Aroma terapi adalah salah satu cara pengobatan penyakit dengan menggunakan
bau-bauan yang umumnya berasal dari tumbuh-tumbuhan serta berbau harum, gurih,
dan enak yang disebut minyak asiri. Aroma terapi suatu cara perawatan tubuh dan
Menurut Watt & Janca dalam Octhaviany, et all. (2015) yang menyebutkan
bahwa aromaterapi adalah terapi yang menggunakan minyak esensial yang dinilai
rasa nyaman seperti cemas, depresi, dan nyeri. Sementara menurut Koensoemardiyah
Aromaterapi adalah terapi yang menggunakan essential oil atau sari minyak
Melati merupakan salah satu jenis bunga yang berasal dari Indonesia.
Penggunaan melati dalam berbagai kegiatan kebudayaan sudah menjadi ciri khas di
negara kita, sehingga dengan terbiasanya masyarakat Indonesia dengan aroma melati,
diharapkan dapat memberikan rasa tenang dan rileksasi kepada yang menghirupnya.
Melati yang merupakan salah satu jenis bunga dapat digunakan sebagai alternatif
dalam mengurangi nyeri persalinan. Selain tanpa efek samping, aroma melati juga
merupakan wewangian yang sering dirasakan dan disukai oleh wanita. Di samping itu
aroma melati merupakan terapi nonfarmakologi yang aman dan tidak membahayakan
kecemasan dan mengatasi nyeri, dapat dijadikan sebagai satu alternatif untuk
berhubungan dengan aroma therapi diketahui bahwa aroma bunga atau tumbuhan
dapat mempengaruhi manusia secara fisik dan psikologis. Secara fisiologis, aroma
wewangian dapat menghambat perjalanan nyeri melalui teori gate control. Secara
psikologis, aroma wewangian yang berasal dari tumbuhan atau bunga dapat
memberikan rasa nyaman sehingga mampu membuat ibu tenang dan rileks sehingga
Peppermint adalah salah satu spesies Mentha yaitu; Mentha piperita, minyak
Cappello et al. (2007) dalam Safaah menjelaskan bahwa menthol dan metil salisilat
adalah bahan aktif utama minyak peppermint. Secara internal, peppermint memiliki
tindakan anti spasmodik, dengan efek menenangkan pada otot-otot perut, saluran
diaplikasikan pada tubuh melalui cara inhalasi, metode topikal, atau konsumsi. Aroma
yang dihirup memiliki efek paling cepat, di mana sel-sel reseptor penciuman
3. Kontraindikasi Aromaterapi
4. Efek Samping
5. Penelitian terkait
6. Cara pemberian
1. Sari, D., & Leonard, D. (2018). Pengaruh Aroma Terapi Lavender Terhadap Kualitas
Tidur Lansia Di Wisma Cinta Kasih. Jurnal Endurance, 3(1), 121.
https://doi.org/10.22216/jen.v3i1.2433
4. Safaah, S., Purnawan, I., & Sari, Y. (2019). Perbedaan Efektivitas Aromaterapi
Lavender dan Aroma Terapi Peppermint terhadap Nyeri pada Pasien Post-Sectio
Caesarea di RSUD Ajibarang. Jurnal Of Bionursing, 1(1), 1–13.
https://doi.org/10.1017/CBO9781107415324.004