BEDAH 3 Anggota :
“MENINGITIS”
1. MUHAMAD ALPIYAN
2. AMELIA INTAN SOLEHAH
3. ANAH LAELASARI
4. WINA SRI MEGA
5. RATU DIHANSADZA MAHARANI
KELOMPOK 2 6.
7.
8.
JAHROTUL AMALIYYAH
FARHAN ABDURROHMAN
DICKY FAUZI
3A S1 KEPERAWATAN 9.
10.
11.
IRA RAHMAWATY
OVI SOPIATUL UMMAH
MUHAMAD AKBAR
12. NABILA DWIHARTI HARYONO
13. SOSAN ELEN
14. AHMAD FAUZI
15. FEBIA WIDIANTIKA PUTRI
16. KURNIA ASIH
17. IWAN SETIAWAN
18. SIFA BADRIANSYAH
19. SALSABILA FIRDAUSI AGNISA
Pengertian
(Harsono, 1996)
Meningitis/Radang selaput otak adalah Infeksi pada cairan
serebrospinal (CSS) disertai radang pada pia dan araknoid; ruang
subaraknoid, jaringan superficial otak dan medulla spinalis, kuman-
kuman dapat masuk ke setiap bagian ruang subaraknoid dan dengan cepat
sekali menyebar ke bagian yang lain, sehingga leptomening medulla
spinalis terkena. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa meningitis
selalu merupakan suatu proses serebrospinal.
Anatomi
3. Diensepalon
Fossa bagian tengah atau diensepalon berisi talamus, hipotalamus, dan kelenjar hipopisis. Diensepalon
terdiri dari dua lapisan, yaitu :
● Talamus
● Hipotalamus
4. Batang Otak
Batang otak terletak pada fossa anterior. Bagian-bagian batang otak ini terdiri dari otak
tengah, pons dan medula oblongata. Otak tengah berisi jalur sensorik dan motorik dan
sebagai pusat refleks pendengar dan pengelihatan.
5. Serebelum
Serebelum terletak pada fossa posterior dan terpisah dari hemisfer serebral, lipatan dura
meter, tentorium sereblum. Sebelumnya mempunyai dua aksi yaitu merangsang dan
menghambat dan tanggung jawab yang luas terhadap koordinasi dan gerakkan halus.
Ditambah mengontrol gerakan yang benar, keseimbangan, posisi dan mengintegrasikan
input sensorik.
Etiologi
(Japardi, Iskandar, 2002) (Arif Muttaqin, 2008)
Penyebab meningitis terbagi atas
beberapa golongan umur : Virus, seperti Coxsackie virus
1. Neonatus : Eserichia coli, Bakteri, seperti haemophilus
Streptococcus beta infuenza. Pneumococcus,
hemolitikus, Listeria streptococcus, meningo, coccus dan
monositogenes lain-lain
2. Anak di bawah 4 tahun : Infeksi post operasi
Hemofilus influenza, Trauma kepala
meningococcus, Kelainan System saraf pusat
Pneumococcus.
3. Anak di atas 4 tahun dan
orang dewasa :
Meningococcus,
Pneumococcus.
Tanda dan gejala
Keluhan pertama biasanya nyeri kepala. Rasa ini dapat menjalar ke tengkuk dan
punggung. Tengkuk menjadi kaku. Kaku kuduk disebabkan oleh mengejangnya
otot-otot ekstensor tengkuk. Bila hebat, terjadi opistotonus, yaitu tengkuk kaku
dalam sikap kepala tertengadah dan punggung dalam sikap hiperekstensi.
Kesadaran menurun. Tanda Kernig’s dan Brudzinky positif. (Harsono., 2003)
Gejala meningitis tidak selalu sama, tergantung dari usia si penderita serta virus apa
yang menyebabkannya. Gejala yang paling umum adalah demam yang tinggi,
sakit kepala, pilek, mual, muntah, kejang. Setelah itu biasanya penderita merasa
sangat lelah, leher terasa pegal dan kaku, gangguan kesadaran serta penglihatan
menjadi kurang jelas. Gejala pada bayi yang terkena meningitis, biasanya menjadi
sangat rewel, muncul bercak pada kulit, tangisan lebih keras dan nadanya tinggi,
demam ringan, badan terasa kaku, dan terjadi gangguan kesadaran seperti
tangannya membuat gerakan tidak beraturan. (Japardi, Iskandar., 2002)
Perjalanan penyakit
Pada infeksi akut pasien meninggal akibat toksin bakteri sebelum
terjadi meningitis. Infeksi terbanyak dari pasien ini dengan
kerusakan adrenal, kolaps sirkulasi dan dihubungkan dengan
Meningitis bakteri dimulai sebagai infeksi dari orofaring dan diikuti meluasnya hemoragi (pada sindromWaterhouse-Friderichssen)
dengan septikemia, yang menyebar ke meningen otak dan medula sebagai akibat terjadinya kerusakan endotel dan nekrosis
spinalis bagian atas. Faktor predisposisi mencakup infeksi jalan pembuluh darah yang disebabkan oleh meningokokus.Meningitis
nafas bagian atas, otitis media, mastoiditis, anemia sel sabit dan adalah suatu penyakit infeksi akut dari selaput meningen otak.
hemoglobinopatis lain, prosedur bedah saraf baru, trauma kepala Organisme penyebab meningitis bakteri
dan pengaruh imunologis. Saluran vena yang melalui nasofaring ( pneumococcus, meningooccus, steapilo coccus dan lain-lain )
posterior, telinga bagian tengah dan saluran mastoid menuju otak Masuk ke meningen secara langsung akibat cidera traumatik atau
dan dekat saluran vena-vena meningen; semuanya ini penghubung secara tidak langsung dipindahkan dari tempat lain di dalam
yang menyokong perkembangan bakteri.Organisme masuk ke dalam tubuh kedalam cairan serebro spinal. Kuman yang masuk
aliran darah dan menyebabkan reaksi radang di dalam meningen dan menyebabkan penyakit seperti otitis media, mastoiditis, abses
di bawah korteks, yang dapat menyebabkan trombus dan penurunan otak yang menyebabkan penyempitan pembuluh darah dan
aliran darah serebral. Jaringan serebral mengalami gangguan mengakibatkan kurangnya aliran darah serta O2 ke otak
metabolisme akibat eksudat meningen, vaskulitis dan hipoperfusi. sehingga terjadi penyempitan pembuluh darah yang
Eksudat purulen dapat menyebar sampai dasar otak dan medula mengakibatkan produksi asam laktat meningkat, aktivitas Na dan
spinalis. Radang juga menyebar ke dinding membran ventrikel K terganggu dan terjadi edema dan akhirnya tekanan intracranial
serebral. Meningitis bakteri dihubungkan dengan perubahan meningkat, pada sel otak menimbulkan deficit neurologis,
fisiologis intrakranial, yang terdiri dari peningkatan permeabilitas perubahan perilaku pada sejumlah pasien, disfungsi motoris
pada darah, daerah pertahanan otak (barier oak), edema serebral dan dan perubahan kognitif ( Cecily L, Bets, 2002)
peningkatan TIK.
Pemeriksaan penunjang
a. Analisis CSS dari fungsi lumbal :
b. Glukosa serum :
c. LDH serum :
d. Sel darah putih :
e. Elektrolit darah :
f. ESR/LED :
g. Kultur darah/ hidung/ tenggorokan/ urine :
h. MRI/ scan CT :
i. Ronsen dada/kepala/ sinus :
Diagnosa keperawatan
yang mungkin muncul