Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN PENDAHULUAN

TERAPI RELAKSASI DENGAN AROMATERAPI LAVENDER PADA


PASIEN POST OP FRAKTUR FEMUR DI RUANG SERUNI RSUD PROF.
DR. MARGONO SOEKARJO

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Profesi Ners Stase Keperawatan Dasar Profesi

OLEH :
DEA RIZQA AR ROYAN LUXMONO
I4B022018

UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN


FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN
PROGRAM PROFESI NERS
JURUSAN KEPERAWATAN
PURWOKERTO
2022
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Fraktur merupakan salah satu masalah yang terjadi pada struktur jaringan
tulang. Fraktur atau patah tulang adalah terputusnya kontinuitas jaringan tulang
yang disebabkan karena adanya tekanan yang berlebihan atau penggunaan yang
berlebihan dan juga bisa disebabkan karena kecelakaan lalu lintas (Sulistyowati
& Widodo 2020). Fraktur juga merupakan terputusnya struktur tulang yang dapat
terjadi pada ekstremitas atas maupun bawah atau bagian tulang lainnya dan dapat
merupakan retakan, patahan, remah, atau pecahnya bagian korteks (Ridwan,
Pattiiha & Selomo 2018). Sedangkan femur merupakan tulang paha, maka
fraktur femur dapat dikatakan sebagai putusnya jaringan tulang yang terjadi pada
paha.
Kejadian fraktur cukup sering terjadi khususnya di Indonesia. Menurut
Riskesdas tahun 2018 dalam Ridwan, Pattiiha & Selomo (2018) bagian tubuh
yang terkena cedera terbanyak adalah ekstremitas bagian bawah (67%),
ekstremitas atas (32%), cedera kepala (11,9%), cedera punggung (6,5%), cedera
dada (2,6%), dan cedera perut (2,2%). Sedangkan penyebab tertinggi kejadian
fraktur ialah dikarenakan adanya kecelakaan lalu lintas (Ridwan, Pattiiha &
Selomo 2018).
Fraktur atau patah tulang selalu diikuti dengan adanya nyeri pada bagian
yang terluka. Tindakan pada pasien fraktur di rumah sakit ialah dilakukannya
pembedahan untuk memperbaiki struktur tulang yang rusak (Astuti & Respati
2018). Maka pada pasien fraktur yang telah dilakukan tindakan pembedahan
akan merasakan nyeri yang cukup parah hingga dapat mengganggu kenyamanan
dan dapat pula berdampak pada pola tidur pasien. Oleh karena itu untuk
mengatasi hal tersebut perlu adanya terapi relaksasi salah satunya adalah dengan
pemberian aromaterapi lavender diruangan pasien.
B. Tujuan
1. Mengetahui definisi aromaterapi lavender.
2. Mengetahui tujuan pemberian aromaterapi lavender.
3. Mengetahui indikasi aromaterapi lavender.
4. Mengetahui kontra-indikasi pemberian aromaterapi lavender.
5. Mengetahui hal-hal yang harus diperhatikan dalam pemberian aromaterapi
lavender.
6. Mengetahui prosedur pemberian aromaterapi lavender.
TINJAUAN TEORI

A. Pengertian Aromaterapi Lavender


Aromaterapi merupakan salah satu bentuk pengobatan non-farmakologi yang
menggunakan aroma sebagai terapi. Aromaterapi menggunakan minyak essensial
dan merupakan salah satu terapi pengobatan herbal (Nova L. Langingi, Saluy &
Kaparang 2022). Minyak essensial atau minyak atsiri adalah hasil ekstraksi dari
berbagai bagian tanaman baik bunga, akar, kayu, kulit batan, ataupun buah (Nova
L. Langingi, Saluy & Kaparang 2022). Banyak sekali minyak essensial yang
dapat berguna dalam pengobatan diantaranya yang umum digunakan adalah
minyak lavender, peppermint, kayu putih, rosemary, lemon, pohon the, dan
chammomile.
Aromaterapi lavender cukup banyak digunakan karena manfaatnya pula
yang cukup banyak bagi tubuh manusia, didapatkan dengan cara mengekstraksi
minyak essensial dari bunga lavender. Aromaterapi lavender memiliki senyawa
sedatif dan anti-neurodepresive dengan kandungan utamanya linalool asetat yang
dapat merelaksasi sendi dan otot yang tegang juga dipercaya meredakan stress
serta kesulitan tidur (Ayuningtias & Burhanto 2021).

B. Tujuan Pemberian Aromaterapi Lavender


Beberapa tujuan atau manfaat dalam pemberian aromaterapi lavender adalah
(Ayuningtias & Burhanto 2021) (Sulistyowati & Widodo 2020) :
1. Membantu merileksasikan sendi dan otot yang tegang.
2. Membantu mengurangi stress dan sakit kepala.
3. Membantu meringankan rasa nyeri.
4. Membantu dalam mengatasi insomnia atau kesulitan tidur.
5. Meningkatkan daya tahan tubuh
6. Fungsi anti-inflamasi
C. Indikasi Pemberian Aromaterapi Lavender
Berikut indikasi pemberian aromaterapi lavender antara lain :
1. Pasien dengan tingkat stress yang cukup tinggi.
2. Pasien trauma yang harus diberikan kenyamanan untuk relaksasi.
3. Pasien dengan kesulitan tidur.

D. Kontra-indikasi Pemberian Aromaterapi Lavender


Beberapa kontra-indikasi untuk pemberian aromaterapi lavender adalah jika
pasien memiliki masalah pada penciumannya, juga pada pasien-pasien yang
memiliki alergi terhadap bau lavender yang pekat.

E. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam Pemberian Aromaterapi


1. Perhatikan kondisi pasien terutama pada masalah indra penciumannya.
2. Perhatikan apakah pasien memiliki alergi terhadap bai-bau tertentu.
3. Perhatikan tempat untuk meletakkan aromaterapi di ruangan pasien.
4. Perhatikan waktu pemberian aromaterapi.
5. Hentikan pemberian jika terdapat masalah pada jalan napas pasien.

F. Prosedur Pemberian Aromaterapi Lavender beserta Rasionalnya


Pemberian aromaterapi dapat dibagi menjadi empat metode dasar yaitu
topikal, inhalasi, oral, internal (obat kumur) (Nova L. Langingi, Saluy &
Kaparang 2022). Berikut urutan prosedur pemberian aromaterapi :
a. Tahap prainteraksi
1) Mengumpulkan data dan membaca rekam medik klien.
Rasional : untuk mencari tahu apakah ada alergi bau tertentu pada
klien.
2) Mencuci tangan
3) Menyiapkan alat : set inhalasi aromaterapi
b. Tahap orietasi
1) Menyapa dan menyebut nama klien
2) Menanyakan bagaimana perasaannya saat ini
3) Menjelaskan tujuan dan prosedur
4) Menanyakan persetujuan dan kesiapan klien
c. Tahap kerja
1) Beri kesempatan pasien untuk bertanya
2) Tanyakan keluhan pasien
3) Pertahankan privasi pasien (pasang tirai)
4) Letakkan aromaterapi pada area yang dapat dijangkau oleh penciuman
klien.
Teknik pemberian :
Inhalasi : Masukkan beberapa tetes minyak essensial lavender
Rasional : digunakan pada mangkuk air mengepul.
untuk klien dengan Jika uap sudah menimbulkan bau lavender maka
masalah pernapasan, juga minta klien untuk menghirup uap tersebut.
agar mempermudah
dalam penatalaksanaan.
Massage/pijat : Gunakan minyak essensial dikombinasikan dengan
Rasional : untuk minyak dasar untuk pijat.
membantu merileksasikan Oleskan pada badan klien.
otot yang tegang secara Lalu mulai dengan pijatan lembut pada klien.
langsung
Difusi Gunakan diffuser untuk melakukan terapi.
Rasional : untuk Teteskan minyak essensial pada diffuser dan
menenangkan saraf dan nyalakan sumber panas.
mengobati masalah Letakkan diffuser dalam jarak kurang lebih 3m dari
pernapasan klien.
Lakukan selama kurang lebih 30menit.
Kompres : Gunakan handuk atau washlap.
Rasional : untuk Teteskan minyak essensial pada air hangat.
membantu dalam Kemudian kompres pada bagian yang dirasa perlu
meredakan nyeri secara untuk meredakan nyeri klien.
langsung pada area nyeri
Perendaman : Teteskan minyak essensial pada bak air hangat
Rasional : digunakan untuk berendam.
untuk mendapatkan efek Lakukan perendaman selama kurang lebih 10-
pada seluruh anggota 20menit.
tubuh secara langsung
terutama yang memiliki
masalah kulit.
DAFTAR PUSTAKA

Astuti, N.D. & Respati, C.A. 2018, ‘Pengaruh Terapi Guided Imagery Terhadap
Nyeri Pada Pasien Post Operasi Fraktur Di Ruang Bougenvil RSUD Dr. R.
Koesma Tuban’, Jurnal Midpro, vol. 10, no. 2, p. 52.
Ayuningtias, I. & Burhanto 2021, ‘Pengaruh Aromaterapi Lavender terhadap Kualitas
Tidur Lanjut Usia: Literature Review’, Borneo Student Research, vol. 2, no. 3,
pp. 1–3.
Nova L. Langingi, Saluy, P.M. & Kaparang, G.F. 2022, ‘PENGGUNAAN
AROMATERAPI UNTUK NYERI PADA PASIEN MEDIKAL-BEDAH DI
INDONESIA: SEBUAH TINJAUAN INTEGRATIF’, Klabat Journal of
Nursing, vol. 4, no. 1, pp. 49–58.
Ridwan, U.N., Pattiiha, A.M. & Selomo, P.A.M. 2018, ‘Karakteristik Kasus Fraktur
Ekstremitas Bawah Di Rumah Sakit Umum Daerah Dr H Chasan Boesoirie
Ternate Tahun 2018’, Kieraha Medical Jornal, vol. 1, no. 1, pp. 301–16.
Sulistyowati & Widodo, S. 2020, ‘Penerapan Terapi Murottal Dan Aromaterapi
Lavender Terhadap Penurunan Nyeri Dalam Asuhan Keperawatan Pada Pasien
Post Operasi Open Reduction Internal Fixation (ORIF) Di RS Roemani
Semarang’, Prosiding Seminar Nasional Unimus, vol. 3, pp. 421–34.

Anda mungkin juga menyukai