OLEH :
KELOMPOK 5
2020
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
berkat-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul ‘‘TERAPI
KOMPLEMENTER HIPNOTERAPI’’.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masi jauh dari
sempurna baik dari segi penyajian maupun materi.Oleh karena itu, kritik dan saran
yang membangun dari semua pihak sangat kami perlukan demi kesempurnaan
makalah ini.
Banyak pihak yang telah turut memberikan motivasi dan bantuan serta
bimbingan yang penulis terima selama proses penulisan makalah ini.
Akhir kata penulis berharap semoga makalah ini bisa memberikan manfaat
bagi penulis khususnya maupun pembaca pada umumnya.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...................................................................................................2
DAFTAR ISI.................................................................................................................3
BAB I.............................................................................................................................3
PENDAHULUAN.........................................................................................................3
2.1 Latar Belakang................................................................................................3
2.2 Rumusan Masalah...........................................................................................4
2.3 Tujuan Penulisan.............................................................................................4
BAB II...........................................................................................................................5
PEMBAHASAN............................................................................................................5
2.1 Definisi Hipnosis............................................................................................5
2.2 Jenis-Jenis Hipnosis........................................................................................5
2.3 Fisiologis Hipnosis..........................................................................................6
2.4 Definisi Hipnoterapi........................................................................................8
2.5 Tujuan dan Manfaat Hipnoterapi....................................................................9
2.6 Tahapan Hipnoterapi.....................................................................................10
2.7 Cara Kerja Hipnoterapi.................................................................................12
BAB III........................................................................................................................13
PENGAPLIKASIAN...................................................................................................13
HIPNOTERAPI...........................................................................................................13
3.1 Pengaplikasikan Hipnoterapi........................................................................13
BAB IV........................................................................................................................15
PENUTUP...................................................................................................................15
4.1 Kesimpulan...................................................................................................15
2.4 Saran.............................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................16
ii
BAB I
PENDAHULUAN
2.1 Latar Belakang
Hipnoterapi adalah salah satu cabang dari ilmu psikologi yang mempelajari
manfaat sugesti untuk mengatasi masalah kognisi (pikiran), afeksi (perasaan), dan
perilaku. Selain itu, hipnoterapi juga dikatakan sebagai suatu teknik terapi pikiran
dan penyembuhan yang menggunakan metode hipnosis untuk memberi sugesti atau
perintah positif kepada pikiran bawah sadar untuk penyembuhan suatu gangguan
psikologis atau untuk mengubah pikiran, perasaan, dan perilaku seseorang agar
menjadi lebih baik. Orang yang ahli dalam menggunakan hipnosis untuk terapi
disebut "hypnotherapist". Hipnoterapi menggunakan pengaruh kata-kata yang
disampaikan dengan teknik-teknik tertentu. Satu-satunya kekuatan dalam hipnoterapi
adalah komunikasi (Kahija, 2007).
Dalam ruang lingkup psikoterapi, hipnosis digunakan bukan saja dalam
psikoterapi penunjang, tetapi lebih dari itu. Hipnosis merupakan alat yang ampuh
dalam psikoterapi penghayatan dengan tujuan membangun kembali (rekonstruktif),
sehingga perlu pengkajian yang lebih mendalam agar tercapai suatu pendekatan
terinci dan menyeluruh.
Penggunaan hipnosis sudah ada sejak awal mula peradaban manusia. Pada saat
itu, hipnosis belum dikenal dengan nama “hipnosis”. Hipnotis di masa lalu
dipraktikkan dalam ritual agama dan ritual penyembuhan (untuk membantu
mengatasi emosi, masalah psikologis, dan sebagai alternatif anestesi untuk operasi
lapangan). Catatan sejarah tertua tentang hipnosis yang diketahui saat ini berasal dari
Ebers Papyrus yang menjelaskan teori dan praktik pengobatan bangsa Mesir Kuno
pada tahun 1552 SM. Hipnosis telah dipraktikkan di tempat yang berbeda dengan
berbagai istilah sejak dahulu. Sejarah hipnosis modern dimulai pada abad ke-18.
(Kroger, 2007). Pada tahun 1900-an, hipnoterapi mulai menjadi popular, yaitu
menggunakan hipnosis untuk membantu orang berhenti merokok, dan menurunkan
berat badan.
1
2.2 Rumusan Masalah
2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi Hipnosis
Pengertian hipnosis adalah suatu kondisi yang menyerupai tidur yang dapat
secara sengaja dilakukan kepada orang, dimana mereka akanmemberikan respons
pada pertayaan yang diajukan dan sangat terbuka dan reseptif terhadap sugesti
yang di berikan oleh hipnoterapist. Teknik atau praktik dalam mempengaruhi
orang lain untuk masuk ke dalam kondisi hipnosis. Hipnosis sendiri juga diartikan
sebagai suatu kondisi di mana perhatian menjadi sangat terpusat sehingga tingkat
sugestibilitas meningkat sangat tinggi, seni komunikasi untuk mempengaruhi
seseorang sehingga mengubah tingkat kesadaranya, yang dicapai dengan cara
menurunkan gelombang otak. Hipnosis juga disebut sebagai seni eksplorasi alam
bawah sadar, kesadaran yang meningkat, suatu kondisi pikiran yang dihasilkan
oleh sugesti (Gunawan, 2012).
3
menggunakan teknik anodyne untuk membantu pasien menjadi rileks dengan
sangat cepat dan mengurangi rasa sakit dengan mental anastesi
c. Forensic hypnosis
Forensic hypnosis adalah penggunaan hipnosis sebagai alat bantu dalam
melakukan investigasi atau penggalian informasi dari memori. Sering kali,
dalam suatu kejadian yang mempuyai muatan emosi negatif tinggi, misalnya
dalam kasus kejahatan, orang mengalami “lupa ingatan” akan kejadian
tersebut. Hal itu terjadi karena pikiran bawah sadar menyembuyikan informasi
traumatik sehingga tidak dapat diakses oleh pikiran sadar, dengan tujuan agar
pengalaman buruk itu tidak lagi diingat
d. Metaphysical Hypnosis
Metaphysical Hipnosis adalah aplikasi hipnosis dalam meneliti berbagai
fenomena metafisik. Jenis hipnosis ini bersifat eksperimental.
Denganhipnosis, seseorang akan dapat dengan angat cepat masuk ke kondisi
rileks yang sangat dalam (somnambulims), yang diukur dengan EEG akan
menunjukan frekuensi gelombang otak yang sangat rendah.
e. Clinical Hypnosis
Clinical Hypnosos atau Hypnotherapy adalah aplikasi hipnosis dalam
menyembuhkan masalah mental dan fisik (psikosomatis). Aplikasi dalam
pengobatan penyakit, antara lain depresi, kecemasan, fobia, stres,
penyimpangan perilaku mual dan muntah, nyeri, melahirkan, penyakit kulit,
dan msih banyak lagi.
4
mengembangkan komposisi gelombang otak agar bermanfaat bagi diri kita.
Frekuensi impuls menentukan jenis gelombang otak yaitu Beta, Alfa,
Theta,dan Delta. Jenisatau kombinasi dari jenis gelombang otak menentukan
kondisi kesadaran pada satu saat (Gunawan, 2012).
Sistem Limbic salah saatu bagian otak yang berada pada bagian atas
batang otak dan di bawah korteks. Adapun peran-peranan dari struktur sistem
limbik itu sendiri antara lain banyak terlibat dengan fungsi emosi seperti
perasaan senang yang berhubungan dengan kelangsungan hidup, pengalaman
seksual, motivasi yang ada pada diri manusia, learning, fungsi
neuroendokrindan aktivitas autonomidan memoryyang nantinya akan
mempengaruhi mekanisme tingkah laku individu. Sehingga nantinta sistem
limbik juga memiliki peran dalam fungsi-fungsi seperti flight or fight,
homoestatis, self-maintenance, napsu makan, dan seksualitas, dapat dikatakan
bahwa sistem limbic merupakan nyawa yang menentukan bagaimana individu
tersebut hidup dan berperilaku di lingkunganya (Muttaqin, 2012).
b. Beta
Beta adalah gelombang otak yang frekuensinya paling tinggi. Beta
dihasilkan oleh proses berfikir secara sadar. Beta terbagi menjadi tiga bagian,
yaitu beta rendah 12-15 Hz, beta 16-20 Hz, dan beta tinggi 21-40 Hz.
Gelombang beta memungkinkan seseorang memikirkan sampai 9 obyek
secara bersamaan (Gunawan, 2012).
c. Alfa
Alfa adalah jenis gelombang yang frekuensinya sedikit lebih lambat
dibandingkan beta, yaitu 8-12 Hz. Alfa berhubungan dengan kondisi pikiran
yang rileks dan santai. Dalam kondisi alfa, pikiran dapat melihat gambaran
mental secara sangat jelas dan dapat merasakan sensasi dengan lima indra dari
apa yang terjadi atau dilihat dalam pikiran. Alfa adalah pintu gerbang bawah
sadar (Gunawan, 2012).
d. Theta
5
Theta adalah gelombang otak, pada kisaran frekuensi 4-8 Hz, yang
dihasilkan oleh pikiran bawah sadar (subconscious mind). Theta muncul saat
kita bermimpi dan saat terjadi REM (rapid eye movement). Pikiran bawah
sadar menyimpan memori jangka panjang kita dan juga merupakan gudang
inspirasi kreatif. Selain itu, pikiran bawah sadar juga menyimpan materi yang
berasal dari kreativitas yang ditekan atau tidak diberi kesempatan untuk
muncul ke permukaan dan materi psikologis yang ditekan. Meskipun kita
dapat masuk ke theta dan mengakses berbagai materi yang tersimpan di sana,
bila tidak dibantu dengan gelomabang alfa dan beta. Semua materi yang
berhubungan dengan emosi, baik itu emosi positif maupun negatif, tersimpan
dalam pikiran bawah sadar (Gunawan, 2012).
e. Delta
Delta adalah gelombang otak yang paling lambat, pada kisaranya
frekuensi 0,1-4 Hz, dan merupakan frekuensi dari pikiran unconscious mind.
Pada saatkita tidur lelap, otakhanya menghasilkan gelombang delta agar kita
dapat istirahat dan memulihkan kondisi fisik. Delta juga memberikan
kebijakan dengan level kesadaran psikis yang sangat dalam (Gunawan, 2012).
f. Gamma
Gamma adalah gelombang otak dengan kekuatan tertinggi, yaitu
berkisar antara 25-100 Hz. Namun, rata-rata gelombang gamma didalam otak
seseorang memiliki rentang antara 35-40 Hz. Gelombang otak ini biasanya
terjadi pada orang yang memiliki aktivitas otak yang cenderung tidak biasa
bahkan ekstrem, bisa dikatakan di atas rata-rata. Misalnya, ketika seseorang
sedang menghadapi sebuah kompetisi atau kondisi depresi atau sangat
ketakutan (Gunawan, 2012).
Secara harfiah kata “Hipnoterapi” berasal dari dua kata, yaitu “Hypno” dan
“Terapi”. Hypno ini sendiri berasal dari kata Hypnosis yang dirujukkan pada
nama seorang dewa tidur orang Yunani. Keadaan tidur disini diartikan sebagai
6
suatu keadaan dimana seseorang menjadi lebih mudah untuk menerima sugesti
dari luar. Keadaan ini dapat meningkatkan memori dan persepsi serta bisa
menjadi pemicu penyembuhan, dan perbaikan kualitas hidup lainnya (Setiawan,
2015). Sedangkan Terapi yang dimaksud disini adalah psikoterapi yang memiliki
definisi sebagai suatu pengobatan jiwa dengan menggunakan cara penyembuhan
dengan teknik khusus.
7
Hipnoterapi telah digunakan sejak perang Dunia ke II sebagai salah satu teknik
pengobatan kepada korban perang untuk mengurangi rasa sakit, dan pengalaman
traumatic.
Sedangkan Erickson dan Rossi mengemukakan bahwa hipnoterapi bermanfaat
untuk mengubah fungsi nyeri dan kenyamanan, mengatasi rasa sakit, dan juga
trauma akibat kecelakaan fisik. Selain itu, Hipnoterapi juga digunakan sebagai
penyembuhan segala macam gangguanyang berkaitan dengan pikiran dan
perasaan. Hipnoterapi ini juga merupakan sebuah cara tercepat untuk mengubah
pikiran, perasaan, perilaku, kebiasaan, dan juga kepribadian seseorang
(Hendriyanto,2017).
Dari beberapa penjelasan diatas, dapat kita ketahui bahwa Hipnoterapi
memberikan manfaat yang cukup banyak untuk kehidupan kita, baik mengobati
permasalahan fisik maupun psikis (Wulandari, 2016)
2.6 Tahapan Hipnoterapi
8
4. Depth Level Test(Tes Kedalaman Hipnosis)
Suatu teknik untuk memeriksa kedalaman dari subyek.
5. Suggestion Therapy
Suggestion Therapymerupakan salah satu metode Hypnotherapi paling
sederhana dan hanya dapat diterapkan ke kasus-kasus sederhana, antara lain :
kasus-kasus yang sangat jelas penyebabnya, serta sebagai teknik untuk
meningkatkan motivasi dan empowerment(pemberdayaan).
Untuk hal-hal utama dalam Suggestion Therapy, sebaiknya menggunakan
aturan umum dalam sugesti, yaitu :
1) Positive(sebutkan apa yang diinginkan, bukan yang dihindari).
2) Repetition(pengulangan)
3) Present tense(hindari kata akan).
4) Pribadi
5) Tambahan sentuhan emosional dan imajinasi.
6) Progressive (bertahap), jika diperlukan
6. Hypnotherapeutic Technique
Hypnotherapeutic adalah suatu teknik hipnoterapi yang sesuai dengan
permasalahan dan kondisi klien. Seluruh teknik hypnotherapeuticini dapat
dimanfaatkan secara bersama-sama untuk menghasilkan efek penyembuhan
hipnotherapi dan dapat dimodifikasi sesuai dengan kultur ataubeliefdari klien.
Menurut Gunawan (2015) Ada empat langkah hipnoterapeutik untuk
memfasilitasi perubahan yaitu :
1) Sugesti post-hipnosis dan imajinasi
2) Menemukan akar masalah
3) Release
4) Pemahaman baru atau perilaku baru
7. Termination
Termination adalah suatu tahapan untuk mengakhiri proses hypnosis. Konsep
dasar terminasi adalah memberikan sugesti atau perintah agar seorang klien
tidak mengalami kejutan psikologis ketika terhubung dari “tidur hypnosis”.
9
Standar dari proses terminasi adalah membangun sugesti positif yang akan
membuat tubuh seorang klien lebih segar dan rileks, kemudian diikuti dengen
proses hitungan beberapa detik untuk membawa clien ke kondisi normal
kembeli.
Secara umum mekanisme kerja hipnoterapi sangat terkait dengan aktivitas otak
manusia. Aktivitas ini sangat beragam pada setiap kondisi yang diindikasikan
melalui gelombang otak yang dapat diiukur menggunakan alat bantu EEG
(Electroenchepalograph). Dalam kondisi hipnosis, pikiran bawah sadar manusia
dapat diakses karena diri seseorang lebih fokus secara internal dengan gelombang
otak yang lebih rendah. Kondisi ini dicapai saat klien berada dalam kondisi lebih
rileks.
10
BAB III
PENGAPLIKASIAN
HIPNOTERAPI
3.1 Pengaplikasikan Hipnoterapi
11
Efek samping yang bisa timbul adalah salah satunya mual setelah pasien
dilakukan kemoterapi. Mual pada pasien kemoterapi disebabkan karena
banyak faktor salah satunya adalah rangsangan langsung oleh zat atau obat ke
pusat muntah.
Hipnoterapi merupakan teknik yang menghasilkan suatu keadaan yang
tidak sadarkan diri, yang dicapai melalui gagasan-gagasan yang
disampaikan oleh orang yang menghipnoterapinya (Depkes, 2009).
Hipnoterapi dapat membantu mengubah persepsi mual melalui pengaruh
sugesti positif. Hipnoterapi merupakan suatu pendekatan
kesehatan holistik, hipnoterapi diri menggunakan sugesti diri dan kesan
tentang perasan yang rileks dan damai. Pasien yang masuk dalam
keadaan rileks dengan menggunakan berbagai ide pikiran dan kemudian
kondisi-kondisi yang menghasilkan respon tertentu bagi pasien
(Edelman dan Mandel, 1994 dalam Potter & Perry, 2005).
Menurut Pramono (2012) ketika seseorang mengalami hipnoterapi ada
fenomena fisiologis yang terjadi, yaitu orang tersebut akan mengantuk
dan tubuhnya mulai terasa nyaman, lalu semua rasa sakit, kekecewaan
dan kemarahan menjadi hilang. Hal tersebut terjadi karena pada saat
terhipnosis, simpul simpul saraf pada manusia menstimulus
neurotransmitter, yaitu kimiawi otak yang digunakan untuk merelay,
memodulasi,dan menguatkan sinyal antara neuron dan sel
lainnya, seperti serotonin, dophamin, norephinephrine, dan
noradrenaline. Mual munta akibat kemoterapi atau Chemoterapy-
induced nausea and vomiting (CINV) adalah efek samping yang sering
dirasakan pada pasien dengan kanker yang menjalani kemoterapi.
12
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
2.4 Saran
13
DAFTAR PUSTAKA
Hakim, A. (2010). Hipnoterapi cara tepat dan cepat mengatasi Stres, fobia,
trauma dan gangguan mental lainnya. Jakarta: Transmedia Pustaka.
14
JURNAL KESEHATAN MAHARDIKA
Ahmad Syarifudin
Program Studi Ilmu Keperawatan, STIKes Mahardika, Cirebon
E-mail : syarief_w2d83@yahoo.com
5 ABSTRACT
Background. Hypnotherapy is a hypnotic application in curing psychological
disorders and relieving physical disorders. The mechanism of action of
hypnosis is based on the subconscious. Some scientists speculate that
hypnosis stimulates the brain to release neurotransmitters (chemicals in the
brain), encephalin, and endorphins and suppress the hypothalamus, which
functions to improve mood so that it can change the individual's acceptance
of nausea.
15
Volume 5. No.2 Desember 2018
JURNAL KESEHATAN MAHARDIKA
ABSTRAK
Latar belakang. Hipnoterapi adalah aplikasi hipnosis dalam menyembuhkan
gangguan mental dan meringankan gangguan fisik. Manfaat therapi ini
adalah untuk mengurangi atau menurunkan intensitas mual pada pasien
yang menjalani kemoterapi.
16
Volume 5. No.2 Desember 2018
PENDAHULUAN
Perkembangan teknologi yang semakin pesat berpengaruh juga pada
perkembangan teknologi dibidang kesehatan, salah satunya adalah kemoterapi. Pada
saat teknologi belum berkembang, pengobatan hanya dilakukan seadanya dan
memanfaatkan apa yang ada di alam.Namun,seiring dengan bertambahnya
ilmu pengetahuan dan teknologi maka pengobatan pun juga ikut berkembang, ada
metode penyinaran, operasi dan holistik terapi (Azwar, 2012) Secara nasional
prevalensi penyakit kanker pada penduduk semua umur di Indonesia tahun 2013
sebesar 1,4‰ atau diperkirakan sekitar 347.792 orang. Selama tahun 2010-2013,
kanker payudara, kanker serviks dan kanker paru merupakan tiga penyakit
terbanyak di RS Kanker Dharmais, dan jumlah kasus baru serta jumlah kematian
akibat kanker tersebut terus meningkat. Kemoterapi
merupakan pengobatan dengan zat kimia atau obat yang lazim digunakan untuk
berbagai penyakit
termasuk Kanker.
Tujuan kemoterapi adalah untuk mematikan sel- sel kanker dan kemoterapi ada
resiko serta efek samping. Besar kemungkinan kemoterapi berdampak buruk bagi
penderita. Namun itulah cara untuk membunuh sel-sel kanker. Kemoterapi telah
digunakan sebagai prosedur standar pengobatan kanker sejak tahun 1950.
Kemoterapi dapat diaplikasikan dengan tiga cara, yaitu kemoterapi sebagai terapi
utama (primer) yang memang ditujukan untuk memberantas sel-sel kankernya,
kemoterapi sebagai terapi tambahan untuk memastikan kanker sudah bersih dan tak
kembali, dan kemoterapi sebagai terapi paliatif, yaitu hanya bersifat mengendalikan
pertumbuhan tumor dan bukan untuk menyembuhkan atau memberantas habis sel
kankernya (Azwar, 2012).
Kemoterapi memerlukan penggunaan obat untuk menghancurkan sel kanker.
Walaupun obat ideal akan menghancurkan sel kanker dengan tidak merugikan sel
biasa, kebanyakan obat tidak selektif. Obat didesain untuk mengakibatkan kerusakan
yang lebih besar pada sel kanker daripada sel biasa, biasanya dengan menggunakan
obat yang mempengaruhi kemampuan sel untuk bertambah besar. Pertumbuhan
yang tak terkendali dan cepat adalah ciri khas sel kanker. Tetapi, karena sel biasa
juga perlu bertambah besar, dan beberapa bertambah besar cukup cepat (seperti yang
di sumsum tulang dan garis sepanjang mulut dan usus), semua obat kemoterapi
mempengaruhi sel biasa dan menyebabkan efek samping. (Azwar, 2012).
Efek samping dapat muncul ketika sedang
dilakukan pengobatan atau beberapa waktu setelah pengobatan. Efek samping yang
bisa timbul adalah salah satunya mual setelah pasien dilakukan kemoterapi. Mual
pada pasien kemoterapi disebabkan karena banyak faktor salah satunya adalah
rangsangan langsung oleh zat atau obat ke pusat muntah. Penelitian yang dilakukan
oleh Love et al., terhadap 147 pasien yang menjalani kemoterapi,
didapatkan empat efek samping tersering yaitu efek samping alopesia pada 89%
pasien, mual pada 87% pasien, lelah pada 86% pasien dan muntah pada 54%
pasien.
Mual akibat pemberian kemoterapi adalah manifestasi kompleks suatu
refleks neural. Telah dikenal 2 pusat mual dan muntah, yaitu vomiting center
yang terdapat dalam medula oblongata dan chemoreceptor trigger zone (CTZ)
yang terdapat di area postrema dibatas belakang ventrikel ke-4, yaitu lokasi
vaskularisasi. CTZ berada diluar sistem blood brain barrier, karena itu dapat
dirangsang langsung oleh zat yang merangsang dan berbahaya, misalnya obat
kemoterapi dan hasil metabolitnya atau
rangsangan humoral lain (Zaidin, 2002).
Berdasarkan data pasien yang kemoterapi di RS. Mitra Plumbon tahun 2014
terdapat 54 pasien yang mendapat kemoterapi lanjutan yang sebelumnya
menjalankan kemoterapi di RSUP Hasan Sadikin Bandung untuk diagnosa
dengan kanker grade II.
Berdasarkan dokumen hasil anamesa terhadap pasien yang menjalankan
kemoterapi maka didapatkan efek samping dalam menjalankan kemoterapi di
RS. Mitra Plumbon menunjukan 32 pasien (61,5%) mengalami mual, sejumlah
12 orang (23,1%) mengalami pusing dan sejumlah 8 (15,4%) mengalami lemas
(Laporan data pasien Kemoterapi : RM RS. Mitra Plumbon).
Hipnoterapi merupakan teknik yang menghasilkan suatu keadaan yang tidak
sadarkan diri, yang dicapai melalui gagasan-gagasan yang disampaikan oleh
orang yang menghipnoterapinya (Depkes, 2009).
Hipnoterapi dapat membantu mengubah persepsi mual melalui pengaruh
sugesti positif. Hipnoterapi merupakan suatu pendekatan
kesehatan holistik, hipnoterapi diri menggunakan sugesti diri dan kesan
tentang perasan yang rileks dan damai. Pasien yang masuk dalam keadaan rileks
dengan menggunakan berbagai ide pikiran dan kemudian kondisi-kondisi yang
menghasilkan respon tertentu bagi pasien (Edelman dan Mandel, 1994 dalam
Potter & Perry, 2005).
Menurut Pramono (2012) ketika seseorang mengalami hipnoterapi ada
fenomena fisiologis yang terjadi, yaitu orang tersebut akan mengantuk dan
tubuhnya mulai terasa nyaman, lalu semua rasa sakit, kekecewaan dan
kemarahan menjadi hilang. Hal tersebut terjadi karena pada saat terhipnosis,
simpul simpul saraf pada manusia menstimulus neurotransmitter, yaitu kimiawi
otak yang digunakan untuk merelay, memodulasi,dan menguatkan sinyal antara
neuron dan sel lainnya, seperti serotonin, dophamin, norephinephrine, dan
noradrenaline. Mual munta akibat kemoterapi atau Chemoterapy-induced
nausea and vomiting (CINV) adalah efek samping yang sering dirasakan pada
pasien dengan kanker yang menjalani kemoterapi.
Berdasarkan data tersebut di atas, penulis tertarik untuk melakukan
penelitian dengan judul “Pengaruh teknik hipnoterapi terhadap karakteristik
mual pada yang menjalani kemoterapi di RS. Mitra Plumbon tahun 2014”.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei-Juni 2014. Penelitian ini
mengunakan metode pra eksperimental dengan non randomized one group pre test
dan post test design dilakukan pada pasien yang menjalani kemoterapi
yang mengalami mual. Sampel dalam penelitian ini adalah seluruh populasi yaitu
pasien yang telah menjalani
kemoterapi dan mengalami mual di RS. Mitra Plumbon berjumlah 54
Responden. Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah Uji Wilcoxon.
HASIL PENELITIAN
1. Uji Normalitas
Menurut Besral (2012) Analisis data Numerik akan lebih lengkap apabila
dilengkapi uji normalitas distribusinya. Terutama jika akan dilakukan uji
statistik parametrik terhadap variabel tersebut maka distribusi normal
merupakan salah satu prasyarat yang harus dipenuhi Suatu distribusi data
numerik dapat dikatakan normal apabila memenuhi salah satu dari kondisi
berikut :
a. Histogram terlihat normal
b. Nilai signifikansi dari Kolmogorov-Smirnov > 0.05
c. Nilai SE-Skewness dibagi nilai Skewness-nya < 3.0
2. Analisis Univariat
Data yang digunakan pada penelitian ini adalah data primer dengan
menggunakan lembar observasi untuk variabel karakteristik mual, penelliti
secara langsung mengobservasi karakteristik mual sehingga responden
dapat mengetahui secara jelas karakteristik mual pada responden. Sampel
penelitian ini adalah pasien yang telah mejalani kemoterapi lanjutan di RS
Mitra Plumbon Kabupaten Cirebon.
Analisis univariat pada variabel karakteristik mual
sebelum diberikan hipnoterapi adalah sebagai berikut:
Tabel 2. Karakteristik mual sebelum diberikan hipnoterapi
pada pasien setelah menjalani kemoterapi.
Karakteristik mual N %
Tidak Mual 0 0
Mual Ringan 15 27,8
Mual Sedang 30 55,5
Mual Berat 9 16,7
Jumlah 54 100
Berdasarkan table 2 karakteristik mual sebelum
diberikan hipnoterapi pada 54 responden yaitu mual ringan
sejumlah 15 orang (27,8%), mual sedang sejumlah 30 orang
(55,5%), mual berat sejumlah 9 orang (16,7%).
Analisis univariat pada variabel karakteristik mual
setelah diberikan hipnoterapi adalah sebagai berikut:
3. Analisis Bivariat
Analisis bivariat pengaruh hipnoterapi terhadap karakteristik mual
pada pasien yang telah menjalani hipnoterapi adalah sebagai
berikut: