I. Latar Belakang
Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah suatu kondisi yang sering
terjadi pada usia lanjut. Populasi orang dewasa yang mengalami hipertensi
adalah sebesar 20% dan 90% diantaranya merupakan hipertensi primer
(Smeltzer & Bare, 2004). komplikasi yang sering terjadi pada penderita
hipertensi apabila tidak terdeteksi secara dini menurut Listyani (2004) antara
lain komplikasi ginjal (10%), komplikasi otak dan stroke (15%), dan
komplikasi jantung (75%). Depkes RI mencatat bahwa presentase penduduk
Indonesia yang mempunyai keluhan kesehatan secara nasional pada tahun
2008 adalah 33,24%, dimana penyakit sistem sirkulasi darah terletak pada
peringkat pertama penyebab kematian yaitu 11,06 %.
Berbagai cara digunakan untuk mengatasi tekanan darah tinggi,
diantaranya berupa tindakan farmakologi dan non farmakologi. Pengobatan
nonfarmakologi yang sekarang dikembangkan adalah pengobatan dengan
tanaman tradisional, pijat refleksi, hinoterapi dan lain-lain. Jenuhnya
masyarakat terhadap pengobatan medis yang syarat akan efek samping dari
penggunaan obat yang dapat merusak hati dan ginjal jika digunakan dalam
jangka panjang, masyarakat kini mulai melirik pada metode pengobatan non
medis. Diantara penanganan non medis tersebut adalah pijat refleksi kaki.
Metode ini dipilih karena kecilnya efek samping yang ditimbulkan dan lebih
ekonomis. Proses pijat refleksi kaki hanyalah menggunakan tangan manusia.
Tidak ada obat, pembedahan atau alat-alat kedokteran yang digunakan.
Karena itulah, metode ini dirasa lebih aman untuk digunakan (Gala,
2009).Terapi pijat refleksi kaki telah terbukti efektif untuk mengatasi
berbagai penyakit, termasuk hipertensi.
Refleksi mencakup penekanan pada beberapa bagian dari kaki, tangan dan
telinga dengan tujuan untuk memperbaiki kesehatan. Refleksologi adalah
teknik penyembuhan alternatif untuk mengurangi ketegangan, meningkatkan
sirkulasi, dan mempromosikan fungsi alami dari tubuh melalui penerapan
tekanan pada berbagai titik-titik tertentu di kaki - tangan dan bagian bagian
tubuh lainnya. Selain itu, refleksologi juga didefinisikan sebagai cara
pengobatan dengan merangsang berbagai daerah refleks (atau zona atau
mikrosistem) di kaki, tangan, dan telinga yang ada hubungannya dengan (atau
mewakili) berbagai kelenjar, organ, dan bagian tubuh lainnya.
Menurut Tarigan (2009), salah satu cara terbaik untuk menurunkan
tekanan darah adalah dengan terapi pijat. Sejumlah studi telah menunjukkan
bahwa terapi pijat yang dilakukan secara teratur bisa menurunkan tekanan
darah sistolik dan diastolik, menurunkan kadar hormon stres cortisol,
menurunkan sumber-sumber depresi dan kecemasan, sehingga tekanan darah
akan terus turun dan fungsi tubuh semakin membaik.
II. Tujuan
1. Memperlancar peredaran darah
2. Memberi rasa nyaman
3. Menurunkan stres dan kecemasan
4. menurunkan tekanan darah
1. 5 Pembukaan :
1. Membuka kegiatan dengan Menjawab salam
Menit mengucapkan salam.
2. Memperkenalkan diri Mendengarkan
3. Menjelaskan tujuan dari penyuluhan Memperhatikan
4. Menyebutkan materi yang akan Memperhatikan
diberikan
2. 30 Pelaksanaan :
menit 1. Menggali pengetahuan tentang Menjawab pertanyaan
hipertensi
2. Menjelaskan tentang terapi pijat Memperhatikan
refleksi
3. Menjelaskan tentang manfaat pijat Memperhatikan
refleksi kaki.
4. Mendemonstrasikan dan simulasi Memperhatikan dan
pijat refleksi kaki. mempraktekkan
kembali
3. 10 Evaluasi :
4. 5 Terminasi :
8. Susunan tempat
Keterangan:
: Klien
: Penyuluh
: Tempat tidur
: Kamar
IV. Evaluasi Kegiatan
1. Evaluasi Struktur
1) Peserta hadir di tempat atau wisma sebelum dilakukan terapi
2) Pelaksanaan dilakukan selama 30 menit
3) Pengorganisasian penyelanggaraan punyuluhan dan terapi dilakukan
sebelumnya
2. Evaluasi Proses
1) Klien antusias terhadapa materi penyuluhan dan terapi
2) Tidak ada klien yang meninggalkan wisma
3. Evaluasi Hasil
1) Klien mengetahui manfaat terapi
2) Klien mampu mempraktekkan kembali terapi yang diberikan
V. STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL (SOP)
Pijat Refleksi Kaki
1. Tahap Persiapan
1) Persiapan klien :
Memperkenalkan diri
Menjelaskan tujuan
Menjelaskan langkah-langkah yang akan dilakukan
2) Persiapan Lingkungan
Menutup pintu, memasang sampiran atau kondisi nyaman sesuai
lansia
3) Persiapan Alat
Waskom 1 buah
Air Hangat
Handuk 1 buah
Minyak urut, lotion, dll
2. Tahap Pelaksanaan
1) Cuci tangan
2) Rendam kaki pasien dalam air hangat yang telah dibubuhi garam
selama 10-15 menit
3) Keringkan kaki pasien dengan handuk
4) Minta pasien untuk berbaring dan anjurkan pasien untuk rileks
5) Pakailah minyak ketika akan melakukan teknik pijatan refleksi.
6) Pijat sesuai dengan daya tahan klien menahan sakit. Perlu
diberitahukan kepada klien bahwa akan terasa sakit ketika dilakukan
pemijatan refleksi.
7) Daerah refleksi yang terdapat pada titik kaki, cara memijat refleksi
pada titik kaki yaitu dari arah bawah ke atas. Kemudian untuk
disekitar titik betis memijatnya menurut arah aliran darah.
8) Lama waktu ketika melakukan pijat refleksi adalah sekitar 20-30
menit. Tetapi juga bergantung kepada penyakit yang diderita serta
daya tahan tubuh pasien.
9) Setiap titik refleksi hanya dipijat 5-9 menit dalam sekali pemijatan.
10) Anjurkan pasien untuk minum air putih 2-3 gelas atau 500 cc.
3. Tahap Akhir
1) Cuci tangan
2) Evaluasi perasaan klien
3) Kontrak waktu untuk kegiatan selanjutnya
4) Dokumentasi prosedur dan hasil observasi