Anda di halaman 1dari 15

TERAPI KOMPLEMENTER

PASIEN DENGAN NAPZA

PENDAHULUA
N

Menurut Badan Narkotika Nasional (BNN) angka


resmi penyalahgunaan NAPZA adalah 3,2 juta
orang dari 220 juta penduduk Indonesia.
Sesuai pasal 37 ayat 1 UU No. 5/1997 tentang
Psikotropika yang menyebutkan bahwa
pengguna psikotropika yang menderita sindrom
ketergantungan berkewajiban ikut serta dalam
pengobatan atau perawatan, serta pasal 45 UU
No. 22/1997 tentang Narkotika yang
menyebutkan bahwa pecandu narkotika wajib
menjalani pengobatan dan/ atau perawatan.

TERAPI KOMPLEMENTER

Terapi komplementer adalah suatu


pengobatan holistik yang
mempengaruhi individu secara
menyeluruh yaitu sebuah
keharmonisan individu untuk
mengintegrasikan pikiran, badan, dan
jiwa dalam kesatuan fungsi.

Manfaat terapi komplementer adalah:

Untuk mencegah timbulnya penyakit

baru
Menjaga stamina dan kekebalan tubuh
Mengatasi keluhan fisik yang ringan
Mengurangi dan menghindari stres

Macam Terapi Komplementer

Kategori pertama, mind-body therapy


yaitu memberikan intervensi dengan
berbagai teknik untuk memfasilitasi
kapasitas berpikir yang mempengaruhi
gejala fisik dan fungsi tubuh misalnya
perumpamaan (imagery), yoga, terapi
musik, berdoa, journaling, biofeedback,
humor, tai chi, dan terapi seni.

Kategori kedua, alternatif sistem


pelayanan yaitu sistem pelayanan
kesehatan yang mengembangkan
pendekatan pelayanan biomedis
berbeda dari Barat misalnya
pengobatan tradisional Cina,
Ayurvedia, pengobatan asli Amerika,
cundarismo, homeopathy, naturopathy.

Kategori ketiga, adalah terapi biologis


yaitu natural dan praktik biologis dan
hasil-hasilnya misalnya herbal dan
makanan.
Kategori keempat, adalah terapi
manipulatif dan sistem tubuh. Terapi ini
didasari oleh manipulasi dan
pergerakan tubuh misalnya
pengobatan kiropraksi, macam-macam
pijat, rolfing, terapi cahaya dan warna,
serta hidroterapi.

Kategori kelima, adalah terapi energi


yang fokusnya berasal dari energi
dalam tubuh (biofields) atau
mendatangkan energi dari luar tubuh
misalnya terapeutik sentuhan dan
pengobatan sentuhan. Kategori ini
biasanya dijadikan satu kategori
berupa kombinasi antara biofield dan
bioelektromagnetik.

TERAPI KOMPLEMENTER PADA PASIEN DENGAN NAPZA

Olahraga
Terapi Spiritual
Terapi Nutrisi
Terapi Suplemen
Yoga
Latihan Kesadaran
Terapi Criminon
Terapi Kesenian
Terapi Akupuntur

Tujuan pelatihan Criminon:

Membantu memperbaiki dan


meningkatkan kemampuan seseorang
dalam menghadapi rasa bersalah,
rendah diri, takut, emosi dan mampu
mengendalikan diri.
Membantu para pecandu dalam
menghadapi hambatan belajar

Tujuan pelatihan Criminon:

Memberikan pengetahuan untuk


mencapai kebahagiaan lebih baik bagi
diri sendiri maupun orang lain
Memberikan dasar-dasar pengetahuan
untuk mencapai kestabilan dan
kebahagiaan dalam hidup

PERAN PERAWAT DALAM TERAPI


KOMPLEMENTER NAPZA
Perawat sebagai konselor

Sebagai konselor perawat dapat menjadi


tempat bertanya, konsultasi, dan diskusi
apabila klien membutuhkan informasi
tentang kondisi kesehatannya sekarang.
Perawat sebagai pendidik kesehatan

Sebagai pendidik perawat dapat


memberikan informasi tentang cara
pemulihan klien dari ketergantungan
NAPZA khususnya tentang terapi
komplementer.

Perawat sebagai peneliti

Sebagai peneliti perawat dapat melakukan


berbagai penelitian yang dikembangkan
dari hasil evidence-based practice
khususnya dalam hal terapi komplementer
untuk klien dengan NAPZA.
Perawat sebagai pemberi pelayanan langsung

Sebagai pemberi pelayanan langsung


misalnya dalam praktik pelayanan
kesehatan yang melakukan integrasi terapi
komplementer, salah satunya yaitu
rehabilitasi medis pengguna NAPZA.

Perawat sebagai koordinator

Sebagai koordinator perawat dapat


mendiskusikan terapi komplementer
pada klien dengan NAPZA dengan
dokter yang merawat dan unit manajer
terkait.
Perawat sebagai advokat

Sebagai advokat perawat berperan


untuk memenuhi permintaan kebutuhan
perawatan komplementer yang
mungkin diberikan termasuk perawatan
alternatif pada kilen dengan NAPZA.

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai