Anda di halaman 1dari 12

Nama kelompok

RAFIKA SARI
OKTAVIANUS
ASKEP NEUROVASKULER
ASKEP PENGKAJIAN

Menentukan :
Pengkajian neurologi difokuskan pada kemampuan untuk
menentukan beberapa poin gangguan neurologis yaitu:
 Fungsi Mental
 Tingkat kesadaran (GCS)
 12 saraf kranial(gangguan otot wajah,saraf
trigeminal,gangguan menelan )
ASKEP DIAGNOSA KEPERAWATAN

Risiko
 perfusi jaringan serevbral tidak efektif
definisi :beresiko mengalami penurunan sirkulasi darah ke otak.
Faktor risiko:penurunan kinerja ventrikel kiri,diseksi arteri,fibrilasi atrium,aneurisma
serebri,dilatasi kardiomiopati,cedera kepala,sindrom sick sinus,infark

Gangguan
 mobilitas fisik
definisi :keterbatasan dalam gerak fisik dari satu atau lebih ekstremitas secara mandiri’

Faktor penyebab:kerusakan integritas struktur tulang,perubahan metabolisme,ketidak bugaran

fisik,penurunan kendali otot,penurunan kekuatan oto,kekakuan sendi,gangguan neuromuskular.

Gangguan
 komunikasi verbal
definisi :penurunan,perlambatan,atau ketiadaan mampuan untuk

menerima,memproses,mengirim,dan menggunakan sistem.
Faktor penyebab:penurunan sirkulasi serebral,gangguan neuromuskuler,kelainan platum,hambatan

psikologis,hambatan lingkungan.
.
Lanjutan…

 Resiko aspirasi
 definisi :beresiko mengalami masuknya sekresi gastrointestinal,sekresi
orafaring,benda cair atau padat kedalam saluran trakean obronkhail akibat
disfungsi mekanisme protektif saluran nafas.
 Faktor risiko:penurunan tingkat kesadaran,penurunan refleks muntah dan
batuk,gangguan menelan,peningkatan residu lambung,peningkatan tekanan
intragastrik.

 Gangguan menelan
 Fungsi menelan abnormal akibat defisit struktur atau fungsi oral faring atau
esofagus.
 Faktor penyebab :gangguan saraf karnialis,aklasia,abnormalitas
laring,abnormalitas orafaring,
Intervensi/implementasi

Pemantauan status neurologi,status oksigenasi jaringan serebral dan


juga perifer.
Pemasangan NGR,latihan menelan pada pasien dengan disfagia dan
mencegah aspirasi.
Pemasangan collar neck pada pasien dengan curiga cidera servikal.
Manajemen dan pencegahan peningkatan tekanan intra kranial (TIK)
Menurunkan pemenuhan oksigen ,mengatur atau menurunkan aktifitas
Perubahan posisi tirah baring :miring kanan/kiri dan terlentang pada
pasien dengan stroke.
Latihan ROM
Terapi wicara dan modifikasi pola komunikasi
Latihan berdiri ,keseimbangan dan koordinasi dan berjalan
Toilet training pada pasien inkotinesia uri.
evaluasi

Perbaiki tingkat kesadaran evaluasi


GCS,stabilnya tandda-tanda vital
Pemenuhan kebutuhan sehari-hari terpenuhi
,tidak terjadi aspirasi ,atrofi dan sejenisnya
Kasus I

Seorang klien dengan sindrom guilain-barre mengalami paralisis pada tubuh bagian
ata,sudah di intubasi dan diberikan ventilasi mekanik.manakah stretegi yang harus
dimasukan perawat pada perencanaan keperawatan untuk membantu klien menghadapi
penyakitnya?
a) Memberikan klien kntrol penuh atas keputusan perawatan dan membatasi pengunjung.
b) Memberikan umpan positif dan mendorong ROM aktif
c) Memberikan informasi ,memberikan umpan balik yang positif,dan mendorong
relaksasi
d) Pemberian obat penenang melalui intravena
e) Mengurangi distraksi dan membatasi pengunjung
Rasional :klien dengan sindrom guilain barre mengalami ketakutan dan kecemasan akibat
pralisis tubuh bagian atas,sera munculnya gangguan yang tiba-tiba,perawat dapat
mengurang ketakutan dengan memberikan informasi yang akurat tentang kondisi
klien,memberikan perawatan lanjut dan umpan balik positif pada klien,mendorong
relaksasi,serta distraksi.
KASUS II

Seorang klien mengalami defisit neurologis.yang melibat kan sistyem


limbik.manakan temuan pengkajian yang spesifik pada tipe defisit kasus
diatas ?
a) Disorentasi pada orang,tempat dan waktu
b) Afek datar,dengan priode labilitis emosional
c) Tidak dapat mengingat apa yang dimakan saat sarapan hari ini
d) Tidak mampu melakukan penambahan dan pengurangan
e) Tidak mampu mengenali lingkungan sekitar
Rasional :sistem limbek bertanggung jawab pada persaan (efek)dan
emosi.kemampuan kulkulasi dan pengetahuan tentang sistem kondisi
terkini,merupakan fungsi lobus frontalasi.hemisfer serebral.dengan fungsi
regional spesfik.mengontrol orentasi seseorang.mengingat kejadian.
Kasus III

Seorang perempuan, usia 47 tahun di rawat di ruang bedah post kecelakaan lalu lintas. Saat ini
pasien terpasang spiral bandage di kaki kiri. Hasil pemeriksaan fisik pasien mengatakan nyeri
di kaki kiri yang terpasang bandage dengan skala 5, kaki sekitar bandage odema, akral dingin
dan pucat.
 Apakah intervensi yang sesuai dengan kasus diatas?
 
a.Longgarkan spiral bandage
b.Ajarkan teknik relaksasi
c.Pantau tanda tanda vital
d.Kolaborasi pemberian analgesik
e.Berikan lingkungan yang nyaman

rasional : trauma memerlukan pemeriksan dan penilaian pergerakan bagian tubuh yang
mengalami cidera untuk melihat dan menilai nyeri terlokalisir dan gangguan vaskular atau
saraf.seperti pada kasus diatas dapat kita simpulkan bahwa pasien mengalami trauma pada
bagian ekstremitas bawah.
Kasus IV

 Seorang laki-laki usia 32 tahun dirawat di ruang bedah setelah jatuh dari sepeda motor
1 minggu yang lalu. Pasien mengeluh nyeri kaki kiri dan sulit untuk digerakkan. Hasil
foto rontgen didapatkan data fraktur femur tertutup di sebelah kiri. Pasien terpasang
traksi. Pasien tampak cemas dan menanyakan tentang terapi yang akan ia jalani.  
 Apakah edukasi yang tepat untuk pasien tersebut?
 
a.Anjurkan untuk mengontrol infeksi
b.Anjurkan untuk telapak kaki menempel di ujung bed
c.Roda pada katrol tidak perlu dievaluasi sesering mungkin
d.Anjurkan pasien untuk menggerakkan ekstrimitas distal yang terpasang traksi
e.Tidak perlu memberikan bantalan dibawah ekstrimitas yang terpasang traksi

Rasionalnya :fraktur bisa ditangani secara konservatif dengan traksi,tetapi memakan


waktu yang lama,dan atau dengan tindakan operatif yang relatif yaitu lebih cepat dengan
reposisi .
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai