Anda di halaman 1dari 16

KEBUTUHAN DASAR MANUSIA

“ PENANGANAN NYERI ”

Guru Pembimbing :

Henny Selfia Thenu, S.SIT.MKM

Disusun Oleh:

Kelompok 3

Agung Firmansyah Dina Feriantika Mawadda Safa Habibah Rahma Aldawiyah

Bella Tita Nurjanah Dinda Putri Mantika Nabilah Ulfa Ardhiyanti Rismayanti Putri

Devita Nurtiviani Hanna Shabilah Nadia Ananda Siti Aisyah

Siti Khoerunnisa

SMK KESEHATAN DWI PUTRI HUSADA BOGOR

Jl. Sholeh Iskandar Jl. Salabenda Kayumanis, RT.01/RW.04, Kayu Manis, Kec. Tanah
Sereal, Kota Bogor, Jawa Barat 16169
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga
kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “ penanganan nyeri ” tepat pada
waktunya. Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas pada
mata pelajar ‘Kebutuhan Dasar Manusia’ . Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk
menyebarkan informasi – informasi yang kami dapat.

Kami mencari informasi untuk makalah ini dengan membaca artikel di web. Kami sangat
berharap makalah ini dapat berguna dalam menambah wawasan serta pengetahuan kita tentang
berduka dan kehilangan

Membuat makalah ini tidaklah mudah. Tetapi atas bimbingan dan bantuan berbagai pihak, pada
akhirnya kami telah menyelesaikan makalah ini. Tidak lupa kami ucapkan terima kasih kepada :

1. Orang tua kami yang telah mengizinkan kami menyelesaikan makalah

2. Ibu Heny Slefia Thenu, selaku guru mata pelajaran kebutuhan dasar manusia yang telah
membimbing saya dalam pembuatan makalah ini.

3. Semua pihak yang telah membagi sebagian pengetahuannya sehingga saya dapat
menyelesaikan makalah ini.

Sebelumnya kami mohom maaf apabila terdapat kesalahan kata kata yang kurang berkenan,
semoga makalah ini dapat dipahami bagi siapa pun yang membacanya. Kami menyadari,
makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang
membangun akan saya nantikan demi kesempurnaan makalah ini.

Bogor, Oktober 2021

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................................................................i
DAFTAR ISI...................................................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang...................................................................................................................................1
1.2 Perumusan Masalah..........................................................................................................................2
1.3 Tujuan Penulisan...............................................................................................................................2
1.4 Metode Penulisan..............................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN ..................................................................................................................................3
2.1 Definis Nyeri......................................................................................................................................3
2.2 Klasifikasi dan Macam Macam Nyeri.................................................................................................3
2.3 Penyebab Nyeri.................................................................................................................................6
2.4 Obat Terapi Nyeri..............................................................................................................................6
BAB III PENUTUP .......................................................................................................................................12
3.1 kesimpulan......................................................................................................................................12
3.2 Saran................................................................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................................................13

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Nyeri ialah suatu permasalahan yang dirasakan oleh pederita dalam sebuah penyakit yang
dideritaya, dimana seseorang merasakan tahapan respon nyeri, dann setiap orang akan merasakan
nyeri yang berbeda-beda (Berman, Snyder, Kozier, & Erb, 2003).
Respon nyeri dirasakan setelah atau sebelum dilakukanya tindakan operasi, untuk skala nyeri
terhadap seseorang memang berbeda tergantung penyakit yang dideritaya, lokasi nyeri
mempegaruhi respon nyeri pada si pederita.

Nyeri ialah suatu permasalaha yang paling sering terjadi pada pasien post operasi, jika nyeritidak
ditangani dapat mengganggu mobilisasi pasien. setiap tahun nya nyeri masih ditemukan hampir
75% dari 73 juta pasien, penanganan nyeri pasca bedah saat ini belum sampai ketingkat yang
memuaskan. berdasarkan NIC tindakan yang dapat mengatasi nyeri secara non farmakologi
diantaranya teknik guided imagery. Penulis memilih tindakan tehnik guided imagery karena
dapat bermanfaat meredakan rasa nyeri pasca operasi dan juga membantu pasien dalam
memenuhi kebutuhannya tidurnya.
Menurut Sehono (2010).teknik relaksasi nafas dalam merupakan sebuah intervensi untuk
mengurangi rasa nnyeri yang dirasakan oleh pasiennyang sedang memiliki masalah kesehatan
pada fisiknya,teknik nafas dalam ini diajarkan cara bernafas menggunakan nafas dalam dengan
tepat, melakukan inspirasi ekspirasidan menghembuskan nafas dengan benar akan menurunkan
tingkat nyeri, sehingga oksigenasi dalam tubuh akan berjalan dengan normal dan
baik.Penanganan nyeri ini ditambah dengan Guided imagery.

Guided imagery ini dilakukan bertujuan untuk mengalihkan nyeri pada si pederita agar pederita
merasakan merasakan sedikit kenyamanan (Smeltzer, Bare, Hinkle, & Chever, 2010).

1
Teknik ini dilakukan degan cara megajarkan relaksasi nafas dalam, minta pasien untuk dengan
tenang dan posisikan pasien dengan rileks, selanjutnya minta pasien untuk menarik nafas secara
perlahan dalam hitungan ke 3 lalu minta hembuskan, dorong pasien untuk tidak memikirkan hal
yang seharusya tidak difikirkan, minta untuk kosongkan pikiran dan intruksikan untuk
memikirkan hal menyenangkan (Rahmmayati, 2010).

1.2 Perumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud dengan nyeri?

2. Apa saja macam macam nyeri dan pengklasifikasiannya?

3. Apa saja yang dapat menyebabkan nyeri?

4. Apa saja obat untuk terapi nyeri?

5. Tindakan nonfarmakologis apa yang dapat dilakukan untuk penangannan nyeri?

1.3 Tujuan Penulisan


1. Mengetahui pengertian nyeri

2. Mengatahui macam macam nyeri dan pengklasifikasiannya

3. Mengetahui hal yang dapat menyebabkan nyeri

4. Mengetahui obat untuk terapi nyeri

5. Tindakan nonfarmakologis apa yang dapat dilakukan untuk penangannan nyeri

1.4 Metode Penulisan


Makalah ini dibuat berdasarkan data sekunder. Data sekunder adalah data yang didapat dari
proses membaca atau literature dan tidak melakukan observasi secara langsung. Dalam
pembautan makalah ini, saya hanya melakukan proses literature atau membaca dan mencari
informasi melalui internet

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Definis Nyeri


Nyeri adalah suatu mekanisme pertahanan bagi tubuh yang timbul bila mana jaringan sedang
dirusak yang menyebabkan individu tersebut bereaksi dengan cara memindahkan stimulus nyeri
(Guyton & Hall, 2008 dalam Saifullah, 2015). Nyeri menurut Rospond (2008) merupakan
sensasi yang penting bagi tubuh. Sensasi penglihatan, pendengaran, bau, rasa, sentuhan, dan
nyeri merupakan hasil stimulasi reseptor sensorik, provokasi saraf-saraf sensorik nyeri
menghasilkan reaksi ketidaknyamanan, distress, atau menderita. Menurut Handayani (2015)
nyeri adalah kejadian yang tidak menyenangkan, mengubah gaya hidup dan kesejahteraan
individu.

Menurut Andarmoyo (2013) nyeri adalah ketidaknyamanan yang dapat disebabkan oleh efek dari
penyakit-penyakit tertentu atau akibat cedera. Sedangkan menurut Kozier & Erb dalam
Nurrahman (2009) mengatakan bahwa nyeri adalah sensasi yang tidak menyenangkan dan sangat
individual yang tidak dapat dibagi dengan orang lain.

2.2 Klasifikasi dan Macam Macam Nyeri


Klasifikasi nyeri berdasarkan beberapa hal adalah sebagai berikut :

1. Nyeri berdasarkan tempatnya

a. Pheriperal pain

Merupakan nyeri yang terasa pada permukaan tubuh. Nyeri ini termasuk nyeri pada kulit dan
permukaan kulit. Stimulus yang efektif untuk menimbulkan nyeri dikulit dapat berupa
rangsangan mekanis, suhu, kimiawi, atau listrik. Apabila hanya kulit yang terlibat, nyeri sering
dirasakan sebagai menyengat, tajam, meringis, atau seperti terbakar.

3
b. Deep pain

Merupakan nyeri yang terasa pada permukaan tubuh yang lebih dalam (nyeri somatik) atau pada
organ tubuh visceral. Nyeri somatis mengacu pada nyeri yang berasal dari otot, tendon, ligament,
tulang, sendi dan arteri. Struktur-struktur ini memiliki lebih sedikit reseptor nyeri sehingga
lokalisasi sering tidal jelas.

c. Reffered pain

Merupakan nyeri dalam yang disebabkan karena penyakit organ/ struktur dalam tubuh yang
ditransmisikan ke bagian tubuh di daerah yang berbeda bukan dari daerah asalnya misalnya,
nyeri pada lengan kiri atau rahang berkaitan dengan iskemia jantung atau serangan jantung.

d. Central pain

Merupakan nyeri yang didahului atau disebabkan oleh lesi atau disfungsi primer pada sistem
saraf pusat seperti spinal cord, batang otak, thalamus, dan lain-lain.

2. Nyeri berdasarkan sifatnya

a. Incidental pain

Merupakan nyeri yang timbul sewaktu-waktu lalu menghilang. Nyeri ini biasanya sering terjadi
pada pasien yang mengalami kanker tulang.

b. Steady pain

Merupakan nyeri yang timbul dan menetap serta dirasakan dalam jangka waktu yang lama. Pada
distensi renal kapsul dan iskemik ginjal akut merupakan salah satu jenis.

c. Proximal pain

Merupakan nyeri yang dirasakan berintensitas tinggi dan kuat sekali. Nyeri tersebut biasanya
menetap selama kurang lebih 10-15 menit, lalu menghilang kemudian timbul lagi.

4
3. Nyeri berdasarkan ringan beratnya

a. Nyeri ringan

Merupakan nyeri yang timbul dengan intensitas ringan. Nyeri ringan biasanya pasien secara
obyektif dapat berkomunikasi dengan baik.

b. Nyeri sedang

Merupakan nyeri yang timbul dengan intensitas yang sedang. Nyeri sedang secara obyektif
pasien mendesis, menyeringai, dapat menunjukkan lokasi nyeri dan mendiskripsikannya, dapat
mengikuti perintah dengan baik.

c. Nyeri berat

Merupakan nyeri yang timbul dengan intensitas berat. Nyeri berat secara obyektif pasien
terkadang tidak dapat mengikuti perintah tapi masih respon terhadap tindakan, dapat
menunjukkan lokasi nyeri, tidak dapat mendiskripsikannya, tidak dapat diatasi dengan alih posisi
nafas panjang.

4. Nyeri berdasarkan waktu serangan

a. Nyeri akut

Merupakan nyeri yang mereda setelah dilakukan intervensi dan penyembuhan. Awitan nyeri akut
biasanya mendadak dan berkaitan dengan masalah spesifik yang memicu individu untuk segera
bertindak menghilangkan nyeri. Nyeri berlangsung singkat (kurang dari 6 bulan) dan menghilang
apabila faktor internal dan eksternal yang merangsang reseptor nyeri dihilangkan. Durasi nyeri
akut berkaitan dengan faktor penyebabnya dan umumnya dapat diperkirakan (Asmadi, 2008).

b. Nyeri kronis

Merupakan nyeri yang berlangsung terus menerus selama 6 bulan atau lebih. Nyeri ini
berlangsung diluar waktu penyembuhan yang diperkirakan dan sering tidak dapat dikaitkan
dengan penyebab atau cedera spesifik. Nyeri kronis ini berbeda dengan nyeri akut dan
menunjukkan masalah baru, nyeri ini sering mempengaruhi semua aspek kehidupan penderitanya
dan menimbulkan distress, kegalauan emosi dan mengganggu fungsi fisik dan sosial (Potter &
Perry, 2005 dalam Handayani, 2015).

5
2.3 Penyebab Nyeri
Penyebab nyeri berhubungan dengan banyak penyakit. Banyak penyakit yang dapat
menimbulkan rasa nyeri di persarafan, seperti infeksi HIV, herpes, cedera, kanker, diabetes,
penyakit autoimun,penekanan akar saraf di tulang belakang, diabetes, kekurangan vitamin B6,
B12, dsb.

2.4 Obat Terapi Nyeri


1. Intervensi Farmakologis

A. Analgesik narkotik

Analgesik narkotik digunakan untuk meredakan rasa nyeri hebat, seperti pada fraktur dan kanker.
Analgesik narkotik adalah senyawa yang dapat menekan fungsi sistem saraf pusat secara selektif,
digunakan untuk mengurangi rasa sakit, yang sedang ataupun berat, seperti rasa sakit yang
disebabkan oleh penyakit kanker, serangan jantung akut, sesudah operasi atau penyakit ginjal.
Analgesik narkotik sering juga digunakan untuk pramedikasi anestesi, bersama-sama digunakan
dengan atropin untuk mengontrol sekresi.

Aktivitas analgesik narkotik jauh lebih besar dibandingkan dengan golongan analgesik non
narkotik, sehingga disebut pula analgesik kuat. Golongan ini pada umumnya menimbulkan
euforia sehingga banyak disalah gunakan. Pemberian obat secara terus menerus dapat
menimbulkan ketergantungan fisik dan mental atau kecanduan, dan efek ini terjadi secara cepat.
Kelebihan dosisnya dapat menyebabkan kematian karena terjadinya depresi pernafasan.

Beberapa jenis opioid di antaranya adalah morfin, oxycodone, metadon, hydromorphone,


meperidine, fenatil, kodein.

b. Analgesik lokal

Analgesik lokal bekerja dengan memblokade konduksi saraf saat diberikan langsut ke serabut
saraf.

6
c. Analgesik yang dikontrol klien

Sistem analgesik yang dikontrol klien terdiri dari infus yang diisi narkotik menurut resep,
dipasang dengan pengatur pada lubang injeksi intravena. Penggunakan narkotik yang
dikendalikan klien dipakai pada klien dengan nyeri pascabedah , nyeri kanker, krisis sel.

d. Obat-obat Nonsteroid (NSAIDs)

Obat-obat nonsteroid antiinflamasi bekerja terutama terhadap penghambatan sistensa


prostaglandin. Pada dosis rendah obat-obat ini bersifat analgesik. Pada dosis tinggi obat-obat ini
bersifat antiinflamatori sebagai tambahan dari khasiat analgesik. Prinsip kerja obat ini adalah
untuk mengendalikan nyeri sedang dari dismenorea, arthritis dan gangguan musculoskeletal yang
lain, nyeri postoperative dan migraine. NSAID digunakan untuk menyembuhkan nyeri ringan
sampai sedang.

Obat-obat yang termaksud dalam kelompok ini menghambat agresasi platelet, kontraindikasi
meliputi klien dengan gangguan koagulasi atau klien dengan terapi antikoagulan. Contohnya :
Ibuprofen, Naprosen, Indometasin, Tolmetin, pirocixam, serta keterolac (toradol). Selain itu
terdapat pula golongan NSAIDs yang lain seperti asam mefenamat, meclofenomate, serta
phenlybutazone, dll.

2. Intervrensi Nonfarmakologis

A. Tindakan fisik/ simulasi fisik

 Stimulasi kulit

Stimulasi kulit dapat dilakukan dengan cara pemberian kompres dingin, kompres hangat panas,
masase, dan stimulasi saraf elektrik transkutan TENS. Kompres dingin dapat memperlambat
impuls-impuls motorik menuju otot-otot pada area yang nyeri. Kompres dingin dan panas dapat
menghilangkan nyeri dan meningkatkan proses penyembuhan. Pilihan dengan terapi panas
dengan terapi dingin bervariasi menurut kondisi klien. Misalnya, panas lembab menghilangkan
kekakuan pada pagi hari akibat artritis, tetapi kompres dingin mengurangi nyeri akut dan sendi
yang mengalami peradangan akibat penyakit tersebut Ceccio, 1990.

7
Masase dengan menggunakan es dan kompres menggunakan kantong es merupakan dua jenis
terapi dingin yang sangat efektif untuk menghilangkan nyeri. Masase menggunakan es dilakukan
dengan menggunakan sebuah balok es yang besar atau sebuah cangkir kertas berukuran kecil,
yang disisi dengan air dan dibekukan air keluar dari cangkir saat beku untuk menciptakan
permukaan es yang lembut untuk masase. Kompres dingin dapat dilakukan di dekat lokasi nyeri,
di sisi tubuh yang berlawanan tetapi berhubungan dengan lokasi nyeri, atau di lokasi yang
terletak antara otak dan lokasi nyeri. Pengompresan di dekat lokasi aktual nyeri cenderung
memberi hasil yang terbaik. Seorang klien merasakan sensasi dingin, terbakar, dan sakit serta
baal. Apabila klien merasa baal, maka es harus diangkat.

 Stimulasi listrik

Stimulasi saraf elektris transkutan/Transcutaneous Electrical Nerve Stimulation(TENS)


menggunakan unit yang dijalankan oleh baterai dengan elektroda yang dipasang pada kulit untuk
menghasilkan sensasi kesemutan, menggetar atau mendengung pada area nyeri. TENS
menurunkan nyeri dengan menstimulasi reseptor tidak nyeri dalam area yang sama seperti pada
serabut yang mentransmisikan nyeri.
Cara kerja dari sistem ini masih belum jelas, salah satu pemikiran adalah cara ini bisa
melepaskan endorfin, sehingga bisa memblok stimulasi nyari.Bisa dilakukan dengan massase,
mandi air hangat, kompres dengan kantong es dan stimulasi saraf elektrik transkutan (TENS/
transcutaneus electrical nerve stimulation). TENS merupakan stimulasi pada kulit dengan
menggunakan arus listrik ringan yang dihantarkan melalui elektroda luar.

 Akunpuntur

Tusuk jarum atau Akupuntur adalah bentuk pengobatan tradisional dari Tiongkok yang
melibatkan penusukan kepada area tertentu pada tubuh dengan jarum tipis yang tajam, bertujuan
untuk mengaktifkan aliran chi yang disebut meridian. Meskipun metode pengobatan ini belum
teruji secara ilmiah, banyak yang percaya kalau metode ini dapat menyembuhkan berbagai
penyakit serta meredakan nyeri.

Selama bertahun-tahun, kepopuleran metode tusuk jarum atau akupuntur telah menyebar keluar
Tiongkok. Saat ini, para ahli tusuk jarum telah tersebar di seluruh belahan dunia.

8
Para ahli tusuk jarum, secara umum, tidak memiliki gelar kedokteran, kecuali mereka mengikuti
pelatihan formal untuk teknik pengobatan. Banyak dokter modern yang menggabungkan metode
tradisional ini dengan teknik pengobatan mereka sendiri. Di beberapa negara, para ahli tusuk
jarum harus memiliki izin terlebih dahulu sebelum diperbolehkan membuka praktik.

 Placebo

Placebo adalah “obat palsu” yang bentuknya dibuat mirip dengan obat asli. Obat ini sering
digunakan sebagai pembanding untuk menguji efektivitas suatu obat dalam uji klinis. Meski
tidak mengandung obat apa pun, placebo bisa menimbulkan efek semu yang membuat
penggunanya merasa lebih baik. Plcebo merupakan zat non farmakologis dalam bentuk yang
dikenal oleh klien sebagai “ obat “ seperti kaplet, kapsul, cairan injeksi dan sebagainya

B. Intervensi Perilaku Kognitif

 Relaksasi

Relaksasi otot rangka dapat menurunkan nyeri karena mengendorkan ketegangan otot. Dengan
relaksasi, klien dapat mengubah persepsi terhadap nyeri. Teknik relaksasi dapat menurunkan
nyeri dengan merilekskan ketegangan otot yang menunjang nyeri. Teknik relaksasi yang
sederhana terdiri atas napas abdomen dengan frekuensi lambat, berirama. Pasien dapat
memejamkan matanya dan bernapas dengan perlahan dan nyaman,irama yang konstan dapat
dipertahankan dengan menghitung dalam hati dan lambat bersama setiap inhalasi dan ekhalasi.
Pada saat mengajarkan teknik ini, akan sangat membantu bila menghitung dengan keras bersama
pasien pada awalnya.

 Umpan balik

Terapi perilaku yang dilakukan dengan memberikan individu informasi tentang respon nyeri
fisiologis dan cara untuk melatih kontrol volunter terhadap respon tersebut efektif untuk
mengatasi ketegangan otot dan migren dengan cara memasang elektroda pada pelipis

Umpan balik biologis didefinisikan sebagai proses tempat seseorang belajar dengan
mempengaruhi respon fisiologis yang riliabel, yang biasanya tidak berada dalam control

9
volunteer. Keberhasilan umpan balik biologis bergantung pada kemampuan individu untuk
belajar mengendalikan fungsi otonom (Judha, Sudarti, Fauziah, 2012). Pembelajaran ini terdiri
dari dua tahap, tahap pertama mengenalkan seseorang pada perubahan yang halus dan kecil
dalam fungsi tubuhnya dan tahap kedua dilakukan menggunakan peningkatan kesadaran utuh
menangkap dan merespon pada isyarat internal wanita (Mander, 2003).

 Hipnotis

Membantu mengubah persepsi nyeri melalui pengaruh sugesti positif . Hipnosis efektif dalam
meredakan nyeri dan menurunkan jumlah analgesik yang dibutuhkan pada nyeri akut dan kronis,
mekanisme kerja hipnosis tampak diperantarai oleh sistem endorphin, keefektifan hypnosis
tergantung pada kemudahan hipnotik individu, bagaimanapun pada beberapa kasus teknik ini
tidak akan bekerja (Smeltzer, 2012).

 Distraksi

Distraksi adalah mengalihkan perhatian klien untuk meningkatkan toleransi terhadap nyeri
Tujuan penggunaan teknik distraksi idalam intervensi keperawatan adalah untuk pengalihan atau
menjauhkan perhatian klien terhadap rasa nyeri salah satunya teknik distraksi imajinasi. Teknik
distraksi imajinasi dapat dilakukan untuk menurunkan nyeri. Teknik ini menggunakan imajinasi
seseorang dalam suatu cara yang direncanakan secara khusus yaitu melalui refleksi warna hijau
untuk mencapai efek positif tertentu yaitu menurunkan rasa nyeri. Tujuan penelitian ini adalah
untuk mengetahui pengaruh teknik distraksi imajinasi terbimbing melalui refleksi warna hijau
dalam mengatasi nyeri pada lansia dengan penyakit rheumatoid arthritis.

Distraksi menurunkan persepsi dengan menstimulasi system kontrol desenden, yang


mengakibatkan lebih sedikit stimulasi nyeri yang ditransmisikan ke otak, keefektifan distraksi
tergantung kemampuan pasien untuk menerima dan membangkitkan input sensori selain nyeri,
distraksi berkisar dari hanya pencegahan monoton hingga menggunakan aktivitas fisik dan
mental seperti misalnya kunjungan keluarga dan teman, menonton film, melakukan permainan
catur, mendengarkan musik, dan lain-lainnya.

 Imajinasi terbimbing

10
Imajinasi terbimbing adalah menggunakan imajinasi seseorang dalam suatu cara yang dirancang
secara khusus untuk mencapai efekpositif tertentu. Imajinasi terbimbing untuk meredakan nyeri
dan relaksasi dapat terdiri atas menggabungkan napas berirama lambat dengan suatu bayangan
mental relaksasi dan kenyamanan. Dengan mata terpejam,individu diinstruksikan untuk
membayangkan bahwa dengan setiap napas yang diekshalasi secara lambat, ketegangan otot dan
ketidaknyamanan dikeluarkan, menyebabkan tubuh rileks dan nyaman. Setiap kali napas
dihembuskan, pasien diinstruksikan untuk membayangkan bahwa udarayang dihembuskan
membawa pergi nyeri dan ketegangan. Pasien harus diinformasikan bahwa imajinasi terbimbing
dapat berfungsi hanya pada beberapa orang

11
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Nyeri adalah suatu mekanisme pertahanan bagi tubuh yang timbul bila mana jaringan sedang
dirusak yang menyebabkan individu tersebut bereaksi dengan cara memindahkan stimulus nyeri
Klasifikasi dan macam macam nyeri dibagi menjadi berdasarkan tempatnya yaitu pheriperal
pain, deep pain, reffered pain, dan central pain , berdasarkan sifatnya yaitu incidental pain
steady pain, proximal pain , berdasarkan beratnya yaitu , berdasarkan waktu serangan yaitu
nyeri akut dan nyeri kronis. Penyebab nyeri berhubungan dengan banyak penyakit.

Obat terapi nyeri terbagi menjadi Intervensi famakologi dan intervensi nonfarmakologi.
Intervensi famakologi meliput analgesik narkotik, analgesik lokal, analgesik yang di kontrol
klien, dan obat obat nonsteroid. Intervensi nonfarmakologi dibagi menjadi tindakan fisik dan
intervensi perilaku kognitif. Tindakan fisik meliputi stimulasi kulit, stimulasi electric,
akupunktur, placebo. Intervensi perilaku kognitif meliputi relaksasi, umpan balik, hipnotis,
distraksi, dan imajinasi terbimbing

3.2 Saran
Hal yang dapat kita pelajari dari makalah ini adalah berhati-hatilah ketika kita melakukan
sesuatu dalam segala hal agar tidak terjadi kecelakaan yang dapat mengakibatkan nyeri pada
tubuh kita. Jika kita merasakan nyeri pada bagian tubuh kita sebaiknya kita lakukan pemeriksaan
ke tempat kesehatan terdekat agar rasa nyeri yang terjadi pada tubuh kita tidak merambat ke
bagian tubuh lainnya.

12
DAFTAR PUSTAKA

https://id.scribd.com/doc/181681523/keterampilan-manajemen-nyeri-doc
http://repository.unimus.ac.id/696/3/BAB%20II%20TINJAUAN%20TEORI.pdf
https://www.voltaren.co.id/memahami-nyeri/apa-itu-nyeri.html
https://primayahospital.com/saraf/definisi-nyeri-tatalaksananya/

13

Anda mungkin juga menyukai