Anda di halaman 1dari 20

KONSEP HIPNOTERAPI

PADA KLIEN DENGAN GANGGUAN DEPRESI DAN


PENYELESAIANNYA

Dosen Pembimbing :
H. Kastubi, S.Kep., Ns., M.Kes

Nama Kelompok :
1. Dhea Putri Magfihro (P27820119013)
2. Dita Febrianti (P27820119014)
3. Firnanda Dwi Rahmadhani (P27820119015)
4. Firsta Nanda Haciki R (P27820119016)
5. Fisca Aza Nisa’ul Khasanah (P27820119017)
6. Genvilla Dikytami P. A (P27820119018)
7. Indah Rahmawati (P27820119019)
8. Inka Dwi Oktavia (P27820119020)
9. Jasmine Abbabil (P27820119021)
10. Lovita Salsabila Balkis (P27820119022)
11. Maftuhah (P27820119023)
12. Mohammad Rizal Maulana (P27820119024)

TINGKAT II REGULER A
PRODI D3 KEPERAWATAN SOETOMO
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SURABAYA
TAHUN AJARAN 2020/2021
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT karena dengan rahmat dan nikmat-Nya
makalah ini dapat diselesaikan.
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Elektif
Keperawatan. Makalah ini berisi tentang “Konsep Hipnoterapi Pada Klien
Gangguan Depresi”. Penulis menyadari bahwa apa yang tertuang di dalam
makalah ini masih jauh dari kata sempurna baik dari segi penulisan, segi
redaksional maupun segi pengkajian dan pemilihan bahan literatur sebagai
landasan teori. Keadaan tersebut disebabkan adanya keterbatasan dalam diri
penulis sendiri.
Penyusunan makalah ini tidak dapat terselesaikan tanpa bantuan dari
berbagai pihak. Penulis ucapkan banyak terima kasih bari para dosen yang telah
memberikan bantuan dan pengarahan dalam penyelesaian makalah ini. Dan
penulis berharap semoga makalah ini bermanfaat bagi para pembaca.
Tegur sapa serta kritik membangun penulis terima dengan senang hati demi
perbaikan di masa depan.

Surabaya, 05 Desember 2020

Penulis

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....................................................................................i
DAFTAR ISI...................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN...............................................................................1
1.1 Latar Belakang......................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.................................................................................2
1.3 Tujuan...................................................................................................2
1.4 Manfaat.................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................3
2.1 Konsep Hipnoterapi..............................................................................3
2.1.1 Pengertian Hipnoterapi.........................................................3
2.1.2 Sejarah Hipnoterapi..............................................................4
2.1.3 Manfaat Hipnoterapi.............................................................8
2.1.4 Prinsip Kerja Hipnoterapi.....................................................8
2.1.5 Tahapan – Tahapan Hipnoterapi..........................................10
2.2 Konsep Depresi.....................................................................................11
2.2.1 Pengertian Depresi...............................................................11
2.2.2 Gejala....................................................................................12
2.2.3 Faktor Resiko Memicu Depresi............................................13
2.2.4 Komplikasi...........................................................................13
2.3 Contoh Kasus........................................................................................14
2.4 Penyelesaian.........................................................................................14
BAB III PENUTUP.........................................................................................16
3.1 Kesimpulan ..........................................................................................16
3.2 Saran ....................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Depresi adalah kontributor yang signifikan terhadap beban global
penyakit dan mempengaruhi orang-orang di semua komunitas di seluruh
dunia. Hari ini, depresi diperkirakan mempengaruhi 350 juta orang. Survei
Kesehatan Mental Dunia yang dilakukan di 17 negara menemukan bahwa
rata-rata sekitar 1 dari 20 orang melaporkan mengalami depresi pada tahun
sebelumnya.
Gangguan depresi sering mulai pada usia muda; mengurangi fungsi/
aktivitas seseorang dan sering berulang. Karena alasan ini, depresi adalah
penyebab utama kecacatan di seluruh dunia dari total kecacatan akhir-akhir
ini. Permintaan untuk penanganan depresi dan kondisi kesehatan mental
lainnya sedang meningkat secara global. Organisasi Kesehatan Dunia baru-
baru ini menyerukan Organisasi Kesehatan Dunia dan negara-negara
anggotanya untuk mengambil tindakan (WHO, 2012).
Menurut penelitian yang diadakan WHO, insidens depresi pada wanita
lebih tinggi 50% dibanding pria. Penelitian di negara berkembang
menunjukkan bahwa depresi pada ibu dapat berpengaruh buruk terhadap
anak-anak. Penelitian di negara berkembang menunjukkan bahwa depresi
ibu dapat menjadi faktor risiko untuk pertumbuhan yang buruk pada anak-
anak (Rahman et al, 2008). Faktor risiko ini dapat berarti bahwa kesehatan
mental ibu di negara-negara berpenghasilan rendah mungkin memiliki
pengaruh substansial terhadap pertumbuhan selama masa kanak-kanak,
dengan efek depresi yang mempengaruhi tidak hanya generasi ini tetapi juga
yang berikutnya.
Depresi mungkin memerlukan pengobatan jangka panjang. Tapi
jangan berkecil hati. Kebanyakan orang dengan depresi merasa lebih baik
dengan pengobatan, dan/atau hipnoterapi.
Hipnoterapi adalah salah satu cabang ilmu psikologi yang
mempelajari manfaat sugesti untuk mengatasi masalah pikiran, perasaan dan
perilaku. Hipnoterapi dapat juga dikatakan sebagai suatu teknik terapi

1
2

pikiran dan penyembuhan yang menggunakan metode hipnotis untuk


memberi sugesti atau perintah positif kepada pikiran bawah sadar untuk
penyembuhan suatu gangguan psikologis atau untuk mengubah pikiran,
perasaan, dan perilaku menjadi lebih baik.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari hipnoterapi ?
2. Bagaimana sejarah dari hipnoterapi ?
3. Apa saja manfaat dari hipnoterapi ?
4. Bagaimana prinsip kerja dari hipnoterapi ?
5. Bagaimana tahapan-tahapan dalam hipnoterapi ?
6. Apa pengertian dari depresi ?
7. Apa saja gejala dari depresi ?
8. Apa saja faktor resiko memicu terjadinya depresi ?
9. Apa saja komplikasi dari depresi ?
10. Bagaimana contoh kasus dan penyelesaiannya pada klien dengan
gangguan depresi ?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dari hipnoterapi
2. Untuk mengetahui sejarah dari hipnoterapi
3. Untuk mengetahui manfaat dari hipnoterapi
4. Untuk mengetahui prinsip kerja dari hipnoterapi
5. Untuk mengetahui tahapan-tahapan dalam hipnoterapi
6. Untuk mengetahui pengertian dari depresi
7. Untuk mengetahui gejala dari depresi
8. Untuk mengetahui faktor resiko memicu terjadinya depresi
9. Untuk mengetahui komplikasi dari depresi
10. Untuk mengetahui contoh kasus dan penyelesaiannya pada klien
dengan gangguan depresi
1.4 Manfaat
Untuk menambah wawasan dan pengetahuan tentang konsep hipnoterapi
pada klien dengan gangguan depresi dan penyelesaiannya.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Konsep Hipnoterapi
2.1.1 Pengertian Hipnoterapi
Hipnoterapi adalah salah satu cabang ilmu psikologi yang
mempelajari manfaat sugesti untuk mengatasi masalah pikiran,
perasaan dan perilaku. Hipnoterapi dapat juga dikatakan sebagai suatu
teknik terapi pikiran dan penyembuhan yang menggunakan metode
hipnotis untuk memberi sugesti atau perintah positif kepada pikiran
bawah sadar untuk penyembuhan suatu gangguan psikologis atau
untuk mengubah pikiran, perasaan, dan perilaku menjadi lebih baik.
Orang yang ahli dalam menggunakan hipnotis untuk terapi disebut
"hypnotherapist". Hipnoterapi menggunakan pengaruh kata-kata yang
disampaikan dengan teknik-teknik tertentu. Satu-satunya kekuatan
dalam hipnoterapi adalah komunikasi (Kahija YF., 2007).
Tujuan Hipnoterapi adalah menyelesaikan masalah atau
meningkatkan kemampuan diri, yang mana hasil dari hipnoterapi
diharapkan bisa bertahan untuk selamanya. Dalam hipnoterapi, klien
dan hypnotherapist bekerja sama untuk meraih tujuan. Pasien tidak
akan dibuat tidak sadar atau tidak berdaya, melainkan akan dibimbing
supaya bisa menyadari kekuatan diri sendiri sehingga dengan
menggunakan kebijaksanaan dan kekuatan pikiran bawah sadar
masalah yang dialami bisa diatasi sendiri. Metode hipnoterapi modern
dengan orientasi kepada pasien lebih banyak berperan untuk membuka
kesadaran pasien untuk mengetahui masalah utamanya dan membantu
pasien untuk menyembuhkan atau menyelesaikan masalahnya oleh dia
sendiri. Pasien menjadi lebih merasa nyaman dengan kondisinya dan
dapat menerima kondisinya, sehingga tidak mengganggu aktivitasnya
atau kegiatannya sehari-hari. Jadi hipnoterapi adalah aplikasi hipnotis
untuk terapi pengobatan (Syaputra MD, 2008).

3
4

2.1.2 Sejarah Hipnoterapi


Penggunaan hipnotis sudah ada sebelum sejarah itu sendiri
tercatat, sejak awal mula peradaban manusia. Tentu saja waktu itu
hipnotis belum dikenal dengan nama “hipnotis”. Hipnotis pada masa
dulu dipraktekkan dalam ritual agama maupun ritual penyembuhan.
Catatan sejarah tertua tentang hipnotis yang diketahui saat ini berasal
dari Ebers Papyrus yang menjelaskan teori dan praktek pengobatan
bangsa Mesir Kuno pada tahun 1552 SM. Hipnosis telah dipraktekkan
di tempat yang berbeda dengan berbagai istilah sejak dahulu. Sejarah
hipnosis modern dimulai pada abad ke 18 ( Kroger, 2007).
1. Franz Anton Mesmer (1734-1815)
Mesmer dinobatkan sebagai bapak hipnotisme modern. Dia
seorang dokter dari Wina yang pertama kali mengembangkan
metoda penyembuhan dengan hipnotis secara ilmiah. Mesmer
mengembangkan teori yang disebut dengan ”teori animal
magnetism” yaitu adanya pengaruh medan magnet bumi
terhadap tubuh manusia. Sejak penyembuhan ala Mesmer Inilah
metode hypnosis mulai diteliti dan menjadi bahan perdebatan
dari berbagai ilmuwan barat. Inilah cikal bakal metode hypnosis
dijadikan sebagai sebuah keilmuan yang dapat dirasakan
manfaatnya secara klinis hingga sekarang ( Kroger, 2007).
2. Marquis de Puysegur (1751-1825)
Seorang dokter dari Paris dan salah seorang dari murid Mesmer.
Pertama kali memperlihatkan efek “Sugesti Post Hipnotik”
dengan menggunakan “Pohon Puysegur” nya yang terkenal,
dimana orang yang memegang pohon tersebut akan menjadi
histeris, lupa ingatan atau tangannya akan menempel di pohon
dan tidak bisa dilepaskan, dia juga pertama kali menggunakan
istilah somnambulisme untuk kondisi trance yang dalam, dan
istilah tersebut masih dipakai hingga sekarang ( Kroger, 2007).
3. John Elliotson (1791-1868)
5

John Elliotson adalah seorang dokter dari Inggris, juga


menggunakan hipnotis dalam praktek nya untuk menyembuhkan
sakit gila, epilepsi, gagap, rematik, sakit kepala dan untuk
operasi tanpa obat bius ( Kroger, 2007).
4. James Braid (1795-1860)
Seorang dokter bedah dari Inggris. Dalam bukunya “Neuro
Hypnotism” untuk pertama kalinya James Braid memakai kata
Hypnosis yang diambil dari bahasa Yunani “Hypnos = Dewa
Tidur”, karena James Braid berpendapat bahwa kondisi dalam
hipnotis itu sama dengan tidur syaraf. James Braid juga adalah
orang yang pertama kali menggunakan teknik induksi dengan
fiksasi mata dimana pasien diminta untuk melihat dan
konsentrasi pada sebuah bandul yang diayunkan didepan pasien,
pada waktu itu induksi dengan fiksasi mata masih membutuhkan
waktu ½ jam dan bahkan lebih ( Kroger, 2007).
5. James Esdaile (1808-1859)
Seorang dokter bedah Irlandia yang bertugas di India dan
merupakan dokter yang paling banyak melakukan bedah tanpa
obat bius dalam sejarah hipnotis, dengan menggunakan
hypnosis, Esdaile melakukan 1000 operasi tanpa obat bius, 300
diantaranya bedah mayor (membuka perut) dan 19 amputasi,
sebelum izin prakteknya dicabut oleh “Medical Association of
England”. Pada saat itu chloroform dan obat bius lain masih
belum ditemukan, sehingga tingkat kematian pasien dalam
operasi sangat tinggi, yaitu hampir 50% dari pasien meninggal
dalam operasi karena shock dan rasa takut, dan dengan hypnosis
dr. James Esdaile mampu menekan tingkat kematian pasien
operasi hingga 5 – 7 % dan sebagai penghargaan atas jasanya,
level trance yang paling dalam dimana bisa dilakukan operasi
tanpa obat bius di sebut juga Esdaile State ( Kroger, 2007).
6. Pierre Janet (1859-1947)
6

Seorang psikolog dan psikoterapis dari Perancis. Menurut Janet,


hipnotis adalah sebuah proses disosiasi atau
pemecahan/pemisahan kesadaran dari pikiran dan perasaan.
Sampai saat ini teknik pemecahan kesadaran dan pikiran
tersebut masih tetap digunakan dalam hipnoterapi, terutama
untuk menangani kasus fobia dan trauma ( Kroger, 2007).
7. Jean Martin Charcot (1825-1893)
Seorang dokter saraf di Paris mengemukakan teori bahwa
hipnotis adalah akibat kerentanan secara psikis, dan menurutnya
perempuan itu lebih rentan terhadap hipnotis dari pada pria
( Kroger, 2007).
8. Hippolyte Bernheim (1837-1919)
Seorang profesor ilmu penyakit dalam yang membantah teori
Charcot bahwa hipnosis itu terjadi karena kerentanan secara
psikis dari seseorang. Menurutnya hipnotis bisa terjadi karena
tingkat sugestibilitas seseorang (suyet bisa terhipnotis karena
bereaksi terhadap sugesti dari juru hipnotisnya) ( Kroger, 2007).
9. Sigmund Freud (1856-1939)
Seorang dokter saraf dari Wina yang merupakan pelopor dari
teori psikoanalisa yang masih dipakai saat ini. Belajar dari
Charcot dan Bernheim, Freud mulai menggunakan hipnotis
dalam prakteknya meskipun tidak mengerti cara kerjanya secara
mendalam. Tetapi semenjak kejadian abreaksi dimana seorang
pasien terbangun dan mencekiknya, Freud meninggalkan
hipnotis sebagai salah satu metoda psikoterapi. Akibatnya
perkembangan hipnotis mengalami kemunduran sejak saat itu
( Kroger, 2007).
10. Milton Erickson (1902-1984)
Seorang dokter dan psikiater dari Amerika dan merupakan
pelopor hipnoterapi klinis modern. Berbeda dengan pendapat
pendahulunya, Milton Erickson menyatakan bahwa kemampuan
dihipnotis seseorang adalah sebuah keterampilan yang bisa
7

dilatih, oleh karena itu semua orang bisa dihipnotis. Faktor


terpenting yang menentukan bisa tidaknya seseorang dihipnotis
bukanlah bakat hipnotis/tingkat sugestibilitas, akan tetapi
kualitas hubungan dan tingkat kepercayaan yang timbul antara
Juru Hipnotis dan sang pasien. Milton Erickson adalah orang
pertama yang mengembangkan teknik hipnoterapi yang lebih
permisif dengan menggunakan pola bahasa hipnotis, analogi dan
metafora. Dan teknik permisif ini disebut dengan “Ericksonian
Hypnosis” dan terkadang disebut juga “Conversational
Hypnosis” ( Kroger, 2007)
11. Dave Elman (1900-1967)
Dia mengembangkan teknik menghipnotis cepat yang dikenal
dengan “Dave Elman Induction”. Dengan teknik Induksi Elman
ini, seorang suyet bisa dibimbing untuk mencapai trance yang
sangat dalam (somnambulisme) hanya dalam waktu kurang dari
4 menit, dan hal ini membuka pintu bagi aplikasi hypnosis
dalam dunia medis, terutama untuk mengatasi rasa nyeri pada
pasien. Coma State adalah kondisi trance yang sangat dalam,
dimana sudah terjadi anestesi secara alami sehingga Coma State
banyak digunakan untuk menghilangkan rasa nyeri yang tidak
spesifik (Intractable Pain) pada pasien kanker dan juga pada
pembedahan tanpa obat bius. Sesudah Dave Elman, masih
banyak lagi tokoh tokoh yang berperan dalam perkembangan
hipnotis aliran barat, beberapa diantaranya adalah Ormond
McGill yang diberi julukan “The Dean of Modern Stage
Hypnosis”, kemudian Richard Bandler dan John Grinder
( Kroger, 2007).
12. Richard Bandler dan John Grinder (1970)
Pada tahun 1970-an, muncul sebuah lonjakan besar di area
pengembangan diri. Richard Bandler, seorang ahli komputer,
dan John Grinder, profesor bahasa, bekerjasama mempelajari
dan mengembangkan metode-metode yang terdapat dibalik aksi
8

hipnotisme dan terapi Erickson. Berkat kerja keras mereka,


lahirkan gerakan terapi baru bernama Neuro-Linguistic
Programming. NLP memanfaatkan prinsip waking hypnosis
untuk menciptakan efek tranformasi dalam waktu yang sangat
cepat dibandingkan hipnosis modern, apalagi hipnosis klasik.
2.1.3 Manfaat Hipnoterapi
Hipnoterapi memiliki banyak manfaat dan kegunaan. Terapi ini
bisa mengatasi banyak permasalahan yang sering dimiliki oleh banyak
orang. Tentunya melakukannya dengan prosedur yang sesuai dan
terapis handal. Hipnoterapi bermanfaat untuk mengatasi ketakutan,
kecemasan, disfungsi seksual, dan penyalahgunaan obat terlarang.
Selain itu, hipnoterapi juga bisa untuk mengatasi insomnia, gangguan
belajar dan komunikasi, rasa duka, dan depresi. Fungsi hipnoterapi
yang lain adalah untuk membantu mengatasi rasa nyeri, migrain,
masalah pencernaan, gangguan kulit, dan efek samping kehamilan.
Apabila ada perilaku buruk yang ingin dihilangkan maka melakukan
hipnoterapi bisa menjadi solusinya.
2.1.4 Prinsip Kerja Hipnoterapi
Cara kerja hipnoterapi berbeda jauh dengan hipnotisme hiburan.
Dalam hipnoterapi, klien secara perlahan-lahan dibawa menuju alam
bawah sadarnya. Terapis yang melaksanakan proses hipnoterapi ini
memfalisitasi kliennya untuk mengalami perubahan-perubahan positif
ketika klien sedang berada dalam keadaan relaksasi yang mendalam
dan memiliki tingkat sugestabilitas tinggi yang disebut trance (Booth,
2003).
Pikiran dan tubuh klien dibuat relaks terlebih dahulu sebelum
memasuki alam bawah sadarnya. Pikiran sadar adalah proses mental
yang disadari dan dapat dikendalikan. Pikiran bawah sadar adalah
proses mental yang berfungsi secara otomatis sehingga individu tidak
menyadarinya. Pikiran sadar mempunyai fungsi mengidentifikasi
informasi yang masuk, membandingkan dengan data yang telah ada
dalam memori, menganalisis data yang baru masuk, dan memutuskan
9

data baru yang akan disimpan, dibuang atau diabaikan sementara.


Sementara pikiran bawah sadar berfungsi jauh lebih kompleks. Organ
tubuh, nilai-nilai, kepercayaan, dan keyakinan terhadap sesuatu
tersimpan dalam alam bawah sadar (Gunawan, 2005).
Antara kondisi sadar dan bawah sadar ada sebuah filter mental
yang disebut critical area. Critical area adalah penampungan data
sementara untuk kemudian diproses berdasarkan analisa, logika,
pertimbangan etika, dan lain-lain. Critical area ini yang melundungi
pikiran bawah sadar dari ide, informasi, sugesti atau bentuk pikiran
lain yang dapat mengubah program pikiran yang telah tertanam
dibawah sadar. Individu yang berada dalam kondisi sadar menjadi
sulit untuk menerima informasi baru dikarenakan aktifnya critical
area. Saat gelombang otak turun dan tercipta kondisi relaksasi,
critical area tersebut melemah dan sugesti yang diberikan oleh terapis
akan lebih mudah diterima dan terinternalisasi oleh klien (Gunawan,
2005).
Critical area diperlemah dengan menggunakan induksi hypnosis
yang membawa klien pada kondisi relaks. Pada proses ini peran
seorang terapis sangat berpengaruh. Ketika dalam kondisi sadar,
seseorang dapat memberikan atensi terhadap berbagai macam
stimulus yang ada di lingkungan sehingga sangat sulit untuk
memasuki kondisi relaks. Peran terapis adalah membuat klien
memusatkan atensinya pada satu objek misalnya pendulum, atau pada
sebuah gambaran mental yang diciptakan melalui sugesti dari terapis
untuk membawa klien memasuki keadaan relaks (Gunawan, 2005).
Saat klien memasuki kondisi yang sangat relaks, critical area
semakin menjadi lemah sehingga terapis semakin mudah untuk
berkomunikasi dengan alam bawah sadar klien. Saat klien menjadi
relaks, atensi menjadi semakin terpusat pada terapis dan sugesti yang
diberikan menjadi semakin kuat dan terasa nyata bagi klien, misalnya
gambaran mental mengenai sebuah tempat yang disukai klien menjadi
10

sangat nyata dan klien mempersepsikan dirinya berada di tempat


tersebut.

2.1.5 Tahapan - Tahapan Hipnoterapi


1. Pra Induksi
a. Adanya persetujuan dari klien (orang yang dihipnotis) dan mau
bekerja sama.
b. Terciptanya komunikasi antara operator (ahli hipnotis) dan
klien.
c. Klien harus bebas dari rasa takut untuk hipnotis, biasanya rasa
takut itu berasal dari persepsi yang rancu tentang hipnotis
sehingga klien menjadi takut dikontrol oleh ahli hipnotis, takut
dipermalukan atau dibongkar rahasianya di depan umum. Jadi,
dalam tahap ini mulai mempersiapkan klien untuk langkah
berikutnya, di antaranya menetapkan tujuan dari sesi
pertemuan, bertanya tentang riwayat medis klien, membuat
kesepakatan, jika perlu membenarkan persepsi yang rancu
tentang hipnotis.
2. Uji sugestibilitas
Langkah ini tujuannya selain untuk menguji respons klien terhadap
sugesti tertentu, juga untuk :
a. Menentukan strategi pendekatan yang akan digunakan.
Apakah mau menggunakan induksi cepat, sedang atau
induksi yang lebih lama.
b. Menanamkan keyakinan bahwa anda bisa menghipnotis
mereka.
c. Mulai melatih dan membiasakan klien untuk masuk ke
kondisi terhipnotis, karena masuk ke kondisi terhipnotis
adalah sebuah keterampilan yang bisa dilatih.
3. Induksi
11

Dalam tahap ini anda mulai membimbing klien untuk mulai


merilekskan tubuhnya untuk memunculkan trans atau perubahan
kesadaran.
4. Memperdalam dan cek kedalaman trans
Sesaat setelah induksi, klien masih berada dalam kondisi trans
ringan. Oleh sebab itu kedalaman trans klien harus ditambah lagi
sampai mencapai kondisi optimal, yaitu level trans dalam atau
somnambulisme (relaksasi pikiran), yaitu kondisi ketika pikiran
klien sudah sangat rileks sehingga cenderung malas untuk berfikir.
Lakukan cek untuk memastikan bahwa klien sudah mencapai
somnambulisme atau pikirannya sudah benar-benar rileks, biasanya
tes yang digunakan adalah tes kelumpuhan motorik dan amnesia.
5. Pemberian sugesti dan kata kunci
Sesudah mencapai somnambulisme, barulah klien diberikan
sugesti. Sugesti yang diberikan bisa berupa sugesti terapi ataupun
sugesti eksperimen, dan untuk pemula dianjurkan untuk
memberikan sugesti eksperimen daripada sugesti terapi karena
lebih sederhana dan minim efek samping.
6. Kembalikan ke kesadaran normal
Sesudah diberikan sugesti, sesi hipnotis itu diakhiri dengan
mengembalikan klien ke kesadaran normal.

2.2 Konsep Depresi


2.2.1 Pengertian Depresi
Menurut WHO (2012) depresi adalah gangguan mental umum
yang muncul dengan perasaan murung, kehilangan semangat atau
kesenangan, penurunan energi, perasaan bersalah atau rendah diri,
gangguan tidur atau nafsu makan, dan konsentrasi yang buruk.
Terlebih lagi, depresi sering disertai dengan gejala kecemasan.
Masalah-masalah ini dapat menjadi kronis atau berulang dan
menyebabkan kerusakan substansial dalam kemampuan individu
untuk mengurus tanggung jawab sehari-harinya. Paling buruk, depresi
12

dapat menyebabkan bunuh diri. Hampir 1 juta jiwa hilang setiap tahun
karena bunuh diri, yang berarti 3000 kematian bunuh diri setiap hari.
Dari 20 atau lebih yang berusaha untuk mengakhiri hidupnya, satu di
antaranya berhasil melakukannya.
2.2.2 Gejala
1. Gejala Depresi Pada Anak-Anak dan Remaja
Tanda-tanda umum dan gejala depresi pada anak-anak dan
remaja mirip dengan orang dewasa, tetapi mungkin ada beberapa
perbedaan. Pada anak-anak yang lebih muda, gejala depresi
mungkin termasuk kesedihan, sifat lekas marah, kegirangan,
khawatir, sakit dan nyeri, menolak untuk pergi ke sekolah, atau
menjadi kurus. Pada remaja, gejala-gejalanya mungkin termasuk
kesedihan, sifat lekas marah, perasaan negatif dan tidak berharga,
kemarahan, kinerja buruk atau kehadiran yang buruk di sekolah,
merasa salah paham dan sangat sensitif, menggunakan narkoba
atau alkohol, makan atau tidur terlalu banyak, menyakiti diri
sendiri, kehilangan minat dalam kegiatan normal, dan menghindari
interaksi sosial.
2. Gejala Depresi Pada Orang Dewasa yang Lebih Tua
Depresi bukan bagian normal dari pertumbuhan usia lanjut, dan
itu tidak boleh dianggap enteng. Sayangnya, depresi sering tidak
terdiagnosis dan tidak diobati pada orang dewasa yang lebih tua,
dan mereka mungkin merasa enggan untuk mencari bantuan.
Gejala depresi mungkin berbeda atau kurang jelas pada orang
dewasa yang lebih tua, seperti :
a. Kesulitan mengakses memori atau adanya perubahan
kepribadian.
b. Rasa sakit fisik atau nyeri.
c. Kelelahan, kehilangan nafsu makan, masalah tidur atau
kehilangan minat dalam seks – tidak disebabkan oleh
kondisi medis atau obat-obatan.
13

d. Seringkali ingin tinggal di rumah, daripada pergi keluar


untuk bersosialisasi atau melakukan hal-hal baru.
e. Pikiran atau perasaan bunuh diri, terutama pada pria yang
lebih tua.
2.2.3 Faktor Resiko Memicu Depresi
a. Ciri-ciri kepribadian tertentu, seperti harga diri yang rendah dan
terlalu bergantung, kritis terhadap diri sendiri atau pesimistik.
b. Peristiwa traumatis atau stres, seperti pelecehan fisik atau seksual,
kematian atau kehilangan orang yang dicintai, hubungan yang sulit,
atau masalah keuangan.
c. Kerabat darah dengan riwayat depresi, gangguan bipolar,
alkoholisme atau bunuh diri.
d. Menjadi lesbian, gay, biseksual atau transgender, atau memiliki
variasi dalam pengembangan organ genital yang tidak jelas pria
atau wanita (intersex) dalam situasi yang tidak mendukung.
e. Riwayat gangguan kesehatan mental lainnya, seperti gangguan
kecemasan, gangguan makan, atau gangguan stres pasca-trauma.
f. Penyalahgunaan alkohol atau narkoba.
g. Penyakit serius atau kronis, termasuk kanker, stroke, sakit kronis
atau penyakit jantung.
h. Obat-obatan tertentu, seperti beberapa obat tekanan darah tinggi
atau pil tidur.
2.2.4 Komplikasi
Depresi adalah gangguan serius yang dapat sangat merugikan
kita. Depresi sering memburuk jika tidak diobati, mengakibatkan
masalah emosional, perilaku dan kesehatan, yang pada akhirnya dapat
mempengaruhi setiap area kehidupan Anda. Contoh komplikasi yang
terkait dengan depresi meliputi :
a. Berat badan berlebih atau obesitas, yang dapat menyebabkan
penyakit jantung dan diabetes
b. Sakit atau penyakit fisik
c. Alkohol atau penyalahgunaan narkoba
14

d. Kecemasan, gangguan panik atau fobia sosial


e. Konflik keluarga, kesulitan hubungan, dan masalah pekerjaan
atau sekolah
f. Isolasi sosial
g. Perasaan bunuh diri, usaha bunuh diri atau bunuh diri
h. Self-mutilation, seperti pemotongan diri
i. Kematian prematur dari kondisi medis

2.3 Contoh kasus


Depresi, Marshanda Jalani Hipnotherapy
Marshanda mengaku pernah mengalami depresi ketika hak asuh
anaknya, Sienna Ameerah Kasyafani, jatuh kepada mantan suaminya,
Ben Kasyafani. Saat itu, Marshanda membatasi kemunculannya di
media karena merasa sedih tidak mendapat hak asuh atas anak
kandungnya sendiri. "Satu hal yang paling menyakiti perasaanku
adalah saat aku kehilangan hak asuh Sienna. Merasa dengan
kehilangan hak asuh anak sebagai perempuan aku tidak berhak pada
dia," kata Marshanda di Mall Kelapa Gading, Jakarta Utara, Minggu
(22/9/2019) kemarin. Karena depresi tersebut, Marshanda sampai
menjalani hipnoterapi untuk memulihkan kondisi kejiwaan dan
mengatasi depresinya.
"Suatu hari aku hipnoterapi, satu proses di mana di alam bawah
sadar aku ngomong, ngobrol sama Sienna, aku ceritakan semua
perasaan aku dan dia (Sienna) seolah-olah ngomong gini, 'Ibu berhak
bahagia, Ibu boleh bekerja, boleh berkarya dan Sienna mau ibu
bahagia. Sienna tahu apa yang terjadi dan sayang sama semuanya. Jadi
ibu lanjut, ya. Ibu lakukan apa yang kamu mau. Itu boleh dan aku akan
selalu mendukung ibu", pungkasnya.
2.4 Penyelesaian
Clinical Hypnotherapist Menangani Depresi
1. Pilihlah hipnoterapis profesional yang reputasinya baik dari lembaga
pelatihan yang terpercaya dan tersertifikasi.
15

2. Klien diibimbing untuk dapat masuk ke kedalaman pikiran bawah


sadarnya dengan memberikan sugesti, ke kondisi hipnosis, yang reseptif
terhadap perubahan dan memungkinkan terapi dilakukan dengan baik.
Klien akan merasakan relaksasi dan ketenangan. Di kedalaman ini semua
emosi negatif yang menyebabkan klien depresi, pengalaman traumatis,
dan memori negatif yang tersimpan, dibebaskan dari pikiran dan diri
klien dan mengganti trauma yang menyebabkan klien depresi dengan hal-
hal yang memiliki muatan emosi positif. Dengan demikian klien siap
untuk melanjutkan menjalani hidup mereka lagi. Hipnoterapi
memberikan cara efektif untuk mengakses kemampuan individu dalam
memengaruhi tubuh fisik. Hipnoterapi juga dapat sangat membantu
dalam memperbaiki pola tidur gelisah, energi rendah atau libido, sakit
kepala atau sakit dan seseorang dapat menggunakan hipnoterapi untuk
meningkatkan motivasi untuk berolahraga dan makan dengan benar.
3. Penggunaan anti-depresan, tanpa dibarengi dengan resolusi terhadap
trauma dan kesedihannya, hanyalah merepresi/menekan munculnya
emosi-emosi negatif. Emosi negatif ini seharusnya dibuang, bila tidak
akan menumpuk dan menyebabkan perilaku yang menyabotase diri klien
sendiri. Di samping itu anti-depresan dapat menimbulkan perilaku
adiktif, yang akan merugikan klien. Hipnoterapi dapat menjadi alternatif
pilihan dalam menyelesaikan kasus-kasus depresi.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Hipnoterapi adalah salah satu cabang ilmu psikologi yang
mempelajari manfaat sugesti untuk mengatasi masalah pikiran, perasaan dan
perilaku. Hipnoterapi dapat juga dikatakan sebagai suatu teknik terapi
pikiran dan penyembuhan yang menggunakan metode hipnotis untuk
memberi sugesti atau perintah positif kepada pikiran bawah sadar untuk
penyembuhan suatu gangguan psikologis atau untuk mengubah pikiran,
perasaan, dan perilaku menjadi lebih baik.
Hipnoterapi bermanfaat untuk mengatasi ketakutan, kecemasan,
disfungsi seksual, dan penyalahgunaan obat terlarang. Selain itu, hipnoterapi
juga bisa untuk mengatasi insomnia, gangguan belajar dan komunikasi, rasa
duka, dan depresi. Fungsi hipnoterapi yang lain adalah untuk membantu
mengatasi rasa nyeri, migrain, masalah pencernaan, gangguan kulit, dan
efek samping kehamilan. Apabila ada perilaku buruk yang ingin dihilangkan
maka melakukan hipnoterapi bisa menjadi solusinya.
Menurut WHO (2012) depresi adalah gangguan mental umum yang
muncul dengan perasaan murung, kehilangan semangat atau kesenangan,
penurunan energi, perasaan bersalah atau rendah diri, gangguan tidur atau
nafsu makan, dan konsentrasi yang buruk. Terlebih lagi, depresi sering
disertai dengan gejala kecemasan.
3.2 Saran
1. Bagi institusi dan pelayanan kesehatan rumah sakit diharapkan dapat
mempertahankan pelayanan yang baik yang sudah diberikan kepada
pasien untuk mendukung kesehatan dan kesembuhan pasien dengan
memberi pelayanan yang maksimal pada pasien depresi.
2. Diharapkan kerja sama dari keluarga untuk memberikan motivasi untuk
kesembuhan pasien.
3. Diharapkan bagi institusi pendidikan menyediakan fasilitas berupa
sumber buku – buku terbaru.

DAFTAR PUSTAKA

16
Fadillah, F 2020, “Hipnoterapi Terhadap Stress”, Academia.edu, dilihat 05
Desember 2020,
<https://www.academia.edu/9668329/Hipnoterapi_terhadap_Stress_oleh_Fitriani_
Fadillah> (Disarikan dari berbagai sumber)

Hakim, L 2014. “Terapi Hipnoterapi”, blogspot, dilihat 05 Desember 2020,


<http://lukmankudus94.blogspot.com/2014/11/hipnoterapi.html?m=1> (Disarikan
dari berbagai sumber)

Harijono, L 2018, “Depresi dan Hipnoterapi”, limanharijono.com, dilihat 05


Desember 2020, <https://www.limanharijono.com/depresi-dan-hipnoterapi/>
(Disarikan dari berbagai sumber)

Ibrahim 2018, ‘Kesehatan Ala Hipnoterapi Islam’, Syi’ar, vol. 18, no. 2, hh. 104-
107.

Nissa, R & Anggraeni, S 2019, “Marshanda Lakukan Hipnoterapi untuk Atasi


depresi, Bisakah Jadi Solusi ?”, suara.com, dilihat 05 Desember 2020,
<https://amp-suara-
com.cdn.ampproject.org/v/s/amp.suara.com/health/2019/09/23/101500/marshanda
-lakukan-hipnoterapi-untuk-atasi-depresi-bisakah-jadi-solusi?
usqp=mq331AQSKAFQApgB047ktJuS1KRXsAEg&amp_js_v=0.1#referrer=http
s%3A%2F%2Fwww.google.com&csi=1&ampshare=https%3A%2F
%2Fwww.suara.com%2Fhealth
%2F2019%2F09%2F23%2F101500%2Fmarshanda-lakukan-hipnoterapi-untuk-
atasi-depresi-bisakah-jadi-solusi> (Disarikan dari berbagai sumber)

17

Anda mungkin juga menyukai