Anda di halaman 1dari 31

TUGAS KEPERAWATAN MENJELANG AJAL DAN PALIATIF

TERAPI KOMPLEMENTER HIPNOTERAPI

Dosen Pengempu : Ns. Claudia Wuri Prihandini, S.Kep.,M.Kep

OLEH :
KELOMPOK 5

1.. TSAMARA ADZRA SEPIRA (C1118042)

2. NI PUTU LENI ANGGRAENI (C1118048)

3. PUTU AYU MELANI (C1118053)

4. IDA AYU PUTU PEBRIANI PRATIWI (C1118057)

5. GEDE WIRYAWAN (C1118066)

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

BINA USADA BALI

2020
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
berkat-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul ‘‘TERAPI
KOMPLEMENTER HIPNOTERAPI’’.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masi jauh dari
sempurna baik dari segi penyajian maupun materi.Oleh karena itu, kritik dan saran
yang membangun dari semua pihak sangat kami perlukan demi kesempurnaan
makalah ini.

Banyak pihak yang telah turut memberikan motivasi dan bantuan serta
bimbingan yang penulis terima selama proses penulisan makalah ini.

Semoga Tuhan Yang Maha Esa memberikan kekuatan dan melimpahkan


segala rahmat dan hidayah-Nya atas segala yang telah kita lakukan.

Akhir kata penulis berharap semoga makalah ini bisa memberikan manfaat
bagi penulis khususnya maupun pembaca pada umumnya.

Badung, 15 November 2020

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................................................2
DAFTAR ISI.................................................................................................................3
BAB I.............................................................................................................................3
PENDAHULUAN.........................................................................................................3
2.1 Latar Belakang................................................................................................3
2.2 Rumusan Masalah...........................................................................................4
2.3 Tujuan Penulisan.............................................................................................4
BAB II...........................................................................................................................5
PEMBAHASAN............................................................................................................5
2.1 Definisi Hipnosis............................................................................................5
2.2 Jenis-Jenis Hipnosis........................................................................................5
2.3 Fisiologis Hipnosis..........................................................................................6
2.4 Definisi Hipnoterapi........................................................................................8
2.5 Tujuan dan Manfaat Hipnoterapi....................................................................9
2.6 Tahapan Hipnoterapi.....................................................................................10
2.7 Cara Kerja Hipnoterapi.................................................................................12
BAB III........................................................................................................................13
PENGAPLIKASIAN...................................................................................................13
HIPNOTERAPI...........................................................................................................13
3.1 Pengaplikasikan Hipnoterapi........................................................................13
BAB IV........................................................................................................................15
PENUTUP...................................................................................................................15
4.1 Kesimpulan...................................................................................................15
2.4 Saran.............................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................16

ii
BAB I
PENDAHULUAN
2.1 Latar Belakang

Hipnoterapi adalah salah satu cabang dari ilmu psikologi yang mempelajari
manfaat sugesti untuk mengatasi masalah kognisi (pikiran), afeksi (perasaan), dan
perilaku. Selain itu, hipnoterapi juga dikatakan sebagai suatu teknik terapi pikiran
dan penyembuhan yang menggunakan metode hipnosis untuk memberi sugesti atau
perintah positif kepada pikiran bawah sadar untuk penyembuhan suatu gangguan
psikologis atau untuk mengubah pikiran, perasaan, dan perilaku seseorang agar
menjadi lebih baik. Orang yang ahli dalam menggunakan hipnosis untuk terapi
disebut "hypnotherapist". Hipnoterapi menggunakan pengaruh kata-kata yang
disampaikan dengan teknik-teknik tertentu. Satu-satunya kekuatan dalam hipnoterapi
adalah komunikasi (Kahija, 2007).
Dalam ruang lingkup psikoterapi, hipnosis digunakan bukan saja dalam
psikoterapi penunjang, tetapi lebih dari itu. Hipnosis merupakan alat yang ampuh
dalam psikoterapi penghayatan dengan tujuan membangun kembali (rekonstruktif),
sehingga perlu pengkajian yang lebih mendalam agar tercapai suatu pendekatan
terinci dan menyeluruh.
Penggunaan hipnosis sudah ada sejak awal mula peradaban manusia. Pada saat
itu, hipnosis belum dikenal dengan nama “hipnosis”. Hipnotis di masa lalu
dipraktikkan dalam ritual agama dan ritual penyembuhan (untuk membantu
mengatasi emosi, masalah psikologis, dan sebagai alternatif anestesi untuk operasi
lapangan). Catatan sejarah tertua tentang hipnosis yang diketahui saat ini berasal dari
Ebers Papyrus yang menjelaskan teori dan praktik pengobatan bangsa Mesir Kuno
pada tahun 1552 SM. Hipnosis telah dipraktikkan di tempat yang berbeda dengan
berbagai istilah sejak dahulu. Sejarah hipnosis modern dimulai pada abad ke-18.
(Kroger, 2007). Pada tahun 1900-an, hipnoterapi mulai menjadi popular, yaitu
menggunakan hipnosis untuk membantu orang berhenti merokok, dan menurunkan
berat badan.

1
2.2 Rumusan Masalah

1.1.1 Bagaimana Definisi dari Hipnosis?


1.1.2 Apa saja Jenis-Jenis Hipnosis?
1.1.3 Bagaimana Fisiologis Hipnosis?
1.1.4 Bagaimana Definisi dari Hipnoterapi?
1.1.5 Apa Tujuan dan Manfaat Hipnoterapi?
1.1.6 Bagaimana Tahapan Hipnoterapi?
1.1.7 Bagaimana Cara Kerja Hipnoterapi?
1.1.8 Bagaimana penyakit paliatif yang menggunakan penerapan Hipnoterapi?

2.3 Tujuan Penulisan

1.1.9 Tujuan Khususs


Agar mahasiswa mampu memahami bagaimana definisi fisiologis
hipnosis,defenisi dari hipnoterapi, tujuan dan manfaat hipnoterapi,
tahapan dan cara kerja hipnoterapi dan serta mahasiswa mampu
memahami bagaimana penyakit paliatif yang menggunakan penerapan
hipnoterapi.
1.1.10 Tujuan Umum
Tujuan umum dari penulisan ini yaitu untuk memberikan pengetahuan
mengenai pelayanan kesehatan yang komprehensif dalam bentuk psiko-
spiritual dengan menekankan pada keyakinan dan hipnoterapi dalam
proses penyembuhan.

2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi Hipnosis

Pengertian hipnosis adalah suatu kondisi yang menyerupai tidur yang dapat
secara sengaja dilakukan kepada orang, dimana mereka akanmemberikan respons
pada pertayaan yang diajukan dan sangat terbuka dan reseptif terhadap sugesti
yang di berikan oleh hipnoterapist. Teknik atau praktik dalam mempengaruhi
orang lain untuk masuk ke dalam kondisi hipnosis. Hipnosis sendiri juga diartikan
sebagai suatu kondisi di mana perhatian menjadi sangat terpusat sehingga tingkat
sugestibilitas meningkat sangat tinggi, seni komunikasi untuk mempengaruhi
seseorang sehingga mengubah tingkat kesadaranya, yang dicapai dengan cara
menurunkan gelombang otak. Hipnosis juga disebut sebagai seni eksplorasi alam
bawah sadar, kesadaran yang meningkat, suatu kondisi pikiran yang dihasilkan
oleh sugesti (Gunawan, 2012).

2.2 Jenis-Jenis Hipnosis

Jenis-jenis hipnosis dibagi menjadi 5 yaitu (Gunawan, 2012) :


a. Stage Hypnosis
Stage hypnosis adalah hipnosis yang digunakan untuk pertunjukan hiburan,
dalam stage hypnosis, hipnotis memilih subjek dari antara penonton, yang
setelah melewati serangkaian uji sugestibilitas, membuat subjek tersebut
masuk ke dalam kondisi trance.Kemudian hipnotis memberikan “program”
yang akan dijalankan setelah subjek bangun atau sadar dari kondisi
trance.Program yang dimasukan biasanya “aneh-aneh” dan tidak masuk akal,
misalnya seorang pria mengaku hamil, handphone jadi sepatu, menjadi
penyayi terkenal, dan sebagainya.
b. Anodyne Awareness
Anodyne Awarenessadalah aplikasi hipnosis untuk mengurangi rasa sakit fisik
dan kecemasan. Banyak dokter, tenaga medis, perawat, dan dokter gigi

3
menggunakan teknik anodyne untuk membantu pasien menjadi rileks dengan
sangat cepat dan mengurangi rasa sakit dengan mental anastesi
c. Forensic hypnosis
Forensic hypnosis adalah penggunaan hipnosis sebagai alat bantu dalam
melakukan investigasi atau penggalian informasi dari memori. Sering kali,
dalam suatu kejadian yang mempuyai muatan emosi negatif tinggi, misalnya
dalam kasus kejahatan, orang mengalami “lupa ingatan” akan kejadian
tersebut. Hal itu terjadi karena pikiran bawah sadar menyembuyikan informasi
traumatik sehingga tidak dapat diakses oleh pikiran sadar, dengan tujuan agar
pengalaman buruk itu tidak lagi diingat
d. Metaphysical Hypnosis
Metaphysical Hipnosis adalah aplikasi hipnosis dalam meneliti berbagai
fenomena metafisik. Jenis hipnosis ini bersifat eksperimental.
Denganhipnosis, seseorang akan dapat dengan angat cepat masuk ke kondisi
rileks yang sangat dalam (somnambulims), yang diukur dengan EEG akan
menunjukan frekuensi gelombang otak yang sangat rendah.
e. Clinical Hypnosis
Clinical Hypnosos atau Hypnotherapy adalah aplikasi hipnosis dalam
menyembuhkan masalah mental dan fisik (psikosomatis). Aplikasi dalam
pengobatan penyakit, antara lain depresi, kecemasan, fobia, stres,
penyimpangan perilaku mual dan muntah, nyeri, melahirkan, penyakit kulit,
dan msih banyak lagi.

2.3 Fisiologis Hipnosis

a. Pola gelombang otak


Setiap orang punya pola gelombang yang unik dan selalu konsisten.
Keunikan itu tampak pada komposisi ke empat jenis gelombang pada saat
tertentu. Komposisi gelombang otak itu menentukan tingkat kesadaran
seseorang. Meskipun pola gelombang otak ini unik, tidak berarti akan selalu
sama sepanjang waktu. Kita dapat secara sadar, dengan teknik tertentu,

4
mengembangkan komposisi gelombang otak agar bermanfaat bagi diri kita.
Frekuensi impuls menentukan jenis gelombang otak yaitu Beta, Alfa,
Theta,dan Delta. Jenisatau kombinasi dari jenis gelombang otak menentukan
kondisi kesadaran pada satu saat (Gunawan, 2012).
Sistem Limbic salah saatu bagian otak yang berada pada bagian atas
batang otak dan di bawah korteks. Adapun peran-peranan dari struktur sistem
limbik itu sendiri antara lain banyak terlibat dengan fungsi emosi seperti
perasaan senang yang berhubungan dengan kelangsungan hidup, pengalaman
seksual, motivasi yang ada pada diri manusia, learning, fungsi
neuroendokrindan aktivitas autonomidan memoryyang nantinya akan
mempengaruhi mekanisme tingkah laku individu. Sehingga nantinta sistem
limbik juga memiliki peran dalam fungsi-fungsi seperti flight or fight,
homoestatis, self-maintenance, napsu makan, dan seksualitas, dapat dikatakan
bahwa sistem limbic merupakan nyawa yang menentukan bagaimana individu
tersebut hidup dan berperilaku di lingkunganya (Muttaqin, 2012).
b. Beta
Beta adalah gelombang otak yang frekuensinya paling tinggi. Beta
dihasilkan oleh proses berfikir secara sadar. Beta terbagi menjadi tiga bagian,
yaitu beta rendah 12-15 Hz, beta 16-20 Hz, dan beta tinggi 21-40 Hz.
Gelombang beta memungkinkan seseorang memikirkan sampai 9 obyek
secara bersamaan (Gunawan, 2012).
c. Alfa
Alfa adalah jenis gelombang yang frekuensinya sedikit lebih lambat
dibandingkan beta, yaitu 8-12 Hz. Alfa berhubungan dengan kondisi pikiran
yang rileks dan santai. Dalam kondisi alfa, pikiran dapat melihat gambaran
mental secara sangat jelas dan dapat merasakan sensasi dengan lima indra dari
apa yang terjadi atau dilihat dalam pikiran. Alfa adalah pintu gerbang bawah
sadar (Gunawan, 2012).
d. Theta

5
Theta adalah gelombang otak, pada kisaran frekuensi 4-8 Hz, yang
dihasilkan oleh pikiran bawah sadar (subconscious mind). Theta muncul saat
kita bermimpi dan saat terjadi REM (rapid eye movement). Pikiran bawah
sadar menyimpan memori jangka panjang kita dan juga merupakan gudang
inspirasi kreatif. Selain itu, pikiran bawah sadar juga menyimpan materi yang
berasal dari kreativitas yang ditekan atau tidak diberi kesempatan untuk
muncul ke permukaan dan materi psikologis yang ditekan. Meskipun kita
dapat masuk ke theta dan mengakses berbagai materi yang tersimpan di sana,
bila tidak dibantu dengan gelomabang alfa dan beta. Semua materi yang
berhubungan dengan emosi, baik itu emosi positif maupun negatif, tersimpan
dalam pikiran bawah sadar (Gunawan, 2012).
e. Delta
Delta adalah gelombang otak yang paling lambat, pada kisaranya
frekuensi 0,1-4 Hz, dan merupakan frekuensi dari pikiran unconscious mind.
Pada saatkita tidur lelap, otakhanya menghasilkan gelombang delta agar kita
dapat istirahat dan memulihkan kondisi fisik. Delta juga memberikan
kebijakan dengan level kesadaran psikis yang sangat dalam (Gunawan, 2012).
f. Gamma
Gamma adalah gelombang otak dengan kekuatan tertinggi, yaitu
berkisar antara 25-100 Hz. Namun, rata-rata gelombang gamma didalam otak
seseorang memiliki rentang antara 35-40 Hz. Gelombang otak ini biasanya
terjadi pada orang yang memiliki aktivitas otak yang cenderung tidak biasa
bahkan ekstrem, bisa dikatakan di atas rata-rata. Misalnya, ketika seseorang
sedang menghadapi sebuah kompetisi atau kondisi depresi atau sangat
ketakutan (Gunawan, 2012).

2.4 Definisi Hipnoterapi

Secara harfiah kata “Hipnoterapi” berasal dari dua kata, yaitu “Hypno” dan
“Terapi”. Hypno ini sendiri berasal dari kata Hypnosis yang dirujukkan pada
nama seorang dewa tidur orang Yunani. Keadaan tidur disini diartikan sebagai

6
suatu keadaan dimana seseorang menjadi lebih mudah untuk menerima sugesti
dari luar. Keadaan ini dapat meningkatkan memori dan persepsi serta bisa
menjadi pemicu penyembuhan, dan perbaikan kualitas hidup lainnya (Setiawan,
2015). Sedangkan Terapi yang dimaksud disini adalah psikoterapi yang memiliki
definisi sebagai suatu pengobatan jiwa dengan menggunakan cara penyembuhan
dengan teknik khusus.

Hipnoterapi merupakan konsep penyembuhan yang menyeimbangkan sistem


harmonisasi tubuh dengan mengatur kembali pola pola negatif yang sering
dilakukan, baik secara sadar maupun tidak secara sadar olah seseorang. Dengan
memasuki pikiran bawah sadar klien, pola-pola negatif yang selama ini dilakukan
oleh klien bisa dikoreksi dan diprogram kembali dengan memberikan pandangan-
pandangan baru yang bisa memberikan kenyamanan dan ketenangan secara
jangka panjang bagi klien (Hakim,2010)
Hipnoterapi adalah salah satu jenis terapi pikiran yang menggunakan teknik
hipnosis untuk menyembuhkan penyakit psikis maupun fisik. Secara umum,
Hipnoterapi sangat berkaitan dengan aktivitas kerja otak manusia. Aktivitas ini
sangat beragam pada setiap kondisi yang sesuai dengan gelombang otak manusia
(Sugiarso, 2013).

Dari beberapa pengertian diatas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa


Hipnoterapi merupakan sebuah teknik pengobatan yang menggunakan alam
bawah sadar manusia yang secara umum berkaitan dengan aktivitas kerja otak
manusia untuk menyembuhkan penyakit yang dialami manusia baik fisik maupun
psikis dan memusatkan prosesnya pada klien itu sendiri.
2.5 Tujuan dan Manfaat Hipnoterapi

C. Roy Hunter MS mendefinisikan Hipnoterapi sebagai teknik hipnosis yang


bertujuan untuk menyelesaikan permasalahan, meningkatkan kemampuan diri,
meningkatkan motivasi, dan meningkatkan petumbuhan pribadi dan juga spiritual
(Masdudi, 2017). As’adi dalam Ayu wulandari mengemukakan bahwa

7
Hipnoterapi telah digunakan sejak perang Dunia ke II sebagai salah satu teknik
pengobatan kepada korban perang untuk mengurangi rasa sakit, dan pengalaman
traumatic.
Sedangkan Erickson dan Rossi mengemukakan bahwa hipnoterapi bermanfaat
untuk mengubah fungsi nyeri dan kenyamanan, mengatasi rasa sakit, dan juga
trauma akibat kecelakaan fisik. Selain itu, Hipnoterapi juga digunakan sebagai
penyembuhan segala macam gangguanyang berkaitan dengan pikiran dan
perasaan. Hipnoterapi ini juga merupakan sebuah cara tercepat untuk mengubah
pikiran, perasaan, perilaku, kebiasaan, dan juga kepribadian seseorang
(Hendriyanto,2017).
Dari beberapa penjelasan diatas, dapat kita ketahui bahwa Hipnoterapi
memberikan manfaat yang cukup banyak untuk kehidupan kita, baik mengobati
permasalahan fisik maupun psikis (Wulandari, 2016)
2.6 Tahapan Hipnoterapi

Menurut The Indonesian Board Of Hypnotrapi(IBH) (2015) bahwa hipnoterapi


dapat dilakukan melalui beberapa tahapan, yaitu :
1. Pre induction(Prainduk)
Tahap preinductionseperti sebuah keadaan di mana dua orang sedang
melakukan percakapan pada tahap awal perkenalan. Pre-induksi merupakan
suatu proses untuk mempersiapkan suatu situasi dan kondisi yang kondusif
antara ahli hipnoterapi dengan klien.
2. Induction(Induksi)
Induksi merupakan sugesti untuk membawa klient dari normal stateke
hypnosis state, atau dengan kata lain induksi akan membuat conscious dari
klien “sangat rileks” atau bahkan “tertidur”.
3. Deepening
Konsep dasar dari deepening ini adalah membimbing klient untuk
berimajinasi melakukan sesuatu kegiatan atau berada di suatu tempat yang
mudah dirasakan oleh klien. Rasa mengalami secara dalam ini akan
membimbing klien memasuki trance level lebih dalam.

8
4. Depth Level Test(Tes Kedalaman Hipnosis)
Suatu teknik untuk memeriksa kedalaman dari subyek.
5. Suggestion Therapy
Suggestion Therapymerupakan salah satu metode Hypnotherapi paling
sederhana dan hanya dapat diterapkan ke kasus-kasus sederhana, antara lain :
kasus-kasus yang sangat jelas penyebabnya, serta sebagai teknik untuk
meningkatkan motivasi dan empowerment(pemberdayaan).
Untuk hal-hal utama dalam Suggestion Therapy, sebaiknya menggunakan
aturan umum dalam sugesti, yaitu :
1) Positive(sebutkan apa yang diinginkan, bukan yang dihindari).
2) Repetition(pengulangan)
3) Present tense(hindari kata akan).
4) Pribadi
5) Tambahan sentuhan emosional dan imajinasi.
6) Progressive (bertahap), jika diperlukan
6. Hypnotherapeutic Technique
Hypnotherapeutic adalah suatu teknik hipnoterapi yang sesuai dengan
permasalahan dan kondisi klien. Seluruh teknik hypnotherapeuticini dapat
dimanfaatkan secara bersama-sama untuk menghasilkan efek penyembuhan
hipnotherapi dan dapat dimodifikasi sesuai dengan kultur ataubeliefdari klien.
Menurut Gunawan (2015) Ada empat langkah hipnoterapeutik untuk
memfasilitasi perubahan yaitu :
1) Sugesti post-hipnosis dan imajinasi
2) Menemukan akar masalah
3) Release
4) Pemahaman baru atau perilaku baru
7. Termination
Termination adalah suatu tahapan untuk mengakhiri proses hypnosis. Konsep
dasar terminasi adalah memberikan sugesti atau perintah agar seorang klien
tidak mengalami kejutan psikologis ketika terhubung dari “tidur hypnosis”.

9
Standar dari proses terminasi adalah membangun sugesti positif yang akan
membuat tubuh seorang klien lebih segar dan rileks, kemudian diikuti dengen
proses hitungan beberapa detik untuk membawa clien ke kondisi normal
kembeli.

2.7 Cara Kerja Hipnoterapi

Secara umum mekanisme kerja hipnoterapi sangat terkait dengan aktivitas otak
manusia. Aktivitas ini sangat beragam pada setiap kondisi yang diindikasikan
melalui gelombang otak yang dapat diiukur menggunakan alat bantu EEG
(Electroenchepalograph). Dalam kondisi hipnosis, pikiran bawah sadar manusia
dapat diakses karena diri seseorang lebih fokus secara internal dengan gelombang
otak yang lebih rendah. Kondisi ini dicapai saat klien berada dalam kondisi lebih
rileks.

10
BAB III
PENGAPLIKASIAN
HIPNOTERAPI
3.1 Pengaplikasikan Hipnoterapi

Kanker adalah penyakit yang terjadi akibat pertumbuhan sel-sel


abnormal yang tidak terkendali, menyebabkan jaringan tubuh normal rusak.
Pada dasarnya, tubuh manusia terdiri dari triliunan sel yang tersebar di setiap
organ dan bagian. Nantinya, sel-sel ini akan terus tumbuh dan berkembang
menjadi sel baru. Karena sudah tergantikan, secara alami sel-sel yang tidak
sehat, tidak berfungsi dan tua akan mati.
Sementara sel kanker tidak akan mati dengan sendirinya. Sel tersebut
akan memperbanyak diri hingga jumlah yang sudah tak bisa dikendalikan lagi.
Perubahan inilah yang bisa memicu munculnya sel kanker. Penyakit ini bisa
muncul pada bagian tubuh mana pun karena asalnya dari sel dalam tubuh
manusia. Hal tersebut menjawab pertanyaan mengapa kanker banyak sekali
jenisnya. Berdasarkan laporan dan riset, terdapat lebih dari 200 jenis penyakit
kanker yang berbeda.
Tujuan kemoterapi adalah untuk mematikan sel- sel kanker dan
kemoterapi ada resiko serta efek samping. Besar kemungkinan kemoterapi
berdampak buruk bagi penderita. Namun itulah cara untuk membunuh sel-sel
kanker. Kemoterapi telah digunakan sebagai prosedur standar pengobatan
kanker sejak tahun 1950. Kemoterapi dapat diaplikasikan dengan tiga cara,
yaitu kemoterapi sebagai terapi utama (primer) yang memang ditujukan untuk
memberantas sel-sel kankernya, kemoterapi sebagai terapi tambahan untuk
memastikan kanker sudah bersih dan tak kembali, dan kemoterapi sebagai
terapi paliatif, yaitu hanya bersifat mengendalikan pertumbuhan tumor dan
bukan untuk menyembuhkan atau memberantas habis sel kankernya (Azwar,
2012).
Kemoterapi memerlukan penggunaan obat untuk menghancurkan sel kanker.
Walaupun obat ideal akan menghancurkan sel kanker dengan tidak merugikan
sel biasa, kebanyakan obat tidak selektif. Obat didesain untuk mengakibatkan
kerusakan yang lebih besar pada sel kanker daripada sel biasa, biasanya
dengan menggunakan obat yang mempengaruhi kemampuan sel untuk
bertambah besar. Pertumbuhan yang tak terkendali dan cepat adalah ciri khas
sel kanker. Tetapi, karena sel biasa juga perlu bertambah besar, dan beberapa
bertambah besar cukup cepat (seperti yang di sumsum tulang dan garis
sepanjang mulut dan usus), semua obat kemoterapi mempengaruhi sel biasa
dan menyebabkan efek samping. (Azwar, 2012). Efek samping dapat
muncul ketika sedang
dilakukan pengobatan atau beberapa waktu setelah pengobatan.

11
Efek samping yang bisa timbul adalah salah satunya mual setelah pasien
dilakukan kemoterapi. Mual pada pasien kemoterapi disebabkan karena
banyak faktor salah satunya adalah rangsangan langsung oleh zat atau obat ke
pusat muntah.
Hipnoterapi merupakan teknik yang menghasilkan suatu keadaan yang
tidak sadarkan diri, yang dicapai melalui gagasan-gagasan yang
disampaikan oleh orang yang menghipnoterapinya (Depkes, 2009).
Hipnoterapi dapat membantu mengubah persepsi mual melalui pengaruh
sugesti positif. Hipnoterapi merupakan suatu pendekatan
kesehatan holistik, hipnoterapi diri menggunakan sugesti diri dan kesan
tentang perasan yang rileks dan damai. Pasien yang masuk dalam
keadaan rileks dengan menggunakan berbagai ide pikiran dan kemudian
kondisi-kondisi yang menghasilkan respon tertentu bagi pasien
(Edelman dan Mandel, 1994 dalam Potter & Perry, 2005).
Menurut Pramono (2012) ketika seseorang mengalami hipnoterapi ada
fenomena fisiologis yang terjadi, yaitu orang tersebut akan mengantuk
dan tubuhnya mulai terasa nyaman, lalu semua rasa sakit, kekecewaan
dan kemarahan menjadi hilang. Hal tersebut terjadi karena pada saat
terhipnosis, simpul simpul saraf pada manusia menstimulus
neurotransmitter, yaitu kimiawi otak yang digunakan untuk merelay,
memodulasi,dan menguatkan sinyal antara neuron dan sel
lainnya, seperti serotonin, dophamin, norephinephrine, dan
noradrenaline. Mual munta akibat kemoterapi atau Chemoterapy-
induced nausea and vomiting (CINV) adalah efek samping yang sering
dirasakan pada pasien dengan kanker yang menjalani kemoterapi.

12
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan

Hipnoterapi didefinisikan sebagai terapi yang dilakukan oleh seorang hipnoterapis


kepada klien yang mengalami kondisi hypnosis dengan memberikan saran atau
sugesti untuk penyembuhan.
hipnoterapi adalah semua jenis pemanfaatan hypnosis untuk tujuan terapi,baik terapi
fisik maupun mental klien. Orang yang memiliki keahlian hipnoterapi pada standar
dan kualifikasi tertentu disebut sebagai hipnoterapis. Kondisi hypnosis adalah suatu
kondisi dimana perhatian menjadi sangat terpusat sehingga tingkat sugestibilitas (daya
terima saran) meningkat sangat tinngi. Hipnosis merupakan penembusan area kritik
pikiran sadar dan diterimanya pemikiran tertentu.
Hipnoterapi bertumpu pada mekanisme pikiran manusia, yaitu pikiran sadar
(conscious) dan pikiran bawah sadar (subconscious). Hipnoterapi memberikan
arahan, saran, dan sugesti yang membangkitkan kekuatan diri serta mencerahkan
pemikiran-pemikiran kreatif yang langsung ditujukan terhadap pikiran bawah sadar
manusia. Sesuai dengan hal tersebut dalam penelitian ini didapatkan bahwa
hipnoterapi dapat masuk kedalam

2.4 Saran

Bagi praktisi kesehatan disarankan agar menggunakan hypnotherapy sebagai


salah satu cara mengatasi masalah psikologis. Bagi responden diharapkan
dapat menerapkan self hypnosis dalam menjalani hidup sehari hari.

13
DAFTAR PUSTAKA

Godot, D. (2014). Hypno-oncology: Hypnosis in the treatment of cancer.


Academic writing, mental health. Diperoleh tanggal 15 Juni 2014 dari

Hakim, A. (2010). Hipnoterapi cara tepat dan cepat mengatasi Stres, fobia,
trauma dan gangguan mental lainnya. Jakarta: Transmedia Pustaka.

Hidayat, A A. 2010. Metode Penelitian Kesehatan Paradigma Kuantitatif


Jakarta: Health Books

14
JURNAL KESEHATAN MAHARDIKA

PENGARUH TEKNIK HIPNOTERAPI TERHADAP KARAKTERISTIK


MUAL PADA PASIEN YANG MENJALANI KEMOTERAPI DI RUMAH
SAKIT MITRA PLUMBON CIREBON

4 (The Effect Of Hynotherapy Technique On The Characteristics Nuasea Of


Patients That Achieve Chemotherapy In The Mitra Plumbon Hospital
Cirebon)

Ahmad Syarifudin
Program Studi Ilmu Keperawatan, STIKes Mahardika, Cirebon
E-mail : syarief_w2d83@yahoo.com

5 ABSTRACT
Background. Hypnotherapy is a hypnotic application in curing psychological
disorders and relieving physical disorders. The mechanism of action of
hypnosis is based on the subconscious. Some scientists speculate that
hypnosis stimulates the brain to release neurotransmitters (chemicals in the
brain), encephalin, and endorphins and suppress the hypothalamus, which
functions to improve mood so that it can change the individual's acceptance
of nausea.

Purpose. This research aims to determine the effect of hypnotherapy


techniques on the characteristics of nausea in patients who underwent
chemotherapy in hospitals Mitra Plumbon Cirebon.

Method. This study used pre experimental methods with non-randomized


one group pre test and post test design performed on patients
chemotherapy who experienced nausea. The sample in this study is the
entire population of patients who have undergone chemotherapy and
experienced nausea in the hospital Mitra Plumbon the total samples are 54
respondent data analysis used Wilcoxon Test.

Result. The result of the research on 54 subjects in hypnotherapy showed


the nausea characteristics of chemotherapy patients before and after
hypnotherapy was 51 people with decreased nausea, 3 people with the
result remained nauseous and nobody experienced increased nausea.
Wilxocon Signed Ranks Test Test results obtained significancy value 0.000 (p,
0.05), thus there is a significant difference of nausea characteristics before
after hypnotherapy.

Conclusions. This suggests that hypnotherapy is effective and effective


against the reduction of nausea characteristics in chemotherapy patients. It
is hoped that the action of hypnotherapy can be made as an intervention in
dealing with nausea.

Keywords: hypnotherapy, characteristics nausea, chemotherapy

15
Volume 5. No.2 Desember 2018
JURNAL KESEHATAN MAHARDIKA

ABSTRAK
Latar belakang. Hipnoterapi adalah aplikasi hipnosis dalam menyembuhkan
gangguan mental dan meringankan gangguan fisik. Manfaat therapi ini
adalah untuk mengurangi atau menurunkan intensitas mual pada pasien
yang menjalani kemoterapi.

Tujuan. Penelitian ini untuk mengetahui pengaruh teknik hipnoterapi


terhadap karakteristik mual pada pasien yang menjalani kemoterapi di RS.
Mitra Plumbon Cirebon.

Metode. Penelitian ini mengunakan metode pra eksperimental dengan non


randomized one group pre test dan post test design dilakukan pada pasien
yang menjalani kemoterapi yang mengalami mual. Sampel dalam penelitian
ini adalah seluruh populasi yaitu pasien yang telah menjalani kemoterapi
dan mengalami mual di RS. Mitra Plumbon berjumlah 54 Responden.
Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah Uji Wilcoxon.

Hasil penelitian. Pada 54 subjek yang di hipnoterapi menunjukan


karakteristik mual pasien yang menjalani kemoterapi sebelum dan sesudah
diberikan hipnoterapi terdapat 51 orang dengan hasil mual menurun, 3
orang dengan hasil tetap mual dan tidak ada yang mengalami peningkatan
mual. Hasil Uji Wilxocon Signed Ranks Test diperoleh nilai significancy 0,000
(p,0,05), dengan demikian ada perbedaan yang signifikan karakteristik mual
sebelum dengan sesudah dihipnoterapi.

Simpulan. Hal ini menunjukkan bahwa hipnoterapi berpengaruh dan efektif


terhadap penurunan karakteristik mual pada pasien yang menjalani
kemoterapi. Diharapkan tindakan hipnoterapi dapat di jadikan sebagai
intervensi dalam menangani mual.

Kata kunci: Hipnoterapi, Karakterstik mual, Kemoterapi

16
Volume 5. No.2 Desember 2018
PENDAHULUAN
Perkembangan teknologi yang semakin pesat berpengaruh juga pada
perkembangan teknologi dibidang kesehatan, salah satunya adalah kemoterapi. Pada
saat teknologi belum berkembang, pengobatan hanya dilakukan seadanya dan
memanfaatkan apa yang ada di alam.Namun,seiring dengan bertambahnya
ilmu pengetahuan dan teknologi maka pengobatan pun juga ikut berkembang, ada
metode penyinaran, operasi dan holistik terapi (Azwar, 2012) Secara nasional
prevalensi penyakit kanker pada penduduk semua umur di Indonesia tahun 2013
sebesar 1,4‰ atau diperkirakan sekitar 347.792 orang. Selama tahun 2010-2013,
kanker payudara, kanker serviks dan kanker paru merupakan tiga penyakit
terbanyak di RS Kanker Dharmais, dan jumlah kasus baru serta jumlah kematian
akibat kanker tersebut terus meningkat. Kemoterapi
merupakan pengobatan dengan zat kimia atau obat yang lazim digunakan untuk
berbagai penyakit
termasuk Kanker.
Tujuan kemoterapi adalah untuk mematikan sel- sel kanker dan kemoterapi ada
resiko serta efek samping. Besar kemungkinan kemoterapi berdampak buruk bagi
penderita. Namun itulah cara untuk membunuh sel-sel kanker. Kemoterapi telah
digunakan sebagai prosedur standar pengobatan kanker sejak tahun 1950.
Kemoterapi dapat diaplikasikan dengan tiga cara, yaitu kemoterapi sebagai terapi
utama (primer) yang memang ditujukan untuk memberantas sel-sel kankernya,
kemoterapi sebagai terapi tambahan untuk memastikan kanker sudah bersih dan tak
kembali, dan kemoterapi sebagai terapi paliatif, yaitu hanya bersifat mengendalikan
pertumbuhan tumor dan bukan untuk menyembuhkan atau memberantas habis sel
kankernya (Azwar, 2012).
Kemoterapi memerlukan penggunaan obat untuk menghancurkan sel kanker.
Walaupun obat ideal akan menghancurkan sel kanker dengan tidak merugikan sel
biasa, kebanyakan obat tidak selektif. Obat didesain untuk mengakibatkan kerusakan
yang lebih besar pada sel kanker daripada sel biasa, biasanya dengan menggunakan
obat yang mempengaruhi kemampuan sel untuk bertambah besar. Pertumbuhan
yang tak terkendali dan cepat adalah ciri khas sel kanker. Tetapi, karena sel biasa
juga perlu bertambah besar, dan beberapa bertambah besar cukup cepat (seperti yang
di sumsum tulang dan garis sepanjang mulut dan usus), semua obat kemoterapi
mempengaruhi sel biasa dan menyebabkan efek samping. (Azwar, 2012).
Efek samping dapat muncul ketika sedang
dilakukan pengobatan atau beberapa waktu setelah pengobatan. Efek samping yang
bisa timbul adalah salah satunya mual setelah pasien dilakukan kemoterapi. Mual
pada pasien kemoterapi disebabkan karena banyak faktor salah satunya adalah
rangsangan langsung oleh zat atau obat ke pusat muntah. Penelitian yang dilakukan
oleh Love et al., terhadap 147 pasien yang menjalani kemoterapi,
didapatkan empat efek samping tersering yaitu efek samping alopesia pada 89%
pasien, mual pada 87% pasien, lelah pada 86% pasien dan muntah pada 54%
pasien.
Mual akibat pemberian kemoterapi adalah manifestasi kompleks suatu
refleks neural. Telah dikenal 2 pusat mual dan muntah, yaitu vomiting center
yang terdapat dalam medula oblongata dan chemoreceptor trigger zone (CTZ)
yang terdapat di area postrema dibatas belakang ventrikel ke-4, yaitu lokasi
vaskularisasi. CTZ berada diluar sistem blood brain barrier, karena itu dapat
dirangsang langsung oleh zat yang merangsang dan berbahaya, misalnya obat
kemoterapi dan hasil metabolitnya atau
rangsangan humoral lain (Zaidin, 2002).
Berdasarkan data pasien yang kemoterapi di RS. Mitra Plumbon tahun 2014
terdapat 54 pasien yang mendapat kemoterapi lanjutan yang sebelumnya
menjalankan kemoterapi di RSUP Hasan Sadikin Bandung untuk diagnosa
dengan kanker grade II.
Berdasarkan dokumen hasil anamesa terhadap pasien yang menjalankan
kemoterapi maka didapatkan efek samping dalam menjalankan kemoterapi di
RS. Mitra Plumbon menunjukan 32 pasien (61,5%) mengalami mual, sejumlah
12 orang (23,1%) mengalami pusing dan sejumlah 8 (15,4%) mengalami lemas
(Laporan data pasien Kemoterapi : RM RS. Mitra Plumbon).
Hipnoterapi merupakan teknik yang menghasilkan suatu keadaan yang tidak
sadarkan diri, yang dicapai melalui gagasan-gagasan yang disampaikan oleh
orang yang menghipnoterapinya (Depkes, 2009).
Hipnoterapi dapat membantu mengubah persepsi mual melalui pengaruh
sugesti positif. Hipnoterapi merupakan suatu pendekatan
kesehatan holistik, hipnoterapi diri menggunakan sugesti diri dan kesan
tentang perasan yang rileks dan damai. Pasien yang masuk dalam keadaan rileks
dengan menggunakan berbagai ide pikiran dan kemudian kondisi-kondisi yang
menghasilkan respon tertentu bagi pasien (Edelman dan Mandel, 1994 dalam
Potter & Perry, 2005).
Menurut Pramono (2012) ketika seseorang mengalami hipnoterapi ada
fenomena fisiologis yang terjadi, yaitu orang tersebut akan mengantuk dan
tubuhnya mulai terasa nyaman, lalu semua rasa sakit, kekecewaan dan
kemarahan menjadi hilang. Hal tersebut terjadi karena pada saat terhipnosis,
simpul simpul saraf pada manusia menstimulus neurotransmitter, yaitu kimiawi
otak yang digunakan untuk merelay, memodulasi,dan menguatkan sinyal antara
neuron dan sel lainnya, seperti serotonin, dophamin, norephinephrine, dan
noradrenaline. Mual munta akibat kemoterapi atau Chemoterapy-induced
nausea and vomiting (CINV) adalah efek samping yang sering dirasakan pada
pasien dengan kanker yang menjalani kemoterapi.
Berdasarkan data tersebut di atas, penulis tertarik untuk melakukan
penelitian dengan judul “Pengaruh teknik hipnoterapi terhadap karakteristik
mual pada yang menjalani kemoterapi di RS. Mitra Plumbon tahun 2014”.

METODE PENELITIAN
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei-Juni 2014. Penelitian ini
mengunakan metode pra eksperimental dengan non randomized one group pre test
dan post test design dilakukan pada pasien yang menjalani kemoterapi
yang mengalami mual. Sampel dalam penelitian ini adalah seluruh populasi yaitu
pasien yang telah menjalani
kemoterapi dan mengalami mual di RS. Mitra Plumbon berjumlah 54
Responden. Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah Uji Wilcoxon.
HASIL PENELITIAN

1. Uji Normalitas
Menurut Besral (2012) Analisis data Numerik akan lebih lengkap apabila
dilengkapi uji normalitas distribusinya. Terutama jika akan dilakukan uji
statistik parametrik terhadap variabel tersebut maka distribusi normal
merupakan salah satu prasyarat yang harus dipenuhi Suatu distribusi data
numerik dapat dikatakan normal apabila memenuhi salah satu dari kondisi
berikut :
a. Histogram terlihat normal
b. Nilai signifikansi dari Kolmogorov-Smirnov > 0.05
c. Nilai SE-Skewness dibagi nilai Skewness-nya < 3.0

Hasil uji normalitas pada penelitian ini adalah sebagai berikut:


Tabel 1. Hasil uji normalitas karakteristik mual
sebelum dan sesudah diberikan hipnoterapi pada
pasien setelah menjalani kemoterapi.
Kolmogorov Smirnova
Statistic df Sig.
Sebelum hipnoterapi .289 54 .000
Setelah hipnoterapi .462 54 .000
Uji Kolmogorov-Smirnov didapatkan hasil bahwa
pada alpa 0.05 distribusi karakteristik mual sebelum dan
sesudah dilaksanakan hipnoterapi adalah tidak normal (nilai-
p=0.000).

2. Analisis Univariat
Data yang digunakan pada penelitian ini adalah data primer dengan
menggunakan lembar observasi untuk variabel karakteristik mual, penelliti
secara langsung mengobservasi karakteristik mual sehingga responden
dapat mengetahui secara jelas karakteristik mual pada responden. Sampel
penelitian ini adalah pasien yang telah mejalani kemoterapi lanjutan di RS
Mitra Plumbon Kabupaten Cirebon.
Analisis univariat pada variabel karakteristik mual
sebelum diberikan hipnoterapi adalah sebagai berikut:
Tabel 2. Karakteristik mual sebelum diberikan hipnoterapi
pada pasien setelah menjalani kemoterapi.
Karakteristik mual N %
Tidak Mual 0 0
Mual Ringan 15 27,8
Mual Sedang 30 55,5
Mual Berat 9 16,7
Jumlah 54 100
Berdasarkan table 2 karakteristik mual sebelum
diberikan hipnoterapi pada 54 responden yaitu mual ringan
sejumlah 15 orang (27,8%), mual sedang sejumlah 30 orang
(55,5%), mual berat sejumlah 9 orang (16,7%).
Analisis univariat pada variabel karakteristik mual
setelah diberikan hipnoterapi adalah sebagai berikut:

Tabel 3. Karakteristik mual setelah diberikan hipnoterapi


pada pasien setelah menjalani kemoterapi.
Karakteristik mual N %
Tidak Mual 39 90,7
Mual Ringan 5 9,3
Mual Sedang 0 0
Mual Berat 0 0
Jumlah 54 100

Berdasarkan tabel 3 karakteristik mual setelah


diberikan hipnoterapi yaitu tidak merasakan mual
sejumlah 39 orang (90,7), mual ringan sejumlah 5 orang
(9,3%).

3. Analisis Bivariat
Analisis bivariat pengaruh hipnoterapi terhadap karakteristik mual
pada pasien yang telah menjalani hipnoterapi adalah sebagai
berikut:

Tabel 4 Pengaruh Teknik hipnoterapi pada pasien yang


menjalani kemoterapi.
Variabel N p-value
Karakteristik mual sebelum dan sesudah
hipnoterapi
- Lebih mual 0 0,000
- Tetap mual 3
- Mual menurun 51

Berdasarkan tabel 4 dari 54 subjek yang di hipnoterapi


terlihat bahwa karakteristik mual pasien yang menjalani
kemoterapi sebelum dan sesudah diberikan hipnoterapi
terdapat 51 orang dengan hasil mual menurun, 3 orang
dengan hasil tetap mual dan tidak ada yang mengalami
peningkatan mual. Secara statistik menunjukan hasil Uji
Wilxocon Signed Ranks Test diperoleh nilai significancy
0,000 (p,0,05), dengan demikian ada perbedaan yang
signifikan karakteristik mual sebelum dengan sesudah
dihipnoterapi.
PEMBAHASAN

Hasil penelitian menyebutkan bahwa dari 54 subjek yang di hipnoterapi terlihat


bahwa karakteristik mual pasien yang menjalani kemoterapi sebelum dan sesudah
diberikan hipnoterapi terdapat 51 orang dengan hasil mual menurun, 3 orang dengan
hasil tetap mual dan tidak ada yang mengalami peningkatan mual. Secara statistik
menunjukan hasil Uji Wilxocon Signed Ranks Test diperoleh nilai significancy 0,000
(p,0,05), dengan demikian ada perbedaan yang signifikan karakteristik mual sebelum
dengan sesudah dihipnoterapi
Penatalaksaan secara farmakologi pada mual muntah yaitu dengan pemberian obat
antimietika (anti mual muntah), seperti ondansentron, ranitidine, dan omeprazole
sedangkan secara nonfarmakologi mual muntah pada pasien kemoterapi dapat diatasi
dengan berbagai cara salah satunya adalah pelatihan relaksasi, terutama dengan
hipnoterapi (Irianto,2014). Godot (2014) menjelaskan bahwa hipnoterapi merupakan
suatu pengobatan berdasarkan evidance based untuk Chemoterapy-induced nausea and
vomiting (CINV), sejumlah penelitian control membuktikan keberhasilan hipnoterapi.
Penelitian meta-analisa tentang perlakuan hipnoterapi untuk CINV menemukan hasil
yang efektif dan signifikan dibandingkan perawatan standar dan lebih baik dari Cognitif
Behavior Therapy (CBT). Rafael (2007) juga menjelaskan bahwa hipnoterapi
merupakan sebuah bentuk terapi yang diberikan dengan cara mengakses pikiran tidak
sadar klien, kemudian memberikan sugesti kepada klien sesuai permasalahan yang
dihadapi. Dalam hal ini sugesti diberikan kepada pasien kemoterapi yang mengalami
efek samping mual muntah dalam pengobatan.
Sebuah studi yang dilakukan oleh Peynovska et al.,
(2005, dalam Godot, 2014) pada 20 orang penderita kanker stadium lanjut yang
mendapatkan hipnoterapi, didapatkan hasil bahwa
19 dari 20 penderita didapatkan adanya penurunan gejala seperti nyeri, pusing, malaise,
susah tidur, mual muntah, cemas, depresi akut, dan peningkatan kualitas hidup.
Marchioroa (2000, dalam Godot, 2014) juga mengemukakan bahwa pada 16 penderita
kanker dewasa CINV dilakukan hypnoterapi selama satu jam secara konsisten.
Pemberian hipnoterapi pada semua pasien secara signifikan dapat mencegah terjadinya
mual muntah, dan setelah kemoterapi 14 dari 16 pasien merasa lebih baik.
Hal ini didukung oleh penelitian Hawkins (1995, dalam Richardson et al., 2007),
yang mengatakan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan pada kelompok yang
mendapat terapi hipnoterapi dan tidak mendapakan hipnoterapi yaitu pasien yang diberi
hipnoterapi mengalami penurunan gejala mual muntah.
Menurut Pramono (2012) ketika seseorang mengalami hypnosis ada fenomena
fisiologis yang terjadi, yaitu orang tersebut akan mengantuk dan
tubuhnya mulai terasa nyaman, lalu semua rasa sakit, kekecewaan dan kemarahan
menjadi hilang. Hal tersebut terjadi karena pada saat terhipnosis, simpul simpul
saraf pada manusia menstimulus neurotransmitter, yaitu kimiawi otak yang
digunakan untuk me-relay, memodulasi, dan menguatkan sinyal antara neuron
dan selainnya, seperti serotonin, dophamin, norephinephrine, dan noradrenaline.
Zat- zat kimiawi otak tersebut memproduksi hormon- hormon yang kemudian
diserap hippocampus dan didistribusikan ke seluruh sel-sel otak. Hormon- hormon
yang diproduksi, antara lain adalah : 1. Endorphine yang Membuat bersemangat,
ceria, dan memiliki motivasi.2. Hormon Encyphalein yang membuat hati tenang,
santai, relaks, nyaman, jauh lebih fokus. 3. Hormon Bheta-endorphin yang
membuat hati tidak mudah putus asa, cengeng, maupun malu dan lebih percaya
diri. 4. Hormon Melatonine yang membuat mata lelah, mengantuk, sayup, malas,
dan nyaman (Pramono, 2012).Hormon- hormon tersebut mengatur perilaku dan
katup emosi seseorang, kapan dia menangis, berteriak, marah dan bernyanyi.
Dengan hipnoterapi, fungsi neurotransmitter bekerja dengan optimal sehingga
jumlah hormon-hormon yang diproduksi dapat terjaga dan hippocampus
mendapat asupan yang cukup. (Pramono, 2012). Hippocampus adalah bagian
penting dari otak yang terlibat dalam membentuk, mengatur, dan menyimpan
Memori , maka hippocampus akan mengecil dan layu secara permanen karena
tidak adanya asupan hormone. Kondisi ini dinamakan sebagai nervous breakdown
atau kerusakan kejiwaan permanen. Hal ini berarti dengan hipnoterapi
merangsang fisiologis manusia dan mensugesti secara psikologis. (Pramono,
2012).
Menurut Hakim (2010) hipnoterapi
didefinisikan sebagai terapi yang dilakukan oleh seorang hipnoterapis kepada
klien yang mengalami kondisi hypnosis dengan memberikan saran atau sugesti
untuk penyembuhan.
Menurut Anam (2009) mendefinisikan hipnoterapi adalah semua jenis
pemanfaatan hypnosis untuk tujuan terapi, baik terapi fisik maupun mental klien.
Orang yang memiliki keahlian hipnoterapi pada standar dan kualifikasi tertentu
disebut sebagai hipnoterapis. Kondisi hypnosis adalah suatu kondisi dimana
perhatian menjadi sangat terpusat sehingga tingkat sugestibilitas (daya terima
saran) meningkat sangat tinngi. Hipnosis merupakan penembusan area kritik
pikiran sadar dan diterimanya pemikiran tertentu.
Hipnoterapi bertumpu pada mekanisme pikiran manusia, yaitu pikiran sadar
(conscious) dan pikiran bawah sadar (subconscious). Hipnoterapi memberikan
arahan, saran, dan sugesti yang membangkitkan kekuatan diri serta mencerahkan
pemikiran-pemikiran kreatif yang langsung ditujukan terhadap pikiran bawah
sadar manusia. Sesuai dengan hal tersebut dalam penelitian ini didapatkan bahwa
hipnoterapi dapat masuk kedalam
pikiran bawah sadar manusia dengan kalimat yang disampaikan oleh peneliti, sehingga
memberikan pengaruh bagi pasien kemoterapi yang mendengar dan tertanam sugesti
bahwa pasien tidak mengalami mual muntah, serta lebih bersemangat dalam menjalani
kemoterapi. Hal ini berarti hipnoterapi merupakan intervensi yang efektif dalam
menurunkan mual muntah pada pasien yang melakukan kemoterapi.
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian tentang “Pengaruh Teknik Hipnoterapi terhadap
karakteristik mual pada pasien yang menjalani kemoterapi di Rumah Sakit Mitra
Plumbon Cirebon” yang dilaksanakan pada bulan Mei s.d Juni 2014 dapat disimpulkan
bahwa:
a. Sebelum dilakukan tindakan hipnoterapi pada 54 responden dilakukan pengukuran
karakteristik mual, diketahui karakteristik mual sebelum diberikan hipnoterapi pada 54
responden yaitu mual ringan sejumlah 15 orang (27,8%), mual sedang sejumlah 30 orang
(55,5%), mual berat sejumlah 9 orang (16,7%).
b. Setelah dilakukan tindakan hipnoterapi selama 10
s.d 30 menit mengunakan karakteristik mual di peroleh adanya rasa mual berkurang
yaitu tidak merasakan mual sejumlah 39 orang (90,7), mual ringan sejumlah 5 orang
(9,3%).
c. Hasil analisis bivariat dari 54 subjek yang di hipnoterapi terlihat bahwa karakteristik mual
pasien yang menjalani kemoterapi sebelum dan sesudah diberikan hipnoterapi terddapat 51
orang dengan hasil mual menurun, 3 orang dengan hasil tetap mual dan tidak ada yang
mengalami peningkatan mual.
Saran
Berdasarkan hasil penelitian, maka peneliti menyarankan:
a. Bagi Rumah Sakit, diharapkan Rumah Sakit memfasilitasi dalam hal penelitian
berkelanjutan, sehingga tindakan hipnoterapidapat
di jadikan sebagai intervensi dalam menangani mual.
b. Bagi Tenaga Profesi Keperawatan, pengetahuan dan keilmua keperawatan senantiasa
mengalami kemajuan dan perubahan pesat sehingga untuk dapat memberikan pelayanan prima
dituntut tenaga professional.
DAFTAR PUSTAKA
Ali, Zaidin. 2002. Dasar-dasar Keperawatan Profesional. Jakarta:
Widya Medika
Anam, Saiful. 2010. 4 Jam pintar hipnoterapi. Jakarta: Visi Media
Azwar, Bahar. 2012. Buku panduan pasien kemoterapi. Jakarta. Dian
Rakyat
Besral.2012. Modul SPSS. Departemen Biostatistika. Fakultas
Kesehatan Masyarakat.
Depok: Universitas Indonesia.
Godot, D. (2014). Hypno-oncology: Hypnosis in the treatment of cancer.
Academic writing, mental health. Diperoleh tanggal 15 Juni 2014 dari
Hakim, A. (2010). Hipnoterapi cara tepat dan cepat mengatasi Stres, fobia,
trauma dan gangguan mental lainnya. Jakarta: Transmedia Pustaka.
Hidayat, A A. 2010. Metode Penelitian Kesehatan Paradigma Kuantitatif
Jakarta:
Health Books
Irianto. 2014. Pengaruh Hipnoterapi terhadap Penurunan Tingkat Kecamasan pada
Pasien yang Mengalami Kemoterapi di RS. Telogorejo. Semarang.
Kemenkes. 2010. Permenkes No. 17 tentang Praktik Izin perawat.
Nursalam, 2008. Metodologi penelitian ilmu keperawatan. Jakarta. Salemba
Medika
Rumah Sakit Mitra Plumbon. 2013. SPO Kemoterapi RS. Mitra
Plumbon.
Saryono. 2011. Metodologi penelitian kesehatan.
Yogyakarta.Mitra CendikiaPre

Anda mungkin juga menyukai