Anda di halaman 1dari 77

3C

2
1. Melakukan Pembinaan etika
Keperawatan dan disiplin
profesi
2. Melaksanakan penyelesaian
masalah etik Keperawatan
dan Disiplin Profesi
3
: Peserta pelatihan dapat
1. Memahami Konsep dasar etik dan disiplin
profesi

2. Mampu melaksanakan pembinaan Etika


Keperawatan dan disiplin profesi

3. Melaksanakan penyelesaian masalah


etika Keperawatan dalam praktik
keperawatan

4. Merekomendasikan pencabutan
kewenangan klinis
4
• Pengertian etik dan disiplin profesi
keperawatan
• Kode etik profesi keperawatan Indonesia
• Prinsip-prinsip moral etik
• Jenis-jenis masalah etik dan disiplin profesi
• Metode-metode penyelesaian masalah etik
• Pembinaan disiplin profesi
• Penyelesaian masalah etik dalam praktik
keperawatan
• Proses rekomendasi pencabutan
kewenangan klinis
5
Keyakinan (beliefs) mengenai arti
dari suatu ide, sikap, objek, perilaku,
dll yang menjadi standar dan
mempengaruhi prilaku seseorang.
Nilai menunjukkan tujuan dan
makna kehidupan memotivasi
perilaku seseorang,dan
mengarahkan seseorang dalam
membuat keputusan.
6
Nilai pribadi (personal value)
diperoleh dari latar belakang budaya, etnis, dan keyakinan
seseorang yang biasanya menjadi kontrol internal
seseorang.

Nilai professional (Profesional value)


Refleksi dan pengembangan nilai-nilai pribadi yang bersifat
intrinsic, terbuka, menyatakan elemen-elemen dasar yang
digunakan sebagai standard dan dasar dalam pengambilan
keputusan serta menggambarkan idealisme dan harapan
dalam praktik keperawatan.

dasar untuk bertingkah laku yang bertujuan.


7
• Altruism (peduli terhadap kesejahteraan
orang lain)
Peduli bagi kesejahteraan orang lain (ikhlas)
dengan sikap yang ditujukan: komitmen,
merasa iba, murah hati, tekun, sabar.
Contoh :
– Memberikan perhatian penuh saat merawat.
– Membantu orang lain/ Perawat lain dalam
memberikan asuhan keperawatan bila
mereka tidak dapat melakukan.
8
• Equality (kesetaraan)
Mempunyai hak, dan status yang sama,
dengan sikap yang ditunjukan: menerima,
tidak diskriminatif, toleran, ketegasan.
Contoh :
Memberikan asuhan keperawatan berdasarkan
kebutuhan klien, tanpa membeda-bedakan klien.

9
• Esthetics (berjiwa seni)
Kualitas obyek kejadian, yang mengarah
pada pemberian kepuasan dengan prilaku
yang ditujukan: apresiasi,kreatif,
imajenatif, sensitif.
Contoh :
– Memberikan lingkungan yang
menyenangkan bagi diri sendiri dan klien.
– Penampilan diri yang dapat meningkatkan
‘image’ perawat yang positif
10
• Freedom (kebebasan)
Kapasitas untuk menentukan pilihan,
dengan sikap: percaya diri, berharap,
independen, terbuka, arah diri, disiplin
diri.
Contoh :
– Menghargai hak pasien untuk menolak
tindakan.
– Mendukung diskusi terbuka bila terdapat
isu kontoversial terkait profesi keperawatan
11
• Human Dignity (menghormati manusia)
Berhubungan dengan penghargaan martabat
manusia sebagai individu dengan sikap empati,
kebaikan, perhatian penuh, kebenaran,
pertimbangan.
Contoh :
– Melindungi hak privacy pasien
– Menyapa/ memperlakukan orang lain sesuai dengan
keinginan mereka untuk diperlakukan
– Menjaga rahasia klien dan teman sejawat

12
• Justice (keadilan)
Menjunjung tinggi moral dan prinsip-
prinsip legal termasuk objektifitas,
moralitas, integritas, dorongan dan
keadilan serta kewajaran.
Contoh :
Melaporkan tindakan yang tidak kompeten,
tidak etis, dan tidak legal secara objektif
berdasarkan fakta

13
• Truth (Kebenaran)
Kesesuaian fakta dan realitas dengan
sikap: akountabel, jujur, rasional, ingin
tahu.
Contoh ;
– Membuat dokumentasi asuhan keperawatan
secara akurat dan jujur.
– mendapatkan data secara lengkap sebelum
membuat suatu keputusan.

14
• Komitmen yang kuat terhadap
pelayanan
• Keyakinan akan diri dan nilai
yang dianut setiap orang
• Komitmen terhadap pendidikan
• Otonomi
(Watson,1981)
15
Nilai tidak memberikan jawaban
terhadap bagaimana mengatasi
situasi tertentu, tetapi memberikan
arahan& kerangka pikir dalam
memahami konflik

16
Ketika nilai pribadi “benar” atau “salah”
yang dianut oleh individu perawat
berhubungan dengan nilai professional
Dasar pengambilan keputusan yang
dianut harus mengacu
kepada etika profesi keperawatan

17
TIDAK ADA SOLUSI
YANG PALING BAIK
UNTUK MEMECAHKAN
MASALAH ETIK

18
Kesepakatan tentang praktik moral, keyakinan,
sistem nilai, standar perilaku individu dan atau
kelompok tentang penilaian terhadap apa
yang benar dan apa yang salah, mana yang
baik dan mana yang buruk, apa yang
merupakan kebajikan dan apa yang
merupakan kejahatan, apa yang dikendaki
dan apa yang ditolak
19
Suatu ungkapan tentang bagaimana
perawat wajib bertingkah laku menujukkan
standar etika yang menentukan dan
menuntun perawat dalam praktik sehari-
hari (jujur terhadap klien, menghargai klien
atas hak-hak yang dirahasikan klien dan
beradvokasi atas nama klien). Fry, 1994
20
ETIKA ETIKET
1. Memberi norma tentang 1. Cara yang tepat/diharapkan
apakah suatu perbuatan dan ditentukan untuk dilakukan
boleh dilakukan atau dalam kalangan masyarakat
tidak tertentu
2. Selalu berlaku, 2. Hanya berlaku dalam
meskipun tidak ada pergaulan yang membutuhkan
orang lain yang kehadiran orang lain
menyaksikan.
3. Bersifat relatif, karena ukuran
3. Lebih bersifat mutlak sopan santun antara
masyarakat satu dengan
4. Menyangkut aspek
lainnya bisa berbeda
batiniah
4. Menyangkut aspek lahiriah
21
22
Komponen prinsip etik:
- Tanggungjawab profesional

- Hak pasien
(Spearman & Sheldon)
23
1. Respect (Hak untuk dihormati)
Perawat harus menghargai hak-
hak pasien/klien sebagai individu.
Contoh :
Perawat memanusiakan pasien secara
menyeluruh dalam memberikan asuhan
Keperawatan

24
Lanj…..

2. Autonomy (hak pasien memilih)


Kebebasan dalam memilih atau
menerima suatu tanggung jawab
terhadap pilihannya sendiri.
Contoh :
Kebebasan pasien untuk memilih pengobatan
dan siapa yang mengobati/merawat sesuai
dengan yang di inginkan pasien

25
Lanj…..
3. Beneficence (Bertindak untuk
keuntungan orang lain/ pasien)
Menyeimbangkan hal-hal yang
menguntungkan dan merugikan/
membahayakan dari tindakan yang
dilakukan
Contoh :
Perawat memperlakukan klien dengan baik
dan benar
26
Lanj…..
4. Non-Maleficence (utamakan-tidak
mencederai orang lain)
Tindakan/ prilaku yang tidak
menyebabkan kecelakaan atau
membahayakan orang lain.
Contoh :
Pasien dengan tidak sadar dilakukan tindakan
pemasangan side drill.

27
Lanjt…..
5. Confidentiality (hak kerahasiaan)
Melindungi informasi bersifat pribadi,
menghargai hak istimewa pasien dan
semua informasi pasien tidak untuk
disebar luaskan secara tidak tepat.
Contoh :
Tidak boleh menceritakan rahasia pasien
kepada orang lain kecuali dibutuhkan dalam
kepentingan pengadilan.

28
Lanjt…..
6. Justice (keadilan)
Mendapatkan perlakukan sama bagi
semua orang dalam memperoleh
pelayanan Keperawatan tanpa
membeda-bedakan.
Contoh :
Tindakan keperawatan di ruangan bangsal
maupun di ruangan VIP harus sama sesuai
dengan SAK
29
Lanjt……
7. Fidelity (loyalty/ketaatan)
Kesetiaan/ ketaatan perawat terhadap kode
etik yang menyatakan bahwa tanggung
jawab dasar perawat untuk meningkatkan
kesehatan, mencegah penyakit, memulihkan
kesehatan dan meminimalkan penderitaan.
Contoh :
Perawat sudah melakukan kontrak untuk melakukan
tindakan maka tidak boleh mengingkari kontrak/ janji
tersebut.

30
Lanj….

8. Veracity (Kejujuran)
Menyatakan yang sebenarnya dan tidak
berbohong.
Contoh :
Menyampaikan kondisi pasien terminal pada
keluarga pasien.

31
TUJUAN AKHIR KEPERAWATAN ADALAH
“WELL BEING OF OTHER PEOPLE“ DAPAT DICAPAI
DENGAN ILMU KEPERAWATAN + MORAL (MORAL ART
DALAM KONTEKS ETIKA).
Etika dalam keperawatan sangat berhubungan
dengan moral / hati nurani perawat dalam
melaksanakan praktik, terlihat selama berinteraksi
dengan klien.
Bagaimana perawat menempatkan klien pada martabat sebagai
manusia, kemurahan hati, jujur, respek, kesetiaan dan
integritas perawat dalam asuhan keperawatan perlu dibina, jika
menurun akan menuju
“ TRANSAKSI KOMERSIAL “
• Decision-focused Problems
Kesulitan terletak pada apa yang harus dilakukan.
Contoh Memberikan jawaban yang jujur hasil
pemeriksan lab. Penyakit HIV postif pada pasien
dan keluarganya (Moral Dilema)
• Action-focused problems
Kesulitan yang terjadi tidak terletak pada
pengambilan keputusan tetapi terletak pada saat
menerapkan. Contoh perawat mengetahui
serangkaian tindakan yang benar tetapi tidak dapat
melakukannya karena kebijakan institusi atau
hambatan lain (Jameton, 1984) (Moral Distress)
33
• Ethics of one-to-one nurse-patient relationship

• Ethics of clinical nursing in home or hospital

• Ethics of chronic and terminal care nursing

• Ethics of health screering/well person clinics

34
• Professional codes and professional
dominance
• Nurse-doctor-nurse roles and
responsibilities
• Teamwork-leadership and accountability
• Primary care/hospital team membership

35
• Nurse manager/nursing and general
staff relationship
• Employment policies, work allocation,
grievances assurance
• Human resource management and
resource allocation

36
• Health service policy, management and
scarce resources
• Nursing research and health promotion
strategies
• Political ethics of health authority/region
cooperation
• “Politics” and Ecconomics” of the
National Health service
37
• Konflik etik : ketidak sepahaman dimensi
etik akibat perbedaan kepentingan atau
kewenangan
– Perawat – perawat
– Perawat – profesi lain
• Sengketa etik ; ketidak sepahaman atau
perbedaan pendapat antara para pihak.
– Perawat – klien
– Perawat – perawat atau profesi lain
• Penilian prilaku dengan katagori :
– Cukup / C (50-69)
– Buruk / D (10-49)
HAK & KEWAJIBAN PERAWAT

HAK KEWAJIBAN
1. Memperoleh perlindungan 1. Melengkapi sarana dan prasarana
hukum; pelayanan keperawatan sesuai standar;
2. Memperoleh informasi yang 2. Memberikan yankep sesuai standar;
benar, jelas dan jujur dari klien 3. Merujuk klien yang tidak dapat ditangani
kepada perawat / nakes lain
dan atau keluarganya;
4. Mendokumentasikan askep sesuai
3. Menerima imbalan jasa atas standar;
yankep yg telah diberikan; 5. Memberikan informasi yg lengkap, jujur,
4. Menolak keinginan klien atau benar, jelas, & mudah dimengerti tentang
pihak lain yg bertentangan dgn tindakan keperawatan kepada pasien
sesuai kewenangan;
kode etik, standar pelayanan,
standar profesi dan SPO atau 6. Melaksanakan tindakan pelimpahan
wewenang;
ketentuan peraturan
7. Melaksanakan penugasan khusus yg
5. Memperoleh fasilitas kerja ditetapkan pemerintah
sesuai standar.

39
HAK & KEWAJIBAN PASIEN

HAK KEWAJIBAN
1. mendapatkan informasi secara, 1. memberikan informasi yang benar,
benar, jelas, & jujur tentang
tindakan Keperawatan jelas, dan jujur tentang masalah
2. meminta pendapat Perawat lain kesehatannya;
dan/atau tenaga kesehatan
lainnya; 2. mematuhi nasihat dan petunjuk
3. mendapatkan Pelayanan Perawat;
Keperawatan sesuai dengan kode
etik, standar yankep, standar 3. mematuhi ketentuan yang berlaku
profesi, SOP, dan ketentuan di Fasilitas Pelayanan Kesehatan;
Peraturan
4. memberi persetujuan/ penolakan dan
tindakan keperawatan yang akan 4. memberikan imbalan jasa atas
diterimanya
5. memperoleh keterjagaan pelayanan yang diterima.
kerahasiaan kondisi
kesehatannya.

40
• Identifikasi masalah etik
• Kumpulkan fakta-fakta
• Evaluasi tindakan alternatif dari
berbagai perspektif etik.
• Buat keputusan dan uji cobakan
• Bertindaklah, dan kemudian
refleksikan pada keputusan tersebut
41
Essensial of Moral Decisions and
Actions in Nursing Practice

Personal values and


belief

Kode etik keperawatan Decision Moral


making decisions
frame work and actions
Moral concepts of
nursing

Ethical principles

42
FRAMWORKS DILEMA (Mary Grace, 2017)

End of life care Code of ethics Palliative Nursing


Hospoce Nursing
Disharge Planning Code of ethics Nursing Care
Management
Life Support Ethics value: canctity and Critical Care
quality life Nursing
Experience of childbearing Patient autonomy and Perinatal Nursing
and the nurses during lobar advocacy
and breating
Allocation of resources Code of ethics Nursing
Management
Providing and Develiping Code of ethics Nursing
high quality care Management
Genetic testing resource Code of ethics Nursing Genetic
Futle cancer treatment Patient autonomy and Haematology and
decision advocacy oncology Nursing
FRAMWORKS ETIK (Mary Grace, 2017)
Ethical Frameworks
International & National Code of Ethics for Nurses
Declaration of Helsinski
Nuremberg Code
Markkula Center Framework for Ethical Decision Making
National Research Act
ANA’s Ethical Guidelines for Nursing Research
Federal, State, Facility Bill of Rights
Respect for Person, Beneficence and Justice
Nursing Caring Theory by Swanson
Deontological Code
Declaration of Human Rights
Autonomy and Advocacy Model
Compassion and Advocacy Model
ER Environmental Model
Greipp's Model of Ethical Decision Making
Trust Approach to Nursing Ethics
SBAR
Dignity Enhancing Framework
Tentukan
masalah
berikutnnya
Mendefinisikan
masalah
Apa isu etika ?
Review etik
Mengevaluasi Apa prinsip
hasil terhadap prinsip yang
tujuan relavan dengan
-Situasi krisis :
kasus ?
-Cek fakta-fakta !
-Siapa yang terlibat ?
-Apa hak-hak mereka
?
Tentukan -Apa tugas anda ?
Pertimbangkan
rencana
pilihan apa yang
tindakan dan
bisa dilakukan ?
sasaran

Menyelidiki hasil
etik dan manfaat
D-Penetapan Masalah
Apa kasus utamanya ? Siapa yang terlibat ? Apa hak
hak mereka, apa tugas anda ? Apa masalah etik utama
yang harus ditangani ?
E-Ulasan Etik
Apa prinsip-prinsip etik yang sesuai dengan kasus ?
Prisnip prinsip etik apa yang di prioritaskan dalam
pengambilan keputusan anda ?
C-Konsideran Opsi Tindakan
Pilihan apa yang kamu lakukan sesuai dengan situasi ?
Apa tindakan tindakan alternatif ? Apa bantuan yang
dibutuhkan, dan metoda yang dibutuhkan ?

46
I-Menyelidiki Hasil
Apakah konsekuensi yang mungkin menyertai dari
setiap pilihan alternatif tindakan ? Hal yang paling
etis untuk dilakukan ?
D-Menentukan Tindakan
Alternatif tindakan terbaik yang terlipih ? Rencana
tindakan, Tujuan/ kriteria/ standar ?
E-Evaluasi Hasil
Hasil capaian tindakan berdasarkan kriteria dan
standar dalam tujuan tindakan terlipih
47
• Pencabutan Kewenangan klinis dapat dilakukan bila terjadi
tindakan Perawat menyebabkan kerugian materi dan
penderitaan yang paling ringan sampai berat di duga karena :

– Inkompetens

– Tidak disiplin (profesional)

• Komite Keperawatan melakukan berbagai upaya pembinaan


agar kompetensi yang bersangkutan pulih kembali

• Komite keperawatan dapat merekomendasikan pemberian


kembali kewenangan klinis tertentu setelah melalui proses
pembinaan dan proses kredensial.

48
PEMBINAAN ETIK DAN DISIPLIN

• PROFESI PERAWAT
SASARAN • PERAWAT VOKASI

• PERSEPTORSHIP
• MENTORSHIP
BENTUK • PELATIHAN

• LAPORAN PERSEPTHOR
• LAPORAN KINERJA
EVAKUASI • PENILAIAN PRILAKU ETIK
Implementasi
Competency development
• PROFESI PERAWAT
• PERAWAT VOKASI
Education

• Ethich round, ethics conference,


Activities incident review-ethichs

• HAP/ Suandok Ethicel Risk Model


• Workshop
tools • Ethick risk profile- guideline
ROUNDE ETIK

• Rounde pagi
– Simple, trigger, I-SITDOWN
Model
• Visite setiap 2 jam
• Rounde dasar sefety
ISITDOWN MODEL
I = Inentitas Respect, Advocat,
S = Sidle rail Beneficence ; Non-maleficence
I = IV fluid / Beneficence; Non-maleficence; Fidility /
confidentiality
identification
T = Tube Beneficence; Non-maleficence; Fidility /
confidentiality
D = Down Caring; Beneficence; Non-maleficence
O = Oxygen Accountability/ Responsibility;
Beneficence;
Non-maleficence
W = Waste Coopration; Caring; Beneficence
N = Need Advocacy; Caring; Beneficence
HAP & SUANDOK ETHICAL RISK MODEL

2 1 5
Clinical High Alert Ethical
Risk Patient Risk

3 6
Clinical
Ethical
Guidenline
Guidenline

4
Quality &
Safety
Identifikasi Analisas Rencana Monitoring &
Resiko Resiko Tindakan Reviewu

Resiko klinik Cat 6 7 8 9 10


Transfr KPI
1. ……….
Ma 5 6 7 8 9

khusus Mo 4 5 6 7 8 Pencegahan
1. ……. Min 3 4 5 6 7
Monitoring 2. ……….
3. ………..
2. …….
Leg
i
2 3 4 5 6
Mitigasi, dan
4. ………..
3. …….
Rar Unl Pos Lik Fre
e
Qualitas ….
No Kemun Konse Level
Resiko klinik umum gkinan qunsi resiko
berkelanjutan ….
4. …….. 1 ….
5. …….. 2
3
Resiko etik 4
6. ……… 5

7. …….. 6
7
8. …….. 8
Resiko personal 9
10
9. ……… Risk profile
10. …….. ………………….
………………….
………………….
…………………..
ALUR PENYELESAIAN MASALAH ETIK
LAPORAN / TEMUAN

DIREKTUR HUMAS UNIT KERJA

KOMITE KEPERAWATAN

TELUSURI FAKTA &


DATA IDENTIFIKASI MASALAH
KONFIRMASI,
VALIDASI, KLARIFIKASI MITRABESTARI

ETIK PROFESI DISIPLIN HUKUMI

REKOMENDASI
REKOMENDASI
Unit RS PENYELESAIAN HUKUM
PERTIMBANGAN ETIK
OLEH KEH
PEMBINAAN
PENCABUTAN KEWENANGAN
Format SKED 01
LAPORAN ISU/ MASALAH ETIK DALAM PRAKTIK
KEPERAWATAN

A. JENIS
□ Promosi Kesehatan □ Perawat - Klinik
□ Pencegahan Penyakit □ Perawat - Praktik
□ Pemulihan Kesehatan □ Perawat - Profesi
□ Pengurangan Penderitaan □ Perawat - Coworkers

B. KEJADIAN
No Waktu Tempat Deskripsi Isu/ Masalah Etik Yang Terlibat Prinsip Moral Etik – Kode
(Ringkas – Jelas – Objektif) Etik Terkait

1
2

3.

Catatan :
• …………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………

Mengetahui …………………………………….
Kepala Ruangan Pelapor

................................................. …………………………..

57
Format SKED 02
FORMAT PENGAMBILAN KEPUTUSAN ETIK

NO TAHAPAN POINT KUNCI URAIAN INDIKATOR


1 PENETAPAN □ Apa kasus utamanya ?
MASALAH (D) □ Siapa yg terlibat ?
□ Apa hak-hak mereka, apa tugas anda?
□ Apa masalah etik utama yg harus ditangani ?
2 ULASAN ETIK (E) □ Apa prinsip prinsip etik yang sesuai dengan kasus?
□ Prinsip prinsip etik apa yang di prioritaskan dalam
pengambilan keputusan anda ?
3 KONSIDERAN OPSI □ Pilihan apa yg kamu lakukan sesuai dg situasi ?
TINDAKAN (C) □ Apa tindakan-tindakan alternatif ?
□ Apa bantuan yg dibutuhkan, dan metode yg
dibutuhkan ?
4 MENYELIDIKI □ Apa konsekuensi yang mungkin menyertai dari
HASIL (I) setiap pilihan alternatif tindakan?
□ Hal yang paling etis untuk dilakukan?
5 MENENTUKAN □ Alternatif tindakanterbaikyang terpilih?
TINDAKAN (D) □ Rencana tindakan?
Tujuan/ Kriteria/ Standar
6 EVALUASI □ Hasil capaian tindakan berdasarkan kriteria dan
HASIL (E) standar dalam tujuan tindakan terpilih?
□ Kesimpulan?
□ Rekomendasi

Mengetahui …………………………………….
Ketua Komite Keperawatan Ketua Sub-Komite Etik dan Disiplin
58
Format SKED 03

FORMAT REKOMENDASI HASIL PENYELESAIAN MASALAH


ETIK

NO Masalah Rekomendasi Siapa Kapan

Mengetahui …………………………………….
Ketua Komite Keperawatan Ketua Sub-Komite Etik dan Disiplin

……………………………………………. …………………………………………………

59
Format SKED 04
LAPORAN PEMBINAAN ETIK DALAM PRAKTIK
KEPERAWATAN

A. JENIS MASALAH
□ Promosi Kesehatan □ Perawat - Klinik
□ Pencegahan Penyakit □ Perawat - Praktik
□ Pemulihan Kesehatan □ Perawat - Profesi
□ Pengurangan Penderitaan □ Perawat - Coworkers
B. KEGIATAN PEMBINAAN
No Waktu Tempat Deskripsi Isu/ Masalah Etik Prinsip Moral MATERI METODA SIAPA
(Ringkas – Jelas – Objektif) Etik – Kode BIMBINGAN
Etik Terkait
1

3.

Catatan :
• ……………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………
Mengetahui …………………………………….
Ketua Komite Keperawatan Pelapor

60
LATIHAN 3 :PROSES PENYELESAIAN MASALAH ETIK dan
DISIPLIN PROFESI KEPERAWATAN

A. TUJUAN :
Peserta pelatihan dapat membantu menyelesaikan masalah etik dalam praktik
B. LANGKAH
1. Peserta pelatihan dibagi dalam kelompok ( maksimal 10 orang setiap kelompok )
2. Setiap kelompok menetapkan peran sesuai masalah etik .
o 1 orang sebagai ketua sub komite etik - disiplin
o 1 orang sebagai sekretaris sub komite etik - disiplin
o 2 orang sebagai pasien & keluarga
o 4 orang sebagai mitra bersari
o 1 orang sebagai dokter
3. Ketua / sekretaris Sub komite etik – disiplin menetapkan tim penyelesaian masalah etik terdiri dari mitra bestari ,
pengurus sub komite etik, pasien / klien serta perawat pelaksana serta tenaga kesehatan terlibat ( sesuai dengan
lingkup masalah etik )
4. Pengurus Sub komite etik – disiplin dan mitra bestari mempelajari kasus etik dan menetapkan metode penyelesaian
masalah etik yang tepat
5. Melaksanakan pertemuan tim yang telah ditetapkan dan melaksanakan tahapan sesuai metode yang dipilih ( target!,
prinsip keputusan akhir disiplin oleh pasien / klien, tim hanya memberikan alternatif)
6. Setelah keputusan dipilih oleh pasien, dilakukan tindak lanjut, a.L
6.1. Pembinaan Etik
6.2. Pembinaan disiplin
6.3. Melaporkan untuk pembinaan lanjut bagi profesi diluar keperawatan kepada yang berwenang
7. Membuat laporan penyelesaian masalah etik oleh sub komite etik – disiplin, diteruskan kepada pimpinan RS melalui
ketua komite keperawatan
C. MEDIA :
1. Kode etik Keperawatan Indonesia
2. Metode – metode penyelesaian etik & instrumen
3. SOP penerapan prinsip moral dalam keperawatan
4. Daftar hak dan kewajibanpasien, perawat, dokter, dan tenaga kesehatan terkait
61
62
Scenario 1
• DL seorang laki-laki berusia 20-an didiagnosis adeno-karsinoma
kolon sigmoid metastasis dengan komplikasi neuropati kranial
multipel akibat metastasis leptomeningeal. Keluarganya secara aktif
terlibat dalam semua keputusan pengobatan, termasuk pirau lumbo-
peritoneal untuk meningkatkan tekanan intrakranial diikuti dengan
radioterapi seluruh otak, kolostomi, trephine untuk obstruksi usus
dan kemoterapi paliatif.
• Namun, tidak lama kemudian, DL mengalami leptomeningeal
progresif. Dia direkomendasikan untuk kemoterapi paliatif lini kedua,
tapi dia dan keluarganya memutuskan untuk menunda setelah
perjalanannya ke luar negeri. Karena mereka khawatir efek samping
kemoterapi dapat mengganggu perjalanan.
• Sayangnya, ia mengalami status epileptikus selama perjalanan, dan
membutuhkan intubasi untuk perlindungan jalan napas serta infus
midazolam iv, fenitoin dan levetiracetam untuk mengontrol kejang..

63
• Diskusi sejauh mana asuhan dilakukan antara tim unit
perawatan intensif dan keluarganya. Mengingat prognosis
yang buruk dan mempertimbangkan masukan dari tim
bedah saraf dan onkologi, dan keinginan keluarga untuk
membuat pasien tetap nyaman, keputusan dibuat untuk
'manajemen bangsal ' dan perintah jangan melakukan
resusitasi.
• Segera setelah itu, DL self-ekstubasi pada hari ketiga
setelah dosis infus midazolam berkurang secara progresif.
Pada hari yang sama, ia mengalami serangan dua kali dan
dosis anti-epilepsy, dioptimalkan. Infus midazolam tidak
diberikan kembali karena keluarga tidak ingin pasien dibius.
Keluarganya berharap bisa berkomunikasi dengannya,
terutama ibunya yang merasa bersalah, marah karena tidak
ikut perjalanan keluarga. DL
64
• Sambil menunggu pindah ke rumah sakit rawat inap, dia
mengalami tiga episode status epileptikus dalam waktu 24
jam.
• Setiap kejadian berlangsung lebih dari 30 menit. Ibunya
selalu berada di samping tempat tidurnya. Pasca iktal
(setelah kejang), pasien masih bisa berkomunikasi dengan
kata-kata dan gerak tubuh yang sederhana, dan minum
obat oral. Infus midazolam dipertimbangkan karena kejang
yang sering dan berkepanjangan tetapi ibunya tidak
mengijinkan karena ingin dia tetap 'terjaga'. Antiepilepsi
ketiga, natrium valproat intravena, ditambahkan setelah
tinjauan neurologi dicari. Dia terus mengalami episode
singkat kejang klinis, beberapa kali sehari, yang semuanya
ditangani hanya dengan diazepam intravena dosis bolus.

65
• Sementara keluarga telah menetapkan tingkat perawatan, ada
ketidaksesuaian dalam tujuan perawatan. Sasaran yang saling
bertentangan ini terkait dengan mempertahankan kesadaran DL
dan peluang komunikasi lebih lanjut meskipun terdapat
kecocokan
• fokus yang lebih kecil dan keinginan untuk membuat DL nyaman
seolah-olah melalui penggunaan obat penenang dan anti-
epilepsy untuk menghapus serangan ini tetapi kemungkinan akan
memadamkan peluang lebih lanjut untuk komunikasi lebih lanjut.
• Hal ini menimbulkan dilema etika di antara tim multidisiplin yang
merawatnya dan keluarganya. Beberapa anggota tim ingin
mematuhi tujuan menjaga martabat DL dan menegakkan
langkah-langkah kenyamanan, sementara anggota tim lainnya
ingin mematuhi tujuan keluarga untuk memaksimalkan
peluangnya untuk berkomunikasi.

66
• yang lain ingin memenuhi keinginannya agar ibunya tidak
melihatnya 'menderita', yang diyakini beberapa anggota
tim berarti memaksimalkan pengobatan anti-epilepsi
bahkan dengan biaya sangat besar dan mencegah
komunikasi lebih lanjut
• Sementara tujuan keseluruhan perawatan ditetapkan, ada
yang bertentangan mengenai apakah keinginan DL
sebelumnya harus dihormati, apakah keinginan
keluarganya harus dihormati, apakah kesejahteraannya
harus dilindungi atau apakah kepentingannya dirugikan .

67
Scenario 2
• Pasien Mr Green adalah seorang pria berusia 57 tahun
dengan kanker prostat agresif yang dirawat oleh tim
perawat di departemen onkologi rumah sakit umum di
Brisbane, QLD, Australia.
• Tuan Green didiagnosis menderita kanker prostat tujuh
tahun lalu tetapi menolak perawatan medis dan bedah
pada saat itu. Dia memilih untuk mencari pengobatan
alternatif dan tidak kontrol dengan ahli urologi selama
periode tujuh tahun itu.
• Tuan Green sekarang mengalami anemia dan
hipoproteinemia. Setelah beberapa tes diagnostik
selama beberapa periode ditemukan bahwa kanker telah
menyebar ke tulangnya, telah menyebar secara lokal ke
kelenjar getah beningnya dan tumor primer menyerang
kandung kemih dan sebagian menghalangi ginjal kiri.
68
• Tuan Green mendapat beberapa kali kunjungan selama
dua bulan karena berbagai alasan. setelah sistoskopi
menunjukkan pertumbuhan tumor yang lebih luas,
ditentukan bahwa intervensi bedah / medis lebih lanjut
tidak akan sesuai dalam kasus ini dan bahwa rejimen
perawatan paliatif adalah langkah selanjutnya.
• Pada titik ini pasien melapor ke tim perawatan
kesehatan bahwa dia telah pasrah pada kenyataan
bahwa dia akan mati.
• Tuan Green menarik meyakinkan salah satu perawat
bahwa dia berencana bunuh diri dan itu adalah rahasia
yang tidak boleh diberitahukan perawat kepada siapa
pun.

69
Scenario 3
• JB, seorang wanita Kaukasia berusia 24 tahun yang
didiagnosis kanker payudara triple-negatif, dirujuk
untuk pengujian genetik sebelum melanjutkan operasi
mastektomi dan dinyatakan positif untuk BRCA1
mutasi.
• Selain itu, JB memiliki enam saudara kandung, dua di
antaranya lebih tua darinya dan sudah menikah tetapi
tidak memiliki anak dan empat di antaranya lebih muda
darinya (termasuk dua yang berusia di bawah 18
tahun).
• JB melaporkan bahwa dia tidak pernah aktif secara
seksual dan tidak memiliki pasangan. Silsilah tiga
generasi tidak mengungkapkan tanda bahaya baik dari
sisi ibu maupun ayah dari keluarga untuk kanker yang
diturunkan.
70
Scenario 4
• Nyonya Vidotto adalah seorang perawat di bagian
bedah gastroentestinal dari RS. Bapak Jhon, pasien
berumur 80 tahun, baru saja dioperasi karena kanker.
• Operasinya berhasil. Pemberian obat morfin baru saja
distop. Sesuai dengan penilaian perawat, pasien
sekarang mengalami nyeri skala 6 pada dari 10.
• Dokter bedah telah memberi opiat. Tuan Jhon baru saja
meminta agar dosis obat penghilang rasa sakit
diberikan lagi.
• Nyonya Vidotto tidak segera menuruti permintaannya.
Dia menganggap bahwa karena Mr Jhon telah diberikan
opiat 2 jam yang lalu, akan terlalu berisiko untuk
memberinya opiat lagi karena kemungkinan interaksi
dengan tindakan lain.
71
Scenario 5
• Jim pria 76 th, menikah, tidak berpendidikan, memiliki dua anak
perempuan. Sebelumnya dalam keadaan sehat dan hidup bahagia,
belakangan ini wajahnya mulai pucat, sehingga putri-putrinya
menemaninya untuk memeriksakan darahnya di rumah sakit.
Pemeriksaan laboratorium menyatakan Jim menderita leukemia
dengan prognosis kurang dari 1 tahun untuk hidup.
• Putrinya segera diberitahu oleh dokter tetapi Jim tidak di beritahu
hasilnya. Kedua putrinya meminta agar dokter dan perawat
menyembunyikan temuan medis dan berbohong, mengatakan
kepadanya bahwa dia menderita anemia ketika dirawat di rumah
sakit.
• Mereka menyatakan bahwa ayah mereka akan kehilangan harapan
jika dia tahu yang sebenarnya. Staf medis setuju untuk mengikuti
keinginan putrinya. Dokter memberikan pilihan pengobatan untuk
kedua putrinya dan kemudian mereka memilih kemoterapi untuk
Jim tanpa memberitahu dia. Para perawat mengikuti perintah itu.
72
• Awalnya, setiap Jim menanyakan tentang obat selama
pengobatan, para perawat berbohong kepadanya dengan
mengatakan bahwa obat kemoterapi adalah obat bergizi. Namun,
menjalankan perintah tersebut ternyata semakin sulit karena Jim
menderita banyak efek samping kemoterapi, seperti mual dan
muntah. Dia bertanya terus, "mengapa obat bergizi ini memiliki
efek samping yang tak tertahankan?" Putri-putrinya yang
berdiri di samping tempat tidur selalu berusaha menghibur dan
meyakinkannya.
• Tiga bulan kemudian, kondisi Jim semakin parah; Dia merasakan
sakit di sekujur tubuhnya dan sering demam. Pada rawat inap
kelima untuk kemoterapi, dia mulai mencurigai diagnosisnya. Dia
tampak cemas dan cemas dan terus bertanya kepada perawat
yang sedang bertugas, "Apa diagnosis saya?" Perawat itu
sangat sibuk dan menjawab, "Saya kira Anda harus bertanya
kepada keluarga atau dokter Anda" dan kemudian pergi.
73
• Perawat di lantai ini mulai jarang berhubungan
dengan pasien, menghindari ditanya secara
langsung tentang situasinya. Menderita
berbagai gejala yang ditimbulkan oleh penyakit
tersebut, Jim mulai menunjukkan kemarahan
kepada staf kesehatan. Setelah dipulangkan,
Jim menolak untuk melanjutkan kemoterapi
berikutnya. Kondisinya menjadi semakin buruk,
dan dia akhirnya meninggal tanpa mengetahui
diagnosisnya setelah 5 bulan didiagnosis
dengan leukemia.

74
Scenario 6
• Pasien anak usia 7 tahun dibawa ibunya pagi
hari ke IGD RS dengan Hiperpireksi dan tidak
sadar.
• Selama di IGD pasien di infus, terapi iv, oksigen
dan pemeriksaan laboratorium. Doktor IGD tidak
kunjung memeriksa, sehingga ibu pasien
menunggu lama di IGD.
• Ibu pasien merasa diabaikan karena pada
waktu itu IGD banyak pasien dan pasien belum
diperiksa dokter
• Akhirnya dengan persetujuan dokter jaga pasien
di bawa ke ruang rawat inap pada siangnya.
Diagnosa sementara dokter jaga DHF 75
• Ibu pasien ingin menyelesaikan administrasi surat jaminan
Kesehatan. Karena baru dia menanyakan kepeda perawat
tentang proses penyelesaian BPJS. Perawat menjawab
“kalau mau menggunakan BPJS harus ada orang
dalam” . Ibu pasien merasa tersinggung dengan kalimat
tsb. Namun ia tetap berusaha untuk menyelesaikan
urusannya.
• Sorenya ibu pasien datang lagi ke ruang perawatan untuk
menanyakan keadaan anaknya yang bertambah jelek
keadaannya, sambil menanyakan dokter yang memeriksa
kenapa belum juga memeriksa dan memberikan obat.
• Perawat mendatangi kamar pasien dan memeriksa dg hasil
nadi lemah, ada hematoisis dan melena, setelah itu dia
mengatakan “ini mah harus di rawat di ICU”.
76
• Ibu pasien bertambah cemas, dan merasa terabaikan
karena belum melihat dokter memeriksa dan
memberikan obat pd pasien
• Dokter baru memeriksa pasien pk. 19.00 dan
menyarankan untuk segera dibawa ke ICU
• Ibu pasien bertambah cemas dan marah-marah
kenapa tidak segera dilakukan Tindakan oleh dokter
dan baru meriksa pasien sekarang
• Pasien di bawa ke ICU namun beberapa jam kemudian
dinyatakan meninggal di ICU.
• Ibu pasien tidak menerima kelakuan itu, Dia
melaporkan komplen kepada direktur

77

Anda mungkin juga menyukai