KONSEP HIPNOTERAPI
Dosen Fasilitator:
Oleh :
Kelompok 5
KONSEP HIPNOTERAPI
Oleh Kelompok 5 :
Nama NIM
1 Agung Prassetia Aji 1510001
2 Aisyah Putri Aritami 1510003
3 Nadya Wahyu Pratiwi 1510035
4 Nanda Devi Kusumaningrum 1510036
5 Peny Indrawati 1510041
6 Sherley Ajeng Pratiwi 1510051
7 Wahyu Putro Wicaksono 1510057
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan karunia-Nya,
penulis dapat menyelesaikan Lembar Tugas Kelompok yang berjudul Konsep
Hipnoterapi. Tugas ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat dalam penilaian
tugas mata kuliah Keperawatan Komplementer. Penulis mengucapkan terimakasih
pada semua pihak yang telah membantu dalam proses penyelesaian tugas ini. Oleh
karena itu penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:
1. Ketua STIKES Hang Tuah Surabaya, Ibu Wiwiek Liestyaningrum, M.Kep.
2. Kepala Prodi S1 Keperawatan, Ibu Puji Hastuti, S.Kep., Ns., M.Kep.
3. Dosen PJMK, Ibu Lilik Erviani, S.Si., M.Si.
4. Rekan-rekan satu kelompok dan seangkatan
iii
DAFTAR ISI
iv
BAB 1
PENDAHULUAN
1
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari Hipnoterapi?
2. Apa manfaat Hipnoterapi?
3. Apa saja indikasi yang diperbolehkan menggunakan Hipnoterapi?
4. Apa saja kontraindikasi dari Hipnoterapi?
5. Apa efek samping dari Hipnoterapi?
6. Bagaimana tahapan dalam melaksanakan Hipnoterapi?
7. Bagaimana penatalaksanaan hipnoterapi dalam asuhan keperawatan?
1.4 Manfaat
Manfaat yang dapat diambil dari makalah ini adalah:
1. Bagi Fakultas Keperawatan
Dapat dijadikan sebagai referensi dalam menambah wawasan mahasiswa
terutama di bidang Ilmu Keperawatan.
2. Bagi Mahasiswa Keperawatan
Hasil makalah ini dapat bermanfaat untuk menambah ilmu pengetahuan
kita sebagai calon tenaga kesehatan khususnya keperawatan terhadap
pelaksanaan terapi hipnoterapi sebagai terapi komplementer.
3. Bagi Masyarakat
Hasil makalah ini dapat memberi wawasan kepada masyarakat tentang
hipnoerapi sebagai terapi komplementer.
2
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
3
2. Manfaat hipnoterapi dalam bidang psikologi
Manfaat hipnoterapi dalam bidang psikologi adalah sebagai salah satu cara
untuk mangatasi masalah psikis seperti panik yang terlalu berlebih, stress,
depresi, frustasi, sakit hati dan emosi negatif.
3. Manfaat hipnoterapi dalam bidang kecantikan
Dengan hipnoterapi, weight loss anda bisa dengan mudah mensugesti diri
anda dengan hypnosis self untuk kontrol terhadap pola makan yang menunjang
program diet anda.
4. Manfaat hipnoterapi dalam bidang kesehatan
Dalam bidang kesehatan, hipnoterapi digunakan untuk memotivasi diri
untuk bisa lepas dari penyakit yang diderita. Hipnoterapi Pain adalah
memberikan kenyamanan yang luar biasa, dengan mengurangi rasa nyeri.
Hipnoterapi juga dapat digunakan untuk pecandu rokok agar terlepas dari jeratan
rokok yang telah meracuni tubuh dan otak anda.
5. Manfaat hipnoterapi dalam bidang peningkatan kualitas diri
Digunakan untuk meningkatkan kualitas diri sebagai penghambat
kesuksesan dengan adanya kebiasaan buruk yang selalu kontinyu anda lakukan.
2.3 Indikasi Hipnoterapi
Penggunaan hipnosis dalam psikiatri khususnya untuk keperluan psikoterapi
harus didasarkan lebih dulu pada pengetahuan tentang psikoterapi itu sendiri.
Hipnosis dapat membantu psikoterapi, di mana hipnosis dapat mempercepat
pengaruh psikoterapi sehingga hasilnya tampak nyata. Gangguan-gangguan yang
dapat ditangani dengan hipnosis secara garis besar dibagi dalam tiga kategori :
1. Gangguan psikosomatik, yaitu gangguan yang dialami berupa faktor psikologis
yang mempengaruhi kondisi fisik, jadi gejala yang nampak adalah gejala fisik.
Gangguan ini meliputi sistem kardiovaskuler, pernapasan, endokrin,
gastrointestinal dan genitourinaria. Hipnosis efektif pada beberapa gangguan
SSP, seperti insomnia, nyeri kepala, gagap, tik, dan lain-lain.
2. Gangguan psikiatrik, yaitu gangguan yang dialami berupa faktor psikologis yang
gejalanya nampak pada area psikologis. Hipnosis digunakan untuk mengatasi
beragam neurosis konversi, kecemasan, fobia, obsesi-kompulsif, depresi reaktif
atau depresi neurotik, dan neurotik pasca trauma.
4
3. Kasus-kasus pada bidang lain, seperti anestesi, nyeri persalinan, ekstraksi gigi,
mengatasi obstipasi atau retensi urin pasca bedah.
2.4 Kontra Indikasi Hipnoterapi
Secara garis besar, kontraindikasi hipnoterapi adalah pada keadaan :
1. Seseorang yang dalam kondisi tidak tenang, gaduh gelisah, misalnya pada
psikosis akut sehingga tidak dapat dilakukan kontak psikis dengan subjek.
2. Seseorang yang dalam keadaan tidak mengerti apa yang akan dilakukan,
misalnya pada orang imbesil atau dimensia. Pada mereka tidakdapat dilakukan
hipnotis dengan cara apapun.
3. Pada orang yang tidak tahu atau belum mengerti tentang apa yang kita katakan,
sugesti verbal tidak akan berpengaruh pada subjek.
4. Subjek yang memiliki kesulitan dengan kepercayaan dasar seperti pasien
paranoid atau yang memiliki masalah pengendalian seperti obsesi-kompulsif.
5. Penggunaan hipnosis oleh operator yang tidak terlatih dengan baik.
6. Penggunaan hipnosis untuk tujuan yang tidak baik.
5
badan akan terasa pegal-pegal. Dan ini adalah hal yang wajar dan akan hilang
dengan sendirinya dan diganti dengan tubuh yang segar. Biasanya cukup minum
air putih yang banyak akan mengurangi rasa pegal-pegal. Rasa pegal-pegal ini
terjadi karena semacam tubuh membuang racun emosi yang selama ini tersimpan
di dalam tubuh kita. Namun tidak semua orang akan mengalami hal ini setelah
hipnoterapi.
3. Beberapa klien kadang-kadang mengalami sedikit “hang”.
Misalnya, klien ingin mengambil sendok tetapi yang diambil garpu atau klien
ingin pergi ke dapur tetapi yang dituju naik ke lantai 2. Namun, hal ini juga
merupakan pertanda baik, karena terjadi perubahan di bawah sadarnya. Oleh
karena itu tidak perlu takut dan hal ini juga berlangsung hanya sebentar. Sekali
lagi perlu diingat bahwa tidak semua orang akan mengalami hal ini setelah
diterapi hipnoterapi.
2.6 Tahapan Hipnoterapi
Dalam pelaksanaan hipnoterapi terdapat beberapa tahap yang dijalankan, yaitu
(Cahyadi, 2017) :
a. Preinduction interview
Ini merupakan tahap awal yang semua terapi melakukannya dan merupakan
tahap yang sangat penting dan menentukan hasil terapi yang akan dilakukan.
Terapis akan memerlukan cukup banyak waktu pada tahap ini. Tahap ini dibagi
menjadi 4 langkah :
1) Membangun dan menjaga relasi
Tahap ini dimulai ketika klien menghubungi pertama kali, baik lewat
telepon, SMS, media sosial, maupun bertemu langsung. Cara menjawab
terapis ini yang sangat mempengaruhi persepsi, sikap, dan ekspetasi klien.
2) Mengatasi atau menghilangkan rasa takut
Pada tahap ini terapis perlu meyakinkan klien atau menangani persepsi takut
kien terhadap terapis mengenai hipnosis dan hipnoterapi. Disini terapis perlu
menjelaskan bahwa perannya adalah memberi petunjuk jalan, dan proses
terapi sesungguhnya dilakukan oleh klien sendiri.
6
3) Membangun ekspetasi
Jangan pernah menjanjikan bahwa dengan bantuan kita klien pasti sembuh
dar masalahnya. Cara yang tepa adalah menceritakan kasus – kasus yang
pernah kita tangani dan berhasil.
4) Menggali dan mengumpulkan informasi
Pada tahap ini, terapis berusaha menggali dan mengumpulkan sebanyak
mungkin informasi mengenai masalah yang dihadapi klien. Hal yang perlu
diperhatikan adalah terapis harus jujur kepada klien. Apabila masalah atau
sakit yang dialami klien itu disebabkan oleh pikiran (psikosomatis),
hipnoterapis dapat membantu menyelesaikan masalahnya.Jika penyebab
sakitnya adalah fisik, misalnya kepala pusing karena tekanan darah yang
rendah, terapis hendaknya menganjurkan klien untuk menemui dokter yang
memang kompeten untuk menangani masalah klien tersebut
b. Induction (induksi)
Pada tahap awal induksi seorang klien diberikan sugesti ringan agar merasa
nyaman dan rileks. Teknik ini dilakukan dengan memberikan sugesti relaksasi
tubuh secara menyeluruh agar suyet (klien) dapat benar-benar masuk ke alam
subconciousnya (alfa dan teta) serta menerima sugesti dengan baik. Sehingga
klien masuk kedalam kondisi trance. Contoh induksi yang diberikan kepada
klien :
1) Memejamkan mata
2) Relaksasi tubuh
3) Fraksinasi
4) Menjatuhkan tangan
5) Amnesia
6) Sugesti posthipnotik
7) Induksi
c. Deepening
Setelah berhasil membimbing klien masuk kedalam kondisi trance maka
dilakukan tahap deepening, yakni pada saat klien memasuki tidur trans (tidur
hipnosis) digunakan oleh terapis (hipnosan) untuk memberikan sugesti secara
mendalam berupa kata-kata yang membentuk sebuah keyakinan dalam diri klien.
7
d. Depth level test (tes kedalaman hipnosis)
Depth level test dapat digunakan untuk mengetahui kedalaman sugesti klien
memasuki alam bawah sadarnya. Depth level test dapat berupa sugesti
sederhana. Setiap orang memiliki tingkat kedalaman yang berbeda tergantung
dari keadaan, pemahaman, mood, waktu, lingkungan, dan keahlian sang hipnotis
sendiri
e. Termination (terminasi)
Terminasi adalah proses berpindah kembalinya pikiran bawah sadar
(suconcious) ke pikiran sadar (concious). Proses terminasi dilakukan apabila
klien telah siap untuk di bangunkan dari ‘tidur hipnosisnya’.
f. Post hypnotic behaviour (perilaku pasca hipnosis)
Post hypnotic behaviour adalah perilaku atau nilai baru yang didapatkan
oleh seorang klien setelah terbangun dari ‘tidur hipnosis’.
8
1. Fisik
2. Masalah Emosi
3. Masalah Perilaku
3. INDIKASI 1. Meningatkan mental klien
(kepercayaan diri, menghilangkan
trauma, mengurangi phobia)
2. Menyembuhkan psikosomatis klien
(alergi, asma)
3. Membantu proses penyembuhan
klien(kanker, aids)
4. KONTRAINDIKASI 1. Seseorang yang dalam kondisi tidak
tenang, gaduh gelisah, misalnya pada
psikosisakut sehingga tidak dapat
dilakukan kontak psikis dengan
subjek.
2. Seseorang yang dalam keadaan tidak
mengerti apa yang akan dilakukan,
misalnya pada orang imbesil atau dim
ensia. Pada mereka tidakdapat dilakuk
an hipnotis dengan cara apapun.
3. Pada orang yang tidak tahu atau belum
mengerti tentang apa yang kita
katakan,sugesti verbal tidak akan
berpengaruh pada subjek.
4. Subjek yang memiliki kesulitan
dengan kepercayaan dasar seperti
pasien paranoidatau yang memiliki
masalah pengendalian seperti obsesi-
kompulsif.
5. Penggunaan hipnosis oleh operator
yang tidak terlatih dengan baik.
9
6. Penggunaan hipnosis untuk tujuan
yang tidak baik.
5. PERSIAPAN PASIEN 1. Pasien sebagai subjek.
2. Terapis sebagai fasislitator
3. Bersedia dengan sukarela.
4. Memiliki kemampuan untuk fokus
5. Memahami komunikasi verbal.
6. PERSIAPAN ALAT 1. Kursi
2. Bantal jika diperlukan
7. CARA KERJA
A. Pre induction
1. Klien dan penghipnotis memperkenalkan diri
2. Menganjurkan klien untuk menceritakan keluhan yang sedang dialami
3. Memberikan berbagai pemecahan masalah yang dapat diambil
4. Menjelaskan hipnoterapi secara singkat, jelas, dan mudah dipahami
5. Meminta persetujuan klien dan memberikan inform consent pada klien
untuk dilakukan hipnoterapi
6. Melakukan tes subjektifitas
a. Anjurkan klien duduk dengan nyaman
b. Mengajarkan klien tarik napas dalam
c. Menganjurkan klien untuk melakukan hand clasp test yaitu dengan
meminta subjek menangkupkan kedua tangan, kemudian
merekatkan kedua jari telunjuk dan sugestikan bahwa pada kedua
telunjuk terdapat lem yang akan merekatkan jari telunjuk tersebut.
Sugestikan bahwa semakin klien ingin memisahkan telunjuknya
maka jari telunjuknya akan semakin lengket. Selanjutnya minta
klien untuk menyatakan apakah jarinya semakin lengket atau tidak.
d. Anjurkan klien untuk rileks dan menarik napas dalam
e. Lepaskan jari tangan tersebut.
B. Induction
1. Pada tahap induksi hypnotherapist harus mahir dalam menyusun variasi
kalimat Pacing–Leading (Physical mirroring yaitu pencerminan fisik,
10
Match the voice yaitu penyelarasan kualitas suara, Match the breathing
yaitu penyelarasan irama nafas, Match the size of the pieces of
information yaitu penyelarasan pengelompokan informasi, Match their
common experience yaitu penyelarasan pengalaman umum)
2. Posisikan klien lebih rileks lagi dari Normal State ke Hypnosis State
(suasana sangat rileks dan sugestif)
3. Latih klien untuk nafas dalam lagi untuk merilekskan tubuh dan pikiran
klien
4. Bawa klien pada satu titik focus atau tanamkan sugesti yang
berkebalikan pada masalah klien (contoh kalimat “sekarang lihat telapak
tangan saya, bayangkan bahwa ditelapak tangan ini ada rokok dan rokok
ini digantikan dengan petis/makanan yang tidak disukai oleh klien”)
5. Pastikan klien sudah pada posisi yang benar-benar focus dan rileks
6. Apabila sudah, tepuk kedua tangan hypnoterapist secara cepat dan keras
C. Deepening dan dept level test
1. Pada tahap Deepening hypnotherapist akan membimbing klien untuk
berimajinasi melakukan suatu kegiatan atau berada di suatu tempat yang
mudah dirasakan oleh subjek untuk memasuki trance level yang lebih
dalam.
2. Pastikan bahwa klien hanya mendengarkan suara hypnotherapist dengan
memegang tubuh klien dan memberikan perintah untuk mendengarkan
suara hypnotherapist saja.
3. Pastikan bahwa klien mengerti perintah yang diberikan oleh
hypnotherapist dengan memerintahkan klien untuk menggerakkan
bagian tubuhnya.
4. Bimbing klien untuk berimajinasi ke suatu tempat yang nyaman untuk
klien dengan menggunakan 5 tahap.
a. Lima, perintahkan agar tubuh dan pikiran anda memasuki relaksasi
lebih dalam, total, semakin tenang, semakin lelap.
b. Empat, biarkan tubuh dan pikiran anda memasuki tidur yang lebih
dalam lagi, bahkan saat ini anda dapat membayangkan berada di
suatu tempat lain yang menurut anda adalah tempat yang nyaman,
11
tempat yang indah, dimanapun itu, buatlah semakin jelas, semakin
riel, semakin nyata, bahkan anda dapat merasakan detailnya,
emosinya.
c. Tiga, semakin lelap, lebih dalam lagi, rasakan tubuh anda semakin
ringan, bahkan anda dapat melupakannya.
d. Dua, masuki tidur lelap berkali lipat lebih dalam, dan rasakan
suasana menjadi sangat hening, bahkan anda benar-benar tidak
menghiraukan suara apapun juga, begitu tenang, fisik anda terlelap,
fikiran anda bersitirahat, bahkan seluruh panca-indra anda benar-
benar beristirahat.
e. Satu, silakan nikmati relaksasi yang sangat luar biasa ini, silakan
anda membayangkan diri anda di suatu tempat yang nyaman dan
indah, dan saat yang sama biarkan fisik dan pikiran anda beristirahat
total, nyaman, tenang, damai.
D. Suggestion
1. Sampaikan pada klien untuk merilekskan seluruh tubuhnya hingga
merasa rileks dan nyaman.
2. Setelah pasien sudah merasa nyaman mulailah dengan rangkaian kata
menjadi kalimat yang indah dan mudah difahami klien
3. Kemudian Sampaikan sugesti dengan rangkaian kata yang sudah biasa
di dengar, agar pasien akan mudah memahami dan mudah
mengimajinasikannya seperti “bayangkan oleh anda bahwa anda sedang
berada di tempat yang paling nyaman” dengan kalimat ini si pasien pasti
dapat dengan mudah membayangkannya, karena bahasa tersebut sudah
biasa di dengar dan di lakukan.
4. Tegaskan ke klien untuk memfokuskan hanya pada perkataan terapis.
Contoh “dengarkan kata-kata saya, jika anda menemui rokok anda
membayangkan roko adalah petis. Sesuatu yang menjijikan”.
5. Kata-kata tersebut diulang beberapa kali sampai klien benar-benar
memahami
6. Berikan reinforcement positif pada klien
12
E. Termination
1. Kaji respon klien
Membangun sugesti positif yang akan membuat tubuh seorang Client
lebih segar dan rileks, kemudian diikuti dengan proses hitungan
beberapa detik untuk membawa Client ke kondisi normal kembali.
Contoh: “Kita akan mengakhiri sesi Hypnotherapy ini … saya akan
menghitung dari 1 sampai dengan 5, dan tepat pada hitungan ke-5 nanti,
silakan anda bangun dalam keadaan sehat dan segar, dst.
2. Simpulkan hasil kegiatan
3. Berikan reinforcement positif
4. Lakukan kontrak untuk kegiatan selanjutnya
5. Akhiri kegiatan dengan cara yang baik.
8. HASIL
Dokumentasikan tindakan:
1. Respon responden selama Hypnosis (respon subyektif dan obyektif).
2. Tanggal dan waktu pelaksaan tindakan.
3. Nama dan paraf peneliti.
9. HAL-HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN
1. Klien bersedia untuk dilakukan hypnosis
2. Pastikan klien benar-benar focus saat dilakukannya hypnosis
Sumber : Fakultas Keperawatan, Universitas Jember
13
Dalam hal ini, teori Florence Nightengle dapat digunakan dalam aplikasi
hipnoterapi karena dilihat dari lingkungan psikososial. Bukan hanya melihat
klien tetapi harus memperlihatkan lingkungan psikososial klien.
2. Teori Orem
Suatu pelaksanaan kegaiatan yang dilakukan oleh individu sendiri untuk
memenuhi kebutuhan yang mempertahankan kehidupan, kesehatan, dan
kesejahteraannya sesuai dengan keadaan baik sehat maupun sakit.
Teori Orem memiliki 3 teori:
a. Self care
Upaya tuntutan pelayanan diri yang sesuai dengan kebutuhan.
Penekanan teori self care:
1) Pemeliharaan intake udara
2) Pemeliharaan intake air
3) Pemeliharaan intake makanan
4) Mempertahankan hubungan perawatan proses eliminasi dan ekskresi
5) Pemeliharaan keseimbangan antara aktivitas dan istirahat.
6) Pemeliharaan keseimbangan antara solitude dan interaksi sosial.
7) Peningkatan fungsi tubuh dan pengimbangan manusia dalam
kelompok sosial sesuai dengan potensinya.
b. Self care deficit
Teori ini diterapkan apabila:
1) Anak belum dewasa.
2) Kebutuhan melebihi kemampuan perawatan.
3) Kemampuan sebanding dengan kebutuhan tetapi diprediksi untuk
masa yang akan datang, kemungkinan terjadi penurunan
kemampuan dan peningkatan kebutuhan.
c. Nursing system
Dalam nursing system ditentukan atau direncanakan berdasarkan
kebutuhan “self care”.
Klasifikasi nursing system:
1) The wholly compensatory system atau bantuan secara keseluruhan.
2) The partly compensatory system atau bantuan sebagian.
14
3) The supportive-educative system atau dukungan pendidikan
dibutuhkan oleh klien yang memerlukannya untuk dipelajari, agar
mampu melakukan perawatan mandiri.
4) Metode bantuan, dalam metode bantuan ini memliki 4 cara yaitu
acting atau melakukan sesuatu untuk klien, mengajarkan klien,
mengarahkan klien dan mensupport klien.
15
BAB 3
PENUTUP
3.1 Simpulan
3.2 Saran
2
DAFTAR PUSTAKA