Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH KEPERAWATAN GERONTIK

PERAN GERONTIK

Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas pada mata kuliah “Keperawatan Gerontik”

DOSEN PENGAMPU:

Drs. H. Zulkifli,S.Kep MMKes.MM

DISUSUN OLEH:

MUHAMMAD SAIBAN AMRULLOH (P07120420027)

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN MATARAM

PRODI SARJANA TERAPAN KEPERAWATAN PROFESI NERS

T.A. 2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT atas segala rahmat-Nya
sehingga kami dapat menyusun dan menyelesaikan makalah ini dengan sebaik-baiknya. Shalawat
dan salam semoga tetap tercurahkan kepada nabi terakhir, penutup para nabi yang sekaligus
menjadi uswatun hasanah kita, Nabi Muhammad SAW. Terimakasih kami sampaikan kepada bapak
Drs. H. Zulkifli, S.Kep., MMKes.MM selaku dosen mata kuliah Keperawatan Gerontik.
Selanjutnya terimakasih juga kami sampaikan kepada semua pihak yang telah berkontribusi dan
yang telah mensuport kami dalam menyelesaikan makalah ini.

Pada makalah ini kami menyajikan penjelasan mengenai Peran Gerontik. Dalam
penulisan makalah ini, kami menyadari masih banyak terdapat kesalahan dan kekurangan karena
keterbatasan pengetahuan dan pengalaman kami. Walaupun demikian, inilah usaha maksimal kami
selaku para penulis. Semoga dengan membaca makalah ini para pembaca dapat menambah
wawasan ilmu pengetahuan dan diharapkan kritik yang membangun dari para pembaca guna
memperbaiki kesalahan sebagaimana mestinya.

Mataram 27 Februari 2023

Penyusun

ii
Daftar Isi

KATA PENGANTAR.......................................................................................................................ii

Daftar Isi...........................................................................................................................................iii

BAB 1 PENDAHULUAN..................................................................................................................1

A. Latar Belakang.......................................................................................................................1

B. Rumusa Masalah....................................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN...................................................................................................................3

a. Definisi...................................................................................................................................3

b. Tujuan....................................................................................................................................4

c. Fungsi atau peran Perawat Gerontik......................................................................................5

BAB III PENUTUP..........................................................................................................................11

1. Kesimpulan..........................................................................................................................11

2. Saran....................................................................................................................................11

Daftar Pustaka..................................................................................................................................12

iii
BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Keperawatan Gerontik adalah Praktek perawatan yang berkaitan dengan penyakit pada proses
menua (KOZIER, 1987). Menurut Lueckerotte (2000) keperawatan gerontik adalah ilmu yang
mempelajari tentang perawatan pada lansia yang berfokus pada pengkajian kesehatan dan status
fungsional, perencanaan, implementasi serta evaluasi. Lingkup Keperawatan Gerontik asuhan
keperawatan gerontik adalah pencegahan ketidakmampuan sebagai akibat proses penuaan,
perawatan untuk pemenuhan kebutuhan lansia dan pemulihan untuk mengatas keterbatasan
lansia. Sifat nya adalah independen (mandiri), interdependen (kolaborasi), humanistik dan
holistik.

Keperawatan yang berkeahlian khusus merawat lansia diberi nama untuk pertama kalinya
sebagai keperawatan geriatric. nama tersebut diganti dengan gerontological. Gerontologi
berasal dari kata geros yang berarti lanjut usia dan logos berarti ilmu. Gerontologi adalah ilmu
yang mempelajari tentang lanjut usia dengan masalah-masalah yang terjadi pada lansia yang
meliputi aspek biologis, sosiologis, psikologis, dan ekonomi. Gerontologi merupakan
pendekatan ilmiah (scientific approach) terhadap berbagai aspek dalam proses penuaan.

Peran perawat gerontik secara garis besar dapat digolongkan menjadi dua macam, yaitu
peran secara umum dan peran spesialis. Peran secara umum yaitu pada berbagai setting, seperti
rumah sakit, rumah, nursing home, komunitas, dengan menyediakan perawatan kepada individu
dan keluarganya (Hess, Touhy, & Jett, 2005). Perawat bekerja di berbagai macam bentuk
pelayanan dan bekerja sama dengan para ahli dalam perawatan klien mulai dari perencanaan
hingga evaluasi. Peran secara spesialis terbagi menjadi dua macam yaitu perawat gerontik
spesialis klinis/gerontological clinical nurse specialist (CNS) dan perawat gerontik
pelaksana/geriatric nurse practitioner (GNP). Peran CNS yaitu perawat klinis secara langsung,
pendidik, manajer perawat, advokat, manajemen kasus, dan peneliti dalam perencanaan
perawatan atau meningkatkan kualitas perawatan bagi klien lansia dan keluarganya pada setting
rumah sakit, fasilitas perawatan jangka panjang, outreach programs, dan independent
consultant. Sedangkan peran GNP yaitu memenuhi kebutuhan klien pada daerah pedalaman;

iv
melakukan intervensi untuk promosi kesehatan, mempertahankan, dan mengembalikan status
kesehatan klien; manajemen kasus, dan advokat pada setting klinik ambulatori, fasilitas jangka
panjang, dan independent practice.

B. Rumusa Masalah

Bagaimana dan apa saja peran gerontik ?

C. Tujuan
Untuk mengetahui bagaimana dan apa saja peran gerontik

v
BAB II
PEMBAHASAN

a. Definisi

Istilah gerentologi berasal dari bahasa latin yaitu geros yang berarti usia dan logos yang
berarti ilmu. Berdasarkan UU RI No. 38 tahun 2014 keperawatan gerontik adalah suatu
bentuk pelayanan profesional yang didasarkan pada ilmu dan kiat atau teknik keperawatan
yang bersifat komprehensif terdiri dari bio, psiko, sosio, spiritual, dan holistik, yang
ditujukan pada klien lansia, baik sehat maupun sakit pada tingkat individu, keluarga,
kelompok, dan masyarakat. 
Sedangkan menurut Kemenkes tahun 2016 Keperawatan gerontik ialah ilmu yang
mempelajari tentang perawatan pada usia lanjut yang berfokus pada pengkajian kesehatan
dan status fungsional, intervensi, implementasi, serta evaluasi

Menurut para ahli :

- Kozier (1987)

Menurut Kozier keperawatan gerontik adalah praktek keperawatan yang berkaitan dengan
penyakit pada proses penuaan.

- Miller (1990)

Menurut Miller gerontologi merupakan cabang ilmu yang mempelajari tentang proses
menua dan masalah-masalah yang terjadi pada usia lanjut.

- Lueckerotte (2000)

Menurut Lueckerotte keperawatan gerontik ialah ilmu yang mempelajari tentang perawatan
pada lansia yang berfokus pada pengkajian kesehatan dan status fungsional, perencanaan,
implementasi, serta evaluasi.

- Nugroho (2006)

vi
Keperawatan gerontik adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan usia lanjut dan
diikuti dengan segala permasalahannya, baik itu dalam keadaan sehat maupun sakit.

- S. Tamher & Noorkasiani (2009)

Gerontologi merupakan scientific approach (pendekatan ilmiah) terhadap berbagai aspek


dalam proses penuaan, seperti aspek kesehatan, psikologis, sosial ekonomi, perilaku,
lingkungan, dan lain-lain.

- Kushariyadi (2010)

Keperawatan gerontik merupakan spesialis keperawatan usia lanjut yang menjalankan


peran dan tanggung jawabnya terhadap tatanan pelayanan kesehatan dengan menggunakan
ilmu pengetahuan, keahlian, keterampilan, teknologi, dan seni dalam merawat untuk
meningkatkan fungsi optimal usia lanjut secara komprehensif.

b. Tujuan

vii
Adapun tujuan dari Gerontologi adalah (Maryam, 2008)

1. Membantu      individu usia lanjut memahami adanya perubahan pada dirinya yang


berkaitan dengan proses penuaan.
2. Mempertahankan, memelihara, dan meningkatkan derajat kesehatan lanjut usia baik
jasmani, rohani, maupun sosial secara optimal.
3. Memotivasi dan menggerakkan masyarakat dalam upaya meningkatkan kesejahteraan
lanjut usia.
4. Menuhi kebutuhan lanjut usia sehari-hari.
5. Mengembalikan kemampuan melakukan aktivitas sehari-hari.
6. Mempercepat pemulihan atau penyembuhan penyakit.
7. Meningkatkan mutu kehidupan untuk mencapai masa tua yang bahagia dan berguna
dalam kehidupan keluarga dan masyarakat, sesuai dengan keberadaannya dalam
masyarakat.

c. Fungsi atau peran Perawat Gerontik

Peran Perawat Gerontik secara Umum

a. Pemberi pelayanan kesehatan Sebagai pemberi pelayanan kesehatan kepada lansia,


seorang perawat harus mengetahui latar belakang dari masalah atau penyakit tersebut, tanda
dan gejalanya, faktor-faktor resiko, perawatan medis yang biasa digunakan, asuhan
keperawatan berdasarkan masing-masing masalah keperawatan yang dialami klien
karena penyakit tersebut, dan rehabilitasi jika dibutuhkan.

b. Edukator Perawat berperan memberikan informasi dan pengetahuan kepada klien


lansia tentang penyakit atau masalah yang dihadapinya seperti menjelaskan faktor-faktor
resiko penyakit yang dialami klien lansia sehingga pola hidup lansia tersebut dapat
berubah dan status kesehatannya dapat bertambah. Mengajarkan dan membimbing klien
lansia juga dapat membuat mereka mandiri dan merasa mempunyai andil dalam kesehatan
tubuhnya (Miller, 2012).

c. Manajer Perawat gerontik berperan sebagai manajer selama proses pemberian asuhan
keperawatan kepada klien lansia. Disini perawat manajer harus dapat menyeimbangkan

viii
peran antara klien, keluarga, perawat-perawat lain, dan tim-tim pelayanan kesehatan lain
dalam proses asuhan keperawatan klien (Potter & Perry, 2005). Perawat manajer harus
mampu mengembangkan kemampuan dalam koordinasi staf, manajemen waktu, asertif,
komunikasi, dan organisasi.

d. Advokat Perawat gerontik disini berada di pihak klien lansia untuk mempromosikan atau
memberi tahu kepada pihak lain (keluarga dan pemberi layanan kesehatan lain) tentang hal-
hal yang disukai klien, juga memperkuat otonomi klien dalam mengambil keputusan
untuk dirinya sendiri.

e. Peneliti Perawat disini berperan sebagai pengembang keperawatan gerontik berdasarkan


masalah-masalah yang ada pada saat ini. Hal ini diharapkan agar keperawatan gerontik
akan selalu berkembang sesuai dengan perkembangan zaman.

f. Komunikator Komunikasi bersifat esensial bagi seluruh peran keperawatan dan


aktivitasnya. Perawat secara rutin berkomunikasi dengan lansia dan keluarganya serta
dengan tenaga kesehatan lainnya. Tanpa komunikasi yang jelas, sangat sulit untuk
memberikan kenyamanan dan dukungan emosional kepada lansia.

g. Konsultan Perawat sebagai tempat konsultasi terhadap masalah atau tindakan


keperawatan yang tepat untuk diberikan. Peran ini dilakukan atas permintaan klien
terhadap informasi tentang tujuan pelayanan keperawatan yang diberikan.

h. Kolaborator Peran ini dilakukan karena perawat bekerja melalui tim kesehatan yang
terdiri dari dokter, fisioterapis, ahli gizi dan lain-lain. Perawat berupaya
mengidentifikasi pelayanan keperawatan yang diperlukan termasuk diskusi atau tukar
pendapat dalam penentuan bentuk pelayanan selanjutnya.

i. Motivator Memotivasi klien lansia yang kurang memiliki kemauan untuk memenuhi
kebutuhannya.

j. Pengamat kesehatan Melaksanakan monitoring terhadap perubahan yang terjadi pada


lansia, keluarga, kelompok dan masyarakat yang menyangkut masalah kesehatan melalui
kunjungan rumah, pertemuan, observasi, dan pengumpulan data. k. Role model Perilaku

ix
yang ditampilkan perawat dapat dijadikan panutan oleh klien lansia dalam upaya
peningkatan kesehatannya.

- Peran Perawat Gerontik pada Setting Acute Care Setting

perawatan akut memaparkan bahwa perawat gerontik berfokus pada treatment (terapi
fisik, patologi berbicara bahasa dan terapi okupasi) dan asuhan keperawatan untuk
masalah-masalah akut seperti trauma, kecelakaan, permasalahan ortopedi, penyakit
respiratori yang ringan, atau masalah sirkulasi yang cukup serius. Tujuan dari asuhan
keperawatan ini adalah untuk membantu meningkatkan kualitas hidup dan mencegah
komplikasi. Seorang

perawat gerontik perawatan akut merupakan perawat praktik lanjutan dengan sertifikasi
khusus dalam perawatan akut. Perawat gerontik perawatan akut memiliki keahlian untuk
merawat pasien lansia di lingkungan kesehatan akut seperti di ruang gawat darurat, unit
perawatan intensif, pusat trauma atau daerah diagnostik canggih seperti kateterisasi jantung.
Perawat dipersiapkan untuk berbagai kesempatan kerja di Rawat Inap akut pengaturan
(ICU, CCU, Departemen Darurat) atau daerah khusus (kardiovaskular, pernapasan,
neurologi). Perawat perawatan akut juga merupakan pusat layanan perencanaan untuk
lansia pada saat pulang. Selain itu, perawat gerontik dapat membantu dalam penjadwalan
mengunjungi perawat atau penerimaan perawatan jangka panjang. Perawat juga membantu
lansia untuk menemukan program promosi kesehatan, seperti yang akan membantu
dalam berhenti merokok, manajemen stres, penurunan berat badan, atau berolahraga akan
memungkinkan mereka untuk memasuki program ini segera setelah pulang, sementara
mereka masih termotivasi untuk melakukannya. Perbedaan dengan perawatan sub-akut
yaitu perawat sub-akut memberikan perawatan berkelanjutan untuk pasien yang tidak
lagi memerlukan rawat inap, namun masih perlu perawatan medis terampil di fasilitas
rehabilitasi. Rehabilitasi sub-akut dianjurkan ketika pasien tidak fungsional dapat kembali
ke rumah. Selama penyembuhan, pasien menerima rehabilitasi di fasilitas keperawatan
terampil, di mana mereka menginap sampai tujuan terapi terpenuhi. Perbedaan
mendasar antara perawatan akut dan sub-akut adalah durasi tinggal. Durasi tinggal seorang

x
pasien dalam setting perawatan akut mungkin singkat dan fokusnya adalah mungkin
pada tindakan pencegahan seperti peningkatan pengawasan kegiatan pasien dan lingkungan.

- Peran Perawat pada Nursing Home Setting

Nursing homes dikategorikan kedalam keterampilan keperawatan atau rehabilitasi skil


(jangka pendek) yang ditujukan untuk pasien pasca perawatan di rumah sakit selama 6
bulan atau kurang, dan perawatan jangka panjang untuk klien yang menderita penyakit
kronis. Rata-rata perawat terdaftar menyediakan 6 jam sehari perawatan langsung
untuk setiap lansia nursing home care, tetapi mereka bertanggung jawab untuk semua
komponen pelayanan perawatan (Burger et al., 2009).

Seorang pimpinan perawat dari seluruh negara bagian berinisiatif untuk meningkatkan
perawatan di fasilitas keperawatan agar menghasilkan peningkatan dalam semua
indikator kualitas berikut: jatuh, penurunan berat badan, tekanan ulkus, dan status bed fast
(Rantz et al, 2009.). Selain perawatan langsung untuk para lansia, perawat praktek
dapat memberikan pendidikan staf, membantu pengembangan program, bertindak
sebagai konsultan dalam perencanaan dan pelaksanaan perawatan, membentuk kelompok-
kelompok pendukung untuk klien dan keluarga, dan bertindak sebagai advokat bagi
klien dan keluarga mereka. Peran perawat dalam mempersiapkan lansia menghadapi
kematian di nursing home care adalah membantu dan memenuhi kebutuhan fisik,
psikis, sosial dan spiritual. Pada saat memenuhi kebutuhan fisik lansia, perawat
membantu lansia dalam memenuhi kebutuhan nutrisi, membantu perawatan diri lansia dan
lingkungan, membantu mobilisasi, dan membantu kebutuhan eliminasi. Peran perawat
dalam memenuhi kebutuhan psikis lansia adalah memberikan dukungan emosional, peduli
dan membantu menyelesaikan masalah. Dalam pemenuhan kebutuhan sosial lansia, perawat
mempunyai peran untuk peduli, memberikan hiburan serta membina sosialisasi dan
komunikasi yang baik dengan orang lain. Memberi kesempatan berkumpul bersama dengan
sesama klien lanjut usia untuk menciptakan sosialisasi mereka. Perawat harus bisa
memberikan ketenangan dan kepuasan batin dalam hubungannya dengan tuhan atau agama
yang dianutnya, terutama jika klien dalam keadaan sakit atau mendekati kematian.

xi
- Peran Perawat pada Newers Model of Nursing Home Care

Peran perawat pada Newers Model of Nursing Home care (Eliopoulous, 2005) adalah:

a. Memenuhi kenyamanan lansia.

b. Mempertahankan fungsi tubuh.

c. Membantu lansia menghadapi kematian dengan tenang dan damai melalui ilmu dan
teknik keperawatan gerontik. d. Peran sebagai advokat, perawat harus dapat melindungi
dan memfasilitasi keluarga dalam pelayanan keperawatan.

e. Peran perawat juga sebagai konselor, fokus membantu perkembangan sikap baru
klien, perasaan klien, dan juga kebiasaan dimana tetap mempromosikan pertumbuhan yang
intelek.

f. Peran perawat sebagai edukator, mengajarkan dan meningkatkan perawatan mandiri dan
kebebasan optimal.

g. Membimbing orang pada segala usia untuk mencapai masa tua yang sehat. h.
Menghilangkan perasaan takut tua.

i. Memantau dan mendorong kualitas pelayanan.

j. Memerhatikan serta mengurangi resiko terhadap kesehatan dan kesejahteraan.

k. Mendidik dan mendorong pemberi pelayanan kesehatan.

l. Mendengarkan serta memberikan dukungan, semangat dan harapan.

m. Menghasilkan, mendukung, menggunakan, dan berpartisipasi dalam penelitian. n.


Melakukan perawatan restoratif dan rehabilitative.

o. Mengoordinasi dan mengatur perawatan.

p. Mengkaji, merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi perawatan individu dan


perawatan secara menyeluruh.

q. Memberikan pelayanan sesuai dengan kebutuhan.

xii
r. Membangun masa depan perawat gerontik untuk menjadi ahli di bidangnya.

s. Saling memahami keunikan aspek fisik, emosi, sosial, dan spiritual.

t. Mengenal dan mendukung manajemen etika yang sesuai dengan tempat.

u. Memberikan dukungan dan kenyamanan dalam menghadapi proses kematian

- Peran Perawat pada Community-based Services pada Lansia .

Secara umum, peran perawat gerontik terdiri dari healers, visionary, clinician, pendidik,
advokat, ahli anggaran dan spesialis hal yang berkenaan dengan peraturan (Tyson,
1999). Perawat gerontik sebagai healers atau penyembuh, menggunakan “hands-on”
care, sentuhan terapeutik dan holistik untuk memperbaiki keseimbangan fisik, emosi,
sosial, kultural dan spiritual dalam melakukan asuhan keperawatannya. Di komunitas,
perawat juga menjadi penyedia layanan kesehatan keperawatan untuk koleaga yang juga
bekerja di komunitas. Perawat gerontik sebagai visionaries membutuhkan kemampuan
untuk membuat pendekatan-pendekatan dan tren dalam bidang kesehatan kekinian pada
lansia.

- Peran Perawat dalam Pelayanan Home Care

Keinginan masyarakat untuk dirawat di lingkungan familiar dengan keluarga mereka,


versus institusi, memicu kebutuhan lebih akan adanya agen atau lembaga home care.
Menurut Rice (2006) peran perawat yang dibutuhkan terutama dalam penyelenggaraan
pelayanan keperawatan di rumah adalah peran sebagai edukator, advokat, manajer
kasus, dan spiritual-aesthetic communer

xiii
BAB III
PENUTUP

1. Kesimpulan

Keperawatan gerontik asuhan keperawatan yang membantu ketidakmampuan atau


mencegah ketidak mampuan sebagai akibat proses penuaan. Perawatan untuk pemenuhan
kebutuhan lansia dan pemulihan untuk mengatasi keterbatasan lansia.

2. Saran

Bagi pembaca makalah ini kita harus bisa membantu dan menerapkan konsep keperawatan
lansia atau gerontik ini.

xiv
Daftar Pustaka

Allender, J.A. Warner, K. D., & Rector, C. (2014). Community and public health
nursing: promoting the public's health. (8th ed.). Philadelphia: Lippincott Williams &
Wilkins.

Departemen Kesehatan RI. (2006). Pedoman pembinaan usia lanjut usia bagi petugas
kesehatan. Jakata: Direktorat Bina Kesehatan Keluarga.

Miller, C.A. (2012). Nursing for wellness in older adults. 6th Edition. Philadelphia:
Wolters Kluwer, Lipincott William & Wilkins.

Potter, P.A., dan Perry A.G. (2005). Buku ajar fundamental keperawatan: konsep, proses,
dan praktik. (4th ed.). (Vols. 1). Jakarta: EGC.

Rice, R. (2006). Home care nursing practice: concepts and applications. (4th ed.). St.
Louis: Elsevier Mosby. Tyson, R.T. (1999). Gerontologial nursing care. W.B Saunders
Company: USA.

xv

Anda mungkin juga menyukai