2. Penatalaksanaan Pembedahan
Penatalaksanaan neuralgia trigeminal dimulai dengan menggunakan obat-
obatan, tetapi jika pengobatan tersebut gagal, dilakukan rujukan ke dokter bedah saraf
untuk dipertimbangkan perawatan lain seperti pembedahan. Penatalaksanaan bedah
ini dibagi menjadi tiga, yaitu :
a. Pembedahan pada saraf perifer (peripheral surgery)
Pembedahan ini merupakan prosedur yang dapat dilakukan menggunakan
anastesi local dan tidak terlalu membutuhkan kondisi pasien yang sehat secara medis.
Beberapa prosedur bedah saraf bagian perifer yaitu :
1) Neurectomy. Tindakan ini merupakan prosedur paling tua dan dapat
menghilangkan rasa sakit lebih dari 33 bulan. Tetapi prosedur ini dapat
mengakibatkan kebas pada wajah dan beberapa kasus neuritis.
2) Suntikan alcohol. Kesuksesan prosedur ini dikemukakan pada tahun 1930-an.
Perawatan ini bersifat tidak permanen sehingga suntikan perlu diulang kembali.
3) Terapi krio. Pertama kali dilaporkan oleh Lloyd dan kawan-kawan (1976) sebagai
bentuk terapi untuk berbagai macam rasa sakit.
b. Bedah minor
Prosedur ini dilakukan oleh ahli bedah saraf dan memerlukan rawat inap 3-4
hari. Beberapa prosedur bedah minor yaitu :
1) Radiofrequency thermocagulation dari ganglion saraf gesseri. Prosedur ini
pertama kali dijelaskan oleh Sweet dan Wepsic (1974).
2) Suntikan Gliserol atau disebut juga dengan percutaneus glycerol rhizotomy.
Prosedur ini diperkenalkan oleh Hakanron (1981).
c. Bedah mayor
Salah satu prosedur bedah mayor yang dilakukan yaitu microvascular
decompression meliputi relokasi atau pemindahan pembuluh darah yang berkontak
dengan akar saraf trigeminal dan memisakan akar saraf dan pembuluh darah dengan
sebuah penyangga (pad). Prosedur ini pertama kali dijelaskan oleh Jannetta (1976).
Selain prosedur diatas ada juga beberapa prosedur yang berkembang yaitu ballon
compression dan gamma knife radiosurgery.
DAFTAR PUSTAKA
Sovy. 2004. Penatalaksanaan Neuralgia Trigeminal di Bidang Kedokteran Gigi. Medan: FKG –
Universitas Sumatera Utara.
Diagnosis
Trigeminal neuralgia seyogyanya dapat dibedakan dengan nyeri wajah yang lainnya.
Pemeriksaan kesehatan dan riwayat gejalanya harus dilakukan bersama-sama pemeriksaan
lainnya untuk mengesampingkan masalah yang serius. Diagnose ditegakkan berdasarkan
anamnesa yang akurat, pemeriksaan klinis dan uji klinis untuk mengetahui secara pasti stimulus
pencetus dan lokasi nyeri saat pemeriksaan. Kriteria diagnose dari trigeminal neuralgia