Anda di halaman 1dari 10

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Terapi musik merupakan sebuah proses interpersonal yang
dilakukan oleh seorang terapis dengan menggunakan musik untuk membantu
memulihkan kesehatan pasiennya. Terapi musik juga berarti pemakaian musik
sebagai sarana terapi untuk memperbaiki, menjaga, maupun meningkatkan
kesehatan fisik, mental, dan emosi seseorang. Terapi ini merupakan salah satu
cara yang mudah dan bermanfaat bagi kesehatan, kecerdasan serta interaksi
sosial. Sedangkan menurut al-Kindi, musik adalah sistem harmoni yang
berubungan dengan kesimbangan lahiriyah dan emosional yang dapat digunakan
sebagai terapi keseimbangan.

Musik memiliki kekuatan untuk mengobati penyakit dan meningkatkan


kemampuan pikiran seseorang. Ketika musik diterapkan menjadi sebuah terapi,
musik dapat meningkatkan, memulihkan, dan memelihara kesehatan fisik, mental,
emosional, sosial dan spiritual. Hal ini disebabkan musik memiliki beberapa
kelebihan, yaitu karena musik bersifat nyaman, menenangkan, membuat rileks,
berstruktur, dan universal. Perlu diingat bahwa banyak dari proses dalam hidup
kita selalu ber-irama. Sebagai contoh, nafas kita, detak jantung, dan pulsasi
semuanya berulang dan berirama.

Terapi musik adalah terapi yang universal dan bisa diterima oleh semua orang
karena kita tidak membutuhkan kerja otak yang berat untuk menginterpretasi
alunan musik. Terapi musik sangat mudah diterima organ pendengaran kita dan
kemudian melalui saraf pendengaran disalurkan ke bagian otak yang memproses
emosi (sistem limbik).

Terapi musik ini mulai berkembang pada abad ke 9 M, dan menurut R Saoud
dalam tulisannya bertajuk The Arab Contribution to the Music of the Western
World menyebutkan bahwa al-Kindi lah yang pertama kali mempraktikkan terapi
musik, pada saat itu al-Kindi sudah menemukan adanya nilai-nilai pengobatan
pada musik. ''Dengan terapi musik, al-Kindi mencoba untuk menyembuhkan
seorang anak yang mengalami quadriplegic atau lumpuh total,''.

Kemudian terapi musik ini juga dikembangkan oleh ilmuwan Muslim lainnya yakni
al-Farabi (872-950 M). Alpharabius atau al-Farabi menjelaskan tentang terapi
musik dalam risalah yang berjudul Meanings of Intellect . Amber Haque (2004)
dalam tulisannya bertajuk Psychology from Islamic Perspective: Contributions of
Early Muslim Scholars and Challenges to Contemporary Muslim Psychologists",
Journal of Religion and Health mengungkapkan bahwa al-Farabi telah membahas
efek-efek musik terhadap jiwa.

Al-Farabi (873-950M) dalam bukunya Great Book About Musik, juga mengatakan
bahwa musik membuat rasa tenang, sebagai pendidikan moral, mengendalikan
emosi, pengembangan spiritual, menyembuhkan gangguan psikologis. Filsuf
sekaligus pemikir besar Islam, Ibnu Sina (980-1037) menulis, ia mendapatkan
banyak hal dari karya al-Farabi. Dia bahkan mengaku belajar musik dari al-Farabi
dan mempraktekkannya. „‟Salah satu perawatan terbaik dan paling efektif adalah
memperkuat kekuatan mental dan spiritual pasien, dan memberinya lebih banyak
keberanian untuk melawan penyakit.”

1
Beberapa gejala stres yang signifikan seperti gejala kognitif (29%) berupa kesulitan
berkonsentrasi dan mudah lupa, gejala behavioral (16%) seperti membentak orang
lain, gejala mental (18%) seperti menyalahkan diri, cepat marah, tidak tenang, mimpi
buruk, dan lain-lain, gejala fisik (19%) seperti sakit kepala, sakit punggung, sesak
nafas, diare, gatal-gatal dan lain-lain. Metode yang dapat digunakan untuk mengatasi
stres diantaranya melalui pendekatan farmakologis, perilaku, kognitif, meditasi,
hipnotis, dan musik (Hardjana, 1994).

Metode musik merupakan salah satu cara untuk mengatasi stres. Secara
keseluruhan musik dapat berpengaruh secara fisik maupun psikologis. Secara
psikologis, musik dapat membuat sesorang menjadi lebih rileks, mengurangi stres,
menimbulkan rasa aman dan sejahtera, melepaskan rasa gembira dan sedih, dan
membantu serta melepaskan rasa sakit (Djohan, 2006).

Musik klasik adalah komposisi musik yang lahir dari budaya Eropa sekitar tahun
1750-1825 yang memilki ciri-ciri penggunaan dinamika dari Keras menjadi Lembut,
crassendo dan decrasscendo, Perubahan tempo dengan accelerando (semakin
Cepat) dan Ritarteando (semakin lembut), pemakaian ornamentik dibatasi,
penggunaan Akord 3 nada (Envilia, 2013). Seiring dengan perkembangan zaman
ketertarikan para peneliti terhadap musik dan bagaimana pengaruhnya terhadap
kesehatan juga mengalami perkembangan.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Chafin (2004) mendengarkan musik


klasik dapat mengurangi kecemasan dan stres sehingga tubuh mengalami relaksasi
yang mengakibatkan penurunan tekanan darah dan denyut jantung. Penggunaan
musik sebagai media terapi di rumah sakit juga mengalami perkembangan yang
signifikan pada tahun-tahun terakhir ini. Hatem (2006) meneliti bahwa musik klasik
dapat memberikan efek terapi pada anak setelah menjalani operasi jantung. Musik
digunakan juga untuk mengurangi kecemasan pada penderita yang akan diakukan
tindakan invasif. Bahkan beberapa hasil penelitian yang telah dipublikasi, pada orang
dewasa, dilaporkan bahwa musik tidak memiliki efek samping dan efikasinya cukup
baik digunakan sebagai terapi adjuvant pada penderita hipertensi.

Dalam konferensi tahunan ke XVII Ikatan Dokter Amerika, wilayah Missuori AS,
Ahmad Al-Khadi melakukan presentasi tentang hasil penelitiannya dengan tema
pengaruh Al-Qur‟an pada manusia dalam perspektif fisiologi dan psikologi. Hasil
penelitian tersebut menunjukkan hasil positif bahwa mendengarkan ayat suci Al-
Qur;an memiliki pengaruh yang signifikan dalam menurunkan ketegangan urat saraf
reflektif dan hasil ini tercatat dan terukur secara kuatitatif dan kualitatif oleh sebuah
alat berbasis computer (Remolda, 2009). Dengan tempo yang lambat serta harmonis
lantunan Al Qur‟an dapat menurunkan hormonhormon stres, mengaktifkan hormon
endorfin alami, meningkatkan perasaan rileks, dan mengalihkan perhatian dari rasa
takut, cemas dan tegang, memperbaiki sistem kimia tubuh sehingga menurunkan
tekanan darah serta memperlambat pernafasan, detak jantung, denyut nadi, dan
aktivitas gelombang otak. Laju pernafasan yang lebih dalam atau lebih lambat
tersebut sangat baik menimbulkan ketenangan, kendali emosi, pemikiran yang lebih
dalam dan metabolisme yang lebih baik (Heru, 2008). Terapi musik klasik dan terapi
murotal memiliki manfaat yang sama dalam hal menurunkan tingkat stres. Akan
tetapi apakah musik klasik lebih efektif dibandingkan terapi murotal dalam hal
menurunkan tingkat stres belum diketahui. Maka dari itu, berdasarkan uraian di atas
peniliti tertarik untuk meneliti tentang keefektivan antara pemberian terapi musik
klasik dengan pemberian terapi pembacaan Al-Qur‟an (murotal) terhadap penurunan
tingkat stres.

2
B. Rumusan Masalah Pembuatan Makalah
Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang di atas, dapat dirumuskan
masalah :
Apakah musik klasik lebih efektif dibandingkan terapi murotal dalam hal mengurangi
tingkat stres ataupun penyakit.

C. Tujuan Pembuatan Makalah


1. Tujuan Umum
Untuk mengetahi efek terapi musik klasik dan murotal terhadap kesehatan/tubuh
pasien yang sedang menderita karena penyakit.

2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui gambaran tingkat stres
b. Untuk mengetahui pengaruh terapi musik klasik dan murotal dalam hal
mengurangi tingkat stres.
c. Untuk mengetahui keefektivan antara musik klasik dan murotal dalam hal
mengurangi tingkat tingkat stres.

D. Manfaat Pembuatan makalah


Adapun manfaat pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Manfaat Teoristis yaitu :
Memberikan alternatif terapi non-farmakologi untuk menurunkan tingkat stres
2. Manfaat praktis antara lain :
a. Membantu mencegah terjadinya akibat lanjut dari stres yang berkepanjangan.
b. Memberikan alternatif terapi yang hemat biaya
c. Sebagai bahan pertimbangan dalam konseling keluarga dalam hal
menurunkan tingkat stres.

3
BAB II
PEMBAHASAN

A. Teori Terapi Musik


Menurut Prof Nil Sari, sejarawan kedoktoran Islam dari Fakultas Kedokteran
University Cerrahpasa Istanbul, mengatakan bahwa masyarakat Turki pra-Islam
meyakini bahwa kosmos diciptakan oleh Sang Pencipta dengan kata ”ku” /
”kok” (suara). Mereka meyakini bahwa awal terbentuknya kosmos berasal dari suara.
Menurut kepercayaan Islam, seperti yang tertulis dalam Alquran, Allah SWT adalah
Pencipta langit dan bumi.

”…Dan bila Dia berkehendak (untuk menciptakan) sesuatu, maka (cukuplah) Dia
hanya mengatakan kepadanya: ‘Jadilah’. Lalu jadilah ia.” (QS: al-baqarah:117).
Setelah Islam bersemi di Turki, masyarakat negeri itu, masih tetap meyakini kekuatan
suara. Inilah yang membuat peradaban Islam di era Turki Usmani menyakini bahwa
musik dapat menjadi sebuah alat terapi yang dapat menyeimbangkan antara badan,
pikiran dan emosi – sehingga terbentuk sebuah harmoni pada diri seseorang.

Prof Nil Sari juga mengungkapkan, bahwa para ahli terapi musik di zaman Ottoman
menyakini bahwa pasien yang menderita penyakit tertentu atau emosi seseorang
dengan temperamen tertentu dipengaruhi oleh ragam musik tertentu. Ia
mengatakan ”Para ahli musik di era Turki Usmani menyatakan, makam (tipe melodi)
tertentu memiliki kegunaan pengobatan tertentu juga.”

Ada sekitar 80 ragam tipe melodi yang berkembang di masyarakat Turki Usmani.
Sebanyak 12 diantaranya bisa digunakan sebagai alat terapi. Menurut Prof Nil Sari,
dari teks-teks tua dapat disimpulkan bawa jenis musik tertentu dapat mengobati
penyakit tetentu atau perasaan tertentu. Pada era kejayaan Kesultanan Turki
Usmani, terapi musik biasanya digunakan untuk beberapa tujuan, seperti;
pengobatan kesehatan mental; perawatan penyakit organik, perbaikan harmoni
seseorang yakni menyeimbangkan kesehatan antara badan, pikiran dan emosi.
Musik juga diyakini mampu menyebabkan seseorang tertidur, sedih, bahagia dan
bisa pula memacu intelijensia.

Prof Nil Sari mengungkapkan, para ilmuwan di era Turki Usmani meyakini bahwa
musik memiliki kekuatan dalam proses alam,. Musik dapat berfungsi meningkatkan
mood dan emosi secara keseluruhan. Uniknya, para ilmuwan di era Ottoman sudah
mampu menetapkan jenis musik tertentu untuk penyakit tertentu. Misalnya, jenis
musik huseyni dapat mengobati demam. Sedangkan, jenis musik zengule dan irak
untuk mengobati meningitis.

Masyarakat Barat baru mengenal terapi musik pada abad ke-17 M. Adalah Robert
Burton lewat karya klasiknya berjudul The Anatomy of Melancholy yang
mengembangkan terapi musik di Barat. Menurut Burton, musik dan menari dapat
menyembuhkan sakit jiwa, khususnya melankolia.

Bahkan, masyarakat Amerika Serikat (AS) baru mengenal terapi musik sekitar 1944.
Pada saat itu, Michigan State University membuka program sarjana teapi musik.
Sejak 1998, di Amerika telah berdiri The American Music Therapy Association
(AMTA). Organisasi ini merupakan gabungan dari National Association for Music
Therapy (NAMT, berdiri tahun 1950) dan the American Association for Music
Therapy (AAMT, berdiri 1971).

4
Terapi musik merupakan salah satu kontribusi peradaban Islam dalam dunia
kesehatan dan kedokteran. Di era modern ini, musik tetap menjadi salah satu alat
untuk menyembuhkan penyakit tertentu. Terapi musik menjadi salah satu bukti
pencapaian para ilmuwan Muslim di era keemasan.

B. Tujuan Terapi Musik


Terapi musik ini bertujuan merangsang otak untuk memproduksi hormon
kebahagiaan yaitu betaendorphin, yang dimana hormon ini diharapkan mampu
mengurangi produksi hormon stres sehingga tingkat stres bisa menurun dan dampak
lanjut dari stres ini bisa dicegah. Demikian pula dengan terapi murotal yang bisa
dijadikan refrensi dalam hal mengurangi stres dan kecemasan.

C. Jenis Terapi Musik


Musik merupakan sebuah rangsangan pendengaran yang terorganisir yang terdiri
atas melodi, ritme, harmoni, timbre, bentuk dan gaya. Musik klasik seringkali menjadi
acuan terapi musik, karena memiliki rentang nada yang luas dan tempo yang dinamis
(Nurrahmani,2012).

Musik akan memberi pengaruh berbeda kepada pikiran dan tubuh kita.
Dalam terapi musik, komposisi musik disesuaikan dengan masalah atau tujuan
yang ingin kita capai.

Musik memiliki 3 bagian penting yaitu :


1. Beat
Beat mempengaruhi tubuh, ritme mempengaruhi jiwa, sedangkan harmony
mempengaruhi
roh. Contoh paling nyata bahwa beat sangat mempengaruhi tubuh adalah
dalam konser musik rock. Bisa dipastikan tidak ada penonton maupun
pemain dalam konser musik rock yang tubuhnya tidak bergerak.
Semuanya bergoyang dengan dahsyat, bahkan cenderung lepas kontrol.
Salah satu gerakan yang popular saat mendengarkan music rock adalh
"head banger", suatu gerakan memutar-mutar kepala mengikuti irama music
rock yang kencang. Dan tubuh itu mengikutinya seakan tanpa rasa
lelah.

2. Ritme
Jika hati seseorang sedang susah, cobalah mendengarkan musik yang
indah, yang memiliki irama (ritme) yang teratur, maka perasaan akan terasa
lebih baik. Bahkan di luar negeri, pihak rumah sakit
banyak memperdengarkan lagu-lagu indah untuk membantu
penyembuhan para pasiennya. Hal ini merupakan
suatu bukti, bahwa ritme sangat mempengaruhi jiwa manusia.

3. Harmony.
Harmoni sangat mempengaruhi roh. Jika menonton film
horor, selalu terdengar harmony (melodi) yang menyayat hati, yang membuat
bulu kuduk berdiri. Dalam ritual-ritual keagamaan juga banyak
digunakan harmony yang membawa roh manusia masuk ke dalam alam
penyembahan. Di dalam meditasi, manusia mendengar harmony dari suara-
suara alam di sekelilingnya.

5
Terapi Musik yang efektif menggunakan musik dengan komposisi
yang tepat antara beat, ritme dan harmony yang disesuaikan dengan tujuan
dilakukannya terapi musik. Jadi memang terapi musik yang efektif tidak bisa
menggunakan sembarang musik. Ada dua macam metode terapi music, yaitu :
a) Terapi Musik Aktif.
Dalam terapi musik aktif pasien diajak bernyanyi, belajar main menggunakan
alat musik, menirukan nada-nada, bahkan membuat lagu singkat. Dengan
kata lain pasien berinteraksi aktif dengan dunia musik. Dan
untuk melakukan Terapi Musik aktif tentu saja dibutuhkan bimbingan
seorang pakar terapi musik yang kompeten.

b) Terapi Musik Pasif.


Terapi music pasif adalah
terapi musik yang murah, mudah dan efektif. Pasien
tinggal mendengarkan dan menghayati suatu alunan musik tertentu yang
disesuaikan dengan masalahnya. Hal terpenting dalam terapi
musik pasif adalah pemilihan jenis musik harus tepat dengan kebutuhan
pasien. Oleh karena itu, ada banyak sekali jenis CD terapi musik yang bisa
disesuaikan dengan kebutuhan pasien.

C. Manfaat Terapi Musik untuk Kesehatan

Musik adalah suara yang tertata dan teratur. Musik memiliki pengaruh mendalam
pada fisik dan mental seseorang. Mendengarkan musik secara teratur sangat
bermanfaat bagi kesehatan karena menghilangkan stress, depresi, pikiran dan tubuh
menjadi rileks sehingga tubuh kembali bertenaga.

Terapi musik dengan mendengarkan musik itu berbeda. Menurut Cheryl Dileo,
profesor musik serta Direktur Pusat Penelitian Seni dan Meningkatkan Kualitas
Hidup, Universitas Temple, Philadelphia, Amerika Serikat (AS) menyatakan bahwa,
manfaat terapi musik dibandingkan mendengarkan musik seorang diri sangat
berbeda jauh. “Mendengarkan musik seorang diri itu bukan terapi meski banyak
orang yang mendengarkan musik mendapatkan manfaat positif, seperti lebih rileks
dan memperbaiki mood.”

Dileo juga menambahkan, bahwa musik terapi membutuhkan bantuan orang lain
yang sudah teruji kemampuannya untuk mengelola sebuah terapi. “Meski banyak
orang yang mengaku paham bagaimana cara menikmati musik bagi diri sendiri, tapi
di bawah kendali seorang pakar akan memberikan manfaat yang lebih besar. Terapi
musik akan memberikan tenaga baru, mental yang segar, dan hubungan sosial yang
hangat.”

Manfaat terapi musik untuk kesehatan sesungguhnya sangat banyak. Berikut ini
adalah beberapa manfaatnya untuk kesehatan yang utama, yaitu :

1. Membuat fisik dan pikiran lebih rileks


Manfaat terapi musik yang pertama kali dirasakan adalah rasa rileks, fisik dan
pikiran jadi lebih segar, serta lebih bertenaga. Sehingga, membuka kesempatan
bagi fisik dan pikiran untuk menjalani proses relaksasi secara utuh.

2. Terapi musik meningkatkan kecerdasan


Dalam terapi ini sangat dikenal istilah Efek Mozart, yaitu sejumlah efek positif
penggunaan musik untuk meningkatkan kecerdasan seseorang, terutama anak-
anak. Efek Mozart telah banyak dikaji oleh para ilmuwan, salah satunya Frances
Rauscher dkk. dari Universitas California. Sejumlah riset membuktikan bahwa
saat bayi dalam kandungan dan balita adalah saat yang paling baik untuk
6
merangsang kecerdasan anak. Sebab, itulah saat otak anak sedang dalam masa
pembentukan, sehingga sangat baik apabila mendapatkan terapi.

3. Terapi musik meningkatkan gairah dan motivasi


Gairah atau motivasi adalah “kekuatan” yang muncul karena dorongan tertentu.
Apabila ada gairah dan motivasi, semua hal menjadi mungkin untuk
dilaksanakan, dan sebaliknya. Sejumlah riset menunjukkan, terdapat jenis musik
tertentu bisa meningkatkan gairah dan motivasi seseorang.

4. Meningkatkan daya ingat


Pada sekolah-sekolah di banyak negara maju seperti di Amerika dan Eropa,
terapi musik banyak digunakan untuk meningkatkan prestasi akademik siswa.
Sedangkan di pusat rehabilitasi, terapi ini banyak digunakan untuk menangani
masalah kepikunan dan penderita sakit lupa berat.

5. Bisa mengurangi rasa sakit


Direktur Cancer Treatment Centers of America, Katherine Puckett menyatakan,
meski ia tak punya sertifikat menjadi ahli terapi musik, dia dan stafnya selalu
menggunakan musik untuk membatu pengobatan pasiennya. “Semua orang
pasti suka musik. Kamu tak akan sakit jika suka musik. Musik membuat rileks,
nyaman, dan tenang. Tubuh yang rileks bisa membantu mengurangi rasa sakit,
termasuk rasa sakit dari proses penyembuhan kanker,” ujar Puckett.

6. Terapi musik menyeimbangkan otak kiri dan otak kanan


Menurut penelitian para ahli, rangsangan musik bisa membantu
menyeimbangkan otak kiri dan otak kanan. Jika otak kiri dan kanan seimbang,
maka organ tubuh lainnya juga jadi lebih seimbang dan lebih sehat. Itulah
mengapa, keluarga yang menyadari pentingnya keseimbangan otak kiri dan otak
kanan, banyak memberi pendidikan tambahan di bidang musik untuk anak-anak
mereka.
Selain itu manfaat terapi musik lainnya adalah : meningkatkan kreatifitas,
meningkatkan konsentrasi, mengatasi gangguan autis pada anak kecil, serta
meningkatkan kemampuan berbahasa.

Hukum musik dalam Islam


Al-Quran tidak menjelaskan hukum mendengarkan lagu atau musik secara tegas.
Dalam hal muamalah, kaidah dasarnya adalah: al-ashlu fi al-asyaa al ibahah (segala
sesuatu hukumnya adalah boleh). Batasan dari kaidah tersebut adalah selama hal
tersebut tidak bertentangan dengan hukum Islam (syariat).

Para ulama yang mengharamkan musik mendasarkan argumennya pada surat


Luqman ayat (6) yang menyebutkan bahwa orang yang mengucapkan perkataan
yang tidak bermanfaat akan mendapatkan adzab yang pedih. Artinya, bahwa musik
yang berupa suara yang keluar dari alat musik dan ber-ritme secara teratur bukanlah
merupakan ucapan yang mengandung perkataan jelek. Yang mengandung
perkataan adalah lagu. sedangkan lagu tidak semuanya mengandung kata-kata yang
jelek atau mengarah pada perbuatan maksiat. Untuk lagu yang mengandung kata-
kata yang tidak baik dan mengarah pada perbuatan maksiat tentu hukumnya haram,
sedangkan lagu yang berisi lirik yang baik apalagi bernada syiar, maka hukumnya
boleh. Jadi yang mempengaruhi hukum musik itu bukan musiknya, melainkan
sesuatu yang lain di luar musik, seperti lirik lagu yang berisi kata-kata yang tidak
baik.

Sebagaimana yang dikatakan al-Ghazali, larangan tersebut tidak ditunjukkan pada


alat musiknya (seruling atau gitar), melainkan disebabkan karena “sesuatu yang lain”
(amrun kharij). Di awal-awal Islam, kata al-Ghazali, kedua alat musik tersebut lebih
7
dekat dimainkan di tempat-tempat maksiat, sebagai musik pengiring pesta minuman
keras.Hal ini tentu dilarang.

Musik juga dapat menjadi makruh bahkan bisa haram ketika membuat orang yang
membuat atau mendengarkannya menjadi lalai akan kewajibannya kepada Allah swt.
Sama halnya dengan bermain game, jalan-jalan, nonton TV bahkan bekerja akan
menjadi haram jika menjadikan seseorang lalai akan kewajibannya kepada Allah.
Berbeda dengan judi, yang meskipun tidak mengganggu waktu shalat misalnya, tapi
tetap diharamkan. Karena sekalipun al-Quran tidak menyatakan hukum judi secara
tegas, tentu dilihat dari madharatnya, hukumnya adalah haram. Di sisi lain, kita tidak
dapat menghentikan arus globalisasi.

Musik sudah terdengar di setiap sudut ruang kehidupan kita. Jika kita tidak membuat
musik alternative yang dapat mendekatkan diri kepada Allah swt, seperti yang
dilakukan oleh Opick dkk, maka generasi kita hanya akan mendengarkan lagu-lagu
cinta dan bahkan lagu-lagu dengan lirik yang tidak mendidik. Begitu juga dengan
penyembuhan atau terapi dengan menggunakan musik, hukumnya tidak haram,
karena terapi dengan menggunakan musik ini juga berarti bahwa musik telah
memberikan manfaat terhadap penyembuhan suatu penyakit. Karena musik sebagai
terapi juga telah memberikan efek yang positif bagi seseorang, seperti
mencerdaskan otak, membuat rileks, dll. Sepanjang terapi musik ini tidak membuat
lupa kepada Allah, (seperti tetap beranggapan bahwa yang menyembuhkan adalah
tetap Allah, bukan karena mengikuti terapi musik itu sendiri ), maka diperbolehkan.

8
BAB III
KESIMPULAN

Terapi musik merupakan sebuah proses interpersonal yang dilakukan oleh seorang
terapis dengan menggunakan musik untuk membantu memulihkan kesehatan
pasiennya. Terapi musik juga berarti pemakaian musik sebagai sarana
terapi untuk memperbaiki, menjaga, maupun meningkatkan kesehatan fisik, mental,
dan emosi seseorang. Terapi ini merupakan salah satu cara yang mudah dan
bermanfaat bagi kesehatan, kecerdasan serta interaksi sosial.

Terapi musik ini mulai berkembang pada abad ke 9 M, dan menurut R Saoud dalam
tulisannya bertajuk The Arab Contribution to the Music of the Western
World menyebutkan bahwa al-Kindi lah yang pertama kali mempraktikkan terapi
musik, pada saat itu al-Kindi sudah menemukan adanya nilai-nilai pengobatan pada
musik. ''Dengan terapi musik, al-Kindi mencoba untuk menyembuhkan seorang anak
yang mengalami quadriplegic atau lumpuh total.''

Jenis terapi musik ada 2, yaitu: terapi music aktif dan pasif. Manfaatnya pun juga
banyak, diantaranya yaitu: Membuat fisik dan pikiran lebih rileks, dapat meningkatkan
kecerdasan, meningkatkan gairah dan motifasi, meningkatkan daya ingat,
mengurangi rasa sakit, menyeimbangkan otak kiri dan kanan, dll.

Hukum terapi musik adalah tidak haram atau diperbolehkan, karena terapi musik
telah memberikan efek yang baik, yaitu untuk penyembuhan suatu penyakit, seperti
penyakit stress dan lain-lain.

9
Daftar Pustaka

Praja, Juhaya. 2009. Pengantar Filsafat Islam (Konsep, Filsuf dan Ajarannya).
Bandung: CV Pustaka Setia..

Supriyadi, Dedy. 2009. Pengantar Filsafat Islam. Bandung : CV. Pustaka Setia.

http://www.republika.co.id/berita/ensiklopedia islam/khazanah/09/03/24/39702-terapi-
musik-dalam-peradaban-islam. Di akses pada 30 Oktober 2015.

arminarekabekasi.blogspot.com/2013/.../al-kindi. Di akses pada 30 Oktober 2015.

https://forbetterhealth.wordpress.com/2009/01/16/konsep-terapi-musik/.

https://bpdiksusjateng.files.wordpress.com/2011/06/terapi-musik1.pptx

10

Anda mungkin juga menyukai