Anda di halaman 1dari 18

ASUHAN KEPERAWATAN GADAR III

ASUHAN KEPERAWATAN KEGAWATDARURATAN PADA PSIKIATRI

OLEH :

DIV KEPERAWATAN TINGKAT 4 SEMESTER VII

1. Putu Diah Gita Paramitha (P07120215019)


2. Ni Kadek Ayu Rastiti Dewi (P07120215020)
3. Ni Luh Putu Kemala Putri (P07120215021)
4. Ni Luh Putu Erna Pramestyandani (P07120215022)
5. I Kadek Oki Wanjaya (P07120215023)
6. Luh Putu Ari Anggari (P07120215024)

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR
JURUSAN KEPERAWATAN
2018

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadapan Tuhan Yang Maha Esa karena atas
segala rahmat-Nya, kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Asuhan
Keperawatan Kegawatdaruratan Psikiatri”. Meskipun banyak tantangan dan
hambatan yang kami alami dalam proses pengerjaannya, tetapi kami berhasil
menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya.
Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
meluruskan penulisan makalah ini, baik dosen maupun teman-teman yang secara
langsung maupun tidak langsung memberikan kontribusi positif dalam proses
pengerjaannya.
Kami menyadari makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena
itu, diharapkan kritik dan saran pembaca demi kesempurnaan makalah kami ini
untuk ke depannya. Semoga makalah ini bermanfaat bagi peningkatan proses
belajar mengajar dan menambah pengetahuan kita bersama. Akhir kata kami
mengucapkan terima kasih.

Denpasar, 11 September 2018

Penulis

ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................ii
DAFTAR ISI...........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
1.1 Latar Belakang..........................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.....................................................................................2
1.3 Tujuan Penulisan.......................................................................................2
1.4 Manfaat Penulisan.....................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................3
2.1 Pengkajian Keperawatan Kegawatdaruratan pada Psikiatri......................3
2.2 Prinsip Umum Kegawatdaruratan Psikiatri.............................................10
2.3 Diagnosa Keperawatan Kegawatdaruratan pada Psikiatri.......................11
BAB III PENUTUP................................................................................................14
3.1 Simpulan..................................................................................................14
3.2 Saran........................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................16

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Psikiatri dipenuhi oleh fenomenologi dan penelitian fenomena mental.
Dokter psikiatri harus belajar untuk menguasai observasi yang teliti dan
penjelasan yang mengungkapkan keterampilan termasuk belajar bahasa
baru. Bagian bahasa didalam psikiatri termasuk pengenalan dan definisi
tanda dan gejala perilaku dan emosional.
Kondisi pada keadaan kegawat daruratan psikiatrik meliputi percobaan
bunuh diri, ketergantungan obat, intoksikasi alkohol, depresi akut, adanya
delusi, kekerasan, serangan panik, dan perubahan tingkah laku yang cepat
dan signifikan, serta beberapa kondisi medis lainnya yang mematikan dan
muncul dengan gejala psikiatriks umum. Kegawatdaruratan psikiatrik ada
untuk mengidentifikasi dan menangani kondisi ini. Kemampuan dokter
untuk mengidentifikasi dan menangani kondisi ini sangatlah penting.
Kegawat daruratan Psikiatrik merupakan aplikasi klinis dari psikiatrik
pada kondisi darurat. Kondisi ini menuntut intervensi psikiatriks seperti
percobaan bunuh diri, penyalahgunaan obat, depresi, penyakit kejiwaan,
kekerasan atau perubahan lainnya pada perilaku. Pelayanan
kegawatdaruratan psikiatrik dilakukan oleh para profesional di bidang
kedokteran, ilmu perawatan, psikologi dan pekerja sosial.
Permintaan untuk layanan kegawatdaruratan psikiatrik dengan cepat
meningkat di seluruh dunia sejak tahun 1960-an, terutama di perkotaan.
Penatalaksanaan pada pasien kegawat daruratan psikiatrik sangat kompleks.
Para profesional yang bekerja pada pelayanan kegawatdaruratan psikiatrik
umumnya beresiko tinggi mendapatkan kekerasan akibat keadaan mental
pasien mereka. Pasien biasanya datang atas kemauan pribadi mereka,
dianjurkan oleh petugas kesehatan lainnya, atau tanpa disengaja.
Penatalaksanaan pasien yang menuntut intervensi psikiatrik pada
umumnya meliputi stabilisasi krisis dari masalah hidup pasien yang bisa
meliputi gejala atau kekacauan mental baik sifatnya kronis ataupun akut.

1
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1. Bagaimana pengkajian keperawatan dalam kegawatdaruratan pskiatri?
1.2.2. Bagaimana prinsip umum kegawatdaruratan psikiatri?
1.2.3. Apa diagnosa keperawatan psikiatri?

1.3 Tujuan Penulisan


1.2.4. Mahasiswa mampu memahami konsep dasar pengkajian keperawatan
dalam kegawatdaruratan pskiatri
1.2.5. Mahasiswa mampu memahami prinsip umum kegawatdaruratan
psikiatri
1.2.6. Mahasiswa memahami dan mengetahui diagnosa keperawatan dalam
psikiatri

1.4 Manfaat Penulisan


Berdasarkan tujuan diatas, maka penulisan makalah ini diharapkan dapat
bermanfaat, sebagai berikut :
1.2.7. Manfaat Umum
Dapat memperkaya wawasan dan pengetahuan tentang materi serta
bahan pembelajaran dalam perkuliahan
1.2.8. Manfaat Khusus
1. Bagi pembaca
Makalah ini diharapkan dapat mempermudah pembaca dalam
memahami materi yang di sajikan. Selain itu pembaca makalah ini
diharapkan mampu menerima semua materi yang disampaikan.
2. Bagi penulis
Dapat memperluas kaidah-kaidah pengetahuan serta sumber ajar
yang berguna dalam proses pembelajaran khususnya pada materi
Asuhan Keperawatan Kegawatdaruratan pada pskiatri

BAB II
PEMBAHASAN

2
2.1 Pengkajian Keperawatan Kegawatdaruratan pada Psikiatri
A. Pengkajian
Kedaruratan psikiatri merupakan cabang dari Ilmu Kedokteran Jiwa
dan Kedokteran Kedaruratan, yang dibuat untuk menghadapi kasus
kedaruratan yang memerlukan intervensi psikiatrik. Tempat pelayanan
kedaruratan psikiatri antara lain di rumah sakit umum, rumah sakit jiwa,
klinik dan sentra primer. Kasus kedaruratan psikiatrik meliputi
gangguan pikiran, perasaan dan perilaku yang memerlukan intervensi
terapeutik segera, antara lain: (Elvira, Sylvia D dan Gitayanti
Hadisukanto, 2010)
1. Kondisi gaduh gelisah
2. Tindak kekerasan (violence)
3. Tentamen Suicidum/percobaan bunuh diri
4. Gejala ekstra piramidal akibat penggunaan obat
5. Delirium
Format Pengkajian :

3
4
B. Pertimbangan Dalam Penegakan Diagnosis Dan Terapi
1. Diagnosis
Meskipun pemeriksaan gawat darurat tidak harus lengkap,
namun ada beberapa hal yang harus dilakukan sesegera mungkin
untuk keakuratan data , misalnya penapisan toksikologi ( tes urin
untuk opioid, amfetamin), pemeriksaan radiologi, EKG dan tes
laboratorium. Data penunjang seperti catatan medik sebelumnya,
informasi dari sumber luar juga dikumpulkan sebelum memulai
tindakan.
2. Terapi
Pemberian terapi obat atau pengekangan harus mengikuti prinsip
terapi Maximum tranquilization with minimum sedation. Tujuannya
adalah untuk:

5
a. Membantu pasien untuk dapat mengendalikan dirinya kembali
b. Mengurangi/menghilangkan penderitaannya
c. Agar evaluasi dapat dilanjutkan sampai didapat suatu
kesimpulan akhir Obat-obatan yang sering digunakan
adalah :
1) Low-dose High-potency antipsychotics
seperti haloperidol, trifluoperazine,
perphenazine dsb
2) Atypical antipsychotics, seperti risperidone, quetiapine,
olanzapine.
3) Injeksi benzodiazepine. Kombinasi benzodiazepine dan
antipsikotik kadang sangat efektif.

C. Evaluasi
Menilai kondisi pasien yang sedang dalam krisis secara cepat dan
tepat adalah tujuan utama dalam melakuka evaluasi kedaruratan
psikiatrik. Tindakan segera yang harus dilakukan secara tepat adalah:
1. Menentukan diagnosis awal
2. Melakukan identifikasi faktor-faktor presipitasi dan kebutuhan pasien
3. Memulai terapi atau merujuk pasien ke fasilitas yang sesuai
Dalam proses evaluasi, dilakukan:
1. Wawancara Kedaruratan Psikiatrik
Wawancara dilakukan lebih terstruktur, secara umum fokus
wawancara ditujukan pada keluhan pasien dan alasan dibawa ke unit
gawat darurat. Keterangan tambahan dari pihak pengantar, keluarga,
teman atau polisi dapat melengkapi informasi, terutama pada pasien
mutisme, tidak kooperatif, negativistik atau inkoheren. Hubungan
dokter-pasien sangat berpengaruh terhadap informasi yang
diberikan. Karenanya diperlukan kemampuan mendengar,
melakukan observasi dan melakukan interpretasi terhadap apa yang
dkatakan ataupun yang tidak dikatakan oleh pasien, dan ini
dilakukan dalam waktu yang cepat.

6
2. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan psikiatrik standar meliputi : riwayat perjalanan
penyakit, pemeriksaan status mental, pemeriksaan status
fisik/neurologik dan jika perlu pemeriksaan penunjang. Yang
pertama dan terpenting yang harus dilakukan oeh seorang dokter di
unit gawat darurat adalah menilai tanda-tanda vital pasien. Tekanan
darah, suhu, nadi adalah sesuatu yang mudah diukur dan dapat
memberikan informasi bermakna. Misalnya seorang yang gaduh
gelisah dan mengalami halusinasi, demam, frekuensi nadi 120 per
menit dan tekanan darah meningkat, kemungkinan besar mengalami
delirium dibandingkan dengan suatu gangguan psikiatrik. Lima hal
yang harus ditentukan sebelum menangani pasien selanjutnya:
a. Keamanan pasien
Sebelum mengevaluasi pasien, dokter harus dapat memastikan
bahwa situasi di UGD, jumlah pasien di ruangan tersebut aman
bagi pasien. Jika intervensi verbal tidak cukup atau
kontraindikasi, perlu dipikirkan pemberian obat atau
pengekangan.
b. Medik atau psikiatrik
Penting bagi dokter untuk menilai apakah kasusnya medik,
psikiatrik atau kombinasi keduanya, sebab penanganannya akan
jauh berbeda. Kondisi medik umum seperti trauma kepala,
infeksi berat dengan demam inggi, kelainan metabolisme,
intoksikasi atau gejala putus zat seringkali menyebabkan
gangguan fungsi mental yang menyerupai gangguan psikiatrik
umumnya. Dokter gawat darurat tetap harus menelusuri semua
kemungkinan penyebab gangguan fungsi mental yang tampak.
c. Psikosis
Yang penting bukanlah penegakan diagnosisnya, tetapi seberapa
jauh ketidakmampuannya dalam menilai realita dan buruknya
tilikan. Hal ini dapat mempengaruhi sikapnya terhadap
pertolongan yang kita berikan serta kepatuhannya dalam berobat.

7
d. Suicidal atau homicidal
Semua pasien dengan kecenderungan bunuh diri harus
dobservasi secara ketat. Perasaan-perasaan yang berkaitan
dengan tindak kekerasan atau pikiran bunuh diri harus selalu
ditanyakan kepada pasien.
e. Kemampuan merawat diri sendiri
Sebelum memulangkan pasien, harus dipertimbangkan apakah
pasien mampu merawat dirinya sendir, mampu menjalankan
saran yang dianjurkan. Ketidakmampuan pasien dan atau
keluarganya untuk merawat pasien di rumah merupakan salah
asatu indikasi rawat inap.

Adapun indikasi rawat inap antara lain adalah :


a. Bila pasien membahayakan diri sendiri atau orang lain,
b. Bila perawatan di rumah tidak memadai, dan
c. Perlu observasi lebih lanjut.

8
2.2 Prinsip Umum Kegawatdaruratan Psikiatri
A. Kriteria dari kedaruratan psikiatri adalah :
1. Ancaman segera terhadap kehidupan, kesehatan, harta benda, atau
lingkungan
2. Telah menyebabkan kehilangan kehidupan, gangguan kesehatan, serta
harta benda dan lingkungan
3. Memiliki kecenderungan adanya peningkatan bahaya yang tinggi dan
segera terhadap kehidupan, kesehatan, harta benda atau lingkungan
B. Prinsip penanganan dari kedaruratan psikiatri dibagi kedalam
1. Fase intesif I (24 jam pertama)
Fase intensif I adalah fase 24 jam pertama pasien dirawat dengan
observasi, diagnosa, tritmen dan evaluasi yang ketat. Berdasarkan hasil
evaluasi pasien maka pasien memiliki tiga kemungkinan yaitu
dipulangkan,dilanjutkan ke fase intensif II, atau dirujuk ke rumah sakit
jiwa.
2. Fase intensif II (24-72 jam pertama)
Fase intensif II perawatan pasien dengan observasi kurang ketat
sampai dengan 72 jam. Berdasarkan hasil evaluasi maka pasien pada

9
fase ini memiliki empat kemungkinan yaitu dipulangkan, dipindahkan
ke ruang fase intensif III, atau kembali ke ruang fase intensif I.
3. Fase intensif III (72 jam – 10 hari)
Fase intensif III pasien di kondisikan sudah mulai stabil, sehingga
observasi menjadi lebih berkurang dan tindakan-tindakan keperawatan
lebih diarahkan kepada tindakan rehabilitasi. Fase ini berlangsung
sampai dengan maksimal 10 hari. Merujuk kepada hasil evaluasi maka
pasien pada fase ini dapat dipulangkan, dirujuk ke rumah sakit jiwa
atau unit psikiatri di rumah sakit umum, ataupun kembali ke ruang fase
intensif I atau II.

Intervensi yang diberikan kepada pasien berfokus kepada


responnya, untuk menilai respon pasien dilihat dengan skor Respon Umum
Fungsi Adaptif (RUFA). Pasien yang baru masuk di UPIP atau PICU
dikaji keluhan utamanya menggunakan skor RUFA (1 – 30) dan tanda-
tanda vitalnya. adapun kategori pasien menurut skor RUFA adalah :
1. Skor 1-10 masuk ruang intensif I
2. Skor 11-20 masuk ruang intensif II
3. Skor 21-30 masuk ruang intensi III
Adapun prinsip tindakan yang dilakukan dalam menangani pasien
dengan psikiatri yaitu:
1. Tindakan Fase Intensif I (24 jam pertama)
a. Prinsip tindakan
1) Penyelamatan hidup
2) Mencegah cedera pada pasien, orang lain, dan lingkungan
b. Indikasi
Pasien dengan skor 1-10 skala RUFA
2. Tindakan Fase Intensif II (24-72 jam pertama)
a. Prinsip Tindakan
1) Observasi lanjutan dari fase krisis intensif I
2) Mempertahankan pencegahan cedera pada pasien, orang lain,
dan lingkungan

10
b. Indikasi
Pasien dengan skor 11-20 skala RUFA
3. Tindakan Fase Intensif III (72 jam-10 hari)
a. Prinsip Tindakan
1) Observasi lanjutan dari fase akut intensif II
2) Memfasilitasi perawatan mandiri pasien
b. Indikasi
Pasien dengan skor 21-31 skala RUFA

2.3 Diagnosa Keperawatan Kegawatdaruratan pada Psikiatri


Menurut Carpenito (1998), diagnosis keperawatan adalah penilaian klinis
tentang respons aktual atau potensial dari individu, keluarga, atau masyarakat
terhadap masalah kesehatan/ proses kehidupan. Rumusan diagnosis yaitu
Permasalahan (P) berhubungan dengan Etiologi dan keduanya ada hubungan
sebab akibat secara ilmiah. Perumusan diagnosis keperawatan jiwa mengacu
pada pohon masalah yang sudah dibuat.

Risiko mencederai diri sendiri,


orang lain atau lingkungan Kerusakan
komunikasi verbal
Defisit
perawatan diri
Perubahan persepsi sensori:
halusinasi dengar Perubahan isi pikir:
waham kebesaran Intoleransi
aktivitas
Risiko kambuh Isolasi sosial: menarik diri

Gangguan konsep diri: harga diri Risiko


Regimen terapeutik rendah penelantaran diri
tidak adekuat

Koping individu inefektif Distres spiritual

Koping keluarga
Respons pascatrauma
inefektif

Misalnya pada pohon masalah di atas, maka dapat dirumuskan diagnosis


sebagai berikut.

23 Sebagai diagnosis utama, yakni masalah utama menjadi etiologi, yaitu risiko
mencederai diri sendiri, orang lain, dan lingkungan berhubungan dengan

11
halusinasi pendengaran. Perubahan sensori persepsi: halusinasi pendengaran
berhubungan dengan menarik diri. Isolasi sosial: menarik diri berhubungan
dengan harga diri rendah kronis.

Pada rumusan diagnosis keperawatan yang menggunakan typology


single diagnosis, maka rumusan diagnosis adalah menggunakan etiologi
saja. Berdasarkan pohon masalah di atas maka rumusan diagnosis sebagai
berikut.
1. Perubahan sensori persepsi: halusinasi.
2. Isolasi sosial: menarik diri.
3. Gangguan konsep diri: harga diri rendah kronis.

12
BAB III
PENUTUP

3.1 Simpulan
Kedaruratan psikiatri merupakan cabang dari Ilmu Kedokteran
Jiwa dan Kedokteran Kedaruratan, yang dibuat untuk menghadapi kasus
kedaruratan yang memerlukan intervensi psikiatrik. Tempat pelayanan
kedaruratan psikiatri antara lain di rumah sakit umum, rumah sakit jiwa,
klinik dan sentra primer. Kasus kedaruratan psikiatrik meliputi gangguan
pikiran, perasaan dan perilaku yang memerlukan intervensi terapeutik segera,
antara lain: (Elvira, Sylvia D dan Gitayanti Hadisukanto, 2010).
Meskipun pemeriksaan gawat darurat tidak harus lengkap, namun
ada beberapa hal yang harus dilakukan sesegera mungkin untuk keakuratan
data , misalnya penapisan toksikologi ( tes urin untuk opioid, amfetamin),
pemeriksaan radiologi, EKG dan tes laboratorium. Data penunjang seperti
catatan medik sebelumnya, informasi dari sumber luar juga dikumpulkan
sebelum memulai tindakan. Pemberian terapi obat atau pengekangan harus
mengikuti prinsip terapi Maximum tranquilization with minimum sedation.
Kriteria dari kedaruratan psikiatri adalah ancaman segera terhadap
kehidupan, kesehatan, harta benda, atau lingkungan. Telah menyebabkan
kehilangan kehidupan, gangguan kesehatan, serta harta benda dan
lingkungan. Memiliki kecenderungan adanya peningkatan bahaya yang tinggi
dan segera terhadap kehidupan, kesehatan, harta benda atau lingkungan.
Menurut Carpenito (1998), diagnosis keperawatan adalah penilaian
klinis tentang respons aktual atau potensial dari individu, keluarga, atau
masyarakat terhadap masalah kesehatan/ proses kehidupan. Rumusan
diagnosis yaitu Permasalahan (P) berhubungan dengan Etiologi dan
keduanya ada hubungan sebab akibat secara ilmiah. Perumusan diagnosis
keperawatan jiwa mengacu pada pohon masalah yang sudah dibuat.

3.2 Saran
Diharapkan setelah membaca makalah mengenai asuhan
keperawatan kegawatdaruratan psikiatri pembaca dapat memahami tentang

13
pengkajian kegawatdaruratan psikiatri, memahami prinsip umum
kegawtdaruratan psikiatri, dan mengetahui cara menentukan diagnosa pada
pasien psikiatri.

DAFTAR PUSTAKA

Elvira, Sylvia D dan Gitayanti Hadisukanto ed. 2010. Buku Ajar


Psikiatri. Jakarta: Badan Penerbit FKUI.
Kaplan dan Sadock. 1997. Sinopsis Psikiatri, Edisi 7, Jilid 1 dan 2.
Jakarta: Bina Rupa Aksara.
Maramis. 1998. Catatan Ilmu Kedokteran Jiwa. Surabaya : Airlangga
University Press.
Maramis, W.F. dan Maramis, A.A. 2009. Catatan Ilmu Kedokteran
Jiwa. Edisi 2. Surabaya: Airlangga University Press.

Sadock, B.J., Sadock, V.A., et al. 2007. Kaplan & Sadock's Synopsis of
Psychiatry: Behavioral Sciences/Clinical Psychiatry, 10th
Edition. New York: Lippincott Williams & Wilkins.
Tomb, D.A. 2004. Buku Saku Psikiatri. Edisi 6. Jakarta: EGC.
http://astaqauliyah.com/2006/12/falsafah-dasar-
kegawatdaruratan/trackback/

14
Yusuf, Ah., PK, Rizky Fitryasari., Nihayati, Hanik Endang. (2015). Buku
Ajar Keperawatan Kesehatan Jiwa. Jakarta: Salemba Medika

15

Anda mungkin juga menyukai