Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH PEGKAJIAN NYERI PADA USIA

BAYI, ANAK DAN DEWASA

Dosen Pengampu: Puji Suwariyah, Ns., M.Kep.

DISUSUN OLEH :
fayas fulloh (20.03.0044)
khoerunisa nur katarina(20.03.0038)
rahajeng sugih utamy (20.03.0048)

STIKES SERULINGMAS CILACAP


PRODI DII KEPERAWATAN
TAHUN 2020/2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang senantiasa rahmat
dan hidayahNya sehingga dapat menyelesaikan tugas ini.

Dalam menyelesaikan makalah ini kami telah berusaha untuk mencapai hasil yang
maksimum, tetapi dengan keterbatasan wawasan, pengetahuan, pengalaman dan kemampuan
yang penyusun miliki, penyusun menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna

Apabila banyak kesalahan dan kekurangan dalam penulisan dan keterbatasan materi
penulis mohon maaf sebesar- besarnya. Semoga makalah ini bermanfaat dan berguna bagi yang
membacanya.

Maos, 25 April 2021

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR…………………………………………….......................... II
DAFTAR ISI........................................................................................................... III
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang……………………………….……………………….............. 4

B. Rumusan masalah................................................................................................ 4

C. Tujuan.................................................................................................................. 4

BAB II PEMBAHASAN
A. Pengukuran nyeri pada usia bayi…......................................…………….……. 5
B. Pengukuran derajat nyeri mandiri.................................................................…. 6
C. Pengukuran mandiri pada pasien anak............................................................... 9
D. Pengukuran nyeri pada usia dewas.................................................................... 9

BAB III PENUTUP


A.Kesimpulan......................................................................................................... 12
B.Saran................................................................................................................... 12
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Nyeri merupakan pengalaman sensori dan emosional yang dirasakan mengganggu dan m
enyakitkan, sebagai akibat adanya kerusakan jaringan aktual dan potensial yang menyebabkan
seseorang mencari perawatan kesehatan (Smeltzer & Bare, 2012). Pengkajian dan pemahama
n yang menyeluruh tentang nyeri sangat penting bagi pemberi perawatan kesehatan dalam pen
anganan nyeri yang efektif karena nyeri tidak bisa diobservasi secara langsung, pengukuran n
yeri hanya berdasar pada laporan pasien akan adanya nyeri beserta kondisi fisiologis yang me
nyertainya (Potter & Perry, 2005)
Nyeri sering timbul sebagai manifestasi klinis pada suatu proses patologis, dimana nyeri t
ersebut memrovokasi saraf-saraf sensorik nyeri menghasilkan reaksi ketidaknyamanan, distre
s, atau penderitaan. Nyeri dapat digolongkan menjadi beberapa jenis yaitu menurut jenis, timb
ulnya, penyebab dan derajatnya. Nyeri juga dipengaruhi oleh pengalaman sensori dan emosio
nal yang dipengaruhi oleh psikologis setiap individu.
Nyeri yang menetap akibat sinyal nyeri yang terus menerus dikirimkan ke saraf selama b
eberapa minggu, bulan, bahkan tahun, dan sensasi normal yang dicetuskan dirasakan meneta
p selama lebih dari berbulan - bulan dapat dikatakan sebagai nyeri kronik. Nyeri kronik me
mberikan dampak yang serius terhadap kondisi pasien itu sendiri, karena nyeri yang tidak te
rtangani dengan baik maka dapat memperparah kondisi fisik maupun mental pasien. Setiap
persepsi nyeri yang timbul akan membuat tubuh merespons rangsangan nyeri tersebut, yang
kemudian akan mempengaruhi secara keseluruhan sistem organ penderita nyeri.
Penilaian nyeri merupakan hal yang penting untuk mengetahui intensitas dan menentukan
terapi yang efektif. Intensitas nyeri sebaiknya harus dinilai sedini mungkin dan sangat diperl
ukan komunikasi yang baik dengan pasien.

B. RUMUSAN MASALAH
1. BAagaimana pengukuran nyeri pada usia bayi?
2. Bagaimana pengukuran derajat nyeri mandiri?
3. Bagaimana pengukuran nyeri mandiri pada anak?
4. Bagaimana pengukuran nyeri pada usia dewasa
C. TUJUAN
1. Mengetahui pengukuran nyeri pada usia bayi
2. Mengetahui pengukuran nyeri pada anak
3. Mengetahui pengukuran nyeri pada usia dewasa
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengkajian nyeri pada usia bayi
Nyeri merupakan pengalaman kortikal subjektif. Walaupun tidak mun
gkin bagi bayi untuk menggambarkan pengalaman nyerinya, namun terkait b
ukti baik dari respon fisiologik dan perilaku bahwa mereka merespon terhad
ap nyeri dan hal ini menyebabkan distres. Nyeri merupakan salah satu perhat
ian utama dari orangtua terhadap bayi mereka yang dirawat di perawatan int
ensif atau menjalani prosedur tertentu. Pada usia gestasi 30 minggu terbentu
k mielisasi pada jaras nyeri dan perkembangan sinaps medula spinalis denga
n serabut-serabut sensorik pada janin, maka bayi baru lahir dan bayi preterm
dapat merasakan nyeri (Lissauer dan Fanaroff, 2009).
Nyeri adalah suatu rasa yang tidak nyaman, baik ringan maupun berat.
Menurut The International Association for the Study of Pain (IASP), nyeri d
idefinisikan sebagai pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyen
angkan yang berhubungan dengan kerusakan jaringan atau potensial
akan menyebabkan kerusakan jaringan (Setiyohadi, 2007). Pencegahan nyeri
pada bayi seharusnya menjadi tujuan utama bagi perawat atau tenaga medis l
ainnya, karena seringnya terpapar oleh nyeri yang berulang atau terus-mener
us akan berpotensi mengakibatkan kerusakan yang serius. kerusakan yang te
rjadi termasuk adanya perubahan sensitivitas nyeri (akan berakhir pada masa
remaja), kerusakan syaraf yang permanen, keabnormalan pada perilaku, keti
dakmampuan pembelajaran. Bayi yang beresiko tinggi mengalami kerusakan
dalam perkembangan syaraf yaitu bayi yang lahir prematur (American
Academy of Pediatrics, 2006).
Pada bayi nyeri dapat diekspresikan melalui menangis atau isyarat
perilaku (Mc Caffrey & Beebe, dikutip dari Wong, 2004). Pada umumnya
bayi dapat mengekspresikan rasa nyeri dengan perubahan perilaku seperti
perubahan ekspresi wajah, menangis, dan posisi postural tertentu seperti;
menggeliat, menyentak, dan menggapai-gapai (American Academy of
Pediatrics, 2006).
Masalah nyeri pada bayi merupakan masalah yang kompleks sehingga
pengkajian nyeri pada bayi berbeda dengan pengkajian nyeri pada orang
dewasa. Pengkajian nyeri pada bayi sering sulit dilakukan karena mereka
tidak mampu mengutarakan rasa nyeri dengan kata-kata, sehingga perawat
harus memiliki keterampilan yang spesifik khususnya dalam mengkaji nyeri
pada bayi. Namun sangat sulit untuk membedakan tangisan bayi yang
disebabkan karena rasa nyeri atau rasa takut, sehingga hal ini berdampak
pada proses pengkajian nyeri pada bayi.
Menurut Smetlzer dan Bare (2002) Peran pemberi perawatan pada
penanganan nyeri yaitu untuk mengidentifikasi, mengobati penyebab nyeri
dan memberikan obat-obatan untuk menghilangkan nyeri. Perawat tidak
hanya berkolaborasi dengan tenaga profesional kesehatan lain tetapi juga
memberikan intervensi pereda nyeri, mengevaluasi efektivitas intervensi dan
bertindak sebagai advokat pasien saat intervensi tidak efektif. Adapun peran
perawat dalam mengkaji nyeri pada bayi yaitu antisipasi, komprehensif dan
berkelanjutan dalam penilaian variabel, mampu membedakan antara cemas
dan ekspresi nyeri pada bayi prematur, terus berkomunikasi dengan
penyedia layanan kesehatan, advokasi dan menerapkan pengobatan yang
tepat waktu serta efektif saat bayi rewel ; cemas; dan nyeri, evaluasi proaktif
tentang rencana perawatan (Gardner and Merenstein, 2002).Pengetahuan
perawat tentang penilaian nyeri dan intervensi sangat penting untuk
management nyeri yang efektif dan berkualitas dalam perawatan pasien
(Patricia, 2011). Berbagai teknik pendekatan atau alat ukur yang paling
sering digunakan untuk mengukur respon nyeri pada bayi adalah CRIES,
PRS, NIPS, FLACC (Wilson, 2008).
B. Pengukuran Derajat Nyeri Mandiri
Berbagai cara dipakai untuk mengukur derajat nyeri, cara yang
sederhana dengan menentukan derajat nyeri secara kualitatif sebagai berikut:
1. Nyeri ringan adalah nyeri yang hilang timbul, terutama sewaktu
melakukan aktivitas sehari-hari dan hilang pada waktu tidur
2. Nyeri sedang adalah nyeri terus menerus, aktivitas terganggu, yang
hanya hilang apabila penderita tidur
3. Nyeri berat adalah nyeri yang berlang sungterus menerus sepanjang
hari, penderita tak dapat tidur atau sering terjaga oleh gangguan nyeri
sewaktu tidur
Ada beberapa cara untuk membantu mengetahui akibat nyeri menggunakan
skala assessment nyeri unidimensional (tunggal) atau multidimensi.
1) Unidimensional:
- Hanya mengukur intensitas nyeri
- Cocok (appropriate) untuk nyeri akut
- Skala yang biasa digunakan untuk evaluasi pemberian analgetik
- Skala assessment nyeri unidimensional ini meliputi:
 Visual Analog Scale (VAS)
Visual analog scale (VAS) adalah cara yang paling banyak digunakan
untuk menilai nyeri. Skala linier ini menggambarkan secara visual gradasi
tingkat nyeri yang mungkin dialami seorang pasien. Rentang nyeri diwakili
sebagai garis sepanjang 10 cm, dengan atau tanpa tanda pada tiap
sentimeter. Tanda pada kedua ujung garis ini dapat berupa angka atau
pernyataan deskriptif. Ujung yang satu mewakili tidak ada nyeri, sedangkan
ujung yang lain mewakili rasa nyeri terparah yang mungkin terjadi. Skala
dapat dibuat vertikal atau horizontal. VAS juga dapat diadaptasi menjadi
skala hilangnya/reda rasa nyeri. Digunakan pada pasien anak >8 tahun dan
dewasa. Manfaat utama VAS adalah penggunaannya sangat mudah dan
sederhana. Namun, untuk periode pasca bedah, VAS tidak banyak
bermanfaat karena VAS memerlukan koordinasi visual dan motorik serta
kemampuan konsentrasi.
 Verbal Rating Scale (VRS)
Skala ini menggunakan angka-angka 0 sampai 10 untuk menggambarkan
tingkat nyeri. Dua ujung ekstrem juga digunakan pada skala ini, sama seperti
pada VAS atau skala reda nyeri (Gambar 2). Skala numerik verbal ini lebih
bermanfaat pada periode pascabedah, karena secara alami verbal / kata-kata
tidak terlalu mengandalkan koordinasi visual dan motorik. Skala verbal
menggunakan kata -kata dan bukan garis atau angka untuk menggambarkan
tingkat nyeri. Skala yang digunakan dapat berupa tidak ada nyeri, sedang,
parah. Hilang/redanya nyeri dapat dinyatakan sebagai sama sekali tidak
hilang, sedikit berkurang, cukup berkurang, baik/ nyeri hilang sama sekali.
Karena skala ini membatasi pilihan kata pasien, skala ini tidak dapat
membedakan berbagai tipe nyeri.
 Numeric Rating Scale (NRS)
Dianggap sederhana dan mudah dimengerti, sensitif terhadap dosis, jenis
kelamin, dan perbedaan etnis. Lebih baik daripada VAS terutama untuk
menilai nyeri akut. Namun, kekurangannya adalah keterbatasan pilihan kata
untuk menggambarkan rasa nyeri, tidak memungkinkan untuk membedakan
tingkat nyeri dengan lebih teliti dan dianggap terdapat jarak yang sama antar
kata yang menggambarkan efek analgesik.
 Wong Baker Pain Rating Scale
Digunakan pada pasien dewasa dan anak >3 tahun yang tidak
dapatmenggambarkan intensitas nyerinya dengan angka 2. Multidimensional
- Mengukur intensitas dan afektif (unpleasantness) nyeri
- Diaplikasikan untuk nyeri kronis
- Dapat dipakai untuk penilaian klinis
- Skala multidimensional ini meliputi:
 McGill Pain Questionnaire (MPQ) (lampiran 1)
Terdiri dari empat bagian: (1) gambar nyeri, (2) indeks nyeri (PRI), (3)
pertanyaan-pertanyaan mengenai nyeri terdahulu dan lokasinya; dan (4)
indeks intensitas nyeri yang dialami saat ini. Terdiri dari 78 kata sifat/ajektif
yang dibagi ke dalam 20 kelompok. Setiap set mengandung sekitar 6 kata
yang menggambarkan kualitas nyeri yang makin meningkat. Kelompok 1
sampai 10 menggambarkan kualitas sensorik nyeri (misalnya,
waktu/temporal, lokasi/spatial, suhu/thermal). Kelompok 11 sampai 15
menggambarkan kualitas efektif nyeri (misalnya stres, takut, sifat-sifat
otonom). Kelompok 16 menggambarkan dimensi evaluasi dan kelompok 17
sampai 20 untuk keterangan lain-lain dan mencakup kata-kata spesifik untuk
kondisi tertentu. Penilaian menggunakan angka diberikan untuk setiap kata
sifat dan kemudian dengan menjumlahkan semua angka berdasarkan pilihan
kata pasien maka akan diperoleh angka total
C. Pengukuran Mandiri Pada Pasien Anak
Pengukuran mandiri (self report measures) adalah pengukuran derajat
nyeri berdasarkan pelaporan tentang nyeri yang dirasakan. Laporan ini dapat
mendeskripsikan perasaan yang berkaitan dengan nyeri. Pengukuran mandiri
adalah gold standard dalam pengukuran derajat pada anak. Pemeriksaan ini
membutuhkan anak yang memiliki kemampuan linguistik dan kognitif, dan
tidak dapat digunakan pada anak dan bayi yang tidak atau belum bisa
berbicara. Pengukuran mandiri pada pasien anak pengkajian nyeri yang
digunakan4.5 :
• Untuk pasien bayi 0-1 tahun, digunakan skala NIPS (Neonatal Infant Pain
Scale) (Lampiran 3). Karena sistem neurologi belum berkembang sempurna
saat bayi dilahirkan. Sebagian besar perkembangan otak, mielinisasi sistem
saraf pusat dan perifer, terjadi selama tahun pertama kehidupan. Beberapa
refleks primitif sudah ada pada saat dilahirkan, termasuk refleks menarik diri
ketika mendapat stimulus nyeri. Bayi baru lahir seringkali memerlukan
stimulus yang kuat untuk menghasilkan respons dan kemudian dia akan
merespons dengan cara menangis dan menggerakan seluruh tubuh.
Kemampuan melokalisasi tempat stimulus dan untuk menghasilkan respons
spesifik motorik anak anak berkembang seiring dengan tingkat mielinisasi.
• Untuk pasien anak >8 tahun dan dewasa digunakan VAS (Visual Analog
Scale) untuk nyeri tajam, dalam jangka waktu pendek untuk keperluan riset5
Untuk derajat nyeri yang lama dirasakan, seperti nyeri pasca bedah, skala
pengukuran berdasarkan tingkah laku yang digunakan antara lain Children’s
Hospital of Eastern Ontario Pain Scale (CHEOPS). Pengamatan ini terdiri
dari pengamatan terhadap 6 jenis tingkah laku (menangis, ekspresi fasial,
ekspresi verbal, posisi tubuh, posisi sentuh dan posisi tungkai) pada anak 1 –
5 tahun.
D. Pengukuran nyeri pada usia dewasa
Alat pengkajian nyeri yang dapat digunakan untuk menilai intensitas
nyeri pasien dewasa seperti Numeric Rating Scale (NRS), Visual Analouge
Scale(VAS), Verbal Descriptor/Rater Scale (VD/RS). (AACN, 2013;
Coll,Ameen, & Mead, 2004).
 Numeric Rating Scale (NRS)
Numeric Rating Scale (NRS) merupakan alat pengkajian nyeri dengan
nilai dari 0 hingga 10, dengan 0 mewakili satu ujung kontinum nyeri
(misalnya, tanpa rasa sakit) dan 10 mewakili kondisi ekstrim lain dari
intensitas nyeri (misal rasa sakit yang tak tertahankan). Untuk pengukuran
NRS, hampir sama dengan VAS, namun responden akan memilih bilangan
bulat yang paling mencerminkan intensitas nyeri mereka. Hasil uji
reliabilitas NRS telah diamati pada pasien yang buta huruf r = 0,96 dan hasil
uji validitas konstruk, NRS terbukti sangat berkorelasi dengan VAS pada
pasien dengan nyeri kronis (nyeri> 6 bulan): korelasi berkisar antara 0,86
hingga 0,95. (Castarlenas, Jensen, Von Baeyer, & Miró, 2017; Engelen,
2013; Hartrick, Kovan, & Shapiro, 2003; G. Hawker, Mian, Kendzerska, &
French, 2011)
 Visual Analouge Scale (VAS)
VAS for pain (VAS-P) adalah skala unidimensional untuk mengukur
nyeri. VAS-P berupa garis horizontal atau vertikal 100 mm dengan angka 0
mm mengindikasikan tidak nyeri dan 100 mm sangat nyeri. Metode scoring
pada VAS-P adalah menggunakan penggaris, skor ditentukan dengan
mengukur jarak (mm) pada baris 10-cm dan pasien memberikan tanda pada
kisaran skor 0-100. Sebuah skor yang lebih tinggi menunjukkan lebih besar
intensitas nyerinya. Seperti yang dikutip dari Jensen dalam Hawker, Mian,
Kendzerska, dan French (G. a Hawker, Mian, Kendzerska, & French, 2011)
terdapat titik potong distribusi nyeri skor VAS pada pasien yang
menggambarkan intensitas nyeri. Titik potong pada VAS-P yang
direkomendasikan, yaitu : tidak ada rasa sakit (0-4 mm), nyeri ringan (5-
44mm), mm), nyeri sedang (45-74 mm), dan sakit parah (75-100 mm). VAS
P adalah alat ukur yang dapat digunakan secara mudah karena dapat diambil
<1 menit. VAS-P memiliki hasil uji reliabilitas r=0,94; P<0,001, validitas
0,99. (G. A. Hawker et al., 2011)Perbedaan klinis minimum telah ditentukan
untuk VAS-P yaitu 1,37 cm. (Deloach, Stiff, & Caplan, 1998; G. a Hawker
et al., 2011) Verbal Descriptor/Rater Scale (VD/RS). Verbal Rating Scale
(VRS) disebut juga sebagai skor nyeri verbal dan skala deskriptor verbal,
adalah self-report yang terdiri dari sejumlah pernyataan yang dirancang
untuk menggambarkan intensitas dan durasi nyeri. Skala penilaian verbal
terdiri dari deskriptor yang mudah diinterpretasikan yang berkisar pada rasa
sakit. Deskriptor dapat bervariasi dari empat (misal, “Tidak ada”, “ringan”,
“sedang”, “berat”) hingga 15. Beberapa skala penilaian verbal meliputi lima
titik set deskriptor berikut yang memfasilitasi evaluasi dan perawatan nyeri.
(Karcioglu, Topacoglu, Dikme, & Dikme, 2018; Mutebi, Slack, Warholak,
Hudgens, & Coons, 2016) Penelitian yang dilakukan oleh Breivik,
Borchgrevink, Allen, et al. tahun 2008 menjelaskan bahwa VAS dan NRS
adalah alat pengkajian nyeri yang baik digunakan untuk mengukur intensitas
nyeri. Kedua alat tersebut memiliki sensitifitas yang sama dalam mengkaji
nyeri akut pascaoperasi dan keduanya lebih baik daripada VRS. Penelitian
ini menggunakan pengamatan secara simultan pada pasien dalam skala besar
menggunakan komputerisasi yang dilakukan secara acak berulang kali
(10.000 kali) pada sampel. (Breivik et al., 2008) Hasil penelitian lain yang
dilakukan oleh Bahreini, Jalili, Maziar, Lakeh menjelaskan bahwa NRS dan
VAS dapat bergantian diterapkan untuk pengukuran nyeri akut pada pasien
dewasa. Penelitian ini dilakukan pada 150 sampel pasien dewasa yang
mengalami nyeri akut. Skala nyeri dinilai dengan menggunakan metode
Bland-Altman dan korelasi Spearman dengan hasil koefisien korelasi antara
NRS dan Color Analogue Scale (CAS), NRS dan VAS, serta CAS dan VAS
yaitu 0,95, 0,94, dan 0,94, masing-masing (p <0,001). Ukuran kecukupan
sampling 0,785 dan uji Bartlett untuk kebulatan signifikan (p <0,001).
(Bahreini, Jalili, & Moradi-Lakeh, 2015).
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Nyeri adalah bentuk pengalaman sensorik dan emosional yang tidak
menyenangkan yang berhubungan dengan adanya kerusakan jaringan atau
cenderung akan terjadi kerusakan jaringan atau suatu keadaan yang menunjukkan
kerusakan jaringan. Penilaian nyeri merupakan hal yang penting untuk mengetahui
intensitas dan menentukan terapi yang efektif. Intensitas nyeri sebaiknya harus
dinilai sedini mungkin dan sangat diperlukan komunikasi yang baik dengan pasien.
Derajat nyeri dapat dibagi secara sederhana menjadi ringan, sedang, berat.
Nyeri dapat digolongkan dalam berbagai cara, yaitu menurut jenisnya, menurut
timbulnya nyeri, menurut penyebabnya, menurut derajat nyerinya. Ada beberapa
cara untuk membantu mengetahui akibat nyeri menggunakan skala assessment
nyeri unidimensional (tunggal) atau multidimensi. Skala assessment nyeri
unidimensional ini meliputi Visual Analog Scale (VAS), Verbal Rating Scale
(VRS), Numeric Rating Scale (NRS), Wong Baker Pain Rating Scale. Skala
multidimensional ini meliputi McGill Pain Questionnaire (MPQ), The Brief Pain
Inventory (BPI), Memorial Pain Assessment Card, Catatan harian nyeri (Pain
diary).
B. Saran
Sebaiknya perawat mampu memahami tingkatan nyeri pada pasien dan mempu
memahami respon dari pasien tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
https://simdos.unud.ac.id/uploads/file_penelitian_1_dir/
0a3e5b6b2c21e3b90b485f882c78755367.pdf

(Fayasfuloh)
(Khoerunisa)

(Rahajeng)

Anda mungkin juga menyukai