Anda di halaman 1dari 5

BAB III.

PEMBAHASAN

1. Perbandingan Jurnal
Terapi musik merupakan intervensi keperawatan, dimana musik dijadikan sebagai
media untuk aktifitas terapeutik dengan tujuan untuk memelihara, memperbaiki serta
pengembangan kesehatan mental, kesehatan fisik, dan kesehatan emosi (Padila et al.,
2020). Spiritual Guided Imagery and Music merupakan terapi non farmakologis yang
melibatkan aspek mind-body dan spirit dengan mendegarkan motivasi spiritual dan musik
yang sesuai. Saat ini aspek spiritual merupakan hal yang terus menjadi perhatian dalam
perawatan pasien kanker. Spiritualitas adalah aspek kemanusiaan yang mengacu pada cara
individu mencari dan mengungkapkan makna dan tujuan dan cara mereka menjalin
hubungan mereka saat ini, untuk diri sendiri, orang lain, kepada alam, dan hal-hal yang
penting atau sakral (Puchalski et al., 2009).
Efektifitas terapi musik dan guided imagery secara terpisah telah banyak dilaporkan.
Menurut Bhana (2016) GIM memiliki efek fisik, psikologis, sosial dan spiritual yang
dapat meningkatkan dukungan pada perawatan pasien kanker. GIM mampu meningkatkan
mood dan meningkatkan kualits hidup pasien kanker. Sebuah tinjauan sistematis tentang
efek fisik dan psikologis dari terapi musik pada pasien kanker diketahui bahwa terapi
musik dapat mengurangai kecemasan dan meningkatkan mood pada pasien kanker, selain
itu terapi musik juga mampu memperbaiki tekanan darah pasien, menstabilkan denyut
jantung dan laju pernapasan (Wang, Zhang, Fan, Tan, & Lei, 2018).
Osteosarcoma adalah yang paling umum penyakit berbahaya dari tulang.
utamaInsiden yang mengikuti seorang bimodal distribusi, usia dengan dua puncak di
dominan remaja dan orang tua. Menurut penelitian sebelumnya, osteosarcoma adalah lebih
mungkin untuk terjadi di metaphyseal bagian dari tulang panjang. Sejak adanya
kemoterapi tahun 1980, keseluruhan tingkat kelangsungan hidup pasien non-metastatic
osteosarcoma telah meningkat dari 20 % 70 %. Kemoterapi membuat sebagian besar
pasien yang telah terdiagnosis menderita kanker diliputi rasa khawatir, cemas dan takut
menghadapi ancaman kematian dan rasa sakit saat menjalani terapi (Sana, et al. 2016).
Dampak jangka panjang kanker telah diketahui mengganggu proses perkembangan normal
dan kesehatan mental yang buruk. (Rosenberg R. et al. 2017).
Kecemasan pada pasien kanker merupakan gangguan psikologi yang disebabkan
karena pasien menghadapi ketidakpastian, kekhawatiran tentang efek pengobatan kanker,
takut akan perkembangan kanker yang mengakibatkan kematian, dalam beberapa situasi
mereka merasa marah, takut sedih dan tertekan serta seringkali mengalami perubahan
suasana hati (Baqutayan, 2019). Kecemasan sangat umum terjadi dan tidak butuh spesialis
untuk penanganan, namun bila kondisinya kronis, ditandai dengan kurangnya minat,
suasana hati terkadang tidak menentu, hilangnya kesenangan secara terus menerus,
sehingga perlu upaya penanganan agar bisa berfungsi secara normal (Roddis & Tanner,
2020).
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh (Nurlina et al, 2021) menunjukkan
selama 24 minggu, setiap sesi terdiri dari 30 menit. Penelitian ini terdiri dari 60 pasien
yang direkrut secara acak, yang terdiri dari 30 pasien dimasukkan dalam kelompok
intervensi sedangkan 30 lainnya dimasukkan dalam kelompok control. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa intervensi terapi musik menunjukkan dampak terhadap penurunan
kecemasan. Efektifitas penurunan kecemasan pada pasien kanker terlihat lebih baik pada
minggu ke 6. Sehingga terapi musik ini dapat direkomendasikan sebagai intervensi untuk
menurunkan kecemasan pasien kanker yang akan menjalani tindakan kemoterapi (Çelebi
et al., 2020).
Penelitian ini juga sejalan dengan penelitian (Nuwa & Kiik, 2020) yang menunjukkan
sebanyak 73,3% dan 26,7 pasien memiliki kecemasan berat dan sedang saat pre test,
menjadi kecemasan sedang (56,7%) dan kecemasan ringan (43,3%) pada pengukuran 30
menit sebelum kemoterapi dan pada akhir pengukuran berada pada kecemasan
ringan(63,4%) dan tidak ada kecemasan (33,3%)dan sisanya 3,3% masih mengalami
kecemasan. Hal ini menunjukkan ada pengaruh SGIM terhadap penurunan kecemasan
pasien kanker yang menjalani kemoterapi. Dengan kesimpulan SGIM dapat diaplikasikan
sebagai salah satu terapi komplementer dalam pemberian intervensi keperawatan di
Rumah sakit untuk menurunkan kecemasan penderita kanker terutama saat pertama kali
menjalani kemoterapi serta berada pada kondisi cemas.
Mekanisme pemberian terapi musik merupakan salah satu intervensi yang
direkomendasikan, dimana intervensi ini tidak beresiko, hemat biaya, sehingga aman
digunakan serta efektif untuk menurunkan kecemasan pada pasien kanker. Disamping itu
selain efektif untuk menurunkan kecemasan pasien kanker, terapi musik juga dapat
digunakan untuk pemulihan psikologi pasien dengan gangguan jiwa. Terapi musik ini
dalam bentuk rekaman MP3 dan juga pengarahan dan penjelasan tentang prosedur
kemoterapi dan motivasi dari perawat, sedangkan kelompok kontrol yaitu kelompok yang
hanya mendapatkan pengarahan dan penjelasan tentang prosedur kemoterapi dan motivasi
dari perawat sebelum pasien melakukan kemoterapi.
DAFTAR PUSTAKA

Baqutayan, S. M. (2019). How Can Anxiety Be Better Managed? Depression, Anxiety, and
Coping Mechanisms among Cancer Patients. World Cancer Research Journal, 6, e1350.
Bhana, V. M. (2016). Implementation of Bonny Method of Guided Imagery and Music
(BMGIM) to Complement Care Provided In Selected Cancer Interim Homes in Gauteng
Province. University of Pretoria.
Çelebi, D., Yılmaz, E., Sahin, S. T & Baydur, H. (2020). The Effect of Music Therapy
During Colonoscopy on Pain, Anxiety and Patient Comfort : A Randomized Controlled
Trial. Complementary Therapies in Clinical Practice. 38, 101084.
M., S., Nuwa & S., M., Kiik (2020). Pengaruh Spiritual Guided Imagery and Music Terhadap
Kecemasan Pasien Kanker Yang Menjalani Kemoterapi. Jurnal Ners dan Kebidanan
7(1). 095-106.
Nurlina., Yuliana, S., Ariyanti, S. Terapi Musik Efektivitas Terhadap Penurunan Kecemasan
Pada Pasien Kanker. Jurnal Keperawatan Silampari, 4(2), 634-642.
Padila, P., Setiawati, S., Inayah, I., Mediani, H. S., & Suryaningsih, C. (2020). Emosi dan
Hubungan Antar Sebaya pada Anak Tunalaras Usia Sekolah Antara Terapi Musik
Klasik (Mozart) dan Murrotal (Surah Ar-Rahman). Jurnal Keperawatan Silampari, 3(2),
725–763.
Puchalski, C., Ferrell, B., Virani, R., Otis-Green, S., Baird, P., Bull, J., Sulmasy, D. (2009).
Improving the Quality of Spiritual Care as a Dimension of Palliative Care/ : The Report
of the Consensus Conference. JOURNAL OF PALLIATIVE MEDICINE, 12(October).
Roddis, J. K., & Tanner, M. (2020). Music Therapy for Depression. Research in Nursing and
Health, 43(1), 134–136).
Rosenberg, A. R., S, M., Bona, K., H, M. P., Ketterl, T., D, M., S, M. (2017). Intimacy ,
Substance Use , and Communication Needs During Cancer Therapy/ : A Report From
the “ Resilience in Adolescents and Young Adults “ Study. Journal of Adolescent
Health, 60(1), 93–99.
Sana, Begum, N., Mutha, S. S., Marda, sachin subhsah, & Bakshi, V. (2016). Assessment of
psychological impact of breast cancer in women. International Journal of Applied
Pharmaceutical Sciences and Research 2016, 1(3), 119–126.
Wang, X., Zhang, Y., Fan, Y., Tan, X.-S., & Lei, X. (2018). Effects of Music Intervention on
the Physical and Mental Status of Patients with Breast Cancer/ : A Systematic Review
and Meta-Analysis. Breast Care, 13(3), 183–190.

Anda mungkin juga menyukai