HALAMAN SAMPUL
Disusun oleh
Kelompok 4
Anggota :
1. Deva Anggun Irvanita (2200017021)
2. Anggun Putri Maharani (2200017025)
Disetujui oleh :
ii
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan nikmat serta hidayah-
Nya terutama nikmat kesempatan dan kesehatan sehingga penulis dapat
menyelesaikan makalah mata kuliah biokimia. Kemudian shalawat beserta salam
kita sampaikan kepada Nabi besar kita Muhammad SAW yang telah memberikan
pedoman hidup yakni al-qur’an dan sunnah untuk keselamatan umat di dunia.
Makalah ini merupakan salah satu tugas mata kuliah Biokimia di program
studi biologi Fakultas Sains dan Teknologi Terapan Universitas Ahmad Dahlan.
Selanjutnya penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Ibu
Dr., Novi Febrianti M.Si. selaku dosen pembimbing mata kuliah biokimia dan
kepada segenap pihak yang telah memberikan bimbingan serta arahan selama
penulisan makalah ini.
Penulis
iii
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL............................................................................................i
LEMBAR PENGESAHAN...................................................................................ii
KATA PENGANTAR............................................................................................iii
DAFTAR ISI..........................................................................................................iv
DAFTAR TABEL...................................................................................................v
ABSTRAK.............................................................................................................vi
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
BAB IV PEMBAHASAN.......................................................................................6
5.1 Kesimpulan...................................................................................................12
5.2 Saran..............................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................13
LAMPIRAN..........................................................................................................16
iv
DAFTAR TABEL
v
ABSTRAK
Insomnia merupakan masalah tidur yang umum terjadi pada lansia. Gangguan
tidur ini dapat berdampak negatif pada kualitas hidup dan kesehatan fisik serta mental
lansia. Salah satu pendekatan non-farmakologis yang digunakan untuk mengatasi
insomnia adalah aroma terapi, khususnya dengan menggunakan minyak esensial lavende
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengevaluasi pengaruh aroma terapi lavender
dalam mengatasi insomnia pada lansia. Metode yang digunakan adalah melalui tinjauan
literatur yang mencakup penelitian eksperimental dan uji klinis yang relevan yang telah
dilakukan sebelumnya. Hasil tinjauan literatur menunjukkan bahwa aroma terapi lavender
dapat membantu meningkatkan kualitas tidur pada lansia yang mengalami insomnia.
Lavender memiliki sifat relaksasi dan efek menenangkan yang dapat membantu
mengurangi kecemasan dan meningkatkan tidur yang nyenyak. Minyak esensial lavender
dapat digunakan dalam berbagai bentuk, seperti pijatan aromaterapi, difusor udara, atau
kantong aromaterapi yang ditempatkan di bawah bantal. Meskipun hasil penelitian
menunjukkan manfaat aroma terapi lavender dalam mengatasi insomnia pada lansia,
perlu diingat bahwa setiap individu dapat merespons aroma terapi dengan cara yang
berbeda. Beberapa lansia mungkin lebih sensitif terhadap aroma atau memiliki reaksi
alergi terhadap minyak esensial lavender. Konsultasikan dengan ahli aroma terapi atau
profesional kesehatan sebelum menggunakan aroma terapi lavender. Dalam
kesimpulannya, penggunaan aroma terapi lavender dapat menjadi pendekatan yang
efektif dan alami untuk mengatasi insomnia pada lansia. Namun, diperlukan penelitian
lebih lanjut yang melibatkan sampel yang lebih besar dan metode penelitian yang lebih
canggih untuk memvalidasi temuan ini secara lebih mendalam.
ABSTRACT
Insomnia is a common sleep problem in the elderly. This sleep disorder can have
a negative impact on the quality of life and physical and mental health of the elderly. One
of the non-pharmacological approaches used to treat insomnia is aromatherapy, especially
using lavender essential oil. The purpose of this study was to evaluate the effect of
lavender aromatherapy in overcoming insomnia in the elderly. The method used is
through a literature review that includes experimental research and relevant clinical trials
that have been carried out before. The results of a literature review show that lavender
aromatherapy can help improve sleep quality in elderly people who experience insomnia.
Lavender has relaxing properties and a calming effect that can help reduce anxiety and
promote restful sleep. Lavender essential oil can be used in many forms, such as
aromatherapy massages, air diffusers, or aromatherapy bags placed under pillows.
Although research results show the benefits of lavender aromatherapy in overcoming
insomnia in the elderly, keep in mind that each individual may respond to aromatherapy
in a different way. Some seniors may be more sensitive to scents or have an allergic
reaction to lavender essential oil. Consult an aromatherapist or healthcare professional
before using lavender aromatherapy. In conclusion, the use of lavender aromatherapy can
be an effective and natural approach to dealing with insomnia in the elderly. However,
further studies involving larger samples and more sophisticated research methods are
needed to validate these findings in greater depth.
vi
1
BAB I PENDAHULUAN
lanjut usia (lansia) apabila usianya 65 tahun ke atas. Lanjut usia bukan suatu
l l l l l l l l l l l l l l l l
penyakit, namun merupakan tahap lanjut dari suatu proses kehidupan yang
l l l l l l l l l l l
lingkungan. Lanjut usia mengalami penurunan efektifitas tidur pada malam hari l l l l l l l l l l l l
70% sampai 80% dibandingkan dengan usia muda. Presentase penderita insomnia l l l l l l l l l l
lebih tinggi dialami oleh orang yang lebih tua, dimana 1 dari 4 pada usia 60 tahun l l l l l l l l l l l l
atau lebih mengalami sulit tidur yang serius (Kurnia, 2009). Insomnia adalah
l l l l l l l l l l
gejala kelainan dalam tidur berupa kesulitan berulang untuk tidur atau
l l l l l l l l l l l
oleh adanya suatu penyakit atau akibat adanya permasalahan psikologis. Dalam
l l l l l l l l l l l l l l l l l l
hal ini, bantuan medis atau psikologis akan diperlukan (Hariana, 2004; Susilo dan
l l l l l l l l l l l l
Wulandari, 2011). l l
yang artinya dari total 238 juta penduduk Indonesia sekitar 23 juta jiwa
l l l l l l l l l l
(2009) pada kelompok lanjut usia 40 tahun dijumpai 7% kasus yang mengeluh l l l l l l l l
mengenai masalah tidur. Hal yang sama dijumpai pada kelompok usia 70 tahun, l l l l l l l l l l l l l
sebanyak 22% mengeluhkan masalah tidur. Pada usia lebih dari 50 tahun, angka
l l l l l l l l l l l l l
kejadian insomnia sekitar 30% (Siregar, 2011). Sebagian besar lansia mempunyai
l l l l l l l l l l l
resiko tinggi mengalami gangguan tidur akibat berbagai faktor. Orang lanjut usia l l l l l l l l l l l l
yang sehat sering mengalami perubahan pada pola tidurnya yaitu memerlukan
l l l l l l l l l l l l
waktu yang lama untuk dapat tidur. Proses patologis terkait usia dapat
l l l l l l l l l l l
kurang lebih 40-50% dari populasi usia lanjut menderita gangguan tidur.
l l l l l l l l
Tidur adalah perilaku penarikan diri secara terus menerus dan tidak l l l l l l l l l l
merupakan terapi dengan memakai minyak esensial yang ekstrak dan unsur l l l l l l l l l l l
kimianya diambil dengan utuh. Aromaterapi adalah bagian dari ilmu herbal
l l l l l l l l l l l l l l
b. Mengetahui kualitas tidur pada lansia sesudah diberikan aroma terapi lavender.
l l l l l l l l l l l l l
a. Bagi Peneliti
l l
intervensi pemberian yang tepat pada penderita dengan kualitas tidur yang l l l l l l l l l l
b. Bagi Responden l
alami yang ditentukan oleh Tuhan Yang Maha Esa, semua orang akan mengalami
l l l l l l l l l l l l l l l
proses menjadi tua dan masa tua menjadi masa hidup manusia yang terakhir l l l l l l l l l l l l l
bertahap. Menurut Word Health Organization (WHO) lanjut usia (lansia) adalah
l l l l l l l l l l l l
kelompok penduduk yang berumur usia pertengahan (middle age) 45-59 tahun, l l l l l l
usia lanjut (elderly) 60-74 tahun, usia tua (old) 75-90 tahun, usia sangat tua (very
l l l l l l l l l l
old) diatas 90 tahun. Secara global pada tahun 2013 proposi dari populasi
l l l l l l l l l l l
penduduk berusia lebih dari 60 tahun adalah 11,7% dari total populasi dunia dan l l l l l l l l l l l
usia harapan hidup. Data WHO menunjukan pada tahun 2000 usia harapan hidup
l l l l l l l l l l l l l l
orang di dunia adalah 66 tahun, pada tahun 2012 naik menjadi 70 tahun dan pada
l l l l l l l l l l l l l l l
tahun 2013 menjadi 71 tahun, jumlah proposi lansia di Indonesia juga bertambah
l l l l l l l l l l
setiap tahunnya. Data WHO pada tahun 2009 menunjukan lansia berjumlah 7,49%
l l l l l l l l l l l l
dari total populasi, tahun 2011 menjadi 7,69% dan pada tahun 2013 didapatkan
l l l l l l l l l l l l
berstruktur lanjut usia (aging structured population) karena jumlah penduduk yang l l l l l l l l
berusia 60 tahun ke atas sekitar 7,18%. Pada tahun 2010 jumlah lansia sebanyak
l l l l l l l l l l l l l
14,439,967 jiwa (7,18%) dan pada tahun 2010 mengalami peningkatan menjadi l l l l l l l l l l
23,992,553 jiwa (9,77%) sementara pada tahun 2011 jumlah lansia sebesar 20 juta l l l l l l l l l l l
jiwa (9,51%), dengan usia harapan hidup 67,4 tahun, pada tahun 2016 mengalami
l l l l l l l l l l l l
peningkatan sebesar 22,630,882 jiwa dan pada tahun 2020 diperkirakan sebesar l l l l l l l l l l l
28,8 juta (11,34%), dengan usia harapan hidup 71,1 tahun (Depkes, 2016). Jumlah l l l l l l l l
penduduk lansia yang berumur 65 tahun di Provinsi Jawa Tengah dari tahun ke l l l l l l l l l
tahun terus mengalami peningkatan, yaitu di tahun 2014 berjenis kelamin laki –
l l l l l l l l l
1.315.202 jiwa dengan ini jumlah total keseluruhan yang berjenis kelamin laki – l l l l l l l l
insomnia. Kasus insomnia di Amerika Serikat berkisar 30% dan 60%. Kasus l l l l l l l l l
insomnia di Indonesia pada lansia cukup tinggi yaitu sekitar 67%. Penuaan dapat l l l l l l l l l l l l
mengubah pola tidur seseorang. Pada usia sekitar 53 tahun, mulai terjadi l l l l l l l l l l
penurunan gelombang tidur sehingga pada usia tua kuantitas tidur yang dalam l l l l l l l l l l l l
pada seseorang akan berkurang (Cooke dan Ancoli-Israel et al, 2011). Insomnia
l l l l l l l l l l l
tidur (Budi, 2011 dalam mukti, 2012). Semakin bertambahnya usia berpengaruh l l l l l l l l
terhadap penurunan dari periode tidur, kebutuhan tidur akan berkurang dari usia
l l l l l l l l l l
4
bayi sampai lanjut usia. Usia 60 tahun ke atas rata-rata 6 jam sehari, sedangkan
l l l l l l l l l l l l l l l l l
lansia yang berusia lebih dari 60 tahun sering menyampaikan keluhan gangguan
l l l l l l l l l l l l
Kebutuhan dan pola tidur lansia normal pada usia lanjut adalah tidur l l l l l l l l l l l l l
sekitar 6 jam sehari. Usia lanjut mengalami tidur 6-7 jam sehri karena adanya
l l l l l l l l l l l l l
menurun atau hilang, hal ini membuat tidur usia lanjut menjadi lebih singkat atau l l l l l l l l l l l
berkurang dibandingkan dengan orang dewasa yang rata-rata 8 jam sehari. Usia l l l l l l l l l l l l l l l
lanjut yang tidurnya lebih dari 7 jam, hal ini dimungkinkan lansia mampu
l l l l l l l l l l
(Khasanah, 2012). Ketika insomnia tidak diatasi akibat yang muncul penyakit
l l l l l l l l l l l l
lansia yaitu memiliki peningkatan resiko penyakit diabetes militus, tekanan darah
l l l l l l l l l l l
2017).
Terapi untuk penanganan insomnia dibagi menjadi 2 jenis yaitu terapi l l l l l l l l l
termasuk penanganan yang aman dan efektif, dan tanpa efek samping seperti
l l l l l l l l l l l l
komplementer bisa dilakukan dengan cara terapi herbal, pijat (massage), terapi l l l l l l l l l l l l
aromaterapi, dan hidroterapi (Budhi, 2013). Hidropati atau terapi air adalah istilah
l l l l l l l l l l l l l l
yang digunakan untuk merujuk pada sebuah sistem perawatan penyakit dengan
l l l l l l l l l l l
menggunakan media air (Kulkurani dan Eddy, 2005). Aromaterapi adalah salah l l l l l l l l l l l l l l
satu metode terapi keperawatan yang menggunakan bahan cairan tanaman yang
l l l l l l l l l l l l l l l l
mudah menguap atau dikenal sebagai minyak esensial yang dapat mempengaruhi
l l l l l l l l l l l l l
suasana hati atau kesehatan seseorang, salah satunya aroma terapi lavender yang
l l l l l l l l l l l l l l l l l l
pustaka. Jenis penelitian ini digunakan oleh penulis untuk memperoleh data yang
l l l l l l l l
bersifat teoritis sebagai landasan teori ilmiah, yaitu dengan memilih dan
l l l l l l l l l l
Dokumen yang digunakan dalam tulisan ini adalah review jurnal yang saling
l l l l l l l l l l l l
berkaitan. Pemilihan jurnal menggunakan kata kunci aroma terapi lavender untuk
l l l l l l l l l l l l
penelitian pengaruh aroma terapi lavender pada lansia di berbagai daerah, daerah
l l l l l l l l l l l l l l l l
Grobogan, Panti Werdha Guna Budi Bhakti Medan, Desa Koto Tuo Puskesmas 2
l l l l l l l l
XIII Kota Kampar, Desa Pancuranmas Magelang, Desa Lembana dan Desa
l l l l l l l l l l l l l l
Semarang. l l
6
BAB IV PEMBAHASAN
Hasil dan pembahasan yang diperoleh dari penelitian berbagai review l l l l l l l l l l
jurnal tentang aroma terapi lavender untuk mengatasi insomnia di berbagai daerah
l l l l l l l l l l l l l
pada lansia dalam berbagai perlakuan. Yang pertama pada lansia Banjar Tangtu
l l l l l l l l l l l l l l l l l l l l
insomnia lansia pada kelompok perlakuan setelah diberikan aroma terapi lavender l l l l l l l l l l l l l
adalah 6,36 termasuk kategori rendah dengan nilai minimum 4 dan maximum 9.
l l l l l l l l l l
Rata-rata skor tingkat insomnia lansia pada kelompok kontrol post test adalah
l l l l l l l l l l l l l
6,91 termasuk kategori rendah dengan nilai minimum 4 dan maximum 10. Hasil l l l l l l l l
penelitian ini sesuai dengan teori Nuraini. (2014) aroma wangi yang ditimbulkan l l l l l l l l l
dari lavender dipercaya mempunyai efek yang sensitive terhadap sistem limbik di
l l l l l l l l
otak, dimana bagian tersebut berhubungan dengan emosional dan memori pada
l l l l l l l l l l l
manusia. Molekul yang dilepaskan ke udara adalah sebagai uap air. Ketika uap air
l l l l l l l l l l l l l l l l l
yang mengandung komponen kimia tersebut dihirup, akan diserap tubuh melalui
l l l l l l l
hidung dan paru-paru yang kemudian masuk ke aliran darah. Uap aromaterapi l l l l l l l l l l l l l l
dihirup, molekul uap tersebut akan berjalan mempengaruhi sistem limbik otak l l l l l l l
yang bertanggung jawab dalam sistem integrasi dan ekspresi perasaan, belajar,
l l l l l l l l l l l l l
Selanjutnya yang kedua hasil penelitian dari pengaruh rendam kaki dengan l l l l l l l l l l l
aroma terapi lavender pada lansia di Kabupaten Grobogan. Dari hasil uji analisis
l l l l l l l l l l l l l l l
dengan menggunakan uji paired samples t-test diperoleh nilai p 0.000 < 0.05 maka
l l l l l l l l
16.58. Insomnia dapat disebabkan oleh beberapa faktor, yang paling banyak l l l l l l l l l l l l
menjadi penyebab insomnia adalah masalah psikologi. Oleh karena itu menangani
l l l l l l l l l l l l l
(stress), problem psikiatri (depresi), sakit fisik, faktor lingkungan, gaya hidup, l l l l l l
Gangguan Insomnial l l
Insomnia l
pada lansia di Panti Werdha Guna Budi Bhakti Medan. Perubahan pola tidur
l l l l l l l l l l l l
tidur (Saryono dan Widianti, 2011). Kualitas dan kuantitas tidur dipengaruhi oleh l l l l l l l l l
sedangkan pada post test terjadi penurunan tingkat insomnia menjadi 13 orang
l l l l l l l l l l
insomnia ringan dan 2 orang insomnia sedang. Uji statistik Wilcoxon Signed l l l l l l l
Ranks Test diperoleh nilai probabilitas p 0,000 < 0,005 yang berarti terdapat
l l l l l l l l
Insomnia l Insomnia l
Ringan l 0 13 0,000
Sedang l 14 2
Berat l 1 0
lavender pada lansia di Desa Koto Tuo Wilayah Kerja Puskesmas 2 XIII Koto
l l l l l l l l l l
Terhadap Penurunan Insomnia Pada Lansia Di Desa Koto Tuo Wilayah Kerja
l l l l l l l l l l l l
Puskesmas 2 XIII Koto Kampar Tahun 2020” terdapat perbedaan rata-rata nilai l l l l l l l l l l l l l
mean sebelum pemberian aroma terapi lavender sebesar 48,50 dan sesudah
l l l l l l l l l
8
diberikan aroma terapi lavender sebesar 43.29. Berdasarkan uji T-test diperoleh
l l l l l l l l l
nilai p value 0,01 ( p<0,05 ) artinya secara statistik ada perbedaan signifikan
l l l l l l l l l l l l
penurunan insomnia pada lansia antara sebelum dan sesudah pemberian aroma l l l l l l l l l l l l l l
terapi lavender. l l
Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Dian Sari dan l l l l l l l l l l l
Devid Leonard (2018) dengan judul Pengaruh aroma terapi lavender terhadap l l l l l l l l l
kualitas tidur lansia di Wisma Cinta Kasih. Hasil penelitian ini menunjukkan hasil
l l l l l l l l l l l
penurunan yang signifikan, p=0.007. Hasil penelitian ini juga sejalan dengan l l l l l l l l l
penelitian yang dilakukan oleh Sri Adiyati (2010) tentang pengaruh aroma terapi l l l l l l l l l l l
Tabel 4. Pengaruh Pemberian Aroma Terapi lavender Pada Lansia Di Desa Koto
l l l l l l l l l l l l
Tuo Wilayah Kerja Puskesmas 2 XIII Koto Kampar Pada Tahun 2020 l l l l l l l l l
dan setelah diberikan tindakan aromaterapi hasil rata-rata insomnia adalah 8,90
l l l l l l l l l l l l l l l l l
kategori tidak insomnia. Selisih antara sebelum dan setelah dilakukan tindakan
l l l l l l l l l l l l
aromaterapi adalah 8,00 dengan p = 0,000. Hal ini berarti nilai p < 0,05 yang
l l l l l l l l l l l
menunjukkan bahwa ada perbedaan yang signifikan antara sebelum dan setelah l l l l l l l l l l l l l l
diperoleh data usia minimum yaitu 45 tahun dan usia maksimum yaitu 50 tahun. l l l l l l l l l l
Jumlah responden terbanyak pada usia usia 46 dengan total 8 dan 48 tahun dengan
l l l l l l l l l l l l
total 8 orang. Data ini sesuai apa yang disampaikan oleh Bobak, Lowdermik, dan
l l l l l l l l l l l l l
dan dari separuh wanita akan berhenti menstruasi antara usia 45- 50 tahun
l l l l l l l l l l l l l
(Kuwista, 2012). Karena pada masa ini terjadi peralihan dari tahap reproduktif ke l l l l l l l l l l l l l
tahap tidak reprodukti. menstruasi tidak teratur dan mengalami penurunan hormon
l l l l l l l l l l
different
Sebelum 16,90 0,000
Aromaterapi l l l Setelah l 8,90 8,00
lavender l
insomnia pada lansia di Desa Lembana dan Desa Nyalabu Laok Kabupaten l l l l l l l l l l l l l l l
Pamekasan. Hal ini didukung oleh teori (Hongratanaworakit, 2014) oleh Sari
l l l l l l l l l
detak jantung, tekanan darah, laju pernapasan, aktivitas gelombang otak, dan
l l l l l l l l l l l l l l l
pelepasan berbagai hormon didalam tubuh yang dapat merangsang sistem saraf
l l l l l l l l l l l l l
Tabel 6. Tingkat Insomnia pada Lansia sebelum dan setelah intervensi aromaterapi
l l l l l l l l l l l l
lavender
l
Werdha. Berdasarkan hasil uji t dihasilkan nilai -5,657 dengan nilai probabilitas l l l l l l l l l l l l
0,000. Nilai probabilitas yang didapatkan < (0,05), sehingga dapat dinyatakan l l l l l l l l l l l l l
sebelum dan setelah penggunaan aromaterapi lavender pada orang lanjut usia. l l l l l l l l l l l l l
Hasil ini dapat dilihat di tabel 5. Hasil penelitian ini sesuai dengen penelitian yang
l l l l l l l l l l
signifikan antara kelompok kontrol dan kelompok intervensi pada nilai kualitas l l l l l l l l l l
aromaterapi
l l l
lavender l
Sesudah l 1,38
menggunakan l l
aromaterapi
l l l
lavender l
penelitian ini dijumpai adanya penurunan derajat insomnia yang bermakna pada l l l l l l l l l l l l l l
menunjukan hasil yang sama dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Sri l l l l l l l l l l l
tingkat insomnia pada lansia di Bantul dengan nilai p=0.0056. Hasil penelitian ini
l l l l l l l l l l l
selaras dengan penuturan Kania pada tahun 2006 yang mengatakan bahwa
l l l l l l l l l l l l l l l
aromaterapi merupakan salah satu terapi relaksasi yang dapat digunakan untuk
l l l l l l l l l l l l l l l l
rileks.
Tabel 8. Tingkat insomnia sebelum dan sesudah penelitian.
l l l l l l
F P (%) F P (%)
Tidak l 3 10
insomnia l
Ringan l 19 63,3 24 80
11
terhadap kualitas tidur lansia di wisma cinta kasih. Berdasarkan hasil penelitian
l l l l l l l l l l l l l l
dengan penelitian yang di lakukan oleh Sri Adiyati (2010) tentang pengaruh
l l l l l l l l l
aroma terapi lavender terhadap insomnia pada lansia di PSTW Unit Budi Luhur
l l l l l l l l l l l
mengalami kualitas tidur baik. Penelitian ini juga didukung oleh penelitian yang
l l l l l l l l l
dialami yaitu tidur kurang nyenyak, sering terbangun dimalam hari dan sulit untuk
l l l l l l l l l l
memulai tidur, sedangkan insomnia sangat berat diderita oleh 6 responden lansia
l l l l l l l l l l
seperti tidur tidak nyenyak akibat sering terbangun dimalam hari dan sulit untuk l l l l l l l l l
memulai tidur kembali, sering terbangun diawal pagi sehingga mudah mengantuk
l l l l l l l l l
dipagi atau siang hari. Pada insomnia ringan sebanyak 5 responden dikatakan
l l l l l l l l l l l l l l
insomnia ringan karena lansia hanya mengalami sering terbangun diawal pagi l l l l l l l l l l l l l l
sehingga lansia merasa kurang segar saat pagi hari dan mudah mengantuk. l l l l l l l l l l l l l l
12
5.1 Kesimpulan
1. Sebelum dilakukan pemberian aroma terapi lavender kepada lansia dalam l l l l l l l l l l l l l
berbagai metode, tingkat insomnia pada lansia masih tinggi dan kualitas tidur
l l l l l l l l l l l l
buruk.
2. Sesudah dilakukan pemberian aroma terapi lavender kepada lansia dalam
l l l l l l l l l l l l l l
berbagai metode, tingkat insomnia pada lansia maenjadi turun dan kualitas tidur
l l l l l l l l l l l l l
membaik. l
5.2 Saran
1. Bagi Profesi Keperawatan
l l l l
2. Bagi institusi
l
3. Bagi masyarakat
l l l l l
DAFTAR PUSTAKA
14
15
DAFTAR PUSTAKA
l l l l
Adiyati, S. (2010). Pengaruh Aroma Terapi terhadap Insomnia pada Lansia di PSTW Unit
Budi Luhur Kasongan Bantul Yogyakarta. Jurnal Kebidanan , 11(2).
al, A. e. (2015). Review article essential oil s used in aromatherapy: a systematic review.
Asian Pasific Journal of Tropical Biomedicine, 5(8), 601-611.
Asmadi. (2008). Konsep Keperawatan Dasar. Jakarta: EGC.
Atkins. (2017). Langkah Pertama Melalui Insomnia . Jakarta: Libri.
Azizah. (2011). Keperawatan Lanjut Usia . Yogyakarta: Graha Ilmu.
Bandiyah. (2009). Lanjut Usia dan Keperawatan Genoritik . Yogyakarta: Nuha Medika.
Bobak, I. M. (2005). Buku Ajar Keperawatan Maternitas Edisi 4. Jakarta: EGC.
Budi, S. (2011). Managemen Unit Kerja Rekam Medis. Yogyakarta: Quantum Sinergis.
Cheragbeigi, e. a. (2019). Comparing the Effects of Massege and Aromatherapy Massege
with Lavender Oil on Sleep Quality of Cardiac Patients: A Randomized
Controlled Trial. Complementary therapies in Clinical Practice , 35, 253-258.
Cooke, d. I. (2011). Normal and Abnormal Sleep in the Elderly. Handbook of Clinical
Neurology, 653-665.
Dement, d. C. (1994). Effect of total sleep loss on sleep tendency. Percept mot skills, 495-
506.
Depkes. (2016). Profil Kesehatan Indonesia . Jakarta: Depkes.
Efendi. (2009). Manejemen Pusat Kesehatan Masyarakat. Jakarta: Salemba Medika.
Hariana, A. (2004). Tumbuhan Obat dan Khasiatnya. Jakarta: Penebar Swadaya.
Kania, K. (2006). Pengaruh Aroma Terapi dalam Kehidupan Anda. Yogyakarta: Grafindo
Litera Media.
Khasanah, K. (2012). Kualitas Tidur Lansia Balai Rehabilitasi Sosial Mandiri. ejurnal
Undip, 189-196.
16
Kulkurani, E. d. (2005). Buku Pintar Terapi Air. Jakarta: Ladang Pustaka dan Inti Media.
Kurnia, S. N. (2009). Etika Profesi Kebidanan. Yogyakarta: Panji Pustaka.
Leonard, S. d. (2018). Pengaruh Aromaterapi Lavender terhadap Kualitas Tidur Lansia di
Wisma Cinta Kasih . Jurnal Endurace, 121-130.
Lestri, T. (2015). Kumpulan Teori Untuk Kajian Pustaka Penelitian Kesehatan.
Yogyakarta: Nuha Medika.
lillehei, A. S. (2014). Effect of Lavender Aromatherapy Via Inhalation and Sleep Hygiene
on Sleep in College Student with Self Reported Sleep Issues . USA: University of
Minmesota.
Medicastore. (2010, juli sabtu). Epikondilitis Lateralis Backhand Tennis Elbow. Retrieved
from http://medicastore.com/penyakit/584/epikondilitislateralisbackhandtennis
Mukti. (2012). Pengaruh Aromaterapi terhadap Kejadian Insomnia pada Lansia di
Kelurahan Manjung Ngawen Klaten . Yogyakarta: Stikes Muhammadiyah Klaten.
Nuraini, D. N. (2014). Aneka Manfaat Bunga untuk Kesehatan. Yogyakarta: Gafa Media.
Poerwadi, R. (2006). Aroma Terapi Sahabat Calon Ibu. Jakarta: Dian Rakyat.
Purwanto, B. (2013). Herbar dan Keperawatan Komplementer. Yogyakarta: Nuha
Medika.
RI, K. (2015). Buku Kesehatan Ibu dan Anak. Jakarta: Kemenkes RI.
Safitri, A. (2009). Beberapa Faktor yang Mempengaruhi Menopause pada Wanita di
Kelurahan Titi Papan Kota Medan. Sumatra Utara: USU.
Sharma, S. (2009). Aroma Terapi . Jakarta: Kharisma Publishing Group.
Siregar, S. (2011). Statistika Deskriptif Untuk Penelitian . Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada .
Susilo, d. W. (2011). Cara Jitu Mengatasi Hipertensi. Yogyakarta: CV. Andi Offset.
Widianti, d. S. (2011). Kebutuhan Dasar Manusia. Yogyakarta: Nuha Medika.
17
LAMPIRAN
A. Biodata penulis l l
Penulis 1
1. Nama : Deva Anggun Irvanita
l l l l l l
Penulis 2
1. Nama : Anggun Putri Maharani
l l l l l l
5. No. Hp : 088228745949
6. E-mail : anggunpm0@gmail.com
l l l