Anda di halaman 1dari 11

DESIMINASI KEPERAWATAN MATERNITAS

EFEKTIFITAS PEMBERIAN TERAPI AROMA TERAPI LAVENDER


TERHADAP PENURUNAN INTENSITAS NYERI PASIEN POST OP
SECTIO CAESAREA DI RSUD PATUH PATUT PATJU

Oleh:
1. FENI SUHADA
2. SILKA ISLAMIYATI
3. SUCI ISLAMIATY S. MALIK
4. WULAN PURNAMASARI HASAN

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN MATARAM
JURUSAN KEPERAWATAN MATARAM
PROGRAM STUDI PROFESI NERS
TAHUN 2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berkat rahmat dan karunia-Nya, kami telah menyelesaikan laporan mengenai
“Desiminasi Kasus Keperawatan Maternitas Efektifitas Pemberian Aroma Terapi
Lavender terhadap Penurunan Intensitas Nyeri Pada Pasien Post Op Sectio
Caerase”. Kami juga menyampaikan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah
membantu dalam penyusunan laporan tugas ini. Laporan ini dibuat untuk
memenuhi tugas praktik Stage Keperawatan Maternitas Prodi Profesi Ners.
Kami berharap laporan ini dapat berguna untuk kita semua. Kami
menyadari bahwa laporan ini masih belum sempurna, untuk itu kritik dan saran
sangat kami harapkan demi perbaikan penulisan laporan selanjutnya. Oleh karena
itu, kami meminta maaf bila ada kesalahan atau kekurangan dalam kata-kata
maupun penulisan.

Mataram, 6 Februari 2024

Penyusun

i
DAFTAR ISI

COVER......................................................................................................................

KATA PENGANTAR..............................................................................................i

DAFTAR ISI...........................................................................................................ii

DAFTAR LAMPIRAN...........................................................................................iv

REFLEKTIF DESIMINASI....................................................................................1

1. DIFFERENT/DOUBT......................................................................................1

2. DESCRIPTION.................................................................................................1

3. DISSECTION...................................................................................................1

4. DISCOVER.......................................................................................................2

5. DECISION.......................................................................................................5

DAFTAR ISI

ii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Standar Operasiona; Terapi Aroma Lavender

iii
iv
DESIMINASI REFLEKTIF
PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN PRODI PROFESI NERS
JURUSAN KEPERAWATAN POLTEKKES KEMENKES MATARAM

1. Differences/Doubt
Apakah pemberian aroma terapi lavender dapat menurunkan intensitas nyeri
pada pasien post operasi sactio caesarea?
2. Description
Pada saat kami praktik di ruang nifas, kami menemukan banyak pasien
dengan kondisi post operasi, dimana salah satu masalah yang ditemukan pada
pasien post operasi sactio caesare adalah nyeri pasca operasi saction caesare.
Diruangan biasanya diberikan terapi farmakologi seperti injeksi obat-obatan
untuk mengurangi intensitas nyeri, dan terkadang hanya dianjurkan relaksasi
nafas dalam sebagai terapi non farmakologi. Seperti yang kita tahu, ada
beberapa terapi non farmakologi yang dapat diterapkan untuk mengurangi
nyeri, salah satu yang dapat kita terapkan adalah pemberian aroma terapi
lavender.

3. Dissection

Pada kasus-kasus pembedahan sekitar 80% pasien mengalami nyeri


akut setelah operasi meskipun saat ini manajemen nyeri telah mengalami
kemajuan. Manajemen nyeri sangat penting untuk pasien bedah. Manajemen
nyeri post operasi berusaha dilakukan untuk mencegah efek samping dari rasa
sakit, memfasilitasi pemulihan, dan mengurangi biaya perawatan dengan
meminimalkan atau menghilangkan kesusahan pasien. Manajemen nyeri
bersifat farmakologi dan non farmakologi. Intervensi farmakologi (analgesik)
telah banyak digunakan namun pasien tidak bebas dari efek samping. Hampir
25% pasien yang menerima obat penghilang rasa sakit mengalami efek
samping. Selain itu meskipun analgesik ini banyak digunakan untuk
menghilangkan rasa sakit akut dan kronis yang parah, penelitian
menunjukkan bahwa manajemen nyeri non farmakologi dapat mengurangi
efek emosional rasa sakit, meningkatkan penyesuaian dan membuat pasien

1
percaya bahwa mereka dapat mengendalikan rasa sakit mereka, sehingga
mengurangi rasa sakit dan meningkatkan tidur.
Tindakan non farmakologi untuk mengurangi sensasi nyeri yaitu bisa
dengan menggunakan aromaterapi. Aromaterapi adalah terapi tambahan yang
dilakukan selain terapi konvensional dan terapi modalitas dengan
menggunakan sari tumbuhan aromatik murni yaitu cairan tanaman yang
mudah menguap dan senyawa aromatik disebut juga minyak esensial, minyak
esensial yang digunakan adalah bunga lavender. Lavender memiliki
kandungan kimia linalol yang bermanfaat untuk mengurangi nyeri dan
membuat rileks sistem saraf pusat (Kushariyadi & Setyoadi, 2011). Selain
mengurangi nyeri dan membuat rileks sistem saraf pusat lavender juga bisa
mengatasi depresi dan ketegangan otot, beberapa penelitian menunjukkan
bahwa aromaterapi lavender dapat mengakibatkan pengurangan rasa sakit
(Shaheen, Heather, Deborah, 2016).
4. Discover

Akibat dari prosedur pembedahan, pasien akan mengalami gangguan


rasa nyaman atau nyeri (Apriansyah, dkk, 2015). Nyeri adalah pengalaman
sensorik yang memberikan perasaan tidak menyenangkan akibat kerusakan
jaringan. Nyeri adalah suatu pengalaman sensorik yang bersifat
multidimensional. Nyeri dapat mengakibatkan perbedaan persepsi dalam
intensitas (ringan,sedang, berat), kualitas (tumpul, seperti terbakar, tajam),
durasi (transien, intermiten,persisten), dan penyebaran (superfisial atau
dalam, terlokalisir atau difus). Meskipun nyeri adalah sensasi, nyeri memiliki
komponen kognitif dan emosional, yang digambarkan dalam suatu bentuk
perasaan tidak nyaman (Edwards & Stapley, 2010). Manajemen nyeri sangat
penting untuk pasien bedah. Manajemen nyeri post operasi dilakukan untuk
mencegah efek samping dari rasa sakit, memfasilitasi pemulihan, dan
mengurangi biaya perawatan dengan meminimalkan atau menghilangkan
kesusahan pasien.
Ada banyak metode untuk mengukur skala nyeri, namun yang paling
sering digunakan antara lain: Verbal Rating Scale (VRS), Skala ini
menggunakan angka-angka 0 sampai 10 untuk menggambarkan tingkat

2
nyeri . Skala numerik verbal ini lebih bermanfaat pada periode pascabedah,
karena secara alami verbal / kata-kata tidak terlalu mengandalkan koordinasi
visual dan motorik. Skala verbal menggunakan kata - kata dan bukan garis
atau angka untuk menggambarkan tingkat nyeri. Skala yang digunakan dapat
berupa tidak ada nyeri, sedang, parah. Kemudian ada, Numeric Rating Scale
(NRS), dianggap sederhana dan mudah dimengerti, sensitif terhadap dosis,
jenis kelamin, dan perbedaan etnis. Lebih baik daripada VAS terutama untuk
menilai nyeri akut. Namun, kekurangannya adalah keterbatasan pilihan kata
untuk menggambarkan rasa nyeri, tidak memungkinkan untuk membedakan
tingkat nyeri dengan lebih teliti dan dianggap terdapat jarak yang sama antar
kata yang menggambarkan efek analgesik.
Manajemen untuk mengatasi nyeri dapat dibagi menjadi 2, yaitu
manajemen farmakologi dan manajemen non farmakologi. Manajemen
farmakologi yaitu manajemen yang berkolaborasi antara dokter dengan
perawat, yang menekankan pada pemberian obat yang mampu
menghilangkan rasa nyeri. Sedangkan manajemen non farmakologi
merupakan manajemen untuk menghilangkan rasa nyeri dengan
menggunakan teknik, yaitu pemberian kompres dingin atau panas, teknik
relaksasi, terapi hypnothis, imajinasi terbimbing, distraksi, stimulus saraf
elektrik transkutan, stimulus, terapi musik dan massage massage bisa
membuat nyaman karena akan merileksasikan otot-otot. Tatalaksana nyeri
non farmakologi dapat mempersingkat durasi nyeri yang dirasakan selama
berjam-jam bahkan berharihari, dan memiliki resiko yang sangat rendah
dalam membantu mengurangi intensitas nyeri (Sandra et al., 2020).
Salah satu talaksana nonfarmakologi yang bisa digunakan untuk
mengurangi nyeri adalah teknik relaksasi menggunakan aromaterapi lavender
(Astuti & Aini, 2020). Aroma terapi adalah metode yang tidak hanya
membantu memperbaiki gejala fisik, tetapi juga membantu gejala fisiologis,
dan dapat mengarah pada peningkatan kualitas kesehatan mental pada
manusia.(Mehta, dkk 2014). Efek aromaterapi positif karena aroma yang
segar dan harum merangsang sensori dan akhirnya mempengaruhi organ
lainnya sehingga dapat menimbulkan efek yang kuat terhadap emosi.

3
Aromaterapi ditangkap oleh reseptor dihidung, kemudian memberikan
informasi lebih jauh karena diotak yang mengontrol emosi dan memori serta
memberikan informasi ke hipotalamus yang merupakan pengatur sistem
internal tubuh, sistem seksualitas, suhu tubuh, dan reaksi terhadap stress.
Aromaterapi banyak dimanfaatkan sebagai pengobatan, khususnya
penyembuhan beragam penyakit, meskipun aromaterapi ditujukan sebagai
terapi pendukung (support therapy). Aroma terapi lavender merupakan salah
satu minyak yang paling aman sekaligus mempunyai daya antiseptik yang
kuat, antivirus dan anti jamur serta dapat meringankan nyeri dan sakit kepala.
Aromaterapi lavender bermanfaat untuk relaksasi kecemasan dan perbaikan
perasaan.
.Terapi ini bisa dilakukan dengan berbagai macam metode seperti
pijat, inhalasi, oral, dan air. Akses aromaterapi melalui hidung (inhalasi)
adalah rute yang efektif dan jauh lebih cepat dibandingkan dengan cara lain.
Aromaterapi yang dihirup mengeluarkan uap, molekul molekul uap dibawa
oleh arus udara ke silia-silia yang terdapat sel reseptor. Ketika molekul-
molekul menempel di silia, suatu pesan elektrokimia akan ditransmisikan
melalui saluran olfaktorius ke dalam sistem limbik. Hal ini akan merangsang
memori dan respon emosional. Hipotalamus berperan sebagai relay dan
regulator, memunculkan pesan-pesan yang harus disampaikan ke bagian lain
pada otak dan bagian tubuh. Kemudian, pesan yang diterima tersebut diubah
menjadi tindakan yang berupa pelepasan senyawa elektrokimia yang
menyebabkan euphoria, rileks, atau sedatif.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Afriani dan Fitriana
dalam Jurnal Profesi Keperawatan “Penerapan Teknik Distraksi Relaksasi
Aromaterapi Lavender untuk Menurunkan Nyeri Pasien Post Operasi
Apendiktomi Di RSUD RA Kartini Jepara” dapat disimpulkan bahwa
penerapan teknik distraksi relaksasi aromaterapi lavender untuk menurunkan
nyeri pasien post apendiktomi sangat efektif untuk menurunkan nyeri. Hal ini
terlihat pada studi kasus yang dilakukan terhadap NY.Y dan NY.A nyeri
mulai berkurang setelah dilakukan perawatan selama 2 hari. Tn.N skala nyeri
berkurang dari skala 6 menjadi 3 dan pada Tn.A yang awalnya skala 5

4
menjadi 3. Teknik distraksi relaksasi aromaterapi lavender yang pertama
adalah meminta pasien untuk memejamkan mata, lalu meneteskan minyak
lavender 3 tetes pada tissue atau kassa lalu dihirup pasien. Tindakan teknik
distraksi relaksasi aromaterapi lavender dilakukan selama ± 15 menit. Hal ini
sesuai penelitian yang dilakukan oleh Uswatun tentang "Penerapan Distraksi
Relaksasi Aromaterapi Lavender Untuk Mengurangi Nyeri Akut Pada Pasien
Post Operasi Di RS PKU Muhammadiyah Gombong" bahwa terdapat
perbedaan yang signifikan penurunan tingkat nyeri dari skala 6 menjadi skala
3.

5. Decision

Mahasiswa menyarankan kepada Perawat di Rumah Sakit, Pasien dan


keluarga untuk :
1. Bagi perawat agar dapat menerapkan teknik distraksi dengan pemberian
aroma terapi Lavender pada pasien post op.
2. Bagi Pasien dan Keluarga
Pasien dan Keluarga dapat menjadikan pemberian aroma terapi ini
sebagai alternatif untuk mengurangi nyeri.

5
DAFTAR PUSTAKA

Afriani, E., & Fitriana, V. (2020). Penerapan Tehnik Distraksi


Relaksasi Aromaterapi Lavender Untuk Menurunkan Nyeri Pasien
Post Operasi Di RSUD Ra Kartini Jepara. Jurnal Profesi
Keperawatan, Vo. 7 No. 2.

Farida, B. N. (2019). Pengaruh Aromaterapi Lavender Dan Terapi


Musik Klasik Terhadap Intensitas Nyeri Post Operasi Fraktur
Di Rs.Ortopedi Prof.Dr.R Soeharso Surakarta . Skripsi.

Hayati1, N. A., & Hartiti, T. (2021). Pemberian Aromaterapi


Lavender Menurunkan Intensitas Nyeri Post Op Debridement
Pada Pasien Ulkus Granulosum. Ners Muda, Vol 2 No 1.

Muzaenah, T., & Hidayati, A. B. (2021). Manajemen Nyeri Non


Farmakologi Post Operasi Dengan Terapi Spritual “Doa Dan
Dzikir”: A Literature Review. Herb-Medicine Journal, Vol. 4
No. 3.

Permatasari, E. D. (2019). Pengaruh Aromaterapi Mawar Terhadap


Tingkat Nyeri Post Operasi Di Rs Ortopedi Prof. Dr. R.
Soeharso Surakarta. Skripsi.

Tirtawati, G. A., Purwandari, A., & Yusuf, N. H. (2020).


Efektivitas Pemberian Aromaterapi Lavender Terhadap
Intensitas Nyeri Post Sectio Caesarea. Jurnal Ilmiah Bidan,
Vol. 7 No. 2.

(Widyarini & Suhartini, 2023)Widyarini, D., & Suhartini, T.


(2023). Pengaruh Terapi Seft ( Spiritual Emotional Freedom
Technique ) Dan Aromaterapi Lavender Terhadap Penurunan Nyeri
Pada Pasien Post Op Sectio. Jurnal Ilmu Kesehatan Mandira
Cendekia, Vol 2 No 1, 468–479.

Anda mungkin juga menyukai