DI SUSUN OLEH :
Annisa Anggraini
NIM. 2111102412071
2021
1
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa
karena berkat karunia-Nya, penulis mampu menyelesaikan penulisan modul
keperawatan dasar pemantauan nyeri dengan terapi komplementer. Modul
Keperawatan Dasar ini disusun sebagai salah satu tugas mata kuliah profesi ners pada
stase keperawatan dasar profesi.
Penulis
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.........................................................................................................ii
DAFTAR ISI......................................................................................................................iii
BAB 1................................................................................................................................1
Pendahuluan.....................................................................................................................1
A. Latar Belakang........................................................................................................1
B. Tujuan.....................................................................................................................1
BAB 2................................................................................................................................2
TINJAUAN PUSTAKA......................................................................................................2
A. Konsep Nyeri..........................................................................................................2
B. Konsep Terapi Komplementer................................................................................6
1. Teknik relaksasi nafas dalam..................................................................................6
2. Teknik relaksasi otot progresif................................................................................7
3. Teknik pemberian aromaterapi...............................................................................7
4. Teknik terapi musik.................................................................................................7
BAB 3................................................................................................................................8
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR........................................................................8
BAB 4..............................................................................................................................18
PENUTUP........................................................................................................................18
a. Kesimpulan............................................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................19
LAMPIRAN......................................................................................................................21
3
BAB 1
Pendahuluan
A. Latar Belakang
B. Tujuan
TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Nyeri
a. Pengertian Nyeri
Nyeri merupakan hasil dari pernyataan verbal yang disampaikan
oleh pasien bersifat subyektif. Karena bersifat subyektif, perasaan
nyeri yang dirasakan pasien akan berbeda. Nyeri yang dirasakan
dalam kurun waktu kurang dari 3 bulan disebut dengan nyeri akut,
sedangkan nyeri yang dirasakan selama 3-6 bulan disebut kronis.
Jenis nyeri yang sering muncul adalah nyeri akut dan nyeri kronis
(Dinakar & Stillman, 2016 dalam Prihanto,2020).
Nyeri adalah suatu rasa yang tidak nyaman, baik ringan maupun
berat. Nyeri didefinisikan sebagai suatu keadaan yang mempengaruhi
seseorang dan eksistensinya diketahui bila seseorang pernah
mengalaminya. Disamping itu, menurut International Association of the
Study of Pain (2015) Nyeri adalah pengalaman perasaan emosional
yang tidak menyenangkan akibat terjadinya kerusakan aktual maupun
potensial, atau menggambarkan kondisi terjadinya kerusakan.
Pendapat lain juga menyatakan nyeri adalah pengalaman sensori dan
emosional yang tidak menyenangkan akibat dari kerusakan jaringan
yang aktual dan potensial. Sehingga nyeri adalah sensasi yang tidak
menyenangkan dan sangat individual yang tidak dapat di ungkapkan
kepada orang lain. (Ratiningsih, 2010 dalam Sholehah,dkk 2020).
b. Kualitas Nyeri
3
c. Intensitas nyeri
4
2. Skala Intensitas Nyer Numerik
5
3. Skala Intensitas Nyeri Menurut Boubanis
Keterangan:
0: tidak nyeri
1-3: nyeri ringan, secara objektif individu dapat berkomunikasi dengan baik
4-6 : nyeri sedang, secara objektif individu mendesis, menyeringai, dapat
menunjukkan lokasi nyeri, dapat mendeskripsikannya, dapat mengikuti perintah
degan baik
7-9 : nyeri berat, secara objektif individu terkadang tidak dapat mengikuti
perintah tapi masih respon terhadap tindakan, dapat menunjukkan lokasi nyeri,
tidak dapat mendeskripsikannya, tidak dapat di atasi dengan alih posisi nafas
panjang dan distraksi
10 : nyeri sangat berat, individu sudah tidak mampu berkomunikasi
Wajah pertama: sangat senang karena ia tidak merasa sakit sama sekali
Wajah kedua: sakit hanya sedikit
Wajah ketiga: sedikit lebih sakit
Wajah keempat: jauh lebih sakit
Wajah kelima: jauh lebih sakit sekali
Wajah keenam: sangat sakit luar biasa hingga menangis
7
B. Konsep Terapi Komplementer
8
2. Teknik relaksasi otot progresif
Relaksasi otot progresif menjadi salah satu alternatif atau
komplementer dalam memberikan terapi menurunkan tingkat nyeri. Beberapa
artikel menunjukan efektivitas pemberian terapi relaksasi otot progresif untuk
menurutkan nyeri. Teknik ini pernah digunakan pada klien post operasi sesar
pada penelitian yang dilakukan oleh Aziz Ismail dan Elgazar, menghasilkan
penurunan nyeri secara efektif (Ismail & Elgzar,2018 dalam Prihanto,2020).
Dan pada penelitian lain juga menyebutkan teknik relaksasi otot progresif
pada wanita pasca operasi caesar memiliki nyeri yang lebih rendah serta
kualitas tidur yang lebih baik(Ismail & Elgzar, 2018)
11
SOP TEKNIK RELAKSASI OTOT PROGRESIF
14
SOP PEMBERIAN AROMATERAPI LEMON ESSENTIAL OIL
1. Indikasi Diberikan pada klien yang akan dan mengalami keluhan mual dan atau
muntah
2. Kontraindikasi Klien yang mempunyai alergi terhadap aromaterapi khususnya
aromaterapi lemon essential oil
3. Persiapan Alat dan Bahan
a. Aromaterapi lemon essential oil
b. Tissue
c. Sarung tangan
4. Prosedur
a. Preinteraksi
1) Cek catatan keperawatan dan catatan medis klien
2) Identifikasi faktor atau kondisi yang dapat menyebabkan
kontraindikasi
3) Siapkan alat dan bahan
b. Tahap Orientasi
1) Beri salam terapeutik dan panggil klien dengan namanya dan
memperkenalkan diri
2) Menanyakan keluhan klien
3) Jelaskan tujuan, prosedur dan lamanya tindakan pada klien
4) Beri kesempatan klien untuk bertanya
5) Pengaturan posisi yang nyaman bagi klien
c. Tahap Kerja
1) Jaga privasi klien
2) Atur posisi klien senyaman mungkin
3) Lakukan cuci tangan dan menggunakan sarung tangan
4) Teteskan 3 tetes aromaterapi lemon essential oil pada tissue
5) Anjurkan pasien untuk menghirup aromaterapi lemon essential oil
selama 10 menit
6) Setelah terapi selesai bersihkan alat dan atur posisi nyaman untuk
15
klien
7) Alat-alat dirapikan
8) Cuci tangan
d. Terminasi
1) Evaluasi hasil kegiatan
2) Berikan umpan balik positif
3) Salam terapeutik untuk mengakhiri intervensi
16
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
Terapi Musik
18
BAB 4
PENUTUP
A. Kesimpulan
19
DAFTAR PUSTAKA
Afrizal, hendrik sudarmoko & (2011) ‘SOP TEKNIK RELAKSASI OTOT PROGRESIF’, pp. 1–13.
Aziz Ismail, N. I. A. and Elgzar, W. T. I. (2018) ‘The Effect of Progressive Muscle Relaxation on
Post Cesarean Section Pain, Quality of Sleep and Physical Activities Limitation’, International
Journal of Studies in Nursing, 3(3), p. 14. doi: 10.20849/ijsn.v3i3.461.
Handayani, S. (2015) ‘No Title’, Pengaruh Mobilisasi Dini Terhadap Intensitas Nyeri
Post Sectio Caesarea Di RSUD Dr.Moewardi.
Mubarak.,Indrawati, dan J. S. (2015) ‘No Title’, Buku Ajar Ilmu Keperawatan Dasar.
Ni Putu Pancani, Ss. (2021) ‘Standar Operasional Prosedur’, 148, pp. 148–162.
Novita, H. et al. (2020) ‘Pengaruh Pemberian Terapi Musik Terhadap Penurunan Intensitas
Nyeri Pada Pasien Pasca Sectio Caesarea Di Ruang Hibrida Rsu Sembiring Tahun 2020’,
Jurnal Penelitian Keperawatan Medik, 2(2). Available at:
http://ejournal.delihusada.ac.id/index.php/JPKM.
Ping, K. F. et al. (2018) ‘The impact of music guided deep breathing exercise on blood
pressure control - A participant blinded randomised controlled study’, Medical Journal of
Malaysia, 73(4), pp. 233–238.
Prihanto and Retnani, C. T. (2020) ‘Relaksasi Otot Progresif Untuk Menurunkan Nyeri’,
Jurnal Ilmiah STIKES Kendal, 10(4), p. Hal 491–500.
Utomo, C. S., et al. (2020) ‘PENERAPAN TEKNIK RELAKSASI NAFAS DALAM GUNA
MENURUNKAN INTENSITAS NYERI PADA PASIEN POST APENDIKTOMI DI RUMAH SAKIT
UMUM DAERAH dr.R. GOETENG TAROENADIBRATA PURBALINGGA’, Journal of Nursing and
Health, 5(2), pp. 84–94. doi: 10.52488/jnh.v5i2.121.
Tahmasebi, H., et al. (2020) ‘The Effectiveness of Orange Essential Oil Aromatherapy on
Blood Pressure, Pulse Rate, and Respiratory Rate of Patients Scheduled for Coronary
Angiography: A Clinical Trial’, Preventive Care In Nursing and Midwifery Journal, 10(2), pp.
42–47. doi: 10.52547/pcnm.10.2.42.
21
LAMPIRAN
22
23
24