Disusun Untuk Memenuhi Tugas Profesi Ners Stase Keperawatan Dasar Profesi
OLEH :
DEA RIZQA AR ROYAN LUXMONO
I4B022018
A. Latar Belakang
Fraktur merupakan salah satu masalah yang terjadi pada struktur jaringan
tulang. Fraktur atau patah tulang adalah terputusnya kontinuitas jaringan tulang
yang disebabkan karena adanya tekanan yang berlebihan atau penggunaan yang
berlebihan dan juga bisa disebabkan karena kecelakaan lalu lintas (Sulistyowati
& Widodo 2020). Fraktur juga merupakan terputusnya struktur tulang yang dapat
terjadi pada ekstremitas atas maupun bawah atau bagian tulang lainnya dan dapat
merupakan retakan, patahan, remah, atau pecahnya bagian korteks (Ridwan,
Pattiiha & Selomo 2018). Sedangkan femur merupakan tulang paha, maka
fraktur femur dapat dikatakan sebagai putusnya jaringan tulang yang terjadi pada
paha.
Kejadian fraktur cukup sering terjadi khususnya di Indonesia. Menurut
Riskesdas tahun 2018 dalam Ridwan, Pattiiha & Selomo (2018) bagian tubuh
yang terkena cedera terbanyak adalah ekstremitas bagian bawah (67%),
ekstremitas atas (32%), cedera kepala (11,9%), cedera punggung (6,5%), cedera
dada (2,6%), dan cedera perut (2,2%). Sedangkan penyebab tertinggi kejadian
fraktur ialah dikarenakan adanya kecelakaan lalu lintas (Ridwan, Pattiiha &
Selomo 2018).
Fraktur atau patah tulang selalu diikuti dengan adanya nyeri pada bagian
yang terluka. Tindakan pada pasien fraktur di rumah sakit ialah dilakukannya
pembedahan untuk memperbaiki struktur tulang yang rusak (Astuti & Respati
2018). Maka pada pasien fraktur yang telah dilakukan tindakan pembedahan
akan merasakan nyeri yang cukup parah hingga dapat mengganggu kenyamanan
dan dapat pula berdampak pada pola tidur pasien. Oleh karena itu untuk
mengatasi hal tersebut perlu adanya terapi relaksasi salah satunya adalah dengan
pemberian aromaterapi lavender diruangan pasien.
B. Tujuan
1. Mengetahui definisi aromaterapi lavender.
2. Mengetahui tujuan pemberian aromaterapi lavender.
3. Mengetahui indikasi aromaterapi lavender.
4. Mengetahui kontra-indikasi pemberian aromaterapi lavender.
5. Mengetahui hal-hal yang harus diperhatikan dalam pemberian aromaterapi
lavender.
6. Mengetahui prosedur pemberian aromaterapi lavender.
TINJAUAN TEORI
Astuti, N.D. & Respati, C.A. 2018, ‘Pengaruh Terapi Guided Imagery Terhadap
Nyeri Pada Pasien Post Operasi Fraktur Di Ruang Bougenvil RSUD Dr. R.
Koesma Tuban’, Jurnal Midpro, vol. 10, no. 2, p. 52.
Ayuningtias, I. & Burhanto 2021, ‘Pengaruh Aromaterapi Lavender terhadap Kualitas
Tidur Lanjut Usia: Literature Review’, Borneo Student Research, vol. 2, no. 3,
pp. 1–3.
Nova L. Langingi, Saluy, P.M. & Kaparang, G.F. 2022, ‘PENGGUNAAN
AROMATERAPI UNTUK NYERI PADA PASIEN MEDIKAL-BEDAH DI
INDONESIA: SEBUAH TINJAUAN INTEGRATIF’, Klabat Journal of
Nursing, vol. 4, no. 1, pp. 49–58.
Ridwan, U.N., Pattiiha, A.M. & Selomo, P.A.M. 2018, ‘Karakteristik Kasus Fraktur
Ekstremitas Bawah Di Rumah Sakit Umum Daerah Dr H Chasan Boesoirie
Ternate Tahun 2018’, Kieraha Medical Jornal, vol. 1, no. 1, pp. 301–16.
Sulistyowati & Widodo, S. 2020, ‘Penerapan Terapi Murottal Dan Aromaterapi
Lavender Terhadap Penurunan Nyeri Dalam Asuhan Keperawatan Pada Pasien
Post Operasi Open Reduction Internal Fixation (ORIF) Di RS Roemani
Semarang’, Prosiding Seminar Nasional Unimus, vol. 3, pp. 421–34.