Anda di halaman 1dari 9

Kardiovaskuler

 Melakukan pengkajian karakteristik nyeri dada

Karakteristik Angina Bukan Angina


Lokasi Retrosternal, difus Di bawah mamma kiri,


setempat

Penyebaran Lengan kiri, Lengan kanan


rahang,punggung

Deskripsi Nyeri Nyeri terus menerus, Tajam, seperti ditusuk -


tajam, tertekan, seperti tusuk, seperti disayat-
diperas, seperti dipijt sayat

Intensitas Ringan sampai berat Menyiksa

Lamanya Bermenit-menit Beberapa detik,


berjam-jam, berhari-
hari.

Dicetuskan oleh Usaha fisik, emosi, Pernapasan, sikap


makan,
tubuh, gerakan
dingin

Dihilangkan Istirahat, nitrogliserin Apa saja


oleh

Menginterpretasikan hasil EKG sederhana dan menghitung denyut jantung. Mengidentifikasi enzim-
enzim jantung pada serangan, menentukan derajat edema, pengkajian gagal jantung kiri dan
kanan, pengkajian aktivitas menurut NYHA, pengkajian riwayat keluarga dan gaya hidup.
1. GELOMBANG P
a. Lebar kurang dari 0,12 detik
b. Tinggi kurang dari 0,3 detik
c. Selalu positif di lead II
d. Selalu negatif di lead AVR
2. GELOMBANG QRS
a. Lebar 0,06 – 0,12 detik
b. Gelombang Q Tinggi tidak lebih dari 1/3 R (Q memanjang untuk melihat adanya masalah
konduksi pada purkinje, dapat mengindikasikan terjadi VT serta nekrosis miokard)
c. Gelombang R positif di lead 1,2,V5,V6 lead AVR,V1,V2 hanya kecil atau tidak ada sama
sekali
d. Gelombang S defleksi negatif sesudah gelombang R
3. PR INTERVAL
a. Diukur dari permulaan P sampai dengan permulaan QRS.
b. Normal 0,12-0,20 detik atau 3-5 kotak kecil
c. PR interval kurang dari 0,12 menunjukkan sidrom WPW (wolff-parkinson-white) dan
sindrom Ganong Levine
d. PR interval lebih dari 0,20 detik menunjukkan total AV Blok
4. SEGMEN ST
Diukur dari akhir QRS s/d awal gel T
Normal : Isoelektris
Kepentingan : Elevasi Pada injuri/infark akut
Depresi Pada iskemia
5. GELOMBANG T
a. Gambaran yang ditimbulkan dari repolarisasi ventrikel
b. Nilai normal:
< 1 mV di lead dada
< 0,5 mV di lead ekstremitas minimal ada 0,1 mV
c. Untuk mengetahui adanya iskemi atau infark
d. Kelainan elektrolit:
e. T elevasi menunjukkan hiperkalemi
f. T depresi menunjukkan adanya iskemi
g. T datar menunjukkan hipokalemi

6. Cara menghitung heart rate

Menentukan frekuensi jantung


A. 300 = ( jml kotak besar dlm 60 detik )
Jml kotak besar antara R – R
B. 1500 = (jml kotak kecil dlm 60 detik )
Jml kotak kecil antara R – R
C. Ambil EKG strip sepanjang 6 detik, hitung jumlah QRS dan kalikan 10.
Catatan : RUMUS A/B UNTUK EKG YANG TERATUR. RUMUS C UNTUK YANG
TIDAK TERATUR.

7. Enzim-enzim jantung
a. CK/CPK (creatin posfo Kinase)
Enzim berkonsentrasi tinggi dalam jantung dan otot rangka, konsentrasi rendah
pada jaringan otak, berupa senyawa nitrogen. Peningkatan CPK merupakan
indicator penting adanya kerusakan miokardium.
Nilai normal :
Dewasa pria : 5-35 Ug/ml atau 30-180 IU/L
Wanita : 5-25 Ug/ml atau 25-150 IU/L Anak laki-laki : 0-70 IU/L
Anak wanita : 0-50 IU/L
Bayi baru lahir : 65-580 IU/
b. CKMB (Creatinkinase label M dan B)
Jenis enzim yang terdapat banyak pada jaringan terutama otot, miokardium, dan
otak. Terdapat 3 jenis isoenzim kreatinase dan diberu label M (muskulus) dan B
(Brain), yaitu :
Isoenzim BB : banyak terdapat di otak
Isoenzim MM : banyak terdapat pada otot skeletal
Isoenzim MB : banyak terdapat pada miokardium bersama MM Otot bergaris
berisi 90% MM dan 10% MB
Otot jantung berisi 60% MM dan 40% MB
Peningkatan kadar enzim dalam serum menjadi indicator terpercaya adanya
kerusakan jaringan pada jantung.
Nilai normal kurang dari 10 U/L
Nilai > 10-13 U/L atau > 5% total CK menunjukkan adanya peningkatan aktivitas
produksi enzim.
Peningkatan CPK-MB : pada AMI, angina pectoris, operasi jantung, iskemik
jantung, miokarditis, hipokalemia, dan defibrilasi jantun
c. LDH (laktat dehidrogenase)
Merupakan enzim yang melepas hydrogen dari suatu zat dan menjadi katalisator
proses konversi laktat menjadi piruvat. Tersebar luas pada miokardium.
Peningkatan LDH menandakan adanya kerusakan jaringan. LDH akan meningkat
sampai puncak 24-48 jam setelah infark dan tetap abnormal 1-3 minggu
kemudian.
Nilai normal : 80-240 U/L
d. Troponin
Merupakan kompleks protein otot globuler dari pita I yang menghambat kontraksi
dengan memblokade interaksi aktin dan myosin. Peningkatan troponin menjadi
pertanda positif adanya cedera sel miokardium dan potensi terjadinya angina.
Nilai normal < 0,16 Ug/L
e. SGOT (Serum glutamik oksaloasetik transaminase)
Adalah enzim transaminase sering juga disebut juga AST (aspartat amino
transferase) katalisator-katalisator perubahan asam amino menjadi asam alfa
ketoglutarat. Enzim ini berada pada serum dan jaringan terutama hati dan jantung.
Pelepasan enzim yang tinggi kedalam serum menunjukan adanya kerusakan
terutama pada jaringan jantung dan hati. Pada penderita infark jantung, SGOT
akan meningkat setelah 12 jam dan mencapai puncak setelah 24-36 jam
kemudian, dan akan kembali normal pada hari ke-3 sampai hari ke-5
Nilai normal :
Laki-laki s/d 37 U/L
Wanita s/d 31 U/L
Kondisi yang menyebabkan peningkatan SGOT No. Peningkatan SGOT
f. HBDH (alfa hydroxygutiric dehidrogenase)
Untuk diagnostic miokard infark Pemeriksaaan ini bertujuan untuk membedakan
LDH 1,2 dan LDH 3,4. Penigkatan HBDH biasanya juga menandai adanya
miokard infark dan juga diikuti peningkatan LDH.
8. Edema
Penilaian derajat edema:
 Derajat I          : kedalamannya 1- 3 mm dengan waktu kembali 3 detik
 Derajat II        : kedalamannya 3-5 mm dengan waktu kembali 5 detik
 Derajat III       : kedalamannya 5-7 mm dengan waktu kembali 7 detik
 Derajat IV       : kedalamannya 7 mm atau lebih dengan waktu kembali 7detik
9. Gagal jantung
a. Gagal jantung kiri
Menyebabkan kongestif, bendungan pada paru dan gangguan pada mekanisme
kontrol pernafasan
Gejala :
 Dispenea
Terjadi karena penumpukan atau penimbunan cairan dalam alveoli yang
mengganggu pertukaran gas . dispnea bahkan dapat terjadi saat istirahat atau
dicetuskan oleh gerakan yang minimal atu sering.
 Orthopnea
Pasien yang mengalami orthopnea tidak akan mau berbaring, tetapi akan
menggunakan bantal agar bisa tegak ditempat tidur atau duduk dikursi,
bahkan saat tidur.
 Batuk
Hal ini disebabkan oleh gagal ventrikel bisa kering dan tidak produktif, tetapi
yang sering adalah batuk basah yaitu batuk yang menghasilkan aputum
berbusa dalam jumlah banyak, yang kadang disertai dengan bercak darah.
 Mudah lelah
Terjadi akibat curah jantung yang kurang, menghambat jaringan dari srikulasi
normal dan oksigen serta menurunnya pembuangan sisa hasil katabolisme.
Juga terjadi akibat meningkatnya energi yang di gunakanuntuk bernafas dan
insomnia yang terjadi akibat distress pernafasan dan batuk.
 Ronkhi
 Gelisah dan Cemas
Terjadi akibat gangguan oksigen jaringan, stres akibat kesakitan berfasan dan
pengetahuan bahkan jantung tidak berfungsi dengan baik.

b. Gagal jantung kanan


Menyebabkan peningkatan vena sistemik Gejala :
 Oedem parifer
 Peningkatan BB
 Distensi vena jugularis
 Hepatomegali
 Asites
 Pitting edema
 Anoreksia
 Mual
 Pengukuran tekanan darah dan memberikan transfusi darah
Tekanan Sistolik, mm
Kategori Tekanan Diastolik, mm Hg
Hg

Hipotensi < 90 < 60

Normal 90 – 119 60 – 79

Prehipertensi 120 – 139 80 – 89

Hipertensi Tingkat 1 140 – 159 90 – 99

Hipertensi Tingkat 2 160 – 179 100 – 109

Hipertensi Tingkat Darurat ≥ 180 ≥ 110

STANDART OPERATIONAL PROSEDUR (SOP)


TRANSFUSI

A. Definisi
Penggantian darah atau tranfusi darah adalah suatu pemberian darah lengkap atau
komponen darah seperti plasma, sel darah merah kemasan atau trombosit melalui IV.

B. Tujuan
1. Meningkatkan volume sirkulasi darah setelah pembedahan, trauma atau perdarahan
2. Meningkatkan jumlah sel darah merah dan untuk mempertahankan kadar hemoglobin
pada klien yang mengalami anemia berat.
3. Memberikan komponen seluler yang terpilih sebagai terapi pengganti

C. Indikasi
1. Pasien dengan kehilangan darah dalam jumlah besar (operasi besar, perdarahan
postpartum, kecelakaan, luka bakar hebat, penyakit kekurangan kadar Hb atau penyakit
kelainan darah).
2. Pasien dengan syok hemoragi.

E. Macam-macam Komponen Darah

1. Darah lengkap (whole blood)


Tranfusi darah lengkap hanya untuk mengatasi perdarahan akut dan masif,
meningkatkan dan mempertahankan proses pembekuan. Darah lengkap diberikan
dengan golongan ABO dan Rh yang diketahui.Infuskan selama 2 sampai 3 jam,
maksimum 4 jam/unit.Dosis pada pediatrik rata-rata 20 ml/kg, diikuti dengan volume
yang diperlukan untuk stabilisasi.Bisanya tersedia dalam volume 400-500 ml dengan
masa hidup 21 hari.Hindari memberikan tranfusi saat klien tidak dapat menoleransi
masalah sirkulasi. Hangatkan darah jika akan diberikan dalam jumlah besar.
Indikasi:

 Penggantian volume pada pasien dengan syok hemoragi, trauma atau luka bakar
 Klien dengan perdarahan masif dan telah kehilangan lebih dari 25 persen dari volume
darah total

2. Packed Red Blood cells (RBCs)


Komponen ini mengandung sel darah merah, SDP, dan trombosit karena sebagian
plasma telah dihilangkan (80 %).Tersedia volume 250 ml. Diberikan selama 2 sampai 4
jam, dengan golongan darah ABO dan Rh yang diketahui.Hindari menggunakan
komponen ini untuk anemia yang mendapat terapi nutrisi dan obat.Masa hidup
komponen ini 21 hari.
Indikasi :
 Pasien dengan kadar Hb rendah
 Pasien anemia karena kehilangan darah saat pembedahan
 Pasien dengan massa sel darah merah rendah

3. White Blood Cells (WBC atau leukosit)


Komponen ini terdiri dari darah lengkap dengan isi seperti RBCs, plasma dihilangkan 80
% , biasanya tersedia dalam volume 150 ml. Dalam pemberian perlu diketahui golongan
darah ABO dan sistem Rh. Apabila diresepkan berikan dipenhidramin. Berikan
antipiretik, karena komponen ini bisa menyebabkan demam dan dingin. Untuk
pencegahan infeksi, berikan tranfusi dan disambung dengan antibiotik.
Indikasi :Pasien sepsis yang tidak berespon dengan antibiotik (khususnya untuk pasien
dengan kultur darah positif, demam persisten /38,3° C dan granulositopenia)

4. Leukosit –poor RBCs


Komponen ini sama dengan RBCs, tapi leukosit dihilangkan sampai 95 %, digunakan
bila kelebihan plasma dan antibody tidak dibutuhkan. Komponen ini tersedia dalam
volume 200 ml, waktu pemberian 1 ½ sampai 4 jam.
Indikasi: Pasien dengan penekanan system imun (imunokompromise)
5. Platelet/trombosit
Komponen ini biasanya digunakan untuk mengobati kelainan perdarahan atau jumlah
trombosit yang rendah.Volume bervariasi biasanya 35-50 ml/unit, untuk pemberian
biasanya memerlukan beberapa kantong.Komponen ini diberikan secara cepat.Hindari
pemberian trombosit jika klien sedang demam.Klien dengan riwayat reaksi tranfusi
trombosit, berikan premedikasi antipiretik dan antihistamin. Shelf life umumnya 6 sampai
72 jam tergantung pada kebijakan pusat di mana trombosit tersebut didapatkan. Periksa
hitung trombosit pada 1 dan 24 jam setelah pemberian.
Indikasi:
 Pasien dengan trombositopenia (karena penurunan trombosit, peningkatan
pemecahan trombosit
 Pasien dengan leukemia dan marrow aplasia

6. Fresh Frozen Plasma (FFP)


Komponen ini digunakan untuk memperbaiki dan menjaga volume akibat kehilangan
darah akut.Komponen ini mengandung semua faktor pembekuan darah (factor V, VIII,
dan IX).Pemberian dilakukan secara cepat, pada pemberian FFP dalam jumlah besar
diperlukan koreksi adanya hypokalsemia, karena asam sitrat dalam FFP mengikat
kalsium. Shelf life 12 bulan jika dibekukan dan 6 jam jika sudah mencair. Perlu dilakukan
pencocokan golongan darah ABO dan system Rh.
Indikasi:
 Pencegahan perdarahan postoperasi dan syok
 Pasien dengan defisiensi faktor koagulasi yang tidak bisa ditentukan
 Klien dengan penyakit hati dan mengalami defisiensi faktor pembekuan.

7. Albumin 5 % dan albumin 25 %


Komponen ini terdiri dari plasma protein, digunakan sebagai ekspander darah dan
pengganti protein.Komponen ini dapat diberikan melalui piggybag.Volume yang
diberikan bervariasi tergantung kebutuhan pasien.Hindarkan untuk mencampur albumin
dengan protein hydrolysate dan larutan alkohol.
Indikasi :
1. Pasien yang mengalami syok karena luka bakar, trauma, pembedahan atau infeksi
2. Terapi hyponatremi
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KENDEDES MALANG
Jl. Panji Suroso No 6 Malang 65126
Telp (0341) 488762 fax (0341) 488763
STANDART OPERATIONAL PROSEDUR (SOP)

Ns. Adinda Devi, S.Kep


No Dokumen No Revisi HAL Tgl Terbit
00

PETUNJUK
1 : jika langkah klinik tidak dilakukan
2 : jika langkah klinik dilakukan dengan tidak tepat
3 : jika langkah klinik dilakukan dengan benar tapi kurang efektif
4 : jika langkah klinik dilakukan dengan baik, benar, tepat dan efektif
PROSEDUR KEGIATAN NILAI
N
O
PERSIAPAN ALAT
a. T Standar infus
b. Cairan steril sesuai instruksi
c. Tranfusi set steril
d. IV kateter sesuai ukuran ( 18 )
e. Bidai atau ( k/p pada anak )
f. Perlak dan pengalas
g. Tourniquet
h. Instrumens steril ( pinset, gunting dan com )
i. Kapas alkohol
I j. Bengkok
k. Tempt sampah
l. Kasa steril
m. Sarung tangan
n. Salf antibiotik
o. Plester
p. Darah atau plasma
q. Obat antihistamin
r. Tensimeter dan termometer
s. Formulir observasikhusus dan alat tulis
t. Lembar inform consent
II PERSIAPAN PASIEN DAN LINGKUNGAN
a. “selamat pagi ibu/ bapak...apa betul bapak/ ibu (sebutkan nama dan
alamat pasien)
b. “saya perawat ...akan melakukan memasang alat untuk transfusi
darah, tujuannya supaya keluhan bapak/ibu berupa kurang jumlah
darahnya dapat diatasi, apa bapak/ ibu bersedia? (langsung berikan
lembar inform consent untuk diisi pasien)
c. Setelah mendapat persetujuan (tanda tangan) pasien atau keluarga
ambil kembali lembar inform consent
III PROSEDUR PELAKSANAAN
a. “Bapak/ibu...kita mulai prosedurnya ya”
b. Menggunakan sarung tangan
c. Mengukur tanda vital
d. Membebaskan lengan pasien dari baju
e. Meletakkan perlak dan pengalas di bawah lengan pasien
f. Menyiapkan larutan NaCl 0,9 % dengan tranfusi set
g. Memasang infus NaCl 0,9 %
h. Mengatasi tetesan tetap lancar
i. Memastikan tidak ada udara didalam selang infus
j. Mengontrol kembali darah yang akan diberikan kembali kepada pasien:
Jeniskelamin, Identitas, Jenis dan golongan darah, Nomor kantong
darah, Tanggal kadaluarsa, Hasil cross test dan jumlah darah
k. Mengganti cairan NaCl 0,9 % dengan darah setelah 15 menit
l. Mengatur tetesan darah
m. Mengobservasi adanya reaksi transfusi dan komplikasi
n. Melepas sarung tangan
o. Mencuci tangan
p. Mengukur tanda vital tiap 5 menit untuk 15 menit pertama, tiap 15
menit untuk jam berikutnya dan tiap 1 jam sampai dengan tranfusi
selesai
q. “Prosedur transfusi darah sudah selesai saya kerjakan pak/ ibu, saya
akan kembali ke ruang perawatan setelah merapikan anda. Jika ada
yang dikeluhkan dan butuh bantuan saya silahkan pencet tombol yang
ada di dekat meja bapak/ ibu”
“terimakasih kerjasamanya”
r. Mendokumentasikan setiap tindakan : waktu pemberian, dosis, jenis
transfusi yang diberikan, reaksi transfusi atau komplikasi.

Malang, ........................2017
Penguji

(...................................)

Anda mungkin juga menyukai