Anda di halaman 1dari 70

LEMBAR PENGESAHAN TUGAS TERAPI KOMPLEMENTER

1. Judul : Modul Hypnocaring


2. Pembagian Tugas
a. Della Nur Rahmaniyah, Fatima, Sindy Meilita Sari, Fina Ajibatul
Hasanah: Bab 1, Bab 2, Bab 3
b. Zelza Imroatul Athi’ah dan Yurike Donna Santoso: Bab 4
c. Zelza Imroatul Athi’ah, Della Nur Rahmaniyah, Yurike Donna Santoso:
Mencari Referensi
d. Zelza Imroatul Athi’ah: Merapikan dan melengkapi penulisan

Sumenep, 4 April 2022

Menyetujui Fasilitator Ketua Kelompok 1

Hosnu Inayati, S.Kep., Ns., M.Kep Zelza Imroatul Athi’ah


NPM. 718621092

ii
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN TUGAS TERAPI KOMPLEMENTER ........................... ii


DAFTAR ISI..................................................................................................................... iii
BAB 1 PENDAHULUAN ................................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang .......................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ..................................................................................................... 2
1.3 Tujuan ....................................................................................................................... 2
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA........................................................................................ 3
2.1 Definisi Hipnosis ................................................................................................ 3
2.2 Jenis-Jenis Hipnosis ............................................................................................ 3
2.3 Tahapan Hipnoterapi ........................................................................................... 5
2.4 Prinsip Hipnoterapi ............................................................................................. 7
2.5 Dasar Teori Hypnocaring .................................................................................... 7
2.6 Tujuan Hipnoterapi ........................................................................................ 11
2.7 Proses Hipnoterapi ......................................................................................... 12
2.8 Syarat-Syarat Hipnoterapi ............................................................................. 13
BAB 3 STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR ...................................................... 14
BAB 4 ASUHAN KEPERAWATAN............................................................................. 18
4.1 Kasus ....................................................................................................................... 18
4.2 Asuhan Keperawatan .............................................................................................. 18
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................... 32
Lampiran 1 ........................................................................................................................ 33
Lampiran 2 ........................................................................................................................ 53

iii
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Hypnocaring adalah salah satu cabang dari ilmu psikologi yang
mempelajari manfaat sugesti untuk mengatasi masalah kognisi (pikiran),
afeksi (perasaan), dan perilaku. Selain itu, hypnocaring juga dikatakan
sebagai suatu teknik terapi pikiran dan penyembuhan yang menggunakan
metode hipnosis untuk memberi sugesti atau perintah positif kepada pikiran
bawah sadar untuk penyembuhan suatu gangguan psikologis atau untuk
mengubah pikiran , perasaan, dan perilaku seseorang agar menjadi lebih baik.
Orang yang ahli dalam menggunakan hipnosis untuk terapi disebut
"hypnotherapist". Hipnoterapi menggunakan pengaruh kata-kata yang
disampaikan dengan teknik-teknik tertentu. Satu-satunya kekuatan dalam
hipnoterapi adalah komunikasi (Kahija, 2007).
Dalam ruang lingkup psikoterapi, hipnosis digunakan bukan saja
dalam psikoterapi penunjang, tetapi lebih dari itu. Hipnosis merupakan alat
yang ampuh dalam psikoterapi penghayatan dengan tujuan membangun
kembali (rekonstruktif), sehingga perlu pengkajian yang lebih mendalam agar
tercapai suatu pendekatan terinci dan menyeluruh.
Penggunaan hipnosis sudah ada sejak awal mula peradaban manusia.
Pada saat itu, hipnosis belum dikenal dengan nama “hipnosis”. Hipnotis di
masa lalu dipraktikkan dalam ritual agama dan ritual penyembuhan (untuk
membantu mengatasi emosi, masalah psikologis, dan sebagai alternatif
anestesi untuk operasi lapangan). Catatan sejarah tertua tentang hipnosis yang
diketahui saat ini berasal dari Ebers Papyrus yang menjelaskan teori dan
praktik pengobatan bangsa Mesir Kuno pada tahun 1552 SM. Hipnosis telah
dipraktikkan di tempat yang berbeda dengan berbagai istilah sejak dahulu.
Sejarah hipnosis modern dimulai pada abad ke-18 (Kroger, 2008). Pada tahun
1900-an, hipnoterapi mulai menjadi popular, yaitu menggunakan hipnosis
untuk membantu orang berhenti merokok, dan menurunkan berat badan.
Pengembangan pertama ilmu hypnosis memang berawal dari Mezmer.
Akan tetapi fenomena hypnosis sesungguhnya telah ada dari budaya masa
lalu. Seperti jaman mesir kuno, arab, Yunani dan budaya-budaya lainnya.
Banyak sekali fenomena pada masa itu yang terkait dengan Fenomena

1
hypnosis atau hipnotis beserta sejarahnya. Sebagai contoh fenomena
penyembuhan dengan sentuhan tangan, mantra, meditasi, music dan hal yang
dianggap mistik pada masanya. Fenomena tersebut diwariskan pada setiap
masa dan tetap ada hingga saat ini.
Pada jaman renaissance, ada fenomena penyembuhan dan
pemberkahan yang dilakukan oleh orang suci atau saint. Mereka melakukan
dengan mantra dan sentuhan. Pada masa sekarang pun tetap ada fenomena
tersebut. Seperti yang pernah ramai dan popular tentang batu penyembuh
Ponari. Indonesia memiliki kekhasan dalam fenomena hipnosis. Ritual tradisi
nusantara banyak sekali yang bernuansa hypnosis. Seperti mengorbankan
ayam cemani, penyembuhan menggunakan batu, menyembur dengan air,
mantra kesembuhan dan lain sebagainya. Seiring berkembangnya ilmu
pengetahuan, hypnosis menjadi subyek penelitian dari para ahli dengan teori-
teorinya yang berkembang sesuai perkembangan jaman (Roswedi & Sunarsi,
2020).

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa saja konsep hypnocaring?
2. Bagaimana penerapan asuhan keperawatan hypnocaring?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui konsep hypnocaring
2. Untuk mengetahui penerapan asuhan keperawatan hypnocaring

2
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi Hipnosis
Hipnosis adalah suatu kondisi yang menyerupai tidur yang dapat
secara sengaja dilakukan kepada orang, dimana mereka memberikan respons
pada pertanyaan yang diajukan dan sangat terbuka dan reseptif terhadap
sugesti yang diberikan oleh hipnoterapist. Teknik atau praktik dalam
mempengaruhi orang lain untuk masuk ke dalam kondisi hipnosis. Hipnosis
itu sendiri juga diartikan sebagai suatu kondisi di mana perhatian menjadi
sangat terpusat sehingga tingkat sugestibilitas meningkat sangat tinggi, seni
komunikasi untuk mempengaruhi seseorang sehingga mengubah tingkat
kesadarannya, yang dicapai dengan cara menurunkan gelombang otak.
Hipnosis juga disebut sebagai seni eksplorasi alam bawah sadar, kesadaran
yang meningkat, suatu kondisi pikiran yang dihasilkan oleh sugesti (Gunawan
W, 2012).
Hipnoterapi adalah suatu rangkaian proses yang digunakan seorang
hipnoterapis untuk menyelesaikan masalah klien dengan ilmu hipnosis.
Hipnoterapi adalah suatu metode dimana pasien dibimbing untuk melakukan
relaksasi (trans), dimana setelah kondisi relaksasi dalam ini tercapai, maka
secara alamiah gerbang pikiran bawah sadar sesesorang akan terbuka lebar,
sehingga yang bersangkutan cenderung lebih mudah untuk menerima sugesti
penyembuhan yang diberikan.
Hipnoterapi adalah salah satu cabang ilmu psikologi yang
mempelajari manfaat sugesti (perintah positif) untuk mengatasi masalah
kognisi (pikiran), afeksi (perasaan), dan perilaku. Hipnoterapi dapat juga
dikatakan sebagai suatu teknik terapi pikiran menggunakan metode
hipnosis. Hipnosis bisa diartikan sebagai ilmu untuk memberi sugesti atau
perintah positif kepada pikiran bawah sadar seseorang. Orang yang ahli dalam
menggunakan hipnotis untuk terapi disebut “hypnotherapist”.
Hipnoterapi menggunakan sugesti atau pengaruh kata-kata yang
disampaikan dengan teknik-teknik tertentu. Satu-satunya kekuatan dalam
hipnoterapi adalah komunikasi.
2.2 Jenis-Jenis Hipnosis
1. Guided Hypnosis

3
Jenis hipnosis yang satu ini dilakukan dengan menggunakan bantuan
media seperti rekaman suara atau musik untuk membuat pasien bisa
masuk ke dalam fase terhipnotis.
2. Hipnoterapi
Hipnoterapi adalah jenis hipnosis yang paling umum dilakukan.
Dilakukan dengan cara melakukan pengulangan verbal dan dilakukan
dalam praktik psikoterapi untuk mengatasi berbagai gangguan mental
seperti depresi, gangguan kecemasan, dan PTSD. Orang yang boleh
melakukan hipnoterapi hanyalah ahli seperti psikologi dan psikiater.
3. Self Hypnosis
Sesuai namanya, self hypnosis adalah cara memberikan sugesti positif
kepada diri sendiri secara berulang hingga sugesti tersebut bisa masuk ke
pikiran. Cara ini biasanya dilakukan untuk mengatasi stres.
4. Comedy Hypnosis
Comedy hypnosis adalah hipnotis yang digunakan untuk hiburan semata.
Comedy hypnosis juga sering disebut sebagai Stage Hypnosis.
Dinamakan stage hypnosis atau hipnotis panggung karena pada awalnya
hipnotis untuk hiburan hanya diperankan diatas panggung. Namun
comedy hypnosis sekarang tidak terbatas dalam panggung. Di jalan,
taman, mall, kampus atau dimana saja anda bisa mempraktekkan comedy
hypnosis.
5. Forensic Hypnosis
Dalam penyelidikan kepolisian, hipnotis bisa digunakan untuk menggali
informasi dari saksi. Suatu kejadian traumatis seperti dalam kasus
kejahatan yang menakutkan cenderung membuat pikiran bawah sadar
menyembunyikan ingatan yang lengkap tentang kejadian tersebut agar
tidak bisa diingat oleh pikiran sadar. Tujuan pikiran sadar
menyembunyikan informasi itu sesungguhnya untuk kebaikan diri
sendiri, karena apabila ingatan itu muncul, maka trauma dan rasa takut
akan muncul tanpa sebab. Dengan bantuan hipnotis, korban atau saksi
bisa mengingat kembali dengan jelas dalam kondisi pikiran yang tenang.

4
2.3 Tahapan Hipnoterapi
1. Pre induction (Pra induksi)
Pra induksi pada tahap awal ini terapis dan klien mungkin untuk
pertama kalinya bertemu. Pra induksi juga bertujuan mengetahui
modalitas dari pasien, auditoris, visual atau kinestetik, pasien dengan
modalitas auditoris lebih banyak menggunakan indra pendengaran
daripada indra yang lain, ciri pasien ini biasanya pada saat berbicara
tampak mencondongkan telinga kearah perawat, sering menggunakan
kata “ saya dengar” , dan suka dengan segala sesuatu yang berhubungan
dengan suara, seperti suka dengan audio sisyem yang baik, terganggu
dengan suara yang berisik, suka mendengarkan musik.
Pra-induksi dapat berupa percakapan ringan, saling berkenalan,
serta hal-hal lain yang bersifat mendekatkan seorang terapis secara
mental terhadap klien. Pre-induksi merupakan tahapan yang bersifat
kritis. Seringkali kegagalan proses hipnosis diawali dari proses pre-
induksi yang tidak tepat.
2. Induction (Induksi)
Induksi merupakan sugesti untuk membawa klien dari kondisi
normal memasuki kondisi hypnosis. Hypnotherapist membawa pikiran
klien berpindah dari pikiran sadar ke pikiran bawah sadar dengan cara
menonaktifkan filter mental dengan tehnik induksi.
Ada 2 macam tehnik induksi yaitu rapid induction dan systemic
induction. Rapid induction menggunakan tehnik perpindahan yang cepat
biasanya digunakan pada hipnosis pertunjukan, systemic induction
banyak digunakan untuk hipnosis sebagai terapi, Prinsip dasar induksi
adalah mengejutkan, fokus dan emosi Beberapa teknik induksi adalah
sebagai berikut: eye fixation, progressive relaxation, mental confusion,
mental misdirection, loss of equlibrium dan lain lain.
3. Deepening
Jika klien sudah dalam kondisi trance tetapi masih dianggap perlu
untuk diperdalam, terapis akan membawa klien ke trance yang lebih
dalam ke kondisi deep alpha sampai theta. Proses pendalaman trance ini
dinamakan deepening. Ada beberapa metode Deepening yang biasa

5
digunakan, Tehnik menuruni tangga, lift, dan hitungan.
4. Suggestion Therapy
Perawat akan memberikan sugesti-sugesti positif yang bersifat
teurapiutik kepada klien. Fokus dari sugesti yang perlu dilakukan adalah
pendekatan emosional dengan membuat pasien tidak merasa sendirian,
pendekatan spiritual dengan mencari makna spiritual dalam kondisi sakit
yang dialami pasien, pendekatan kognitif dengan menemukan
permasalan dan menyelesaikan permasalahan pasien.
Ada dua cara di dalam menyampaikan suatu sugesti , pertama
Direct Suggestion yang Bersifat Perintah Langsung, jelas, tegas, dan
pasti., kedua Indirect Suggestion yang Bersifat Rayuan atau persuasif
dan bersifat tidak langsung.
Prinsip menyusun Kalimat Sugesti Hipnotis Yang Efektif:
1) Positive, Gunakan kalimat positif, hindari kata Jangan
2) Powerful: Lakukan dengan penuh keyakinan dan kesungguhan,
karena dengan kekuatan yang fokus dan terarah dapat
memberikan kekuatan pada pikiran kita untuk berbuat sesuatu
menuju sebuah kesuksesan.
3) Precise: Idealnya keinginan yang hendak di capai harus sudah
dapat dideskripsikan dengan jelas, karena pikiran bawah sadar
hanya bisa menyusun berdasarkan kategori yang ada.
4) Present Tense: fokus pada keinginan saat ini
5) Personal dan menguntungkan bagi target: Lakukan perubahan
positif terhadap diri sendiri terlebih dahulu. Baru bila telah selesai
dengan diri sendiri, cobalah untuk memberikan sugesti pada
orang-orang terdekat kita. Bila ini pun berhasil, maka kita dengan
mudah akan mampu melakukan sugesti pada orang lain.
6) Gunakan kata “Bayangkan dan Rasakan”
7) Pertegas: Jika anda member sugesti, pertegas waktu mulainya.
Contoh :”Mulai sekarang dan seterusnya, kamu harus belajar
lebih baik."

6
5. Terminasi
Awakening / terminasi, akhirnya terapis secara perlahan-lahan akan
membangunkan klien dari hipnosisnya, dan membawanya ke keadaan
yang sepenuhnya sadar atau kondisi gelombang otak beta kembali. Saat
malakukan terminasi, harus diingat untuk menormalkan kembali setiap
fungsi fisik dan pikiran klien.
2.4 Prinsip Hipnoterapi
Prinsip dasar hipnoterapi adalah menggunakan kata-kata (verbal
therapy), yaitu memasukkan serangkaian sugesti ke pikiran bawah sadar klien
yang sedang dalam kondisi yang sangat-sangat tenang (trance), yang
dimaksudkan untuk menghasilkan efek penyembuhan. Sedangkan prinsip
hipnoterapi Islam lebih condong menggunakan sugesti pada nilai- nilai
keislaman kepada pasien agar pasien selalu ingat pada TuhanNya. Meskipun
hipnoterapi identik dengan terapi, akan tetapi hipnoterapi dapat juga
dimanfatkan di bidang yang lain, misalnya bidang pengembangan diri dan
motivasi. Dalam terapi, karena area yang ditangani adalah Pikiran Bawah
Sadar, maka hipnoterapi ditujukan untuk menangani kasus-kasus yang terkait
dengan mental dan emosi, termasuk penyakit fisik yang dipicu oleh mental-
emosional yang dikenal dengan sebutan penyakit-penyakit psikosomatis.
Banyak orang mengatakan bahwa hipnoterapi adalah cara cepat untuk
mengatasi masalah pikiran, perasaan dan perilaku.
2.5 Dasar Teori Hypnocaring
Telah banyak penulis yang mencoba memberi keterangan mengenai
fenomena hipnosis dan banyak sekali teori yang diungkapkan. Teori-teori
yang diajukan, antara lain: teori imobilisasi, teori hipnosis sebagai suatu
status histeria, teori yang didasari perubahan fisiologis serebral, teori hipnosis
sebagai suatu proses menuju tidur yang dikondisikan, teori aktifitas dan
inhibisi ideomotor, teori disosial, teori memainkan peran (Role-Playing), teori
regresi, teori hipersugestibilitas (hypersuggestibility), serta teori
psikosomatik.
Secara umum, teori-teori mengenai hipnosis tersebut dibagi dalam dua
kategori besar, yaitu:
1. Teori berdasarkan Neuropsiko-fisiologis

7
Teori berdasarkan neuropsiko-fisiologis menerangkan hipnosis sebagai
suatu keadaan dimana kondisi otak berubah dan oleh karena itu, faal
otakpun juga berubah. Teori berdasarkan psikologis yang memandang
sebagai hubungan antarmanusia yang khas (termasuk teori sugesti,
disosiasi, psikoanalitik, psychic relatiνe exclusion, dan lain-lain).
(Kaplan & Sadock, 2004).
2. Teori Psikofisiologis
Beberapa peneliti menerapkan formasi retikulare, hipokampus, dan
struktur subkortikal yang memerantarai komunikasi. Teori-teori lain
termasuk inhibisi sel ganglion otak, eksitasi dan inhibisi dari neuron-
neuron, fokus eksitasi sentral yang mengelilingi area non eksitasi, anemia
serebral, pergeseran energi saraf dari sistem saraf pusat menuju sistem
vasomotor, perlambatan vasomotor mengakibatkan anemia lobus frontal
“synaptic ablation” dimana impuls-impuls saraf langsung masuk ke dalam
sejumlah bagian yang lebih kecil (perhatian selektif) juga
dipertimbangkan.
3. Teori Imobilisasi
Hipnosis suatu waktu mungkin diperlukan oleh manusia sebagai
mekanisme pertahanan untuk menghadapi ketakutan atau bahaya. Teori ini
berdasarkan pada pengamatan Pavlov bahwa satu-satunya kesempatan
seekor hewan bertahan hidup adalah untuk tetap imobile (tidak
bergerak) agar terlepas dari pengamatan. (Kroger, 2007). Walaupun
diinduksi berbeda-beda pada hewan, RI (Reaksi Imobilisasi) ditimbulkan
terutama oleh faktor fisik dan insting. Pada manusia diakibatkan dari
interaksi faktor-faktor ini dengan pengalaman arti dari simbul dan kata-
kata. Hipnosis manusia dan hewan tidak mirip. Induksi berulang pada
hewan dengan penurunan kerentanan hipnotik, sedangkan pada manusia
meningkatkannya. (Kroger, 2007).
Pada umumnya, stimulus sekuat apapun seperti ketakutan, menyebabkan
hewan dan manusia tertentu ”membeku”. Konsep ini berlanjut pada teori
hipnosis “pingsan-mati”. Akan tetapi, teori ini tidak menjelaskan
bagaimana hipnosis terjadi pada manusia. Bersamaan dengan itu, hipnosis

8
dijelaskan sebagai suatu keadaan kesiapan tindakan emosi yang makin
bertambah menghubungkan ke bawah pada pengaruh korteks sebagai satu
filogeni ke atas, namun demikian secara konsisten muncul pada organisme
hewan dalam berbagai bentuk. (Kroger, 2007).
4. Hipnosis sebagai suatu Status Histeria
Pada suatu waktu, hipnosis dianggap sebagai suatu gejala histeria. Hanya
individu histeris yang diyakini dapat dihipnosis. Kesimpulan ini diambil
oleh Charcot dengan dasar hanya beberapa kasus dalam keadaan patologis.
Hipotesis seperti ini tidak dapat dipertahankan, seberapa besar kerentanan
terhadap hipnosis adalah tidak patognomonik pada neurosis. Individu
normal nyatanya dengan mudah dihipnosis. (Kroger, 2007).
5. Teori keadaan Alpha dan Theta
Melalui data yang dikumpulkan dari Alectroencephalography (EEG),
diidentifikasikan dari impuls elektrik yang dipancarkan oleh otak ada
empat macam frekuensi pola gelombang otak yang pokok. Keadaan
Beta (waspada/bekerja) didefinisikan sebagai 14-32 putaran per detik /
cycles per second (CPS), keadaan Alpha (santai/relax) sebagai 7-14
CPS, keadaan Theta (mengantuk) sebagai 4-7 CPS, dan keadaan Delta
(tidur/bermimpi/tidur pulas) kira-kira 3-5 CPS. (Kroger, 2007).
Satu definisi fisiologis dari keadaan hipnosis adalah bahwa tingkat
gelombang otak yang diperlukan untuk mengatasi masalah,
seperti berhenti merokok, penanganan masalah berat badan, pengurangan
fobia, peningkatan kemampuan olahraga, dan lain-lain adalah keadaan
alpha. Keadaan alpha pada umumnya diasosiasikan dengan menutup mata,
relaksasi, dan melamun. (Kroger, 2007).
Definisi fisiologis lain menyebutkan bahwa keadaan theta diperlukan
untuk perubahan therapeutic (berhubungan dengan pengobatan). Keadaan
theta dikaitkan dengan hipnosis untuk pembedahan, hipnoanestesia
(penggunaan hipnosis untuk mematirasakan rasa sakit) dan hipnoanalgesia
(penggunaan hipnosis untuk mengurangi kepekaan terhadap rasa sakit),
dimana pembedahan lebih siap dilakukan dalam keadaan theta dan delta.
Obat bius (anestetik), zat penenang (sedatif), dan hipnosis mengacaukan

9
keselarasan saraf yang dianggap mendasari terjadinya gelombang theta,
baik pada manusia maupun binatang. (Kroger, 2007).
6. Teori Inhibisi dan Aktivitas Ideomotor
Hal itu dianggap oleh beberapa penulis bahwa efek sugestibilitas adalah
hasil dari inhibisi dan tindakan ideomotor, dan sugestibilitas hanya sebuah
pengalaman dari imaginasi yang diaktualisasikan hingga aktivitas
ideomotor. (Kroger, 2007).
7. Teori Neodisosiasi dan Disosiasi
Selama beberapa tahun diduga bahwa seseorang yang dihipnosis berada
dalam kondisi disosiasi, area-area tertentu dari perilaku terbelah
dari aliran utama kesadaran. Oleh karena itu, hipnosis menghapus kontrol
kehendak dan sebagai hasilnya seseorang merespon hanya dengan perilaku
otonomik pada tingkat refleks. Jika teori disosiasi adalah valid, maka
amnesia dapat dihilangkan oleh sugesti dari pelaksana. Selain itu, amnesia
akan selalu terjadi secara spontan. Hipnosis telah dijelaskan sebagai
disosiasi kesadaran dari sebagian besar sensori meski dengan tegas
peristiwa yang berhubungan dengan saraf disimpan. Golongan disosiasi
tidak hanya hipnosis tetapi juga banyak kondisi siaga/waspada lain dari
kesadaran seperti mimpi-mimpi, kondisi hipnagogik, “highway
hypnosis”, kondisi melamun, pemisahan atau depersonalisasi dilihat pada
beberapa tipe pemujaan agama/ ritual agama dan banyak fenomena mental
lainnya (Kroger, 2007).
8. Teori Disosiasi
Teori lama ini tidak mempunyai nama baik lagi ketika diperagakan lebih
sering sebagai ganti dari amnesia atau disosiasi. Di sana ada hyperacuity
dan pengaturan yang lebih baik dari seluruh makna selama hipnosis. Oleh
karena itu, meskipun beberapa tingkat dari disosiasi terjadi ketika
amnesia muncul, itu bukan berarti indikasi bahwa disosiasi menghasilkan
hipnosis atau serupa untuknya. Meskipun teori ini tidak diselesaikan,
Hilgard menunjukkan bahwa kontrol ego normal adalah memperhatikan
kebutuhan, memperbolehkan perilaku yang dapat diterima masyarakat dan
pilihan yang masuk akal. Namun demikian, dia mencatat bahwa proses

10
lain dibawa di sisi luar kontrol normal dimana pada saatnya dapat
berfungsi simultan dengan mereka. (Kroger, 2007).
9. Teori Memainkan Peran (Role Playing)
Teori ini beranggapan bahwa individu yang dihipnosis memainkan peran
dan membiarkan penghipnosis menciptakan realitas untuk mereka.
Umumnya, selama proses hipnosis orang menjadi lebih reseptif (mudah
menerima) sugesti, menyebabkan mereka berubah dalam cara merasakan,
berpikir, dan berperilaku. Beberapa psikolog, seperti Robert Baker
mengklaim bahwa apa yang kita sebut dengan hipnosis sebenarnya adalah
bentuk dari perilaku sosial yang dipelajari. Sementara psikolog seperti
Sarbin dan Spanos beranggapan bahwa subjek bermain peran
dengan pengharapan sosial yang kuat, subjek percaya bahwa mereka
dalam keadaan terhipnosis, kemudian mereka berperilaku dengan
cara yang mereka bayangkan bagaimana seorang yang dihipnosis akan
berperilaku. (Kroger, 2007).
10. Teori Regresi (Konsep Psikoanalis)
Sebuah tiruan di antara psikoanalisis dan teori fisiologi Pavlov
dicoba oleh Kubic dan Margolin. Peneliti-peneliti ini merasa bahwa
subyek menuju sebuah regresi infantile dengan hipnosis penuh
berisi sebuah peran permainan dahu oleh orangtua. Gill dan Brenman
beranggapan bahwa hipnosis adalah sebuah regresi pelayanan dari ego,
transferensi (sebuah transfer/pemindahan oleh pasien kepada pelaksana
dari perasaan emosi terhadap orang lain) adalah sebuah elemen penting
dari hipnosis. Kubic percaya motivasi lebih bermakna daripada konsep
regresi dalam memahami respon hipnosis. Hodge menekankan konsep
kontraktual dari hipnosis. Sebagai sebuah ilustrasi dari konsep
ketidakpatuhan yang lebih besar. (Kroger, 2007).
2.6 Tujuan Hipnoterapi

Pada saat ini, tujuan dari hipnoterapi adalah untuk mengatasi masalah-
masalah sebagai berikut:
1. Masalah Fisik dan Fisiologis
Ketegangan otot, hipertensi, dan rasa nyeri yang berlebihan dapat dibantu

11
dengan hipnoterapi. Hipnoterapi dapat membuat tubuh menjadi rileks dan
mengurangi intensitas nyeri yang berlebihan secara drastis.
2. Masalah Emosi dan Psikologis
Serangan panik, ketegangan dalam menghadapi ujian, kemarahan, rasa
bersalah, cemas, fobia, kurang percaya diri, dan lain-lain adalah
masalah-masalah emosi yang berhubungan dengan rasa takut dan
kegelisahan. Semua masalah di atas bisa diatasi dengan hipnoterapi.
3. Masalah Perilaku
Masalah perilaku seperti merokok, makan berlebihan hingga
menyebabkan obesitas, minum minuman keras yang berlebihan,
gangguan tidur, dan berbagai macam perilaku ketagihan, dapat diatasi
dengan hipnoterapi.
2.7 Proses Hipnoterapi
Aktivitas pikiran manusia secara sederhana dikelompokkan ke dalam
empat wilayah yang dikenal dengan istilah Brainwaνe, yaitu : Beta, Alpha,
Theta, dan Delta. Beta adalah kondisi pikiran pada saat sesorang sangat aktif
dan waspada. Kondisi ini adalah kondisi umum ketika seseorang tengah
beraktivitas normal. Frekuensi pikiran pada kondisi ini sekitar 14-24 CPS
(diukur dengan perangkat EEG).
Alpha adalah kondisi ketika seseorang tengah fokus pada suatu hal
atau pada saat seseorang dalam kondisi relaksasi. Frekuensi pikiran pada
kondisi ini sekitar 7-14 CPS. Theta adalah kondisi relaksasi yang sangat
ekstrim, sehingga seakan- akan yang bersangkutan merasa “tertidur”, kondisi
ini seperti halnya pada saat seseorang melakukan meditasi yang sangat dalam.
Theta juga disebut sebagai gelombang pikiran ketika seseorang tertidur
dengan bermimpi, atau kondisi REM (Rapid Eye Moνement). Frekuensi
pikiran pada kondisi ini sekitar 3.5-7 CPS.
Delta adalah kondisi tidur normal (tanpa mimpi). Frekuensi pikiran
pada kondisi ini sekitar 0.5-3.5 CPS. Kondisi hipnosis sangat mirip dengan
kondisi gelombang pikiran Alpha dan Theta. Kondisi Beta, Alpha, dan Theta
merupakan kondisi umum yang berlangsung secara bergantian dalam diri
kita.

12
Pada saat setiap orang menuju proses tidur alami, maka yang terjadi
adalah gelombang pikiran ini secara perlahan-lahan akan menurun mulai dari
Beta, Alpha, Theta, kemudian Delta dimana kita benar-benar mulai tertidur.
Perpindahan wilayah ini tidak berlangsung dengan cepat, sehingga
sebetulnya walaupun seakan-akan seseorang sudah tampak tertidur,
mungkin saja ia masih berada di wilayah Theta. Pada wilayah Theta
seseorang akan merasa tertidur, suara-suara luar tidak dapat didengarkan
dengan baik, tetapi justru suara-suara ini didengar dengan sangat baik oleh
pikiran bawah sadarnya, dan cenderung menjadi nilai yang permanen, karena
tidak disadari oleh “pikiran sadar” yang bersangkutan.
2.8 Syarat-Syarat Hipnoterapi

Secara konvensional, hipnoterapi dapat diterapkan kepada mereka yang


memenuhi persyaratan dasar, yaitu:
1. Bersedia dengan sukarela
2. Memiliki kemampuan untuk fokus
3. Memahami komunikasi verbal

13
BAB 3 STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
1. Persiapan Lingkungan
1. Siapkan ventilasi yang cukup baik, sehingga udara dapat bersirkulasi
dengan baik, tidak pengap dan suhu ruangan juga menjadi sejuk, Jika
menggunakan pendigin ruangan (AC) maka atur suhu ruangan 24 s/d 27
derajat celcius.
2. Siapkan penerangan dengan cahaya yang cukup, sebaiknya gunakan
penerangan alami dari sinar matahari, jika tidak memungkinkan dapat
menggunakan cahaya lampu dengan pijar sinar putih menyerupai cahaya
matahari (daylight buble),
3. Siapkan tempat tidur atau sofa yang bersih dan nyaman, jika
menggunakan tempat tidur perhatikan kebersihan dan kerapihan tempat
tidur, gunakan sprei yang nyaman dan tidak bau, jika menggunakan sofa
maka gunakan sofa yang empuk, cukup luas dan posisi setengah duduk
(semi fowler).
2. Persiapan Pasien
1. Bimbing pasien untuk berniat dalam hati, untuk mengikuti asuhan
keperawatan spiritual hypnosis, niat dapat membantu pasien memasuki
kondisi hypnosis lebih cepat, karena tidak ada penolakan dalam diri
pasien, bimbing juga pasien untuk berdoa agar diberi kesembuhan
penyakitnya.
2. Lakukan uji sugestibilitas untuk mengetahui tingkat sugestibilitas dari
pasien, uji ini juga dapat mengetahui tehnik hypnosis yang cocok untuk
pasien, tehnik ini akan dijelaskan dalam lampiran.
3. Persiapkan posisi pasien senyaman mungkin, jika pasien posisi tidur
dianjurkan tidur terlentang, posisikan bantal senyaman mungkin, jika
pasien bisa duduk, posisikan pasien dalam setengah duduk (semi fowler)
4. Anjurkan pasien untuk bernafas se rileks mungkin, rasakan tarikan nafas
dan hembusan nafas, mulai udara masuk melalui hidung, hingga masuk ke
paru hingga keluar kembali. Tehnik ini akan membuat tubuh pasien
menjadi lebhi rileks sehingga mudah untuk memasuki kondisi hypnosis.
3. Sugesti Hypnocaring

14
Sugesti spiritual hypnosis diharapkan dapat meningkatkan mekanisme
koping klien melalui tiga pendekatan, emosional kasih saying pasien akan
terpenuhi, spiritual kebutuhan spiritual pasien akan terpenuhi dan rasional
pasien akan dibimbing bersama untuk menemukan masalah dan menemukan
solusinya.
Tahapan dari Sugesti Spiritual Hypnocaring:
1. Pra induksi
Pra induksi pada tahap awal ini terapis dan klien mungkin untuk
pertama kalinya bertemu. Pra induksi juga bertujuan mengetahui modalitas
dari pasien, auditoris, visual atau kinestetik, pasien dengan modalitas
auditoris lebih banyak menggunakan indra pendengaran daripada indra
yang lain, ciri pasien ini biasanya pada saat berbicara tampak
mencondongkan telinga kearah perawat, sering menggunakan kata “ saya
dengar” , dan suka dengan segala sesuatu yang berhubungan dengan suara,
seperti suka dengan audio sisyem yang baik, terganggu dengan suara yang
berisik, suka mendengarkan musik.
Pra-induksi dapat berupa percakapan ringan, saling berkenalan,
serta hal-hal lain yang bersifat mendekatkan seorang terapis secara mental
terhadap klien. Pre-induksi merupakan tahapan yang bersifat kritis.
Seringkali kegagalan proses hipnosis diawali dari proses pre-induksi yang
tidak tepat.
2. Induksi
Induksi merupakan sugesti untuk membawa klien dari kondisi
normal memasuki kondisi hypnosis. Hypnotherapist membawa pikiran
klien berpindah dari pikiran sadar ke pikiran bawah sadar dengan cara
menonaktifkan filter mental dengan tehnik induksi.
Ada 2 macam tehnik induksi yaitu rapid induction dan systemic
induction. Rapid induction menggunakan tehnik perpindahan yang cepat
biasanya digunakan pada hipnosis pertunjukan, systemic induction banyak
digunakan untuk hipnosis sebagai terapi, Prinsip dasar induksi adalah
mengejutkan, fokus dan emosi Beberapa teknik induksi adalah sebagai

15
berikut: eye fixation, progressive relaxation, mental confusion, mental
misdirection, loss of equlibrium dan lain lain.
3. Deepening
Jika klien sudah dalam kondisi trance tetapi masih dianggap perlu
untuk diperdalam, terapis akan membawa klien ke trance yang lebih dalam
ke kondisi deep alpha sampai theta. Proses pendalaman trance ini
dinamakan deepening. Ada beberapa metode Deepening yang biasa
digunakan, Tehnik menuruni tangga, lift, dan hitungan.
4. Sugesti
Perawat akan memberikan sugesti-sugesti positif yang bersifat
teurapiutik kepada klien. Fokus dari sugesti yang perlu dilakukan adalah
pendekatan emosional dengan membuat pasien tidak merasa sendirian,
pendekatan spiritual dengan mencari makna spiritual dalam kondisi sakit
yang dialami pasien, pendekatan kognitif dengan menemukan permasalan
dan menyelesaikan permasalahan pasien.
Ada dua cara di dalam menyampaikan suatu sugesti , pertama
Direct Suggestion yang Bersifat Perintah Langsung, jelas, tegas, dan
pasti., kedua Indirect Suggestion yang Bersifat Rayuan atau persuasif dan
bersifat tidak langsung.
Prinsip menyusun Kalimat Sugesti Hipnotis Yang Efektif :
1. Positive, Gunakan kalimat positif, hindari kata Jangan
2. Powerful: Lakukan dengan penuh keyakinan dan kesungguhan, karena
dengan kekuatan yang fokus dan terarah dapat memberikan kekuatan
pada pikiran kita untuk berbuat sesuatu menuju sebuah kesuksesan.
3. Precise: Idealnya keinginan yang hendak di capai harus sudah dapat
dideskripsikan dengan jelas, karena pikiran bawah sadar hanya bisa
menyusun berdasarkan kategori yang ada.
4. Present Tense: fokus pada keinginan saat ini
5. Personal dan menguntungkan bagi target: Lakukan perubahan positif
terhadap diri sendiri terlebih dahulu. Baru bila telah selesai dengan diri
sendiri, cobalah untuk memberikan sugesti pada orang-orang terdekat

16
kita. Bila ini pun berhasil, maka kita dengan mudah akan mampu
melakukan sugesti pada orang lain.
6. Gunakan kata “Bayangkan dan Rasakan”
7. Pertegas: Jika anda member sugesti, pertegas waktu mulainya. Contoh
:”Mulai sekarang dan seterusnya, kamu harus belajar lebih baik."
5. Terminasi
Awakening / terminasi, akhirnya terapis secara perlahan-lahan akan
membangunkan klien dari hipnosisnya, dan membawanya ke keadaan
yang sepenuhnya sadar atau kondisi gelombang otak beta kembali. Saat
malakukan terminasi, harus diingat untuk menormalkan kembali setiap
fungsi fisik dan pikiran klien.

4. Evaluasi
Setelah pasien selesai dilakukan sugesti spiritual hypnosis, maka
dilanjutkan dengan evaluasi, perawat menanyakan perasaan pasien, kondisi
nyeri yang dirasakan, perawat juga melakukan evaluasi dari pelaksanaan
hipnsis, apa yang dirasakan kurang oleh pasien.
5. Dokumentasi
Perawat perlu mencatat tindakan yang dlilakukan, beserta hasil dari
tindakan spiritual hypnosis.

17
BAB 4 ASUHAN KEPERAWATAN
4.1 Kasus
Klien berinisial Ny. S, Umur 57, Jenis Kelamin Perempuan,
Pekerjaan Petani, alamat Sumenep. Masuk Rumah Sakit Tanggal 26 Juni
2021 dengan keluhan utama sakit kepala dan merasa cemas. Diagnosa medis
Hipertensi. Tampak terlihat jelas oleh peneliti subjek tampak meringis
menahan sakit kepaladan terlihat cemas dengan tubuh berkeringat serta
verbalisasi cepat. Tanda-tanda vital : Nadi: 96 x/menit, TD: 190/110 mmHg.
4.2 Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
a. Identitas Pasien
Nama : Ny. S
Umur : 57 Tahun
Agama : Islam
Pendidikan : SD
Pekerjaan : Petani
Alamat : Sumenep
Tanggal MRS : 26-6-2021
Tanggal pengkajian : 26-6-2021
Diagnosa medis : Hipertensi
b. Keluhan Utama
Px mengatakan kepala pusing dan merasa cemas.
c. Riwayat Kesehatan Sekarang
P (Provocative) : Pusing
Q (Quality) : Terus menerus, seperti ditusuk-tusuk
R (Region) : Tidak menyebar
S (Severity) : Skala nyeri 8
T (Time) : Timbul mendadak
d. Riwayat Kesehatan Masa Lalu
Sebelumnya pernah memiliki riwayat penyakit hipertensi melakukan
pengobatan ke puskesmas dan dirawat selama 4 hari.
e. Riwayat Kesehatan Keluarga
Keluarga tidak memiliki riwayat penyakit keturunan.

18
f. Riwayat Psikologis
Px mengatakan “tidak tahu tentang penyakitnya”, memiliki emosi yang
stabil dan memiliki hubungan yang baik dengan keluarga maupun orang
lain.
g. Pemeriksaan Fisik
1) Keadaan umum
Lemah
2) Tanda-tanda vital
Kesadaran : Composmentis
Suhu : 36,8℃
TD : 190/110 mmHg
Nadi : 96x/menit
RR : 24x/menit
3) Kepala : Bentuk oval
4) Rambut : Merata
5) Wajah : Bentuk lonjong
6) Mata : Anemis
7) Hidung : Hidung simetris kanan kiri, bersih dan tidak ada
polip
8) Telinga : Simetris kanan dan kiri, bersih tidak ada serumen
9) Mulut : Mulut kotor, kemampuan bicara baik
10) Leher : Tidak ada pembengkakan kelenjar tiroid
11) Integumen : Turgor elastis
12) Thorak/ Dada
- Pernafasan : 24 x/m
- Paru-paru : Tidak ada wheezing
- Jantung : Takikardi
13) Pemeriksaan Abdomen
- Inspeksi : Tidak ada benjolan
- Auskultasi : Normal
- Palpasi : Tidak ada nyeri tekan
- Perkusi : Normal

19
14) Genetalia : Kateter tidak terpasang
15) Muskuluskeletal
- Kesimetrisan otot :Simetris
- Edema : Tidak ada edema
- Kekuatan otot : Bedrest
16) Neurologi
- GCS : 15
- Status mental : Baik
- Fungsi sensori : Normal
- Fungsi motorik : Normal
- Refleks : Normal
17) Pola Kebiasaan Sehari-hari
Tidur : Susah tidur
BAB : Tidak ada masalah
BAK : Tidak ada masalah
18) Terapi
IVFD RL gtt xx/m,
Cefotaxime 2x1 gr,
Asam tranexamat 2x1 gr,
Amlodhipin 2x5 mg.
19) Skor Kecemasan (DASS 42): 18 (Kecemasan Berat)
2. Analisa Data
NO DATA ETIOLOGI MASALAH
1. DS : Peningkatan tekanan Nyeri akut
Klien mengeluh nyeri pada darah
kepala bagian depan,
terasa nyeri muntah lebih
Hipertensi
dari 4 kali.
DO :
Pengingkatan
- Klien tampak sulit tidur
inkrakranial
- Klien tampak gelisah
- Klien tampak bersikap

20
protektif Nyeri kepala oksipital
TTV:
- TD : 190/110 mmHg
Nyeri
- Nadi : 96 x/menit
- RR : 24 x/menit
- Klien tampak fokus pada
diri sendiri
P : Hipertensi
Q : Seperti ditusuk-tusuk
R : Tidak menyebar
S : Skala Nyeri 8
T : Timbul saat mendadak
- Terlihat menahan nyeri
- Klien Tampak Meringis
2. DS : Peningkatan tekanan Ansietas
Klien mengatakan pusing, darah
sulit berkonsentrasi, merasa
tidak berdaya, mual dan
Hipertensi
merasa khawatir dengan
akibat dari kondisi yang
Perubahan status
dihadapinya .
kesehatan
DO :
- Muka tampak pucat
- Klien tampak gelisah dan Kurang terpapar
tegang informasi
- Klien tampak sulit tidur
- TTV:
Kecemasan
TD : 190/110 mmHg
Nadi : 96 x/menit
RR : 24 x/menit
- Kontak mata klien buruk
- Suara bergetar

21
- Klien tampak berorientasi
pada masa lalu
- Klien tampak tremor
- Skor Kecemasan (DASS
42): 18 (kecemasan berat)
3. DS: Peningkatan tekanan Intoleransi
Klien mengatakan badan darah aktivitas
terasa lelah, merasa tidak
nyaman setelah beraktivitas
Hipertensi
dan merasa badan lemah
DO:
Peningkatan timbunan
- TTV
asam laktat
TD : 190/110 mmHg
Nadi : 96 x/menit
RR : 24 x/menit Fatigue
- Klien tampak tidak bisa
melakukan kebersihan
Intoleransi aktivitas
diri sendiri seperti orang
hygine dan mandi

3. Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri akut b/d agen pencedera fisiologis
2. Ansietas b/d krisis situasional
3. Intoleransi aktivitas b/d kelemahan

22
4. Intervensi Keperawatan
NO Diagnosa Keperawatan Tujuan Intervensi Keperawatan Rasional
1. Nyeri akut b/d agen Setelah dilakukan Manajemen nyeri Observasi
pencedera fisiologis penerapan intervensi Observasi - Perawat dapat mengetahui
keperawatan selama 1x24 - Identifikasi lokasi, karakteristik, secara komprehensif meliputi
jam, diharapkan nyeri akut durasi, frekuensi, kualitas, lokasi, karakteristik, awitan
karena agen pencedera intensitas nyeri dan durasi, frekuensi,
fisiologis dapat diatasi - Identifikasi skala nyeri kualitas, intensitas atau
dengan kriteria hasil: - Identifikasi respons nyeri non keparahan nyeri
- Pasien mengatakan nyeri verbal - Faktor presipitasinya untuk
berkurang - Identifikasi faktor yang mengetahui isyarat nonverbal
- Pasien tampak meringis memperberat dan ketidaknyamanan, khususnya
kesakitan lagi memperingan nyeri pada mereka yang tidak
- Skala nyeri <5 dari 10 Terapeutik mampu berkomunikasi
- Berikan teknik nonfarmakologis efektif
untuk mengurangi rasa nyeri - Perawat mendapatkan
(hipnosis ) informasi penyebab nyeri.
Edukasi Terapeutik
2.
- Jelaskan penyebab, periode, - Perawat dapat

23
dan pemicu mengilementasikan teknik
Kolaborasi nonfarmakologi (relaksasi,
- Kolaborasi pemberian analgetik distraksi, terapi)
jika perlu Edukasi
- Memberikan informasi pada
pasien tentang nyeri dan
pemicu nyeri
Kolaborasi
- Menurunkan resiko
terjadinya inskemia jaringan
akibat sirkulasi darah yang
jelek pada daerah yang
tertekan
2. Ansietas b/d krisis Setelah dilakukan Terapi hipnosis Observasi
situasional penerapan intervensi Observasi - Perawat dapat menejelaskan
keperawatan selama - Identifikasi riwayat masalah informasi faktual
2x24 jam, diharapkan yang dialami menyangkut diagnosis,
ansietas karena krisis - Identifikasi tujuan hipnosis terapi dan prognosis.
situasional dapat - Identifikasi penerimaan untuk - Perawat dapat

24
diatasi dengan kriteria menggunakan hipnosis mengidentifikasi situasi yang
hasil: Terapeutik memeungkinkan hipnosis.
- Pasien mampu - Ciptakan hubungan saling Terapeutik
mengidentifikasi dan percaya - Perawat dapat menjelaskan
mengungkapkan gejala - Berikan lingkungan yang semua prosedur, termasuk
cemas nyaman, tenang, dan bebas sensasi yang biasanya
- Pasien merasa rileks gangguan dialami selama prosedur.
- Vital sign dalam batas - Duduk dengan nyaman , setengah Edukasi
normal menghadap pasien, jika perlu - Perawat dapat
- Gunakan bahasa yang mudah mengajarkan penggunaan
dipahami teknis relaksasi
- Berikan saran dengan cara asertif
- Fasilitasi mengidentifikasi teknik
hipnosis yang tepat
- Hindari menebak apa yang
dipikirkan
- Fasilitasi menggunakan semua
indera selama proses terapi
- Berikan umpan balik positif

25
setelah setiap sesi
Edukasi :
- Anjurkan menarik napas dalam
untuk mengintensifkan
relaksasi
3. Intoleransi aktivitas b/d Setelah dilakukan Manajemen Energi Observasi
kelemahan penerapan intervensi Observasi - Mendapatkan informasi
keperawatan selama 1x24 - Identifikasi gangguan fungsi tubuh dan menentukan respon
jam, diharapkan intoleransi yang mengakibatkan kelelahan klien terhadap aktivitas.
aktivitas karena kelemahan - Monitor kelelahan fisik dan mental Perawat dapat menjelaskan
dapat diatasi dengan Terapeutik bagaimana meminimalkan
kriteraia hasil: - Sediakan lingkungan yang konsumsi oksigen.
Pasien tampak tenang nyaman dan rendah stimulus Terapeutik
- Pasien tidak kesulitan (cahaya, suara kunjungan) - Menurunkan rangsang
melakukan aktivitas - Lakukan latihan rentang gerak ekternal yang dapat
- Pasien tidak lemas pasif dan aktif memperburuk keadaan klien
Edukasi Edukasi
- Anjurkan tirah baring - Menurunkan aktivitas tubuh
Kolaborasi Kolaborasi

26
- Kolaborasi dengan ahli gizi - Menggalang kerjasama tim
tentang cara meningkatkan kesehatan dalam proses
asupan makanan penyembuhan klien
5. Implementasi dan Evaluasi
Diagnosa
NO Hari/Tanggal Implementasi Evaluasi Paraf
Keperawatan
1. Rabu, Nyeri akut b/d Jam : 08.00 WIB Jam : 09.00 WIB
26 Juni 2019 agen - Mengidentifikasi lokasi, S: Klien mengatakan setelah terapi
pencedera karakteristik, durasi, frekuensi, hipnoterapi merasa nyeri sedikit
fisiologis kualitas, intensitas nyeri berkurang, gelisah berkurang, muntah
- Mengidentifikasi skala nyeri
- Mengidentifikasi respons nyeri
berkurang, rasa meringis juga
nonverbal berkurang
- Identifikasi faktor yang O:
memperberat dan memperingan - Klien tampak masih muntah
nyeri - Klien tampak mulai bersikap tenang
- Memberikan teknik dan rileks
nonfarmakologis untuk mengurangi - Klien tampak mulai mudah tidur
rasa nyeri (hipnosis) - Klien tampak mulai fokus terhadap
- Menjelaskan penyebab, periode, sekitar
dan pemicu - Klien tampak senang pada saat terapi
- Berkolaborasi dengan memberikan hipnoterapi
analgetik jika perlu - Skor nyeri sebelum terapi: 8 (nyeri
Berat)

27
- Skor nyeri setelah hipnoterapi : 5
(nyeri sedang)
- TTV
TD : 160/100 mmHg
RR: 22x/mnt
N: 86x/mnt
S: 36,80C
A: Masalah nyeri mulai teratasi
P : Intervensi dihentikan
2. Rabu, Ansietas b/d Jam : 09.00 WIB Jam : 10.00
26 Juni 2021 krisis 1. Mengidentifikasi saat tingkat S: Klien mengatakan setelah terapi
situasional. ansietas berubah hipnoterapi merasa kecemasannya
2. Mengidentifikasi kemampuan sedikit berkurang, pusing berkurang,rasa
mengambil keputusan tidak berdaya dan khawatir dengan
3. Menciptakan suasana terapeutik kondisi yang dihadapinya juga berkurang
untuk menumbuhkan kepercayaan O:
4. Menggunakan pendekatan yang - Klien tampak masih bingung klien
tenang dan meyakinkan tampak mulai tenang dan rileks
5. Memotivasi mengidentifikasi - Klien tampak mulai mudah tidur
situasi yang memicu kecemasan muka masih tampak pucat
- Kontak mata membaik
- Suara bergetar berkurang

28
Jam : 09.15 WIB - Orientasi masa lalu tampak
1. Menggunakan prosedur, termasuk berkurang
situasi yang mungkin dialami - Tremor tampak berkurang
2. Menganjurkan mengungkapkan - Klien tampak senang pada saat
perasaan dan persepsi terapi hipnoterapi
3. Melatih kegiatan pengalihan untuk - Skor Kecemasan sebelum terapi: 18
mengurangi ketegangan (Kecemasan Berat)
4. Melatih relaksasi - Skor Kecemasan setelah
5. Melakukan hipnoterapi yang hipnoterapi: 14 (Kecemasan sedang)
dilakukan oleh hopnoterapis TTV
selama 15 menit - TD: 160/100 mmHg
6. Menilai skor kecemasan klien - RR: 22x/mnt
dengan intsrumen DASS 42 - N: 86x/mnt
variable kecemasan - S: 36,80C
A: masalah kecemasanmulai teratasi
P:lanjutkan intervensi
- - Melakukan pemeriksaan TTV klien
- - Reduksi ansietas
- - Terapi hipnosis

29
- - Menilai skor kecemasan
3. Rabu, Intoleransi Jam : 10.00 WIB Jam : 11.00 WIB
26 Juni 2021 - Mengidentifikasi gangguan fungsi S: Klien mengatakan setelah terapi
aktivitas b/d
tubuh yang mengakibatkan hipnoterapi merasa lelah berkurang,
kelemahan kelelahan rasa nyaman berkurang, dan lemah
- Memonitor kelelahan fisik dan
berkurang
mental
O:
- Menyediakan lingkungan yang
nyaman dan rendah stimulus - Klien tampak bisa melakukan
(cahaya, suara kunjungan) kebersihan diri sendiri seperti orang
- Melakukan latihan rentang gerak h
hygine dan mandi
pasif dan aktif
- Menganjurkan tirah baring - Klien tampak mulai bersikap tenang
- Berkolaborasi dengan ahli gizi
dan rileks setelah melakukan
tentang cara meningkatkan asupan
makanan aktivitas

- Klien tampak senang pada saat


terapi hipnoterapi

- TTV
TD : 160/100 mmHg
RR: 22x/mnt
N : 86x/mnt
S: 36,80C
A: masalah intoleransi aktivitas mulai
teratasi
P : intervensi teratasi

30
4. Kamis, Ansietas b/d Jam : 15.00 WIB Jam : 15.30 WIB
27 Juni 2021 krisis 1. Mengidentifikasi saat tingkat
situasional. ansietas berubah S: Klien mengatakan setelah terapi
2. Mengidentifikasi kemampuan hipnoterapi merasa kecemasannya
mengambil keputusan tidak ada, klien tidak merasa khawatir
3. Menciptakan suasana terapeutik
dengan kondisi yang dihadapinya
untuk menumbuhkan kepercayaan
4. Menggunakan pendekatan yang
tenang dan meyakinkan O:
5. Memotivasi mengidentifikasi - Klien tampak tenang dan rileks
situasi yang memicu kecemasan - Muka tampak segar
Jam : 15:15 WIB - Kontak mata baik
1. Menggunakan prosedur, termasuk - Suara tidak bergetar
situasi yang mungkin dialami - Tremor tidak ada
2. Menganjurkan mengungkapkan - Klien tampak senang pada saat terapi
perasaan dan persepsi hipnoterapi
3. Melatih kegiatan pengalihan - Skor Kecemasan setelah hipnoterapi
untuk mengurangi ketegangan ketiga: 6 (tidak ada kecemasan)
4. Melatih relaksasi - TTV
5. Melakukan hipnoterapi yang
TD: 130/90 mmHg
dilakukan oleh hopnoterapis
RR: 22x/mnt
selama 15 menit
N: 86x/mnt
6. Menilai skor kecemasan klien
S: 36,80C
dengan intsrumen DASS 42
A: masalah ansietas teratasi
variable kecemasan
P: intervensi dihentikan

31
DAFTAR PUSTAKA
Eko Mulyadi, N. K. (2021). Buku Ajar Hypnocaring. Sumenep: Guepedia.

Kahija. (2007). Hipnoterapi: Prinsip-prinsip Dasar Praktek Psikoterapi. Jakarta:


Gramedia Pustaka Utama.

Kroger, W. (2008). Clinical & Experimental Hynosis In Medicin, Densistry and


Psychology. Philadelphia USA: Lippincot William & Wilkins.

Tim Pokja SDKI DPP PPNI, (2016), Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia
(SDKI), Edisi 1, Jakarta, Persatuan Perawat Indonesia.

Tim Pokja SIKI DPP PPNI, (2018), Standar Intervensi Keperawatan Indonesia
(SIKI), Edisi 1, Jakarta, Persatuan Perawat Indonesia.

Tim Pokja SLKI DPP PPNI, (2018), Standar Luaran Keperawatan Indonesia
(SLKI), Edisi 1, Jakarta, Persatuan Perawat Indonesia.

32
Lampiran 1
SOP Hipnoterapi Nyeri

1. Persiapan Lingkungan
Sebelum melakukan hypnocaring, perlu mempersiapan lingkungan agar
proses berlangsung baik.
a. Siapkan ventilasi yang cukup baik, sehingga udara dapat bersirkulasi
dengan baik, tidak pengap dan suhu ruangan juga menjadi sejuk.
b. Siapkan penerangan dengan cahaya yang cukup, sebaiknya gunakan
penerangan alami dari sinar matahari, jika tidak memungkinkan dapat
menggunakan cahaya lampu dengan pijar sinar putih menyerupai cahaya
matahari (daylight buble),
c. Siapkan tempat tidur atau sofa yang bersih dan nyaman, jika
menggunakan tempat tidur perhatikan kebersihan dan kerapihan tempat
tidur, gunakan sprei yang nyaman dan tidak bau, jika menggunakan sofa
maka gunakan sofa yang empuk, cukup luas dan posisi setengah duduk
(semi fowler).
2. Persiapan Pasien
Persiapan pasien sebelum melakukan hypnocaring adalah sebagai berikut:
a. Bimbing pasien untuk berniat dalam hati, untuk mengikuti hypnocaring,
niat dapat membantu pasien memasuki kondisi hypnosis lebih cepat,
karena tidak ada penolakan dalam diri pasien, bimbing juga pasien untuk
berdoa agar diberi kesembuhan penyakitnya, adapun doa yang
dianjurkan sebagai berikut:
Allahumma rabbannasu ad hibil ba’sassy filhi wa antas syafihii laa
syifaa a illa syifaauka syifaa an lal yu gwhoo diru sakomaan.
b. Lakukan uji sugestibilitas untuk mengetahui tingkat sugestibilitas dari
pasien, uji ini juga dapat mengetahui tehnik hypnosis yang cocok untuk
pasien, tehnik ini akan dijelaskan dalam lampiran.
c. Persiapkan posisi pasien senyaman mungkin, jika pasien posisi tidur
dianjurkan tidur terlentang, posisikan bantal senyaman mungkin, jika
pasien bisa duduk, posisikan pasien dalam setengah duduk (semi
fowler).

33
d. Anjurkan pasien untuk bernafas se rileks mungkin, rasakan tarikan nafas
dan hembusan nafas, mulai udara masuk melalui hidung, hingga masuk
ke paru hingga keluar kembali. Tehnik ini akan membuat tubuh pasien
menjadi lebhi rileks sehingga mudah untuk memasuki kondisi hypnosis.
3. Proses hypnocaring
Pra induksi
Pra induksi pada tahap awal ini terapis dan klien mungkin untuk
pertama kalinya bertemu. Setelah klien mengisi formulir mengenai data
dirinya, perawat membuka percakapan untuk membina hubungan saling
percaya dengan pasien, menghilangkan rasa takut terhadap hipnosis,
menjawab semua pertanyaan klien mengenai hipnosis. pra induksi juga
berujuan mengetahui modalitas dari pasien, auditoris, visual atau kinestetik,
Pasien dengan modalitas auditoris lebih banyak menggunakan indra
pendengaran daripada indra yang lain, ciri pasien ini biasanya pada saat
berbicara tampak mencondongkan telinga kearah perawat, sering
menggunakan kata “ saya dengar” , dan suka dengan segala sesuatu yang
berhubungan dengan suara, seperti suka dengan audio sisyem yang baik,
terganggu dengan suara yang berisik, suka mendengarkan music.
Pasien dengan modalitas visual lebih banyak menggunakan indra
penglihatan, ciri pasien dengan modalitas visual biasanya sering
menggunakan kata “ saya lihat”, lebih suka sesuatu yang dengan warna dan
bentuk menarik, “eye catching”, dan sering merasa terganggu dengan
ruangan yang tidak rapih.
Pasien dengan modalitas kinestetik banyak menggunakan indra perasa,
ciri pasien dengan modalitas kinestetik lebih sering menggunakan kata “ saya
rasa”, pasien ini biasanya perasaannya lebih peka, jadi hati hati dalam
berkomunikasi, jangan sampai menyinggung perasaan pasien.
Proses pra-induksi dapat berlangsung dengan baik jika sebelumnya
terapis dapat mengenali aspek-aspek psikologis dari klien, antara lain: hal
yang diminati, hal yang tidak diminati, apa yang diketahui klien terhadap
hipnosis, dan seterusnya. Pra-induksi dapat berupa percakapan ringan, saling
berkenalan, serta hal-hal lain yang bersifat mendekatkan seorang terapis

34
secara mental terhadap klien. perawat juga akan membangun ekspekstasi
mental klien terhadap masalah yang dihadapinya. Pre-induksi merupakan
tahapan yang bersifat kritis. Seringkali kegagalan proses hipnosis diawali
dari proses preinduksi yang tidak tepat (Hunter, 2011). Sugestivity test
merupakan prosedur wajib untuk mengetahui apakah pasien masuk dalam
kategori susah, mudah, atau moderat, setiap individu memiliki tingkat
sugestivity yang berbeda yang dipengaruhi oleh pengalaman, pekerjaanm
lingkungan kepribadian dan lainnya, sugestivity juga berfungsi sebagai
hypnotic training, secara tidak langsung pasien dilatih memasuki kondisi
hypnosis sehingga pasien lebih mudah memasuki kondisi hypnosis, hypnotic
training akan meningkatkan pemahaman dan kepatuhan pasien dalam
tahapan hypnosis, meningkatkan Kerjasama pasien dan pasien mengalami
sensasi sugestivitas. Berikut ini adalah contoh sugestivity test :
a. Muscular training
Muscular training dengan cara meletakkan telapak tangan kiri diatas
tangan kanan, kemudian hypnotist memberikan perintah agar
melepaskan tangan kanannya sehingga tangan kirinya terjatu, jika klien
masih tampak tidak rileks, lakukan berulang.
b. Arm rising and falling test
Kedua Tangan diluruskan kedepan, pasien menutup mata.Berikan
Sugesti bahwa tangan kiri Client terikat pada tali yang tergantung pada
Balon Gas yang sangat besar, sehingga perlahan-lahan tangan kiri
tersebut terangkat ke atas. Berikan Sugesti bahwa tangan kanan Client
menahan beban yang sangat berat (buku, batu bata, dll), sehingga
perlahan-lahan tangan kanan tersebut jatuh ke bawah. Bila Sugesti ini
diterima dengan baik, maka posisi tangan-tangan Client akan
membentuk sudut lebar.
c. Eyelid fixation
Minta pasien menutup mata, dan berikan sugesti bahwa kelopak mata
tertutup dan tidak bisa lagi dibuka, semakin berusaha membuka,
semakin susah dan semakin terkunci, kemudian minta klien membuka
mata, berikut contoh script Tutup mata anda .... Dan kerahkan pikiran

35
anda .... Perintahkan kepada mata anda, agar kelopak mata anda terkunci
dengan sangat rapat ... sangat kuat ....! Katakan pada mata anda ... mata
kamu aku perintahkan terkunci dengan sangat kuat ... dan tidak ada
kekuatan apapun bisa membukamu ....! Semakin kau berusaha membuka
... makin kau berusaha ... makin kau terkunci lebih kuat lagi ...! Baik
sekarang saya akan menghitung mundur mulai 3 sampai 1, dan rasakan
bahwa setiap saya menghitung ... terasa bahwa mata anda semakin
terkunci dengan rapat ... ya .. Tiga ... semakin rapat .... Dua ... semakin
kuat ... Satu .... Kini mata anda benar-benar terkunci ... Dan, kini
walaupun anda mencoba untuk membukanya .... Maka mata anda akan
semakin bertambah terkunci ...! Ya coba lebih kuat ... dan rasakan
bahwa mata anda semakin kuat pula terkunci ....!” jika klien tidak bisa
membuka mata maka sugesti diterima dan pasien masuk kategori mudah,
begitu pula sebaliknya
d. Locking the hand
Tangan lurus kedepan dan saling mengunci, minta pasien menutup mata.
Berikan Sugesti bahwa kedua tangan pasien sangat keras dan kaku dan
tidak dapat dibengkokkan (yakinkan dengan sentuhan fisik serta kedua
telapak tangan Client saling mengunci. Kemudian ucapkan Script
berikut : “Rasakan bahwa tangan anda sekarang kaku dan keras bagaikan
besi yang sangat lurus ... tidak seorangpun dapat membengkokkan
tangan anda ... termasuk anda ...! Dan rasakan bahwa kedua jari jemari
telapak tangan anda saling mengunci satu dengan lainnya, sangat rapat,
dan sangat kuat, sehingga tidak ada seorangpun yang dapat membuka
telapak tangan anda. Minta pasien untuk melepaskan tangannya, jika
pasien tidak bisa melepaskan tangannya maka sugesti masuk.
e. Total body relaxation
Minta klien untuk duduk dengan rileks, dan memejamkan mata,
kemudian ucapkan script berikut ini: “Silakan anda rileks ... dan
beristirahat dengan nyaman ... rasakan bahwa setiap tarikan dan
hembusan nafas anda ... benar-benar membuat anda menjadi lebih rileks,
lebih nyaman, dan lebih dalam ..... Rasakan bahwa getaran relaksasi ini

36
menjalar mulai dari kepala .. Secara perlahan-lahan turun ke leher ...
pundak .... pinggang ... dan akhirnya mengalir ke kedua kaki anda, dan
menembus kedua telapak kaki anda ... Sekarang, perintahkan kepada
seluruh tubuh anda .. agar menjadi benar-benar rileks total dan lemas .....
agar fisik anda benar-benar dapat beristirahat dengan total ..... Anda
dapat mengikuti kata-kata saya, cukup di dalam hati saja ... tubuh ... saya
perintahkan engkau menjadi sangat rileks dan lemas ... tangan saya
perintahkan engkau menjadi lemas .... sehingga tidak seorangpun juga
dapat menggerakkan engkau .....” Lakukan berulang-ulang ke seluruh
bagian tubuh, kemudian ujilah pada bagian tangan Client. Jika tangan
klien tampak sangat rileks berarti sugesti masuk.
Induksi
Induksi merupakan sugesti untuk membawa klien dari kondisi normal
memasuki kondisi hypnosis. Hypnotherapist membawa pikiran klien
berpindah dari pikiran sadar ke pikiran bawah sadar dengan cara
menonaktifkan filter mental dengan tehnik induksi, terdapat dua macam
tehnik induksi yaitu rapid induction dan systemic induction. Rapid induction
menggunakan tehnik perpindahan yang cepat biasanya digunakan pada
hipnosis pertunjukan, systemic induction banyak digunakan untuk hipnosis
sebagai terapi, Prinsip dasar induksi adalah mengejutkan, fokus dan emosi
(Gunawan, 2007; Nurindra, 2009). Gelombang otak akan turun dari beta,
alfa, teta dan delta saat kondisi pikiran dan tubuh rileks. klien akhirnya
berada dalam kondisi trance. perawat akan mengetahui kedalaman trance
klien dengan melakukan depth level test. Tes ini dilakukan dengan cara
memberikan perintah sederhana yang berlawanan dengan logika kesadaran
biasa. Beberapa teknik induksi adalah sebagai berikut: eye fixation,
progressive relaxation, mental confusion, mental misdirection, loss of
equlibrium dan lain lain (Gunawan, 200; Nurindra, 2009)
Tehnik yang dianjurkan pada dengan menggunakan progresif
relaxation, dengan cara relaksasi tubuh perlahan. Pasien diminta untuk fokus
merasakan bagian tubuh, dimulai dari kepala hingga ujung kaki, pasien juga

37
diminta bernafas dengan perlahan, script panduan akan dijelaskan pada
lampiran hypnosis.
Tehnik induksi dapat menyesuaikan dengan hasil test sugestivity, jika
pasien termasuk kategori sulit dapat menggunakan induksi progressive
relaxation, jika masuk dalam kondisi moderat dapat menggunakan total body
relaxation, jika kondisi mudah dapat menggunakan tehnik rapid, pendulum
atau flying hand. Pada kondisi tertentu misal klien dilakukan sugestivity test
dan klien mampu menerima sugesti, hal ini dapat langsung dikonversi
menjadi deepening. Berikut contoh induksi yang dapat digunakan :
a. Rapid induction
Tehnik rapid induction bisa digunakan untuk pasien dengan sugestivity
yang mudah dengan kata lain pasien mudah untuk di hypnosis, dan rapid
induction tidak disarankan untuk pasien kategori sulit apalagi sangat sulit,
Adapun tehnik rapid induction adalah sebagai berikut:
Hypnotherapist dan pasien saling duduk berhadapan (agak menyamping),
telapak tangan kiri Hypnotherapist bersalaman dengan tangan kanan Klien
(atau sebaliknya jika di posisi yang lain). Kemudian ucapkan Script
berikut “Tutup mata ..... rasakan nafas anda ..... rasakan dengan fokus ...
rasakan anda semakin relaks .... Kini buka mata perlahan-lahan .... buka
mata anda ..... dan pandanglah mata kanan saya ...... jangan berkedip .....
konsentrasi ... fokus .... lebih fokus ....... dan rasakan mata anda mulai
berat .... mulai berat ....... sangat berat ....” Tarik Tangan kanan Klien
dengan cepat, dan tahanlah dahi Klien dengan tangan kanan, sambil
menarik, katakan : “Tutup mata .... tidur nyenyak ......” Kemudian
lanjutkan dengan deepening berulang ulang. Misanya dengan menghitung
mundur dari 10 ke 1. Tehnik lain rapid induction dengan meminta pasien
focus pada tangan anda kemudian anda jentikkan jari sambal memberikan
perintah “tutup mata tidur nyenyak”
b. Pendulum
Tehnik pendulum merupakan tehnik induksi yang paing sederhana,
membutuhkan alat bantu pendulum / bandul / benda lain yang mirip,
kemudian pasien diminta melihat pendulum yang di ayunkan di depan

38
wajah pasien. Kemudian ucapkan script seperti ini “ lihat pendulum ini,
kemudian rasakan bersama ayunan pendulum ini mata anda semakin
mengantuk dan berat, semakin berat dan kemudian anda merasakan
mengantuk.. biarkan mata anda mengantuk dan menutup mata, tidak perlu
ditahan dan silahkan tutup mata anda.. rasakan anda semakin rileks dan
semakin dalam... makin dalam dan akhirnya anda tertidur. Anda tidak
perlu menahannya. Biarkan tubuh anda beristirahat dan tertidur”
c. Flying hand
Tehnik induksi flying hand dapat digunakan untuk pasien kategori mudah,
dengan menggunakan tangan penghipnosis, Mintalah pasien konsentrasi
pada tangan anda kemudian mengikuti Gerakkan tangan anda secara
perlahan. Gerakkan tangan anda perlahan naik dan turun . ucapkan sript
berikut:
Tarik nafas dan hembuskan perlahan.. ulangi beberapa kali. Rasakan mata
anda semakin berat dan mulai mengantuk. Jangan ditahan dan semakin
berat. Anda mulai mengantuk dan sekarang tutup mata anda.
d. Total body relaxation
Tehnik induksi ini dapat digunakan untuk pasien kategori sulit, namun
dapat juga digunakan untuk kategori mudah.. tehnik ini Awali dengan
Eyelid Fixation baru dilanjutkan dengan total body relaxation. Pandulah
sesuai script berikut ini
“Silakan anda rileks ... dan beristirahat dengan nyaman ... rasakan bahwa
setiap tarikan dan hembusan nafas anda ... benar-benar membuat anda
menjadi lebih rileks, lebih nyaman, dan lebih dalam ..... Rasakan bahwa
getaran relaksasi ini menjalar mulai dari kepala.. Secara perlahan-lahan
turun ke leher ... pundak .... pinggang ... dan akhirnya mengalir ke kedua
kaki anda, dan menembus kedua telapak kaki anda ... Sekarang,
perintahkan kepada seluruh tubuh anda .. agar menjadi benarbenar rileks
total dan lemas ..... agar fisik anda benar-benar dapat beristirahat dengan
total ..... Anda dapat mengikuti kata-kata saya, cukup di dalam hati saja ...
tubuh ... saya perintahkan engkau menjadi sangat rileks dan lemas ...
tangan saya perintahkan engkau menjadi lemas .... sehingga tidak

39
seorangpun juga dapat menggerakkan engkau .....” Lakukan berulang-
ulang ke seluruh bagian tubuh, kemudian ujilah pada bagian tangan
Client.
e. Progresive relaxation
Tehnik induksi ini dapat digunakan untuk pasien kategori sulit dan bisa
juga untuk kategori mudah, pasien diminta untuk duduk atau berbaring
dengan nyaman kemudian sampaikan script berikut ini:
“Saya akan memandu anda untuk melakukan relaksasi ...... silakan duduk
dengan posisi yang santai ..... ... dan kita akan memulai ...... baik silakan
tutup mata anda, singkirkanlah dahulu beban pikiran anda untuk
sementara waktu ....
f. Tarik nafas dalam ........., hembuskan yang panjang .........., terus lakukan
.... dan rasakan anda semakin relaks dan santai ....... tarik nafas lebih
dalam dalam lagi ....... tahan 3 hitungan ..... satu, dua, tiga ........
hembuskan lagi lebih panjang ..... rasakan anda semakin santai dan
semakin relaks ........ dan rasakan sekarang anda mulai terasa mengantuk
....... bagus sekali, lepaskan saja...lepaskan semua pikiranpikiran yang
mengganggu..... karena ini tandanya anda sudah dalam kondisi yang
sangat relaks ........ oke ..... terus tarik nafas dan hembuskan yang panjang
...... rasakan, kini anda makin relaks, dan semakin santai .... dan bilamana
anda merasa mengantuk ..... biarkan saja, ini tandanya anda sudah sangat
rileks dan tenang .....!
g. Baiklah, sekarang saya akan meminta anda untuk menghitung mundur ...
dari 10 ke 1 .... secara perlahan, dalam hati, bersamaan dengan anda
menarik nafas ... ! .. sebelumnya saya minta anda untuk meniatkan dalam
hati : “... setiap kali saya menghitung ... maka saya akan semakin rileks
dari sebelumnya.....” .... ya katakan dalam hati .....
h. Baik, kita akan mulai menghitung mundur ..... tarik nafas ..... dan hitung
... 10 ...., hembuskan nafas .... dan tarik nafas lagi sambil menghitung ....9
....., dan silakan anda melanjutkan sendiri ..... dan rasakan bahwa setiap
kali anda menghitung ... maka anda menjadi semakin santai .... dan
nyaman ..!”

40
Deepening

Jika klien sudah dalam kondisi trance tetapi masih dianggap perlu
untuk diperdalam, terapis akan membawa klien ke trance yang lebih dalam ke
kondisi deep alpha sampai theta. Proses pendalaman trance ini dinamakan
deepening. Ada beberapa metode Deepening yang biasa digunakan, Tehnik
menuruni tangga, lift, dan hitungan, pasien diminta membayangkan menuruni
anak tangga mulai dari tangga paling atas hingga tangga paling bawah, begitu
pula pada tehnik lift, pasien diminta membayangkan memasuki lift, kemudian
turun hingga lantai dasar, sedangkan tehnik hitungan adalah menghitung dari
angka 10 ke 1 secara perlahan.
Konsep dasar dari deepening adalah membimbing pasien untuk
berimajinasi melakukan kegiatan ataupun berada ditempat indah yang mudah
dirasakan oleh pasien. Deepening secara sederhana juga dapat mengulangi
induksi sehingga pasien masuk ke kondisi hypnosis lebih dalam sesuai dengan
yang di inginkan. Berikut contoh deepeping:
a. Lift
Bimbing pasien untuk membayangkan memasuki lift dari lantai atas,
kemudian pasien menekan tombol ke lantai dasar. Contoh script
“bayangkan anda melihat sebuah lift di depan anda, anda memasuki lift
tersebut, kemudian anda menekan tombol lift paling bawah, terdapat 10
tingkat dan anda mulai merasakan lift bergerak kebawah dari lantai 10,
turun ke lantai 9, 8.7.6.5.4.3.1 dan anda telah berada di lantai dasar” Hal
yang perlu di kaji sebelum hypnosis, apakah pasien tahu tentang lift dan
pernah menggunakan lift, atau pasien pernah mengalami kejadian
traumatic di lift, seperti pernah terjebak di lift, jika pasien tidak paham
tentang lift atau mempunyaki kejadian traumatic yang berhubungan
dengan lift, sebaiknya jangan digunakan
b. Tangga
Pandu pasien menuruni tangga secara perlahan dan jika sudah sampai di
dasar maka pasien tertidur pulas... berikut contoh script: Bayangkan anda
melihat sebuah tangga yang turun ke bawah, terdapat sepuluh anak tangga
dan anda mulai menuruni anak tangga tersebut, mulai dari tangga 10

41
hingga ke tangga 1 di dasar... 10,9,8,7,6,5,4,3,2,1, anda sampai di dasar
tangga dan tertidur pulas
c. Alam / tempat pribadi
Pandu pasien untuk membayangkan tempat yang paling menyenangkan
menurut dia. Bisa pantai, gunung, laut, rumah atau kamar, berikut contoh
script :
Bayangkan anda berada di tempat yang paling menyenangkan, anda dapat
memilih tempat tersebut sesuai dengan keinginan anda, bisa di dalam
ruangan, bisa di luar ruangan, kemudian tanyakan kepada pasien tempat
yang dia pilih, bayangkan anda benar benar berada disana dan rasakan
suasananya, bayangkan angin yang berhembus, wangi yang anda biasa
cium, membuat anda rileks dan nyaman
d. Ingatan peristiwa
Bimbing pasien mengingat kenangan indah di masa lalu yang membuat
pasien merasa tenang dan rileks. Contoh script : “bayangkan anda
Kembali ke masa lalu, masa dimana anda merasa nyaman dan tenang,
anda Bersama orang yang anda cintai dan sangat disayangi, anda merasa
damai Bersama mereka”
e. Hitungan
Deepining dengan hitungan merupakan tehnik yang paling sederhana dan
mudah digunakan, namun ada prinsip yang perlu di perhatikan dalam
hintungan, untuk membawa pasien ke kondisi lebih dalam maka gunakan
hitungan dari besar ke kecil seperti dari 10 ke 1, jangan menggunakan
hitungan dari kecil ke besar. Berikut contoh script: saya akan menghitung
mundu dari 10 ke 1 , saat sampai di angka 1 anda tertidur pulas, dan
rileks, 10,9,8,... semakin dalam semakin rileks7,6,5,4,saat sampai di
hitung 1 anda benar benar tertidur rileks santai tenang damai 3,2,1
Perhatikan intonasi dan inverval dalam menghitung, jangan terlalu cepat
atau terburu buru, biarkan pasien memahami script yang anda sampaikan,
perhatikan pula respon tubuh pasien, seharusnya semakin rendah anda
menghitung hingga ke 1 maka pasien tampak semakin rileks.

42
Deep Level Test

Deep levet test adalah tehnik untuk mengetahui tingkat kedalaman trance
dari pasien, dengan cara memberikan perintah sederhana, misalnya
menggerakkan jari (ideo motor response), semakin cepat pasien bereaksi
terhadap perintah menandakan kondisi trance pasien masih dangkal, semakin
lama pasien bereaksi maka semakin dalam kondisi trance.
a. Anchor
Achor adalah sebuah tanda / memori yang dikaitkan dengan sugesti yang
telah diberikan, sama seperti seseorang yang mendengarkan sebuah lagu
tiba tiba dia merasa senang, karena lagu tersebut terkait dengan memory
menyenangkan di masa lalu.
Anchor pada sugesti spiritual hypnosis ini dibuat pada saat pasien dalam
kondisi terhipnosis, misalnya dengan memejamkan mata, atau dengan
menggenggamkan tangan, atau dengan menarik nafas, perawat
mengaitkan achor tersebut dengan kondisi yang diinginkan oleh perawat,
contoh script sebagai berikut, “ bayangkan di tangan anda terdapat sebuah
tombol yang terletak di jempol anda, setiap kali anda menggenggamkan
tangan anda maka secara otomatis anda akan memasuki kondisi ini,
kondisi rileks santai dan nyaman, sehingga anda merasa nyaman, dan
nyeri anda menghilang....” Sehingga pada saat terbangun dan pasien
merasa nyeri, maka pasien cukup menggenggamkan tangan sehingga
pasien dapat langung mengingat memory (anchor) yang ditanamkan.
Tidak semua sesi hypnosis menggunakan anchor, gunakan anchor hanya
untuk kondisi pasien membutuhkan, seperti kondisi nyeri kronis dan
pasien mempunyai kontra indikasi untuk obat obatan anti nyeri. Nyeri
pada tubuh manusia merupakan alarm bahwa ada hal yang tidak benar di
tubuhnya, dengan mematikan alarm bukan berarti masalah utamanya
selesai, justru berbahaya jika masalah utamanya tidak diselesaikan hanya
alarm yang dimatikan.

43
Sugesti
Inti dari hypnosis adalah sugesti, tanpa sugesti maha hypnosis adalah
hanya relaksasi, maka perlu memahami sugesti dengan baik, dan melatih dalam
memberikan sugesti. Perawat akan memberikan sugesti-sugesti positif yang
bersifat teurapiutik kepada klien. Sugesti-sugesti ini yang diharapkan akan
tertanam di pikiran bawah sadar klien, dan menghasilkan perubahan positif /
perbaikan terhadap masalah yang dihadapi klien. perawat juga akan memberi
post hypnoticsuggestion, yaitu perubahan perilaku positif yang diharapkan
terjadi setelah proses hipnoterapi selesai.
Fokus dari sugesti yang perlu dilakukan adalah pendekatan emosional
dengan membuat pasien tidak merasa sendirian, pendekatan spiritual dengan
mencari makna spiritual dalam kondisi sakit yang dialami pasien, pendekatan
kognitif dengan menemukan permasalan dan menyelesaikan permasalahan
pasien.
Sugesti Hipnotis adalah inti dari hipnotis. Karena inti dari Ilmu
Hipnotis adalah ilmu untuk mencipkatakan sebuah komunikasi yang efektif
dan mempunyai kesan atau dampak serta pengaruh yang mendalam pada orang
lain (Subyek). Jadi, hakikatnya. Ilmu Hipnosis adalah ilmu komunikasi. Dan
Komunikasi yang efektif dan mempunyai pengaruh terhadap orang lain adalah
sebuah komunikasi yang bersifat Sugestif. Atau menggunakan pola bahasa
yang sugestif. dan ini adalah hakikat dari Sugesti Hipnotis. Jadi Sugesti
Hipnotis adalah serangkaian kalimat yang dilakukan dengan cara tertentu dan
dalam kondisi tertentu yang dapat mempengaruhi orang lain langsung ke
bagian pikiran bawah sadarnya.
Membuat atau menyusun sugesti harus berlandaskan pada Outcome
Base atau berfokus pada tujuan. Dengan demikian dampak serta pengaruh
suatu Sugesti Hipnotis ditentukan oleh Outcome atau tujuan dari
dilangsungkannya sesi hipnotis tersebut. Bila tujuannya adalah sekedar
membawa klien atau subyek mencapai kondisi Hypnos atau Trance. Maka
susunan kalimat sugesti yang kita gunakan di arahkan untuk membuka Critical
Area dari pikiran sadar serta untuk memperdalam kesadaran subyek menuju
alam bawah sadarnya. Bila tujuan Sugesti Hipnotis tersebut adalah untuk
terapi, maka kita gunakan susunan kalimat sugesti yang bersifat Therapeutic.

44
Atau mempunyai efek terapi bagi klien.jika anda adalah pemula di dunia
hipnosis. Anda bisa menggunakan contoh script sugesti hipnotis yang banyak
diberikan di dalam buku-buku hipnotis. Dan setelah anda memahami inti dari
script sugesti tersebut, anda juga boleh memodifikasinya menggunakan
susunan kalimat anda sendiri. Sehingga terasa lebih pas dan nyaman untuk diri
anda.
Ada dua cara di dalam menyampaikan suatu sugesti , pertama Direct
Suggestion yang Bersifat Perintah Langsung, jelas, tegas, & pasti., kedua
Indirect Suggestion yang Bersifat Rayuan atau persuasif dan bersifat tidak
langsung. Prinsip menyusun Kalimat Sugesti Hipnotis Yang Efektif :
Positive, Gunakan kalimat positif, hindari kata Jangan

Pada saat melakukan suggesti, pikirkan hal-hal yang positif saja.


Lupakanlah sejumlah kegagalan, ketidakberhasilan yang dialami. Dengan
fokus pada hal-hal yang positif, kita memiliki kepercayaan diri yang kuat untuk
bangkit dan menyongsong kesuksesan.
Sifat pikiran yang menolak kata Jangan harus kita waspadai, jika anda
seorang dokter kemudian menyarankan pada pasien anda dengan kalimat
seperti ini “jangan makan daging ya bu”, maka yang pasien anda terima adalah
makan DAGING. Karena pikiran akan membayangkan DAGING, yaitu kata
setelah kata “jangan”
Powerful

Lakukan dengan penuh keyakinan dan kesungguhan, karena dengan


kekuatan yang fokus dan terarah dapat memberikan kekuatan pada pikiran kita
untuk berbuat sesuatu menuju sebuah kesuksesan. Dengan kekuatan yang
penuh, pikiran juga tidak terpecah dan tajam dalam membangun kerangka
solusi terhadap sejumlah keingainan yang belum tercapai.
Precise

Idealnya keinginan yang hendak di capai harus sudah dapat


dideskripsikan dengan jelas, karena pikiran bawah sadar hanya bisa menyusun
berdasarkan kategori yang ada. Semakin jelas gambaran yang ada, maka
semakin mudah pikiran kita merekamnya dalam memori internal secara kuat.

45
Dan sebaliknya, semakin kabur gambaran impian yang ada, maka pikiran kita
akan semakin kesulitan mendefinisikan impian itu.
Present Tense

Sugesti yang kita lakukan seharusnya merupakan keinginan saat ini,


bukan keinginan di masa lalu atau akan datang. Dengan fokus pada keinginan
saat ini, seluruh kekuatan pikiran akan dengan sendirinya mengarah pada
kondisi yang lebih jelas, tergambar dengan pasti dan tidak mereka-reka.
Artinya impian tadi benar-benar ada dalam memori otak kita, sehingga
perilaku-perilaku kita secara kuat akan ter-drive oleh alam bawah sadar kita
untuk menuju sebuah kesuksesan yang kita impikan.
Personal dan menguntungkan bagi target.
Lakukan perubahan positif terhadap diri sendiri terlebih dahulu. Baru
bila telah selesai dengan diri sendiri, cobalah untuk memberikan sugesti pada
orang-orang terdekat kita. Bila ini pun berhasil, maka kita dengan mudah akan
mampu melakukan sugesti pada orang lain. Dan tetap saja harus diingat bahwa
mensugesti orang lain harus tetap pada kenyataan bahwa sugesti terbaik adalah
ada pada autosuggestion seseorang terhadap dirinya sendiri. Kalaupun orang
lain membantu, tetap saja semuanya berpulang pada orang tersebut.
Gunakan kata “Bayangkan dan Rasakan”

Dua kata sakti diatas merupakan kata yang mudah menembus pikiran
bawah sadar setiap orang, kata bayangkan akan menggali semua memori dalam
pikiran bawah sadar kita.
Pertegas.
Jika anda member sugesti, pertegas waktu mulainya. Contoh :”Mulai
sekarang dan seterusnya, kamu harus belajar lebih baik." Itulah Hukum dasar
dalam membuat sugesti yang mujarab, Dengan memahami beberapa prinsip
diatas, maka kita dapat menyusun kalimat- kalimat saran, ajakan, atupun
perintah langsung menjadi sebuah sugesti.
Jadi intinya ilmu sugesti adalah ilmu untuk meyakinkan orang lain
dengan kata-kata atau membuat orang lain menjadi tertarik/percaya untuk
kemudian mengikuti apa yang kita inginkan. Jika kita tinjau dari hakikat ilmu,

46
apapun jenis ilmu tersebut bisa dipergunakan untuk hal positif dan bisa juga
dipergunakan untuk hal yang bertujuan negatif.
Ada sebuah proses sugesti tidak langsung (indirect sugestion) saat
seseorang melihat orang di sampingya menguap maka dia juga akan ikut-
ikutan menguap. Oleh karena indirect sugestion ini bekerja, maka akan
memenuhi syarat terjadinya INFORMAL HYPNOSIS, yaitu sebuah proses
yang apabila salah satu atau kedua belah pihak tidak tahu yang mereka
kerjakan adalah hipnosis. Sama halnya dengan seorang anak kecil yang sangat
mudah menerima apapun dari orang yang mereka anggap lebih tua dan lebih
tahu (orang tua, kakak, nenek, dokter, dsb). Contoh lain ketika kita tahu ada
orang yang mengatakan bahwa tempat itu menakutkan maka secara otomatis
kita akan menimbang kondisi mental diri kita, "apa benar?” atau "saya takut
nggak ya?”.
Proses sugesti tersebut di sebabkan aktifnya sistem saraf cermin (mirror
neurons system). Sel-sel saraf itu terletak di bagian depan setiap belahan otak
vertebrata walaupun tidak terletak di semua bagian otak vertebata. Sistem saraf
cermin adalah sel-sel saraf yang berfungsi penggerak untuk sebuah proses
belajar.
Saat ada seseorang di dekat kita menguap, tanpa di sadari ternyata
pikiran kita mengirim sinyal ke tubuh untuk memberikan respon dan hasilnya
kita pasti ikut menguap juga. Kondisi seperti ini biasanya sangat mudah di
tularkan dari orang yang menguap pada orang di sekitarnya tapi menguap sama
sekali tidak berbahaya pada diri kita bahkan banyak bermanfaat untuk
kesehatan.
Menguap adalah sebuah gerakan refleks alami tubuh. Yang pada
prosesnya adalah menarik napas dan melebarnya tuba eustachius (saluran yang
menghubungkan antara telinga, ronga hidung belakang, dan tenggorokan atas).
Tanpa di sadari setelah menguap kita pasti akan merasa lebih santai dan
nyaman. Banyak juga yang megatakan bahwa tertularnya menguap merupakan
rasa empatik yang di berikan pikiran kita pada orang lain. Ada juga yang
mengait-ngaitkannya dengan stres, kebosanan, kelelahan, dan kantuk.
Sebenarya, menguap merupakan salah satu upaya agar kadar oksigen dalam

47
tunuh tercukupi, manusia memerlukan kadar oksigen yang cukup banyak dan
jika kadar karbondioksida yang berlebihan malah akan membahayakan.
Ketika seseorang menguap maka secara otomatis akan mengatur jumlah
biologis tubuh. Sering juga setelah beraktivitas lama, orang tersebut akan
langsung menguap. Itu pertanda tubuh minta di istirahatkan.
Tehnik sugesti untuk mengurangi nyeri

Indirect Suggestion
Tehnik hipnosis sebelumnya menggunakan pendekatan authoritarian /
sugesti langsung, sugesti langsung, adalah memberitahukan apa yang harus
dilakukan klien. Misalnya, “anda mulai merasa mengantuk, dan tidur”, untuk
pasien yang kooperatif tehnik ini akan sangat efektif, namun akan berbeda jika
pasien tidak kooperatif. Indirect suggestion adalah memberikan pasien pilihan
dalam mengikuti sugesti, contoh “tangan kanan anda menjadi lebih berat dalam
sekejab, atau mungkin anda merasa tangan anda semakin ringan dan ringan.”
Sebagian besar pasien tidak bermasalah dengan sugesti langsung,
namun beberapa pasien dengan hipnosability rendah, pasien yang kritis dan
tidak kooperatif, cenderung tidak berespon bahkan menolak sugesti langsung.
Dengan sugesti tidak langsung dapat mengurangi penolakan
Multiple choice

Erikson menjelaskan bahwa tehnik ini memungkinkan menenukan


semua kemungkinan sugesti yang dapat diberikan pada pasien. Tehnik ini
memicu otonomi pasien, bukan hanya memiliki kelebihan dari indirect
suggestion tapi juga membantu praktisi menentukan sugesti terbaik untuk
pasien. Bahkan praktisi dapat memberikan “force choice” pada sugesti yang
diberikan, contoh format multiple choice suggestion adalah sebagai berikut
Anda mungkin merasakan “A”
Anda mungkin merasakan “B”
Anda mungkin merasakan “C”
Apapun yang anda rasakan, anda akan merasakan “X” (Patterson, 2010)
Dengan pendekatan ini pasien diberikan beberapa pilihan yang mungkin akan
direspon oleh pasien, kemudian melompat pada sugesti “forced choice” yang
memiliki lebih banyak manfaat, contoh sugesti untuk mengurangi nyeri sebagai

48
berikut: Anda mungkin merasakan nyeri adalah hal yang mengganggu, seperti
ditusuk, tusuk, atau nyeri tumpul, atau mungkin anda merasa semua perhatian
anda terserap oleh tingkah laku cucu anda sehingga anda lupa semua nyeri
yang anda rasakan, apapun yang anda rasakan anda akan merasa lebih nyaman
dan nyaman (Patterson, 2010).
Truims

Truims adalah tehnik lain dari ericsonian yang dikenal juga dengan
nama idiosyncratic, truims adalah pernyataan sederhana tentang “apa itu” yang
dihadapi terapis, jika terapis menghadapi pasien yang sedang duduk di kursi,
maka truims adalah “ duduk di kursi”, dalam proses hipnosis maka
pernyataanya sederhana dengan menyebutkan “ anda duduk di kursi” Truims
menawarkan kesederhanaan dalam memfasilitasi hipnosis dan membangun
hubungan (rapport) dengan pasien, Truims akan lebih efektif jika mengikuti
urutan berikut ini
Pace (truism)
Pace (truism)
Pace (truism)
Lead (suggestion) (Patterson, 2010)
Pasien diberikan truims kemudian diberikan sugesti, contoh, anda
duduk dikursi,(truism) anda menarik nafas dan menghembuskan nafas,(truism)
anda mendengar kata kata saya(truism) dan anda mendapati diri anda sedikit
rileks dan santai (suggestion) truism adalah pernyataan sederhana tentang fakta
perilaku yang dialami pasien yang tidak dapat dibantah,
Double binds

Double bind merupakan tipe sugesti lain dari Ericson yang cukup unik,
premis pertama membolehkan pasien untuk menolak sugesti tersebut. premis
kedua merupakan kebalikan dari premis pertama yang merupakan tujuan dari
sugesti. Tehnik ini sesuai untuk klien yang menolak untuk dihipnosis, karena
menganggap akan mempermalukan dia. Contoh dari tehnik ini adalah sebgai
berikut:
Seorang pasien luka bakar yang telah gagal diberikan hipnosis dengan tehnik
standart kemudian akan dilakukan hipnosis, kemudian dia secara terang

49
terangan menolak untuk di hipnosis, maka dapat dilakukan hipnosis dan
berhasil maka dia akan kehilangan muka dan merasa dipermalukan, contoh
kasus untuk tehnik ini adalah sebagai berikut.
Ok... apakah anda mau merasa lebih rileks dan nyamaan, dia menjawab
dengan keras “TIDAK”. Kemudian saya memberikan sugesti, seperti yang
anda katakana sebelumnya , anda akan merasa lebih tegang dan lebih tegang
lagi,daripada anda merasa lebih rileks, jika dia mengikuti sugesti saya maka dia
akan menjadi lebih tegang, namun karena dia menolak sugesti saya maka dia
akan melakukan kebalikannya yaitu menjadi lebih rileks, akhirnya dalam
waktu 30 detik dia menjadi sangat rileks dan mendengkur keras,
Metaphors

Merafora atau perumpamaan merupakan tehnik lain yang dapat


digunakan untuk sugesti mengurangi nyeri. tehnik ini lebih cocok pada anak
anak yang lebih menyukai cerita, anak kecil dapat diminta berperan menjadi
salah satu karakter favoritnya di acara televisi
4. Terminasi

Awakening / terminasi, akhirnya terapis secara perlahan-lahan akan


membangunkan klien dari hipnosisnya, dan membawanya ke keadaan yang
sepenuhnya sadar atau kondisi gelombang otak beta kembali (Gunawan, 200;
Nurindra, 2009)
Saat malakukan terminasi, harus diingat untuk menormalkan kembali
setiap fungsi fisik dan pikiran klien. Terkadang emosi dan yang tercipta saat
trance bisa terbawa sampai subyek sadar apabila belum dinetralkan. Jadi setiap
sesi hipnotis harus ditutup dengan terminasi yang baik agar subyek
mendapatkan manfaat sepenuhnya
Sebenarnya bisa saja subyek langsung dibangunkan dengan cepat,
namun alangkah baiknya ia dituntun secara perlahan, sama seperti ketika ia
dituntun perlahan menuju trance di awal sesi hipnotis. Jika dilakukan terlalu
cepat, maka ia akan merasa tidak nyaman, pusing, atau mungkin lemas karena
kaget melompat dari kondisi sangat rileks ke kondisi kesadaran penuh. Berikut
ini adalah contoh script terminasi:

50
“Sebentar lagi saya akan menghitung naik dari satu hingga lima... lalu
tepat pada hitungan ke lima nanti, buka mata anda... bangun dalam keadaan
yang lebih segar dan bersemangat dari sebelumnya... saya mulai hitung
sekarang... satu, nikmati detik-detik terakhir dalam keadaan hipnosa yang
dalam ini... dua, persiapkan diri untuk kembali... naik ke atas... merasakan
semangat dan kekuatan baru...
Tiga, semakin kuat, semakin sadar... semakin termotivasi untuk...
menjalani pola hidup yang baru... empat, gerakkan perlahan jari-jari Anda...
rasakan energi yang kembali mengalir di sana... sendi-sendi Anda mulai aktif...
siap untuk aktif seperti normal, namun lebih segar dan lebih bersemangat...
tepat pada hitungan berikutnya, buka mata Anda dengan nyaman... lima, buka
sekarang... lebih segar, lebih bergairah untuk kesuksesan...”
Sesuai dengan keadaan, Anda juga bisa memodifikasi bagian ujung dari
skrip dengan tidak menyebutkan angka lima (angka terakhir), dan
menggantiknya dengan, “... dan bila sudah siap... untuk bangun segar total,
silakan buka mata perlahan... sambil tersenyum dan menyebut angka lima...”
Sesekali Anda akan berada dalam situasi dimana subyek Anda tidak
membuka mata setelah diterminasi. Ia tetap saja diam terpaku di dalam trance-
nya. Apa yang harus Anda lakukan?
Tidak perlu panik, biarkan saja ia terus menikmati keadaan. Anda bisa
berdiam diri sambil terus mengamatinya. Biasanya ia akan terbangun sendiri
dalam waktu tiga hingga lima menit. Ini biasanya terjadi jika ia mengalami
kondisi rileksasi yang sangat dalam dan menyenangkan, sehingga ia tidak ingin
kehilangan rasa rileks tersebut. Jika ia ternyata masih terus diam selama lebih
dari lima menit, kemungkinan besar ia jatuh tertidur. Dalam hal ini, Anda bisa
menepuknya dengan ringan di bahu atau kaki. Jika subyek Anda terbangun
dalam keadaan yang pusing, lemas, atau mengeluh merasa tidak nyaman, suruh
ia kembali memejamkan mata dan pergi ke kondisi hipnotis sebelumnya. Lalu
sekali lagi, bawa dia keluar dengan lebih perlahan sesuai panduan lima
hitungan di atas.

51
5. Evaluasi

Setelah pasien selesai dilakukan sugesti spiritual hypnosis, maka


dilanjutkan dengan evaluasi, perawat menanyakan perasaan pasien, kondisi
nyeri yang dirasakan, perawat juga melakukan evaluasi dari pelaksanaan
hipnsis, apa yang dirasakan kurang oleh pasien.
6. Dokumentasi

Perawat perlu mencatat tindakan yang dlilakukan, beserta hasil dari


tindakan spiritual hypnosis.

52
Lampiran 2
SOP Hypnosis Kecemasan

1. Persiapan Lingkungan

Sebelum melakukan asuhan keperawatan spiritual hypnosis, perlu


mempersiapan lingkungan agar proses spiritual hypnosis berlangsung baik.
a. Siapkan ventilasi yang cukup baik, sehingga udara dapat bersirkulasi
dengan baik, tidak pengap dan suhu ruangan juga menjadi sejuk, Jika
menggunakan pendigin ruangan (AC) maka atur suhu ruangan 24 s/d 27
derajat celcius.
b. Siapkan penerangan dengan cahaya yang cukup, sebaiknya gunakan
penerangan alami dari sinar matahari, jika tidak memungkinkan dapat
menggunakan cahaya lampu dengan pijar sinar putih menyerupai cahaya
matahari (daylight buble)
c. Siapkan tempat tidur atau sofa yang bersih dan nyaman, jika menggunakan
tempat tidur perhatikan kebersihan dan kerapihan tempat tidur, gunakan
sprei yang nyaman dan tidak bau, jika menggunakan sofa maka gunakan
sofa yang empuk, cukup luas dan posisi setengah duduk (semi fowler).
2. Persiapan Pasien

Sebelum melakukan asuhan keperawatan spiritual hypnosis, perlu


mempersiapkan pasien agar proses spiritual hypnosis berlangsung dengan
baik.
a. Bimbing pasien untuk berniat dalam hati, untuk mengikuti asuhan
keperawatan spiritual hypnosis, niat dapat membantu pasien memasuki
kondisi hypnosis lebih cepat, karena tidak ada penolakan dalam diri
pasien, bimbing juga pasien untuk berdoa agar diberi kesembuhan
penyakitnya, adapun doa yang dianjurkan sebagai berikut
Allahumma rabbannasi ad hibil ba’sassy filhi wa antas syafihii laa syifaa a
illa syifaauka syifaa an lal yu gwhoo diru sakomaan
b. Lakukan uji sugestibilitas untuk mengetahui tingkat sugestibilitas dari
pasien, uji ini juga dapat mengetahui tehnik hypnosis yang cocok untuk
pasien, tehnik ini akan dijelaskan dalam lampiran.

53
c. Persiapkan posisi pasien senyaman mungkin, jika pasien posisi tidur
dianjurkan tidur terlentang, posisikan bantal senyaman mungkin, jika
pasien bisa duduk, posisikan pasien dalam setengah duduk (semi fowler)
d. Anjurkan pasien untuk bernafas se rileks mungkin, rasakan tarikan nafas
dan hembusan nafas, mulai udara masuk melalui hidung, hingga masuk ke
paru hingga keluar kembali. Tehnik ini akan membuat tubuh pasien
menjadi lebhi rileks sehingga mudah untuk memasuki kondisi hypnosis.
3. Proses Hypnocaring

Pra induksi

Pada tahapan pra induksi merupakan hal yang penting, khususnya untuk
mendapatkan trust bagi pasien, keluhan dari pasien dapat di kaji, hal yang
dirasakan pasien, seperti kecemasan yang dirasakan, dan penyebabnya,
hypnoterapis harus sadar pasien mungkin tidak akan menceritakan keseluruhan
masalahnya, hal ini mungkin karena pertemuan pertama, atau pasien benar benar
tidak tahu, pengkajian dapat dilakukan pada saat pasien kondisi hypnosis. Dalam
tahapan ini, dilakukan pembangunan rapport building. Rapport dibangun dengan
tujuan untuk menciptakan kedekatan dan kepercayaan antara sang hipnotis dan
klien. Tanpa kedekatan dan kepercayaan, klien akan bersikap resisten dan takut
untuk dihipnosis. Rapport building sangat penting dilakukan oleh hipnoterapis
agar proses terapi dapat berlangsung dengan baik.
Pasien dengan modalitas auditoris lebih banyak menggunakan indra
pendengaran daripada indra yang lain, ciri pasien ini biasanya pada saat berbicara
tampak mencondongkan telinga kearah perawat, sering menggunakan kata “saya
dengar”, dan suka dengan segala sesuatu yang berhubungan dengan suara, seperti
suka dengan audio sisyem yang baik, terganggu dengan suara yang berisik, suka
mendengarkan music.
Pasien dengan modalitas visual lebih banyak menggunakan indra penglihatan,
ciri pasien dengan modalitas visual biasanya sering menggunakan kata “saya
lihat”, lebih suka sesuatu yang dengan warna dan bentuk menarik, “eye catching”,
dan sering merasa terganggu dengan ruangan yang tidak rapih.
Pasien dengan modalitas kinestetik banyak menggunakan indra perasa, ciri
pasien dengan modalitas kinestetik lebih sering menggunakan kata “saya rasa”,

54
pasien ini biasanya perasaannya lebih peka, jadi hati hati dalam berkomunikasi,
jangan sampai menyinggung perasaan pasien.
Proses pra-induksi dapat berlangsung dengan baik jika sebelumnya terapis
dapat mengenali aspek-aspek psikologis dari klien, antara lain: hal yang diminati,
hal yang tidak diminati, apa yang diketahui klien terhadap hipnosis, dan
seterusnya. Pra-induksi dapat berupa percakapan ringan, saling berkenalan, serta
hal-hal lain yang bersifat mendekatkan seorang terapis secara mental terhadap
klien. perawat juga akan membangun ekspekstasi mental klien terhadap masalah
yang dihadapinya. Pre-induksi merupakan tahapan yang bersifat kritis. Seringkali
kegagalan proses hipnosis diawali dari proses pre-induksi yang tidak tepat
(Hunter, 2011).
Induksi
Induksi merupakan sugesti untuk membawa klien dari kondisi normal
memasuki kondisi hypnosis. Hypnotherapist membawa pikiran klien berpindah
dari pikiran sadar ke pikiran bawah sadar dengan cara menonaktifkan filter
mental dengan tehnik induksi, terdapat dua macam tehnik induksi yaitu rapid
induction dan systemic induction. Rapid induction menggunakan tehnik
perpindahan yang cepat biasanya digunakan pada hipnosis pertunjukan, systemic
induction banyak tahapan pra induksi digunakan untuk hipnosis sebagai terapi,
Prinsip dasar induksi adalah mengejutkan, fokus dan emosi (Gunawan, 2007;
Nurindra, 2009). Gelombang otak akan turun dari beta, alfa, teta dan delta saat
kondisi pikiran dan tubuh rileks. klien akhirnya berada dalam kondisi trance.
perawat akan mengetahui kedalaman trance klien dengan melakukan depth level
test. Tes ini dilakukan dengan cara memberikan perintah sederhana yang
berlawanan dengan logika kesadaran biasa. Beberapa teknik induksi adalah
sebagai berikut: eye fixation, progressive relaxation, mental confusion, mental
misdirection, loss of equlibrium dan lain lain (Gunawan, 200; Nurindra, 2009).
Selain itu ada beberapa Induksi seperti Dave Elman technique, shock induction,
dan lain-lain. Penggunaan teknik induksi yang tepat bergantung pada tingkat
sugestivitas klien. Maka itu, proses pra-induksi merupakan proses penting yang
akan menentukan teknik induksi yang akan diberikan. Tehnik yang dianjurkan
pada dengan menggunakan progresif relaxation, dengan cara relaksasi tubuh

55
perlahan. Pasien diminta untuk fokus merasakan bagian tubuh, dimulai dari
kepala hingga ujung kaki, pasien juga diminta bernafas dengan perlahan, script
panduan akan dijelaskan pada lampiran hypnosis.

Deepening

Jika klien sudah dalam kondisi trance tetapi masih dianggap perlu untuk
diperdalam, terapis akan membawa klien ke trance yang lebih dalam ke kondisi
deep alpha sampai theta. Proses pendalaman trance ini dinamakan deepening.
Ada beberapa metode Deepening yang biasa digunakan, Tehnik menuruni tangga,
lift, dan hitungan, pasien diminta membayangkan menuruni anak tangga mulai
dari tangga paling atas hingga tangga paling bawah, begitu pula pada tehnik lift,
pasien diminta membayangkan memasuki lift, kemudian turun hingga lantai
dasar, sedangkan tehnik hitungan adalah menghitung dari angka 10 ke 1 secara
perlahan.

Deep Level Test

Deep levet test adalah tehnik untuk mengetahui tingkat kedalaman trance
dari pasien, dengan cara memberikan perintah sederhana, misalnya
menggerakkan jari (ideo motor response), semakin cepat pasien bereaksi terhadap
perintah menandakan kondisi trance pasien masih dangkal, semakin lama pasien
bereaksi maka semakin dalam kondisi trance.
Anchor

Achor adalah sebuah tanda/memori yang dikaitkan dengan sugesti yang telah
diberikan, sama seperti seseorang yang mendengarkan sebuah lagu tiba tiba dia
merasa senang, karena lagu tersebut terkait dengan memory menyenangkan di
masa lalu.

Anchor pada sugesti spiritual hypnosis ini dibuat pada saat pasien dalam
kondisi terhipnosis, misalnya dengan memejamkan mata, atau dengan
menggenggamkan tangan, atau dengan menarik nafas, perawat mengaitkan achor
tersebut dengan kondisi yang diinginkan oleh perawat, contoh script sebagai
berikut, “ bayangkan di tangan anda terdapat sebuah tombol yang terletak di
jempol anda, setiap kali anda menggenggamkan tangan anda maka secara

56
otomatis anda akan memasuki kondisi ini, kondisi rileks santai dan nyaman,
sehingga anda merasa nyaman, dan nyeri anda menghilang....” Sehingga pada
saat terbangun dan pasien merasa nyeri, maka pasien cukup menggenggamkan
tangan sehingga pasien dapat langung mengingat memory (anchor) yang
ditanamkan

Sugesti

Inti dari hypnosis adalah sugesti, tanpa sugesti maka hypnosis adalah hanya
relaksasi, maka perlu memahami sugesti dengan baik, dan melatih dalam
memberikin sugesti

Perawat akan memberikan sugesti-sugesti positif yang bersifat teurapiutik


kepada klien. Sugesti-sugesti ini yang diharapkan akan tertanam di pikiran bawah
sadar klien, dan menghasilkan perubahan positif / perbaikan terhadap masalah
yang dihadapi klien. perawat juga akan memberi post hypnoticsuggestion, yaitu
perubahan perilaku positif yang diharapkan terjadi setelah proses hipnoterapi
selesai.

Fokus dari sugesti yang perlu dilakukan adalah pendekatan emosional


dengan membuat pasien tidak merasa sendirian, pendekatan spiritual dengan
mencari makna spiritual dalam kondisi sakit yang dialami pasien, pendekatan
kognitif dengan menemukan permasalan dan menyelesaikan permasalahan
pasien.

Sugesti Hipnotis adalah inti dari hipnotis. Karena inti dari Ilmu Hipnotis
adalah ilmu untuk mencipkatakan sebuah komunikasi yang efektif dan
mempunyai kesan atau dampak serta pengaruh yang mendalam pada orang lain
(Subyek). Jadi, hakikatnya. Ilmu Hipnosis adalah ilmu komunikasi. Dan
Komunikasi yang efektif dan mempunyai pengaruh terhadap orang lain adalah
sebuah komunikasi yang bersifat Sugestif. Atau menggunakan pola bahasa yang
sugestif. dan ini adalah hakikat dari Sugesti Hipnotis. Jadi Sugesti Hipnotis
adalah serangkaian kalimat yang dilakukan dengan cara tertentu dan dalam
kondisi tertentu yang dapat mempengaruhi orang lain langsung ke bagian pikiran
bawah sadarnya.

57
Membuat atau menyusun sugesti harus berlandaskan pada Outcome Base
atau berfokus pada tujuan. Dengan demikian dampak serta pengaruh suatu
Sugesti Hipnotis ditentukan oleh Outcome atau tujuan dari dilangsungkannya sesi
hipnotis tersebut. Bila tujuannya adalah sekedar membawa klien atau subyek
mencapai kondisi Hypnos atau Trance. Maka susunan kalimat sugesti yang kita
gunakan di arahkan untuk membuka Critical Area dari pikiran sadar serta untuk
memperdalam kesadaran subyek menuju alam bawah sadarnya. Bila tujuan
Sugesti Hipnotis tersebut adalah untuk terapi, maka kita gunakan susunan kalimat
sugesti yang bersifat Therapeutic. Atau mempunyai efek terapi bagi klien.jika
anda adalah pemula di dunia hipnosis. Anda bisa menggunakan contoh script
sugesti hipnotis yang banyak diberikan di dalam buku-buku hipnotis. Dan setelah
anda memahami inti dari script sugesti tersebut, anda juga boleh
memodifikasinya menggunakan susunan kalimat anda sendiri. Sehingga terasa
lebih pas dan nyaman untuk diri anda.

Ada dua cara di dalam menyampaikan suatu sugesti, pertama Direct


Suggestion yang Bersifat Perintah Langsung, jelas, tegas, & pasti, kedua Indirect
Suggestion yang Bersifat Rayuan atau persuasif dan bersifat tidak langsung.

Prinsip menyusun Kalimat Sugesti Hipnotis Yang Efektif :

Positive, Gunakan kalimat positif, hindari kata Jangan

Pada saat melakukan suggesti, pikirkan hal-hal yang positif saja. Lupakanlah
sejumlah kegagalan, ketidakberhasilan yang dialami.

Dengan fokus pada hal-hal yang positif, kita memiliki kepercayaan diri yang
kuat untuk bangkit dan menyongsong kesuksesan.

Sifat pikiran yang menolak kata Jangan harus kita waspadai, jika anda
seorang dokter kemudian menyarankan pada pasien anda dengan kalimat
seperti ini “jangan makan daging ya bu”, maka yang pasien anda terima
adalah makan DAGING. Karena pikiran akan membayangkan DAGING,
yaitu kata setelah kata “jangan”.

58
Powerful

Lakukan dengan penuh keyakinan dan kesungguhan, karena dengan


kekuatan yang fokus dan terarah dapat memberikan kekuatan pada pikiran kita
untuk berbuat sesuatu menuju sebuah kesuksesan. Dengan kekuatan yang penuh,
pikiran juga tidak terpecah dan tajam dalam membangun kerangka solusi
terhadap sejumlah keingainan yang belum tercapai.
Precise

Idealnya keinginan yang hendak di capai harus sudah dapat dideskripsikan


dengan jelas, karena pikiran bawah sadar hanya bisa menyusun berdasarkan
kategori yang ada. Semakin jelas gambaran yang ada, maka semakin mudah
pikiran kita merekamnya dalam memori internal secara kuat. Dan sebaliknya,
semakin kabur gambaran impian yang ada, maka pikiran kita akan semakin
kesulitan mendefinisikan impian itu.

Present Tense

Sugesti yang kita lakukan seharusnya merupakan keinginan saat ini, bukan
keinginan di masa lalu atau akan datang. Dengan fokus pada keinginan saat ini,
seluruh kekuatan pikiran akan dengan sendirinya mengarah pada kondisi yang
lebih jelas, tergambar dengan pasti dan tidak mereka-reka. Artinya impian tadi
benar-benar ada dalam memori otak kita, sehingga perilaku-perilaku kita secara
kuat akan ter-drive oleh alam bawah sadar kita untuk menuju sebuah kesuksesan
yang kita impikan. Personal dan menguntungkan bagi target. Lakukan perubahan
positif terhadap diri sendiri terlebih dahulu. Baru bila telah selesai dengan diri
sendiri, cobalah untuk memberikan sugesti pada orang-orang terdekat kita. Bila
ini pun berhasil, maka kita dengan mudah akan mampu melakukan sugesti pada
orang lain. Dan tetap saja harus diingat bahwa mensugesti orang lain harus tetap
pada kenyataan bahwa sugesti terbaik adalah ada pada autosuggestion seseorang
terhadap dirinya sendiri. Kalaupun orang lain membantu, tetap saja semuanya
berpulang pada orang tersebut.

59
Gunakan kata “Bayangkan dan Rasakan”

Dua kata sakti diatas merupakan kata yang mudah menembus pikiran bawah
sadar setiap orang, kata bayangkan akan menggali semua memori dalam pikiran
bawah sadar kita.

Pertegas.

Jika anda member sugesti, pertegas waktu mulainya. Contoh: ”Mulai


sekarang dan seterusnya, kamu harus belajar lebih baik."

Itulah Hukum dasar dalam membuat sugesti yang mujarab, Dengan


memahami beberapa prinsip diatas, maka kita dapat menyusun kalimat-kalimat
saran, ajakan, atupun perintah langsung menjadi sebuah sugesti.

Jadi intinya ilmu sugesti adalah ilmu untuk meyakinkan orang lain dengan
kata-kata atau membuat orang lain menjadi tertarik/percaya untuk kemudian
mengikuti apa yang kita inginkan. Jika kita tinjau dari hakikat ilmu, apapun jenis
ilmu tersebut bisa dipergunakan untuk hal positif dan bisa juga dipergunakan
untuk hal yang bertujuan negatif.

Ada sebuah proses sugesti tidak langsung (indirect sugestion) saat seseorang
melihat orang di sampingya menguap maka dia juga akan ikut-ikutan menguap.
Oleh karena indirect sugestion ini bekerja, maka akan memenuhi syarat
terjadinya INFORMAL HYPNOSIS, yaitu sebuah proses yang apabila salah satu
atau kedua belah pihak tidak tahu yang mereka kerjakan adalah hipnosis. Sama
halnya dengan seorang anak kecil yang sangat mudah menerima apapun dari
orang yang mereka anggap lebih tua dan lebih tahu (orang tua, kakak, nenek,
dokter, dsb). Contoh lain ketika kita tahu ada orang yang mengatakan bahwa
tempat itu menakutkan maka secara otomatis kita akan menimbang kondisi
mental diri kita, "apa benar?” atau "saya takut nggak ya?”.

Proses sugesti tersebut di sebabkan aktifnya sistem saraf cermin (mirror


neurons system). Sel-sel saraf itu terletak di bagian depan setiap belahan otak
vertebrata walaupun tidak terletak di semua bagian otak vertebata. Sistem saraf

60
cermin adalah sel-sel saraf yang berfungsi penggerak untuk sebuah proses
belajar.

Saat ada seseorang di dekat kita menguap, tanpa di sadari ternyata pikiran
kita mengirim sinyal ke tubuh untuk memberikan respon dan hasilnya kita pasti
ikut menguap juga. Kondisi seperti ini biasanya sangat mudah di tularkan dari
orang yang menguap pada orang di sekitarnya tapi menguap sama sekali tidak
berbahaya pada diri kita bahkan banyak bermanfaat untuk kesehatan.

Menguap adalah sebuah gerakan refleks alami tubuh. Yang pada prosesnya
adalah menarik napas dan melebarnya tuba eustachius (saluran yang
menghubungkan antara telinga, ronga hidung belakang, dan tenggorokan atas).
Tanpa di sadari setelah menguap kita pasti akan merasa lebih santai dan nyaman.
Banyak juga yang megatakan bahwa tertularnya menguap merupakan rasa
empatik yang di berikan pikiran kita pada orang lain. Ada juga yang
mengaitngaitkannya dengan stres, kebosanan, kelelahan, dan kantuk. Sebenarya,
menguap merupakan salah satu upaya agar kadar oksigen dalam tunuh tercukupi,
manusia memerlukan kadar oksigen yang cukup banyak dan jika kadar
karbondioksida yang berlebihan malah akan membahayakan.

Ketika seseorang menguap maka secara otomatis akan mengatur jumlah


biologis tubuh. Sering juga setelah beraktivitas lama, orang tersebut akan
langsung menguap. Itu pertanda tubuh minta di istirahatkan.

Tehnik sugesti untuk mengurangi kecemasan

Indirect Suggestion
Tehnik hipnosis sebelumnya menggunakan pendekatan authoritarian / sugesti
langsung, sugesti langsung, adalah memberitahukan apa yang harus dilakukan
klien. Misalnya, “anda mulai merasa mengantuk, dan tidur”, untuk pasien yang
kooperatif tehnik ini akan sangat efektif, namun akan berbeda jika pasien tidak
kooperatif. Indirect suggestion adalah memberikan pasien pilihan dalam
mengikuti sugesti, contoh “tangan kanan anda menjadi lebih berat dalam sekejab,
atau mungkin anda merasa tangan anda semakin ringan dan ringan.”

61
Sebagian besar pasien tidak bermasalah dengan sugesti langsung, namun
beberapa pasien dengan hipnosability rendah, pasien yang kritis dan tidak
kooperatif, cenderung tidak berespon bahkan menolak sugesti langsung.

Dengan sugesti tidak langsung dapat mengurangi penolakan.

Multiple choice

Erikson menjelaskan bahwa tehnik ini memungkinkan menenukan semua


kemungkinan sugesti yang dapat diberikan pada pasien. Tehnik ini memicu
otonomi pasien, bukan hanya memiliki kelebihan dari indirect suggestion tapi
juga membantu praktisi menentukan sugesti terbaik untuk pasien. Bahkan praktisi
dapat memberikan “force choice” pada sugesti yang diberikan, contoh format
multiple choice suggestion adalah sebagai berikut

Anda mungkin merasakan “A”

Anda mungkin merasakan “B”


Anda mungkin merasakan “C”
Apapun yang anda rasakan, anda akan merasakan “X” (Patterson, 2010)

Dengan pendekatan ini pasien diberikan beberapa pilihan yang mungkin


akan direspon oleh pasien, kemudian melompat pada sugesti “forced choice”
yang memiliki lebih banyak manfaat, contoh sugesti untuk mengurangi nyeri
sebagai berikut

Anda mungkin merasakan nyeri adalah hal yang mengganggu, seperti


ditusuk, tusuk, atau nyeri tumpul, atau mungkin anda merasa semua perhatian
anda terserap oleh tingkah laku cucu anda sehingga anda lupa semua nyeri yang
anda rasakan, apapun yang anda rasakan anda akan merasa lebih nyaman dan
nyaman. (Patterson, 2010)

Truims

Truims adalah tehnik lain dari ericsonian yang dikenal juga dengan nama
idiosyncratic, truims adalah pernyataan sederhana tentang “apa itu” yang
dihadapi terapis, jika terapis menghadapi pasien yang sedang duduk di kursi,

62
maka truims adalah “duduk di kursi”, dalam proses hipnosis maka pernyataanya
sederhana dengan menyebutkan “anda duduk di kursi”

Truims menawarkan kesederhanaan dalam memfasilitasi hipnosis dan


membangun hubungan (rapport) dengan pasien, Truims akan lebih efektif jika
mengikuti urutan berikut ini

Pace (truism)

Pace (truism)

Pace (truism)

Lead (suggestion) (Patterson, 2010)

Pasien diberikan truims kemudian diberikan sugesti, contoh, anda duduk


dikursi,(truism) anda menarik nafas dan menghembuskan nafas,(truism) anda
mendengar kata kata saya(truism) dan anda mendapati diri anda sedikit rileks dan
santai (suggestion) truism adalah pernyataan sederhana tentang fakta perilaku
yang dialami pasien yang tidak dapat dibantah,

Double binds

Double bind merupakan tipe sugesti lain dari Ericson yang cukup unik,
premis pertama membolehkan pasien untuk menolak sugesti tersebut. premis
kedua merupakan kebalikan dari premis pertama yang merupakan tujuan dari
sugesti. Tehnik ini sesuai untuk klien yang menolak untuk dihipnosis, karena
menganggap akan mempermalukan dia. Contoh dari tehnik ini adalah sebgai
berikut:

Seorang pasien luka bakar yang telah gagal diberikan hipnosis dengan tehnik
standart kemudian akan dilakukan hipnosis, kemudian dia secara terang terangan
menolak untuk di hipnosis, maka dapat dilakukan hipnosis dan berhasil maka dia
akan kehilangan muka dan merasa dipermalukan, contoh kasus untuk tehnik ini
adalah sebagai berikut.

Ok... apakah anda mau merasa lebih rileks dan nyamaan, dia menjawab
dengan keras “TIDAK”. Kemudian saya memberikan sugesti, seperti yang anda

63
katakana sebelumnya, anda akan merasa lebih tegang dan lebih tegang lagi,
daripada anda merasa lebih rileks, jika dia mengikuti sugesti saya maka dia akan
menjadi lebih tegang, namun karena dia menolak sugesti saya maka dia akan
melakukan kebalikannya yaitu menjadi lebih rileks, akhirnya dalam waktu 30
detik dia menjadi sangat rileks dan mendengkur keras,

Metaphors

Merafora atau perumpamaan merupakan tehnik lain yang dapat digunakan


untuk sugesti mengurangi nyeri. tehnik ini lebih cocok pada anak anak yang lebih
menyukai cerita, anak kecil dapat diminta berperan menjadi salah satu karakter
favoritnya di acara televisi.

4. Terminasi

Awakening / terminasi, akhirnya terapis secara perlahan-lahan akan


membangunkan klien dari hipnosisnya, dan membawanya ke keadaan yang
sepenuhnya sadar atau kondisi gelombang otak beta kembali (Gunawan, 200;
Nurindra, 2009)

Saat malakukan terminasi, harus diingat untuk menormalkan kembali setiap


fungsi fisik dan pikiran klien. Terkadang emosi dan yang tercipta saat trance bisa
terbawa sampai subyek sadar apabila belum dinetralkan. Jadi setiap sesi hipnotis
harus ditutup dengan terminasi yang baik agar subyek mendapatkan manfaat
sepenuhnya

Sebenarnya bisa saja subyek langsung dibangunkan dengan cepat, namun


alangkah baiknya ia dituntun secara perlahan, sama seperti ketika ia dituntun
perlahan menuju trance di awal sesi hipnotis. Jika dilakukan terlalu cepat, maka
ia akan merasa tidak nyaman, pusing, atau mungkin lemas karena kaget
melompat dari kondisi sangat rileks ke kondisi kesadaran penuh. Berikut ini
adalah contoh script terminasi:

“Sebentar lagi saya akan menghitung naik dari satu hingga lima... lalu tepat
pada hitungan ke lima nanti, buka mata anda... bangun dalam keadaan yang lebih
segar dan bersemangat dari sebelumnya... saya mulai hitung sekarang... satu,

64
nikmati detik-detik terakhir dalam keadaan hipnosa yang dalam ini... dua,
persiapkan diri untuk kembali... naik ke atas... merasakan semangat dan kekuatan
baru...

Tiga, semakin kuat, semakin sadar... semakin termotivasi untuk... menjalani


pola hidup yang baru... empat, gerakkan perlahan jari-jari Anda... rasakan energi
yang kembali mengalir di sana... sendi-sendi Anda mulai aktif... siap untuk aktif
seperti normal, namun lebih segar dan lebih bersemangat... tepat pada hitungan
berikutnya, buka mata Anda dengan nyaman... lima, buka sekarang... lebih segar,
lebih bergairah untuk kesuksesan...”

Sesuai dengan keadaan, Anda juga bisa memodifikasi bagian ujung dari skrip
dengan tidak menyebutkan angka lima (angka terakhir), dan menggantiknya
dengan, “... dan bila sudah siap... untuk bangun segar total, silakan buka mata
perlahan... sambil tersenyum dan menyebut angka lima...”

Sesekali Anda akan berada dalam situasi dimana subyek Anda tidak
membuka mata setelah diterminasi. Ia tetap saja diam terpaku di dalam trancenya.
Apa yang harus Anda lakukan? Tidak perlu panik, biarkan saja ia terus
menikmati keadaan. Anda bisa berdiam diri sambil terus mengamatinya.
Biasanya ia akan terbangun sendiri dalam waktu tiga hingga lima menit. Ini
biasanya terjadi jika ia mengalami kondisi rileksasi yang sangat dalam dan
menyenangkan, sehingga ia tidak ingin kehilangan rasa rileks tersebut. Jika ia
ternyata masih terus diam selama lebih dari lima menit, kemungkinan besar ia
jatuh tertidur. Dalam hal ini, Anda bisa menepuknya dengan ringan di bahu atau
kaki.

Jika subyek Anda terbangun dalam keadaan yang pusing, lemas, atau
mengeluh merasa tidak nyaman, suruh ia kembali memejamkan mata dan pergi
ke kondisi hipnotis sebelumnya. Lalu sekali lagi, bawa dia keluar dengan lebih
perlahan sesuai panduan lima hitungan di atas.

5. Evaluasi

Setelah pasien selesai dilakukan sugesti spiritual hypnosis, maka dilanjutkan


dengan evaluasi, perawat menanyakan perasaan pasien, kondisi nyeri yang

65
dirasakan, perawat juga melakukan evaluasi dari pelaksanaan hipnsis, apa yang
dirasakan kurang oleh pasien

6. Dokumentasi

Perawat perlu mencatat tindakan yang dlilakukan, beserta hasil dari tindakan
spiritual hypnosis.

66
67

Anda mungkin juga menyukai