Abstract
Music therapy began to show its existence as one of the new therapeutic methods. Music
therapy which was previously identic with Western society, is now starting to be used in
Indonesia. It began to develop as one of therapy methods in psychology field. Along with the
development of music therapy, the issues around music therapy are also an interesting study
material. Newly developed music therapy in Indonesia often has very different application
methods between one and another study, and the use of music as a method of therapy is still
being debated issue to find good operational standards. Therefore, this paper attempts to
examine the growing cultural-related assumptions around music and music therapy.
Buletin Psikologi 45
GERALDINA
musik mendorong dilakukannya riset untuk sehingga suara dering jam weker di pagi
mengungkap hal-hal baru yang belum hari, suara kucuran air di kamar mandi,
diangkat menjadi sebuah isu yang penting. suara desis penggorengan di dapur, suara
Tulisan ini dibuat sebagai salah satu kajian mobil di garasi, belum dapat disebut
mengenai unsur universalitas dan lintas sebagai musik jika tidak memenuhi unsur
budaya yang terdapat dalam terapi musik. keberaturan yang penting terdapat dalam
Diharapkan tulisan ini mampu memberikan musik (Campbell, 2001).
sumbangan bagi keilmuan psikologi
khususnya pada pengembangan Musik sebagai Sarana Terapi
pendekatan terapi musik.
Dalam perkembangannya, musik selalu
berkembang mengikuti perkembangan aktif
Pembahasan dari masyarakat. Pada zaman dahulu,
musik digunakan sebagai katalis untuk
Apa yang Dimaksud dengan Musik? menstimulasi emosi dan mengantarkan
individu pada kondisi istriahat dan
Pemandangan orang-orang berolahraga di
relaksasi sampai kemudian orang-orang
pagi hari dengan earphone di telinga sambil
Yunani pada abad kelima sebelum masehi
mengangguk-angguk tentunya tidak asing
menggunakan jenis musik tertentu untuk
lagi dijumpai. Orang-orang berhenti di
mengatasi orang-orang yang memiliki
jalanan untuk mendengarkan pemusik
masalah (Grocke & Wigram, 2007). Musik
jalanan mendendangkan lagunya, orang-
yang digunakan untuk penyembuhan pada
orang bernyayi mengikuti irama lagu yang
perkembangannya mengilhami lahirnya
diputar melalui handphone, orang-orang
terapi musik.
bersenandung mengikuti lagu yang diputar
di pusat perbelanjaan juga tentunya juga Terapi musik merupakan terapi yang
bukan merupakan pemandangan yang dilakukan menggunakan musik dan aktivi-
jarang dijumpai lagi. Ketika ditanya, apa tas musik untuk memfasilitasi proses terapi
yang sedang mereka lakukan? Mereka akan dalam membantu kliennya. Sebagaimana
menjawab “saya sedang mendengarkan halnya terapi yang merupakan upaya yang
musik”. Namun apakah yang dimaksud dirancang untuk membantu orang dalam
dengan ‘musik’ itu sendiri? konteks fisik atau mental, terapi musik
mendorong klien untuk berinteraksi,
Djohan (2009) mendefinisikan musik improvisasi, mendengarkan, atau aktif
sebagai produk pikiran, maka dari itu bermain musik (Djohan, 2006).
elemen vibrasi (fisika dan kosmos) dalam
World Federation of Music Therapy
bentuk frekuensi, amplitudo, dan durasi
belum menjadi musik bagi manusia sampai menjelaskan terapi musik sebagai
semua itu ditransformasi secara neurologis penggunaan profesional dari musik dan
dan diintepretasikan melalui otak menjadi elemennya sebagai salah satu intervensi
pitch (nada-harmoni), timbre (warna suara), dalam bidang kesehatan, pendidikan, dan
dinamika (keras-lembut), dan tempo (cepat- lingkungan sehari-hari dengan individu,
lambat). Musik adalah suara yang disusun kelompok, keluarga, atau komunitas yang
demikian rupa sehingga mengandung mencoba untuk melakukan optimalisasi
irama, lagu, dan keharmonisan terutama kualitas hidupnya dan meningkatkan
suara yang dihasilkan dari alat-alat yang kesehatan fisik, sosial, komunikatif,
dapat menghasilkan bunyi (Suryana, 2012). emosional, intelektual, spiritualnya serta
Musik berkaitan dengan unsur keberaturan, kondisi well-being dirinya (Edwards, 2017).
46 Buletin Psikologi
TERAPI MUSIK: BEBAS BUDAYA ATAU TERIKAT BUDAYA?
Lebih lanjut, terapi musik dapat dide- Musik juga menyediakan media relaksasi
finisikan sebagai sebuah aktivitas terapeutik dengan komunikasi lewat ritme, men-
yang menggunakan musik sebagai media dengarkan musik, isyarat non-verbal,
untuk memperbaiki, memelihara, mengem- eksplorasi, gerakan, dan improvisasi (Torres
bangkan mental, fisik, dan kesehatan emosi. ML, Ramos V, Suarez PC, Garcia S, &
Terapi musik juga dijelaskan sebagai sebuah Mendoza M, 2016).
proses intervensi sistematis dengan terapis
yang membantu klien untuk meningkatkan Musik sebagai Sarana Terapi: Bebas Budaya vs
kesehatan menggunakan pengalaman Terikat Budaya
musik dan hubungan yang berkembang
Musik dan manfaatnya sebagai sarana
diantaranya sebagai kekuatan dinamis
penyembuhan dalam terapi telah banyak
perubahan (Bruscia, 2014). Pengertian yang
diungkapkan dalam berbagai penelitian dan
sama juga diberikan oleh Do (2012) yang
berbagai literatur. Musik sendiri dianggap
menjelaskan terapi musik sebagai penggu-
merupakan sesuatu yang ”spesial” sebagai
naan klinis dari intervensi musik untuk
metode terapi, dikarenakan adanya
mencapai tujuan individual dalam hubung-
pendapat yang menjelaskan jika musik
an terapeutik oleh seorang profesional yang
merupakan bahasa universal yang mem-
sudah menyelesaikan program pendidikan
fasilitasi belajar, membangun hubungan,
terapi musik. self-expression, dan komunikasi (Havlat,
Selama ini terapi musik banyak diguna- 2006).
kan untuk mengatasi berbagai permasa-
Do (2012) menjelaskan bahwa musik
lahan seperti untuk menurunkan stres
bersifat universal. Musik akan menyediakan
(Rosanty, 2014), terapi musik untuk “jembatan” alami antara individu dengan
menurunkan kecemasan pada pasien yang individu lain, dengan lingkungan, memfa-
akan menjalani pengobatan (Savitri, silitasi hubungan, belajar, self-expression dan
Fidayanti, & Subiyanto, 2016). Musik juga komunikasi. Musik menangkap dan
digunakan sebagai media untuk mening- membantu memelihara perhatian. Musik
katkan well-being (Weinberg & Joseph, 2017), juga sangat memotivasi dan digunakan
dan sebagai media intervensi untuk sebagai natural reinforcer untuk respon yang
pengembangan kemampuan anak autis diinginkan (Do, 2012).
(Eren, 2015; Havlat, 2006; Kim, Wigram, &
Gold, 2008; Lim, 2010; Shi, Lin, & Xie, 2016). Alasan universalitas dari musik inilah
yang selanjutnya banyak digunakan
Penelitian-penelitian tersebut menun- menjadi pijakan dalam berbagai penelitian
jukkan jika terapi musik memiliki manfaat yang menggunakan musik sebagai media
untuk menurunkan stress, meningkatkan utama terapi, seperti penelitian yang
well-being individu dan bahkan dapat dilakukan oleh Havlat (2006) yang
dikembangkan sebagai media untuk menggunakan musik sebagai sarana terapi
optimalisasi perkembangan kemampuan
untuk mengembangkan kemampuan
penyandang autis karena musik yang komunikasi verbal dan non-verbal anak
mampu menjembatani komunikasi antara autis. Penelitian ini menggunakan terapi
terapis dengan subjek dalam komunikasi musik karena menganggap musik sebagai
verbal maupun non-verbal. Terapi musik aspek universal pengganti bahasa yang
memberikan fasilitas pada individu yang dapat digunakan untuk membangun
menjalani terapinya untuk masuk dalam komunikasi dengan anak autis (Havlat,
proses yang emosional, bebas, dan kreatif. 2006). Penelitian lain yang dilakukan oleh
Buletin Psikologi 47
GERALDINA
48 Buletin Psikologi
masyarakat
dirasakan
tersebut
sebenarnya
nya dalam
terdapat
kecemasan.
dilakukan
Buletin Psikologi 49
Encoding
The performer’s
intended
expression
50 Buletin Psikologi
TERAPI MUSIK: BEBAS BUDAYA ATAU TERIKAT BUDAYA?
religiusitas yang khas dari masyarakat terikat dengan latar belakang budaya klien
Indonesia juga perlu dipertimbangkan yang terlibat di dalamnya. Keterikatannya
dalam proses pemilihan lagu dan proses dengan budaya ini membuat terapi musik
berjalannya terapi. Selanjutnya diperlukan perlu memperhatikan detail-detail lagu
standardisasi prosedur terapi untuk yang digunakan dalam terapi dengan
menghasilkan terapi musik yang efektif. memperhatikan latar belakang klien yang
akan mendapatkan terapi. Namun keter-
Di masa depan, kritik tentang adanya
batasan ini diharapkan justru membuka
peran budaya dalam terapi musik mungkin
kemungkinan untuk dikembangkannya
akan mengilhami lahirnya metode musik
terapi musik lanjutan berbasis kesenian
terapi yang bersifat multikultural. Dengan
tradisional di masa depan.
begitu terapi musik akan terus berkembang
dan dapat memperbaiki diri terus menerus
di masa depan. Daftar Pustaka
Buletin Psikologi 51
GERALDINA
Eren, B. (2015). The use of music Kim, J. (2006). The effects of improvisational
interventions to improve social skills in music therapy on joint attention behaviours
adolescents with autism spectrum in children with autistic spectrum disorder.
disorders in integrated group music unknown. Retrieved from http://vbn.
therapy sessions. Procedia - Social and aau.dk/ws/files/66948224/jinah_kim.pdf
Behavioral Sciences, 197, 207–213. doi:
Kim, J., Wigram, T., & Gold, C. (2009).
10.1016/j.sbspro.2015.07.125
Emotional, motivational and inter-
Fan, Q. (2014). Research of lens model in personal responsiveness of children
music emotional communication. with autism in improvisational music
BioTechnology: An Indian Journal, 10(19). therapy. Autism, 13(4), 389–409. doi:
Retrieved from http://www. 10.1177/1362361309105660
tsijournals.com/abstract/research-of- Kurnianingsih, D., Suroso, J., & Muhajirin,
lens-model-in-music-emotional- A. (2017). Efektifitas terapi musik klasik
communication-8144.html terhadap penurunan stres kerja perawat
Fritz, T., Jentschke, S., Gosselin, N., IGD di RSUD dr. R. Goetheng
Sammler, D., Peretz, I., Turner, R., … Taroenadibrata Purbalingga tahun 2013.
Koelsch, S. (2009). Universal Recog- Prosiding Seminar Nasional & Interna-
nition of Three Basic Emotions in Music. sional. Retrieved from http://jurnal.
Current Biology, 19(7), 573–576. unimus.ac.id/index.php/psn12012010/ar
doi:10.1016/j.cub.2009.02.058 ticle/view/870
Goelst, I. L. (2016). Multicultural music Laukka, P., Eerola, T., Thingujam, N. S.,
therapy: A manual on cultural sensitivity Yamasaki, T., & Beller, G. (2013).
in music therapy practice. The Florida Universal and culture-specific factors in
State University. Retrieved from http:// the recognition and performance of
search.proquest.com/openview/9576abb musical affect expressions. Emotion,
71833230ec65e305f1776397c/1?pq- 13(3), 434–449. doi: 10.1037/a0031388
origsite=gscholar&cbl=18750&diss=y
Lim, H. A. (2010). Effect of “developmental
Grocke, D. E., & Wigram, T. (2007). Receptive speech and language training through
methods in music therapy techniques and music” on speech production in
clinical applications for music therapy children with autism spectrum disor-
clinicians, educators, and students. ders. Journal of Music Therapy, 47(1), 2–
London; Philadelphia: Jessica Kingsley 26.
Publishers. Retrieved from http://site. Edwards, J (Ed). (2017). The Oxford
ebrary.com/id/10182455 handbook of music therapy. Oxford:
Havlat, J. J. (2006). The effects of music therapy Oxford University Press
on the interaction of verbal and non-verbal Rahardjo, W. (2016). Terapi musik untuk
skills of students with moderate to severe kesehatan. Femina. Retrieved from
autism. California State University San https://www.femina. co.id/health-
Marcos. Retrieved from http://www. diet/terapi-musik-untuk-kesehatan
juniordrummer.com/therapy1.pdf
Reza, N., Ali, S. M., Saeed, K., Abul-Qasim,
Juslin, P. N., & Sloboda, J. A. (Eds.). (2008). A., & Reza, T. H. (2007). The impact of
Music and emotion: Theory and research music on postoperative pain and anxiety
(Reprinted). Oxford: Oxford Univ. following cesarean section. Middle East J
Press. Anesthesiol, 19(3), 573–586.
52 Buletin Psikologi
TERAPI MUSIK: BEBAS BUDAYA ATAU TERIKAT BUDAYA?
Rosanty, R. (2014). Pengaruh musik mozart Suryana, D. (2012). Terapi musik (Vols. 1–5).
dalam mengurangi stres pada Retrieved from https://books.google.
mahasiswa yang sedang skripsi. Journal co.id/
of Educational, Health and Community Torres ML, M., Ramos V, J., Suarez PC, M.,
Psychology, 3(2), 71–78. Garcia S, A., & Mendoza M, T. (2016).
Savitri, W., Fidayanti, N., & Subiyanto, P. Benefits of Using Music Therapy in
(2016). Terapi musik dan tingkat Mental Disorders. Journal of Biomusical
kecemasan pasien preoperasi. Media Engineering, 04(2). doi: 10.4172/2090-
Ilmu Kesehatan, 5(1), 1–6. 2719.1000116
Shi, Z.-M., Lin, G.-H., & Xie, Q. (2016). Weinberg, M. K., & Joseph, D. (2017). If
Effects of music therapy on mood, you’re happy and you know it: Music
language, behavior, and social skills in engagement and subjective wellbeing.
children with autism: A meta-analysis. Psychology of Music, 45(2), 257–267.
Chinese Nursing Research, 3(3), 137–141. Yinger, O. S. (2017). Music therapy: Research
doi: 10.1016/j.cnre.2016.06.018 and evidence-based practice. S.l.: Elsevier.
Buletin Psikologi 53