Anda di halaman 1dari 15

BUKU AJAR TERAPI KOMPLEMENTER PIJAT REFLEKSI

Yulaini

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KENDEDES MALANG

PROGRAM STUDI PROFESI NERS

2021
A. Judul Bab
Terapi komplementer Pijat refleksi
B. Deskripsi singkat
Pijat refleksi atau reflexiology merupakan ilmu yang mempelajari tentang pijat pada
titik-titik tertentu di tubuh yang dapat dilakukan dengan tangan atau benda-benda
seperti kayu, plastik, atau karet. (Alviani, 2015). Pijat refleksi juga diartikan sebagai
jenis pengobatan yang mengadopsi kekuatan dan ketahanan tubuh sendiri, dengan
cara memberikan sentuhan pijatan pada lokasi dan tempat yang sudah dipetakan
sesuai zona terapi (Putri, 2015).
Keterangan :
1) Kepala (otak)
2) Dahi (sinus)
3) Otak kecil (cerebellum)
4) Kelenjar bawah otak/ Hyphophyse/pituit ary
5) Saraf trigeminus (temporal area)
6) Hidung
7) Leher
8) Mata
9) Telinga
10) Bahu
11) Otot trapezius
12) Kelenjar tiroid
13) Kelenjar paratiroid
14) Paru-paru bronkus
15) Lambung
16) Duodenum (usus dua belas jari)
17) Pankreas
18) Hati
19) Kantong empedu
20) Serabut lambung
21) Kelenjar adrenal
22) Ginjal
23) Ureter
24) Kantong kemih
25) Usus kecil
26) Usus buntu
27) Katup ileo sekal
28) Usus besar menaik (ascendens)
29) Usus besar mendatar (transcendens)
30) Usus besar menurun (descendens)
31) Rektu
32) Anus
33) Jantung
34) Limpa
35) Lutut
36) Kelenjar reproduksi
37) Mengendurkan perut
38) Sendi pinggul
39) Kelenjar getah bening (atas)
40) Kelenjar getah bening (perut)
41) Kelenjar getah bening (dada)
42) Organ keseimbangan
43) Dada
44) Sekat rongga dada/ diafragma
45) Amandel
46) Rahang bawah
47) Rahang atas
48) Tenggorokan dan saluran pernapasan
49) Kunci paha
50) Rahim atau testis
51) Penis/vagina/ saluran kencing
52) Dubur atau wasir
53) Tulang leher
54) Tulang punggung
55) Tulang pinggang
56) Tulang kelangkang
57) Tulang tungging
58) Tulang belikat
59) Sendi siku
60) Tulang rusuk
61) Pinggul
62) Lengan

Berdasarkan titik-titik diatas, ada beberapa titik yang dapat diaplikasikan untuk tekanan darah tinggi
diantaranya:

a) Titik 7. Leher. Lokasi titik pijat di telapak kaki pada pangkal ibu jari. Titik ini dapat digunakan
apabila memiliki gangguan atau keluhan pada leher, batuk, radang tenggorokan, dan juga
dapat membantu mengendurkan ketegangan leher pada kasus hipertensi.
b) Titik 10. Bahu. Lokasi titik terletak di telapak kaki dibawah jari kelingking. Titik ini digunakan
untuk mengatasi nyeri sendi bahu, kaku kuduk, nyeri saat mengangkat tangan juga dapat
digunakan sebagai titik bantu pada gangguan karena hipertensi.
c) Titik 11. Otot trapezius. Area pijat terletak di telapak kaki di bawah pangkal jari telunjuk, jari
tengah, dan jari manis. Titik ini dapat mengatasi nyeri sendi bahu, kaku kuduk, nyeri saat
mengangkat tangan juga dapat melepaskan ketegangan otot bahu saat menderita batuk
atau hipertensi.
d) Titik 33. Jantung. Area pijat terletak di telapak kaki, longitudinal 2-3-4, transversal 2. Titik ini
dapat mengurangi vertigo, migrain, dan tekanan darah tinggi karena kelainan ginjal, jantung,
stress, kelainan hormone, makanan atau minuman, keturunan dan lain-lain (Hendro &
Ariyani, 2015).
e) Cara melakukan pijat refleksi kaki
1) Mempersiapkan otot dan tubuh klien untuk diterapi dengan teknik peregangan dan
relaksasi otot dengan tujuan agar klien siap untuk dipijat dan mencegah terjadinya
cedera otot.
2) Memberikan hasil pijat yang maksimal dimulai dengan pemijatan pada titik atau area
yang hasilnya akan merangsang titik/area pijat refleksi sesudahnya. 23
3) Membiasakan diri untuk mengikuti urutan-urutan pemijatan.
4) Urutan-urutan pemijatan:
a) Persiapan, bisa dilakukan dengan merendam kaki dengan air hangat selama kurang
lebih sepuluh menit.
b) Setelah itu seka dengan handuk bersih, kemudian lakukan peregangan dan relaksasi
otot kaki klien dengan memutar-mutar pergelangan kaki, mengurut dan meremas
secara lembut sepanjang betis dan lateral tulang kering yang sebelumnya sudah
diolesi minyak pijat.
c) Pijat dengan titik pembukaan yang semuanya dikendalikan oleh otak dan sistem
saraf (titik nomor 1, 3, 4, 5, 53, 54, 55, 56, 57, dan 58).
d) Memijat titik wajib untuk memelihara organ tubuh meski tidak ada gangguan
meliputi:
1) Detoksifikasi (pembuangan) di tiitk nomor 34, 22, 23, 24, 51, 28, 29, 30, 31 dan
32.
2) Pemeliharaan saraf dan metabolisme tubuh di titik nomor 12 dan 13.
3) Pencernaan di titik nomor 15, 16, 17, 18, 19 dan 25.
4) Relaksasi dan penenangan di titik nomor 2 dan 20.
5) Suplemen di titik nomor 21.
e) Titik terapi, titik yang dipilih sesuai dengan keluhan klien. Apabila titik keluhan sudah
termasuk titik wajib, tidak perlu dipijat lagi.
f) Titik penutupan, titik untuk meningkatkan sistem kekebalan tubuh di titik nomor 39,
40 dan 41. Titik dianjurkan dengan klien penderita autoimun dan seseorang yang
baru menjalani tranplantasi organ. 24
g) Pijat pendinginan dengan menggosok atau mengelus kaki, bagian betis dan lateral
tulang kering klien agar otot menjadi lebih elastis dan tidak memar (Hendro &
Ariyani, 2015).

C. Relevansi
Kaitan atau hubungan modul ini dengan pengetahuan ialah sebagi buku ajar
yang mempermudah mahasiswa dalam mengerti serta memahami bekam secara
singkat namun jelas, modul ini telah dibuat dengan cermat tanpa melupakan tujuan
umum mahasiswa, selain itu manfaat yang diperoleh oleh mahasiswa ketika membaca
modul ini yaitu dapat menambah wawasan yang dikemas dengan singkat, padat dan
jelas serta tidak membosankan karena disertai dengan gambar serta penjelasan pada
setiap gambar sehingga mempermudah mahasiswa.
Selain itu, berdasarkan pengalaman penulis dalam menerapkan terapi pijat refleksi
pada masyrakat mempunyai dampak yang positif dan juga memberikan efek
penyembuhan pada penyakit tertentu.
D. CAPAIAN PEMBELAJARAN
1. Memahami konsep dasar terapi pijat refleksi
2. Memahami cara melakukan terapi pijat refleksi
TOPIK 1

TINJAUAN TEORI

PIJAT REFLEKSI

1.1. Definisi pijat refleksi


Pijat refleksi atau reflexiology merupakan ilmu yang mempelajari tentang pijat pada titik-
titik tertentu di tubuh yang dapat dilakukan dengan tangan atau benda-benda seperti kayu,
plastik, atau karet. (Alviani, 2015). Pijat refleksi juga diartikan sebagai jenis pengobatan
yang mengadopsi kekuatan dan ketahanan tubuh sendiri, dengan cara memberikan
sentuhan pijatan pada lokasi dan tempat yang sudah dipetakan sesuai zona terapi (Putri,
2015).
1.2. Manfaat pijat refleksi
Pijat refleksi memiliki beberapa manfaat diantaranya melancarkan sirkulasi darah,
merangsang produksi hormone endorphine, memperbaiki fungsi saraf, meningkatkan
energi, relaksasi dan rekreasi, meredakan sakit kepala, stimulasi sistem saraf,
mempercepat penyembuhan luka, melepaskan racun, mengurangi gejala pra-menstruasi
dan menstruasi, dan penyembuhan penyakit (Alviani, 2015).
1.3. Tehnik pijat refleksi
Menurut Putri (2015) teknik pijat umumnya berupa mengusap, meremas, menekan,
menggetar, dan memukul. Mengusap berarti meluncurkan tangan 19 menggunakan
telapak tangan atau bantalan tangan di permukaan tubuh searah dengan peredaran darah
menuju jantung dan kelenjar-kelenjar getah bening, dimana gerakan ini dilakukan diawal
dan diakhir pemijatan dengan manfaat merelaksasi otot dan ujung-ujung saraf. Meremas
berarti memijit atau meremas menggunakan telapak atau jari-jari telapak tangan di area
tubuh yang berlemak dan jaringan otot yang tebal sehingga terjadi pengosongan dan
pengisian pembuluh darah vena dan limfe sehingga suplai darah yang lebih banyak di
bawa ke otot yang sedang di pijit. Menekan bertujuan untuk melepaskan bagian-bagian
otot yang kejang serta menyingkirkan akumulasi dari sisa-sisa metabolisme. Teknik
menggetar bermanfaat untuk memperbaiki atau memulihkan serta mempertahankan
fungsi saraf dan otot dengan menggetarkan bagian tubuh menggunakan telapak tangan
ataupun jari-jari tangan. Teknik terakhir yaitu memukul yang bermanfaat untuk
memperkuat kontraksi otot saat di stimulasi dan selain itu berguna untuk mengurangi
deposit lemak dan bagian otot yang lembek. Waktu yang dibutuhkan dalam melakukan
pijat refleki berbeda antara satu dengan yang lainnya karena kondisi tubuh pada masing-
masing orang berbeda, begitu juga dengan kemampuan untuk menahan rasa sakit. Dalam
pijat refleksi, untuk kondisi tubuh normal masing-masing titik refleksi membutuhkan
waktu sekitar lima menit setiap pemijatannya. Tubuh yang sedang sakit keras proses
pemijatannya berlangsung lebih lama yaitu sekitar sepuluh menit dan tidak lebih, berbeda
dengan seseorang yang menderita penyakit jantung, kencing manis, liver, kanker hanya
boleh dipijat selama dua menit. Jadi total waktu yang dibutuhkan untuk memijat seluruh
titik refleksi yang bersangkutan kurang lebih 30 menit atau bisa juga 45 sampai 60 menit
tergantung pada penguasaan teknik serta pengalaman 20 pemijat. Frekuensi dalam
pemberian pijat refleksi antara tiga sampai enam hari sekali untuk mencegah penyakit dan
dua sampai tiga hari sekali untuk mengatasi gangguan penyakit yang dilakukan antara
empat sampai delapan minggu untuk memperoleh hasil yang efektif (Alviani, 2015).
TOPIK 2

Dinamika Kelas Terapi pijat refleksi


1. apakah ada efek samping setelah terapi refleksiologi ?
ada umumnya jarang terjadi efek samping, akan tetapi pada beberapa kasus seseorang
akan mengalami kelelahan atau sering buang air kecil, hal ini dikarenakan tubuh
mengalami proses detoksifikasi . Ada pula yang merasakan gatal, hal ini merupakan
proses sirkulasi dan penghancuran blokade energi yang disebabkan oleh deposit
kristal.Terkadang pada saat terapi seseorang akan mengalami kram kaki, hal ini dapat
diatasi dengan melakukan streching dan sedikit pemijatan.
2. Apa yang dilakukan seorang Terapis Refleksologi sebelum melakukan terapi ?
Terapis Refleksologi akan memulai dengan memeriksa kondisi kaki orang yang akan
di terapi, apakah ada luka terbuka, apakah menderita varises berat, apakah orang
tersebut baru saja mengalami kecelakaan atau operasi dibagian kaki, apakah orang
tersebut sedang masa awal kehamilan atau apakah orang tersebut menderita penyakit
kulit yang menular. Apabila ada hal-hal tersebut diatas, terapis Refleksologi dapat
melakukan terapi disebagian kaki atau tidak melakukan terapi sama sekali tergantung
kondisi orang tersebut.
Pijat refleksi memiliki beberapa manfaat diantaranya melancarkan sirkulasi darah,
merangsang produksi hormone endorphine, memperbaiki fungsi saraf, meningkatkan
energi, relaksasi dan rekreasi, meredakan sakit kepala, stimulasi sistem saraf,
mempercepat penyembuhan luka, melepaskan racun, mengurangi gejala pra-menstruasi
dan menstruasi, dan penyembuhan penyakit (Alviani, 2015).
TOPIK 3
RANGKUMAN
Pijat refleksi atau reflexiology merupakan ilmu yang mempelajari tentang pijat pada
titik-titik tertentu di tubuh yang dapat dilakukan dengan tangan atau benda-benda
seperti kayu, plastik, atau karet. (Alviani, 2015). Pijat refleksi juga diartikan sebagai
jenis pengobatan yang mengadopsi kekuatan dan ketahanan tubuh sendiri, dengan
cara memberikan sentuhan pijatan pada lokasi dan tempat yang sudah dipetakan
sesuai zona terapi (Putri, 2015).
DAFTAR PUSTAKA
Chanif, maryam 2015,efektifitas terapi pijat refleksi kaki terhadap penurunan stres
psikologis
Alviani, P. (2015). Pijat Refleksi : Pijatan Tepat, Tubuh Sehat. Yogyakarta:
PUSTAKABARUPRESS.
Akmaliyah, N. (2016). “Efek Hormon Stres”, Health and Nutrition Service. Available at:
http://lagizi.com/efek-hormon-stres/
Adiguna, P. (2014). Titik-Titik Ajaib Tumpas Penyakit. Cetakan 2. Yogjakarta: Solusi
Distribusi
JOM Vol. 2 No. 2, Oktober 2015 1454
PENGARUH TERAPI PIJAT REFLEKSI KAKI TERHADAP TEKANAN
DARAH PADA PENDERITA HIPERTENSI PRIMER
Rindang Azhari Rezky1 , Yesi Hasneli 2 , Oswati Hasanah 3 Program Studi Ilmu
Keperawatan Universitas Riau Email : rangbatusangka@gmail.com Abstract The
objective of this study was to identify the effect of foot reflexology theraphy on
the blood pressure in patients with primary hypertension. This study used quasy
experiment design with non-equivalent control group approach. This study was
conducted at Puskesmas Lima Puluh with 30 people as the sample which was
divided into 15 people experiment group and 15 people control group. The
experiment group was given foot reflexology massage theraphy of 15 minutes a
day for three days consecutively. A digital sphygmomanometer and observation
sheet were used as the measurement instruments. The analyses used were
univariate analysis to observe the frequency and bivariate analysis with Dependent
T-test and Independent T-test. The result of the study showed a decrease of 6,29
mmHg on the experiment group patients systolic blood pressure and a decrease of
3,44 mmHg on the diastolic blood pressure. The result of statistical test indicated
a significant decrease on the experiment group with p value 0,000 (p0,05). 2.
Analisa Bivariat Tabel 3 Perbedaan Rata-Rata Tekanan Darah Sistolik dan
Diastolik sesudah Intervensi pada Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol
Tabel 3 menunjukkan bahwa hasil uji statistik Independent T Test didapatkan
mean tekanan darah sistolik post test kelompok eksperimen adalah 152,37 mmHg
sedangkan mean post test pada kelompok kontrol lebih tinggi yaitu 157,08 mmHg.
Tabel 8 juga menunjukkan mean tekanan darah diastolik post test pada kelompok
eksperimen yaitu 90,73 mmHg sedangkan post test kelompok kontrol adalah
93,82 mmHg. Hasil uji statistik pada mean tekanan darah sistol diperoleh p value
0,009 (pα ). Ini berarti tidak ada perbedaan yang signifikan antara mean tekanan
darah diastol pre test dan post test pada kelompok kontrol. PEMBAHASAN
1.Karakteristik Penderita Hipertensi Hasil penelitian yang telah dilakukan pada
penderita hipertensi di Puskesmas Lima Puluh didapatkan bahwa sebagian besar
penderita hipertensi berdasarkan usia berada pada kategori lansia awal (46-55
tahun) sebanyak 46,7%. Hasil penelitian Anggraini, Waren, Situmorang, Asputra,
dan Siahaan (2009) juga menyatakan hal yang sama bahwa penderita hipertensi
paling banyak berada pada rentang umur >45 tahun yaitu sebanyak 89,1%. Umur
>45 tahun beresiko 17,726 kali lebih besar menderita hipertensi dibandingkan
umur < α (0,05), artinya H0 ditolak. Dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh
terapi pijat refleksi kaki terhadap tekanan darah pada penderita hipertensi primer.
Menurut asumsi peneliti, hal ini mungkin disebabkan oleh penderita hipertensi
yang menjadi responden kooperatif selama diberikan intervensi serta didukung
oleh lingkungan dan suasanan yang nyaman sehingga penelitian ini dapat berjalan
sesuai dengan yang diinginkan. Berdasarkan hasil dari uji Dependent T Test pada
kelompok eksperimen diperoleh mean tekanan darah sistol sebelum diberikan
terapi pijat refleksi kaki pada kelompok eksperimen 158,66 mmHg dengan standar
deviasi 4,40 dan sesudah diberikan terapi pijat refleksi kaki mean tekanan darah
sistol mengalami penurunan sebesar 6,29 mmHg JOM Vol. 2 No. 2, Oktober 2015
1460 menjadi 152,37 mmHg dengan standar deviasi 5,07. Hasil lain diperoleh
mean tekanan darah diastol sebelum diberikan terapi pijat refleksi adalah 94,17
mmHg dengan standar deviasi 2,09 dan sesudah diberikan pijat refleksi kaki,
mean tekanan darah diastol juga mengalami penurunan sebesar 3,44 mmHg
menjadi 90.73 mmHg Hasil uji Dependent T Test diperoleh p value tekanan darah
sistol dan diastol 0,000 (p0.05), ini berarti tidak ada pengaruh yang signifikan
antara mean tekanan darah diastol pada kelompok kontrol sebelum dan sesudah
diberikan pijat refleksi kaki. Sesuai dengan penelitian Moeini, Givi, Ghasempour,
dan Sadeghi (2011) yang menemukan bahwa tidak terdapat perbedaan yang
signifikan antara tekanan sistolik dan diastolik sebelum dan sesudah diberikan
intervensi pada kelompok kontrol. Hal ini dikarenakan pada hipertensi primer
biasanya terjadi peningkatan tekanan darah yang konstan sehingga diperlukan
usaha untuk mengontrolnya. PENUTUP Kesimpulan Setelah dilakukan penelitian
tentang pengaruh terapi pijat refleksi kaki terhadap tekanan darah pada penderita
hipertensi primer didapatkan hasil yang menunjukkan bahwa sebagian besar umur
yang menderita hipertensi berada rentang 46-55 tahun (46,7%), mayoritas berjenis
kelamin perempuan (83,3%), paling banyak berpendidikan SMP (36,7%) ,
sebagian besar tidak bekerja (63,3%) dan mayoritas merupakan Suku Melayu
(30%) dan Suku Batak (30%). Hasil uji statistik pada kelompok eksperimen
dengan menggunakan uji Dependent T Test diperoleh p value sistol JOM Vol. 2
No. 2, Oktober 2015 1461 0,000 dan p value diastol 0,000 (p

Anda mungkin juga menyukai