Anda di halaman 1dari 26

MAKALAH KEPERAWATAN KOMPLEMENTER

TERAPI REFLEKTIF INTUITIF AL-FATIHAH UNTUK MENURUNKAN TINGSKT


KECEMASAN

Dosen Pembimbing :

Dr. Hanik Endang Nihayati S.kep. Ns., M.kep.

Disusun oleh :

Kelompok 5
Sekar Ayu Pitaloka (131611133025) Reza Ramadhana R (131611133066)
Putri Aulia Kharisma (131611133027) Eka Haryanti (131611133076)
Angga Kresna Pranata (131611133030) Eka Aprilia Diyah S.K (131611133125)
Yuniar Rahma Shofro’in (131611133069) Happy Puspita Risna (131611133127)

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS AIRLANGGA

SEPTEMBER, 2019

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas limpahan
rahmat serta taufik dan hidayah-Nya lah kami dapat menyelesaikan tugas makalah Keperawatan
Komplementer yang berjudul Terapi Reflektif Intuitif Al-Fatihah untuk menurunkan Tingkat
Kecemasan

Ucapan terimakasih kami haturkan kepada dosen pembimbing mata kuliah Keperawatan
Komplemnter Ibu Dr. Hanik Endang Nihayati S.kep., Ns., M.kep yang telah membimbing kami
selama perkuliahan Keperawatan Komplementer hingga dapat menyelesaikan tugas makalah ini.

Dengan demikian, kami berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi pembacanya.
Makalah ini masih jauh dari kata sempuna, untuk itu kritik dan saran dari pembaca sangat kami
butuhkan guna perbaikan dan penyempurnaan makalah berikutnya. Atas kontribusi tersebut,
kami ucapkan terimakasih.

Surabaya, 29 September 2019

Penyusun

ii

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................................ii

DAFTAR ISI..............................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN .........................................................................................1

Latar Belakang..................................................................................................1

Rumusan Masalah ............................................................................................2

Tujuan ..............................................................................................................2

Manfaat.............................................................................................................3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA................................................................................4

Terapi Reflektif Intuitif Al-Fatihah..................................................................4

Manfaat Terapi Reflektif Intuitif Al-Fatihah ...................................................5

Hubungan Terapi Reflektif Intuitif Al-Fatihah dengan Kecemasan.................6

Kekurangan Terapi Reflektif Intuitif Al-Fatihah..............................................7

Prosedur Terapi Reflektif Intuitif Al-Fatihah...................................................7

BAB III PEMBAHASAN .........................................................................................10

Literatur Review 1 ...........................................................................................10

Literatur Review 2 ...........................................................................................11

Literatur Review 3 ...........................................................................................12

Literatur Review 4 ...........................................................................................14

Literatur Review 5............................................................................................15

iii
Literatur Review 6 ...........................................................................................18

BAB IV PENUTUP ...................................................................................................22

Kesimpulan .....................................................................................................22

Saran ...............................................................................................................22

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................23

iv
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kecemasan adalah hal yang normal di dalam kehidupan karena kecemasan sangat dibutuhkan
sebagai pertanda akan bahaya yang mengancam. Namun ketika kecemasan terjadi terus-menerus,
tidak rasional dan intensitasnya meningkat, maka kecemasan dapat mengganggu aktivitas sehari-
hari dan disebut sebagai gangguan kecemasan (ADAA, 2010). Bahkan pada beberapa penelitian
menunjukkan bahwa gangguan kecemasan juga merupakan suatu komorbiditas (Luana, et al.,
2012).

Gangguan kecemasan adalah salah satu gangguan mental yang umum dengan prevalensi
seumur hidup yaitu 16%-29% (Katz, et al., 2013). Dilaporkan bahwa perkiraan gangguan
kecemasan pada dewasa muda di Amerika adalah sekitar 18,1% atau sekitar 42 juta orang hidup
dengan gangguan kecemasan, seperti gangguan panik, gangguan obsesiv-kompulsif, gangguan
stres pasca trauma, gangguan kecemasan umum dan fobia (Duckworth, 2013). Sedangkan
gangguan kecemasan terkait jenis kelamin dilaporkan bahwa prevalensi gangguan kecemasan
seumur hidup pada wanita sebesar 60% lebih tinggi dibandingkan pria (NIMH dalam Donner &
Lowry, 2013).

Di Indonesia prevalensi terkait gangguan kecemasan menurut hasil Riset Kesehatan Dasar
(Riskesdas) pada tahun 2013 menunjukkan bahwa sebesar 6% untuk usia 15 tahun ke atas atau
sekitar 14 juta penduduk di Indonesia mengalami gangguan mental emosional yang ditunjukkan
dengan gejala-gejala kecemasan dan depresi (Depkes, 2014). Terkait dengan mahasiswa
dilaporkan bahwa 25% mahasiswa mengalami cemas ringan, 60% mengalami cemas sedang, dan
15% mengalami cemas berat. Berdasarkan hasil penelitian tersebut diketahui bahwa setiap orang
dapat mengalami kecemasan baik cemas ringan, sedang atau berat (Suyamto, et al., 2009).

Kecemasan mampu dikontrol dengan adanya ketenangan yang muncul dalam diri. Najati
(2005), perasaan berafiliasi, aktif dalam memberikan pelayanan, ikhlas dalam beramal dan
merasa cinta pada individuindividu yang lain, merasa diterima dan dicintai diantara kelompok,
semua itu merupakan faktor-faktor penting yang menjadikan seseorang merasakan ketenangan
dan ketentraman jiwa. Syakur (2007), mengatakan bahwa ketenangan atau kenteraman jiwa

1
dapat diperoleh dengan cara mendekatkan diri pada Tuhan sebagai proses tazkiyat al nafs.
Konsep ini dapat menyucikan seorang mukmin dari kegelisahan yang di timbulkan dari perasaan
bersalah serta menimbulkan ketenangan dan kedamaian dalam jiwanya (Najati,2005).

Kecemasan menjadi masalah yang dapat timbul kapanpun. Melihat hal tersebut sering kali
pendekatan rohani dilakukan. Untuk menciptakan suasana hati yang tenang atau tentram dalam
kehidupan seseorang perlu adanya pegangan, pedoman, dan tempat sandaran yang kokoh.
Julianto (2011), menyebutkan bahwa aktivitas berpikir terjadi ketika individu membaca Al
Qur’an, sehingga proses tersebut melibatkan emosi serta aktivitas yang berkaitan dengan ke-
Tuhan-an. Surat Al-Fatihah berisi tentang berbagai hal global dan universal tentang penciptaan,
kehidupan, dan alam semseta (Ahan, 2009). Surat Al Fatihah merupakan salah satu bentuk
tuturan yang disampaikan oleh Al Qur’an yang bermaksud untuk memberikan tauladan untuk
mendidik dan memberikan petunjuk bagi seluruh umat manusia baik yang beragama islam
maupun yang tidak beragama Islam (Mustaqim, 2014).

1.2 Rumusan Masalah


1.2.1 Bagaimana definisi dari terapi reflektif intuitif Al-Fatihah?
1.2.2 Bagaimana manfaat terapi rflektif intuitif Al-Fatihah?
1.2.3 Bagaimana hubungan terapi reflektif intuitif Al-Fatihah dengan kecemasan?
1.2.4 Bagaimana kekurangan terapi reflektif intuitif Al-Fatihah?
1.2.5 Bagaimana prodedur terapi reflektif intuitif Al-Fatihah?

1.3 Tujuan
1.3.1 Mengetahui definisi terapi reflektif intuitif Al-Fatihah
1.3.2 Mengetahui manfaat terapi reflektif intuitif Al-Fatihah
1.3.3 Mengetahui hubungan terapi reflektif intuitif Al-Fatihah dengan kecemasan
1.3.4 Mengetahui kekurangan terapi reflektif intuitif Al-Fatihah
1.3.5 Mengetahui prosedur terapi reflektif intuitif Al-Fatihah

1.3 Manfaat
1.4.1 Teoritis
Mengetahui dan mengerti manfaat terapi reflektif intuitif Al-Fatihah untuk
mengurangi kecemasan
1.4.2 Praktis
Menambah wawasan dalam mengelola kecemasan melalui terapi reflektif intuitif Al-
fatihah

2
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Terapi Reflektif Intuitif Al-Fatihah

Dalam Kamus Psychologi Therapy dijelaskan bahwa terapi adalah prosedur untuk
menyembuhkan atau meringankan suatu penyakit. Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa
Indonesia terapi diartikan sebagai usaha memulihkan kesehatan orang yang sakit, pengobatan
penyakit, dan perawatan penyakit.

Kecemasan dapat menimbulkan perubahan secara fisik maupun psikologis. Kecemasan


dapat mengaktifkan syaraf otonom yang berakibat detak jantung menjadi bertambah, tekanan
darah naik, frekuensi nafas bertambah dan secara umum mengurangi tingkat energy pada
klien, sehingga dapat merugikan individu (Rothrock, 1999).

Rasa cemas dapat menstimulus denyut jantung dan tekanan darah. Kondisi ini dapat
memperburuk kesehatan klien, bahkan dapat memperburuk penyakit yang di derita. Oleh
karena itu, rasa kecemasan yang dialami oleh pasien dapat diatasi dengan beberapa cara,
salah satunya adalah terapi relaksasi dengan surah Al-Fatihah.

Menurut salah satu penelitian yang dilakukan oleh Siswantinah (2011) pada pasien gagal
ginjal kronik yang akan menjalani hemodialisa, didapatkan hasil bahwa murrotal surah Al-
Fatihah, mampu menurunkan tingkat kecemasan pasien yang akan menjalani hemodialisa.
Surah Al-Fatihah merupakan surah pembuka dalam Al-Qur an, dan Al-Qur an sendiri
merupakan kalam Allah yang merupakan mukjizat yang diturunkan (diwahyukan) kepada
Rasulullah saw (Fahreja, 2008). Konteks islam, Al-qur an dan hadis merupakan sumber
inspirasi pengembangan ilmu kesehatan mental (mental health). Uraian Zakiyah Darajat
dalam sudarma (2008) mengemukakan bahwa terapi terhadap penyakit jiwa disertai (terapi)
keercayaan agama yang dianutnya berhasil disembuhkan lebih cepat dan lebih baik. Secara
umum, WHO (1984) mengakui bahwa ada 4 dimensi kesehatan, yaitu fisiologis (biologis),
kejiwaan (psikiater), sosial, dam spiritual/keagamaan atau disebut juga sehat bio-psyco-
sosialspiritual.

3
Surat Al Fatihah adalah ayat yang paling populer dan paling dihafal dikalangan umat
muslim. Bahkan membaca Al Fatihah menjadi syarat sahnya sholat bagi kaum muslimin. Hal
ini menunjukkan betapa tingginya kedudukan surat Al Fatihah ini (Ad-Dimasyqi, 2000).
Kedudukan tersebut dapat dilihat dari nama lain dari Surat Al Fatihah seperti Fatihatul Kitab
dan Ummul kitab atau Ummul Quran. Fatihatul Kitab merujuk penempatan Surat Al Fatihah
sebagai surat pertama dalam penyusunan Al Quran. Al Fatihah memiliki sebutan sebagai
Ummul Kitab yang artinya induk dari seluruh Al Quran. Hal ini dikarenakan didalam surat Al
Fatihah terkandung seluruh pokok ajaran dan nilai yang terkandung dalam Al Quran (Ad-
Dimasyqi, 2000). Dalam membaca Al Fatihah harus dilakukan secara tartil atau membaca
dengan benar dan paham dengan makna yang terkandung (Iim, 2003). Pengertian tartil dalam
membaca Al-Quran bermakna pelan-pelan dan perlahan-lahan, membaca huruf dan
harakatnya dengan jelas (Al Qaradhawi, 2007). Craik dan Lochart (dalam Matlin, 1998)
menyatakan bahwa informasi akan cenderung diingat apabila level pemrosesannya bersifat
dalam, dibandingkan dengan jika diproses secara dangkal. Hal ini menunjukkan bahwa Surat
Al Fatihah akan lebih diingat apabila pembacanya tidak hanya membaca ayatnya tetapi juga
mengetahui kandungan makna didalamnya.

Dalam relaksasi ini pada dasarnya adalah membaca Al Fatihah secara reflektif intuitif
maksudnya adalah membaca surah Al-Fatihah yang direfleksikan dalam dirinya secara
berulang-ulang. Relaksasi ini dapat dilakukan dalam bentuk personal maupun kelompok.
Relaksasi personal (face to face) terdiri atas tiga tahapan, yakni tahap awal, pertengahan dan
akhir. Para terapis dapat melakukan relaksasi ini dengan sistem dialog maupun ceramah.

2.2 Manfaat Terapi Reflektif Intuitif Al-Fatihah

A. Mendapatkan motivasi dan pemahaman mengenai pandangan terhadap pegangan


hidupnya.

B. Tidak lagi merasa putus asa

C. Merespon positif atas apa yang tealh terjadi pada kehidupannya

D. Dapat memahami janji dan ketentuan allah dari surat Al-Fatihah yang telah dibaca

4
Sehingga, kejadian atau peristiwa yang dialami oleh klien akan dinilai lebih
positif dan membuat jiwa menjadi tenang. Oleh karenanya tidak mengganggu keadaan
homeostasis dalma diri, hingga pada akhirny dapat menurunkan kecemasan klien
(Sholeh, 2006)

2.3 Hubungan Terapi Reflektif Intuitif Al-Fatihah dengan Kecemasan


Berdasarkan konsep psikoneuroimunologi, kecemasan merupakan stressor yang dapat
menurunkan sistem imunitas tubuh. Hal ini terjadi melalui serangkaian aksi yang diperantarai
oleh HPA-axis (Hipotalamus, Pituitari dan Adrenal). Stress akan merangsang hipotalamus
untuk meningkatkan produksi CRF (Corticotropin Releasing Factor). CRF ini selanjutnya
akan merangsang kelenjar pituitari anterior untuk meningkatkan produksi ACTH (Adreno
Cortico Tropin Hormon).
Hormon ini akan merangsang kortek adrenal untuk meningkatkan sekresi kortisol.
Kortisol inilah yang selanjutnya menekan sistem imun tubuh (Ader, 1996). Banyak teori
yang mengemukakan bahwa Noradrenalin, Asam Gamma Aminobutiric dan Sistem
Seretonergicneuronal di Lobus Prontal dan Sistem Limbik mempengaruhi secara patobiologis
menyebabkan timbulnya gangguan kecemasan, jantung dan pernafasan. Masalah kecemasan
dapat mengganggu kesehatan pasien atau klien.
Rasa cemas dapat menstimulus denyut jantung dan tekanan darah. Kondisi ini dapat
memperburuk kesehatan klien, bahkan dapat memperburuk penyakit yang di derita. Oleh
karena itu, rasa kecemasan yang dialami oleh pasien dapat diatasi dengan beberapa cara,
salah satunya adalah terapi relaksasi dengan surah Al-Fatihah.
Ketika pasien atau klien yang mengalami kecemasan sudah memiliki semangat hidup dan
stressor kehidupannya telah dimaknai positif maka akan direspons oleh hipotalamus.
Imunitas yang tadinya terganggu akibat rusaknya keseimbangan sistem endrokin menjadi
terkontrol karena hipotalamus mensekresi realising hormone. Realising hormone ini
berfungsi merangsang sistem endokrin yang dapat mengontrol kerja kelenjar hipofisis
(Lutgendorf, 2003; Abbas, 2000). Kelenjar Hipofisis yang dikontrol tersebut akan
mengurangi sekresi hormon ACTH sehingga kelenjar sasaran tidak mensekresi hormon
kortisol (Abbas, 2000).

2.4 Kekurangan Terapi Reflektif Intuitif Al-Fatihah

5
Pada terapi Reflektif Intuitif Al-Fatihah, tidak dapat diterapkan pada pasien dengan
gangguan kesadaran, pasien yang menggunakan alat bantu nafas yang melalui mulut. Karena
pada terapi ini lebih pada membacakan surah Al-Fatihah atau dengan cara reflektif intuitif.
Terapi ini dapat diterapkan pada pasien-pasien tersebut apabila menggunakan bantuin media
yang lainnya

2.5 Prosedur Terapi Reflektif Intuitif Al-Fatihah

Dalam proses terapi ini, terapis membagi menjadi 2 tahap yakni secara personal dan
secara kelompok :

2.5.1 Terapi Personal


Terapi personal merupakan terapi yang dilakukan antara terapis dengan pasien
secara langsung atau face to face. Berikut adalah tahapan-tahapan yang dilakukan
terapis secara personal :
1) Tahap Awal
 Pengisian form wawancara pasien
Hal ini dilakukan agar pasien dalam memberikan data
mengenai keadaan dirinya dapat lebih terbuka dan hubungan antara
pasien dan terapis terjalin dengan akrab, sehingga terapis dapat
memberikan secara maksimal dan sesuai dengan kebutuhan pasien.
Waktu yang dibutuhkan dalam pengisian form wawancara
ini lebih kurang dari 1 jam, kondisi pasien stabil atau membaik
dengan alokasi tempat yang aman dan nyaman.
Dalam form wawan cara dapat ditekankan beberapa hal
yaitu : identitas pribadi, riwayat keluarga, riwayat naza, riwayat
Pendidikan dan prestasi, riwayat pemahaman agama, riwayat seks,
riwayat kesenangan, riwayat kegiatan sehari-hari, harapan-harapan
ke depan dan kepribadian.

 Menanyakan keadaan dan penyebab kecemasan atau masalah


pasien
Hal ini bertujuan selain membantu pasien untuk bias
menceritakan keluhan pasien secara terbuka dan leluasa, terapis
juga dapat meninjau kembali akan keluhan-keluhan yang dirasakan

6
pasien, dan terapis akan lebih mengetahui penyebab dari
kecemasan yang dialami oleh pasien.

2) Tahap Pertengahan
Setelah tahapan awal selesai dilakukan, maka untuk tahapan
berikutnya adalah pemberian terapi relaksi dengan surat Al-Fatihah.
Namun sebelum itu terapis akan memberikan nasehat-nasehat terlebih
dahulu. Setelahnya terapis akan memberikan instruksi kepada pasien
untuk menutup mata dan melakukan relaksasi pernafasan diikuti dengan
mendengarkan surat Al-Fatihah yang akan diberikan oleh terapis. Terapis
juga mengajrkan pasien untuk membaca surat Al-Fatihah ini terus menerus
sehingga tingkat kecemasan pasien akan menurun.
Bahasa yang digunakan oleh terapis adalah bahasa yang mudah
dipahami pasien dan lamanya tergantung dari kondisi pasien, namun
biasanya waktu terapi adalah 1 jam. Hasil yang dicapai pun variative ada
yang cpeat dan ada yang lambat, tergantung dari internal pasien.

3) Tahap Akhir
Tahapan akhir ini merupakan tahapan kesimpulan dari apa yang
terapis sampaikan diatas. Dalam tahapan ini akan dilakukan evaluasi,
terapis akan mencoba membantu pasien untuk menyimpulkan hasil
pembicaraan yang telah disampaikan serta membuat perencanaan yang
akan dilakukan berikutnya.
Terapis akan mengkaji tingkat kecemasan pada pasien, dan terapis
juga harus membangun sikap optimis pasien yang dapat mempercepat
proses penyembuhan.

2.5.2 Terapi Kelompok


Terapi kelompok merupakan terapi kedua yang dilakukan terapis kepada beberapa
pasien. Terapi ini dibuat dengan system lingkaran dan bersifat direktif. Jumlah oasien
yang ikut tidak dibatasi, dan tanpa paksaan. Keberhasilan yang dicapai dalam penurunan
tingkat kecemasan bervariatif, tergantung dari factor internal pasien.
Terapis akan mengajak seluruh anggota kelompok untuk membaca surat Al-
Fatihah berserta terjemahannya. Setelah itu terapis memberikan penjelasan akan makna

7
yang terkandung dari surat Al-Fatihah dengan gaya bahasa dan Gerakan yang mudah
dipahami bagi masing-masing pasien.
Pada saat terapi berlangsung, apabila terdapat salah satu pasien yang lengah dan
tampak melamun maka hal yang dilakukan oleh seorang terapis adalah memberikan
perhatian dengan cara mengajukan pertanyaan kepada pasien tersebut dari isi materi yang
disampaikan terapis, sekalipun penyampaian materi yang disampaikan secara berulang-
ulang dan tergantung pada keadaan pasien
Adapun materi yang disampaikan dari terpai ini, selain dengan system dialog,
terapis pun menggunakan system ceramah yakni memberikan arahan atau nsehat yang
positif dalam diri pasien, hal ini dapat membuat pasien berpikir dengan jernih dan baik
sehingga dapat mengurangi tingkat kecemasan pasien.

BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Analisis Jurnal

Literatur review 1

Judul Jurnal Pengaruh Terapi Psikoreligius : Membaca


AlFatihah terhadap Skor Halusinasi Pasien
Skizofrenia
Penulis Sri Mardiati, Veny Elita, Febriana Sabrian

8
Tujuan Penelitian Mengetahui pengaruh terapi psikoreligius : membaca
Al Fatihah terhadap skor halusinasi pasien skizofrenia.
Masalah Penelitian Skizofrenia dialami oleh >21 juta orang di seluruh
dunia dengan kejadian setiap tahunnya terjadi pada 15-
20 per 100.000 individu. Prevalensi skizofrenia di
Indonesia sebesar 1,7 per mil atau sekitar 400.000
orang (Kemenkes RI, 2013). Skizofrenia ditandai
dengan distorsi dalam pemikiran, persepsi, emosi,
bahasa, kesadaran diri dan pengalaman umum
termasuk mendengar suara-suara atau yang disebut
dengan halusinasi. Gangguan utama dalam pikiran,
dimana berbagai pemikiran tidak saling berhubungan
secara logis, terjadinya kekeliruan persepsi dan
perhatian, afek yang datar, tidak sesuai dan berbagai
gangguan aktivitas motorik yang aneh juga merupakan
tanda dari seseorang yang menderita skizofrenia.
Metode Penelitian Penelitian menggunakan desain quasy exsperimental
dengan pendekatan pretest-posttest design with
control group. Alat pengumpul data yang digunakan
yaitu kuesioner serta lembar observasi terkait tanda
dan gejala dari halusinasi yang diambil dari
Sudiatmika (2011). Analisa data menggunakan analisa
univariat dan analisa bivariat dengan menggunakan uji
alternatif yaitu Wilcoxon dan Mann-Whitney.
Hasil Penelitian Skor halusinasi pada kelompok eksperimen didapatkan
nilai signifikasi (p value) 0,019< ɑ (0,05), maka dapat
disimpulkan bahwa terapi psikoreligius : membaca Al
Fatihah berpengaruh terhadap penurunan skor
halusinasi pasien skizofrenia di RSJ Tampan Provinsi

9
Riau.

Literatur Review 2

Judul Jurnal Perbedaan Efektivitas antara Membaca dengan


Mendengarkan Surah Al Fatihah terhadap Skor
Halusinasi
Penulis Ila Rifatul Mahmuda, Jumaini, Agrina
Tujuan Penelitian Mengetahui perbedaan efektivitas antara membaca dan
mendengarkan Surah Al Fatihah terhadap skor
halusinasi.
Masalah Penelitian Skizofrenia akan memunculkan beberapa karakteristik
yang menonjol salah satunya adalah halusinasi. Pasien
dengan halusinasi akan mengalami disorientasi waktu
dan terkadang tempat, bahkan pada kondisi
disorientasi yang paling ekstrem akan terjadi
depersonalisasi pada dirinya. Oleh karena itu,
intervensi pada pasien halusinasi sangat penting
dilakukan. Hal ini dikarenakan intervensi dapat
membantu pasien untuk meningkatkan kesadaran
gejala-gejala halusinasi, sehingga ia dapat
membedakan antara dunia psikosis dan dunia nyata.
Metode Penelitian Penelitian menggunakan desain quasy exsperimental
berupa rancangan penelitian pre-post test design with
two comparison treatments. Peneliti menggunakan
analisis univariat dan analisis bivariat dengan uji
dependent sample T test dan Independent sample T
test.
Hasil Penelitian Intervensi membaca dan mendengarkan surat Al
Fatihah dengan uji Dependent sample T test
menunjukkan hasil yang signifikan terhadap

10
penurunan skor halusinasi karena kedua kelompok
didapatkan p value (0,000) < (ɑ=0,05). Hasil uji
Independent sample T test didapatkan p value (0,652)
> (ɑ=0,05), maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada
perbedaan yang signifikan efektivitas antara membaca
dengan mendengarkan surah Al Fatihah terhadap skor
halusinasi.

Literatur Review 3

Judul Jurnal Membaca Al Fatihah Reflektif Intuitif untuk


Menurunkan Depresi dan Meningkatkan
Imunitas
Penulis Very Julianto, Subandi
Tahun 2015
Tujuan Menurunkan depresi dan meningkatkan
Penelitian imunitas melalui pelatihan membaca Al Fatihah
reflektif intuitif
Masalah Masa remaja adalah masa dimana seorang
Penelitian individu banyak menghadapi peristiwa penuh
stresor dalam kehidupan sehari-hari. Masalah-
masalah tersebut menyebabkan remaja menjadi
rentan mengalami gangguan psikologis seperti
stres, ketakutan, kecemasan, agresivitas dan
melarikan diri pada perilaku maladaptif
(Schneiders, 1964; Booker, 2004). Perubahan
yang terjadi menuntut individu menyesuaikan
diri terhadap tuntutan dan tugas-tugas
perkembangan mereka (Rathus & Nevid,
2002). Perubahan itu terjadi pada aspek
fungsional individu seperti fisik, psikologis dan
sosial (Finkelstein, 2004; Booker, 2004).

11
Remaja belum memiliki pegangan (anchor)
dalam hidupnya. Hal ini dikarenakan remaja
sedang mencari jati dirinya.
Metode Menggunakan metode eksperimen dengan
Penelitian pretest-posttest control group design.
Kelompok eksperimen dan kelompok kontrol
masing-masing terdiri dari 10 siswa pondok
pesantren. Pengukuran tingkat stres
menggunakan Depression Anxiety Stress Scale
(DASS) dan pengukuran imunitas
menggunakan alat hematology analyzer dengan
metode slide mikroskopis. Analisis kuantitatif
menggunakan mixed design anova.
Hasil Hasil penelitian menunjukkan bahwa membaca
Penelitian Al Fatihah reflektif intuitif dapat menurunkan
depresi (F=15.34, p<0.05) dan meningkatkan
imunitas (F=25.6, p<0.05). Penelitian
menunjukkan bahwa membaca Al Fatihah
reflektif intuitif dapat mengubah persepsi
subjek terhadap permasalahan dalam hidupnya.
Subjek mulai melihat apa yang sedang terjadi
pada diri mereka dengan menggunakan
perspektif anchor Allah. Subjek eksperimen
yang berhasil memegang teguh anchor Allah,
mengalami penurunan depresi dan peningkatan
imunitas secara signifikan. Perubahan tersebut
tidak dapat dipisahkan dari rasa tenang sesudah
membaca Al Quran.

Literatur Review 4

Judul Jurnal Pengaruh Membaca Al Fatihah Reflektif

12
Intuitif terhadap Penurunan Tingkat
Kecemasan Berbicara di Depan Umum pada
Mahasiswa Prodi Psikologi UIN Sunan
Kalijaga Yogyakarta
Penulis Very Julianto., Ririn Indriyani., Muhammad
Ma’ruf El Munir., Chasuna Sulantari Uswah.,
Siti Muridatul Hasanah
Tahun 2017
Tujuan Menurunkan tingkat kecemasan berbicara di
Penelitian depan umum pada mahasiswa Prodi Psikologi
UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta dengan
membaca Al Fatihah.
Masalah Kecemasan berbicara di depan umum
Penelitian merupakan suatu perasaan yang terancam, tidak
menyenangkan, dan tertekan dengan diikuti
oleh reaksi fisik dan psikis akibat kekhawatiran
tidak mampu menyesuaikan atau menghadapi
situasi pada saat berbicara di depan umum
tanpa sebab khusus yang pasti, yang muncul
sebelum atau selama berbicara di depan umum
Metode Metode kuasi eksperimen dengan kelompok
Penelitian eksperimen dan kelompok kontrol desain
pretest-postest. Pengambilan subjek
menggunakan teknik purposive sampling,
jumlah subjek adalah 36 mahasiswa program
studi psikologi UIN Sunan Kalijaga. Tingkat
kecemasan mahasiswa diukur menggunakan
skala DASS (Depression Anxiety Stress Scale).
Analisis data menggunakan T-Test hasilnya
yaitu 0,49 (r <0,05).
Hasil Hasil penelitian menunjukkan bahwa membaca

13
Penelitian Al Fatihah reflektif intuitif dapat menurunkan
kecemasan berbicara di depan umum pada
Mahasiswa Progam Studi Psikologi UIN Sunan
Kalijaga.

Literatur Review 5

Judul Jurnal Intervensi Terapi Audio Dengan Murottal Surah Al-


Fatihah Terhadap Penurunan Stres Pada Diabetes
Mellitus Tipe II.
Penulis Dyah Restuning Prihati, Maulidta Karunianingtyas
Wirawati.
Tujuan Penelitian Mengetahui penurunan stress pasien DM Tipe II setelah
diberikan terapi audio dengan murrotal

Surah Al-fatihah.
Masalah Penelitian Diabetes melitus yang tidak ditangani maka akan
menimbulkan komplikasi yang dapat mengancam jiwa,
yaitu timbulnya berbagai penyakit penyerta pada berbagai
organ tubuh seperti mata, ginjal, jantung, pembuluh darah
kaki dan sistem syaraf.

Pengalaman pasien untuk mentaati terhadap


penatalaksanaan diabetes mellitus sangat berat dan
membosankan, karena penyakit ini merupakan penyakit
kronis yang bias diderita puluhan tahun dan dapat
menimbulkan stresor berat yang mempengaruhi
produktifitas hidup pasien kedepan (Soegondo, 2008).

Seseorang yang mengalami stress psikologis akan


berdampak pula pada fisik orang tersebut. Stres memicu
reaksi biokimia tubuh melalui dua jalur yaitu jalur neural
dan neuroendokrin. Reaksi pertama respon stres yaitu
sekresi sistem saraf simpatis untuk mengeluarkan
14
norepinefrin yang menyebabkan peningkatan frekuensi
jantung. Kondisi ini menyebabkan glukosa darah
meningkat guna sumber energi untuk perfusi.
Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan desain penelitian quasi
experimental pre-post test control group dengan intervensi
terapi audio dengan murrotal surah Al-Fatihah.

Populasi dalam penelitian ini adalah semua pasien DM type


II yang menjalani rawat inap.

Tempat penelitian di ruang penyakit dalam di RSUD


K.R.M.T. Wongsonegoro Semarang.

Waktu penelitian bulan maret sampai juli 2018.

Tahap pelaksanaan penelitian dimana responden diminta


mengisi pre test yaitu pengkajian stres dengan instrumen
Depression Anxiety Stress Scale (DASS).

Setelah data terkumpul kemudian dilakukan analisa data


secara univariat untuk menghitung distribusi frekuensi
sehingga dapat diketahui gambaran karakteristik responden
seperti umur, jenis kelamin dan lama menderita DM.
Analisa bivariat menggunakan uji non parametrik,
Wilcoxon test untuk mengetahui perbedaan tingkat stress
sebelum dan sesudah diberikan terapi murotal baik pada
kelompok intervensi maupun kelompok kontrol.
Hasil Penelitian Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada kelompok
intervensi setelah dilakukan terapi murotal mengalami
penurunan tingkat stres, dari tingkat stress ringan
berjumlah 6 orang menjadi stres ringan berjumlah 16
orang. Pada kelompok intervensi diperoleh nilai bermakna
(p = 0,002) menunjukkan terdapat perbedaan tingkat stress
antara sebelum dan sesudah diberikan terapi audio dengan

15
murrotal surah Al-Fatihah. Pada kelompok kontrol
diperoleh nilai tidak bermakna (p = 1,00), ini menunjukkan
tidak terdapat perbedaan tingkat stress antara sebelum dan
sesudah diberikan terapi audio dengan murrotal surah Al-
Fatihah.

Literatur Review 6

Judul Jurnal Terapi Zikir Al-Fatihah Untuk Meningkatkan


Kesejahteraan Subjektif Pecandu Narkoba Dalam
Masa Rehabilitasi.
Penulis Lainatul Mudzkiyyah, H. Fuad Nashori, Rr. Indahria
Sulistyarini.
Tujuan Penelitian Mengetahui pengaruh terapi dzikir Al-Fatihah dalam
meningkatkan kesejahteraan subjektif pecandu narkoba
yang sedang dalam masa rehabilitasi.
Masalah Penelitian Akibat penyalahgunaan zat, seseorang mengalami kesulitan
melepaskan diri dari zat (Nevid, 2005). Hal ini dikarenakan
individu akan mengalami gejala withdrawl syndrome
(gejala putus zat saat berhenti dari penggunaan zat). Selain
itu, secara psikologis individu juga mengalami rasa panik,
cemas, dan kesa-kitan. Oleh karena itu, penggunaan zat
menjadi semakin kompulsif untuk menekan rasa sakitnya
(Cooper, dalam Durrand & Barlow, 2006).

Kondisi tidak menyenangkan juga dialami oleh


penyalahguna zat saat menjalani masa rehabilitasi. Mereka
cenderung mengalami gejolak emosi atau ketidakstabilan
emosi akibat putus zat (abstinen). Dalam temuannya,
Pranoto dan Astuti (Rosyidah & Nurdibyanandaru, 2010)
menunjukkan bahwa pengguna zat dalam masa pemulihan
kebanyakan mengalami perubahan emosional. Selama

16
masa rehabilitasi, residen (pecandu narkoba yang sedang
mengikuti rehabilitasi) mengalami masa-masa yang sulit.
Mereka tidak mampu menahan perilaku negatifnya karena
sulit menoleransi perasaan dengan baik. Kondisi tersebut
disebabkan oleh ketergantungannya secara fisik akan zat,
penyakit umum yang diderita, gangguan suasana hati,
frustrasi, kecemasan, serta perasaan kebosanan. Akibatnya,
secara efektif mereka menghindari ketidaknyamanannya
dengan menggunakan obat-obatan sebagai coping (Leon,
2000).

Kasus yang terjadi di panti rehabilitasi narkoba PSPP


(Panti Sosial Pamardhi Putra) menunjukkan para residen
cenderung mengalami gangguan suasana hati yang buruk,
depresif, sedikit minat untuk beraktivitas secara fisik,
banyak berdiam diri di kamar, serta memiliki
kecenderungan tidur sepanjang hari. Afek residen juga
lebih sering terlihat datar. Beberapa residen pernah
melakukan percobaan untuk bunuh diri karena merasa
putus asa dengan kehidupan yang dijalaninya. Persoalan-
persoalan yang dialami residen cenderung membuat residen
diliputi emosi-emosi negatif dibanding positifnya.
Penilaian terhadap kehidupan juga cenderung negatif.
Kondisi tersebut menandakan bahwa kesejahteraan
subjektif residen bisa dikatakan rendah.
Metode Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam rancangan penelitian
ialah pendekatan eksperimen dengan desain one group
pretest and posttest design (Sugiyono, 2013).

Subjek yang terlibat dalam penelitian ini berjumlah 4 orang


(2 laki-laki, dan 2 perempuan), dengan karakteristik (1)
subjek berusia remaja 14 tahun – 20 tahun, (2) tidak sedang

17
mengalami gangguan mental berat (psikosis), (3) beragama
Islam, (4) sedang mengikuti program rehabilitasi, dan (5)
masuk dalam kategori subjek dengan kesejahteraan
subjektif rendah hingga sedang, diketahui dari skor SWLS
(sangat tidak puas hingga sedikit tidak puas), dan skala
skor PANAS menunjukkan skor afek negatif yang lebih
tinggi dibanding afek positif.

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam


penelitian ini adalah skala, wawancara, dan observasi.

Uji asumsi yang dilakukan dalam penelitian ini adalah uji


normalitas. Uji coba hipotesis pada penelitian ini
menggunakan teknik statistic Wilcoxon.
Hasil Penelitian Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada pengaruh
terapi dzikir Al-Fatihah terhadap kesejahteraan subjektif
pecandu narkoba yang sedang dalam masa rehabilitasi.
Kesejahteraan subjektif pecandu narkoba yang sedang
mengikuti rehabilitasi dapat meningkat setelah
mendapatkan perlakuan terapi dzikir Al-Fatihah.

Beradasarkan uji hipotesis dengan menggunakan Wilcoxon,


hasil dari peningkatan masing-masing aspek dapat
diketahui sebagaimana berikut. Rerata kepuasan hidup
meningkat dari 12.25 (sebelum perlakuan) menjadi 25.25
(setelah perlakuan). Peningkatan tersebut menunjukkan
signifikasi sebesar p = 0.034 (p<0.05). Artinya, kepuasan
hidup pecandu narkoba menunjukkan peningkatan yang
signifikan setelah diberikan terapi dzikir Al-Fatihah. Begitu
juga, setelah masa tindak lanjut, kepuasan hidup pecandu
narkoba yang mengikuti rehabilitasi juga menunjukkan
peningkatan rerata menjadi 28.00 (tindak lanjut) dibanding
saat sebelum mendapatkan perlakuan. Taraf signifikansi

18
dari peningkatan tindak lanjut dengan sebelum perlakuan
adalah p = 0.033 (p<0.05). Artinya, kepuasan hidup
pecandu narkoba yang sedang mengikuti rehabilitasi
meningkat secara signifikan pada masa tindak lanjut
dibandingkan dengan sebelum diberikan terapi dzikir Al-
Fatihah.

19
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan

Kecemasan dapat menimbulkan perubahan secara fisik maupun psikologis. Kecemasan


dapat mengaktifkan syaraf otonom yang berakibat detak jantung menjadi bertambah, tekanan
darah naik, frekuensi nafas bertambah dan secara umum mengurangi tingkat energy pada
klien, sehingga dapat merugikan individu (Rothrock, 1999).

Dalam relaksasi ini pada dasarnya adalah membaca Al Fatihah secara reflektif intuitif
maksudnya adalah membaca surah Al-Fatihah yang direfleksikan dalam dirinya secara
berulang-ulang. Relaksasi ini dapat dilakukan dalam bentuk personal maupun kelompok.
Relaksasi personal (face to face) terdiri atas tiga tahapan, yakni tahap awal, pertengahan dan
akhir. Para terapis dapat melakukan relaksasi ini dengan sistem dialog maupun ceramah.

Ketika pasien atau klien yang mengalami kecemasan sudah memiliki semangat hidup dan
stressor kehidupannya telah dimaknai positif maka akan direspons oleh hipotalamus.
Imunitas yang tadinya terganggu akibat rusaknya keseimbangan sistem endrokin menjadi
terkontrol karena hipotalamus mensekresi realising hormone. Realising hormone ini
berfungsi merangsang sistem endokrin yang dapat mengontrol kerja kelenjar hipofisis
(Lutgendorf, 2003; Abbas, 2000). Kelenjar Hipofisis yang dikontrol tersebut akan
mengurangi sekresi hormon ACTH sehingga kelenjar sasaran tidak mensekresi hormon
kortisol (Abbas, 2000).

4.2 Saran

Penulis menyadari bahwa makalah diatas banyak sekali kesalahan dan jauh dari
kesempurnaan. Penulis akan memperbaiki makalah tersebut dengan berpedoman pada
banyak sumber yang dapat dipertanggungjawabkan. Maka dari itu penulis mengharapkan
kritik dan saran mengenai pembahasan makalah dalam kesimpulan di atas.

20
DAFTAR PUSTAKA

Abbas, K. A. (2000). Cellular and molecular immunology (4th). Philadelphia: W.B. Saunders
Company.

Ad-Dimasyqi, A. I. A. F. I. I. K. (2000). Tafsir ibnu katsir juz: al fatihah- al baqarah


(Terjemahan). Bandung: Sinar Baru Algensindo.

Al-Qaradhawi, S. Y. (2007). Menumbuhkan cinta kepada Al-Quran. Yogyakarta: Mardhiyah


Press.

Hammad. (2017). Peran Terapi Al-Qur’an terhadap Kecemasan dan Imunitas Pasien
Hospitalisasi : Jurnal Ners. Kalimantan Selatan. Vol.4. No.2 : 110-115.

Iim, A. (2003). Pedoman ilmu tajwid lengkap. Bandung: CV Penerbit Diponegoro.

Julianto, V., Subandi. (2015). Membaca Al-Fatihah Reflektif Intuitif untuk Menurunkan Depresi
dan Meningkatkan Imunitas : Jurnal Psikologis. Yogyakarta. Vol.42. No.1 : 34-46.

Kardiatun, Tutur. (). Pengaruh Terapi Murottal Surah Al-Fatihah terhadap Kecemasan Pasien
Pre Operasi di RSUD dr Soedarso Pontianak Kalimantan Barat. Kalimantan Barat.

Matlin, M. W. (1998). Cognition, (Ed 4th). Texas: Harcout Brace College Publisher Fort Worth.

Sholeh, M. (2006). Terapi Sholat Tahajud. Jakarta: Mizan Publikasi.

Nurkholisoh, 2009. PELAKSANAAN TERAPI BAGI PASIEN SKIZOFRENIA DI MADANI


MENTAL HEALTH CARE JAKARTA TIMUR.
http://repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8618/1/NURKHOLISOH-FDK.pdf

Mahmuda, Ila Rifatul., Jumaini., Agrina. 2018. “Perbedaan Efektivitas antara Membaca dengan
Mendengarkan Surah Al Fatihah terhadap Skor Halusinasi”. JOM FKp, Vol.5 No.2.
https://jom.unri.ac.id

Mardiati, Sri., Veny Elita., Febriana Sabrian. 2017. “Pengaruh Terapi Psikoreligius : Membaca
AlFatihah terhadap Skor Halusinasi Pasien Skizofrenia”. Jurnal Ners Indonesia Vol.8
No.1. http://ejournal.unri.ac.id

21
Mudzkiyyah, L., Nashori, F., & Sulistyarini, R. I. (2014). Terapi Zikir Al-Fatihah Untuk
Meningkatkan Kesejahteraan Subjektif Pecandu Narkoba Dalam Masa
Rehabilitasi. Jurnal Intervensi Psikologi, 6(2).

Prihati, D. R., & Wirawati, M. K. (2018). Intervensi Terapi Audio Dengan Murottal Surah Al-
Fatihah Terhadap Penurunan Stres Pada Diabetes Mellitus Tipe II. In Prosiding Seminar
Nasional Unimus (Vol. 1).

22

Anda mungkin juga menyukai