Anda di halaman 1dari 10

Anggota :

TUGAS MUHAMAD ALPIYAN


KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH 3 AMELIA INTAN SOLEHAH
ANAH LAELASARI
“KEJANG“ WINA SRI MEGA
RATU DIHANSADZA MAHARANI
KELOMPOK 2 JAHROTUL AMALIYYAH
FARHAN ABDURROHMAN
3A S1 KEPERAWATAN DICKY FAUZI
IRA RAHMAWATY
OVI SOPIATUL UMMAH
MUHAMAD AKBAR
NABILA DWIHARTI HARYONO
SOSAN ELEN
AHMAD FAUZI
FEBIA WIDIANTIKA PUTRI
KURNIA ASIH
IWAN SETIAWAN
SIFA BADRIANSYAH
SALSABILA FIRDAUSI AGNISA
Pengertian
Kejang merupakan perubahan fungsi otak
mendadak dan sementara sebagai
mengakibatkan akibat dari aktivitas
neuronal yang abnormal dan pelepasan kejang demam adalah kenaikan suhu
listrik serebral yang berlebihan tubuh yang menyebabkanperubahan
fungsi otak akibat perubahan potensial
listrik serebral yang berlebihan sehingga
mengakibatkan renjatan berupa kejang
Istilah-istilah kejang demam

1. Seizure (epileptic seizure): aktifitas listrik abnormal, berlebihan,


hipersinkron sel-sel neuron otak disertai manifestasi klinis atau perubahan
tingkah laku
2. Acute seizure (acute provoked seizure/acute symptomatic seizure):
seizure sebab perubahan akut struktur otak/sistemik, terjadi dalam < 1-2
minggu gangguan otak/metabolik akut
3. Kejang demam (febrile seizure): kejang umum dengan demam tanpa
infeksi CNS
Etiologi
Insiden terjadinya kejang demam terutama pada golongan anak umur 6 bulan sampai 4
tahun, hampir 3% dari anak yang berumur dibawah 5 tahun pernah menderita kejang
demam. Kejang demam lebih sering didapatkan pada laki-laki daripada
perempuan.Penyebab kejang demam belum diketahui dengan pasti namun di sebutkan
penyebab utama kejang demam ialah demam yang tinggi, menurut Adit mansjoer
demam yang terjadi sering disebabkan oleh:
1. Infeksi saluran pernapasan atas (ISPA)
2. Gangguan metabolik
3. Penyakit infeksi di luar susunan saraf misalnya tonsilitis, otitis media, bronchitis
4. Keracunan obat
5. Idiopatik
PATOFISIOLOGI
Patofisiologi tingkat seluler berhubungan
dengan terjadinya paroxysmal Pada neuron -> neuronmerangsang sel
depolarization shift neuron lain- Terdapat hambatan
(PDS) GABAergik- Eksitasi neurotransmiter
- PDS=depolarisasi potensial pasca sinap asam amino (glutamat, aspartat) dapat
yang berlangsung lama menghasilkan eksitasi neuron yang
- PDS -> lepasnya muatan listrik mengakibatkan kejang- Kejang juga
berlebihan dapat berasal dari kematian neuron yang
mengakibatkan meningkatnya
perkembangan sinaps hipereksitabel.
Tanda dan gejala
1. Kejang parsial ( fokal, lokal ) 2. Kejang umum ( konvulsi
a. Kejang parsial sederhana atau non konvulsi )
a. Kejang absens
kedutan pada wajah, muntah, Ditandai dengan tatapan
berkeringat, muka merah, dilatasi terpaku yang umumnya
pupil, dejavu,dan rasa takut berlangsung kurang dari
15 detik, dan konsentrasi
penuh
b. Kejang mioklonik
1) Kedutan – kedutan otot
sekelompok otot yang terjadi
secara
mendadak.
b. parsial kompleks 2) kedutan-keduatan sinkron
Terdapat gangguankesadaran, dari bahu, leher, lengan atas
mengecap ngecapkan bibir,mengunyah, dan kaki.
gerakan yang berulang – ulang pada 3) Umumnya berlangsung
tangan, tatapan terpaku kurang dari 5 detik dan
terjadi dalam kelompok
4) Kehilangan kesadaran
hanya sesaat.
Lanjutan

C Kejang tonik klonik


Diawali dengan kehilangan kesadaran dan saat
tonik, kaku umum pada otot ekstremitas, batang
tubuh dan wajah yang berlangsung kurang dari
1 menit
2) Dapat disertai hilangnya kontrol usus dan
kandung kemih d. Kejang atonik
3) Saat tonik diikuti klonik pada ekstrenitas atas
dan bawah. Hilngnya tonus secara mendadak
4) Letargi, konvulsi, dan tidur dalam fase sehingga dapat menyebabkan kelopak
postictal
mata
turun, kepala menunduk,atau jatuh ke
tanah.
2) Singkat dan terjadi tanpa
peringatan
Pemeriksaan penunjang

Uji laboratorium
Elektroensefalogram ( EEG) a. Pungsi lumbal : menganalisis cairan
serebrovaskuler
b. Hitung darah lengkap : mengevaluasi
trombosit dan hematokrit
CT – scan c. Panel elektrolit
d. Skrining toksik dari serum dan urin
“ e. GDA
f. Kadar kalsium darah
Magneti resonance imaging ( MRI ) g. Kadar natrium darah
h. Kadar magnesium darah

Pemindaian positron emission tomography ( PET )


DIANOSA DAN INTERVENSI
KEPERAWATAN

1.Bersihan jalan nafas tidak fektif b.d disfungsi neuromuskular


Intervensi utama : manajemen jalan nafas
2.Hipertemi b.d proses penyakit
Intervensi utama : manajemen hipertermia
3.Resiko perfusi serebral tidak efektif
Intrvensi utama : manajemen peningkatan tekanan intrakranial
4.Gangguan pola tidur b.d hambatan lingkungan
Intervensi utama : dukungan tidur
THANKYOU

Anda mungkin juga menyukai