan


untuk mendapatkan izin praktik sesuai dengan regulasi Bab 7?
 Bagaimana tingkat penerapan izin praktik di berbagai wilayah?

3. Evaluasi terhadap Standar Praktik

 Apakah standar praktik keperawatan yang ditetapkan di Bab 7


telah mencerminkan perkembangan terbaru dalam praktik
keperawatan?
 Bagaimana proses perubahan atau pembaruan standar praktik
dilakukan?

4. Kode Etik dan Kualitas Pelayanan

 Sejauh mana kode etik keperawatan yang tercantum di regulasi


Bab 7 diikuti oleh perawat dalam praktik sehari-hari?
 Bagaimana kode etik ini berdampak pada kualitas pelayanan
keperawatan?

5. Kualifikasi dan Sertifikasi Keperawatan

 Bagaimana sistem kualifikasi dan sertifikasi keperawatan yang


diatur dalam Bab 7 telah berkontribusi pada peningkatan
kompetensi perawat?
 Apakah proses sertifikasi diakui secara nasional?

6. Pengawasan dan Pengendalian Praktik


 Sejauh mana pengawasan dan pengendalian praktik keperawatan
yang diatur dalam Bab 7 efektif dalam mencegah pelanggaran?
 Bagaimana proses investigasi dan tindakan penegakan hukum
dilakukan dalam kasus pelanggaran?

7. Sanksi dan Tindakan Hukum

 Bagaimana efektivitas sanksi administratif dan pidana yang diatur


dalam Bab 8 dalam mencegah pelanggaran?
 Apakah tindakan hukum yang diambil sudah cukup tegas dan
memberikan efek jera?

8. Kasus Pelanggaran yang Signifikan

 Tinjau kasus-kasus pelanggaran tertentu yang telah terjadi dan


analisis apakah undang-undang ini efektif dalam menanganinya.
 Apakah ada pelajaran yang dapat diambil dari kasus-kasus
tersebut untuk meningkatkan pelaksanaan undang-undang ini?

9. Konsultasi dan Partisipasi Stakeholder

 Apakah pihak-pihak terkait seperti organisasi keperawatan, rumah


sakit, dan masyarakat memiliki akses yang memadai untuk
memberikan masukan terkait pelaksanaan undang-undang ini?
 Bagaimana partisipasi mereka dapat meningkatkan efektivitas
regulasi ini?
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan Etika Hukum di Indonesia

1. Kepentingan Masyarakat dan Pasien: Etika hukum keperawatan di


Indonesia sangat mengutamakan kepentingan masyarakat dan pasien.
Regulasi dan kode etik yang ada dirancang untuk melindungi hak-hak
pasien, memastikan pelayanan yang aman dan berkualitas, serta
mempromosikan kesejahteraan pasien sebagai prioritas utama.
2. Profesionalisme Perawat: Etika hukum keperawatan menempatkan
profesionalisme perawat sebagai landasan penting. Perawat diharapkan
untuk menjalankan tugas mereka dengan integritas, kejujuran, dan
kompetensi yang tinggi sesuai dengan regulasi dan kode etik yang
berlaku.
3. Pengawasan dan Penegakan Hukum: Sistem pengawasan dan
penegakan hukum yang diatur oleh undang-undang keperawatan
membantu menjaga disiplin dan kualitas praktik keperawatan. Ini
mencakup mekanisme pengaduan, investigasi, serta sanksi dan tindakan
hukum yang diterapkan terhadap pelanggaran.
4. Peningkatan Kualitas Praktik: Etika hukum keperawatan
mengedepankan peningkatan kualitas praktik keperawatan melalui
pendidikan berkelanjutan, pelatihan, dan pengembangan kompetensi.
Ini bertujuan untuk memastikan bahwa perawat terus berkembang dan
memenuhi tuntutan yang semakin kompleks dalam dunia keperawatan.
5. Kendala dan Tantangan: Meskipun terdapat kerangka hukum dan etika
yang kuat, praktik keperawatan di Indonesia juga menghadapi sejumlah
kendala dan tantangan. Beberapa di antaranya melibatkan keterbatasan
sumber daya, standar pelayanan yang bervariasi di indonesia.
Kesimpulan Undang-Undang Keperawatan No. 38 Tahun 2014 Bab
7 dan Bab 8

1. Perlindungan Pasien dan Masyarakat: Undang-Undang Keperawatan


No. 38 Tahun 2014, khususnya Bab 7, menempatkan perlindungan
pasien dan masyarakat sebagai prioritas utama. Regulasi ini menetapkan
standar praktik keperawatan yang tinggi dan memastikan bahwa
perawat mematuhi kode etik yang ketat dalam memberikan pelayanan
kesehatan yang aman dan berkualitas.
2. Profesionalisme dan Kualifikasi: Bab 7 dan Bab 8 undang-undang ini
mengatur persyaratan kualifikasi, izin praktik, serta sertifikasi perawat.
Hal ini mendukung pengembangan dan pemeliharaan profesionalisme
perawat, serta memastikan bahwa perawat yang berpraktik telah
memenuhi standar kompetensi yang diperlukan.
3. Pengawasan dan Penegakan Hukum: Bab 7 dan Bab 8 juga mengatur
mekanisme pengawasan dan penegakan hukum terkait praktik
keperawatan. Ini mencakup prosedur pengaduan, investigasi
pelanggaran, serta sanksi administratif dan pidana. Hal ini membantu
menjaga akuntabilitas perawat dan memastikan bahwa pelanggaran
dapat ditindak dengan tegas.
4. Penekanan pada Etika: Undang-Undang Keperawatan ini menekankan
pentingnya etika dalam praktik keperawatan. Bab 7 berisi kode etik yang
harus diikuti oleh perawat, dan ini memberikan pedoman moral yang
kuat dalam pelayanan kepada pasien.
5. Tantangan dan Peningkatan: Meskipun undang-undang ini memberikan
kerangka kerja yang kuat untuk praktik keperawatan, masih ada
sejumlah tantangan yang dihadapi, termasuk perbedaan dalam
penerapan undang-undang di berbagai wilayah. Oleh karena itu, perlu
ada upaya terus-menerus untuk meningkatkan konsistensi dan
efektivitas pelaksanaan undang-undang ini.

B. SARAN

 Peningkatan Kesadaran Etika Hukum: Penting bagi perawat untuk


memiliki pemahaman yang mendalam tentang etika dan hukum
keperawatan yang diatur dalam Undang-Undang Keperawatan No. 38
Tahun 2014. Pendidikan dan pelatihan reguler harus diselenggarakan
untuk meningkatkan kesadaran dan pemahaman mereka terkait etika
dan hukum keperawatan.
 Penerapan Kode Etik: Perawat harus mematuhi kode etik keperawatan
yang diatur dalam Undang-Undang Keperawatan No. 38 Tahun 2014.
Mereka harus memprioritaskan keamanan, kesejahteraan, dan hak-hak
pasien dalam setiap tindakan yang mereka lakukan, serta memastikan
transparansi dan integritas dalam praktik mereka.
 Pelaksanaan Standar Praktik: Perawat harus memastikan bahwa mereka
mematuhi standar praktik keperawatan yang diatur dalam undang-
undang. Hal ini meliputi penggunaan metode dan prosedur yang aman
dan efektif dalam pelayanan keperawatan, dan selalu mengikuti
perkembangan terbaru dalam praktik kesehatan.
 Kepatuhan terhadap Izin Praktik dan Sertifikasi: Perawat harus
memastikan bahwa mereka memiliki izin praktik yang sah sesuai dengan
persyaratan Undang-Undang Keperawatan No. 38 Tahun 2014. Mereka
juga harus memperbarui dan memelihara sertifikasi keperawatan
mereka sesuai dengan persyaratan yang berlaku.
 Pengawasan Diri dan Kolaborasi: Perawat harus mendorong adanya
pengawasan diri dan saling pengawasan di antara sesama perawat.
Mereka juga diharapkan untuk bekerja sama dengan pihak-pihak terkait,
seperti rekan seprofesi, tenaga kesehatan lainnya, dan pihak rumah
sakit, untuk memastikan praktik yang etis dan sesuai dengan undang-
undang.
DAFTAR PUSTAKA

https://www.studocu.com/id/document/universitas-sahid-surakarta/
management/makalah-etika-dan-hukum-keperawatan/37890483,
https://jdih.kemenkeu.go.id/fulltext/2009/36tahun2009uu.htm,
https://www.komnasham.go.id/berita/read/1103/studi-hukum-dan-ham-
tentang-perlindungan-hak-hak-penyidik-dan-penuntut-umum.html, Wibisono,
Ari. (2019). "Etika Profesi Hukum di Indonesia: Tantangan dan Harapan." Jurnal
Hukum dan Pembangunan, 49(2), 161-184,
https://peraturan.bpk.go.id/Details/38782/uu-no-38-tahun-2014,
https://www.academia.edu/9789517/Analisa_Undang_Undang_No_38_Tahun
_2014_Tentang_Keperawatan, file:///C:/Users/ASUS/Downloads/2013-6855-2-
PB.pdf, https://www.google.com/url?
sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=&ved=2ahUKEwjCtrLavMyBAxVvTmw
GHVyoAUkQFnoECCcQAQ&url=https%3A%2F%2Fejournal.iaifa.ac.id
%2Findex.php%2Ffaqih%2Farticle%2Fdownload
%2F25%2F19%2F&usg=AOvVaw184pwsgW9XVRz7F4xNhvmv&opi=89978449,

Anda mungkin juga menyukai