Menginterpretasikan hasil EKG sederhana dan menghitung denyut jantung. Mengidentifikasi enzim-
enzim jantung pada serangan, menentukan derajat edema, pengkajian gagal jantung kiri dan
kanan, pengkajian aktivitas menurut NYHA, pengkajian riwayat keluarga dan gaya hidup.
1. GELOMBANG P
a. Lebar kurang dari 0,12 detik
b. Tinggi kurang dari 0,3 detik
c. Selalu positif di lead II
d. Selalu negatif di lead AVR
2. GELOMBANG QRS
a. Lebar 0,06 – 0,12 detik
b. Gelombang Q Tinggi tidak lebih dari 1/3 R (Q memanjang untuk melihat adanya masalah
konduksi pada purkinje, dapat mengindikasikan terjadi VT serta nekrosis miokard)
c. Gelombang R positif di lead 1,2,V5,V6 lead AVR,V1,V2 hanya kecil atau tidak ada sama
sekali
d. Gelombang S defleksi negatif sesudah gelombang R
3. PR INTERVAL
a. Diukur dari permulaan P sampai dengan permulaan QRS.
b. Normal 0,12-0,20 detik atau 3-5 kotak kecil
c. PR interval kurang dari 0,12 menunjukkan sidrom WPW (wolff-parkinson-white) dan
sindrom Ganong Levine
d. PR interval lebih dari 0,20 detik menunjukkan total AV Blok
4. SEGMEN ST
Diukur dari akhir QRS s/d awal gel T
Normal : Isoelektris
Kepentingan : Elevasi Pada injuri/infark akut
Depresi Pada iskemia
5. GELOMBANG T
a. Gambaran yang ditimbulkan dari repolarisasi ventrikel
b. Nilai normal:
< 1 mV di lead dada
< 0,5 mV di lead ekstremitas minimal ada 0,1 mV
c. Untuk mengetahui adanya iskemi atau infark
d. Kelainan elektrolit:
e. T elevasi menunjukkan hiperkalemi
f. T depresi menunjukkan adanya iskemi
g. T datar menunjukkan hipokalemi
7. Enzim-enzim jantung
a. CK/CPK (creatin posfo Kinase)
Enzim berkonsentrasi tinggi dalam jantung dan otot rangka, konsentrasi rendah
pada jaringan otak, berupa senyawa nitrogen. Peningkatan CPK merupakan
indicator penting adanya kerusakan miokardium.
Nilai normal :
Dewasa pria : 5-35 Ug/ml atau 30-180 IU/L
Wanita : 5-25 Ug/ml atau 25-150 IU/L Anak laki-laki : 0-70 IU/L
Anak wanita : 0-50 IU/L
Bayi baru lahir : 65-580 IU/
b. CKMB (Creatinkinase label M dan B)
Jenis enzim yang terdapat banyak pada jaringan terutama otot, miokardium, dan
otak. Terdapat 3 jenis isoenzim kreatinase dan diberu label M (muskulus) dan B
(Brain), yaitu :
Isoenzim BB : banyak terdapat di otak
Isoenzim MM : banyak terdapat pada otot skeletal
Isoenzim MB : banyak terdapat pada miokardium bersama MM Otot bergaris
berisi 90% MM dan 10% MB
Otot jantung berisi 60% MM dan 40% MB
Peningkatan kadar enzim dalam serum menjadi indicator terpercaya adanya
kerusakan jaringan pada jantung.
Nilai normal kurang dari 10 U/L
Nilai > 10-13 U/L atau > 5% total CK menunjukkan adanya peningkatan aktivitas
produksi enzim.
Peningkatan CPK-MB : pada AMI, angina pectoris, operasi jantung, iskemik
jantung, miokarditis, hipokalemia, dan defibrilasi jantun
c. LDH (laktat dehidrogenase)
Merupakan enzim yang melepas hydrogen dari suatu zat dan menjadi katalisator
proses konversi laktat menjadi piruvat. Tersebar luas pada miokardium.
Peningkatan LDH menandakan adanya kerusakan jaringan. LDH akan meningkat
sampai puncak 24-48 jam setelah infark dan tetap abnormal 1-3 minggu
kemudian.
Nilai normal : 80-240 U/L
d. Troponin
Merupakan kompleks protein otot globuler dari pita I yang menghambat kontraksi
dengan memblokade interaksi aktin dan myosin. Peningkatan troponin menjadi
pertanda positif adanya cedera sel miokardium dan potensi terjadinya angina.
Nilai normal < 0,16 Ug/L
e. SGOT (Serum glutamik oksaloasetik transaminase)
Adalah enzim transaminase sering juga disebut juga AST (aspartat amino
transferase) katalisator-katalisator perubahan asam amino menjadi asam alfa
ketoglutarat. Enzim ini berada pada serum dan jaringan terutama hati dan jantung.
Pelepasan enzim yang tinggi kedalam serum menunjukan adanya kerusakan
terutama pada jaringan jantung dan hati. Pada penderita infark jantung, SGOT
akan meningkat setelah 12 jam dan mencapai puncak setelah 24-36 jam
kemudian, dan akan kembali normal pada hari ke-3 sampai hari ke-5
Nilai normal :
Laki-laki s/d 37 U/L
Wanita s/d 31 U/L
Kondisi yang menyebabkan peningkatan SGOT No. Peningkatan SGOT
f. HBDH (alfa hydroxygutiric dehidrogenase)
Untuk diagnostic miokard infark Pemeriksaaan ini bertujuan untuk membedakan
LDH 1,2 dan LDH 3,4. Penigkatan HBDH biasanya juga menandai adanya
miokard infark dan juga diikuti peningkatan LDH.
8. Edema
Penilaian derajat edema:
Derajat I : kedalamannya 1- 3 mm dengan waktu kembali 3 detik
Derajat II : kedalamannya 3-5 mm dengan waktu kembali 5 detik
Derajat III : kedalamannya 5-7 mm dengan waktu kembali 7 detik
Derajat IV : kedalamannya 7 mm atau lebih dengan waktu kembali 7detik
9. Gagal jantung
a. Gagal jantung kiri
Menyebabkan kongestif, bendungan pada paru dan gangguan pada mekanisme
kontrol pernafasan
Gejala :
Dispenea
Terjadi karena penumpukan atau penimbunan cairan dalam alveoli yang
mengganggu pertukaran gas . dispnea bahkan dapat terjadi saat istirahat atau
dicetuskan oleh gerakan yang minimal atu sering.
Orthopnea
Pasien yang mengalami orthopnea tidak akan mau berbaring, tetapi akan
menggunakan bantal agar bisa tegak ditempat tidur atau duduk dikursi,
bahkan saat tidur.
Batuk
Hal ini disebabkan oleh gagal ventrikel bisa kering dan tidak produktif, tetapi
yang sering adalah batuk basah yaitu batuk yang menghasilkan aputum
berbusa dalam jumlah banyak, yang kadang disertai dengan bercak darah.
Mudah lelah
Terjadi akibat curah jantung yang kurang, menghambat jaringan dari srikulasi
normal dan oksigen serta menurunnya pembuangan sisa hasil katabolisme.
Juga terjadi akibat meningkatnya energi yang di gunakanuntuk bernafas dan
insomnia yang terjadi akibat distress pernafasan dan batuk.
Ronkhi
Gelisah dan Cemas
Terjadi akibat gangguan oksigen jaringan, stres akibat kesakitan berfasan dan
pengetahuan bahkan jantung tidak berfungsi dengan baik.
Normal 90 – 119 60 – 79
A. Definisi
Penggantian darah atau tranfusi darah adalah suatu pemberian darah lengkap atau
komponen darah seperti plasma, sel darah merah kemasan atau trombosit melalui IV.
B. Tujuan
1. Meningkatkan volume sirkulasi darah setelah pembedahan, trauma atau perdarahan
2. Meningkatkan jumlah sel darah merah dan untuk mempertahankan kadar hemoglobin
pada klien yang mengalami anemia berat.
3. Memberikan komponen seluler yang terpilih sebagai terapi pengganti
C. Indikasi
1. Pasien dengan kehilangan darah dalam jumlah besar (operasi besar, perdarahan
postpartum, kecelakaan, luka bakar hebat, penyakit kekurangan kadar Hb atau penyakit
kelainan darah).
2. Pasien dengan syok hemoragi.
Penggantian volume pada pasien dengan syok hemoragi, trauma atau luka bakar
Klien dengan perdarahan masif dan telah kehilangan lebih dari 25 persen dari volume
darah total
PETUNJUK
1 : jika langkah klinik tidak dilakukan
2 : jika langkah klinik dilakukan dengan tidak tepat
3 : jika langkah klinik dilakukan dengan benar tapi kurang efektif
4 : jika langkah klinik dilakukan dengan baik, benar, tepat dan efektif
PROSEDUR KEGIATAN NILAI
N
O
PERSIAPAN ALAT
a. T Standar infus
b. Cairan steril sesuai instruksi
c. Tranfusi set steril
d. IV kateter sesuai ukuran ( 18 )
e. Bidai atau ( k/p pada anak )
f. Perlak dan pengalas
g. Tourniquet
h. Instrumens steril ( pinset, gunting dan com )
i. Kapas alkohol
I j. Bengkok
k. Tempt sampah
l. Kasa steril
m. Sarung tangan
n. Salf antibiotik
o. Plester
p. Darah atau plasma
q. Obat antihistamin
r. Tensimeter dan termometer
s. Formulir observasikhusus dan alat tulis
t. Lembar inform consent
II PERSIAPAN PASIEN DAN LINGKUNGAN
a. “selamat pagi ibu/ bapak...apa betul bapak/ ibu (sebutkan nama dan
alamat pasien)
b. “saya perawat ...akan melakukan memasang alat untuk transfusi
darah, tujuannya supaya keluhan bapak/ibu berupa kurang jumlah
darahnya dapat diatasi, apa bapak/ ibu bersedia? (langsung berikan
lembar inform consent untuk diisi pasien)
c. Setelah mendapat persetujuan (tanda tangan) pasien atau keluarga
ambil kembali lembar inform consent
III PROSEDUR PELAKSANAAN
a. “Bapak/ibu...kita mulai prosedurnya ya”
b. Menggunakan sarung tangan
c. Mengukur tanda vital
d. Membebaskan lengan pasien dari baju
e. Meletakkan perlak dan pengalas di bawah lengan pasien
f. Menyiapkan larutan NaCl 0,9 % dengan tranfusi set
g. Memasang infus NaCl 0,9 %
h. Mengatasi tetesan tetap lancar
i. Memastikan tidak ada udara didalam selang infus
j. Mengontrol kembali darah yang akan diberikan kembali kepada pasien:
Jeniskelamin, Identitas, Jenis dan golongan darah, Nomor kantong
darah, Tanggal kadaluarsa, Hasil cross test dan jumlah darah
k. Mengganti cairan NaCl 0,9 % dengan darah setelah 15 menit
l. Mengatur tetesan darah
m. Mengobservasi adanya reaksi transfusi dan komplikasi
n. Melepas sarung tangan
o. Mencuci tangan
p. Mengukur tanda vital tiap 5 menit untuk 15 menit pertama, tiap 15
menit untuk jam berikutnya dan tiap 1 jam sampai dengan tranfusi
selesai
q. “Prosedur transfusi darah sudah selesai saya kerjakan pak/ ibu, saya
akan kembali ke ruang perawatan setelah merapikan anda. Jika ada
yang dikeluhkan dan butuh bantuan saya silahkan pencet tombol yang
ada di dekat meja bapak/ ibu”
“terimakasih kerjasamanya”
r. Mendokumentasikan setiap tindakan : waktu pemberian, dosis, jenis
transfusi yang diberikan, reaksi transfusi atau komplikasi.
Malang, ........................2017
Penguji
(...................................)