Disusun Oleh:
Kelompok 5
Devi Fitria 1914301064
Feni meliani
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan nikmat serta hidayah-Nya terutama
nikmat kesempatan dan kesehatan sehingga kami dapat menyelesaikan tugas pada mata kuliah
KEPERAWATAN MENJELANG AJAL DAN PALIATIF. Tugas makalah ini berjudul
“PENGELOLAAN NYERI PADA PASIEN PALIATIF”
Kami berharap, tugas ini dapat menambah pengetahuan para pembaca. Namun terlepas dari
itu,kami memahami bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna, sehingga kami
mengharapkan kritik serta saran yang bersifat membangun supaya makalah selanjutnya dapat
lebih baik lagi.
Kelompok 5
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...................................................................................................
DAFTAR ISI..................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN..............................................................................................
BAB II PEMBAHASAN...............................................................................................
2.1 .........................................................................................................................
2.2 .........................................................................................................................
2.3 .........................................................................................................................
2.4 .........................................................................................................................
2.5 .........................................................................................................................
3.1 Kesimpulan......................................................................................................
3.2 Saran................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Nyeri adalah sensasi yang sangat tidak menyenangkan dan sangat individual yang tidak dapat dibagi
dengan orang lain. Nyeri dapat memenuhi seluruh pikiran seseorang, mengubah kehidupan orang
tersebut. Akan tetapi, nyeri adalah konsep yang sulit dikomunikasikan oleh klien (Berman, 2009).
Menurut International Association for the Studi of Pain (IASP), penyebab nyeri pada anak tidak hanya
dari penyakit yang mengancam jiwa seperti kanker, tetapi juga cidera, operasi, luka bakar, infeksi, dan
efek kekerasan. Anak-anak juga mengalami nyeri dari banyak prosedur dan penyelidikan yang digunakan
oleh dokter dan perawat untuk menyelidiki dan mengobati penyakit (Finley, 2005). Respon perilaku anak
toddler terhadap rasa nyeri sama seperti sewaktu masih bayi yaitu mimik wajah, perubahan nada suara
dan aktivitas, serta menangis, menunjukan sikap menjauh dari stimulus nyeri dan aneka vokalisasi.
Namun macam perilakunya bertambah, termasuk menggosok nyeri dan prilaku agresif (menggigit,
memukul, dan menendang). Sejumlah toddler sanggup mengutarakan bila sakit, namun tidak dapat
menggambarkan intensitas nyeri tersebut (Betz, 2009). 2 Peran pemberi perawatan primer pada
penanganan nyeri yaitu untuk mengidentifikasi, mengobati penyebab nyeri dan memberikan obat-obatan
untuk menghilangkan nyeri. Perawat tidak hanya berkolaborasi dengan tenaga professional kesehatan lain
tetapi juga memberikan intervensi pereda nyeri, mengevaluasi efektivitas intervensi dan bertindak sebagai
advokat pasien saat intervensi tidak efektif (Smetlzer dan Bare, 2002). Pengetahuan merupakan domain
yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang. Dari pengalaman dan penelitian ternyata
perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng dari pada perilaku yang tidak didasari oleh
pengetahuan (Wawan, 2010). Pengetahuan perawat tentang penilaian nyeri dan intervensi sangat penting
untuk management nyeri yang efektif dan berkualitas dalam perawatan pasien (Patricia 2010). Pada
pengkajian nyeri anak berbeda dengan pengkajian nyeri pada orang dewasa, pada pengkajian nyeri anak
perawat harus mengkaji dari respon verbal dan non verbal. Salah satu pendekatan yang digunakan adalah
QUESTT: Question the child (Bertanya pada anak mengenai rasa nyeri yang dialamI), Use pain rating
scale (menggunakan skala peringkat rasa nyeri yang sesuai dengan umur dan kemampuan anak, misal
dengan menggunakan skala wajah), Evaluate behavior and physiologic changes (mengevaluasi perubahan
tingkah laku dan fisiologis seperti: menangis keras atau menjerit, memukul dengan tangan atau kaki),
Secure parent`s involvement (melibatkan orang tua untuk mengamati 3 reaksi anak dalam menghadapi
nyeri), Take cause of pain into account (menentukan dan mencatat penyebab rasa nyeri), Take action and
evaluate results (mengambil tindakan dan mengevaluasi hasilnya, mengambil tindakan yaitu dengan
menggunakan obat/ tanpa obat, sedangkan untuk mengevaluasi dapat dilakukan secara verbal dan non
verbal) (Wong, 2003). Rumah Sakit Umum Daerah Dr Moewardi merupakan tempat rawat inap untuk
umum. Selain itu, ada ruang rawat inap untuk anak, yaitu ruang Melati II. Perawat yang bekerja di Melati
II (bangsal anak) sebanyak 20 orang. Berdasarkan observasi hasil studi pendahuluan melalui observasi
yang dilakukan oleh peneliti di Melati II RSUD Dr Moewardi Surakarta ditemukan adanya perawat yang
melakukan pengkajian nyeri pada anak hanya melihat ekspresi anak. Perawat kurang mempedulikan
prinsip pengkajian rasa nyeri untuk anak sebagaimana mestinya, yaitu tidak menggunakan skala wajah
dan tidak melibatkan orang tua dalam mengkaji tingkat nyeri yang dialami anak. Berdasarkan uraian
diatas, terlihat bahwa tindakan keperawatan tidak memperdulikan beberapa dari prinsip pengkajian nyeri
pada anak. Ini merupakan masalah yang serius dan perawat diharapkan memiliki pengetahuan dan
kompetensi dalam melakukan tindakan. Maka peneliti akan meneliti tingkat pengetahuan dalam tindakan
pengkajian nyeri pada anak toddler.
Nyeri merupaakan kondisi berupa perasaan yang tidak menyenangkan, bersifat sangat subjektif. Perasaan
nyeri pada setiap orang berbeda dalam hal skala ataupun tingkatannya, dan hanya orang tersebutlah yang
dapat menjelaskan atau mengevaluasi rasa nyeri yang dialaminya (Tetty, 2015). Menurut Smeltzer &
Bare (2002), definisi keperawatan tentang nyeri adalah apapun yang menyakitkan tubuh yang dikatakan
individu yang mengalaminya, yang ada kapanpun individu mengatakkannya. Nyeri sering sekali
dijelaskan dan istilah destruktif jaringan seperti ditusuk-tusuk, panas terbakar, melilit, seperti emosi, pada
perasaan takut, mual dan mabuk. Terlebih, setiap perasaan nyeri dengan intensitas sedang sampai kuat
disertai oleh rasa cemas dan keinginan kuat untuk melepaskan diri dari atau meniadakan perasaan itu.
Rasa nyeri merupakan mekanisme pertahanan tubuh, timbul bila ada jaringan rusak dan hal ini akan
menyebabkan individu bereaksi dengan memindahkan stimulus nyeri (Guyton & Hall, 1997).
Pengkajian nyeri
a. Identitas klien
1) Nama
2) Tempat dan tanggal lahir
3) Pendidikan terakhir
4) Agama
5) Suku
6) Alamat
Karakteristik Nyeri
Untuk menentukan karakteristik nyeri, perawat dapat melakukan pengkajian nyeri dengan menggunakan
metode P, Q, R, S, T.
a. Faktor pancetus (P : provacate) : perawat mengkaji tentang penyebab atau stimulus-stimulus nyeri pada
klien, dalam hal ini perawat juga dapat melakukan observasi bagian-bagian tubuh yang mengalami
cedera. Apabila perawat mencurigai adanya nyeri psikogenik maka perawat harus dapat mengeksplore
perasaan klien dan menanyakan perasaan-perasaan apa saja yang mencetuskan nyeri (Prasetyo, 2010).
b. Kualitas (Q : quality) : kualitas nyeri merupakan suatu yang subjektif yang diungkapkan oleh klien,
seringkali klien mendeskripsikan dalam kalimat-kalimat: tajam, tumpul, berdenyut, berpindah-pindah
seperti tertindih, perih, tertusuk, dll. Dimana setiap klien mungkin berbeda-beda dalam melaporkan
kualitas nyeri yang ddirasakan (Prasetyo, 2010).
c. Lokasi (R: region) : untuk mengkaji lokasi nyeri maka perawat meminta klien menunjukan semua
bagian/daerah yang dirasakan tidak nyaman oleh klien. (Prasetyo, 2010).
d. Keparahan (S: severe) : tingkat keparahan pasien tentang nyeri merupakan karakteristik yang paling
subjektif. Pada pengkajian ini klien diminta untuk menggambarkan nyeri yang ia rasakan sebagai nyeri
ringan, sedang dan berat (Prasetyo, 2010).
e. Durasi (T: time) : perawat menanyakan pada klien menentukan awitan, durasi, dan rangkaian nyeri.
Perawat dapat menanyakkan “kapan nyeri dirasakan?, apakah nyeri yang dirasakan terjadi pada waktu
yang sama setiap hari?, seberapa sering nyeri kambuh?, atau yang lainnya dengan kata yang semakna
(Prasetyo, 2010).
Yaitu terapi farmakologis untuk menanggulangi nyeri dengan cara memblokade transmisi
stimulan nyeri agar terjadi perubahan persepsi dan dengan mengurangi respon kortikal terhadap
nyeri.
menghilangkan nyeri dengan merubah aspek emosional dari pengalaman nyeri (misal : persepsi
nyeri).
Analgesik bekerja dengan memblokade konduksi saraf saat diberikan langsung keserabut saraf.
Setiap individu membutuhkan rasa nyaman. Kebutuhan rasa nyaman ini dipersepsikan berbeda
pada tiap orang. Dalam konteks asuhan keperawatan, perawat harus memperhatikan dan
memenuhi rasa nyaman. Gangguan rasa nyaman yang dialami oleh klien diatasi oleh perawat
melalui intervensi keperawatan.
DAFTAR PUSTAKA