Anda di halaman 1dari 15

TUGAS KEPERAWATAN PALIATIF

Terapi Komplementer Pada Pasien Meningitis

DOSEN : Ibu Erlena

Disusun oleh :

KELOMPOK 7

1. DEWI AYU WULANDARI D


2. SOSAN ELEN
3. ANAH LAELASARI
4. KURNIA ASIH
5. MUHAMAD AKBAR

PRODI S1 KEPERAWATAN

TINGKAT 3A

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN STIkes HORIZON KARAWANG

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

1
JL. BY PASS KM.1 TANJUNGPURA KARAWANG 2021

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga
kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya
tentunya kami tidak akan mampu untuk menyelesaikan karya ini dengan baik.
Shalawat serta salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu
Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-nantikan syafa’atnya di akhirat nanti.

Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-
Nya,baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu untuk
menyelesaikan pembuatan makalah sebagai tugas dari mata kuliah Keperawatan
Paliatif dengan tepat waktu.

Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan
masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, penulis
mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini
nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi. Kemudian apabila terdapat
banyak kesalahan pada makalah ini penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya.

Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak khususnya kepada
Dosen Keperawatan Paliatif kami yang telah membimbing dalam menulis makalah
ini. Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat. Terima kasih.

Karawang, 30 November 2021

2
Penulis

BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Terapi komplementer dikenal dengan terapi tradisional yang digabungkan dalam


pengobatan modern. Komplementer adalah penggunaan terapi tradisional ke dalam
pengobatan modern (Andrews et al., 1999). Terminologi ini dikenal sebagai terapi
modalitas atau aktivitas yang menambahkan pendekatan ortodoks dalam pelayanan
kesehatan (Crips & Taylor, 2001). Terapi komplementer juga ada yang menyebutnya
dengan pengobatan holistik. Pendapat ini didasari oleh bentuk terapi yang
mempengaruhi individu secara menyeluruh yaitu sebuah keharmonisan individu
untuk mengintegrasikan pikiran, badan, dan jiwa dalam kesatuan fungsi (Smith et al.,
2004).

Meningitis merupakan salah satu penyakit infeksi yang menakutkan karena


menyebabkan mortalitas dan morbiditas yang tinggi terutama di negara berkembang
sehingga diperlukan pengenalan dan penanganan medis yang serius untuk mencegah
kematian (Addo, 2018). Meningitis merupakan suatu reaksi peradangan yang terjadi
pada lapisan yang membungkus jaringan otak (araknoid dan piameter) dan sumsum
tulang belakang yang disebabkan organisme seperti bakteri, virus, dan jamur. Kondisi
ini dapat menyebabkan kerusakan otak yang parah dan berakibat fatal pada 50%
kasus jika tidak diobati (Speets et al., 2018). Meningitis meningokokus, yang
disebabkan oleh bakteri Neisseria meningitidis (atau N. meningitidis), memiliki
potensi untuk menyebabkan epidemi yang besar. Dua belas jenis dari bakteri tersebut,

3
yang disebut serogroup, telah diidentifikasi, dan enam diantaranya (jenis A, B, C, W,
X dan Y) dapat menyebabkan epidemi (WHO, 2018).

Gejala yang paling umum pada pasien dengan meningitis adalah leher kaku,
demam tinggi, sensitif terhadap cahaya, kebingungan, sakit kepala, mengantuk,
kejang, mual, dan muntah. Selain itu pada bayi, fontanelle menonjol dan penampilan
ragdoll juga sering ditemukan (Piotto, 2019).

Rumusan Masalah

 Apa yang dimaksud pengertian Terapi Komplementer


 Apa yang dimaksud dengan Meningitis
 Jenis-jenis Terapi Komplementer
 Terapi Komplementer Meningitis

Tujuan Penulisan

 Untuk memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan Paliatif


 Untuk mengetahui pengobatan pilihan lain diluar pengobatan medis.
 Untuk mengetahui fungsi dari system system tubuh, terutama system
kekebalan dan pertahanan tubuh.

4
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian
Terapi Komplementer adalah cara penanggulangan penyakit yang dilakukan
sebagai pendukung kepada pengobatan medis konvensional atau sebagai
pengobatan pilihan lain diluar pengobatan medis yang konvensional.
Terapi Komplementer adalah semua terapi yang digunakan sebagai tambahan
untuk terapi konvesional yang direkomendasikan oleh penyelenggara pelayanan
kesehatan induvidu.

B. Tujuan
1. Sebagai pengobatan pilihan lain diluar pengobatan medis.
2. Untuk memperbaiki fungsi dari system system tubuh, terutama system
kekebalan dan pertahanan tubuh.
3. Lebih berserah diri dan ikhlas menerima keadaan.

C. Jenis Terapi Komplementer


1. Sakit kepala
Sakit kepala dapat diatasi dengan terapi nonfarmakologi yaitu terapi
komplementer atau modalitas, antara lain :
a. Refleksi
5
Refleksi merupakan metode pengobatan dengan pijatan atau
memberikan tekanan pada bagian tubuh tertentu. Prinsip pijat refleksi
adalah mendukung penyembuhan melalui reflex seluruh tubuh yang
berhubungan dengan organ atau kelenjar tertentu. Melalui relaksasi
diharapkan organ atau kelenjar tubuh kembali berfungsi seperti sediakala,
juga mengarah kepada pengembalian fungsi imun yang menurun akibat
serangan penyakit.
Dari tinjauan medis bahwa perangsangan pada titik tertentu di bagian
tubuh dapat merangsang kelenjar endorphin sehingga menimbulkan rasa
nyaman atau rileks, sehingga rasa nyeri berkurang dan ambang nyeri
menjadi lebih lebar (Winkanda, 2014).
Pijat refleksi dapat dilakukan dengan atau tanpa alat bantu.
Penggunaan alat bantu bertujuan untuk memberikan tekanan yang lebih
maksimal sehingga titik saraf tertentu mendapat tekanan sesuai kebutuhan.
Teknik memijat pada bagian tubuh ada yang letaknya di permukaan dan
ada pula yang letaknya tersembunyi atau tertutup lapisan otot/lemak.
Perlakuan untuk titik refleksi yang berbeda tentunya berbeda pula, ada
titik refleksi yang ditekan sedikit saja dan ada pula yang ditekan sangat
keras. Beberapa teknik memijat yang perlu diketahui adalah :
1) Teknik pijat ujung jari. Teknik ini mengandalkan kekuatan tenaga
ujung jari, biasanya jempol, digunakan untuk area titik refleksi yang
sempit dan dalam.
2) Teknik menekuk jempol, dilakukan untuk memperoleh tekanan
maksimal pada daerah refleksi memanjang, biasa dilakukan pada
bagian tubuh yang melengkung ataupun bagian persendian
3) Teknik tekukan tulang jari telunjuk, untuk memperoleh tekanan yang
cukup kuat pada daerah refleksi yang dalam dan tersembunyi atau

6
dagingnya banyak, cocok diterapkan pada telapak kaki. Manfaat
refleksi adalah:
a) Melancarkan sirkulasi darah
b) Menyembuhkan penyakit
c) Menjaga kebugaran tubuh
d) Relaksasi organ dan bagian tubuh

Beberapa hal yang perlu diperhatikan ketika melakukan refleksi,


yaitu:

1) Waktu yang dianjurkan adalah 30- 45 menit atau sesuai kondisi


dan kemampuan penderita.
2) Setiap titik refleksi hanya boleh dipijat selama 5 – 9 menit sekali
pemijatan.
3) Arah pemijatan disesuaikan dengan arah aliran darah. Pemijatan
dilakukan dari tepi ke pusat mendekati arah jantung.
4) Refleksi dilakukan 4 – 8 minggu untuk memperoleh hasil yang
memuaskan. Pada penderita penyakit berat pemijatan dapat
dilakukan setiap hari atau dua hari sekali.
5) Refleksi dilakukan atas dasar komunikasi dengan penderita.

Prosedur Refleksi untuk Penderita Sakit Kepala

1) Persiapan Alat
a) Minyak urut
b) Waskom 1 buah
c) Air Hangat
7
d) Garam
e) Handuk 1 buah
2) Tahap Pelaksanaan
a) Cuci tangan
b) Rendam kaki pasien dalam air hangat selama 10-15 menit
c) Keringkan kaki pasien dengan handuk
d) Minta pasien untuk berbaring atau duduk dan anjurkan pasien
untuk rileks
e) Boleh memakai minyak ketika akan melakukan teknik pijatan
refleksi.
f) Ketika dipijat, apabila makin sakit maka makin baik. Namun
harus diperhatikan pula daya tahan dari penderita, sebab setiap
orang berbeda-beda daya tahannya. Sehingga harus
dikomunikasikan.
g) Titik pijat refleksi pada kaki (no 1), pijat pada titik sinus dan
otak besar (ujung atas jari), hati (ruas bawah jari manis),
jantung (ruas atas jari tengah), dan limpa (bagian tengah
telapak)
h) Daerah refleksi yang terdapat pada titik kaki, cara memijat
refleksi pada titik kaki yaitu dari arah bawah ke atas.
i) Titik pijat pada wajah (no 2), lakukan pijat di antara alis kanan
dan kiri
j) Titik pijat pada tangan (no 3), pijat pada titik jantung (ujung
kelingking atas dan ruas atas jari tengah) dan pergelangan
tangan bagian dalam.
k) Lama waktu ketika melakukan pijat refleksi adalah sekitar 30 –
40 menit.

8
l) Setiap titik refleksi hanya dipijat 5-9 menit dalam sekali
pengobatan.
m) Bagi penderita penyakit jantung, kencing gula, lever, kanker
jangan memijat dengan keras. Tiap daerah refleksi pada titik
kaki tidak lebih dari 2 menit.
n) Setelah selesai memijat, cuci tangan hingga bersih
o) Anjurkan pasien untuk minum air putih 2-3 gelas atau 500 cc.
Hal ini akan membantu membuang kotoran di dalam tubuh
pasien

D. Terapi komplementer Meningitis


Meningitis harus diperlakukan dengan terapi medis konvensional, terutama
antibiotik. Terapi komplementer dan alternatif sebaiknya digunakan bersamaan
dengan pengobatan konvensional, dan hal itu hanya dapat dilakukan di bawah
bimbingan seorang tenaga kesehatan professional yang berkualitas. Beberapa
suplemen dan herbal dapat membantu memperkuat sistem kekebalan tubuh, dan
obat homeopati dapat membantu meringankan gejala-gejala yang menyertai
meningitis.
1. Nutrisi dan Suplemen

9
Beberapa nutrisi dapat membantu memperkuat sistem kekebalan
tubuh, mungkin membantu mencegah meningitis atau untuk membangun
sistem kekebalan tubuh setelah meningitis diobati, meskipun studi ilmiah
belum diperiksa nutrisi khusus untuk meningitis. Bicarakan dengan dokter
Anda sebelum mengambil suplemen apapun, dan jangan pernah mengobati
seorang anak tanpa berbicara dengan dokter Anda terlebih dahulu. Anda dapat
mengatasi kekurangan nutrisi dengan suplemen sebagai berikut:
a. Sebuah multivitamin harian, mengandung antioksidan vitamin A, C, E, D,
vitamin B-kompleks, dan mineral, seperti magnesium, kalsium, seng, dan
selenium.
b. Omega-3 asam lemak, seperti minyak ikan, 1 - 2 kapsul atau 1 - 2 sendok
makan minyak setiap hari, untuk membantu mengurangi peradangan dan
meningkatkan kekebalan.
c. Asam lemak omega-3 dapat memiliki efek pengencer darah dan dapat
meningkatkan efek dari obat pengencer darah, seperti warfarin
(Coumadin) dan aspirin.
d. Coenzyme Q10, 100-200 mg pada waktu tidur, aktivitas antioksidan dan
kekebalan tubuh. Koenzim Q-10 mungkin membantu bekuan darah.
Dengan membantu bekuan darah, koenzim Q-10 dapat menurunkan
efektivitas warfarin (Coumadin).
e. Suplemen probiotik (mengandung Lactobacillus acidophilus dan bakteri
menguntungkan lainnya), 5-10000000000 CFUs (koloni membentuk unit)
per hari, untuk pemeliharaan pencernaan dan kesehatan kekebalan tubuh.
Beberapa suplemen probiotik mungkin perlu didinginkan. Beberapa
dokter memiliki kekhawatiran tentang pemberian probiotik untuk pasien
immunocompromised berat.

10
f. Alpha-lipoic acid, 25 - 50 mg dua kali sehari, untuk dukungan
antioksidan. Menggunakan asam alpha-lipoic pada penderita kekurangan
tiamin (vitamin B1) bisa berbahaya. Bicaralah dengan dokter Anda.
2. Herbal
Herbal umumnya tersedia sebagai standar, ekstrak kering (pil, kapsul, atau
tablet), teh, atau tincture / ekstrak cair (ekstraksi alcohol atau yang lain).
Campur ekstrak cair dengan minuman favorit. Dosis untuk teh adalah 1 - 2
sendok teh / cangkir air direndam selama 10 - 15 menit (dapat lebih lama
lagi). Beberapa tumbuhan dapat membantu mendukung sistem kekebalan
tubuh, meskipun tidak ada bukti dapat mencegah atau mengobati meningitis.
Meningitis adalah keadaan darurat medis dan tidak boleh diobati dengan
herbal saja.
a. Cakar (Uncaria tomentosa) ekstrak standar Cat, 20 mg 3 kali sehari, untuk
peradangan dan stimulasi kekebalan tubuh. Berhati-hati jika Anda
memiliki leukemia atau penyakit autoimun.
b. Reishi jamur (Ganoderma lucidum), 150-300 mg 2 - 3 kali sehari, untuk
peradangan dan untuk kekebalan. Anda juga dapat mengambil tingtur
ekstrak jamur ini, 30 - 60 tetes 2 - 3 kali sehari. Dosis tinggi dari Reishi
dapat memiliki menurunkan tekanan darah dan efek pengencer darah, dan
berbahaya dapat meningkatkan efek obat pengencer darah, seperti
warfarin (Coumadin) dan aspirin.
c. Daun zaitun (Olea europaea) ekstrak standar, 250-500 mg 1-3 kali sehari,
untuk aktivitas antibakteri atau antijamur dan kekebalan.
d. Aged Garlic (Allium sativum), ekstrak standar, 600 - 1.200 mg sehari,
untuk aktivitas antibakteri atau antijamur dan kekebalan tubuh. Bawang
putih dapat memiliki efek pengencer darah dan dapat meningkatkan efek
dari obat pengencer darah, seperti warfarin (Coumadin) dan aspirin.

11
Bawang putih dapat berinteraksi dengan beberapa obat, termasuk beberapa
obat HIV. Bicarakanlah dengan dokter Anda.
3. Homoeopati
Meskipun beberapa studi telah meneliti efektivitas terapi homeopati yang
spesifik, homeopaths profesional dapat mempertimbangkan solusi berikut ini
untuk membantu meringankan gejala meningitis, di samping perawatan medis
standar. Sebelum meresepkan obat, homeopaths memperhitungkan tipe
konstitusional seseorang - fisik, emosional, dan psikologis anda. Seorang ahli
homeopathy berpengalaman menilai semua faktor ini ketika menentukan
pengobatan yang paling tepat untuk setiap individu.
a. Apis mellifica - untuk meningitis pada anak-anak dengan sakit kepala
intens seperti mereka yang mengenakan kepala mereka ke dalam bantal.
b. Arnica montana - untuk meningitis setelah operasi atau cedera kepala.
Obat ini paling tepat bagi individu yang sering tidak tegas dan merasa
tidak ada yang salah dengan mereka.
c. Belladonna - untuk tiba-tiba mengalami demam tinggi yang menyertai
meningitis. Obat ini paling tepat bagi individu yang panas dan memerah
dengan pupil lebar, dan mungkin memiliki mimpi buruk dan delusi.
4. Bryonia - untuk meningitis dengan gangguan kesadaran dan gerakan
karakteristik mulut di mana rahang bergerak dari sisi ke sisi cukup pesat
dalam cara yang agak berkerut.
5. Helleborus - untuk meningitis dengan gangguan kesadaran dan pingsan.
Individu juga mungkin sedih dan memohon bantuan. Gemetar atau bergulir
kepala juga dapat terjadi.
6. Hyocyamus - untuk meningitis dengan kejang kekerasan yang terjadi dengan
jeritan dan grinding gigi.
Perawatan ini tidak boleh digunakan untuk meningitis tanpa arah dan
pengawasan oleh dokter homeopati yang terlatih dan bersertifikat.
12
4. Terapi Ozone
Selain Imunisasi, pencegahan penularan penyebab meningitis dapat
dilakukan dengan Ozone Therapy baik dengan metode Saline atau Apheresis.
Ozone Therapy Selain membunuh Bakteri, Virus, dan Jamur, Ozone dapat
merangsang dan meningkatkan imunitas tubuh, memperbaiki sirkulasi
jaringan, mempercepat epitelisasi jaringan dan merangsang regenerasi sel.
Ozone Therapy adalah terapi yang mudah dikerjakan namun memiliki
banyak manfaat, karena alasan ini Ozone Therapy digunakan secara luas di
Negara Jerman dan Rusia, beberapa Negara bagian Amerika yang
menggunakan terapi ini adalah Georgia, Texas, Nevada, New York, New
Mexico, Colorado, Washington, Alaska, Florida, Minesota, dan California.

13
BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Meningitis harus diperlakukan dengan terapi medis konvensional, terutama


antibiotik. Terapi komplementer dan alternatif sebaiknya digunakan bersamaan
dengan pengobatan konvensional, dan hal itu hanya dapat dilakukan di bawah
bimbingan seorang tenaga kesehatan professional yang berkualitas.

Ada beberapa suplemen dan herbal dapat membantu memperkuat sistem


kekebalan tubuh, dan obat homeopati dapat membantu meringankan gejala-gejala
yang menyertai meningitis.

Gejala yang paling umum pada pasien dengan meningitis adalah leher kaku,
demam tinggi, sensitif terhadap cahaya, kebingungan, sakit kepala, mengantuk,
kejang, mual, dan muntah. Selain itu pada bayi, fontanelle menonjol dan penampilan
ragdoll juga sering ditemukan

14
DAFTAR PUSTAKA

http://averaorg.adam.com/content.aspx?productId=107&pid=33&gid=000106

http://www.stanfordcenter.com/blog-layout/37-manul-book-ot

15

Anda mungkin juga menyukai