Terapi Al Fatihah Untuk Kecemasan
Terapi Al Fatihah Untuk Kecemasan
Dosen Pembimbing :
Disusun oleh :
Kelompok 5
Sekar Ayu Pitaloka (131611133025) Reza Ramadhana R (131611133066)
Putri Aulia Kharisma (131611133027) Eka Haryanti (131611133076)
Angga Kresna Pranata (131611133030) Eka Aprilia Diyah S.K (131611133125)
Yuniar Rahma Shofro’in (131611133069) Happy Puspita Risna (131611133127)
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS AIRLANGGA
SEPTEMBER, 2019
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas limpahan
rahmat serta taufik dan hidayah-Nya lah kami dapat menyelesaikan tugas makalah Keperawatan
Komplementer yang berjudul Terapi Reflektif Intuitif Al-Fatihah untuk menurunkan Tingkat
Kecemasan
Ucapan terimakasih kami haturkan kepada dosen pembimbing mata kuliah Keperawatan
Komplemnter Ibu Dr. Hanik Endang Nihayati S.kep., Ns., M.kep yang telah membimbing kami
selama perkuliahan Keperawatan Komplementer hingga dapat menyelesaikan tugas makalah ini.
Dengan demikian, kami berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi pembacanya.
Makalah ini masih jauh dari kata sempuna, untuk itu kritik dan saran dari pembaca sangat kami
butuhkan guna perbaikan dan penyempurnaan makalah berikutnya. Atas kontribusi tersebut,
kami ucapkan terimakasih.
Penyusun
ii
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................................ii
DAFTAR ISI..............................................................................................................iii
Latar Belakang..................................................................................................1
Tujuan ..............................................................................................................2
Manfaat.............................................................................................................3
iii
Literatur Review 6 ...........................................................................................18
Kesimpulan .....................................................................................................22
Saran ...............................................................................................................22
iv
BAB I
PENDAHULUAN
Kecemasan adalah hal yang normal di dalam kehidupan karena kecemasan sangat dibutuhkan
sebagai pertanda akan bahaya yang mengancam. Namun ketika kecemasan terjadi terus-menerus,
tidak rasional dan intensitasnya meningkat, maka kecemasan dapat mengganggu aktivitas sehari-
hari dan disebut sebagai gangguan kecemasan (ADAA, 2010). Bahkan pada beberapa penelitian
menunjukkan bahwa gangguan kecemasan juga merupakan suatu komorbiditas (Luana, et al.,
2012).
Gangguan kecemasan adalah salah satu gangguan mental yang umum dengan prevalensi
seumur hidup yaitu 16%-29% (Katz, et al., 2013). Dilaporkan bahwa perkiraan gangguan
kecemasan pada dewasa muda di Amerika adalah sekitar 18,1% atau sekitar 42 juta orang hidup
dengan gangguan kecemasan, seperti gangguan panik, gangguan obsesiv-kompulsif, gangguan
stres pasca trauma, gangguan kecemasan umum dan fobia (Duckworth, 2013). Sedangkan
gangguan kecemasan terkait jenis kelamin dilaporkan bahwa prevalensi gangguan kecemasan
seumur hidup pada wanita sebesar 60% lebih tinggi dibandingkan pria (NIMH dalam Donner &
Lowry, 2013).
Di Indonesia prevalensi terkait gangguan kecemasan menurut hasil Riset Kesehatan Dasar
(Riskesdas) pada tahun 2013 menunjukkan bahwa sebesar 6% untuk usia 15 tahun ke atas atau
sekitar 14 juta penduduk di Indonesia mengalami gangguan mental emosional yang ditunjukkan
dengan gejala-gejala kecemasan dan depresi (Depkes, 2014). Terkait dengan mahasiswa
dilaporkan bahwa 25% mahasiswa mengalami cemas ringan, 60% mengalami cemas sedang, dan
15% mengalami cemas berat. Berdasarkan hasil penelitian tersebut diketahui bahwa setiap orang
dapat mengalami kecemasan baik cemas ringan, sedang atau berat (Suyamto, et al., 2009).
Kecemasan mampu dikontrol dengan adanya ketenangan yang muncul dalam diri. Najati
(2005), perasaan berafiliasi, aktif dalam memberikan pelayanan, ikhlas dalam beramal dan
merasa cinta pada individuindividu yang lain, merasa diterima dan dicintai diantara kelompok,
semua itu merupakan faktor-faktor penting yang menjadikan seseorang merasakan ketenangan
dan ketentraman jiwa. Syakur (2007), mengatakan bahwa ketenangan atau kenteraman jiwa
1
dapat diperoleh dengan cara mendekatkan diri pada Tuhan sebagai proses tazkiyat al nafs.
Konsep ini dapat menyucikan seorang mukmin dari kegelisahan yang di timbulkan dari perasaan
bersalah serta menimbulkan ketenangan dan kedamaian dalam jiwanya (Najati,2005).
Kecemasan menjadi masalah yang dapat timbul kapanpun. Melihat hal tersebut sering kali
pendekatan rohani dilakukan. Untuk menciptakan suasana hati yang tenang atau tentram dalam
kehidupan seseorang perlu adanya pegangan, pedoman, dan tempat sandaran yang kokoh.
Julianto (2011), menyebutkan bahwa aktivitas berpikir terjadi ketika individu membaca Al
Qur’an, sehingga proses tersebut melibatkan emosi serta aktivitas yang berkaitan dengan ke-
Tuhan-an. Surat Al-Fatihah berisi tentang berbagai hal global dan universal tentang penciptaan,
kehidupan, dan alam semseta (Ahan, 2009). Surat Al Fatihah merupakan salah satu bentuk
tuturan yang disampaikan oleh Al Qur’an yang bermaksud untuk memberikan tauladan untuk
mendidik dan memberikan petunjuk bagi seluruh umat manusia baik yang beragama islam
maupun yang tidak beragama Islam (Mustaqim, 2014).
1.3 Tujuan
1.3.1 Mengetahui definisi terapi reflektif intuitif Al-Fatihah
1.3.2 Mengetahui manfaat terapi reflektif intuitif Al-Fatihah
1.3.3 Mengetahui hubungan terapi reflektif intuitif Al-Fatihah dengan kecemasan
1.3.4 Mengetahui kekurangan terapi reflektif intuitif Al-Fatihah
1.3.5 Mengetahui prosedur terapi reflektif intuitif Al-Fatihah
1.3 Manfaat
1.4.1 Teoritis
Mengetahui dan mengerti manfaat terapi reflektif intuitif Al-Fatihah untuk
mengurangi kecemasan
1.4.2 Praktis
Menambah wawasan dalam mengelola kecemasan melalui terapi reflektif intuitif Al-
fatihah
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Dalam Kamus Psychologi Therapy dijelaskan bahwa terapi adalah prosedur untuk
menyembuhkan atau meringankan suatu penyakit. Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa
Indonesia terapi diartikan sebagai usaha memulihkan kesehatan orang yang sakit, pengobatan
penyakit, dan perawatan penyakit.
Rasa cemas dapat menstimulus denyut jantung dan tekanan darah. Kondisi ini dapat
memperburuk kesehatan klien, bahkan dapat memperburuk penyakit yang di derita. Oleh
karena itu, rasa kecemasan yang dialami oleh pasien dapat diatasi dengan beberapa cara,
salah satunya adalah terapi relaksasi dengan surah Al-Fatihah.
Menurut salah satu penelitian yang dilakukan oleh Siswantinah (2011) pada pasien gagal
ginjal kronik yang akan menjalani hemodialisa, didapatkan hasil bahwa murrotal surah Al-
Fatihah, mampu menurunkan tingkat kecemasan pasien yang akan menjalani hemodialisa.
Surah Al-Fatihah merupakan surah pembuka dalam Al-Qur an, dan Al-Qur an sendiri
merupakan kalam Allah yang merupakan mukjizat yang diturunkan (diwahyukan) kepada
Rasulullah saw (Fahreja, 2008). Konteks islam, Al-qur an dan hadis merupakan sumber
inspirasi pengembangan ilmu kesehatan mental (mental health). Uraian Zakiyah Darajat
dalam sudarma (2008) mengemukakan bahwa terapi terhadap penyakit jiwa disertai (terapi)
keercayaan agama yang dianutnya berhasil disembuhkan lebih cepat dan lebih baik. Secara
umum, WHO (1984) mengakui bahwa ada 4 dimensi kesehatan, yaitu fisiologis (biologis),
kejiwaan (psikiater), sosial, dam spiritual/keagamaan atau disebut juga sehat bio-psyco-
sosialspiritual.
3
Surat Al Fatihah adalah ayat yang paling populer dan paling dihafal dikalangan umat
muslim. Bahkan membaca Al Fatihah menjadi syarat sahnya sholat bagi kaum muslimin. Hal
ini menunjukkan betapa tingginya kedudukan surat Al Fatihah ini (Ad-Dimasyqi, 2000).
Kedudukan tersebut dapat dilihat dari nama lain dari Surat Al Fatihah seperti Fatihatul Kitab
dan Ummul kitab atau Ummul Quran. Fatihatul Kitab merujuk penempatan Surat Al Fatihah
sebagai surat pertama dalam penyusunan Al Quran. Al Fatihah memiliki sebutan sebagai
Ummul Kitab yang artinya induk dari seluruh Al Quran. Hal ini dikarenakan didalam surat Al
Fatihah terkandung seluruh pokok ajaran dan nilai yang terkandung dalam Al Quran (Ad-
Dimasyqi, 2000). Dalam membaca Al Fatihah harus dilakukan secara tartil atau membaca
dengan benar dan paham dengan makna yang terkandung (Iim, 2003). Pengertian tartil dalam
membaca Al-Quran bermakna pelan-pelan dan perlahan-lahan, membaca huruf dan
harakatnya dengan jelas (Al Qaradhawi, 2007). Craik dan Lochart (dalam Matlin, 1998)
menyatakan bahwa informasi akan cenderung diingat apabila level pemrosesannya bersifat
dalam, dibandingkan dengan jika diproses secara dangkal. Hal ini menunjukkan bahwa Surat
Al Fatihah akan lebih diingat apabila pembacanya tidak hanya membaca ayatnya tetapi juga
mengetahui kandungan makna didalamnya.
Dalam relaksasi ini pada dasarnya adalah membaca Al Fatihah secara reflektif intuitif
maksudnya adalah membaca surah Al-Fatihah yang direfleksikan dalam dirinya secara
berulang-ulang. Relaksasi ini dapat dilakukan dalam bentuk personal maupun kelompok.
Relaksasi personal (face to face) terdiri atas tiga tahapan, yakni tahap awal, pertengahan dan
akhir. Para terapis dapat melakukan relaksasi ini dengan sistem dialog maupun ceramah.
D. Dapat memahami janji dan ketentuan allah dari surat Al-Fatihah yang telah dibaca
4
Sehingga, kejadian atau peristiwa yang dialami oleh klien akan dinilai lebih
positif dan membuat jiwa menjadi tenang. Oleh karenanya tidak mengganggu keadaan
homeostasis dalma diri, hingga pada akhirny dapat menurunkan kecemasan klien
(Sholeh, 2006)
5
Pada terapi Reflektif Intuitif Al-Fatihah, tidak dapat diterapkan pada pasien dengan
gangguan kesadaran, pasien yang menggunakan alat bantu nafas yang melalui mulut. Karena
pada terapi ini lebih pada membacakan surah Al-Fatihah atau dengan cara reflektif intuitif.
Terapi ini dapat diterapkan pada pasien-pasien tersebut apabila menggunakan bantuin media
yang lainnya
Dalam proses terapi ini, terapis membagi menjadi 2 tahap yakni secara personal dan
secara kelompok :
6
pasien, dan terapis akan lebih mengetahui penyebab dari
kecemasan yang dialami oleh pasien.
2) Tahap Pertengahan
Setelah tahapan awal selesai dilakukan, maka untuk tahapan
berikutnya adalah pemberian terapi relaksi dengan surat Al-Fatihah.
Namun sebelum itu terapis akan memberikan nasehat-nasehat terlebih
dahulu. Setelahnya terapis akan memberikan instruksi kepada pasien
untuk menutup mata dan melakukan relaksasi pernafasan diikuti dengan
mendengarkan surat Al-Fatihah yang akan diberikan oleh terapis. Terapis
juga mengajrkan pasien untuk membaca surat Al-Fatihah ini terus menerus
sehingga tingkat kecemasan pasien akan menurun.
Bahasa yang digunakan oleh terapis adalah bahasa yang mudah
dipahami pasien dan lamanya tergantung dari kondisi pasien, namun
biasanya waktu terapi adalah 1 jam. Hasil yang dicapai pun variative ada
yang cpeat dan ada yang lambat, tergantung dari internal pasien.
3) Tahap Akhir
Tahapan akhir ini merupakan tahapan kesimpulan dari apa yang
terapis sampaikan diatas. Dalam tahapan ini akan dilakukan evaluasi,
terapis akan mencoba membantu pasien untuk menyimpulkan hasil
pembicaraan yang telah disampaikan serta membuat perencanaan yang
akan dilakukan berikutnya.
Terapis akan mengkaji tingkat kecemasan pada pasien, dan terapis
juga harus membangun sikap optimis pasien yang dapat mempercepat
proses penyembuhan.
7
yang terkandung dari surat Al-Fatihah dengan gaya bahasa dan Gerakan yang mudah
dipahami bagi masing-masing pasien.
Pada saat terapi berlangsung, apabila terdapat salah satu pasien yang lengah dan
tampak melamun maka hal yang dilakukan oleh seorang terapis adalah memberikan
perhatian dengan cara mengajukan pertanyaan kepada pasien tersebut dari isi materi yang
disampaikan terapis, sekalipun penyampaian materi yang disampaikan secara berulang-
ulang dan tergantung pada keadaan pasien
Adapun materi yang disampaikan dari terpai ini, selain dengan system dialog,
terapis pun menggunakan system ceramah yakni memberikan arahan atau nsehat yang
positif dalam diri pasien, hal ini dapat membuat pasien berpikir dengan jernih dan baik
sehingga dapat mengurangi tingkat kecemasan pasien.
BAB III
PEMBAHASAN
Literatur review 1
8
Tujuan Penelitian Mengetahui pengaruh terapi psikoreligius : membaca
Al Fatihah terhadap skor halusinasi pasien skizofrenia.
Masalah Penelitian Skizofrenia dialami oleh >21 juta orang di seluruh
dunia dengan kejadian setiap tahunnya terjadi pada 15-
20 per 100.000 individu. Prevalensi skizofrenia di
Indonesia sebesar 1,7 per mil atau sekitar 400.000
orang (Kemenkes RI, 2013). Skizofrenia ditandai
dengan distorsi dalam pemikiran, persepsi, emosi,
bahasa, kesadaran diri dan pengalaman umum
termasuk mendengar suara-suara atau yang disebut
dengan halusinasi. Gangguan utama dalam pikiran,
dimana berbagai pemikiran tidak saling berhubungan
secara logis, terjadinya kekeliruan persepsi dan
perhatian, afek yang datar, tidak sesuai dan berbagai
gangguan aktivitas motorik yang aneh juga merupakan
tanda dari seseorang yang menderita skizofrenia.
Metode Penelitian Penelitian menggunakan desain quasy exsperimental
dengan pendekatan pretest-posttest design with
control group. Alat pengumpul data yang digunakan
yaitu kuesioner serta lembar observasi terkait tanda
dan gejala dari halusinasi yang diambil dari
Sudiatmika (2011). Analisa data menggunakan analisa
univariat dan analisa bivariat dengan menggunakan uji
alternatif yaitu Wilcoxon dan Mann-Whitney.
Hasil Penelitian Skor halusinasi pada kelompok eksperimen didapatkan
nilai signifikasi (p value) 0,019< ɑ (0,05), maka dapat
disimpulkan bahwa terapi psikoreligius : membaca Al
Fatihah berpengaruh terhadap penurunan skor
halusinasi pasien skizofrenia di RSJ Tampan Provinsi
9
Riau.
Literatur Review 2
10
penurunan skor halusinasi karena kedua kelompok
didapatkan p value (0,000) < (ɑ=0,05). Hasil uji
Independent sample T test didapatkan p value (0,652)
> (ɑ=0,05), maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada
perbedaan yang signifikan efektivitas antara membaca
dengan mendengarkan surah Al Fatihah terhadap skor
halusinasi.
Literatur Review 3
11
Remaja belum memiliki pegangan (anchor)
dalam hidupnya. Hal ini dikarenakan remaja
sedang mencari jati dirinya.
Metode Menggunakan metode eksperimen dengan
Penelitian pretest-posttest control group design.
Kelompok eksperimen dan kelompok kontrol
masing-masing terdiri dari 10 siswa pondok
pesantren. Pengukuran tingkat stres
menggunakan Depression Anxiety Stress Scale
(DASS) dan pengukuran imunitas
menggunakan alat hematology analyzer dengan
metode slide mikroskopis. Analisis kuantitatif
menggunakan mixed design anova.
Hasil Hasil penelitian menunjukkan bahwa membaca
Penelitian Al Fatihah reflektif intuitif dapat menurunkan
depresi (F=15.34, p<0.05) dan meningkatkan
imunitas (F=25.6, p<0.05). Penelitian
menunjukkan bahwa membaca Al Fatihah
reflektif intuitif dapat mengubah persepsi
subjek terhadap permasalahan dalam hidupnya.
Subjek mulai melihat apa yang sedang terjadi
pada diri mereka dengan menggunakan
perspektif anchor Allah. Subjek eksperimen
yang berhasil memegang teguh anchor Allah,
mengalami penurunan depresi dan peningkatan
imunitas secara signifikan. Perubahan tersebut
tidak dapat dipisahkan dari rasa tenang sesudah
membaca Al Quran.
Literatur Review 4
12
Intuitif terhadap Penurunan Tingkat
Kecemasan Berbicara di Depan Umum pada
Mahasiswa Prodi Psikologi UIN Sunan
Kalijaga Yogyakarta
Penulis Very Julianto., Ririn Indriyani., Muhammad
Ma’ruf El Munir., Chasuna Sulantari Uswah.,
Siti Muridatul Hasanah
Tahun 2017
Tujuan Menurunkan tingkat kecemasan berbicara di
Penelitian depan umum pada mahasiswa Prodi Psikologi
UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta dengan
membaca Al Fatihah.
Masalah Kecemasan berbicara di depan umum
Penelitian merupakan suatu perasaan yang terancam, tidak
menyenangkan, dan tertekan dengan diikuti
oleh reaksi fisik dan psikis akibat kekhawatiran
tidak mampu menyesuaikan atau menghadapi
situasi pada saat berbicara di depan umum
tanpa sebab khusus yang pasti, yang muncul
sebelum atau selama berbicara di depan umum
Metode Metode kuasi eksperimen dengan kelompok
Penelitian eksperimen dan kelompok kontrol desain
pretest-postest. Pengambilan subjek
menggunakan teknik purposive sampling,
jumlah subjek adalah 36 mahasiswa program
studi psikologi UIN Sunan Kalijaga. Tingkat
kecemasan mahasiswa diukur menggunakan
skala DASS (Depression Anxiety Stress Scale).
Analisis data menggunakan T-Test hasilnya
yaitu 0,49 (r <0,05).
Hasil Hasil penelitian menunjukkan bahwa membaca
13
Penelitian Al Fatihah reflektif intuitif dapat menurunkan
kecemasan berbicara di depan umum pada
Mahasiswa Progam Studi Psikologi UIN Sunan
Kalijaga.
Literatur Review 5
Surah Al-fatihah.
Masalah Penelitian Diabetes melitus yang tidak ditangani maka akan
menimbulkan komplikasi yang dapat mengancam jiwa,
yaitu timbulnya berbagai penyakit penyerta pada berbagai
organ tubuh seperti mata, ginjal, jantung, pembuluh darah
kaki dan sistem syaraf.
15
murrotal surah Al-Fatihah. Pada kelompok kontrol
diperoleh nilai tidak bermakna (p = 1,00), ini menunjukkan
tidak terdapat perbedaan tingkat stress antara sebelum dan
sesudah diberikan terapi audio dengan murrotal surah Al-
Fatihah.
Literatur Review 6
16
masa rehabilitasi, residen (pecandu narkoba yang sedang
mengikuti rehabilitasi) mengalami masa-masa yang sulit.
Mereka tidak mampu menahan perilaku negatifnya karena
sulit menoleransi perasaan dengan baik. Kondisi tersebut
disebabkan oleh ketergantungannya secara fisik akan zat,
penyakit umum yang diderita, gangguan suasana hati,
frustrasi, kecemasan, serta perasaan kebosanan. Akibatnya,
secara efektif mereka menghindari ketidaknyamanannya
dengan menggunakan obat-obatan sebagai coping (Leon,
2000).
17
mengalami gangguan mental berat (psikosis), (3) beragama
Islam, (4) sedang mengikuti program rehabilitasi, dan (5)
masuk dalam kategori subjek dengan kesejahteraan
subjektif rendah hingga sedang, diketahui dari skor SWLS
(sangat tidak puas hingga sedikit tidak puas), dan skala
skor PANAS menunjukkan skor afek negatif yang lebih
tinggi dibanding afek positif.
18
dari peningkatan tindak lanjut dengan sebelum perlakuan
adalah p = 0.033 (p<0.05). Artinya, kepuasan hidup
pecandu narkoba yang sedang mengikuti rehabilitasi
meningkat secara signifikan pada masa tindak lanjut
dibandingkan dengan sebelum diberikan terapi dzikir Al-
Fatihah.
19
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Dalam relaksasi ini pada dasarnya adalah membaca Al Fatihah secara reflektif intuitif
maksudnya adalah membaca surah Al-Fatihah yang direfleksikan dalam dirinya secara
berulang-ulang. Relaksasi ini dapat dilakukan dalam bentuk personal maupun kelompok.
Relaksasi personal (face to face) terdiri atas tiga tahapan, yakni tahap awal, pertengahan dan
akhir. Para terapis dapat melakukan relaksasi ini dengan sistem dialog maupun ceramah.
Ketika pasien atau klien yang mengalami kecemasan sudah memiliki semangat hidup dan
stressor kehidupannya telah dimaknai positif maka akan direspons oleh hipotalamus.
Imunitas yang tadinya terganggu akibat rusaknya keseimbangan sistem endrokin menjadi
terkontrol karena hipotalamus mensekresi realising hormone. Realising hormone ini
berfungsi merangsang sistem endokrin yang dapat mengontrol kerja kelenjar hipofisis
(Lutgendorf, 2003; Abbas, 2000). Kelenjar Hipofisis yang dikontrol tersebut akan
mengurangi sekresi hormon ACTH sehingga kelenjar sasaran tidak mensekresi hormon
kortisol (Abbas, 2000).
4.2 Saran
Penulis menyadari bahwa makalah diatas banyak sekali kesalahan dan jauh dari
kesempurnaan. Penulis akan memperbaiki makalah tersebut dengan berpedoman pada
banyak sumber yang dapat dipertanggungjawabkan. Maka dari itu penulis mengharapkan
kritik dan saran mengenai pembahasan makalah dalam kesimpulan di atas.
20
DAFTAR PUSTAKA
Abbas, K. A. (2000). Cellular and molecular immunology (4th). Philadelphia: W.B. Saunders
Company.
Hammad. (2017). Peran Terapi Al-Qur’an terhadap Kecemasan dan Imunitas Pasien
Hospitalisasi : Jurnal Ners. Kalimantan Selatan. Vol.4. No.2 : 110-115.
Julianto, V., Subandi. (2015). Membaca Al-Fatihah Reflektif Intuitif untuk Menurunkan Depresi
dan Meningkatkan Imunitas : Jurnal Psikologis. Yogyakarta. Vol.42. No.1 : 34-46.
Kardiatun, Tutur. (). Pengaruh Terapi Murottal Surah Al-Fatihah terhadap Kecemasan Pasien
Pre Operasi di RSUD dr Soedarso Pontianak Kalimantan Barat. Kalimantan Barat.
Matlin, M. W. (1998). Cognition, (Ed 4th). Texas: Harcout Brace College Publisher Fort Worth.
Mahmuda, Ila Rifatul., Jumaini., Agrina. 2018. “Perbedaan Efektivitas antara Membaca dengan
Mendengarkan Surah Al Fatihah terhadap Skor Halusinasi”. JOM FKp, Vol.5 No.2.
https://jom.unri.ac.id
Mardiati, Sri., Veny Elita., Febriana Sabrian. 2017. “Pengaruh Terapi Psikoreligius : Membaca
AlFatihah terhadap Skor Halusinasi Pasien Skizofrenia”. Jurnal Ners Indonesia Vol.8
No.1. http://ejournal.unri.ac.id
21
Mudzkiyyah, L., Nashori, F., & Sulistyarini, R. I. (2014). Terapi Zikir Al-Fatihah Untuk
Meningkatkan Kesejahteraan Subjektif Pecandu Narkoba Dalam Masa
Rehabilitasi. Jurnal Intervensi Psikologi, 6(2).
Prihati, D. R., & Wirawati, M. K. (2018). Intervensi Terapi Audio Dengan Murottal Surah Al-
Fatihah Terhadap Penurunan Stres Pada Diabetes Mellitus Tipe II. In Prosiding Seminar
Nasional Unimus (Vol. 1).
22