Anda di halaman 1dari 5

Kelompok 4 :

1. Indah Oktaviani ( 1440118032)


2. Muhammad Dendy Firmansyah ( 1440118043)
3. Nandistya Rizsky SujiPangesty(1440118050 )
4. Nurul Ramadanti ( 1440118054)
5. Sabrina Yuliana ( 1440118062 )
6. Siti Khodijah ( 1440118067 )
7. Salsabila cp. (1440118089)

Aroma terapi Jasmine dan Peppermint


1. Pengertian

Aroma terapi adalah salah satu cara pengobatan penyakit dengan menggunakan

bau-bauan yang umumnya berasal dari tumbuh-tumbuhan serta berbau harum, gurih,

dan enak yang disebut minyak asiri. Aroma terapi suatu cara perawatan tubuh dan

penyembuhan penyakit dengan minyak essensial (essential oil).

Menurut Watt & Janca dalam Octhaviany, et all. (2015) yang menyebutkan

bahwa aromaterapi adalah terapi yang menggunakan minyak esensial yang dinilai

dapat membantu mengurangi bahkan mengatasi gangguan psikologis dan gangguan

rasa nyaman seperti cemas, depresi, dan nyeri. Sementara menurut Koensoemardiyah

dalam Octhaviany, et all. (2015) aromaterapi merupakan suatu metode yang

menggunakan minyak atsiri sebagai komponen utama untuk meningkatkan kesehatan

fisik dan juga memengaruhi kesehatan emosi seseorang.

Aromaterapi adalah terapi yang menggunakan essential oil atau sari minyak

murni untuk membantu memperbaiki atau menjaga kesehatan, membangkitkan

semangat, menyegarkan serta membangkitkan jiwa raga (Octhaviany, et all. 2015)).


2. Efektivitas

Melati merupakan salah satu jenis bunga yang berasal dari Indonesia.

Penggunaan melati dalam berbagai kegiatan kebudayaan sudah menjadi ciri khas di

negara kita, sehingga dengan terbiasanya masyarakat Indonesia dengan aroma melati,

diharapkan dapat memberikan rasa tenang dan rileksasi kepada yang menghirupnya.

Melati yang merupakan salah satu jenis bunga dapat digunakan sebagai alternatif

dalam mengurangi nyeri persalinan. Selain tanpa efek samping, aroma melati juga

merupakan wewangian yang sering dirasakan dan disukai oleh wanita. Di samping itu

aroma melati merupakan terapi nonfarmakologi yang aman dan tidak membahayakan

ibu dan janin.penggunaan aroma therapy dalam terapi penyembuhan mengurangi

kecemasan dan mengatasi nyeri, dapat dijadikan sebagai satu alternatif untuk

mengurangi nyeri persalinan dibandingkan dengan penggunaan obat-obatan yang

tentunya mempunyai efek samping. Berdasarkan beberapa penelitian yang

berhubungan dengan aroma therapi diketahui bahwa aroma bunga atau tumbuhan

dapat mempengaruhi manusia secara fisik dan psikologis. Secara fisiologis, aroma

wewangian dapat menghambat perjalanan nyeri melalui teori gate control. Secara

psikologis, aroma wewangian yang berasal dari tumbuhan atau bunga dapat

memberikan rasa nyaman sehingga mampu membuat ibu tenang dan rileks sehingga

mengalihkan perhatian dari rasa sakit yang dialaminya.

Peppermint adalah salah satu spesies Mentha yaitu; Mentha piperita, minyak

peppermint, mentha arvensis, minyak cornmint. Menthol dan menthone adalah

komponen utama dari minyak esensial peppermint. Aplikasi eksternal ekstrak

peppermint mengangkat ambang nyeri pada manusia (Balakrishnan, 2015). Penelitian

Cappello et al. (2007) dalam Safaah menjelaskan bahwa menthol dan metil salisilat

adalah bahan aktif utama minyak peppermint. Secara internal, peppermint memiliki
tindakan anti spasmodik, dengan efek menenangkan pada otot-otot perut, saluran

pencernaan, dan uterus. Peppermint juga memiliki analgesik kuat (menghilangkan

nyeri), yang dimediasi sebagian, melalui aktivasi kappa-opioid reseptor, yang

membantu blok transmisi sinyal nyeri. Aromaterapi peppermint merupakan

aromaretapi yang paling digemari oleh wanita. Minyak peppermint dapat

diaplikasikan pada tubuh melalui cara inhalasi, metode topikal, atau konsumsi. Aroma

yang dihirup memiliki efek paling cepat, di mana sel-sel reseptor penciuman

dirangsang dan impuls ditransmisikan ke emosional pusat otak .

3. Kontraindikasi Aromaterapi

a. Klien dengan gangguan sirkulasi.


b. Klien dengan kanker.
c. Klien dengan gangguan jantung.
d. Klien dengan tumor.
e. Klien hipertensi tidak dianjurkan menggunakan aromaterapi essensial dengan
jenis rosemary dan spike lavender.
f. Tidak dianjurkan bagi penderita migrain.
g. Klien sedang dalam keadaan hamil dengan riwayat tertentu.
h. Klien dengan asma parah atau alergi

4. Efek Samping

Efek Samping dalam penggunaan aroma terapi jasmine dan peppermint ;


Berdasarkan Jurnal atau Sumber yang kami baca Efek samping aroma terapi dari
Jasmine dan Peppermint itu tidak ada, kecuali Alergi yang di idap oleh responden /
pasien.

5. Penelitian terkait

Sakamoto, Minoura, dkk tahun2005 melakukan penelitian di Jepang tentang


efek aroma lavender dan melati dalam meningkatkan kinerja para pelajar.
Berdasarkan hasil penelitian mereka dapat disimpulkan bahwa efek aroma mungkin
mengalami optimal pada periode waktu ketika tubuh mengalami kelelahan atau
mengantuk. Dilaporkan bahwa pemberian aroma lavender dapat menimbulkan rasa
“euforia”. Efek aroma lavender memberikan efek otonom, seperti penurunan aktivitas
elektrodermal, peningkatan volume darah di kulit, dan penurunan denyut jantung
(Vernet- Maury et al., 1999).

Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan pada bulan Januari sampai


Februari 2017, didapatkan data pasien sebanyak 327 ibu, yangmelakukan persalinan
dengan SC di RSUD Ajibarang. Dari hasil wawancara pada 6 ibu dengan post SC hari
pertama, 4 diantaranya mengatakan merasa nyeri dengan skala 7-8 pada daerah luka
operasi. Sedangkan 2 ibu yang lain mengatakan merasa nyeri dengan skala 5-6,
meskipun mereka telah mendapatkan obat analgetik melalui suntikan. Nyeri yang
dirasakan terjadi terus menerus sehingga mengganggu kualitas tidur. Terapi yang
biasa digunakan untuk mengurangi nyeri hanya menggunakan farmakologi
(memberikan analgesik ketorolac injeksi dan suppositoria). Sedangkan terapi non
farmakologi pemberian aromaterapi belum dilakukan. Banyaknya manfaat
aromaterapi lavender dan peppermint dalam mengurangi nyeri, amun belum diketahui
manfaat keduanya dalam menurunkan nyeri pada pasien post SC. Berdasarkan latar
belakang diatas maka penulis tertarik untuk mengetahui apakah ada perbedaan
efektifitas aromaterapi lavender dan aromaterapi peppermint terhadap nyeri post SC
di RSUD Ajibarang.

6. Cara pemberian

Aromaterapi diberikan secara inhalasi menggunakan tungku pemanas


aromaterapi. Dosis minyak essensial Jasmine dan peppermint yang digunakan
sebanyak 3 tetes dalam 5cc air. Posisi responden tidur terlentang dan pintu ruangan
dan jendela ditutup, dan tungku pemanas diletakkan 60 cm di atas kepala responden.
Daftar Pustaka

1. Sari, D., & Leonard, D. (2018). Pengaruh Aroma Terapi Lavender Terhadap Kualitas
Tidur Lansia Di Wisma Cinta Kasih. Jurnal Endurance, 3(1), 121.
https://doi.org/10.22216/jen.v3i1.2433

2. Octhaviany, R., &Ulfa, C.K. 2015.Pengaruh Aromaterapi Terhadap Penururnan


Kelelahan Kerja di Rumah Mode Widuri.Skripsi. Universitas Sumatra Utara )

3. Oktavia, N. S. (2017). Efek Aroma Ekstrak Melati Terhadap Pengurangan Nyeri


Persalinan Kala I Fase Aktif Pada Parturient. Jurnal Ipteks Terapan, 11(4),
323.https://doi.org/10.22216/jit.2017.v11i4.458).

4. Safaah, S., Purnawan, I., & Sari, Y. (2019). Perbedaan Efektivitas Aromaterapi
Lavender dan Aroma Terapi Peppermint terhadap Nyeri pada Pasien Post-Sectio
Caesarea di RSUD Ajibarang. Jurnal Of Bionursing, 1(1), 1–13.
https://doi.org/10.1017/CBO9781107415324.004

5. CHUSNA, ALFIATUL, GOA015034 (2018) ASUHAN KEPERAWATAN PADA


PASIEN POST SECTIO CAESAREA DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK
RELAKSASI PERNAPASAN DAN AROMATERAPI LAVENDER UNTUK
MENURUNKAN INTENSITAS NYERI DI RUMAH SAKIT ROEMANI
SEMARANG. Diploma thesis, Universitas Muhammadiyah Semarang.

Anda mungkin juga menyukai