Anda di halaman 1dari 2

Nama : Ali Sofyan

NIM : I1B021057
Mata Kuliah : Penulisan Ilmiah

Essay

Mengurangi Kecemasan dengan Terapi Musik

Musik suatu aktvitas yang menyenangkan apalagi ketika kita mendengarkan musik
favorit kita, maka dari itu sekarang musik banyak digunakan untuk terapi salah satunya
adalah terapi untuk mengurangi kecemasan. Kecemasan emosi manusia akibat dari perasaan
takut, tidak nyaman akan suatu hal dalam bentuk respon stimulasi simpatik, parasimpatis dan
endokrin. Sedangkan terapi musik itu sendiri adalah salah satu metode terapi nonfarmakologi
dengan menggunakan bunyi atau irama tertentu, dengan diutamakan menggunakan musik
yang familiar dan nyaman untuk didengarkan. Musik yang familiar dan nyaman didengarkan
akan memberikan kenyaman bagi pendengar hal itu dapat membuat perasaan rileks,
menurunkan detak jantung, meredakan depresi, meningkatkan suasana hati, oleh karena itu
musik dapat menjadi salah satu metode terapi untuk mengurangi kecemasan. Musik yang
dapat digunakan dalam hal ini dalah musik dengan nada dan irama halus yang dan tempo
yang cenderung lambat akan memiliki efek ketenangan yang lebih besar. Sebagai contoh
musik klasik dengan tempo lebih halus dan lambat akan lebih menenangkan ketimbang musik
rock yang temponya cepat. Tujuan penulian essai ini adalah untuk mengetahui dan membahas
tentang pengaruh terapi musik apakah dapat mengurangi kecemasan pada seseorang.

Banyak penelitian yang membahas tentang terapi musik dalam mengurangi


kecemasan, studi tentang kesehatan jiwa, telah menunjukkan bahwa terapi musik sangat
efektif dalam meredakan kegelisahan dan stress, mendorong perasaan rileks serta meredakan
depresi. Terapi musik membantu orang yang memiliki masalah emosional dalam
mengeluarkan perasaan, membuat perubahan positif dengan suasana hati, membantu
memecahkan masalah. Terapi musik juga termasuk salah satu penanganan dalam menangani
stres dan kecemasan salah satunya adalah penelitian yang dilakukan oleh Karakul dan Bolisik
pada tahun 2018, dimana terjadi penurunan kecemasan anak pasca operasi yang diberikan
terapi musik dibandingkan dengan anak yang tidak diberikan terapi musik. Penelitian lain
didapatkan bahwa terapi musik klasik berpengaruh terhadap penurunan kecemasan anak usia
todler yaitu oleh Sari dan Suryani pada tahun 2017.

Dengan beberapa hasil penelitian diatas membuktikan bahwa adanya penurunan


tingkat kecemasan pada suatu kelompok setelah diberikan terapi musik. Terapi musik yang
berupa suara diterima oleh saraf pendengaran, diubah menjadi vibrasi yang kemudian
disalurkan ke otak melalui sistem limbik. Dalam sistem limbik memberikan stimulus ke
sistem saraf otonom yang berkaitan erat dengan sistem endrokrin yang dapat menurunkan
hormon-hormon yang berhubungan dengan stres dan kecemasan, kemudian stimulus
mengaktifkan hormon endorphin untuk membantu meningkatkan rasa rileks dalam tubuh
seseorang. Sistem saraf otonom terbagi menjadi dua yaitu sistem saraf simpatik dan
parasimpatik. Kedua saraf ini memiliki fungsi yang berbeda dan bertentangan. Sistem saraf
simpatik akan lebih aktif dalam menghadapi situasi yang dapat mengancam diri. Sedangkan
sistem parasimpatik akan berkerja lebih aktif dalam keadaan yang normal. Seseorang dalam
keadaan cemas maka sistem saraf simpatik akan meningkatkan kerja detak jantung, tekanan
darah, dan pernafasan. Sebaliknya ketika seseorang dalam keadaan santai, berbaring, nafas
menjadi pelan teratur maka sistem parasimpatik yang berkerja lebih aktif.Dalam terapi ini
musik adalah fasilitator untuk membuat keadaan seseorang menjadi rileks dan nyaman
sehingga kerja sistem saraf parasimpatik akan berkerja lebih dominan.

Berdasarkan analisis di atas terapi musik efektif dalam mengurangi kecemasan pada
seseorang dimana dengan musik dapat membuat rileks sehingga mengurangi kecemasan pada
seseorang. Namun yang perlu diperhatikan disini adalah tidak semua musik akan memberikan
efek kenyamanan dan rileks hal itu terjadi karena musik yang dpilih kurang tepat misalnya
musik kurang familiar dan musik dengan tempo cepat. Sehingga pemilihan musik yang tepat
juga perlu diperhatikan dalam terapi musik untuk mengurangi kecemasan.

Daftar Pustaka

Karakul, A. and Bolışık, Z.B. (2018) ‘The Effect of Music Listened to During the Recovery
Period After Day Surgery on the Anxiety State and Vital Signs of Children and
Adolescents’, The Journal of Pediatric Research, 5(2), pp. 82–87. Available at:
https://doi.org/10.4274/jpr.24892.
Sari, Y.K. and Suryani, A. (2017) ‘Pengaruh Pemberian Terapi Musik Klasik Terhadap
Tingkat Kecemasan Anak Usia Todler Yang Mengalami Hospitalisasi Di RSUD DR .
Achmad Mochtar Bukittinggi Tahun 2016 The Effect of Music Therapy on Anxiety
Levels of Toddlers Children Who Experienced Hospitali’, Jurnal Kesehatan Prima
Nusantara, 8(2), pp. 106–108.
Waryanuarita, I., Induniasih, I. and Olfah, Y. (2018) ‘Pengaruh Pemberian Terapi Musik
Terhadap Kecemasan Pasien Pre General Anestesi Di Rs Pku Muhammadiyah
Yogyakarta’, Caring : Jurnal Keperawatan, 7(2), pp. 60–65. Available at:
https://doi.org/10.29238/caring.v7i2.356.

Anda mungkin juga menyukai