Jurnal Pembanding
a. Judul Jurnal : Outcomes of Music Therapy Interventions on Symptom
Management in Palliative Medicine Patients
b. Pengarang : Lisa M. Gallagher, Ruth Lagman, dan Lisa Rybicki
c. Tahun Terbit, Nomor, dan Volume
Tahun terbit : 2018
Nomor Jurnal : 35
Volume Jurnal :2
Doi : doi.org/10.1177/1049909117696723
d. Alamat Jurnal
Alamat : American Journal of Hospice & Palliative Medicine
e. Format atau Sistematika Keseluruhan Jurnal
Pengantar Musik telah banyak digunakan sejak zaman dahulu untuk mengatasi
suasana hati, spiritualitas, gangguan emosional, gangguan neurologis,
dan jiwa yang tidak sehat. Berbagai penelitian juga menunjukkan
keefektifan terapi musik dalam mengatasi rasa sakit, kelelahan,
kenyamanan, relaksasi, dan sesak napas pada pasien pengobatan
paliatif. Selain itu, terapi musik juga berperan dalam mengatasi
kecemasan, depresi, kesedihan, kesedihan, harapan, stres / kesusahan,
dan suasana hati.
Tujuan Tujuan penelitian dalam jurnal ini adalah untuk mengetahui dampak
Penelitian sesi terapi musik
Subjek Subjek penelitian dalam jurnal ini adalah pasien yang dirawat di
penelitian Horvitz Center dan mengikuti layanan konsultasi Pengobatan Paliatif
di unit rawat inap akut lainnya di Klinik Cleveland. Terdapat 1.570
pasien yang terdaftar di database dan kemudian dipilih sesuai kriteria
inklusi yaitu pasien yang berusia minimal 18 tahun dan memiliki
setidaknya 1 tingkat nyeri, depresi, kecemasan, sesak napas, atau
suasana hati yang dilaporkan pasien sebelum dan sesudah sesi terapi
musik. Inklusi ini menghasilkan total 547 pasien dan 293 diantaranya
memiliki data lengkap tentang semua ukuran hasil primer dan
dimasukkan dalam analisis data.
Metode Penelitian dalam jurnal ini menggunakan studi retrospektif dari data
Penelitian yang dikumpulkan selama sesi terapi musik. Pasien menilai gejala
mereka (nyeri, kecemasan, depresi, sesak napas, dan suasana hati)
sebelum dan sesudah sesi.
Variabel kategori dideskripsikan menggunakan hitungan frekuensi
dan persentase dan variabel kontinu menggunakan mean, deviasi
standar, median, minimum, dan maksimum. Perbandingan
demografis yang terbatas dibuat antara 293 pasien penelitian dan
254 pasien yang dikeluarkan karena data hasil yang tidak lengkap
untuk memastikan tidak ada bias eksklusi yang jelas dan ditemukan
serupa.
Uji untuk pre-test dan post-test intervensi menggunakan uji T
berpasangan
Analisis regresi linier berganda digunakan untuk menilai pengaruh
jenis kelamin, usia, jenis kanker, tujuan, dan intervensi pada
perubahan di masing-masing dari 8 skor hasil.
Hasil Hasil menunjukkan bahwa mayoritas karakteristik responden adalah
Penelitian perempuan (67%) yang berusia rata-rata 61 tahun dan terdiagnosa
kanker (93%) dengan diagnosis yang paling umum adalah kanker paru
(16%), kanker hematologi (14%), kanker payudara (13%), dan kanker
saluran cerna (12%), kanker urogenital (9,2%), kanker ginekologi
(7,5%). Dalam urutan frekuensi, 5 alasan teratas untuk rujukan
termasuk kesenangan (23%), kecemasan, (16%), nyeri (13%), depresi
(12%), dan dukungan (7%). Terapi musik ditemukan untuk mengurangi
rasa sakit, kecemasan, depresi, sesak napas, suasana hati, ekspresi
wajah, dan vokalisasi pada tingkat yang signifikan secara statistik
(P<0,001). Variabel dengan persentase tertinggi pasien mencapai
perbaikan yang relevan secara klinis adalah suasana hati, vokalisasi,
dan ekspresi wajah
Kesimpula Penelitian dalam jurnal ini menunjukkan bahwa terapi musik mampu
n mengatasi gejala dan perilaku pasien pengobatan paliatif, khususnya
pasien kanker. Terdapat perubahan ke arah yang positif pada aspek
nyeri, gelisah, depresi, sesak napas, suasana hati, ekspresi wajah, dan
verbalisasi. Selain itu, hubungan antara efek perubahan di masing-
masing variabel dibandingkan dengan usia, jenis kelamin, diagnosis,
tujuan, dan intervensi telah diidentifikasi sehingga dapat menjadi
tambahan penting untuk literatur. Berdasarkan hal tersebut, peneliti
merekomendasikan intervensi terapi musik untuk pasien paliatif.
Kekuatan Kekuatan penelitian dalam jurnal ini yaitu:
Penelitian Data pasien dikumpulkan dan dimasukkan dalam catatan medis
pasien dan didokumentasikan dalam database terkomputerisasi
pada drive yang aman menggunakan FileMaker Pro (FileMaker,
Inc, Santa Clara, CA , AS) dan database klinis ini dibuat
sebelum pelaksanaan rekam medis elektronik.
Pengukuran parameter dilakukan sebelum dan sesudah
intervensi
Skala ukur yang digunakan menggunakan Rogers Happy/Sad
Faces Assessment Tool dan Nursing Assessment of Pain
Intensity yang sudah terstandar.
Penelitian menjelaskan beberapa sesi yang dapat dilakukan
dalam intervensi terapi musik yaitu mendengarkan musik,
partisipasi verbal / kognitif (misalnya, diskusi musik, pilihan,
penulisan lagu, dll), partisipasi vokal (misalnya, bernyanyi dan
bersenandung), partisipasi fisik (misalnya, memainkan alat
musik, tepuk tangan, mengetuk kaki, dll), partisipasi verbal /
emosional (pemrosesan verbal, tinjauan kehidupan musik,
analisis lirik, dll), dan relaksasi yang dibantu musik. Live music
yang disukai pasien juga digunakan di sebagian besar sesi.
Kelemahan Kelemahan penelitian dalam jurnal ini yaitu:
Penelitian Penelitian dalam jurnal tersebut tidak menjelaskan latar
belakang dan bagaimana terapi musik dapat memberikan
pengaruh positif terhadap keluhan pasien paliatif
Penelitian tidak menyebutkan kriteria eksklusi secara jelas
Penelitian tidak menjelaskan prosedur terkait waktu dari
intervensi terapi musik
Pembahasan
Dewasa ini, intervensi terapi musik dalam dunia kesehatan sering menjadi isu
menarik untuk diangkat dalam riset. Suryana (2012) mendefinisikan musik sebagai suara
yang disusun sedemikian rupa sehingga mengandung irama, lagu, dan keharmonisan
terutama suara yang dihasilkan dari alat-alat yang dapat menghasilkan bunyi. Sedangkan
menurut Djohan (2009) dalam Geraldina (2017), music merupakan produk pikiran, maka
dari itu elemen vibrasii dalam bentuk frekuensi, amplitude, dan durasi belum menjadi
musik bagi manusia sampai semua itu ditransformasikan secara neurologis dan
diinterpretasikan melalui otak menjadi pitch (nada-harmoni), timbre (warna suara),
dinamika (keras-lembut), dan tempo (cepat-lambat). World Federation of Music Therapy
mendefinisikan terapi musik sebagai intervensi yang dapat digunakan dalam bidang
kesehatan, pendidikan, dan lingkungan sehari-hari dengan individu, kelompok, keluarga,
atau komunitas yang melakukan optimalisasi kualitas hidupnya dan meningkatkan
kesehatan fisik, sosial, komunikatif, emosional, intelektual, spiritual dan kondisi well-
being dirinya (Edwards 2017). Geraldina (2017) juga menjelaskan bahwa terapi musik
menjadi aktivitas yang bersifat terapeutik dan menjadi media untuk memperbaiki,
memelihara, dan mengembangkan kesehatan baik fisik, mental, maupun emosi.
Berbagai penelitian telah menunjukkan manfaat dari terapi musik yaitu seperti
mengatasi permasalahan stres, menurunkan kecemasan, dan meningkatkan well-being
(Weinberg & Joseph 2017). Intervensi dalam terapi musik dapat dilakukan dengan
beberapa metode diantaranya dengan menyanyi, bermain instrument, menulis lagu,
memilih lagu, musical life review, terapi musik sebagai hiburan, guided imagery, dan
mendengarkan musik (Yinger 2017). Musik yang dapat digunakan dalam terapi sendiri
disarankan musik yang lembut dan teratur seperti instrumentalia dan musik klasik
(Geraldina 2017).
Terapi musik dapat diaplikasikan di berbagai kondisi, salah satunya yaitu pada
kondisi pasien terminal atau paliatif seperti kanker. Menurut Riset kesehatan Dasar pada
tahun 2013 Prevalensi kanker di Indonesia sebesar 1,4 per 1.000 penduduk serta
merupakan penyebab kematian nomor 7 (5,7%) dari seluruh penyebab kematian. Terapi
pada pasien kanker atau pasien paliatif bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup,
mengurangi penderitaan berupaya untuk pencegahan serta mengatasi gejala (nyeri) dan
masalah psikososial (Laila, Kirnantoro & Arifah 2016)
Referensi
Edwards, J. 2017, The Oxford Handbook of Music Therapy, Oxford University Press, Oxford.
Gallagher, L.M., Lagman, R. & Rybicki, L. 2018, ‘Outcomes of Music Therapy Interventions on
Symptom Management in Palliative Medicine Patients’, American Journal of Hospice and
Palliative Medicine, vol. 35, no. 2, pp. 250–7.
Geraldina, A.M. 2017, ‘Terapi Musik: Bebas Budaya atau Terikat Budaya?’, Buletin Psikologi,
vol. 25, no. 1, pp. 45–53.
Laila, P., Kirnantoro & Arifah, S. 2016, ‘Pengaruh Terapi Musik New Age Terhadap Penurunan
Skala Nyeri Pada Pasien Kanker Payudara Di Unit Kemoterapi Rsud Panembahan Senopati
Bantul Yogyakarta’, Universitas Alma Ata Yogyakarta.
Weinberg, M.. & Joseph, D. 2017, ‘If You’re Happy and You Know It: Music Engagement and
Subjective Wellbeing’, Psychology of Music, vol. 45, no. 2, pp. 257–67.
Yinger, O.. 2017, Music Theraoy: Research and Evidence-Based Practice, Elsevier, Singapore.