PATOFISIOLOGI
TENTANG
“GANNGGUAN SISTEM ENDOKRIN DIABETES MELITUS”
DOSEN PENGAMPU :
DWI YOGO P, S.Kep., Ns., M.H
DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 2
GABRIELA PONDAAG IMMANUEL BERHIMPONG JAVIER RUNTUWENE
19180020 19180026 19180032
GLEDYS TAMPENAWAS INJILIA ROGAHANG JENNIVER MISA
19180021 19180027 19180033
GLORIA SAERANG INKA WARANGKIRAN JESICA TONDOLILIS
19180022 19180028 19180034
GLORIA THOMAS IREN DALAMBIDE JONATHAN PANGERAPAN
19180023 19180029 19180035
GREVNY ULAG ISTI TINDUKU KRISTIANI TIMBULENG
19180024 19180030 19180036
HERMAN IVY TANGKABIRINGAN LYANO SINGAL
19180025 19180031 19180037
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat dan
rahmat,serta penyertaan-Nya,sehingga makalah “DIABETES MILLETUS” ini dapat kami
selesaikan.
Dalam penulisan makalah ini kami berusaha menyajikan bahan dan bahasa yang
sederhana,singkat serta mudah dicerna isinya oleh para pembaca.kami menyadari bahwa
makalah ini jauh dari sempurna serta masih terdapat kekurangan dan kekeliruan dalam
penulisan makalah ini.Maka kami berharap adanya masukan dari berbagai pihak untuk
perbaikan dimasa yang akan mendatang.
Akhir kata,semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua dan dipergunakan
dengan layak sebagaimana mestinya.
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI...................................................................................................................................i
BAB I
PENDAHULUAN..........................................................................................................................1
A. Latar Belakang ..........................................................................................................................1
B. Tujuan Makalah ........................................................................................................................1
BAB II
PEMBAHASAN ............................................................................................................................3
A. Definisi .......................................................................................................................................3
B. Etiologi .....................................................................................................................................3
C. Faktor Resiko .............................................................................................................................3
D. Klasifikasi ..................................................................................................................................4
E. Manifestasi Klinis ......................................................................................................................5
F. Patofisiologi ...............................................................................................................................6
G. Pemeriksaan Penunjang .............................................................................................................7
H. Penatalaksanaan ........................................................................................................................7
I. Diagnosa Keperawatan .............................................................................................................7
J. Komplikasi ................................................................................................................................7
BAB III
PENUTUP
A Kesimpulan ..............................................................................................................................11
B. Saran ........................................................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Diabetes Mellitus (DM) merupakan salah satu masalah kesehatan yang berdampak
pada produktivitas dan dapat menurunkan Sumber Daya Manusia.
Penyakit ini tidak hanya berpengaruh secara individu, tetapi sistem kesehatan suatu
negara. Walaupun belum ada survei nasional, sejalan dengan perubahan gaya hidup termasuk
pola makan masyarakat Indonesia diperkirakan penderita
DM ini semakin meningkat, terutama pada kelompok umur dewasa keatas pada
seluruh status sosial ekonomi. Saat ini upaya penanggulangan penyakit DM belum
menempati skala prioritas utama dalam pelayanan kesehatan, walaupun diketahui dampak
negatif yang ditimbulkannya cukup besar antara lain komplikasi kronik pada penyakit
jantung kronis, hipertensi, otak, system saraf, hati, mata dan ginjal.
Diabetes mellitus adalah penyakit hiperglikemia yang ditandai oleh ketiadaan
absolute insulinatau insensivitas terhadap insulin. Diabetes mellitus disebabkan oleh
oenurunan kecepatan insulin oleh sel-sel beta pula Langerhans. Biasanya dibagi dalam dua
jenis berbeda: diabetes javanilis, yang biasanya tetapi tak selalu, dimulai mendadak pada
awal kehidupan dandiabetes dengan awitan maturitas yang dimulai di usia lanjut dan
terutama pada orangkegemukan.Penderita penyakit diabetes mellitus dapat meninggal karena
penyakit yang dideritanya ataukarena komplikasi yang ditimbulkan oleh penyakit ini,
misalnya penyakit ginjal, gangguan jantung dan gangguan saraf. Penyebab diabetes mellitus
dapat disebabkan oleh berbagai hal,dan juga terdapat berbagai macam tipe diabetes mellitus.
Ada beberapa gejala yangditiimbulkan bagi penderita diabetes mellitus, serta cara
mengobatinya. Kesemuanya akan dibahas di dalam makalah ini.
B. TUJUAN
Adapun tujuan pembuatan makalah, yaitu untuk mengetahui lebih spesifik mengenai
penyakit diabetes mellitus.
BAB II
PEMBAHASAN
A. DEFINISI
Diabetes berasal dari bahasa Yunani yang berarti “mengalirkan atau mengalihkan”
(siphon). Mellitus berasal dari bahasa latin yang bermakna manis atau madu. Penyakit
diabetes melitus dapat diartikan individu yang mengalirkan volume urine yang banyak
dengan kadar glukosa tinggi. Diabetes melitus adalah penyakit hiperglikemia yang ditandai
dengan ketidakadaan absolute insulin atau penurunan relative insensitivitas sel terhadap
insulin (Corwin, 2009).
Diabetes mellitus adalalah gangguan metabolisme yang secara genetik dan
klinis termasuk heterogen dengan manifestasi berupa hilangnya toleransi karbohidrat, jika
telah berkembang penuh secara klinis maka diabetes mellitus ditandai dengan hiperglikemia
puasa dan postprandial, aterosklerosis dan penyakit vaskular mikroangiopati (Sylvia &
Lorrain, 2006).
Diabetes mellitus adalah kumpulan gejala yang timbul pada seseorang akibat
kadar glukosa darah yang tinggi yang disebabkan jumlah hormone insulin kurang atau jumlah
insulin cukup bahkan kadang-kadang lebih, tetapi kurang efektif (Sarwono, 2006).
Diabetes Melitus (DM) adalah keadaan hiperglikemia kronik disertai berbagai
kelainan metabolik akibat gangguan hormonal, yang menimbulkan berbagai komplikasi
kronik pada mata, ginjal, saraf, dan pembuluh darah, disertai lesi pada membran basalis
dalam pemeriksaan dengan mikroskop elektron (Mansjoer dkk, 2007)
Menurut American Diabetes Association (ADA) tahun 2005, diabetus merupakan
suatu kelompok panyakit metabolik dengan karakterristik hiperglikemia yang terjadi karena
kelainan sekresi insulin, kerja insulin atau kedua-duanya.
Diabetes Mellitus (DM) adalah kelainan defisiensi dari insulin dan kehilangan
toleransi terhadap glukosa ( Rab, 2008)
DM merupakan sekelompok kelainan heterogen yang ditandai oleh kelainan kadar
glukosa dalam darah atau hiperglikemia yang disebabkan defisiensi insulin atau akibat kerja
insulin yang tidak adekuat (Brunner & Suddart, 2002).
B. ETIOLOGI
Riwayat Keluarga
Obesitas
Usia
Kurangnya Aktivitas Fisik
Suka Merokok
Suka Mengkonsumsi Makanan Berkolesterol Tinggi
Penderita Hipertensi Atau Tekenan Darah Tinggi
Masa Kehamilan
Ras Tertentu
Tekanan Stres Dalam Jangka Waktu Yang Lama
Sering Mengkonsumsi Obat-Obatan Kimia
D. KLASIFIKASI
e) Karena obat atau zat kimia : vacor, pentamidin, asam nikotinat, glukokortikoid, hormon
tiroid, diazoxic,agonis β adrenergic, tiazid, dilantin, interferon alfa, dan lainnya.
Gejala awalnya berhubungan dengan efek langsung dari kadar gula darah yang
tinggi.Jika kadar gula darah sampai diatas 160-180 mg/dL, maka glukosa akan sampai ke air
kemih.
Jika kadarnya lebih tinggi lagi, ginjal akan membuang air tambahan untuk
mengencerkan sejumlah besar glukosa yang hilang. Karena ginjal menghasilkan air kemih
dalam jumlah yang berlebihan, maka penderita sering berkemih dalam jumlah yang banyak
(poliuri).
Akibat poliuri maka penderita merasakan haus yang berlebihan sehingga banyak
minum (polidipsi). Sejumlah besar kalori hilang ke dalam air kemih, penderita mengalami
penurunan berat badan. Untuk mengkompensasikan hal ini penderita seringkali merasakan
lapar yang luar biasa sehingga banyak makan (polifagi).
Dengan memahami proses terjadinya kelainan pada diabetes melitus tersebut diatas,
mudah sekali dimengerti bahwa pada penderita diabetes melitus akan terjadi keluhan khas
yaitu lemas, banyak makan, (polifagia) , tetapi berat badan menurun, sering buang air kecil
(poliuria), haus dan banyak minum (polidipsia).
Penyandang diabetes melitus keluhannya sangat bervariasi, dari tanpa keluhan sama
sekali, sampai keluhan khas diabetes melitusseperti tersebut diatas. Penyandang diabetes
melitus sering pula datang dengan keluhan akibat komplikasi seperti kebas, kesemutan akibat
komplikasi saraf, gatal dan keputihan akibat rentan infeksi jamur pada kulit dan daerah
khusus, serta adapula yang datang akibat luka yang lama sembuh tidak sembuh (Sarwono,
2006).
Penderita Diabetes militus umumnya menampakkan tanda dan gejala dibawah ini
meskipun tidak semua dialami oleh penderita :
F. PATOFISIOLOGI
Menurut Brunner & Sudddart (2002) patofisiologi terjadinya penyakit diabetes mellitus
tergantung kepada tipe diabetes yaitu :
1) Diabetes Tipe I
Terdapat ketidakmampuan untuk menghasilkan insulin karena sel-sel pankreas telah
dihancurkan oleh proses autoimun. Glukosa yang berasal dari makanan tidak dapat
disimpan dalam hati meskipun tetap berada dalam darah dan menimbulkan hiperglikemia
postprandial (sesudah makan). Jika konsentrasi glukosa dalam darah cukup tinggi, ginjal
tidak dapat menyerap kembali semua glukosa yang tersaring keluar akibatnya glukosa
tersebut diekskresikan dalam urin (glukosuria). Ekskresi ini akan disertai oleh pengeluaran
cairan dan elektrolit yang berlebihan, keadaan ini dinamakan diuresis osmotik. Pasien
mengalami peningkatan dalam berkemih (poliuria) dan rasa haus (polidipsi).
2) Diabetes Tipe II
Resistensi insulin menyebabkan kemampuan insulin menurunkan kadar gula darah
menjadi tumpul. Akibatnya pankreas harus mensekresi insulin lebih banyak untuk
mengatasi kadar gula darah. Pada tahap awal ini, kemungkinan individu tersebut akan
mengalami gangguan toleransi glukosa, tetapi belum memenuhi kriteria sebagai
penyandang diabetes mellitus. Kondisi resistensi insulin akan berlanjut dan semakin
bertambah berat, sementara pankreas tidak mampu lagi terus menerus meningkatkan
kemampuan sekresi insulin yang cukup untuk mengontrol gula darah. Peningkatan
produksi glukosa hati, penurunan pemakaian glukosa oleh otot dan lemak berperan atas
terjadinya hiperglikemia kronik saat puasa dan setelah makan. Akhirnya sekresi insulin
oleh beta sel pankreas akan menurun dan kenaikan kadar gula darah semakin bertambah
berat.
3) Diabetes Gestasional
Terjadi pada wanita yang tidak menderita diabetes sebelum kehamilannya. Hiperglikemia
terjadi selama kehamilan akibat sekresi hormone-hormon plasenta. Sesudah melahirkan
bayi, kadar glukosa darah pada wanita yang menderita diabetes gestasional akan kembali
normal. (Brunner & Suddarth, 2002).
G. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan penyaring perlu dilakukan pada kelompok dengan resiko tinggi DM.
Yaitu kelompok usia dewasa tua (>40 tahun), obesitas, tekanan darah tinggi, riwayat keluarga
DM, riwayat kehamilan dengan berat badan lahir bayi >4.000 g, riwaya DM pada kehamilan,
dan dislipidemia. Pemeriksaan penyaring dapat dilakukan dengan pemeriksaan glukosa darah
sewaktu, kadar gula darah puasa (Tabel 53.1), kemudian dapat diikuti dengan Tes Toleransi
Glukosa Oral (TTGO) standar. Untuk kelompok resiko tinggi yang hasil penyaringannya
negatif, perlu pemeriksaan penyaring ulang tiap tahun. Bagi pasien berusia 45 tahun tanpa
faktor resiko, pemeriksaan penyaring dapat dilakukan setiap 3 tahun.
Tabel 53.1 kadar glukosa darah sewaktu dan puasa dengan metode enzimatik sebagai
patokan penyaring dan diagnosis DM (mg/dl)
Ada berbagai tes yang mengukur hal yang sama tetapi memiliki nama yang berbeda,
termasuk hemoglobin A1C dan hemoglobin A1. Nilai normal antara pemeriksaan yang satu
dengan yang lainnya, serta keadaan laboratorium yang satu dan lainnya, memilikmi sedikit
perbedaan dan biasanya berkisar dari 4% hingga 8%.
H. PENATALAKSANAAN
1. Edukasi
Edukasi pada penyandang diabetes meliputi pemahamantentang perjalanan penyakit DM,
perlunya pengendalian dan pemantauan DM secara berkelanjutan, penyulit/komplikasi
DM dan risikonya, dan cara penggunaan obat diabetes/insulin. Selain itu, untuk mencapai
pengelolaan diabetes yang optimal pada penyandang DM dibutuhkan perubahan perilaku
agar dapat menjalani pola hidup sehat meliputi:EDUKASIPERENCANAAN
MAKLATIHAN
a. Mengikuti pola makan sehat
b. Merningkatkan kegiatan jasmani
c. Menggunakan obat diabetes dan obat–obatan pada keadaan khusus secara aman dan
teratur
d. Melakukan pemantauan gula darah mandiri
e. Melakukan perawatan kaki secara berkala
f. Memiliki kemampuan untuk mengenal dan menghadapi keadaan sakit akut seperti
hipoglikemia
3. Latihan jasmani
Kegiatan jasmani sehari–hari dan latihan secara teratur 3-4 kali seminggu selama kurang
lebih 30 menit. Tujuan latihan jasmani untuk menjaga kebugaran,menurunkan berat badan,
dan memperbaiki sensitivitas insulin sehingga akan memperbaiki kendali gula darah.
Latihan jasmani yang dianjurkan berupa latihan jasmani yang bersifat aerobik seperti jalan
kaki, bersepeda santai, jogging, dan berenang. Hindarkan kebiasaan hidup yang kurang
gerak.
5. Insulin
Insulin diperlukan pada keadaan seperti penurunan berat badan yang cepat, komplikasi
akut DM (hiperglikemia berat yang disertai ketosis, ketoasidosis diabetik, hiperglikemia
hiperosmolar nonketotik, hiperglikemia dengan asidosis laktat), gagal dengan pengobatan
obat diabetes oral dosis optimal, kehamilan dengan DM, stress berat (infeksi sistemik,
operasi besar, stroke, dll), gangguan fungsi ginjal dan hati yang berat, dan adanya kontra
indikasi/alergi terhadap obat diabetes oral.
I. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Nyeri akut b.d agen injuri biologis (penurunan perfusi jaringan perifer)
2. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d. ketidakmampuan
menggunakan glukose (tipe 1)
3. Ketidakseimbangan nutrisi lebih dari kebutuhan tubuh b.d. kelebihan intake nutrisi (tipe 2)
4. Resiko syok
5. Resiko infeksi
6. Kerusakan intergritas kulit
7. Retensi urine b.d inkomplit pengosongan kandung kemih, sefingter kuat dan poliuri
8. Ketidakefektifan jaringan perifer b.d penurunan sirkulasi darah keperifer,proses penyakit
(DM)
9. Resiko ketidakseimbangan elektrolit b.d gejala poliuri dan dehedrasi
J. KOMPLIKASI
5). Hipertensi
Hipertensi atau tekanan darah tinggi jarang menimbulkan keluhan yang
dramatis seperti kerusakan mata atau kerusakan ginjal. Namun, harus diingat hipertensi dapat
memicu terjadinya serangan jantung, retinopati, kerusakan ginjal, atau stroke. Risiko
serangan jantung dan stroke menjadi dua kali lipat apabila penderita diabetes juga terkena
hipertensi.
10). Infeksi
Glukosa darah yang tinggi mengganggu fungsi kekebalan tubuh dalam
menghadapi masuknya virus atau kuman sehingga penderita diabetes mudah terkena infeksi.
Tempat yang mudah mengalami infeksi adalah mulut, gusi, paru-paru, kulit, kaki, kandung
kemih dan alat kelamin. Kadar glukosa darah yang tinggi juga merusak sistem saraf sehingga
mengurangi kepekaan penderita terhadap adanya infeksi.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
B. SARAN
Dalam makalah gannguan system endokrin diabetes mellitus ini masih terdapat banyak
kekurangan dan kesalahan , baik dari segi bahasa maupun dari seri penyusunan kalimatnya.
Dari segi isi juga masih terdapat banyak kekurangan dan kurang lengkapnya penjelasan dan
pemaparan dari segi isi tersebut. Oleh karena itu, kami dari tim pembuat makalah ini sangat
mengharapkan kepada para pembaca makalah kami ini agar dapat memberikan kritk dan
saran yang bersifat membangun untuk masa depan yang cerah bagi generasi muda saat ini.
DAFTAR PUSTAKA
Corwin, Elizabeth. 2001.Buku Saku Patofisiologi.Jakarta: EGC
Guyton. 1996. Fisiologi Manusia dan Mekanisme Penyakit . Jakarta: EG
CIrianto, Kus. 2004.Struktur dan Fungsi Tubuh Manusia untuk Paramedis. Bandung: