Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH TERAPI MUSIK

Dosen Pengampu : Susilawati S.kep.,Ners.,Sp.Kep.MB

Anggota Kelompok 2 :

PROGRAM STUDI D3-KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU DAN TEKNOLOGI KESEHATAN UNIVERSITAS
JENDERALACHMAD YANI CIMAHI
2020-2021

KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang, Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah tentang “Terapi Musik”.
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan
bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah
ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang
telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena
itu, dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca
agar kami dapat memperbaiki makalah ini.
Akhir kata, kami berharap semoga makalah ini tentang “Terapi Musik”
dapat memberikan manfaat maupun inspirasi terhadap pembaca.

Cimahi, 21 Oktober 2021

Penyusun

BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Dibukanya klinik terapi musik oleh Conservatory of Music Universitas
Pelita Harapan Jakarta pada bulan Maret 2015, menunjukkan pada publik
bahwa terapi musik mulai menarik perhatian masyarakat Indonesia,
khususnya dari kalangan akademisi (“Conservatory of Music UPH Buka
Klinik Terapi Musik,” 2015). Terapi musik sendiri merupakan intervensi
yang sedang berkembang belakangan ini sebagai sebuah intervensi sistematis
dengan terapis yang membantu klien untuk meningkatkan kesehatan
menggunakan pengalaman musik dan hubungan yang berkembang
diantaranya sebagai kekuatan dinamis perubahan (Bruscia, 2014).
Treatment dalam terapi musik dilaku-kan dalam berbagai metode,
diantaranya dengan menyanyi dan bermain instrumen, menulis lagu, memilih
lagu, reviu kehidupan bermusik (musical life review), terapi musik sebagai
hiburan (music therapy entertainment), guided imagery, improvisasi, dan
mendengarkan musik (Yinger, 2017).
Perkembangan terapi musik yang tergolong masih baru, tentunya tidak
lepas dari berbagai perdebatan yang masih mempertanyakan efektivitas,
standar prosedur, musik yang digunakan dan berbagai hal lain yang menjadi
detail dalam terapi. Meski begitu, popularitas terapi musik semakin menanjak
dari waktu ke waktu. Jika dahulu terapi musik banyak dilakukan oleh
masyarakat-masyarakat Barat, di masa sekarang Indonesia sudah mulai
mempertimbangkan untuk menggu-nakan terapi musik meskipun penggunaan-
nya masih eksklusif dan terbatas (Rahardjo, 2016).

B. Tujuan
1. Mengetahui Pengertian Terapi Music
2. Mengetahui Jenis Metode Terapi Music
3. Mengetahui Manfaat Terapi Music
4. Mengetahui Kelebihan dan Kekurangan dari Terapi Music
5. Mengetahui Peran Perawat dalam Melakukan Terapi Music
6. Contoh Analisis Jurnal Manfaat Terapi Musik

BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Terapi Musik


Menurut Federasi Terapi Musik Dunia (WMFT), terapi musik adalah
penggunaan musik dan/atau elemen musik (suara, irama, melodi dan harmoni)
oleh seorang terapis musik yang telah memenuhi kualifikasi, terhadap klien
atau kelompok dalam proses membangun komunikasi, meningkatkan relasi
interpersonal, belajar, meningkatkan mobilitas,mengungkapkan ekspresi,
menata diri atau untuk mencapai berbagai tujuan terapi lainnya.
Terapi musik adalah sebuah terapi kesehatan yang menggunakan musik
dimana tujuannnya adalah untuk meningkatkan/memperbaiki kondisi fisik,
kognitif, dan sosial bagi individu dari berbagai kalangan usia (Suwandari,
2010).

B. Jenis Metode Terapi Musik


Terapi musik dapat menerapkan dua metode yaitu aktif dan pasif
(Unsri, Satiadarma, & Subroto, 2018) :
1. Metode aktif meliputi klien melakukan sesuatu dengan musik, seperti
mengajak klien bernyanyi, belajar main alat musik, bahkan menggunakan
lagu singkat atau dengan kata lain terjadi interaksi yang aktif antara yang
diberi terapi dengan yang memberi terapi.
Contoh:
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Supriadi (2015) Ada
pengaruh terapi musik tradisional kecapi suling Sunda terhadap penurunan
tekanan darah sistolik dan diastolik setelah dilakukan terapi musik
tradisional kecapi suling Sunda pada lansia dengan hipertensi di PSTW
Budi Pertiwi Bandung tahun 2014.Saat mendengarkan musik tradisional
kecapi suling Sunda yang bertempo lambat.Suara masuk ke telinga
melewati telinga bagian luar, tengah dan dalam.Dimana gelombang suara
diterjemahkan menjadi sinyal saraf yang dapat diterima oleh otak sebagai
sensasi suara. Saat suara tersebut dipersepsikan dan didengarkan maka
akan menimbulkan penurunan pelepasan katekolamin ke dalam pembuluh
darah, sehingga konsentrasi katekolamin dalam plasma menjadi rendah.
Sehingga menjadikan tubuh mengalami relaksasi, denyut jantung
berkurang dan tekanan darah menjadi turun (Supriadi, Hutabarat, & Vera,
2015).

2. Sedangkan metode pasif yaitu klien menerima musik, seperti


mendengarkan alunan musik:
Contoh:
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Dewi (2009) menunjukkan
bahwa musik dapat secara langsung maupun tidak langsung mengurangi
stres.Campbell (2001) menjelaskan bahwa musik dapat menyeimbangkan
gelombang otak. Gelombang otak dapat dimodifikasi oleh musik ataupun
suara yang ditimbul‐kan sendiri. Kesadaran biasa terdiri atas gelombang
beta, yang bergetar dari 14 hingga 20 hertz.Gelombang beta terjadi apabila
kita memusatkan perhatian pada kegiatan sehari‐hari di dunia luar, juga
ketika kita mengalami perasaan negatif yang kuat.Ketenangan dan
kesadaran yang meningkat dicirikan oleh gelombang alfa, yang daurnya
mulai 8 hingga 13 hertz. Periode‐periode puncak kreativitas, meditasi dan
tidur dicirikan oleh gelombang theta, dari 4 hingga 7 hertz, dan tidur
nyenyak, meditasi yang dalam, serta kea‐ daan tak sadar menghasilkan
gelombang delta, yang berkisar dari 0,5 hingga 3 hertz. Semakin lambat
gelombang otak, semakin santai, puas, dan damailah perasaan.(Dewi,
2009)

C. Manfaat Terapi Music


Ada beberapa manfaat dari terapi musik yaitu :
1. Relaksasi, Mengistirahatkan Tubuh dan Pikiran
Manfaat yang pasti dirasakan setelah melakukan terapi musik adalah
perasaan rileks, tubuh lebih bertenaga dan pikiran lebih fresh.Terapi
musik memberikan kesempatan bagi tubuh dan pikiran untuk mengalami
relaksasi yang sempurna. Dalam kondisi relaksasi (istirahat) yang
sempurna itu, seluruh sel dalam tubuh akan mengalami re-produksi,
penyembuhan alami berlangsung, produksi hormon tubuh diseimbangkan
dan pikiran mengalami penyegaran.
Salah satu jenis musik yang bisa digunakan dalam terapi musik
sebagai relaksasi untuk lansia adalah musik Islami.Selain karena
cenderung memiliki irama yang bisa menenangkan, musik Islami juga
bisa mendorong para lansia untuk menemukan kesadaran diri untuk bisa
lebih dekat dengan Allah SWT melalui syair-syairnya.Dengan catatan,
syair yang digunakan bisa membuat klien merasa nyaman dan tidak
menghukum. Sebagaimana Al-Qur’an yang merupakan musik dan syair
sekaligus meskipun secara tradisional ia tidak diklasifikasikan sebagai
keduanya, namun karena ia merupakan firman Tuhan, maka ia termasuk
kategori di atas seluruh kategori seni manusia. Keseharian umat Islam
tidak bisa lepas dari musik.Sebagaimana kita ketahui bersama, panggilan
sholat hampir selalu dikumandangkan dengan lagu.Membaca Al-Qur’an
pun menjadi indah jika disenandungkan dengan irama-irama tertentu.
Oleh karena itu, salah satu aspek yang paling berkaitan dengan pesan
spiritual seni Islam saat ini adalah kemampuannya untuk menyampaikan
esensi Islam melalui cara yang lebih langsung dan dapat dipahami
dibandingkan penjelasan yang ilmiah semata.
2. Meningkatkan Kecerdasan
Irama musik dapat mempengaruhiperkembangan IQ (Intelegent
Quotient) danEQ (Emotional Quotient). Seorang anak yangsejak kecil
terbiasa mendengarkan musikakan lebih berkembang
kecerdasanemosional dan intelegensinya dibandingkandengan anak yang
jarang mendengarkanmusik (Geretsegger, 2016). Pendapat ini didukung
oleh penelitian Stagemoller (2014) di dalam otak terdiri dari jutaan
neuron akan menjadi aktif ketika mendengarkan musik.Menurut Yinger
(2015) mengungkapkan neuron-neuron yang jumlahnya berjuta-juta
menjadi aktif saat mendengarkan musik sehingga meningkatkan
kreativitas anak.
Musik Mozart sebagai salah satu musik klasik yang sedang menjadi
trend saat ini dapat digunakan untuk membantu perkembangan otak anak,
suasana hati dan belajar.Musik klasik karya Mozart mempunyai sifat unik,
dimana jenis musik ini mampu membangkitkan irama, melodi dan
frekuensi tinggi yang dapat merangsang dan memberi daya kepada
daerah-daerah kreatif dan motivasi dalam otak. Musik klasik Mozart juga
dapat menciptakan daya konsentrasi, memori, dan selain digunakan untuk
terapi anak autis juga cocok digunakan untuk mengiringi belajar maupun
bekerja (Sumaryati, 2012: 22; Campbell, 2002 :19 dalam Hasdianto,
2008).
3. Meningkatkan Motivasi
Menurut Sacks (2011), musik secara langsung bisa mempengaruhi
kerja otot kita. Musik mampu memengaruhi sistem dalam tubuh kita,
termasuk hormon-hormon dalam tubuh.Musik mampu memengaruhi
denyut jantung dan tekanan darah dengan merangsang hormon
adrenalin.Bahkan saat ini, di beberapa pusat kesehatan telah ditemukan
penelitian bahwa angklung dapat menjadi terapi penyembuhan yang
berkaitan dengan pengembangan syaraf psikomotorik.Alat musik
angklung lebih ringan, mudah, dan sederhana karena hanya menggerakan
tangan untuk satu tangga nada, tapi dapat melatih lebih dari satu saraf dari
organ tubuh untuk saling berintegrasi (Hermawan, 2011).
Terapi musik angklung yang dilakukan secara bersama-sama dapat
meningkatkan kemampuan komunikasi, kemampuan sosialisasi, rasa
percaya diri, semangat hidup, dan peningkatan penghargaan terhadap diri
sendiri bahwa diri mereka masih mampu melakukannya, masih mampu
untuk berkarya dan menunjukan keterampilan mereka (Arisanti, 2010).
4. Meningkatkan Kemampuan Mengingat
Jika seseorang mendengarkan musik yang disukai, maka musik
tersebut dapat meningkatkan performa kognitif mereka. Musik akan
merangsang otak kanan, otak kanan berfungsi dalam hal persamaan,
khayalan, kreativitas, bentuk/ruang, emosi, musik, dan warna. Daya ingat
otak kanan bersifat jangka panjang, bila terjadi kerusakan otak kanan
karena berbagai sebab, maka fungsi yang terganggu adalah kemampuan
visual dan emosi (Musbaqin, 2009). Hal ini didasarkan bahwa terapi musik
merupakan alternatif terapi pilihan yang tepat dan cost efektive dalam
meningkatkan kesehatan pada lansia demensia.
5. Mengurangi Rasa Sakit
Sehingga terapi musik bisa digunakan sebagai terapi komplementer pada
pasien fraktur. Penurunan nyeri ini dapat membantu penyembuhan
kondisi umum.
Musik menghasilkan perubahan status kesadaran melalui bunyi,
kesunyian, ruang, dan waktu.Musik harus didengarkan minimal 15 menit
agar dapat memberikan efek teraupeutik. Pada keadaan perawatan akut,
mendengarkan musik dapat memberikan hasil yang sangat efektif dalam
upaya mengurangi nyeri pasca operasi pasien (Potter, 2006). Penelitian
yang dilakukan McCaffrey menemukan bahwa intensitas nyeri menurun
sebanyak 33% setelah terapimusik dengan menggunakan musik
klasikMozart terhadap pasien osteoarthritis selama20 menit dengan musik
Mozart (Chiang,2012).
6. Kesehatan Jiwa
Gangguan halusinasi dapat diatasi dengan terapi farmakologi dan
nonfarmakologi (Keliat, Wiyono, & Susanti, 2011). Terapi
nonfarmakologi lebih aman digunakan karena tidak menimbulkan efek
samping seperti obat-obatan, karena terapi nonfarmakologi menggunakan
proses fisiologis (Zikria, 2012). Salah satu terapi nonfarmakologi yang
efektif adalah mendengarkan musik. Musik memiliki kekuatan untuk
mengobati penyakit dan meningkatkan kemampuan pikiran seseorang.
Ketika musik diterapkan menjadi sebuah terapi, musik dapat
meningkatkan, memulihkan, dan memelihara kesehatan fisik, mental,
emosional, sosial dan spritual (Aldridge, 2008). Pada zaman modern,
terapi musik banyak digunakan oleh psikolog maupun psikiater untuk
mengatasi berbagai macam gangguan kejiwaan, gangguan mental atau
gangguan psikologis (Aldridge, 2008).
Terapi musik sangat mudah diterima organ pendengaran dan
kemudian melalui saraf pendengaran disalurkan ke bagian otak yang
memproses emosi yaitu sistem limbik (Aldridge, 2008). Terapi musik
juga efektif dalam menurunkan tingkat depresi pada pasien isolasi sosial.
Penelitian yang dilakukan oleh Ayu, Arief dan Ulfa (2012) dengan judul
efektifitas terapi musik terhadap tingkat depresi pasien isolasi sosial di
Rumah Sakit Jiwa Dr. Amino Gondhohutomo Semarang, didapatkan
hasil bahwa terapi musik efektif terhadap penurunan tingkat depresi
pasien isolasi sosial. Hal ini berarti terapi musik dapat membantu
meningkatkan kesehatan mental pada pasien isolasi sosial. Di RSJ
Tampan pemberian terapi musik klasik pernah dilakukan oleh mahasiswa
profesi elektif tahun 2013 dan hasilnya menunjukkan bahwa musik klasik
efektif dalam menurunkan tanda dan gejala halusinasi.

D. Kelebihan Dan Kekurangan Terapi Music


Kelebihan dari musik sendiri antara lain:
1. Memberikan kenikmatan estetis
2. Memberikan relaksasi atau hiburan
3. Sebagai media ekspresi diri (Self Ekspresion)
4. Representasi simbolis
5. Respon Fisik
6. Media Terapeutik
7. Sebagai media pendiddikan serta pembelajaran
Kekurangan dari musik sendiri antara lain:
1. Kurang di manfaatkan secara optimal guna kepentingan-kepentingan yang
berdimensi kemanusiaan (Budhisantoso, 1994; Merriam, 1968; dan
Merrit, 2003) (Raharjo, 2011)

E. Perawan Perawat
1. Sebagai caregiver
Perawat dalam melaksanakan prakteknya dapat melakukan langsung
prosesnya dengan menggunakan pendekatan langkah-langkah proses
keperawatan yaitu pengkajian terlebih dahulu kepada pasien yang meliputi
pemeriksaan fisik, pemeriksaan tanda-tanda vital.
2. Sebagai advocate
Peran perawat diantarannya dengan melakukan diagnose keperawatan
kepada pasien yang memungkinkan untuk dilakukan terapi musiknya.
3. Sebagai educator
Perawat dapat memberikan pendidikan kesehatan sesuai dengan masalah
kesehatan pasien sehingga mengunjungi terjadinya perubahan perilaku
yang pada akhirnya dapat menyembuhkan penyakit.
4. Sebagai researcher
Dalam hal ini perawat sangat memiliki peluang yang luas untuk
melakukan penelitian untuk menunjang kesembuhan pasien lebih optimal.
Dengan banyaknnya bukti-bukti ilmiah nantinnya maka diharapkan
pengobatan dengan terapi musik akan menjadi salah satu terapi
komplementer pilihaan dimasyarakat ( Dodik,2013 ).

F. Contoh Analisis Jurnal Manfaat Terapi Musik


1. Jurnal Pertama: Pengaruh Terapi Murottal Al Qur’an Terhadap Kualitas
Tidur Lansia Di Unit Rehabilitasi Sosial Dewanata Cilacap.
Jurnal Kedua: Terapi Musik Rebana Mampu Meningkatkan Kualitas Tidur
Lansia

Gangguan tidur merupakan salah satumasalah kesehatan yang


sering dihadapi olehlansia.Kondisi ini membutuhkan perhatian yangserius.
Buruknya kualitas tidur lansiadisebabkan oleh meningkatnya latensi
tidur,berkurangnya efisiensi tidur dan terbangunlebih awal karena proses
penuaan. Prosespenuaan tersebut menyebabkan penurunanfungsi
neurontransmiter yang ditandai denganmenurunnya distribusi
norepinefrin. Hal itumenyebabkan perubahan irama sirkadian,dimana
terjadi perubahan tidur lansia pada faseNREM 3 dan 4. Sehingga lansia
hampir tidakmemiliki fase 4 atau tidur dalam (Stanley, 2006; Khasanah
dan Hidayati, 2012).
P : Gangguan pola tidur sehinggamemiliki kualitas tidur yang buruk pada
lansia
I : 1: Terapi murottal Al Qur’an diberikanmenggunakan speaker simbadda
dengankekuatan 60 db selama 15 menit dalam 3 hariberturut - turut.
Terapi murottal AlQur’an dengan tempo yang lambat
sertaharmonis lantunan Al Qur’an dapatmenurunkan hormon-hormon
stres,mengaktifkan hormon endorfin alami,meningkatkan perasaan rileks,
danmengalihkan perhatian dari rasa takut, cemasdan tegang, memperbaiki
sistem kimia tubuhsehingga menurunkan tekanan darah
sertamemperlambat pernafasan, detak jantung,denyut nadi, dan aktivitas
gelombang otak(Faradisi, 2009; Heru, 2008; Mardiyono, 2011).Hal inilah
yang akan memperbaiki iramasirkadian lansia sehingga kualitas
tidurnyamembaik.
2: Kelompok intervensi diberikan terapimusik rebana sebanyak 4 kali,
masing-masingterapi diberikan selama 60 menit.
Terapi musik rebana merupakan suatulayanan kesehatan yang
mirip dengan terapioccupational dan fisik.Terapi musik masukmelalui
stimulus intelektual di dalam otak danlangsung berpindah kealam bawah
sadar, mampumeningkatkan hormon endorphin danmenurunkan hormon
epineprin yang mampumempengaruhi fungsi fisiologis sepertipernafasan,
detak jantung dan tekanan darah.Kondisi ini menyebabkan lansia akan
merasalebih rileks dan nyaman dalam tidurnya (Potter & Perry, 2007).
C : Terapi Murrotal Al Qur’an dengan terapi musik rebana
O : Terapi Murrotal Al Qur’an lebih efektif untuk meningkatkan kualitas
tidur pada lansia.
Berdasarkan prisip kerjanya terapimurottal Al Qur’an merupakan
salah satu jenisterapi suara.Efek yang ditimbulkan dari terapisuara yaitu
berupa efek psikologis dan efekneurologis.Lantunan irama
tersebutmemperbaiki fisiologis saraf – saraf sehinggaperbaikan
mekanisme tubuh lansia terjadi(Asrin, Mardiyono, dan Saryono,
2007).Perbaikan kualitas tidur ini jugadisebabkan karena adanya
peningkatan kerjasaraf parasimpatis.Hal ini sejalan denganpenelitian oleh
Faradisi (2009) menunjukkanbahwa murottal Al Qur’an mampu
memacusistem saraf parasimpatis yang mempunyaiefek berlawanan
dengan sistem saraf simpatis.Sehingga terjadi keseimbangan pada kedua
sistem saraf autonom tersebut.Hal inilah yangmenjadi prinsip dasar dari
timbulnya responrelaksasi, yakni terjadi keseimbangan antarasistem saraf
simpatis dan sistem sarafparasimpatis.

2. ANALISIS PENGARUH TERAPI MUSIK MOZART TERHADAP


PENURUNAN DERAJAT NYERI MENSTRUASI PADA REMAJA
PUTRI DI MAN PADANG JAPANG TAHUN 2014 DAN
EFEKTIVITAS TERAPI MUROTTAL TERHADAP PERUBAHAN
TINGKAT DISMENORE PADA MAHASISWI PROGRAM STUDI
KEPERAWATAN UNIVERSITAS TANJUNGPURA ANGKATAN
2013
Nyeri menstruasi atau dismenorrhea adalah kekakuan atau kejang
di bagian bawah perut akibat menstruasi dan produksi zat
prostaglandin yang terjadi pada waktu menjelang atau selama
menstruasi (Potter& Perry 2005).
Nyeri haid (dismoenore) merupakan suatu gejala dan bukan suatu
penyakit.Nyeri haid ini timbul akibat kontraksi disritmik miometrium
yang menampilkan satu atau lebih gejala mulai dari nyeri yang ringan
sampai berat pada perut bagian bawha, bokong, dan nyeri spasmodik
pada sisi medial paha (FKUI, 2008). Dismenore adalah nyeri atau
kram pada perut yang dirasakan sebelum dan selama menstruasi
(Ramaiah,2006).
P ( Problem ) : menurunkan nyeri pada haid atau menstruasi
I ( Intervensi ) : di berikan terapi musik
C ( Comparison ) : terapi musik Mozart dan terapi musik Murottal
O ( Out Come ) : penggunaan terapi musik untuk menurunkan nyeri
pada desminore lebih efektif menggunakan terapi musik murottal
karena di jurnal di bahas dengan menggunakan terapi musik murottal
sebelum di lakukan ada 16 orang yang mengalami nyeri berat 3,
sedang 13 dan setelah diberikan terapi menjadi 1 berat, 2 sedang, 13
ringan.sedangkan dengan terapi Mozart sebelum di lakukan terapi ada
10 orang 3 mengalami nyeri ringan, 7 nyeri berat dan seetelah di
lakukan terapi yang nyeri berat ada 6,ringan 3, sedang 1.

CARA KERJA TERAPI MUSIK MOZART BUAT MENURUNKAN


NYERI PADA DESMINORE

Secara nonfarmakologis untuk mengurangi nyeri, salah satunya


dengan teknik distraksi. Adapun teknik distraksi yang paling efektif
untuk mengurangi nyeri adalah mendengarkan musik
(Potter&Perry,2005). Mendengarkan musik dapat memproduksi zat
endorphins (substansi sejenis morfin yang disuplai tubuh yang dapat
mengurangi rasa sakit/nyeri) yang dapat menghambat transmisi impuls
nyeri di sistem saraf pusat, Sehingga sensasi nyeri menstruasi dapat
berkurang, musik juga bekerja pada system limbic yang akan
dihantarkan kepada system saraf yang mengatur kontraksi otot-otot
tubuh, sehingga dapat mengurangi kontraksi otot (Bobak 2007; 05).
Musik tersebut didengarkan minimal 15 menit supaya dapat
memberikan efek teraupetik, diberikan dengan rentang 15 menit pula
dan di dengar tiga kali makin lama makin dikeraskan.dalam keadaan
nyeri akut ,mendengarkan musik dapat memberikan hasil yang sangat
efektif dalam upaya mengurangi nyeri.(Desi Novita 2011 ).

CARA KERJA TERAPI MUSIK MUROTTAL BUAT


MENURUNKAN NYERI PADA DESMINORE

Salah satu terapi nonfarmakologi untuk mengatasi dismenore


adalah terapi Murottal yang secara fisik mengandung unsur suara
manusia dan dapat menstimulasi tubuh untuk menurunkan hormon-
hormon stres, mengaktifkan hormon endorfin secara alami, serta
meningkatkan perasaan rileks.Bacaan Al Quran merupakan obat yang
komplit untuk berbagai macam penyakit, dari penyakit hati hingga
penyakit fisik, baik itu penyakit dunia maupun penyakit akhirat.
Lantunan ayat Al Quran dalam terapi Murottal mempunyai irama
yang konstan, teratur, dan tidak ada perubahan yang mendadak serta
nadanya rendah mempunyai efek relaksasi terhadap tubuh.Efek
relaksasi terapi Murottal terlihat pada saat responden yang sedang
mendengarkan terapi Murottal menunjukkan respon positif diantaranya
responden terlihat tenang sembari memejamkan mata menikmati
lantunan ayat Al Quran mengindikasikan bahwa responden berada
dalam kondisi relaksasi. Hal ini membuktikan bahwa terapi Murottal
dapat menstimulasi tubuh untuk menghasilkan endorfin secara alami
yang dapat menghasilkan kenyamanan dan ketenangan jiwa karena
secara fisik mengandung unsur suara manusia yang dapat menurunkan
hormon-hormon stress, mengaktifkan hormon endorfin alami,
meningkatkan relaksasi, mengurangi kecemasan, menurunkan tekanan
darah, pernafasan, denyut nadi, detak jantung serta aktivitas
gelombang otak dan anjurkan klien rileks selama 5 menit, lalu biarkan
klien mendengarkan Murottal selama 60 menit menggunakan
earphone,kemudian dilakukan pengukuran kembali tingkat dismenore
menggunakan lembar observasi
BAB III

PENUTUP

Kesimpulan
Musik adalah ungkapan perasaan dan pengalaman hidup manusia
yangdituangkan melalui rangkaian nada-nada.Musik adalah suara yang tertata dan
teratur.Mendengarkan musik memiliki pengaruh mendalam pada fisik dan mental
seseorang.Mendengarkan musik secara teratur sangat bermanfaat bagi kesehatan
karena menghilangkan stress, depresi, pikiran dan tubuh menjadi rileks sehingga
tubuh kembali bertenaga.Manfaat mendengarkan musik adalah mendapatkan
stimulus positif, seperti lebih rileks dan memperbaiki mood. Mendengarkan musik
akan memberikan tenaga baru, mental yang segar, dan hubungan sosial yang
hangat. Rangsangan musik mengaktivasi jalur-jalur spesifik di dalam beberapa
area otak, seperti sistem Limbik yang berhubungan dengan perilaku
emosional.Dengan mendengarkan musik, sistem Limbik ini teraktivasi dan
individu tersebut pun menjadi rileks.Saat keadaan rileks inilah tekanan darah
menurun.Jadinya tidak hanya obat Prozac (antidepresi) saja, yang dapat bekerja di
sistem Limbik, namun juga terapi musik.Selain itu pula alunan musik dapat
menstimulasi tubuh untuk memproduksi molekul yang disebut nitric oxide
(NO).Molekul ini bekerja pada tonus pembuluh darah sehingga dapat mengurangi
tekanan darah.

Saran
Setiap musik mempunyai manfaatnya masing-masing, mendengarkan
musik adalah acara yang cukup mudah dan bermanfaat untuk menunjang
kesehatan kita. Dalam bahasannya, penulis menyadari bahwa masihterdapat
kesalahan baikmengenai isi, penulisan, penggunaan tanda bacadan lain
sebagainya.Oleh karena itu, penulis mengharapkan adanya kritik sertasaran positif
yang membangun sehingga dapat penulis jadikan perbaikan pada penulisan
makalah yang baik dikemudian hari.
DAFTAR PUSTAKA

Alma Marikka Geraldina. 2017. Terapi musik.


https://jurnal.ugm.ac.id/buletinpsikologi.
Dewi, M. P. (2009). Studi Metaanalisis : Musik Untuk Menurunkan Stres. Jurnal
Psikologi. https://doi.org/https://doi.org/10.22146/jpsi.7889
Erfandi. 2009. Konsep terapi musik.
https:forbetterhealth.wordpres.com/2009/01/16/konsep-konsep-terapi-
musik/amp/
Raharjo, E. (2011). Musik Sebagai Media Terapi. Harmonia: Journal of Arts
Research and Education. https://doi.org/10.15294/harmonia.v8i3.772
Supriadi, D., Hutabarat, E., & Vera, M. (2015). Pengaruh terapi musik tradisional
kecapi suling sunda terhadap tekanan darah pada lansia dengan hipertensi.
Skolastik Keperawatan.
Unsri, M., Satiadarma, M. P., & Subroto, U. (2018). MUSIC THERAPY
PRACTICE TO REDUCE ANGER FOR ELDERLY IN A GOVERNMENT
NURSING HOME. Jurnal Muara Ilmu Sosial, Humaniora, Dan Seni.
Widyatuti. 2008. Jurnal Keperawatan Indonesia-terapi komplementer dalam
keperawatan.
Keperawatan, J., Jenderal, U., & Purwokerto, S. (2016). Jurusan Keperawatan
Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto, 3 Rsud Ajibarang, 11(3), 168–
173.
Luthfa, I., & Aspihan, M. (2013). Terapi Musik Rebana Mampu Meningkatkan
Kualitas Tidur Lansia, 345–350.
Komariyah, L., & Indonesia, U. P. (2016). Pengaruh Musik Angklung Terhadap,
2(1), 10–15.
Musik Untuk Meningkatkan Kecerdasan. (N.D.).
Wahyu, A., Santoso, A., & Bimbingan, J. (2013). Sebagai Relaksasi Untuk
Lansia, 3(1), 62–75.
Karlita, D., Pantiawati, I., Kebidanan, A., Purwokerto, Y., Wahid, J. K. H., &
Purwokerto, H. A. (2013). No Title, 4(1), 1–15.
Di, F., Rsup, I. A., & Kandou, P. R. D. (2015). No Title, 3.
Terapi, E., Musik, T., Kecemasan, T., Pra, P., & Faradisi, F. (2012). Efektivitas
Terapi Murotal Dan Terapi Musik Klasik Terhadap Penurunan Tingkat
Kecemasan Pasien Pra Operasi Di Pekalongan Firman Faradisi, V(2).
Rsj, D. I., & Provinsi, T. (2012). No Title, 1–9.
Pada, A., & Demensia, L. (2016). Literature Review :, 4(1).
Putra, Y., & Putri, R. B. (2014). Pengaruh Terapi Musik Mozart terhadap
Penurunan Derajat Nyeri Menstruasi pada Remaja Putri di MAN Padang
Japang Tahun 2014 Influence Of Therapy Music of Mozart to Degradation
Of Degree Pain in bone Menstruate at is Adolescent of Putri in MAN Field
of Japang Year 2014, 5(1), 8–14.

Anda mungkin juga menyukai