Disusun Oleh :
TURSINAH ( 15302202200033)
MARINAH ( 15302202200032)
POLITEKNIK KESEHATAN
BHAKTI PERTIWI HUSADA CIREBON
PROGRAM STUDI D IV SARJANA TERAPAN KEBIDANAN
TAHUN 2022
BAB I
PENDAHULUAN
Persalinan adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilan cukup bulan (37-
42 minggu). Kecemasan akan muncul pada ibu hamil trimester ketiga sampai menjelang
persalinan. Ibu hamil yang mengalami kecemasan yang berlebih akan berisiko terjadinya
rangsangan kontraksi yang dapat menyebabkan tekanan darah meningkat, sehingga terjadinya
pre eklampsia serta komplikasi. Hal tersebut merupakan salah satu penyebab tingginya AKI di
Indonesia. Kecemasan ibu selama prenatal berhubungan dengan penyakit yang diderita bayi setelah
kelahiran. Hal tersebut dapat terjadi karena produksi hormon adrenalin sebagai tanggapan terhadap
ketakutan akan menghambat aliran darah ke kandungan dan membuat janin kekurangan udara.
Beberapa penelitian terdahulu bahwa terapi music dapat menurunkan tingkat kecemasan
pada massa kehamilan. Terapi musik klasik merupakan salah satu teknik distraksi, yaitu proses
pengalihan dari fokus perhatian seseorang ke-stimulus lain, sehingga dapat menurunkan rasa
kecemasan terhadap nyeri yang dialami. Salah satu musik klasik bermakna medis yaitu musik
karya Mozart. Musik karya Mozart merupakan musik klasik yang memiliki nada yang lembut.
Nada-nada tersebut menstimulasi dan dapat memberikan efek ketenangan, kenyamanan,
ketentraman dan memberi energi untuk menutupi, mengalihkan perhatian dan melepaskan
ketegangan maupun rasa sakit.
Data World Health Organization (WHO) menyatakan bahwa 15% ibu hamil mengalami
kecemasan. Di Indonesia pada tahun 2016 prevalensi terjadinya depresi atau kecemasan dalam
menghadapi persalinan sebesar 10-25%. Di Provinsi Sumatera Selatan berdasarkan data profil
kesehatan tahun 2016 yaitu 155/100.000 KH, dengan karakteristik pasien: status social yang
rendah, pendidikan yang rendah, jarak kehamilan dan kecemasan yang tinggi.
Musik klasik bermanfaat untuk membuat seseorang menjadi rileks, menimbulkan rasa
aman dan sejahtera. Menurunkan tingkat kecemasan akibat operasi, melepaskan rasa sakit dan
menurunkan tingkat stress. Berdasarkan data diatas penulis tertarik untuk melakukan studi kasus
tentang penerapan terapi musik klasik pada ibu hamil dengan ansietas karena ibu hamil masih
banyak yang mengalami kecemasan pada saat trimester ketiga.
Dari uraian diatas penulis bermaksud melakukan penelitian tentang efektivitas Terapi
musik pada ibu hamil dalam mengurangi kecemasan pada ibu hamil di wilayah Puskesmas
Winduaji.
Apakah Terapi Musik Pada Massa Kehamilan efektif dalam Menurunkan Tingkat Kecemasan
Pada Ibu Hamil Di Puskesmas Winduaji
LANDASAN TEORI
Menurut Kate and Richard Mucci dalam bukunya The Healing Sound of
Music, memaparkan bahwa tubuh manusia mempunyai ritme tersendiri.
Kemampuan seseorang mencapai ritme dan suara-suara dalam diri mereka
membuat penyembuhan musikal menjadi semakin efektif. Akan tetapi perlu
diingat bahwa penyembuhan sejati tubuh manusia tidaklah datang dari melodi
yang kompleks. Maka dari itu, macam dan frekuensi musik yang digunakan
selama proses penyembuhan harus benar-benar diperhatikan.
Tidak semua jenis musik cocok diperdengarkan untuk janin. Yang tidak
disarankan adalah musik dengan irama keras dan cepat, seperti irama rock, disco,
serta rap. Musik yang terlalu keras akan membuat janin tegang dan gelisah. Jadi
bukan jenis musiknya yang boleh atau tidak boleh diperdengarkan, tetapi beat
atau iramanya. Para pakar menganjurkan untuk menyimak dan mendengarkan
musik klasik, hal tersebut dikarenakan komposisinya yang sangat lengkap dan
harmonis.
Dibanding gubahan music klasik lainnya, melodi dan frekuensi yang tinggi pada
karya-karya Mozart mampu merangsang dan memberdayakan daerah kreatif dan
motivatif di otak. Yang tak kalah penting adalah kemurnian dan kesederhanaan
music Mozart itu sendiri. Komposisi yang disusunnya telah berhasil
menghadirkan kembali keteraturan bunyi yang pernah dialami bayi selama dalam
kandungan. Namun tidak berarti karya composer klasik lainnya tidak dapat
digunakan.
Dengan memperdengarkan Mozart secara teratur semenjak masa kehamilan, akan
banyak efek positif yang bisa didapat, diantaranya adalah:
a. Orang tua dapat berkomunikasi dan bersambung rasa dengan anak, bahkan
sebelum ia dilahirkan
b. Musik ini dapat merangsang pertumbuhan otak selama masih dalam rahim dan
pada awal masa kanak-kanak
c. Memberikan efek positif dalam hal persepsi emosi dan sikap sejak sebelum
dilahirkan
d. Mengurangi tingkat ketegangan emosi atau nyeri fisik .
e. Meningkatkan perkembangan motoriknya, termasuk lancar dan mudahnya
anak merangkak, berjalan melompat dan berlari.
f. Meningkatkan kemampuan berbahasa, perbendaharaan kata, kemampuan
berekspresi, dan kelancaran berkomunikasi.
g. Meningkatkan kemampuan sosialnya
h. Meningkatkan ketrampilan membaca, menulis, matematika, dan kemampuan
untuk mengingat serta menghafal.
i. Membantu anak membangun rasa percaya diri.
2.1.4 Manfaat terapi musik
Ada banyak sekali manfaat terapi musik, menurut para pakar terapi musik memiliki
beberapa manfaat utama, yaitu :
1. Relaksasi, Mengistirahatkan Tubuh dan Pikiran
Manfaat yang pasti dirasakan setelah melakukan terapi musik adalah
perasaan rileks, tubuh lebih bertenaga dan pikiran lebih fresh. Terapi musik
memberikan kesempatan bagi tubuh dan pikiran untuk mengalami relaksasi yang
sempurna. Dalam kondisi relaksasi (istirahat) yang sempurna itu, seluruh sel
dalam tubuh akan mengalami re-produksi, penyembuhan alami berlangsung,
produksi hormon tubuh diseimbangkan dan pikiran mengalami penyegaran.
2. Meningkatkan Kecerdasan
Sebuah efek terapi musik yang bisa meningkatkan intelegensia seseorang
disebut Efek Mozart. Hal ini telah diteliti secara ilmiah oleh Frances Rauscher et
al dari Universitas California. Penelitian lain juga membuktikan bahwa masa
dalam kandungan dan bayi adalah waktu yang paling tepat untuk menstimulasi
otak anak agar menjadi cerdas. Hal ini karena otak anak sedang dalam masa
pembentukan, sehingga sangat baik apabila mendapatkan rangsangan yang positif.
Ketika seorang ibu yang sedang hamil sering mendengarkan terapi musik, janin di
dalam kandungannya juga ikut mendengarkan. Otak janin pun akan terstimulasi
untuk belajar sejak dalam kandungan. Hal ini dimaksudkan agar kelak si bayi
akan memiliki tingkat intelegensia yang lebih tinggi dibandingkan dengan anak
yang dibesarkan tanpa diperkenalkan pada musik.
3. Meningkatkan Motivasi
Motivasi adalah hal yang hanya bisa dilahirkan dengan perasaan dan mood
tertentu. Apabila ada motivasi, semangat pun akan muncul dan segala kegiatan
bisa dilakukan. Begitu juga sebaliknya, jika motivasi terbelenggu, maka semangat
pun menjadi luruh, lemas, tak ada tenaga untuk beraktivitas. Dari hasil penelitian,
ternyata jenis musik tertentu bisa meningkatkan motivasi, semangat dan
meningkatkan level energi seseorang.
4. Pengembangan Diri
Musik ternyata sangat berpengaruh terhadap pengembangan diri
seseorang. Musik yang didengarkan seseorang juga bisa menentukan kualitas
pribadi seseorang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa orang yang punya
masalah perasaan, biasanya cenderung mendengarkan musik yang sesuai dengan
perasaannya. Misalnya orang yang putus cinta, mendengarkan musik atau lagu
bertema putus cinta atau sakit hati. Dan hasilnya adalah masalahnya menjadi
semakin parah. Dengan mengubah jenis musik yang didengarkan menjadi musik
yang memotivasi, dalam beberapa hari masalah perasaan bisa hilang dengan
sendirinya atau berkurang sangat banyak. Seseorang bisa mempunyai kepribadian
yang diinginkan dengan cara mendengarkan jenis musik yang tepat.
5. Meningkatkan Kemampuan Mengingat
Terapi musik bisa meningkatkan daya ingat dan mencegah kepikunan. Hal
ini bisa terjadi karena bagian otak yang memproses musik terletak berdekatan
dengan memori. Sehingga ketika seseorang melatih otak dengan terapi musik,
maka secara otomatis memorinya juga ikut terlatih. Atas dasar inilah terapi musik
banyak digunakan di sekolah-sekolah modern di Amerika dan Eropa untuk
meningkatkan prestasi akademik siswa. Sedangkan di pusat rehabilitasi, terapi
musik banyak digunakan untuk menangani masalah kepikunan dan kehilangan
ingatan.
6. Kesehatan Jiwa
Seorang ilmuwan Arab, Abu Nasr al-Farabi (873-950M) dalam bukunya
''Great Book About Music'', mengatakan bahwa musik membuat rasa tenang,
sebagai pendidikan moral, mengendalikan emosi, pengembangan spiritual,
menyembuhkan gangguan psikologis. Pernyataannya itu tentu saja berdasarkan
pengalamannya dalam menggunakan musik sebagai terapi. Sekarang di zaman
modern, terapi musik banyak digunakan oleh psikolog maupun psikiater untuk
mengatasi berbagai macam gangguan kejiwaan, gangguan mental atau gangguan
psikologis.
7. Mengurangi Rasa Sakit
Musik bekerja pada sistem saraf otonom yaitu bagian sistem saraf yang
bertanggung jawab mengontrol tekanan darah, denyut jantung dan fungsi otak,
yang mengontrol perasaan dan emosi. Menurut penelitian, kedua sistem tersebut
bereaksi sensitif terhadap musik. Ketika kita merasa sakit, kita menjadi takut,
frustasi dan marah yang membuat kita menegangkan otot-otot tubuh, hasilnya
rasa sakit menjadi semakin parah. Mendengarkan musik secara teratur membantu
tubuh relaks secara fisik dan mental, sehingga membantu menyembuhkan dan
mencegah rasa sakit. Dalam proses persalinan, terapi musik berfungsi mengatasi
kecemasan dan mengurangi rasa sakit. Sedangkan bagi para penderita nyeri kronis
akibat suatu penyakit, terapi musik terbukti membantu mengatasi rasa sakit.
8. Menyeimbangkan Tubuh
Menurut penelitian para ahli, stimulasi musik membantu menyeimbangkan
organ keseimbangan yang terdapat di telinga dan otak. Jika organ keseimbangan
sehat, maka kerja organ tubuh lainnya juga menjadi lebih seimbang dan lebih
sehat.
9. Meningkatkan Kekebalan Tubuh
Dr John Diamond dan Dr David Nobel, telah melakukan riset mengenai
efek dari musik terhadap tubuh manusia dimana mereka menyimpulkan bahwa:
Apabila jenis musik yang kita dengar sesuai dan dapat diterima oleh tubuh
manusia, maka tubuh akan bereaksi dengan mengeluarkan sejenis hormon
serotonin yang dapat menimbulkan rasa nikmat dan senang sehingga tubuh akan
menjadi lebih kuat (dengan meningkatnya sistem kekebalan tubuh) dan membuat
kita menjadi lebih sehat.
10. Meningkatkan Olahraga
Mendengarkan musik selama olahraga dapat memberikan olahraga yang
lebih baik dalam beberapa cara, di antaranya meningkatkan daya tahan,
meningkatkan mood dan mengalihkan seseorang dari setiap pengalaman yang
tidak nyaman selama olahraga.
Pada wanita hamil, terapi musik dapat dilakukan pada : Trimester pertama
atau awal kehamilan untuk mereduksi mual, terapi dapat dilakukan satu kali dalam
seminggu; Trimester kedua: minimal satu kali seminggu agar kehamilan nyaman;
Trimester ketiga: tiga kali seminggu. Masuk minggu ke 37, terapi dilakukan setiap
hari karena stres ibu meningkat. Selain itu, mulai minggu ke 37 bayi bisa lahir kapan
saja; Saat terjadi kontraksi dan menunggu proses persalinan.
2.2 KECEMASAN
2.2.1 Definisi Kecemasan
Kecemasan adalah perasaan takut yang tidak jelas dan tidak didukung oleh situasi.
Individu yang merasa cemas akan merasa tidak nyaman atau takut, namun tidak
mengetahui alasan kondisi tersebut terjadi. Kecemasan tidak memiliki stimulus yang
jelas yang dapat diidentifikasi.
Kecemasan adalah perasaan khawatir, gugup atau gelisah tentang sesuatu dengan
hasil yang tidak pasti dan dapat mengiringi, mempengaruhi atau menyebabkan
depresi ( Kajdy dkk, 2020). Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa kecemasan
adalah salah satu emosi negatif yang paling umum selama masa kehamilan terutama
umumnya terjadi saat trimester ketiga.
2.3 KEHAMILAN
2.3.1 Perubahan Psikologis Selama Masa Kehamilan
Menurut Siallagan dan Lestari (2018) pada masa kehamilan akan terjadi berbagai
perubahan pada ibu, baik secara fisiologis maupun psikologis. Perubahan tersebut
sebagian besar adalah karena pengaruh hormon yaitu peningkatan hormon estrogen
dan progesteron yang dihasilkan korpus luteum yang berkembang menjadi korpus
graviditas dan dilanjutkan sekresinya oleh plasenta setelah terbentuk sempurna. Hal
ini menyebabkan ibu merasa tidak nyaman selama kehamilan dan memicu timbulnya
stress yang di tandainya ibu sering murung.
Gangguan emosi baik berupa stress atau depresi yang di alami pada kehamilan akan
berpengaruh pada janin, karna pada saat itu janin sedang dalam masa pembentukan,
akan mengakibatkan pertumbuhan bayi terhambat atau BBLR.
Rahmawati, 2017 mengemukakan Perubahan psikologis selama masa kehamilan
yaitu:
a. Perubahan psikologi trimester pertama
Pada trimester pertama, sering timbul rasa cemas bercampur rasa bahagia, rasa
sedih, rasa kecewa, sikap penolakan, ketidakyakinan atau ketidakpastian, sikap
ambivalen (bertentangan), perubahan seksual, fokus pada diri sendiri, stres dan
goncangan psikologis sehingga menimbulkan ras tidak nyaman dan pertengkaran.
b. Perubahan psikologi trimester kedua
Bentuk perubahan psikologi ibu hamil pada trimester kedua seperti rasa khawatir,
perubahan emosional dan terjadi peningkatan libido. Trimester kedua kehamilan
dibagi menjadi dua fase, yaitu pre-quickening (sebelum gerakan janin dirasakan
oleh ibu) dan post quickening ( setelah gerakan janin dirasakan oleh ibu). Fase
pre-quickening merupakan fase untuk mengetahui hubungan interpersonal dan
dasar pengembangan interaksi sosial ibu dengan janin, perasaan menolak dari ibu
yang tampak dari sikap negatif seperti tidak memperdulikan dan mengabaikan,
serta ibu yang sedang mengembangkan identitas keibuannya, sednagkan fase post
quickening merupakan fase dimana identitas keibuan semakin jelas. Ibu akan
fokus pada kehamilannya dan lebih mempersiapkan diri untuk menghadapi peran
baru sebagai seorang ibu. Kehidupan psikologis ibu hamil tampak lebih tenang,
tetapi perhatian mulai beralih pada perubahan bentuk tubuh, keluarga, dan
hubungan psikologis dengan janin. Pada fase ini, sifat ketergantungan ibu hamil
terhadap pasangannya semakin meningkat seiring dengan pertumbuhan janin.
c. Perubahan psikologi trimester ketiga
Pada trimester ketiga kehamilan, perubahan psikologis ibu hamil semakin
kompleks dan meningkat dibandingkan trimester sebelumnya akibat kondisi
kehamilan yang semakin membesar. Beberapa kondisi psikologis yang terjadi,
seperti perubahan emosional dn rasa tidak nyaman, sehingga ibu hamil
membutuhkan dukungan dari suami, keluarga dan tenaga medis. Perubahan emosi
tersebut akibat dari adanya peasaan khawatir, rasa takut, bimbang dan ragu
dengan kondisi kehamilannya.
Terapi musik selama persalinan sebagai metode efektif untuk mengurangi persepsi nyeri
antara perempuan selama fase laten persalinan. Sebagai intervensi non farmakologi, intervensi
musik ini mudah untuk dikelola, biaya yang efektif, tidak berbahaya, tidak memerlukan pelatihan
tambahan. Intervensi musik dapat digunakan oleh praktisi kesehatan (staf medis dan keperawatan
serta mahasiswa) sebagai bagian dari rutinitas mereka ketika memberikan perawatan dengan
wanita selama proses persalinan.
DAFTAR PUSTAKA
Murdiyah dkk, FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KECEMASAN PADA IBU BERSALIN,
Jamura Journal Of Health Scient and Research Vol 3 No 1(2021): Januari,
Lucia Suciati dkk, Efektifitas Terapi Musik Klasik Lullaby Terhadap Kecemasan Pada Ibu
Hamil Trimester III, Jurnal Kebidanan Vol. 6 No 2 April 2020: 155-160.
http://ejurnalmalahayati.ac.id/index.php/kebidanan/article/view/1667/pdf
Jiarti Kusbandiyah1, Shinta Astriani2, PERAN TERAPI MUSIK TERHADAP KESEJAHTERAAN JANIN DI
PUSKESMAS KENDAL KEREP MALANG. Jurnal Ilmiah Kesehatan Media Husada.