Anda di halaman 1dari 25

Penmanfaatan Aroma Terapi Lavender (Lavandula angustifolia) Dalam

Mengatasi Insomnia Pada Lansia

HALAMAN SAMPUL
Disusun oleh
Kelompok 4
Anggota :
1. Deva Anggun Irvanita (2200017021)
2. Anggun Putri Maharani (2200017025)

PROGRAM STUDI BIOLOGI


FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI TERAPAN
UNIVERSITAS AHMAD DAHLAN
TAHUN 2023
LEMBAR PENGESAHAN
Pemanfaatan Aroma Terapi Lavender (Lavandula angustifolia) Dalam
Mengatasi Insomnia Pada Lansia

Disusun untuk memenuhi tugas akhir biokimia tahun 2023


Disususn oleh
Kelompok 4
Anggota :

1. Deva Anggun Irvanita (2200017021)


2. Anggun Putri Maharani (2200017021)

Disetujui oleh :

Dosen Mata Kuliah Kepala Program Studi

Dr., Novi Febrianti M.Si Nurul Suwartiningsih, S.Pd.,M.Sc


NIY : 197502142000122001 NIY : 60160849

ii
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan nikmat serta hidayah-
Nya terutama nikmat kesempatan dan kesehatan sehingga penulis dapat
menyelesaikan makalah mata kuliah biokimia. Kemudian shalawat beserta salam
kita sampaikan kepada Nabi besar kita Muhammad SAW yang telah memberikan
pedoman hidup yakni al-qur’an dan sunnah untuk keselamatan umat di dunia.

Makalah ini merupakan salah satu tugas mata kuliah Biokimia di program
studi biologi Fakultas Sains dan Teknologi Terapan Universitas Ahmad Dahlan.
Selanjutnya penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Ibu
Dr., Novi Febrianti M.Si. selaku dosen pembimbing mata kuliah biokimia dan
kepada segenap pihak yang telah memberikan bimbingan serta arahan selama
penulisan makalah ini.

Akhirnya penulis menyadari bahwa banyak terdapat kekurangan-


kekurangan dalam penulisan makalah ini, maka dari itu penulis mengharapkan
kritik dan saran yang konstruktif dari para pembaca demi kesempurnaan makalah
ini.

Yogyakarta, 6 Juli 2023

Penulis

iii
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL............................................................................................i

LEMBAR PENGESAHAN...................................................................................ii

KATA PENGANTAR............................................................................................iii

DAFTAR ISI..........................................................................................................iv

DAFTAR TABEL...................................................................................................v

ABSTRAK.............................................................................................................vi

BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1

1.1 Latar Belakang...............................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah..........................................................................................2

1.3 Tujuan Penelitian...........................................................................................2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................................3

BAB III METODE PENULISAN.........................................................................5

BAB IV PEMBAHASAN.......................................................................................6

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN..............................................................12

5.1 Kesimpulan...................................................................................................12

5.2 Saran..............................................................................................................12

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................13

LAMPIRAN..........................................................................................................16

iv
DAFTAR TABEL

Tabel 1. Hasil analisis pengaruh pemberian aroma terapi Lavender


(Lavandula angustifolia) dengan spray terhadap tingkat insomnia
pada kelompok perlakuan dan pengaruh pemberian aroma terapi
Lavender (Lavandula angustifolia) dengan lilin terhadap tingkat
insomnia.....................................................................................................
Tabel 2. Pengaruh Rendam Kaki dengan Larutan Aromaterapi Lavender
terhadap Gangguan Insomnia....................................................................
Tabel 3. Distribusi Frekuensi Pengaruh Aromaterapi terhadap Penurunan
Insomnia.....................................................................................................
Tabel 4. Pengaruh Pemberian Aroma Terapi lavender Pada Lansia Di Desa
Koto Tuo Wilayah Kerja Puskesmas 2 XIII Koto Kampar Pada Tahun
2020...........................................................................................................
Tabel 5. Perbedaan Skor InsomniaKelompok Akupresur dan Aromaterapi
Sebelum dan Setelah Dilakukan Tindakan Aromaterapi Hari Pertama
dan Terakhir...............................................................................................
Tabel 6. Tingkat Insomnia pada Lansia sebelum dan setelah intervensi
aromaterapi lavender..................................................................................
Tabel 7. Uji pengaruh pemberian aromaterapi lavender terhadap peningkatan
kualitas tidur berdasarkan kuesioner PSQI..............................................
Tabel 8. Tingkat insomnia sebelum dan sesudah penelitian..................................

v
ABSTRAK
Insomnia merupakan masalah tidur yang umum terjadi pada lansia. Gangguan
tidur ini dapat berdampak negatif pada kualitas hidup dan kesehatan fisik serta mental
lansia. Salah satu pendekatan non-farmakologis yang digunakan untuk mengatasi
insomnia adalah aroma terapi, khususnya dengan menggunakan minyak esensial lavende
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengevaluasi pengaruh aroma terapi lavender
dalam mengatasi insomnia pada lansia. Metode yang digunakan adalah melalui tinjauan
literatur yang mencakup penelitian eksperimental dan uji klinis yang relevan yang telah
dilakukan sebelumnya. Hasil tinjauan literatur menunjukkan bahwa aroma terapi lavender
dapat membantu meningkatkan kualitas tidur pada lansia yang mengalami insomnia.
Lavender memiliki sifat relaksasi dan efek menenangkan yang dapat membantu
mengurangi kecemasan dan meningkatkan tidur yang nyenyak. Minyak esensial lavender
dapat digunakan dalam berbagai bentuk, seperti pijatan aromaterapi, difusor udara, atau
kantong aromaterapi yang ditempatkan di bawah bantal. Meskipun hasil penelitian
menunjukkan manfaat aroma terapi lavender dalam mengatasi insomnia pada lansia,
perlu diingat bahwa setiap individu dapat merespons aroma terapi dengan cara yang
berbeda. Beberapa lansia mungkin lebih sensitif terhadap aroma atau memiliki reaksi
alergi terhadap minyak esensial lavender. Konsultasikan dengan ahli aroma terapi atau
profesional kesehatan sebelum menggunakan aroma terapi lavender. Dalam
kesimpulannya, penggunaan aroma terapi lavender dapat menjadi pendekatan yang
efektif dan alami untuk mengatasi insomnia pada lansia. Namun, diperlukan penelitian
lebih lanjut yang melibatkan sampel yang lebih besar dan metode penelitian yang lebih
canggih untuk memvalidasi temuan ini secara lebih mendalam.

ABSTRACT
Insomnia is a common sleep problem in the elderly. This sleep disorder can have
a negative impact on the quality of life and physical and mental health of the elderly. One
of the non-pharmacological approaches used to treat insomnia is aromatherapy, especially
using lavender essential oil. The purpose of this study was to evaluate the effect of
lavender aromatherapy in overcoming insomnia in the elderly. The method used is
through a literature review that includes experimental research and relevant clinical trials
that have been carried out before. The results of a literature review show that lavender
aromatherapy can help improve sleep quality in elderly people who experience insomnia.
Lavender has relaxing properties and a calming effect that can help reduce anxiety and
promote restful sleep. Lavender essential oil can be used in many forms, such as
aromatherapy massages, air diffusers, or aromatherapy bags placed under pillows.
Although research results show the benefits of lavender aromatherapy in overcoming
insomnia in the elderly, keep in mind that each individual may respond to aromatherapy
in a different way. Some seniors may be more sensitive to scents or have an allergic
reaction to lavender essential oil. Consult an aromatherapist or healthcare professional
before using lavender aromatherapy. In conclusion, the use of lavender aromatherapy can
be an effective and natural approach to dealing with insomnia in the elderly. However,
further studies involving larger samples and more sophisticated research methods are
needed to validate these findings in greater depth.

vi
1

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Lanjut usia adalah keadaan yang ditandai oleh kegagalan seseorang untuk l l l l l l l l l l l l l l l

mempertahankan keseimbangan terhadap kondisi stres fisiologis. Kegagalan ini l l l l l l l l l l

berkaitan dengan penurunan daya kemampuan untuk hidup serta peningkatan


l l l l l l l l l l l

kepekaan secara individual. Efendi (2009), mengatakan seseorang dikatakan


l l l l l l l l l l l l

lanjut usia (lansia) apabila usianya 65 tahun ke atas. Lanjut usia bukan suatu
l l l l l l l l l l l l l l l l

penyakit, namun merupakan tahap lanjut dari suatu proses kehidupan yang
l l l l l l l l l l l

ditandai dengan penurunan kemampuan tubuh untuk beradaptasi dengan stres


l l l l l l l l l l

lingkungan. Lanjut usia mengalami penurunan efektifitas tidur pada malam hari l l l l l l l l l l l l

70% sampai 80% dibandingkan dengan usia muda. Presentase penderita insomnia l l l l l l l l l l

lebih tinggi dialami oleh orang yang lebih tua, dimana 1 dari 4 pada usia 60 tahun l l l l l l l l l l l l

atau lebih mengalami sulit tidur yang serius (Kurnia, 2009). Insomnia adalah
l l l l l l l l l l

gejala kelainan dalam tidur berupa kesulitan berulang untuk tidur atau
l l l l l l l l l l l

mempertahankan tidur walaupun ada kesempatan untuk itu. Gejala tersebut l l l l l l l l l l l

biasanya diikuti gangguan fungsional saat bangun. Insomnia sering disebabkan


l l l l l l l l l l l l

oleh adanya suatu penyakit atau akibat adanya permasalahan psikologis. Dalam
l l l l l l l l l l l l l l l l l l

hal ini, bantuan medis atau psikologis akan diperlukan (Hariana, 2004; Susilo dan
l l l l l l l l l l l l

Wulandari, 2011). l l

Di Indonesia, prevalensi penderita insomnia diperkirakan mencapai 10%, l l l l l l l l

yang artinya dari total 238 juta penduduk Indonesia sekitar 23 juta jiwa
l l l l l l l l l l

diantaranya menderita insomnia (Medicastore 2010). Hasil penelitian Bandiyah


l l l l l l l l l l l

(2009) pada kelompok lanjut usia 40 tahun dijumpai 7% kasus yang mengeluh l l l l l l l l

mengenai masalah tidur. Hal yang sama dijumpai pada kelompok usia 70 tahun, l l l l l l l l l l l l l

sebanyak 22% mengeluhkan masalah tidur. Pada usia lebih dari 50 tahun, angka
l l l l l l l l l l l l l

kejadian insomnia sekitar 30% (Siregar, 2011). Sebagian besar lansia mempunyai
l l l l l l l l l l l

resiko tinggi mengalami gangguan tidur akibat berbagai faktor. Orang lanjut usia l l l l l l l l l l l l

yang sehat sering mengalami perubahan pada pola tidurnya yaitu memerlukan
l l l l l l l l l l l l

waktu yang lama untuk dapat tidur. Proses patologis terkait usia dapat
l l l l l l l l l l l

menyebabkan perubahan pola tidur. Carskadon & Dement, (1994) melaporkan l l l l l l l l l

kurang lebih 40-50% dari populasi usia lanjut menderita gangguan tidur.
l l l l l l l l

Tidur adalah perilaku penarikan diri secara terus menerus dan tidak l l l l l l l l l l

berespon terhadap lingkungannya yang bersifat reversible. Aromaterapi l l l l l l l l l

merupakan terapi dengan memakai minyak esensial yang ekstrak dan unsur l l l l l l l l l l l

kimianya diambil dengan utuh. Aromaterapi adalah bagian dari ilmu herbal
l l l l l l l l l l l l l l

(Poerwadi, 2006). Sedangkan menurut Sharma (2009) mengatakan aromaterapi l l l l l l l l l l l

berarti pengobatan menggunakan wangi-wangian. Lestari (2015), dari hasil


l l l l l l l l l l l

penelitiannya menunjukan bahwa dari beberapa responden, sebelum pemberian l l l l l l l l l

lavender aromatherapy seluruhnya mengalami insomnia dan setelah pemberian


l l l l l l l l l l l
2

lavender aromatherapy hampir responden mengalami penurunan menjadi


l l l l l l l l l

insomnia ringan sejumlah. Artinya ada pengaruh pemberian lavender


l l l l l l l l l l

aromatherapy terhadap penurunan insomnia pada lanjut usia. Berdasarkan latar


l l l l l l l l l l l l l l l l

belakang di atas, penulis tertarik untuk meneliti tentang pengaruh aromaterapi


l l l l l l l l l l

lavender terhadap penurunan insomnia pada lansia.


l l l l l l l l l

1.2 Rumusan Masalah


Apakah ada pengaruh pemberian aroma terapi lavender perubahan kualitas
l l l l l l l l l l l l l l l

tidur pada lansia di berbagai daerah ? l l l l l l l l

1.3 Tujuan Penelitian


a. Mengetahui kualitas tidur pada lansia sebelum diberikan aroma terapi lavender.
l l l l l l l l l l l l l

b. Mengetahui kualitas tidur pada lansia sesudah diberikan aroma terapi lavender.
l l l l l l l l l l l l l

1.4 Manfaat Penelitian l l l l

a. Bagi Peneliti
l l

Dapat memberikan pengetahuan kepada peneliti dalam melakukan


l l l l l l l l l l l

intervensi pemberian yang tepat pada penderita dengan kualitas tidur yang l l l l l l l l l l

menurun menggunakan terapi nonfarmakologi. l l l l l

b. Bagi Responden l

Dapat memberikan manfaat pengetahuan dan keterampilan menggunakan


l l l l l l l l l l l l l

terapi nonfarmakologi untuk meningkatkan kualitas tidur pada lansia yang


l l l l l l l l l l l l

kualitas tidurnya buruk.


l l l
3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


Menurut Lilik Ma’rifatul Azizah (2011) lansia merupakan suatu proses l l l l l l l l l

alami yang ditentukan oleh Tuhan Yang Maha Esa, semua orang akan mengalami
l l l l l l l l l l l l l l l

proses menjadi tua dan masa tua menjadi masa hidup manusia yang terakhir l l l l l l l l l l l l l

dimana seseorang mengalamin kemunduran fisik, mental dan sosial secara


l l l l l l l l l l l

bertahap. Menurut Word Health Organization (WHO) lanjut usia (lansia) adalah
l l l l l l l l l l l l

kelompok penduduk yang berumur usia pertengahan (middle age) 45-59 tahun, l l l l l l

usia lanjut (elderly) 60-74 tahun, usia tua (old) 75-90 tahun, usia sangat tua (very
l l l l l l l l l l

old) diatas 90 tahun. Secara global pada tahun 2013 proposi dari populasi
l l l l l l l l l l l

penduduk berusia lebih dari 60 tahun adalah 11,7% dari total populasi dunia dan l l l l l l l l l l l

diperkirakan jumlah tersebut akan terus meningkat seiring dengan peningkatan l l l l l l l l l

usia harapan hidup. Data WHO menunjukan pada tahun 2000 usia harapan hidup
l l l l l l l l l l l l l l

orang di dunia adalah 66 tahun, pada tahun 2012 naik menjadi 70 tahun dan pada
l l l l l l l l l l l l l l l

tahun 2013 menjadi 71 tahun, jumlah proposi lansia di Indonesia juga bertambah
l l l l l l l l l l

setiap tahunnya. Data WHO pada tahun 2009 menunjukan lansia berjumlah 7,49%
l l l l l l l l l l l l

dari total populasi, tahun 2011 menjadi 7,69% dan pada tahun 2013 didapatkan
l l l l l l l l l l l l

proposi lansia sebesar 8,1% dari total populasi (WHO, 2015). l l l l l l

Indonesia adalah termasuk negara yang memasuki era penduduk l l l l l l l l l l

berstruktur lanjut usia (aging structured population) karena jumlah penduduk yang l l l l l l l l

berusia 60 tahun ke atas sekitar 7,18%. Pada tahun 2010 jumlah lansia sebanyak
l l l l l l l l l l l l l

14,439,967 jiwa (7,18%) dan pada tahun 2010 mengalami peningkatan menjadi l l l l l l l l l l

23,992,553 jiwa (9,77%) sementara pada tahun 2011 jumlah lansia sebesar 20 juta l l l l l l l l l l l

jiwa (9,51%), dengan usia harapan hidup 67,4 tahun, pada tahun 2016 mengalami
l l l l l l l l l l l l

peningkatan sebesar 22,630,882 jiwa dan pada tahun 2020 diperkirakan sebesar l l l l l l l l l l l

28,8 juta (11,34%), dengan usia harapan hidup 71,1 tahun (Depkes, 2016). Jumlah l l l l l l l l

penduduk lansia yang berumur 65 tahun di Provinsi Jawa Tengah dari tahun ke l l l l l l l l l

tahun terus mengalami peningkatan, yaitu di tahun 2014 berjenis kelamin laki –
l l l l l l l l l

laki berjumlah 1.051.732 jiwa dan berjenis kelamin perempuan berjumlah


l l l l l l l

1.315.202 jiwa dengan ini jumlah total keseluruhan yang berjenis kelamin laki – l l l l l l l l

laki dan perempuan di Provinsi Jawa Tengah berjumlah 2.366.934 jiwa


l l l l l l l l

(Kemenkes RI, 2015).


Salah satu masalah pada lansia yang terjadi diseluruh dunia adalah l l l l l l l l l l l l l l l l

insomnia. Kasus insomnia di Amerika Serikat berkisar 30% dan 60%. Kasus l l l l l l l l l

insomnia di Indonesia pada lansia cukup tinggi yaitu sekitar 67%. Penuaan dapat l l l l l l l l l l l l

mengubah pola tidur seseorang. Pada usia sekitar 53 tahun, mulai terjadi l l l l l l l l l l

penurunan gelombang tidur sehingga pada usia tua kuantitas tidur yang dalam l l l l l l l l l l l l

pada seseorang akan berkurang (Cooke dan Ancoli-Israel et al, 2011). Insomnia
l l l l l l l l l l l

merupakan gangguan tidur yang paling sering ditemukan. Setiap tahun


l l l l l l l l l

diperkirakan sekitar 20-50% orang dewasa yang melaporkan adanya gangguan l l l l l l l l l l l l l l

tidur (Budi, 2011 dalam mukti, 2012). Semakin bertambahnya usia berpengaruh l l l l l l l l

terhadap penurunan dari periode tidur, kebutuhan tidur akan berkurang dari usia
l l l l l l l l l l
4

bayi sampai lanjut usia. Usia 60 tahun ke atas rata-rata 6 jam sehari, sedangkan
l l l l l l l l l l l l l l l l l

lansia yang berusia lebih dari 60 tahun sering menyampaikan keluhan gangguan
l l l l l l l l l l l l

tidur terutama kualitas tidur terhadap insomnia (Asmadi, 2008). l l l l l l l l l

Kebutuhan dan pola tidur lansia normal pada usia lanjut adalah tidur l l l l l l l l l l l l l

sekitar 6 jam sehari. Usia lanjut mengalami tidur 6-7 jam sehri karena adanya
l l l l l l l l l l l l l

penurunan fase NERM 1 dan 2,staduim 3 dan 4 aktivitas gelombang delta l l l l l l l l l

menurun atau hilang, hal ini membuat tidur usia lanjut menjadi lebih singkat atau l l l l l l l l l l l

berkurang dibandingkan dengan orang dewasa yang rata-rata 8 jam sehari. Usia l l l l l l l l l l l l l l l

lanjut yang tidurnya lebih dari 7 jam, hal ini dimungkinkan lansia mampu
l l l l l l l l l l

beradaptasi dengan perubahan seiring dengan proses penuaan pada dirinya


l l l l l l l l l l l l

(Khasanah, 2012). Ketika insomnia tidak diatasi akibat yang muncul penyakit
l l l l l l l l l l l l

lansia yaitu memiliki peningkatan resiko penyakit diabetes militus, tekanan darah
l l l l l l l l l l l

tinggi, penyakit jantung, obesitas (kegemukan), kecemasan atau depresi (Atkins, l l l l l l l l l

2017).
Terapi untuk penanganan insomnia dibagi menjadi 2 jenis yaitu terapi l l l l l l l l l

farmakologis dan non farmakologis. Penanganan secara farmakologis seperti


l l l l l l l l l l l l

obat-obatan hipnotik sedatif seperti Zolpidem, Tradozon, Antidepresan,


l l l l l l l

Benzodiapezine, Obat Z (Atkins, 2017). Sedangkan penanganan non farmakologi l l l l l l l l l l

termasuk penanganan yang aman dan efektif, dan tanpa efek samping seperti
l l l l l l l l l l l l

terapi komplementer yang termasuk terapi pengobatan alamiah. Terapi


l l l l l l l l l l

komplementer bisa dilakukan dengan cara terapi herbal, pijat (massage), terapi l l l l l l l l l l l l

nutrisi, relaksasi progresif, meditasi, terapi tertawa, akupuntur, akupresur, l l l l l l l l

aromaterapi, dan hidroterapi (Budhi, 2013). Hidropati atau terapi air adalah istilah
l l l l l l l l l l l l l l

yang digunakan untuk merujuk pada sebuah sistem perawatan penyakit dengan
l l l l l l l l l l l

menggunakan media air (Kulkurani dan Eddy, 2005). Aromaterapi adalah salah l l l l l l l l l l l l l l

satu metode terapi keperawatan yang menggunakan bahan cairan tanaman yang
l l l l l l l l l l l l l l l l

mudah menguap atau dikenal sebagai minyak esensial yang dapat mempengaruhi
l l l l l l l l l l l l l

suasana hati atau kesehatan seseorang, salah satunya aroma terapi lavender yang
l l l l l l l l l l l l l l l l l l

berfungsi untuk memberikan efek menenangkan, rileks dan memberikan l l l l l

kesegaran (Budhi Purwanto, 2013). l l l


5

BAB III METODE PENULISAN


Jenis metode penelitian yang digunakan dalam tulisan ini adalah studi l l l l l l l l l l

pustaka. Jenis penelitian ini digunakan oleh penulis untuk memperoleh data yang
l l l l l l l l

bersifat teoritis sebagai landasan teori ilmiah, yaitu dengan memilih dan
l l l l l l l l l l

menganalisa literatur-literatur yang relevan dengan judul yang akan diteliti.


l l l l l l l l l l l

Dokumen yang digunakan dalam tulisan ini adalah review jurnal yang saling
l l l l l l l l l l l l

berkaitan. Pemilihan jurnal menggunakan kata kunci aroma terapi lavender untuk
l l l l l l l l l l l l

mengatasi insomnia pada lansia. Review jurnal yang dipakai merupakan


l l l l l l l l l l l l l

penelitian pengaruh aroma terapi lavender pada lansia di berbagai daerah, daerah
l l l l l l l l l l l l l l l l

tersebut antara lain Banjar Tangtu Puskesmas 2 Denpasar Timur, Kabupaten


l l l l l l l l l l l l

Grobogan, Panti Werdha Guna Budi Bhakti Medan, Desa Koto Tuo Puskesmas 2
l l l l l l l l

XIII Kota Kampar, Desa Pancuranmas Magelang, Desa Lembana dan Desa
l l l l l l l l l l l l l l

Nyalabh Laok Kabupaten Pamekasan, Wisma Cinta Kasih Padang, Desa


l l l l l l l l l l l l l l

Bongopini Kecamatan Tilongkabila, Unit Rehabilitasi Sosial Pucang Gading l l l l l l l l l l

Semarang. l l
6

BAB IV PEMBAHASAN
Hasil dan pembahasan yang diperoleh dari penelitian berbagai review l l l l l l l l l l

jurnal tentang aroma terapi lavender untuk mengatasi insomnia di berbagai daerah
l l l l l l l l l l l l l

pada lansia dalam berbagai perlakuan. Yang pertama pada lansia Banjar Tangtu
l l l l l l l l l l l l l l l l l l l l

puskesmas II Denpasar Timur, hasil penelitian menunjukkan rata-rata skor tingkat l l l l l l l l l l l

insomnia lansia pada kelompok perlakuan setelah diberikan aroma terapi lavender l l l l l l l l l l l l l

adalah 6,36 termasuk kategori rendah dengan nilai minimum 4 dan maximum 9.
l l l l l l l l l l

Rata-rata skor tingkat insomnia lansia pada kelompok kontrol post test adalah
l l l l l l l l l l l l l

6,91 termasuk kategori rendah dengan nilai minimum 4 dan maximum 10. Hasil l l l l l l l l

penelitian ini sesuai dengan teori Nuraini. (2014) aroma wangi yang ditimbulkan l l l l l l l l l

dari lavender dipercaya mempunyai efek yang sensitive terhadap sistem limbik di
l l l l l l l l

otak, dimana bagian tersebut berhubungan dengan emosional dan memori pada
l l l l l l l l l l l

manusia. Molekul yang dilepaskan ke udara adalah sebagai uap air. Ketika uap air
l l l l l l l l l l l l l l l l l

yang mengandung komponen kimia tersebut dihirup, akan diserap tubuh melalui
l l l l l l l

hidung dan paru-paru yang kemudian masuk ke aliran darah. Uap aromaterapi l l l l l l l l l l l l l l

dihirup, molekul uap tersebut akan berjalan mempengaruhi sistem limbik otak l l l l l l l

yang bertanggung jawab dalam sistem integrasi dan ekspresi perasaan, belajar,
l l l l l l l l l l l l l

ingatan, emosi, rangsangan fisik, serta memberikan perasaan rilek sehingga


l l l l l l l l l l l

memberikan lingkungan tidur yang nyaman. l l l l l

Tabel 1. Hasil analisis pengaruh pemberian aroma terapi Lavender (Lavandula


l l l l l l l l l l l l l

angustifolia) dengan spray terhadap tingkat insomnia pada kelompok perlakuan


l l l l l l l l l l l l

dan pengaruh pemberian aroma terapi Lavender (Lavandula angustifolia) dengan


l l l l l l l l l l l l l

lilin terhadap tingkat insomnia l l l l

Sampel l Tingkat l Mean l Selisih P value l T hitung


insomnia l mean l

Kelompok Pre test 13,73 7, 364 0,000 13,140


perlakuan l l

Post test 6,36


Kelompok Pre test 13,45 6,545 0,000 8,050
komtrol
Post test 6,91

Selanjutnya yang kedua hasil penelitian dari pengaruh rendam kaki dengan l l l l l l l l l l l

aroma terapi lavender pada lansia di Kabupaten Grobogan. Dari hasil uji analisis
l l l l l l l l l l l l l l l

dengan menggunakan uji paired samples t-test diperoleh nilai p 0.000 < 0.05 maka
l l l l l l l l

Ho ditolak dan Ha diterima sehingga disimpulkan bahwa ada pengaruh rendam l l l l l l l l l l l l


7

larutan aromaterapi lavender terhadap gangguan insomnia pada lansia Di Desa


l l l l l l l l l l l l l l l l

Teguhan Kecamatan Grobogan Kabupaten Grobogan. Dengan rata-rata penurunan l l l l l l l l l l l l l l

16.58. Insomnia dapat disebabkan oleh beberapa faktor, yang paling banyak l l l l l l l l l l l l

menjadi penyebab insomnia adalah masalah psikologi. Oleh karena itu menangani
l l l l l l l l l l l l l

insomnia melihat dari latar belakang penderita dan riwayat kesehatannya. l l l l l l l l l l l l l l

Beberapa faktor yang merupakan penyebab insomnia yaitu faktor psikologi


l l l l l l l l l l

(stress), problem psikiatri (depresi), sakit fisik, faktor lingkungan, gaya hidup, l l l l l l

tidur siang berlebihan. l l

Tabel 2. Pengaruh Rendam Kaki dengan Larutan Aromaterapi Lavender terhadap


l l l l l l l l l l l l l

Gangguan Insomnial l l

Gangguan l l SD Mean l T P value l

Insomnia l

Pre test 7,268 16,583 12,877 0,000


Post test 5,248

Penelitian yang ketiga adalah penelitian pengaruh aromaterapi lavender l l l l l l l l l l l l

pada lansia di Panti Werdha Guna Budi Bhakti Medan. Perubahan pola tidur
l l l l l l l l l l l l

lansia disebabkan perubahan system saraf pusat yang mempengaruhi pengaturan


l l l l l l l l l l l l l

tidur (Saryono dan Widianti, 2011). Kualitas dan kuantitas tidur dipengaruhi oleh l l l l l l l l l

beberapa faktor. Kualitas tersebut dapat menunjukan adanya kemampuan individu


l l l l l l l l l l l l l

untuk tidur dan memperoleh jumlah istirahat sesuai dengan kebutuhannya. l l l l l l l l

Berdasarkan tabel 3, diketahui bahwa sebelum diberi aromaterapi ada 14 orang


l l l l l l l l l l l l l

reponden mengalami insomnia sedang dan 1 orang mengalami insomnia berat, l l l l l l l l l l

sedangkan pada post test terjadi penurunan tingkat insomnia menjadi 13 orang
l l l l l l l l l l

insomnia ringan dan 2 orang insomnia sedang. Uji statistik Wilcoxon Signed l l l l l l l

Ranks Test diperoleh nilai probabilitas p 0,000 < 0,005 yang berarti terdapat
l l l l l l l l

pengaruh aromaterapi terhadap penurunan tingkat insomnia pada lanjut usia.


l l l l l l l l l l l l l

Tabel 3. Distribusi Frekuensi Pengaruh Aromaterapi terhadap Penurunan Insomnia


l l l l l l l l l

Tingkat l Pre test Post test Pengaruh l

Insomnia l Insomnia l

Ringan l 0 13 0,000
Sedang l 14 2
Berat l 1 0

Penelitian yang keempat adalah pengaruh pemberian aroma terapi l l l l l l l l l l l

lavender pada lansia di Desa Koto Tuo Wilayah Kerja Puskesmas 2 XIII Koto
l l l l l l l l l l

Kampar. Berdasarkan penelitian dengan judul “Pengaruh Aroma Terapi Lavender


l l l l l l l l l l l l

Terhadap Penurunan Insomnia Pada Lansia Di Desa Koto Tuo Wilayah Kerja
l l l l l l l l l l l l

Puskesmas 2 XIII Koto Kampar Tahun 2020” terdapat perbedaan rata-rata nilai l l l l l l l l l l l l l

mean sebelum pemberian aroma terapi lavender sebesar 48,50 dan sesudah
l l l l l l l l l
8

diberikan aroma terapi lavender sebesar 43.29. Berdasarkan uji T-test diperoleh
l l l l l l l l l

nilai p value 0,01 ( p<0,05 ) artinya secara statistik ada perbedaan signifikan
l l l l l l l l l l l l

penurunan insomnia pada lansia antara sebelum dan sesudah pemberian aroma l l l l l l l l l l l l l l

terapi lavender. l l

Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Dian Sari dan l l l l l l l l l l l

Devid Leonard (2018) dengan judul Pengaruh aroma terapi lavender terhadap l l l l l l l l l

kualitas tidur lansia di Wisma Cinta Kasih. Hasil penelitian ini menunjukkan hasil
l l l l l l l l l l l

penurunan yang signifikan, p=0.007. Hasil penelitian ini juga sejalan dengan l l l l l l l l l

penelitian yang dilakukan oleh Sri Adiyati (2010) tentang pengaruh aroma terapi l l l l l l l l l l l

lavender terhadap insomnia di PSTW Unit Budi Luhur Kasongan Bantul


l l l l l l l

Yogyakarta dapat dilihat responden sesudah diberikan aroma terapi lavender di


l l l l l l l l l l l l

dapat rata-rata 70% yang mengalami kualitas tidur baik.


l l l l l l l l l l l l

Tabel 4. Pengaruh Pemberian Aroma Terapi lavender Pada Lansia Di Desa Koto
l l l l l l l l l l l l

Tuo Wilayah Kerja Puskesmas 2 XIII Koto Kampar Pada Tahun 2020 l l l l l l l l l

Variabel l l Mean l SD P value l

Sebelum 48,50 7,746 0,01


Sesudah l 43,29 7,737

Penelitian yang kelima adalah efektivitas aromaterapi lavender pada lansia l l l l l l l l l l l l l l l

di Desa Pancuranmas Magelang. Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa


l l l l l l l l l l l l l l l

terdapat 20 responden yang mengalami penurunan rata-rata insomnia sebelum dan


l l l l l l l l l l l l

setelah diberikan tindakan aromaterapi. Hasil rata-rata insomnia sebelum


l l l l l l l l l l l l l

diberikan tindakan aromaterapi adalah 16,90 termasuk kategori insomnia ringanl l l l l l l l l l l l l

dan setelah diberikan tindakan aromaterapi hasil rata-rata insomnia adalah 8,90
l l l l l l l l l l l l l l l l l

kategori tidak insomnia. Selisih antara sebelum dan setelah dilakukan tindakan
l l l l l l l l l l l l

aromaterapi adalah 8,00 dengan p = 0,000. Hal ini berarti nilai p < 0,05 yang
l l l l l l l l l l l

menunjukkan bahwa ada perbedaan yang signifikan antara sebelum dan setelah l l l l l l l l l l l l l l

diberikan tindakan aromaterapi. l l l l l l

Berdasarkan hasil pengolahan data penelitian dari 40 orang responden l l l l l l l l l l l

diperoleh data usia minimum yaitu 45 tahun dan usia maksimum yaitu 50 tahun. l l l l l l l l l l

Jumlah responden terbanyak pada usia usia 46 dengan total 8 dan 48 tahun dengan
l l l l l l l l l l l l

total 8 orang. Data ini sesuai apa yang disampaikan oleh Bobak, Lowdermik, dan
l l l l l l l l l l l l l

Jensen (2005) bahwa perimenopause terjadi 1 sampai 2 tahun sebelum dan l l l l l l l l

sesudah menopause. Wanita berhenti menstrusi antara usia 40 sampai 60 tahun


l l l l l l l l l l l

dan dari separuh wanita akan berhenti menstruasi antara usia 45- 50 tahun
l l l l l l l l l l l l l

(Kuwista, 2012). Karena pada masa ini terjadi peralihan dari tahap reproduktif ke l l l l l l l l l l l l l

tahap tidak reprodukti. menstruasi tidak teratur dan mengalami penurunan hormon
l l l l l l l l l l

estrogen dan progesteron (Safitria, 2009). l l l

Tabel 5. Perbedaan Skor InsomniaKelompok Akupresur dan Aromaterapi Sebelum


l l l l l l l l l

dan Setelah Dilakukan Tindakan Aromaterapi Hari Pertama dan Terakhir


l l l l l l l l l l l l l l
9

Variabel l l Perlakuan l l Mean l Mean l P value l

different
Sebelum 16,90 0,000
Aromaterapi l l l Setelah l 8,90 8,00
lavender l

Penelitian yang keenam adalah aroma terapi lavender menurunkn keluhan l l l l l l l l l l l

insomnia pada lansia di Desa Lembana dan Desa Nyalabu Laok Kabupaten l l l l l l l l l l l l l l l

Pamekasan. Berdasarkan hasil analisa uji statistic didapatkan ρ value = 0,017,


l l l l l l l l l l l l l l l

berarti terdapat pengaruh pemberian aromaterapi lavender terhadap insomnia pada


l l l l l l l l l l l l l l

lansia di Desa Nyalabu Laok Dusun Lembana Kecamatan Pamekasan Kabupaten


l l l l l l l l l l l l l l l l

Pamekasan. Hal ini didukung oleh teori (Hongratanaworakit, 2014) oleh Sari
l l l l l l l l l

(2019), Aromaterapi merupakan teori menghirup atau menyerap aroma minyak l l l l l l l l l l l

atsiri menyebabkan perubahan pada sistem limbik. Sistem tersebut mempengaruhi


l l l l l l l l

detak jantung, tekanan darah, laju pernapasan, aktivitas gelombang otak, dan
l l l l l l l l l l l l l l l

pelepasan berbagai hormon didalam tubuh yang dapat merangsang sistem saraf
l l l l l l l l l l l l l

dan dapat menstabilkan sekresi hormon.


l l l l l

Tabel 6. Tingkat Insomnia pada Lansia sebelum dan setelah intervensi aromaterapi
l l l l l l l l l l l l

lavender
l

Kategori l Pre test Post test


Ringan l 0 0 4 11
Sedang l 6 17 32 89
Berat l 30 83 0 0
Jumlah l 36 100 36 100

Penelitian yang ketujuh adalah pemberian aromaterapi lavender l l l l l l l l l l

(Lavandula Angustifolia) untuk meningkatkan kualitas tidur lansia di Panti


l l l l l l l l l l l l

Werdha. Berdasarkan hasil uji t dihasilkan nilai -5,657 dengan nilai probabilitas l l l l l l l l l l l l

0,000. Nilai probabilitas yang didapatkan <  (0,05), sehingga dapat dinyatakan l l l l l l l l l l l l l

bahwa terdapatperbedaan yang signifikan dalam nilai rata-rata kualitas tidur


l l l l l l l l l l l l l l l l l

sebelum dan setelah penggunaan aromaterapi lavender pada orang lanjut usia. l l l l l l l l l l l l l

Hasil ini dapat dilihat di tabel 5. Hasil penelitian ini sesuai dengen penelitian yang
l l l l l l l l l l

dilakukan oleh Lillehei (2014) yang menggunakan metode double-blind


l l l l l

randomized controlled trial disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang


l l l l l l l l l l

signifikan antara kelompok kontrol dan kelompok intervensi pada nilai kualitas l l l l l l l l l l

tidur setelah penggunaan aromaterapi lavender. Sedangkan penelitian lainnya l l l l l l l l l l l l

yang dilakukan oleh Cheraghbeigi et al (2019) didapatkan perbedaan yang


l l l l l l l l l l l

signifikan antara kelompok kontrol dengan kelompok intervensi pada nilai l l l l l l l l

kualitas tidur setelah penggunaan aromaterapi lavender. Sedangkan penelitian


l l l l l l l l l l l l
10

yang dilakukan oleh Ali et al (2015) dengan menggunakan metode randomized


l l l l l l l l l

controlled trial, penggunaan aromaterapi lavender secara inhalasi dapat l l l l l l l l l l l l l

memberikan efek berupa keseimbangan emosional, menenangkan dan l l l l l l l l

memberikan efek relaksasi pada seseorang. l l l l l l

Tabel 7. Uji pengaruh pemberian aromaterapi lavender terhadap peningkatan


l l l l l l l l l l l

kualitas tidur berdasarkan kuesioner PSQI.


l l l l l

Kualitas tidur l l Rata-rata l l l l Z hitung Probabilitas l l

Sebelum 14,38 -5,657 0,000


menggunakan l l

aromaterapi
l l l

lavender l

Sesudah l 1,38
menggunakan l l

aromaterapi
l l l

lavender l

Penelitian yang kedelapan pengaruh pemberian aroma terapi terhadap l l l l l l l l l l l

tingkat insomnia lansia di Unit Rehabilitasi Pucang Gading Semarang. Pada


l l l l l l l l l l l l

penelitian ini dijumpai adanya penurunan derajat insomnia yang bermakna pada l l l l l l l l l l l l l l

subjek penelitian sesudah pemberian aromaterapi selama 3 minggu. Penelitian ini l l l l l l l l l

menunjukan hasil yang sama dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Sri l l l l l l l l l l l

Adiyati pada tahun 2009 tentang pengaruh pemberian aromaterapi terhadap


l l l l l l l l l l l l l

tingkat insomnia pada lansia di Bantul dengan nilai p=0.0056. Hasil penelitian ini
l l l l l l l l l l l

selaras dengan penuturan Kania pada tahun 2006 yang mengatakan bahwa
l l l l l l l l l l l l l l l

aromaterapi merupakan salah satu terapi relaksasi yang dapat digunakan untuk
l l l l l l l l l l l l l l l l

mengatasi insomnia, hal tersebut di karenakan aromaterapi memberikan efek


l l l l l l l l l l l

rileks.
Tabel 8. Tingkat insomnia sebelum dan sesudah penelitian.
l l l l l l

Tingkat l Sebelum Sesudah l

insomnia l perlakuan l l perlakuan l l

F P (%) F P (%)
Tidak l 3 10
insomnia l

Ringan l 19 63,3 24 80
11

Berat l 8 26,6 1 3,33


Sangat berat l l l 3 10 2 6,66

Penelitian yang kesembilan adalah pengaruh aroma terapi lavender l l l l l l l l l l l

terhadap kualitas tidur lansia di wisma cinta kasih. Berdasarkan hasil penelitian
l l l l l l l l l l l l l l

setelah diberikan aromaterapi lavender pada lansia, didapatkan yang mengalami


l l l l l l l l l l l l l l l l

kualitas tidur baik sebanyak 12 (40%) responden, sedangkan yang menagalami


l l l l l l l l l l l

kualitas tidur buruk sebanyak 18 (60%) responden.Hasil penelitian ini sejalan


l l l l l l l l

dengan penelitian yang di lakukan oleh Sri Adiyati (2010) tentang pengaruh
l l l l l l l l l

aroma terapi lavender terhadap insomnia pada lansia di PSTW Unit Budi Luhur
l l l l l l l l l l l

Kasongan Bantul Yogyakarta dapat dilihat responden kelompok perlakuan


l l l l l l l l l l l

sesudah diberikanaroma terapi lavender didapatkan rata-rata 44 % yang


l l l l l l l l l l l l l l

mengalami kualitas tidur baik. Penelitian ini juga didukung oleh penelitian yang
l l l l l l l l l

dilakukan oleh Rodiyah tentang pengaruh pemberian lavender aroma terapi


l l l l l l l l l l

terhadap penurunan insomnia pada lansia di UPT Panti Werdha Mojopahit


l l l l l l l l l l l

Mojokerto didapakan 93,3% mengalami kualitas tidur yang baik. l l l l l l l l l

Penelitiaan yang kesepuluh adalah pengaruh pemberian aroma therapi l l l l l l l l l l l

lavender terhadap tingkat insomnia pada lansia di Desa Bongopini Kecamatan


l l l l l l l l l l l l l

Tilongkabila Kabupaten Bone Bolango. Data sebelum dilakukan intervensi l l l l l l l l l

mayoritas insomnia berat sebanyak 15 responden dengan gangguan tidur yang


l l l l l l l l l l

dialami yaitu tidur kurang nyenyak, sering terbangun dimalam hari dan sulit untuk
l l l l l l l l l l

memulai tidur, sedangkan insomnia sangat berat diderita oleh 6 responden lansia
l l l l l l l l l l

seperti tidur tidak nyenyak akibat sering terbangun dimalam hari dan sulit untuk l l l l l l l l l

memulai tidur kembali, sering terbangun diawal pagi sehingga mudah mengantuk
l l l l l l l l l

dipagi atau siang hari. Pada insomnia ringan sebanyak 5 responden dikatakan
l l l l l l l l l l l l l l

insomnia ringan karena lansia hanya mengalami sering terbangun diawal pagi l l l l l l l l l l l l l l

sehingga lansia merasa kurang segar saat pagi hari dan mudah mengantuk. l l l l l l l l l l l l l l
12

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
1. Sebelum dilakukan pemberian aroma terapi lavender kepada lansia dalam l l l l l l l l l l l l l

berbagai metode, tingkat insomnia pada lansia masih tinggi dan kualitas tidur
l l l l l l l l l l l l

buruk.
2. Sesudah dilakukan pemberian aroma terapi lavender kepada lansia dalam
l l l l l l l l l l l l l l

berbagai metode, tingkat insomnia pada lansia maenjadi turun dan kualitas tidur
l l l l l l l l l l l l l

membaik. l

5.2 Saran
1. Bagi Profesi Keperawatan
l l l l

Mampu melanjutkan dan lebih meningkatkan terapi komplementer yang


l l l l l l l l

berguna untuk meningkatkan pelayanan keperawatan khususnya dalam


l l l l l l l l l l l l

keperawatan lanjut usia dan aromaterapi


l l l l l l l l l

2. Bagi institusi
l

Mengembangkan kurikulum dan meningkatkan peran pendidik dalam l l l l l l l l

menyampaikan pengetahuan tentang keperawatan komplementer khususnya


l l l l l l l l l l

aromaterapi bagi mahasiswa secara lebih menarik sehingga mampu meningkatkan


l l l l l l l l l l l l l l

pengetahuan dan ketrampilan dalam mengaplikasikannya.


l l l l l l l l l l l

3. Bagi masyarakat
l l l l l

Meningkatkan pengetahuan tentang terapi komplementer serta mampu l l l l l l l l

mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari.


l l l l l l l l l
13

DAFTAR PUSTAKA
14
15

DAFTAR PUSTAKA
l l l l

Adiyati, S. (2010). Pengaruh Aroma Terapi terhadap Insomnia pada Lansia di PSTW Unit
Budi Luhur Kasongan Bantul Yogyakarta. Jurnal Kebidanan , 11(2).
al, A. e. (2015). Review article essential oil s used in aromatherapy: a systematic review.
Asian Pasific Journal of Tropical Biomedicine, 5(8), 601-611.
Asmadi. (2008). Konsep Keperawatan Dasar. Jakarta: EGC.
Atkins. (2017). Langkah Pertama Melalui Insomnia . Jakarta: Libri.
Azizah. (2011). Keperawatan Lanjut Usia . Yogyakarta: Graha Ilmu.
Bandiyah. (2009). Lanjut Usia dan Keperawatan Genoritik . Yogyakarta: Nuha Medika.
Bobak, I. M. (2005). Buku Ajar Keperawatan Maternitas Edisi 4. Jakarta: EGC.
Budi, S. (2011). Managemen Unit Kerja Rekam Medis. Yogyakarta: Quantum Sinergis.
Cheragbeigi, e. a. (2019). Comparing the Effects of Massege and Aromatherapy Massege
with Lavender Oil on Sleep Quality of Cardiac Patients: A Randomized
Controlled Trial. Complementary therapies in Clinical Practice , 35, 253-258.
Cooke, d. I. (2011). Normal and Abnormal Sleep in the Elderly. Handbook of Clinical
Neurology, 653-665.
Dement, d. C. (1994). Effect of total sleep loss on sleep tendency. Percept mot skills, 495-
506.
Depkes. (2016). Profil Kesehatan Indonesia . Jakarta: Depkes.
Efendi. (2009). Manejemen Pusat Kesehatan Masyarakat. Jakarta: Salemba Medika.
Hariana, A. (2004). Tumbuhan Obat dan Khasiatnya. Jakarta: Penebar Swadaya.
Kania, K. (2006). Pengaruh Aroma Terapi dalam Kehidupan Anda. Yogyakarta: Grafindo
Litera Media.
Khasanah, K. (2012). Kualitas Tidur Lansia Balai Rehabilitasi Sosial Mandiri. ejurnal
Undip, 189-196.
16

Kulkurani, E. d. (2005). Buku Pintar Terapi Air. Jakarta: Ladang Pustaka dan Inti Media.
Kurnia, S. N. (2009). Etika Profesi Kebidanan. Yogyakarta: Panji Pustaka.
Leonard, S. d. (2018). Pengaruh Aromaterapi Lavender terhadap Kualitas Tidur Lansia di
Wisma Cinta Kasih . Jurnal Endurace, 121-130.
Lestri, T. (2015). Kumpulan Teori Untuk Kajian Pustaka Penelitian Kesehatan.
Yogyakarta: Nuha Medika.
lillehei, A. S. (2014). Effect of Lavender Aromatherapy Via Inhalation and Sleep Hygiene
on Sleep in College Student with Self Reported Sleep Issues . USA: University of
Minmesota.
Medicastore. (2010, juli sabtu). Epikondilitis Lateralis Backhand Tennis Elbow. Retrieved
from http://medicastore.com/penyakit/584/epikondilitislateralisbackhandtennis
Mukti. (2012). Pengaruh Aromaterapi terhadap Kejadian Insomnia pada Lansia di
Kelurahan Manjung Ngawen Klaten . Yogyakarta: Stikes Muhammadiyah Klaten.
Nuraini, D. N. (2014). Aneka Manfaat Bunga untuk Kesehatan. Yogyakarta: Gafa Media.
Poerwadi, R. (2006). Aroma Terapi Sahabat Calon Ibu. Jakarta: Dian Rakyat.
Purwanto, B. (2013). Herbar dan Keperawatan Komplementer. Yogyakarta: Nuha
Medika.
RI, K. (2015). Buku Kesehatan Ibu dan Anak. Jakarta: Kemenkes RI.
Safitri, A. (2009). Beberapa Faktor yang Mempengaruhi Menopause pada Wanita di
Kelurahan Titi Papan Kota Medan. Sumatra Utara: USU.
Sharma, S. (2009). Aroma Terapi . Jakarta: Kharisma Publishing Group.
Siregar, S. (2011). Statistika Deskriptif Untuk Penelitian . Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada .
Susilo, d. W. (2011). Cara Jitu Mengatasi Hipertensi. Yogyakarta: CV. Andi Offset.
Widianti, d. S. (2011). Kebutuhan Dasar Manusia. Yogyakarta: Nuha Medika.
17

LAMPIRAN
A. Biodata penulis l l

Penulis 1
1. Nama : Deva Anggun Irvanita
l l l l l l

2. Tempat & Tanggal Lahir : Pati, 18 Mei 2004


l l l l l

3. Jenis Kelamin : Perempuan l l

4. Alamat Asal : Dk. Lumpur Ds. Bumirejo RT 4/ RW 3, Keca matan


l l l l l l l l

Margorejo, Kabupaten Pati, Jawa Tengah


l l l l l l l

5. Telepon & HP : 089505565772


6. E-mail : anggundeva2@gmail.com
l l l l
18

Penulis 2
1. Nama : Anggun Putri Maharani
l l l l l l

2. Tempat & Tanggal Lahir : Pati, 9 Juli 2004


l l l l l

3. Jenis Kelamin : Perempuan l l

4. Alamat Asal : Ds. Karaban RT 5 / RW 6, Keca matan Gabus, Kabupaten


l l l l l l l l l l l l l l

Pati, Jawa Tengah


l l l l

5. No. Hp : 088228745949
6. E-mail : anggunpm0@gmail.com
l l l

B. Surat Pernyataan Orisinalitas


l l l l l l
19

C. Bukti Bebas Plagiasi


l l l

Anda mungkin juga menyukai