Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

PIJAT AROMA THERAPY LAVENDER


UNTUK NYERI IBU BERSALIN

Di susun oleh :
WORO PUTRINING TYAS

UPT PUSKESMAS KASUI


KECAMATAN KASUI WAY KANAN
TAHUN 2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta
karunia-Nya kepada kami, sehingga kami berhasil menyelesaikan makalah ini yang
alhamdullah tepat pada waktunya.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karna itu kritik
dean saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi
kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata, kami sampaikan terimakasih kepada semua pihak yang telah berperan
serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga allah SWT senantiasa
meridhai segala usaha kami. Amin.

Way kanan, Januari 2023

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ........................................................................................i


KATA PENGANTAR ......................................................................................ii
DAFTAR ISI .....................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .................................................................................1
B. Rumusan Masalah ...........................................................................2
C. Tujuan Penulisan ..............................................................................2

BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Aromaterapi....................................................................3
B. Sejarah Aromaterapi..........................................................................3
C. Manfaat Aromaterapi dalam Persalinan............................................4
D. Defenisi Nyeri Persalinan.................................................................5
E. Klasifikasi Nyeri...............................................................................5
F. Efek yang Ditimbulkan Akibat Nyeri..............................................6
G. Penyebab Nyeri Persalinan...............................................................7
H. Keunikan Nyeri Persalinan...............................................................8
I. Faktor Yang Mempengaruhi Rasa Nyeri Persalinan.........................9
J. Intensitas Nyeri dan Pengukuran Skala Nyeri..................................9
K. Pengertian Persalinan........................................................................10

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan .....................................................................................12
B. Saran .................................................................................................12

DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Aromaterapi merupakan salah satu metode nonfarmakologi berikutnya
untuk mengurangi nyeri persalinan, sebuah terapi komplementer yang
melibatkan penggunaan wewangian berasal dari minyak esensial. Aromaterapi
juga dapat digunakan untuk mengurangi rasa nyeri persalinan saat persalinan,
sebab aromaterapi mampu memberikan sensasi yang menenangkan diri dan
otak, serta stress yang dirasakan (Lailiyana, dkk, 2011).
Massage Abdominal Lifting merupakan salah satu dari metode massage
yang digunakan dalam mengatasi nyeri persalinan. Massage ini dilakukan
dengan cara membaringkan pasien pada posisi terlentang dengan posisi kepala
lebih tinggi, letakkan kedua telapak tangan pada pinggang belakang pasien
kemudian secara bersamaan lakukan usapan yang berlawanan kearah puncak
perut tanpa menekan kearah dalam. Ibu yang dipijat dua puluh menit setiap
jam selama persalinan akan lebih terbebas dari rasa sakit. Hal ini disebabkan
karena pijatan merangsang tubuh untuk melepaskan senyawa endorphin yang
merupakan pereda rasa sakit. Endorphin juga dapat menciptakan rasa nyaman,
enak, rileks dan nyaman dalam persalinan. Banyak wanita yang merasa bahwa
pijatan sangat efektif dalam menghilangkan rasa sakit pada saat melahirkan
(Danuatmadja & Meiliasari, 2004).
Aromaterapi lavender dikenal sebagai efek penenang. Secara teoritis
aromaterapi lavender bekerja dengan mempengaruhi tidak hanya fisik tetapi
juga psikologi (Hutasoit, 2002). Kandungan lavender yang dapat menurunkan,
mengendorkan dan melemaskan secara spontan kontraksi uterus. Apabila
aromaterapi masuk melalui hidung secara penghirupan langsung, akan bekerja
lebih cepat karena molekul-molekul dari aromaterapi minyak esensial mudah
menguap oleh hipotalamus karena aroma tersebut diolah dan dikonversikan
oleh tubuh menjadi suatu aksi dengan pelepasan substansi neurokimia berupa
endorphin dan serotonin sehingga berpengaruh langsung pada organ
penciuman dan dipersepsikan oleh otak untuk memberikan reaksi yang

1
membuat perubahan fisiologis pada tubuh, pikiran, jiwa dan menghasilkan
efek menenangkan pada tubuh (Hutasoit, 2002). Selain itu lavender juga
menghasilkan efek terapeutik yg dapat mengendurkan otot-otot yang tegang
sehingga membuka aliran darah yang sempit (Shinobi, 2008).
Nyeri persalinan merupakan suatu kondisi yang fisiologis. Nyeri
persalinan merupakan perasaan yang tidak menyenangkan yang terjadi selama
proses persalinan. Nyeri disebabkan oleh kontraksi uterus dan dilatasi serviks.
Makin lama nyeri yang dirasakan akan bertambah kuat, puncak nyeri terjadi
pada fase aktif, dimana pembukaan lengkap sampai 10 cm. Intensitas nyeri
selama persalinan mempengaruhi kondisi psikologis ibu, proses persalinan,
dan kesejahteraan janin (Potter & Perry, 2005). Beberapa penelitian
menunjukkan bahwa pada masyarakat primitif, persalinannya lebih lama dan
nyeri, sedangkan masyarakat yang telah maju 7-14% bersalin tanpa rasa nyeri
dan sebagian besar (90%) persalinan disertai rasa nyeri.

B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang yang ada maka berikut rumusan masalahnya :
1. Bagaimana Pengertian Aromaterapi
2. Bagaimana Sejarah Aromaterapi
3. Bagaimana Manfaat Aromaterapi dalam Persalinan
4. Bagaimana Defenisi Nyeri Persalinan
5. Bagaimana Klasifikasi Nyeri
6. Bagaimana Efek yang Ditimbulkan Akibat Nyeri
7. Bagaimana Penyebab Nyeri Persalinan
8. Bagaimana Keunikan Nyeri Persalinan
9. Bagaimana Faktor Yang Mempengaruhi Rasa Nyeri Persalinan
10. Bagaimana Intensitas Nyeri dan Pengukuran Skala Nyeri
11. Bagaimana Pengertian Persalinan

C. Tujuan
Adapun tujuan dari penyusunan makalah ini adalah agar mahasiswa
dapat memahami tentang pijat aroma therapy lavender untuk nyeri ibu
bersalin.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Aromaterapi
Kata aromaterapi berarti terapi dengan memakai minyak esensial yang
ekstrak dan unsur kimianya diambil dengan utuh. Aromaterapi adalah
bagian dari ilmu herbal (herbalism) (Poerwadi, 2006, hlm. 1).
Sedangkan menurut Sharma (2009, hlm. 7) aromaterapi berarti ‘pengobatan
menggunakan wangi- wangian’. Istilah ini merujuk pada penggunaan minyak
esensial dalam penyembuhan holistik untuk memperbaiki kesehatan dan
kenyamanan emosional dan dalam mengembalikan keseimbangan badan.
Terapi komplementer (pelengkap), seperti homoeopati, aromaterapi dan
akupuntur harus dilakukan seiring dengan pengobatan konvensional .
Tumbuhan aromatik menghasilkan minyak aromatik. Apabila disuling,
senyawa yang manjur ini perlu ditangani secara hati-hati. Sebagian
besar senyawa ini akan menimbulkan reaksi kulit, tetapi jika digunakan
secara tepat, senyawa ini memilki nilai teraupetik. Senyawa ini dapat
dihirup, digunakan dalam kompres, dalam air mandi, atau dalam minyak
pijat.

B. Sejarah Aromaterapi
Aromaterapi telah digunakan sejak zaman Mesir kuno yang
memang terkenal dengan ilmu pengetahuan yang tinggi. Merekalah yang
menciptakan dan meramaikan dunia pengobatan, farmasi, parfum serta
kosmetik. Dari Mesir, aromaterapi dibawa ke Yunani, Cina, India serta
Timur Tengah sebelum masuk ke Eropa di abad pertengahan.

Pada abad ke 19 dimana ilmu kedokteran mulai terkenal, beberapa


dokter pada zaman itu tetap memakai minyak esensial dalam praktek
sehari-hari mereka. Pada zaman aromaterapi modern, aromaterapi digali oleh
Robert Tisserand yang meniulis buku The Art of aromatherapy
(Poerwadi, 2006, hlm.1).

3
Dewasa ini, riset membuktikan aneka penggunaan minyak aroma. Riset
kedokteran pada tahun-tahun belakangan ini mengungkapkan fakta bahwa
bau yang kita cium memiliki dampak penting pada perasaan kita.
Menurut hasil penelitian ilmiah, bau berpengaruh secara langsung terhadap
otak seperti obat. Misalnya, mencium lavender meningkatkan frekuensi
gelombang alfa terhadap kepala bagian belakang dan keadaan ini
dikaitkan dengan relaksasi (Sharma,2009, hlm. 13).

C. Manfaat Aromaterapi dalam Persalinan


Tidak ada yang dapat mengalahkan kecamuk perasaan seorang wanita
yang hendak melahirkan bayinya. Semua persaan cemas, senang, takut, sendu
menjadi satu. Kontraksi dimulai dari yang paling halus sampai paling keras.
Pada saat ini rasa sakit karena kontraksi bayi yang akan keluar, kadang tak
tertahankan. Beberapa cara dapat dilakukan untuk membantu mengurangi
rasa sakit, seperti epidural, inhalasi oksigen, memberikan getaran pada
pinggang bagian bawah dengan alat khusus yang tersedia di rumah sakit
(mesin TENS: Transcutaneous nerve stimulation) (Poerwadi, 2006, hlm. 47).
Cara lainnya yang dapat dipakai adalah dengan minyak esensial.
Minyak esensial yang biasa dipakai di ruang persalinan di rumah sakit di luar
negeri adalah Lavender, Clary Sage, Peppermint, Eucalyptus,
Chamomile, Frankincense, Jasmine, Rose, Lemon dan Mandarin (Poerwadi,
2006, hlm. 48). Penggunaan minyak esensial yang benar dalam persalinan
dapat mengurangi kebutuhan seorang ibu akan obat-obatan seperti pethidin.
Minyak esensial yang mengandung senyawa keton dan fenol berkhasiat bila
digunakan pada saat ini karena sifat-sifat analgesiknya (Price, 1997, hlm.
161).
Penggunaan minyak esensial untuk membantu persalinan sudah dikenal
dengan baik. Pada sebuah rumah sakit di New South Wales, Australia,
misalnya minyak cengkih dan lavender digunakan untuk memperkuat
kontraksi rahim. Umpan balik menunjukkan bahwa kedua jenis minyak ini
(campuran minyak cengkih dengan lavender) terutama berkhasiat untuk
memperkuat serta meningkatkan kontraksi dan sekaligus meredakan nyeri

4
serta gangguan kenyamanan pada persalinan (Cutter, 1992 dalam Price 1997,
hlm. 177).
Memurut Price (1997, hlm. 176) lavendula (atau Salvia sclarea)
memberikan khasiat yang mendukung karena memudahkan ibu
untuk mencapai relaksasi merupakan tujuan yang sangat penting dan
hasilnya bukan hanya mengurangi nyeri yang dirasakan oleh ibu
selama proses persalinan (Reed & Norfolk 1993) tetapi juga
memungkinkan ibu agar tetap sadar dan menikmati saat-saat terakhir
kelahiran anaknya yang unik serta sangat berharga.

D. Defenisi Nyeri Persalinan


Bobak (2004 dalam Maryunani 2010, hlm. 6) rasa nyeri pada persalinan
dalam hal ini adalah nyeri kontraksi uterus yang dapat mengakibatkan
peningkatan aktifitas sistem saraf simpatis, perubahan tekanan darah,
denyut jantung, pernafasan dengan warna kulit dan apabila tidak segera
diatasi maka akan meningkatkan rasa khawatir, tegang, takut dan stress.
Reeder (1987 dalam Maryunani 2010, hlm. 6) mengatakan bahwa
intensitas nyeri merupakan beratnya sensai nyeri.
Menurrut Niven (1992 dalam Mander, 2004, hlm. 141) terdapat faktor-
faktor tertentu yang tampak berkaitan dengan nyeri persalinan yang hebat
yaitu bayi besar, primipara, tubuh ibu yang kecil dan intervensi obstetrik.
Menurut Melzack dan Wall (1988 dalam Jones, 2006, hlm. 362) Rasa
nyeri tergantung pada banyak faktor psikososial. Derajat dan kualitas nyeri
yang dirasa ditentukan oleh pengalaman sebelumnya dan seberapa baik
pengalaman tersebut diingat. Persepsi nyeri juga bergantung pada
pemahaman tentang penyebab nyeri dan kemampuan untuk memikul
konsekuensinya, yang semuanya tercakup dalam budaya tempat tinggal
orang tersebut.

E. Klasifikasi Nyeri
Menurut Maryunani (2010, hlm. 9) klasifikasi nyeri umumnya
dibagi 2, yaitu nyeri akut dan nyeri kronis :

5
a. Nyeri akut merupakan nyeri yang timbul secara mendadak dan
cepat menghilang, tidak melebihi 6 bulan dan ditandai adanya
peningkatan tegangan otot
b. Nyeri kronis merupakan nyeri yang timbul secara perlahan-lahan
biasanya berlangsung dalam waktu cukup lama yaitu lebih dari 6
bulan. Yang termasuk dalam kategori nyeri kronis adalah nyeri
terminal, sindrom nyeri kronis dan psikosomatik.
Selain klasifikasi nyeri di atas, terdapat jenis nyeri yang spesifik,
di ntaranya (a) Nyeri somatic dan visceral yaitu bersumber dari kulit
dan jaringan di bawah kulit (supervisial) pada otot dan tulang. Nyeri somatic
dan visceral berbeda karakteristiknya terutama kualitas nyeri, lokalisasi,
sebab- sebabnya, dan gejala yang menyertainya, (b) Nyeri menjalar
(Referrent pain) dimana nyeri terasa pada daerah lain daripada yang
mendapat ransang, misalnya pada serangan jantung akan mengeluh nyeri
yang menjalar kebawah lengan kiri sedangkan jaringan yang rusak terjadi
pada miokardium, (c) Nyeri psikogenik yaitu nyeri yang tidak diketahui
secara fisik, biasanya timbul dari pikiran pasien atau psikologis, (d) Nyeri
phantom dari ektremitas yaitu nyeri pada salah satu ekstremitas yang telah
diamputasi, (e) Nyeri neurologis yang timbul dalam berbagai bentuk,
dimana neuralgia adalah nyeri yang tajam (Bare, B. G., & Smeltzer, S. C.,
2001, hlm. 213).
Menurut Jones (2006, hlm. 362) nyeri persalinan, bukan semata-mata
akibat dari trauma atau penyakit. Menghubungkan nyeri persalinan
dengan sebagian besar kondisi patologis akut dan kronik lain telah
mengarah pada persepsi bahwa nyeri persalinan dapat diatasi dengan metode
farmakologi modern. Namun peningkatan tuntutan akan metode pelengkap
untuk pengendalian nyeri persalinan menunjukkan bahwa sebenarnya wanita
tidak melihat obat-obatan sebagai sesuatu yang ideal.

F. Efek yang Ditimbulkan Akibat Nyeri


Menurut Maryunani (2010, hlm. 24) terdapat beberapa aspek yang
berkaitan dengan nyeri pada persalinan dapat mempengaruhi proses kelahiran

6
itu sendiri. Nyeri yang diakibatkan oleh persalinan dapat disimpulkan
menjadi beberapa hal di bawah ini :

a. Psikologis : Penderitaan, ketakutan dan kecemasan.

b. Kardiovaskuler : Peningkatan kardiak output, tekanan darah, frekuensi


nadi, dan resisten perifer sistemik.
c. Neuroendokrin : Stimulasi sistem simpato-adrenal, peningkatan
kadar plasma katekolamin, Adrenocorticotropic Hormone (ACTH),
kortisol, Antideuretic Hormone (ADH), B-endorfin, B-lipoprotein,
renin, angiotensin.
d. Metabolil : Peningkatan kebutuhan O2, asidosis laktat,
hiperglikemia, lipolisis.
e. Gastrointestinal : Penurunan pengosongan lambung. f. Rahim/uterus :
Inkoordinasi kontraksi uterus/rahim.
g. Uteroplasental : Penurunan aliran darah uteroplasental. h. Fetus/janin :
Asidosis akibat hipoksia pada janin.

G. Penyebab Nyeri Persalinan


Maryunani (2010, hlm. 19) mengatakan bahwa penyebab nyeri
persalinan yaitu :
a. Menurut beberapa penelitian menyatakan nyeri persalinan disebabkan
karena : 1). Penekanan pada ujung ujung syaraf antara serabut otot
dari korpus fundus uterus. 2). Adanya iskemik miometrium dan serviks
karena kontraksi sebagai konsekuensi dari pengeluaran darah dari uterus
atau karena adanya vasokontriksi akibat aktivitas berlebihan dari syaraf
simpatis. 3). Adanya proses peradangan pada otot uterus. 4). Kontraksi
pada serviks dan segmen bawah rahim menyebabkan rasa takut yang
memacu aktivitas berlebih dari syaraf simpatis. 5). Adanya dilatasi dari
serviks dan segmen bawah rahim. Nyeri persalinan kala I terutama
disebabkan karena dilatasi serviks dan segmen bawah rahim oleh
karena adanya dilatasi, peregangan dan kemungkinan robekan
jaringan selama kontraksi. 6). Rasa nyeri pada setiap fase persalinan

7
dihantarkan oleh segmen saraf yang berbeda-beda. Nyeri pada kala I
terutama berasal dari uterus.

b. Menurut kala persalinan


Nyeri berkaitan dengan kala I persalinan adalah unik dimana nyeri ini
menyertai proses fisiologis normal. Nyeri selama kala I persalinan
berasal dari :
1) Dilatasi serviks, dimana merupakan sumber nyeri yang
utama.
2) Peregangan segmen uterus
bawah.
3) Tekanan pada struktur-struktur yang
berdekatan.
4) Hipoksia pada sel-sel otot uterus selama kontraksi (Wesson,
2000)
5) Area nyeri meliputi dinding abdomen bawah dan area-area pada
bagian lumbal bawah dan sakrum atas.

H. Keunikan Nyeri Persalinan


Menurut Maryunani (2010, hlm. 15) nyeri persalinan mempunyai
keunikan dibandingka n nyeri lainnya karena :
a. Nyeri persalinan merupakan bagian dari proses yang normal sedangkan
nyeri yang lainnya biasanya mangikuti kondisi patologisnya.
b. Pada nyeri persalinan ada waktu untuk mempersiapkannya karena
datangnya sudah dapat diperkirakan yaitu apabila sudah masuk proses
persalinan.
c. Nyeri persalinan mempunyai batas dan dapat hilang dengan sendirinya
(self- limiting)
d. Nyeri persalinan tidak konstan tetapi bersifat intermitten :
1) Pada kala I, nyeri merupakan akibat penipisan dan pembukaan
serviks.
a). Pada pembukaan 0-3 cm, nyeri dirasakan sakit dan tidak

8
nyaman.

b). Pada pembukaan 4-7 cm, nyeri dirasakan agak menusuk.


c). Pada pembukaan 7-10 cm, nyeri terasa menjadi lebih hebat,
menusuk dan kaku.
2). Pada awal II, nyeri timbul disebabkan oleh penurunan kepala janin
yang menekan dan menarik bagian-bagian di daerah panggul.
e. Kelahiran bayi dan kondisi janin akan mempengaruhi kondisi emosional
ibu sehingga dapat berpengaruh pada rasa nyeri (Rachmawati, 2003).

I. Faktor Yang Mempengaruhi Rasa Nyeri Persalinan


Faktor- faktor yang mempengaruhi nyeri persalinan yaitu : a) usia
wanita yang sangat muda dan ibu yang tua mengeluh tingkat nyeri persalinan
yang lebih tinggi, b) primipara mengalami nyeri yang lebih besar pada awal
persalinan, sedangkan multipara mengalami peningkatan tingkat nyeri
setelah proses persalinan dengan penurunan cepat pada persalinan kala II, c)
wanita yang mempunyai pelvis kecil, bayi besar, bayi dengan presentasi
abnormal, d) wanita yang mempunyai riwayat dismenorea dapat
mengalami peningkatan persepsi nyeri, kemungkinan karena produksi
kelebihan prostaglandin, e) kecemasan akan meningkatkan respon
individual terhadap rasa sakit, ketidaksiapan menjalani proses
melahirkan, dukungan dan pendamping persalinan, takut terhadap hal
yang tidak diketahui, pengalaman buruk persalinan yang lalu juga akan
menambah kecemasan, sehingga menimbulkan peningkatan ransang
nosiseptif pada tingkat korteks serebral dan peningkatan sekresi katekolamin
yang juga meningkatkan ransang nosiseptif pada pelvis karena penurunan
aliran darah dan terjadi ketegangan otot, f) faktor sosial dan budaya dimana
beberapa budaya mengharapkan stoicisme (sabar dan membiarkannya)
sedang budaya yang lainnya mendorong keterbukaan untuk menyatakan
perasaan (Walsh, 2007. hal. 261).

J. Intensitas Nyeri dan Pengukuran Skala Nyeri


Menurut Maryunani (2010, hlm. 32) indikator adanya dan intensitas

9
nyeri yang paling penting adalah laporan ibu tentang nyeri itu sendiri.
Namun demikian, intensitas nyeri juga dapat ditentukan dengan berbagai
macam cara. Salah satunya adalah dengan menanyakan pada ibu untuk
menggambarkan nyeri atau tidak nyamannya.
Untuk mengukur skala nyeri dapat digunakan alat yang berupa
Verba l Descriptor Scale (VDS) yang terdiri dari sebuah garis lurus
dengan 5 kata penjelas dan berupa urutan angka 0 sampai 10 yang
mempunyai jarak sama sepanjang garis. Gambaran tersebut disusun dari
“tidak nyeri” sampai nyeri yang tidak tertahankan atau nyeri sangat berat”

Gambar 1. Verbal Descriptor Scale (VDS)

Keterangan :
0 : Tidak nyeri.
1-3 : Nyeri ringan : secara obyektif klien dapat berkomunikasi dengan baik.
4-6 : Nyeri sedang : secara obyektif klien mendesis, menyeringai, dapat
menunjukkan lokasi nyeri, dapat mendeskripsikannya, dapat
mengikuti perintah dengan baik.
7-9 : Nyeri berat : secara obyektif klien terkadang tidak dapat mengikuti
perintah tapi masih respon terhadap tindakan, dapat
menunjukkan

lokasi nyeri, tidak dapat mendeskripsikannya, tidak dapat diatasi


rasa nyeri.
10 : Nyeri sangat berat : pasien sudah tidak mampu lagi
berkomunikasi, memukul (Suddarth dan Brunner Smeltzer, 2002, hal.
218).

K. Pengertian Persalinan
Persalinan dan kelahiran normal adalah proses pengeluaran yang

10
terjadi pada kehamilan cukup bulan (37-42 minggu), lahir spontan dengan
presentasi belakang kepala yang berlangsung dalam waktu 18-24 jam,
tanpa komplikasi baik pada ibu maupun pada janin (Sumarah, Widyastuti &
Wiyati, 2009, hlm. 2).
Beberapa jam terakhir pada kehamilan manusia ditandai dengan
kontraksi uterus yang menyebabkan dilatasi serviks dan mendorong janin
melalui jalan lahir. Banyak energi dikeluarkan pada waktu ini, oleh karena
itu penggunaan istilah labor (kerja keras) dimaksudkan untuk
menggambarkan proses ini. Kontraksi miometrium pada persalinan terasa
nyeri, sehingga istilah nyeri persalinan digunakan untuk mendeskripsikan
proses ini (Williams, 2006, hlm.
274).

11
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Kata aromaterapi berarti terapi dengan memakai minyak esensial yang
ekstrak dan unsur kimianya diambil dengan utuh. Aromaterapi adalah bagian
dari ilmu herbal (herbalism) (Poerwadi, 2006, hlm. 1).
Aromaterapi telah digunakan sejak zaman Mesir kuno yang memang
terkenal dengan ilmu pengetahuan yang tinggi. Merekalah yang menciptakan dan
meramaikan dunia pengobatan, farmasi, parfum serta kosmetik. Dari Mesir,
aromaterapi dibawa ke Yunani, Cina, India serta Timur Tengah sebelum
masuk ke Eropa di abad pertengahan.
Bobak (2004 dalam Maryunani 2010, hlm. 6) rasa nyeri pada persalinan
dalam hal ini adalah nyeri kontraksi uterus yang dapat mengakibatkan
peningkatan aktifitas sistem saraf simpatis, perubahan tekanan darah,
denyut jantung, pernafasan dengan warna kulit dan apabila tidak segera
diatasi maka akan meningkatkan rasa khawatir, tegang, takut dan stress.
Reeder (1987 dalam Maryunani 2010, hlm. 6) mengatakan bahwa
intensitas nyeri merupakan beratnya sensai nyeri.

B. Saran

Demikianlah makalah sederhana tentang pijat aroma therapy ini. Semoga


bermanfaat bagi pembaca sekalian.
Setelah memperoleh materi ini mahasiswa dapat menjelaskan tentang
efektifitas pijat aroma therapy lavender untuk nyeri ibu bersalin.

12
DAFTAR PUSTAKA

Bobak, L dan Jensen. (2004). Buku Ajar Keperawatan Maternitas. Edisi 4. Jakarta
: EGC.
Dasna. 2013. Efektivitas Terapi Aroma Bunga Lavender (Lavandula
Angustifolia) terhadap Penurunan Skala Nyeri pada Klien Infark
Miokard. http://jom.unri.ac.id/index.php/JOMPSIK/a rticle/view/8338.
Hutasoit A. S. (2002). Panduan Praktis Aromatherapy untuk Pemula. Jakarta: PT
Gramedia Pustaka Utama.
Judha Dkk. 2012. Teori Pengukuran Nyeri dan Nyeri Persalinan. Yogyakarta :
Nuha Medika.
Lailiyana, dkk. 2011. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Persalinan. Jakarta : EGC.
Maryunani. 2010. Nyeri dalam Persalinan Teknik dan Cara Penanganannya.
Jakarta : Trans Info Media
Meiliasari, M., dan Danuatmaja, B. (2004). Persalinan Normal Tanpa Rasa Sakit.
Jakarta : Puspa Swara
Poerwadi, R. 2006. Aromaterapi Sahabat Calon Ibu. Jakarta: Dian Rakyat.
Potter & Perry. (2005). Buku Ajar Fundamental keperawatan konsep, proses dan
praktik. Edisi 4 volume 1. Jakarta : EGC
Price, S., & Price, L. (1999). Aromatherapy for Health (2 ed.). Churchill
Livingstone.
Sharma. (2009). Aroma Therapy Terjemahan Alexander Sindoro. Jakarta :
Kharisma Publishing.
Shinobi. (2008). Pijat aromaterapi. Available from URL:
http://id.88db.com/id/Discussion_reply.page/Health_Medical/?
DiscID=1309. [Accessed 10 Januari 2018]
Sumarah, Widyastuti, Y.& Wiyati, N. (2009) Perawatan Ibu Bersalin (Asuhan
Kebidanan pada Ibu Bersalin). Yogyakarta: Penerbit Fitramay
Walsh, Linda V. 2007. Buku Ajar Kebidanan Komunitas. Jakarta: EGC.
Yuliatun, Laily. 2008. Penanganan Nyeri Persalinan dengan Metode
Nonfarmakologis. Malang: Bayumedia Publishing

13

Anda mungkin juga menyukai